1 BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung pemerintahan yang good governance maka Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat membuat suatu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sesuai dengan perkembangan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan ditetapkan melalui PERDA No.17 tahun 2014 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang didasarkan kepada prinsip efisiensi dan produktifitas maka terhadap Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 900/Kep.921-Keu/2009 menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan diselenggarakan dengan tujuan utama memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan, tindakan medis dan diagnostik serta upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif serta penelitian dan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan memperhatikan norma-norma agama Islam.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat sebagai Pengguna Anggaran dari setiap Program dan Kegiatan yang diusulkan merupakan strategi untuk mempertanggung jawabkan yang tepat, jelas dan nyata sehingga setiap dana yang dikeluarkan diperlukan Laporan yang menyangkut masalah sasaran yang dicapai sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Kerja (Renja).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengukur sejauh mana kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan kegiatannya, sehingga Visi dan Misi yang ditetapkan bisa tercapai.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam penyusunan LKIP Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik
2 Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 15), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5589);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan daerah Kepada Pemerintah,Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
4 Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-5 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 47 Seri E);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008- 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 60) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 86);
6
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor 23 Seri A);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 13 Seri A);
32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 14 Seri A);
33. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang Sistem Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 181 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 52 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang Sistem Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 52 Seri E).
34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 17 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Provinsi Jawa Barat;
35. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 1 Seri A) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 26 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 26 Seri A);
36. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 46 Tahun 2012 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 46 Seri A);
7
37. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor 24 Seri E), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 35 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 35 Seri E);
38. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 121.04/Kep.918-Otdaksm/2012 tentang Tim Penyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2012 dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Gubernur Jawa Barat Tahun 2008-2013.
39. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 61 tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Al – Ihsan Provinsi Jawa Barat;
C. Maksud dan Tujuan
LKIP merupakan informasi kinerja, baik keberhasilan maupun kegagalan suatu instansi pemerintah yang merupakan pelaksanaan kewajiban dan pertanggungjawaban bagi pimpinan suatu instansi pemerintah yang melaksanakan kegiatan yang dituangkan berupa administrasi Publik Pemerintahan dengan tujuan “Mengukur tingkat kinerja aparatur pemerintah dalam
mengelola instansi pemerintah dalam rangka menciptakan pemerintahan yang Good
Governance”.
D. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi
1. Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Tata Kerja Organisasi Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Barat serta dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
8
2. Tugas Pokok
a. Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang pari purna, yaitu menyelenggarakan dan melaksanakan pengobatan, perawatan, pemulihan, pencegahan dan promosi dibidang kesehatan, yang meliputi fungsi pelayanan medik dan keperawatan serta umum dan keuangan.
b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana di maksud pada poin 1 di atas, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi :
1) Perumusan dan penetapan kebijakan teknis pengelolaan pelayanan kesehatan 2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan penunjang lainnya
3) Penyelenggaraan pengelolaan fungsi umum dan keuangan 3. Fungsi
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan keshatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis,
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sdm dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan meningkatnya jumlah, jenis penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Fungsi pelayanan kesehatan sebagai pemulihan kesehatan masyarakat yang dijalankan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan adalah :
a. Fungsi rujukan perusahaan/ mitra kerja
b. Fungsi pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran c. Fungsi rehabilitasi medis untuk membantu dalam penyembuhan dan pemulihan
pasien
9 BAB II
PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Stratejik Lima Tahun (2013 – 2018)
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan merupakan salah satu rumah sakit milik Provinsi Jawa Barat serta merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berada di lingkungan Provinsi Jawa Barat, sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan harus mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, khususnya Akselerasi Visi Provinsi Jawa Barat yakni Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera melalui pembangunan kesehatan di jawa Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan merupakan bagian dari jajaran pemerintah daerah yang menjalankan tugasnya untuk memberikan pelayanan umum dan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya melalui pembangunan kesehatan. Dengan demikian Rencana Stratejik disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan.
B. Visi dan Misi
Pembangunan di Provinsi Jawa Barat dari tahun ketahun dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran seluruh masyarakat Jawa Barat. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui perencanaan pembangunan yang dilaksanakan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, ketersedian sumber daya, serta tepat waktu. Adapun indikator utama yang menjadi ciri keberhasilan pembangunan tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hal ini dipertegas dalam misi pertama yaitu peningkatan kualitas dan produktivitas Sumber Daya Manusia dengan sasaran pertama meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan dan kesehatan.
Dalam rangka mencapai Usia Harapan Hidup, maka indikator utama yang harus diintervensi yaitu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Kasar (AKK) yang masih tinggi di Jawa Barat umumnya dan di wilayah Kabupaten Bandung khususnya. Angka-angka tersebut mempunyai daya ungkit dalam peningkatan UHH.
