• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Fisika SMA Kelas XII IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Fisika SMA Kelas XII IPA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIKA FISIS

WARNA CAHAYA.

Cahaya terdiri dari bermacam-macam warna, hal ini dapat dibuktikan dengan piringan Newton (Newton’s Disc) yang terdiri dari 7 macam warna yaitu : merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. (cara menghafal : MEJIKUHIBINIU) yang diputar dengan cepat akan tampak berwarna putih.

Gambar piringan Newton.

11

Dapat disimpulkan bahwa :

1. Merah

2. Jingga

3. Kuning

4. Hijau

5. Biru

6. Nila

7. Ungu

1. Ketujuh komponen warna disebut sebagai spektrum warna dari sinar putih.

2. Sinar-sinar yang dapat diuraikan atas beberapa komponen warna seperti sinar putih disebut SINAR POLIKROMATIK.

3. Sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan lagi atas beberapa komponen, disebut

SINAR MONOKROMATIK.

4. Dalam ruang hampa, cahaya mempunyai :  Kecepatan perambatan sama.

 Frekuensi masing-masing warna berbeda.

 Panjang gelombang masing-masing warna berbeda. 5. Rumus kecepatan perambatan cahaya (c)

Karena harga c tetap, bila frekuensi kecil maka panjang gelombang besar atau sebaliknya.

6. Cahaya warna merah mempunyai f kecil maka  besar. c

f 

= Kecapatan perambatan cahaya = Frekuensi

(2)

menjadi berbagai warna, hal ini secara sederhana dapat digunakan prisma sebagai media bening.

layar β

merah

ungu

Jika ditinjau dari susunan spektrumnya, maka :

1. Indeks bias (n) : Ungu terbesar sedang merah terkecil. 2. Deviasi ( ) : Ungu terbesar sedang merah terkecil. 3. Frekuensi (f) : Ungu terbesar sedang merah terkecil. 4. Energi photon (Eph) : Ungu terbesar sedang merah terkecil. 5. Panjang gelombang () : Ungu terkecil sedang merah terbesar. 6. Kecepatan (v) : Ungu terkecil sedang merah terbesar. Deviasi sinar merah :

nm = index bias sinar merah.

nu = Index bias sinar ungu.

Sudut yang dibentuk antara deviasi sinar merah (deviasi terkecil) dan sudut deviasi sinar ungu (deviasi terbesar) dinamakan sudut dispersi ()

β flinta n n’ kerona β’

Untuk meniadakan dispersi digunakan prisma akhromatik dengan susunan seperti pada gambar berikut :

 m =  u  B =  B m = (nm – 1)

u = (nu – 1)

(3)

Untuk membuat deviasi total suatu warna = 0, misal untuk warna hijau digunakan susunan prisma pandang lurus. Berlaku :

Lensa akromatik.

Lensa akromatik juga bertujuan sama seperti pada prisma akromatik yaitu susunan dua buah lensa yang mampu menghilangkan peruraian warna (dispersi)

gabbiru

1. Warna cahaya yang jatuh pada benda.

2. Warna-warna yang dipantulkan atau diterima benda.

 Benda-benda yang disinari oleh cahaya matahari atau sumber cahaya lain, akan memantulkan warna cahaya yang sesuai dengan warna benda ini, sedang warna cahaya lainnya diserap.

Contoh : Daun tumbuhan disinari sinar matahari (Cahaya Polikhromatik), maka daun akan memantulkan warna hijau sedangkan warna lain diserap.  Warna benda juga tergantung dari warna cahaya yang dipantulkan atau yang

diterima.

Contoh : Benda berwarna biru bila disinari lampu warna merah maka benda tampak berwarna hitam.

WARNA-WARNA KOMPLEMENTER DAN WARNA PRIMER.

Warna komplementer adalah : Pasangan warna yang jika digabungkan menghasilkan cahaya putih.

Contoh : Warna pada Newton’s Disc (Piringan Newton). Kuning (merah + hijau) + biru = putih (nu – nm) B = (nu - nm) B

(4)

Contoh : warna kuning = merah + hijau warna Cyan = hijau + biru warna Magenta = merah + biru.

Warna primer : Adalah warna yang tidak dapat dibuat dengan menggabungkan warna lain. Yang termasuk warna primer : merah, hijau dan biru.

Ketiga warna tersebut dapat digabung untuk membuat semua warna. Jika ketiganya digabung akan membentuk warna putih.

ABERASI PADA CERMIN DAN LENSA.

Sinar-sinar yang membuat sudut terkecil dengan sumbu utama disebut sinar paraxial. Namun pada umumnya, sinar-sinar itu tidak seperti pendekatan (definisi) di atas biasa disebut sinar non paraxial.

Sinar-sinar non paraxial tersebut, setelah dibiaskan oleh lensa, tidak berpotongan pada satu titik. Akibatnya, bayangan yang dibentuk tidak hanya sebuah.

Tidak hanya sinar non paraxial saja yang menyebabkan bayangan yang dibentuk tidak hanya sebuah, tetapi juga karena jarak titik api lensa tergantung pada index bias lensa, sedang index bias tersebut berbeda-beda untuk panjang gelombang yang berbeda. Sehingga jika sinar tidak monokhromatik (Polikhromatik), lensa akan membentuk sejumlah bayangan yang berbeda-beda posisinya dan juga ukurannya, meskipun sinarnya itu paraxial.

Adanya kenyataan bahwa bayangan yang dibentuk tidak sesuai dengan perkiraan yang didasarkan pada persamaan sederhana (Gauss) disebut ABERASI.

1. Aberasi Sferis.

Adalah kelainan-kelainan pada bayangan yang dibentuk karena pemantulan atau pembiasan oleh permukaan sferis. Hal ini tidak disebabkan karena adanya kesalahan konstruksi daripada lensa atau cermin (misalnya, kesalahan pada pembuatan permukaan sferis), tetapi kelainan-kelainan itu semata-mata merupakan konsekwensi dari pengetrapan hukum pemantulan atau pembiasan pada permukaan sferis.

(5)

Sinar-sinar pantul saling berpotongan membentuk bidang lengkung yang meruncing dengan titik puncaknya di titik api f cermin, bidang lengkung ini disebut bidang kaustik.

b. Aberasi Sferis pada Lensa.

Sinar-sinar paraxial membentuk bayangan dari P (terletak pada sumbu utama) di P. Sedang sinar-sinar yang dekat tepi lensa membentuk bayangan di P. Sinar-sinar yang ditengah lensa akan membentuk bayangan antara Pdan P.

Jika sebuah layar ditempatkan tegak lurus sumbu utama, akan terlihat bayangan yang berbentuk lingkaran pada layar itu.

Lingkaran terkecil bila layar pada “c c” (Circle of least confusion) dan pada tempat inilah diperoleh bayangan terbaik.

Jenis aberasi ini dapat dihilangkan dengan memasang diaphragma.

2 Aberasi Koma.

Aberasi ini sama halnya dengan aberasi sferis. Hanya saja, kalau aberasi sferis untuk benda yang terletak pada sumbu utama, sedang aberasi koma untuk benda-benda yang tidak terletak pada sumbu utama. Sehingga, kalau pada aberasi sferis bayangan berbentuk pada layar merupakan lingkaran, tetapi pada aberasi koma, bentuk bayangan pada layar berbentuk “koma” dan sebab itu disebut ABERASI KOMA.

3 Aberasi Distorsi.

Aberasi ini justru terjadi pada lensa tunggal berdiafragma. Ada dua macam distorsi :

a. Distorsi bantal jarum (Pinchusion), dengan pembesaran seperti gambar dibawah ini.

Distorsi ini terjadi bila diaphragma terletak di belakang lensa.

(6)

Distorsi ini terjadi bila bayangan diletakkan di depan lensa. Distorsi ini dihilangkan dengan meletakkan diaphragma ditengah-tengah di antara dua lensa tersebut.

2 Aberasi Khromatik.

Adalah : Pembiasan cahaya yang berbeda panjang gelombang pada titik fokus yang berbeda.

Cahaya polykhromatik sejajar sumbu utama yang datang pada sebuah lensa akan diuraikan menjadi berbagai warna. Tiap warna cahaya memotong sumbu utama pada titik-titik yang berlainan.

Hal ini disebabkan tiap-tiap warna mempunyai fokus sendiri-sendiri. Titik fokus warna merah (fm) paling jauh dari lensa sedangkan titik fokus untuk cahaya ungu (fu) paling dekat ke lensa.

G a m b a r .

CATATAN TAMBAHAN.

1. Pelangi adalah spektrum sinar matahari yang diuraikan oleh butir-butir air hujan dan peristiwanya disebut “DISPERSI”.

Pelangi hanya kita lihat jika kita membelakangi matahari dan jauh didepan kita terjadi hujan.