10 Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan merupakan salah satu rumah sakit milik Provinsi Jawa Barat serta merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) yang berada di lingkungan Provinsi Jawa Barat, sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan harus mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, khususnya Akselerasi Visi Provinsi Jawa Barat menuju IPM 76.50 – 77.00 dan AHH 71 – 72 melalui pembangunan kesehatan di jawa Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan merupakan bagian dari jajaran pemerintah daerah yang menjalankan tugasnya untuk memberikan pelayanan umum dan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya melalui pembangunan kesehatan. Dengan demikian Rencana Stratejik disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan.
1. Visi dan Misi Provinsi Jawa Barat
Visi Provinsi Jawa Barat 2013-2018
RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”
Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan social masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan local dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial
11 secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.
Misi Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan lima misi sebagai berikut:
- Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing.Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi.
- Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
- Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasa Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur professional, system yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintah hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/ kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota.
- Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk mencipatakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya
12 dukung dan daya tamping lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi.
- Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu kehidupan social kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal social dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga yingkat nasional dan onternasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan industry pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kerifan lokal.
2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan 2013-2018
Sesuai perkembangan kedepan dengan mempertimbangkan Visi dan Misi Provinsi serta hasil kinerja pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan dan daya saing, dimana Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan dituntut mempunyai keunggulan dari pesaingnya, maka perlu adanya visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan kedepan sebagai berikut :
“Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Terdepan Pilihan Utama di Jawa Barat Tahun 2018“
Misi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan 2013-2018 :
a. Mewujudkan Center of Excellent (Pelayanan Unggulan): pelayanan jantung, traumatic, degeneratif, perinatologi, stroke, penyakit infeksi dan kasus emergency.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang Profesional yang dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan
c. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas
13 rumah sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil guna
e. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada sistem informasi terpadu
Untuk mendukung Visi dan Misi tersebut di atas, dibutuhkan rencana strategis: a. Mengantisipasi kebutuhan pelayanan kesehatan industri
b. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan iman dan taqwa
c. Diperolehnya kepuasan, kenyamanan dan keamanan lahir dan bathin konsumen d. Pada dasarnya bertekad untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran modern dengan menyerap dan mengadaptasi perkembangan mutakhir
e. Membudayakan sistem pelayanan kesehatan modern ditengah-tengah masyarakat majemuk (tradisional semi modern, modern)
f. Terselenggaranya pelayanan medis dan penunjang medis yang sesuai dengan ilmu kedokteran mutakhir
g. Terselenggaranya Sumber Daya Manusia yang bermutu dan profesional dalam memberikan pelayanan
h. Tersedianya fasilitas dan penunjang medis sesuai kebutuhan
C. Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran 1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat:
a. Menciptakan pelayanan unggulan yang bermutu, cepat, tepat dan akurat. b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang profesional yang dilandasi
keimanan dan ketakwaan.
c. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas.Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan kesehatan, pelatihan, rumah sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil guna.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada system informasi yang terpadu.
14 2. Sasaran dan Indikator Sasaran
Suatu Institusi tentu harus terus berusaha dan berupaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetukan, hal tersebut tergantung juga kepada Perencanaan awal yang bisa menentukan akan maju mundurnya suatu organisasi. Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dalam perencanaan kinerja tahun 2015 telah disusun dan mengacu kepada pencapaian visi dan misi yang dituangkan dalam Rencana Strategis tahun 2013 – 2018.
Untuk Sasaran stratejik dan Indikator pada tahun 2015, setelah melalui proses penyusunan Pra RKA, RKA kemudian DPA dan ditetapkan sebagai DPA tahun 2015, maka Sasaran stratejik dan Indikator tetap sama yang berbeda adalah kegiatan dan anggarannya.
Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
No Tujuan Sasaran Indikator Satuan Standar/
Target Target (%) 1. Menciptakan pelayanan kesehatan unggulan yang bermutu, cepat, tepat dan akurat
Terciptanya
pelayanan kesehatan unggulan yang bermutu, cepat, tepat dan akurat
Respon time di IGD Mnt ≤ 4,5 100 Peningkatan jumlah
kunjungan rawat jalan
orang 256.196 90
Bed occupancy rate
(BOR) % 60-85 95
Average Length of
Stay (ALOS) hari < 12 100
Bed Turn Over
(BTO) kali 45-50 95
Turn Over Interval
(TOI) hari 1 100
Nett Death Rate
(NDR) % 2,5 90
Gross Death Rate
(GDR) % 4,5 90 Angka Infeksi RS % ≤1,5 100 Indeks Kepuasan Masyarakat % 80 80 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang profesional Terwujudnya SDM yang profesional yang dilandasi keimanan dan ketakwaan SDM terlatih minimal 20 jam / tahun % ≥ 60 60 Tingkat absensi pegawai % 3 90
15 Tingkat labour turn
over % 2 90 Jumlah SDM profesi sesuai kualifikasi dan standar kebutuhan % 100 95 3.. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit Standarisasi fasilitas kesehatan % ≤ 80 80 4. Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan kesehatan, pelatihan, rumah sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil guna. Meningkatnya kerjasama pelayanan kesehatan dengan mitra kerja Jumlah kerjasama
dengan mitra kerja unit 100 90
Meningkatnya kerjasama pendidikan, pelatihan dan penelitian dengan institusi pendidikan Jumlah institusi pendidikan yang memanfaat kan fasilitas rumah sakit unit 25 90 5. Meningkatkan mutu pelayananj kesehatan yang berbasis pada system informasi terpadu Meningkatnya pengguna sistem informasi terpadu Prosentase informasi yang terintegrasi dalam SIM-RS % 90 100
D. Strategi dan Arah Kebijakan 1. Strategi
a. Mengantisipasi kebutuhan pelayanan industri.
b. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi disertai dengan iman dan taqwa.
c. Diperolehnya kepuasan, kenyamanan dan keamanan lahir dan bathin konsumen. d. Pada dasarnya bertekad untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
16
e. Membudayakan sistem pelayanan kesehatan modern di tengah-tengah masyarakat majemuk (tradisional, semi modern dan modern).
f. Terselenggaranya pelayanan medis dan penunjang medis yang sesuai dengan ilmu kedokteran mutakhir.
g. Terselenggaranya Sumber Daya Manusia yang bermutu dan profesional dalam memberikan pelayanan.
h. Tersedianya fasilitas medis dan penunjang medis sesuai kebutuhan.
2. Kebijakan
Kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan
melalui program sebagai berikut: a. Pelayanan yang bermutu dan terjangkau
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM
c. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana medis dan penunjang medis d. Pembangunan infrastruktur gedung utama pelayanan, perkantoran dan
perparkiran dan gedung radiotherapi
Tabel 2.2 Tujuan, Sasaran dan Kebijakan
No Tujuan Sasaran Kebijakan
1. Menciptakan pelayanan kesehatan unggulan yang bermutu, cepat, tepat dan akurat
Terciptanya pelayanan kesehatan unggulan yang bermutu, cepat, tepat dan akurat
Pelayanan yang bermutu dan terjangkau
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang profesional
Terwujudnya SDM yang profesional yang dilandasi keimanan dan ketakwaan
Peningkatan
kuantitas dan kualitas SDM
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas
Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit
Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana medis dan penunjang medis
17
4. Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan
kesehatan, pelatihan, rumah sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil guna.
- Meningkatnya kerjasama pelayanan kesehatan dengan mitra kerja
- Rujukan pelayanan kesehatan - Akreditasi Rumah Sakit pendidikan - Meningkatnya kerjasama pendidikan, pelatihan dan penelitian dengan institusi pendidikan 5. Meningkatkan mutu pelayananj
kesehatan yang berbasis pada system informasi terpadu
Meningkatnya pengguna
sistem informasi terpadu Fasilitas SMS Gateway, Website
D. Sasaran dan Program
Tabel 2.3 Sasaran dan Program / Kegiatan Tahun Anggaran 2015
No Sasaran Program / Kegiatan
1. Terciptanya pelayanan kesehatan unggulan yang bermutu, cepat, tepat dan akurat
- Program Pengembangan Lingkungan Sehat
- Program Pelayanan Kesehatan 2. Terwujudnya SDM yang
profesional yang dilandasi keimanan dan ketakwaan
- Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
- Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur
3. Meningkatnya kerjasama pelayanan kesehatan dengan mitra kerja
Program Manajemen Kesehatan
4. Meningkatnya kerjasama pendidikan, pelatihan dan penelitian dengan institusi pendidikan
Program Sumber Daya Kesehatan
5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit
- Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