2. Garis-garis Fraunhofer adalah garis-garis hitam pada spektrum matahari. 3. Hukum Kirchoff untuk cahaya.

Bila cahaya melalui gas/uap, maka gas atau uap tersebut akan menyerap warna cahaya yang tetap sama dengan warna cahaya yang akan dipancarkan bila gas/uap itu berpijar. Benda-benda yang berpijar akan menghasilkan spektrum yang kontinyu.

(7)

5. Penentuan gerak bintang berdasarkan perubahan warna.

Bintang yang sedang menjauhi bumi memberikan garis-garis yang bergeser ke arah warna merah, sedang yang mendekati bumi spektrumnya bergeser kearah warna ungu (Azaz Doppler).

6. Fluoresensi : Adalah gejala di mana suatu zat bila disinari oleh cahaya akan terjadi perpendaran dan pendaran tersebut akan hilang setelah penyinaran atas dirinya dihentikan.

7. Fosforesensi adalah : Peristiwa dimana suatu zat akan memancarkan sinar setelah penyinaran atas dirinya dihentikan.

Kunang-kunang, perpendaran air laut, fosfor akan mengeluarkan cahaya, cahaya yang dikeluarkan bukan peristiwa pengfosforan (Fosforesensi) melainkan disebabkan oleh peristiwa kimia (Oksidasi).

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI. 1. Interferensi Cahaya.

Definisi : Perpaduan dua atau lebih sumber cahaya sehingga menghasilkan keadaan yang lebih terang (interferensi maksimum) dan keadaan yang gelap (interferensi minimum).

Syarat : Cahaya tersebut harus koheren.

Koheren : Dua sumber cahaya atau lebih yang mempunyai frekwensi, amplitudo dan beda fase yang tetap.

Untuk mendapatkan cahaya koheren dapat digunakan beberapa metode : a. Percobaan cermin Fresnell.

b. Percobaan Young. c. Cincin Newton.

d. Interferensi cahaya pada selaput tipis.

Ada dua macam interferensi cahaya :

 Interferensi maksimum : Pada layar didapatkan garis terang apabila beda jalan cahaya antara celah merupakan bilangan genap dari setengah panjang gelombang.

 Interferensi minimum : Pada layar didapatkan garis gelap apabila beda jalan antara kedua berkas cahaya merupakan bilangan ganjil dari setengah panjang gelombang.

(8)

Fresnell menggunakan dua cermin datar yang ujung-ujungnya diletakkan satu sama lain sehingga membentuk sebuah sudut yang mendekati 1800.

Sinar dari S dipantulkan oleh cermin I seolah-olah berasal dari S1 dan oleh cermin II seolah-olah S2.

Bila P adalah garis gelap ke k di sebelah M, maka :

Bila P adalah garis terang ke k setelah garis terang pusat M, maka :

Untuk k = 1,2,3,…n Keterangan :

p = Jarak terang pusat ke garis gelap pada layar (PM). d = Jarak antara sumber cahaya (S1 dan S2).

l = Jarak sumber cahaya ke layar.

 = Panjang gelombang cahaya yang dipergunakan..

b Percobaan Young.

Sumber cahaya yang monokromatik dilewatkan suatu celah yang sempit S kemudian diteruskan melalui celah S1 dan S2.

S1 dan S2 berlaku sebagai dua buah sumber cahaya garis yang sejajar dan koheren yang baru.

(9)

Untuk max/terang Karena  kecil sekali maka sin  

l

l = Jarak antara sumber dan layar.

c Cincin Newton.

Bila cahaya dijatuhkan pada susunan lensa plankonveks yang diletakkan diatas kaca, karena diantara lensa dan kaca terdapat lapisan udara yang bertindak sebagai selaput tipis, cahaya tersebut akan mengalami interferensi. Bila cahaya yang dijatuhkan berupa cahaya monokromatik, maka di permukaan datar lensa plankonveks terlihat cincin gelap (minimum) dan terang (maksimum). Tetapi bila yang dijatuhkan sinar polikromatik akan terlihat cincin berwarna. Cincin yang terlihat ini dinamakan cincin Newton.

(10)

Cahaya mengenai lapisan tipis dengan sudut datang i maka :

 Sebagian dipantulkan langsung (gambar garis H) dan dilewatkan pada sebuah lensa positif dan difokuskan di P.

 Sebagian dibiaskan, yang akan dipantulkan kembali ke permukaan yang dilewatkan pada sebuah lensa positif (gambar garis C) sehingga difokuskan di P.

 Berkas cahaya di P merupakan hasil interferensi berkas cahaya yang dipantulkan langsung (H), dan berkas cahaya yang mengalami pembiasan dahulu, kemudian baru dipantulkan (C).

Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada peristiwa :  Warna-warna cahaya yang dipantulkan oleh buih sabun.

 Warna-warna cahaya yang dipantulkan oleh lapisan minyak di atas permukaan air.

R U M U S.

1. Selisih jalan yang dilalui oleh berkas cahaya (H) dan Cahaya (C) adalah :

2. Interferensi maksimum (terang)

Titik P akan merupakan titik terang jika :

3. Interferensi minimum (gelap)

Titik P akan merupakan titik gelap jika :

2 Difraksi Cahaya (Lenturan Cahaya).

Definisi : Peristiwa pembelokan arah sinar jika sinar tersenut mendapat halangan. Penghalang yang dipergunakan biasanya berupa kisi, yaitu celah sempit. Macam-macam difraksi (lenturan cahaya).

a Difraksi Pada Celah Tunggal.

X = n (AB+BC) – n (AH) = 2 n d cos r

2 n d cos r = (2k + 1)

2 1

2 n d cos r = (2k)21

(11)

SA – SB = (2k + 1) 21

 atau

d sin  = (2k + 1)

2 1

SA – SB = (2k) 21

 atau

d sin  = (2k) 12

Seberkas cahaya dilewatkan pada celah sempit, cahaya yang keluar di belakang celah akan menjalar dengan arah seperti pada gambar.

Disini terlihat bahwa cahaya selain diteruskan juga dibelokkan.

Difraksi Juga Akan Menimbulkan Interferensi.

Hal ini dapat kita kembali pada percobaan Young.

Selisih beda lintasan sinar SA dan SB dapat ditulis SA – SB = d sin  Oleh karena itu interferensi maksimum (garis terang) terjadi :

Interferensi minimum (garis gelap) terjadi :

Keterangan : d = Lebar celah

 = Sudut deviasi (difraksi) k = Orde difraksi (0,1,2,3,….n)

 = Panjang gelombang cahaya yang dipakai.

(12)

Cahaya yang lewat pada kisi dilewatkan lagi pada lensa positif, kemudian baru mengenai layar.

Gambar.

Bila titik P pada layar terlihat garis terang, maka :

Bila titik P pada layar terlihat garis gelap, maka :

Harga n adalah : 0,1,2,3,4,…n.

Ada 2 macam bentuk difraksi yang perlu diketahui, yaitu :

 Difraksi Fraunhoffer : Bila benda dan layar terletak pada jarak tak terhingga.

 Difraksi Fresnell : Bila benda/layar atau keduanya terletak pada jarak berhingga dari celah.

POLARISASI CAHAYA (PENGKUTUBAN).

Kita ketahui bahwa cahaya merambat sebagai gelombang, namun cahaya termasuk dalam gelombang transversal atau longitudinal belum diketahui. Namun dengan peristiwa adanya polarisasi, maka dapat dipastikan bahwa cahaya termasuk dalam gelombang transversal, karena gelombang longitudinal tidak pernah mengalami polarisasi.

Polarisasi cahaya adalah : Pengkutuban daripada arah getar dari gelombang transversal. (Dengan demikian tidak terjadi polarisasi pada gelombang longitudinal).

d sin  = 2n.12

(13)

Berkas cahaya yang berasal dari sebuah sumber cahaya, mempunyai arah getar bermacam-macam, sinar semacam ini disebut sinar wajar.

Bila sinar wajar ini dikenakan pada permukaan pemantulan, permukaan pemantulan mempunyai kecenderungan untuk memantulkan sinar-sinar yang arah getarnya sejajar dengan cermin. Sampai pada suatu sudut datang tertentu, hanya satu arah getar saja yang dipantulkan, yaitu arah getar yang sejajar bidang cermin. Sudut ini disebut sudut polarisasi dan sinar yang mempunyai satu arah getar saja disebut : sinar polarisasi atau cahaya terpolarisasi linier.

Cahaya terpolarisasi dapat terjadi karena : a Peristiwa pemantulan.

b Peristiwa pembiasan. c Peristiwa pembiasan ganda. d Peristiwa absorbsi selektif.

a. Polarisasi Cahaya Karena Pemantulan.

Polarisasi linier terjadi bila cahaya yang datang pada cermin dengan sudut 570.

(14)

Polarisasi linier terjadi bila sinar pantul oleh benda bening dengan sinar bias membentuk

ip = Sudut datang (sudut terpolarisasi) N = Index bias udara

(15)

Sinar (2) = Sinar biasa

Karena mengikuti hukum Snellius. Pembiasan berganda ini terjadi pada kristal :

- Calcite

- Kwarsa

- Mika

- Kristal gula

- Kristal es.

d.Polarisasi Cahaya Karena Absorbsi Selektif.

Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada lembar polaroid pertama disebut POLARISATOR, dengan sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-garis pada polarisator. Kemudian dilewatkan pada polaroid kedua yang disebut ANALISATOR. Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh analisator I, dapat dinyatakan sebagai :

Dengan I0 adalah intensitas gelombang dari polarisator yang datang pada analisator. Sudut  adalah sudut antara arah sumbu polarisasi dan polarisator dan analisator. Persamaan di atas dikenal dengan HUKUM MALUS, diketemukan oleh Etienne Louis Malus pada tahun 1809.

Dari persamaan hukum Malus ini dapat disimpulkan :

1. Intensitas cahaya yang diteruskan maksimum jika kedua sumbu polarisasi sejajar ( = 00 atau  = 1800).

2. Intensitas cahaya yang diteruskan = 0 (nol) (diserap seluruhnya oleh analisator) jika kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain.

PEMUTARAN BIDANG GETAR.

Berkas cahaya yang melalui polarisator dan analisator, diantara polarisator dan analisator diletakkan tabung yang diisi larutan, maka larutan yang ada dalam tabung akan memutar bidang getarnya.

(16)

c = Konsentrasi larutan gula. l = Panjang larutan gula.

s = Sudut putaran jenis larutan gula.

Larutan yang dapat memutar bidang getar biasanya larutan yang mengandung unsur C (Carbon) yang asimetris.

HAMBURAN CAHAYA.

Bila cahaya datang pada medium, sinar tersebut akan (mungkin) dipancarkan ke segala arah, hal ini dinamakan “HAMBURAN CAHAYA”

hamburan Cahaya

Contoh :

- Langit berwarna biru.

- Matahari terbit/tenggelam, langit akan berwarna merah.

- Langit di sekitar bulan berwarna hitam.

RAMALAN RAYLEIGH MENGENAI HAMBURAN CAHAYA.

Rayleigh menyatakan : Bahwa gelombang cahaya dengan panjang gelombang pendek lebih banyak dihamburkan daripada gelombang cahaya dengan panjang gelombang yang panjang.

FOTOMETRI (PENGUKURAN CAHAYA).

Fotometri adalah : Suatu ilmu yang mempelajari teknik illuminasi (penerangan) Dalam fotometri dikenal besaran-besaran :

a FLUX CAHAYA (F)

Definisi : Energi cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya per detik. Satuan : Lumen.

(17)

Definisi : Flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya per detik. Rumus : I = F

Satuan : Lilin atau Kandela atau SteradianLumen Untuk bola :  = 4

Maka : F = 4I

c KUAT PENERANGAN (E).

Definisi : Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya per satuan luas bidang yang menerima cahaya tersebut

Keterangan : E = kuat penerangan (LUX) d = jarak

1 LUX adalah Kuat penerangan suatu bidang, dimana tiap-tiap m2 didatangi oleh flux cahaya 1 Lumen. prinsipnya membandingkan kuat penerangan (E) dari sumber cahaya yang hendak diukur.

(18)

f TERANG CAHAYA. e = AI

e = terang cahaya I = Kuat cahaya A = Luas (cm2) Satuan e = stilb. 1 stilb = 1 kandela/cm2

=========o0o=========

LATIHAN OPTIKA FISIS.

a Dispersi.

1. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada kaca flinta dengan sudut datang 300. Berapa besarnya sudut antara sinar merah dan sinar lembayung yang dibiaskan di dalam kaca tersebut ? nm = 1,62 nl = 1,64 (14). 2. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada kaca kerona dengan sudut datang 450. n

(19)

3. Seberkas sinar putih kita datangkan ke permukaan air dengan sudut datang 600. Bila index bias untuk sinar merah dan sinar ungu masing-masing 1,33 dan 1,35. Berapa selisih sudut bias kedua sinar tersebut dalam air ? (0,7240).

4. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada kaca planparalel dengan sudut datang 300. Tebal kaca itu 10 cm. Berapakah jarak antara sinar merah dan sinar lembayung yang keluar dari kaca ? nm = 1,62 nl = 1,64 (0,4 mm). 5. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada sebuah prisma karbondisulfida dengan

sudut datang 300. Bila sudut pembias prisma 300. Berapakah dispersinya ? n

m = 1,62 nv = 1,65 (Deviasi semua sinar tidak minimum)

(59).

6. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada salah satu bidang sisi prisma kaca flinta dengan sudut datang 450. n

m = 1,6 ; nl = 1,64. Bila sudut pembias prisma 300 dan deviasi semua sinar dianggap tidak minimum. Maka sudut dispersi antara sinar

merah dan lembayung adalah …….

(38).

7. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada prisma gelas yang sudut pembiasnya 600. Bila dianggap bahwa semua sinar mengalami deviasi minimum, berapakah dispersinya ? nm = 1,62 ; nv = 1,64 (10 58). 8. Suatu berkas sinar putih kita datangkan pada prisma kaca yang sudut pembiasnya

450. Bila dianggap semua sinar mengalami deviasi minimum sedangkan n

m = 1,51 ; nu = 1,53. Berapakah sudut dispersinya ? (1,0780). 9. Suatu berkas sinar putih sejajar datang pada prisma kaca kerona. Bila sudut pembias

prisma 100 dan sinar merah mengalami deviasi minimum, berapakah dispersinya ? nm = 1,51 ; nl = 1,52

(7).

b Prisma Akromatik.

10. Orang hendak menggabungkan sebuah prisma kaca kerona dengan sudut pembias 150 dengan sebuah prisma kaca flinta sehingga menjadi prisma gabungan prisma yang akromatik.

a. Berapakah besarnya sudut pembias prisma kaca flinta ? (7,50).

b. Berapakah deviasi prisma gabungan itu ? (30).

Untuk kaca kerona : nv = 1,53 nm = 1,51 Untuk kaca flinta : nv = 1,66 nm = 1,62

11. Sebuah prisma akromatik, terdiri dari prisma kaca kerona (nm = 1,51 ; nl = 1,54) yang diletakkan pada prisma kaca flinta (nm = 1,60 ; nl = 1,64) Bila sudut pembias prisma kerona 80, maka sudut pembias prisma flinta………dan deviasi gabungannya adalah……. (60 dan 0,480).

(20)

c Aberasi kromatik dan lensa kromatik.

14. Sebuah lensa positif mempunyai jarak titik api 25 cm untuk sinar merah. Berapakah jarak titik apinya untuk sinar violet. Nm = 1,60 nv = 1,64 (23,44 cm). 15. Sebuah lensa plankonveks mempunyai jarak titik api 20 cm untuk sinar merah.

Berapa jarak antara titik api sinar merah dan titik api sinar lembayung bila nm = 1,74 dan nl = 1,81 ? (1,73). 16. Sebuah lensa positif mempunyai jarak titik api untuk sinar merah. nm = 1,60

nl = 1,64. Berapakah jarak antara titik api merah dan titik api lembayung ? (0,625). 17. Sebuah benda berada 16 cm didepan lensa positif. Jarak titik api untuk sinar merah 12 cm. Bila nm = 1,74 dan nu = 1,81. Berapakah jarak antara bayangan merah dan bayangan ungu yang terbentuk ? (13,176 cm).

18. Sebuah benda berada di sumbu utama, 2 dm dimuka lensa negatif yang mempunyai jarak titik api 3 dm untuk sinar merah. Berapakah jarak antara bayangan merah dan bayangan violet benda itu ? nm = 1,74 nv = 1,81 (4 mm).

19. Sebuah lensa akromatik terdiri dari sebuah lensa bi-konveks setangkup dari kaca kerona yang dilekatkan pada lensa cekung dari kaca flinta. Jari-jari kelengkungan yang bersamaan 4 dm. Berapakah jari-jari kelengkungan yang lain ?

Berapakah jarak titik api susunan lensa itu ? Kaca kerona nm = 1,51 nv = 1,53

Kaca flinta nm = 1,60 nv = 1,64 (tak berhingga ; 9,25 dm). 20. Sebuah lensa akromatik terdiri dari sebuah lensa bikonveks yang setangkup dari kaca

kerona (nm = 1,51 nv = 1.53) yang dilekatkan pada lensa negatif dari kaca flinta (nm = 1,74 nv = 1,81). Bila jari-jari kelengkungan yang bersamaan 2 dm, maka jari-jari kelengkungan yang lain………… (4,7 dm).

Jarak titik api susunan lensa tersebut adalah……… (3,35 dm). d Interferensi.

(21)

mm. Jarak tegak lurus antara kedua sumber cahaya maya sampai tabir 1,5 m. Bila jarak antara garis terang pusat yang tertangkap pada tabir dengan garis-garis terang I di sebelah menyebelahnya 3,5 mm, berapakah panjang gelombang sinar tersebut ? (700 m).

22. Pada percobaan interferensi dengan cermin Fresnel digunakan cahaya dengan panjang gelombang 589 mili mikron. Jarak antara sumber cahaya maya sampai tabir 50 cm. Jarak antara garis terang pusat dan garis terang ke I yang tampak pada layar sebesar 2,945 mm. Berapa jarak antara kedua sumber cahaya maya tersebut ?

(0,01 cm).

23. Dua buah celah terletak terpisah pada jarak 0,2 mm disinari oleh cahaya monokromatik. Layar ditempatkan 1 m dari celah. Garis terang ke-3 yang tampak pada layar berjarak 7,5 mm dari garis terang pusat. Bila 1 Angstrom = 10 –10 m,

25. Berapa sudut polarisasi suatu sinar yang dijatuhkan pada kaca kerona dengan indeks bias 1,52 ? (56,660).

26. Sebuah sakharimeter mempunyai tabung yang panjangnya 25 cm yang berisi larutan gula pasir. Bila digunakan sinar natrium pemutaran bidang polarisasinya 200. Berapakah konsentrasi larutan ? (12%).

27. Antara dua polarisator yang disusun bersilangan dipasang sebuah polarisator lain demikian sehingga membuat sudut 450 dengan sumbu polarisator yang pertama. Kemudian didatangkan suatu berkas sinar cahaya tak terkutub melalui susunan tersebut. Berapa % banyaknya tenaga cahaya yang diteruskan oleh susunan itu ? (12,5 %).

28. Sebuah sakharimeter mempunyai tabung yang panjangnya 20 cm dan berisi larutan gula pasir dengan kepekatan 10 %. = 66,5 %. Pemutaran bidang polarisasinya bila digunakan sinar natrium ialah……… (13,30).

29. Antara dua buah polarisator yang disusun beriring dengan sumbunya sejajar satu sama lain dipasang sebuah polarisator lain demikian sehingga membentuk sudut 600 dengan sumbu polarisator yang pertama. Banyaknya tenaga suatu berkas sinar cahaya tak terkutub yang diteruskan oleh susunan tersebut adalah…… (1/32 bagian).

(22)

Gambar

Gambar piringan Newton.
gambar berikut :
gambar dibawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Bila panjang pipa organa terbuka tersebut sama dengan panjang sebuah pipa organa tertutup, maka berapa frekwensi nada atas pertama yang dihasilkan oleh pipa organa tertutup ini,

Apabila pada ujung atas pipa organa tertutup, maka dinamakan pipa organa tertutup , sehingga gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung

15. Dua keping logam yang sejajar dan berjarak 0,5 cm satu dari yang lain. Diberi muatan listrik yang berlawanan hingga beda potensialnya 10 4 Volt. Bila muatan elektron adalah

Bila arus listrik yang berada anatara telapak tangan kanan dan jarum magnet mengalir dengan arah dari pergelangan tangan menuju ujung-ujung jari, kutub utara

mengatur medan listrik E dapat dihasilkan gaya listrik F= E.q yang tepat sama dengan berat tetes minyak m.g maka dalam keadaan ini, tetes minyak akan diam.. Flistrik = berat

bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul  Yakin Benar  Tidak Yakin Benar Sifat bayangan yang dibentuk oleh

Jika bayangan yang terbentuk  berada pada jarak 10 cm, jari-jari kelengkungan yang dimiliki lensa adalah ..... Kekuatan lensa yang dimiliki suatu lensa adalah +25 dioptri,

Bayangan yang terbentuk oleh lensa positif sebuah benda yang terletak pada jarak f<S<2f dari lensa bersifat….. Sebuah benda diletakkan 0,3m di depan lensa negatif