6. Meningkatnya pengguna sistem informasi terpadu
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
E. Program, Kegiatan dan Anggaran
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dalam rangka mendukung tercapainya Visi serta selaras dengan misi sebagai tahapan pelaksanaan kegiatan dalam mengukur keberhasilan kinerja Manajemen, mempunyai program dan kegiatan dengan anggaran sesuai
18
dengan Perda Nomor 19 tahun 2012 Tentang Aanggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Jawa barat tahun anggaran 2014 dan Peraturan Gubernur Nimor 64 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014. diantaranya :
Tabel 2.4 Anggaran Belanja Daerah RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Sumber Dana BLUD dan APBD Tahun 2015
No Uraian Anggaran Setelah Perubahan
1. Belanja Tidak Langsung 5.833.182.715
- Belanja Pegawai 5.833.182.715
2. Belanja Langsung 665.973.581.472
- Belanja Pegawai 62.388.740.079
- Belanja Barang dan Jasa 169.437.742.261
- Belanja Modal 434.147.099.132
Jumlah 671.806.764.187
Tabel 2.5 Program dan Kegiatan Yang Bersumber Dari PAD dan BLUD TA 2015
Program Program Anggaran Target Keuangan
Rp. Realisasi Prosentase (%) Program Pengembangan Lingkungan Sehat Pengelolaan Kesehatan
Lingkungan RSUD Al Ihsan 1.496.170.000 1.483.170.000 99,13
Program Pelayanan
Kesehatan Peningkatan kesehatan masyarakat derajat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok (pembangunan gedung radiotherapi tahap 2)
43.365.870.000 43.347.916.416 99,96
Kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat Jawa Barat
14.000.000.000 11.912.029.000 85,09
Kegiatan peningkatan
pengadaan obat dan bahan-bahan penunjang medis serta pelayanan kesehatan
91.274.585.596 65.063.750.000 71,28
Pembangunan gedung
utama pelayanan, perawatan dan perkantoran
19
Kegiatan peningkatan
pengadaan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan RSUD Al Ihsan
131.579.900.000 121.688.334.216 92,48
Program Sumber
Daya Kesehatan Kegiatan kualitas dan kesejahteraan peningkatan pegawai RSUD al Ihsan
7.097.486.000 6.985.250.000 98,42
Program Manajemen
Kesehatan Kegiatan pelayanan kesehatan rumah pemasaran sakit 1.467.375.000 1.460.175.000 99,51 Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur Peningkatan kesejahteraan dan Kemampuan aparatur PNS RSUD Al Ihsan Prov. Jawa Barat 423.000.000 418.500.000 98,82 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyelenggaraan administrasi perkantoran untuk PNS RSUD Al Ihsan Prov. Jawa Barat
760.160.000 760.160.000 100
Kegiatan penyelenggaraan administrasi perkantoran operasional RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
101.194.760.560 97.317.521.284 96,17
Program
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur
Pengadaan sarana dan prasarana aparatur RSUD Al Ihsan
8.527.869.440 4.975.000.000 57,17
Kegiatan peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur (Pengadaan Billboard) 389.600.000 244.600.000 62,78 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Kegiatan pemeliharaan
sarana dan prasarana kantor RSUD Al Ihsan
10.863.000.000 10.851.450.000 99,89
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Kegiatan perencanaan,
evaluasi dan pelaporan, internal RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
146.250.000 93.934.000 64,23
Kegiatan audit independent laporan keuangan RSUD Al Ihsan
97.500.000 97.500.000 100
20 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja RSUD Al Ihsan
Kinerja Sasaran Stratejik untuk tahun 2014 dapat diukur dari Pencapaian sasaran startejik yaitu sebagai berikut:
1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama
a. Realisasi dan Capaian Target Indikator Utama Tahun 2015
Tabel 3.1 Realisasi dan Capain Target Indikator Utama Tahun 2015
No Indikator Target Realisasi % Capaian
Kinerja Kategori
1. Respon time di IGD 4,50 3,90 113,33 AA
2. Peningkatan jumlah kunjungan pasien
rawat Jalan 256.196,00 223.743,00 87,33 A
3. Bed Occupancy Rate (BOR) 85,31 85,44 100,15 AA
4. Length Of Stay 4,00 3,00 125,00 AA
5. Bed Turn Over 72,00 95,00 131,94 AA
6. Turn Over Interval 1,00 1,00 100,00 AA
7. Nett Death Rate (NDR) 16,37 10,14 138,06 AA
8. Gross Death Rate (GDR) 33,60 25,68 123,57 AA
9. Angka Infeksi Rumah Sakit 1,50 0,49 167,33 AA
10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 80,00 70,73 88,41 A
11. SDM terlatih minimal 20 jam / tahun 60,00 87,95 146,58 AA
12. Tingkat absensi pegawai 3,00 1,60 146,67 AA
13. Tingkat labour turn over 2,00 0,30 185,00 AA
14. Jumlah SDM profesi sesuai kualifikasi dan
standar kebutuhan 85,00 82,00 96,47 AA
15. Standarisasi fasilitas kesehatan 80,00 75,00 93,75 AA
16. Jumlah kerja sama dengan mitra kerja 140,00 140,00 100,00 AA
17. Jumlah institusi pendidikan yang
memanfaatkan fasilitas rumah sakit 24,00 26,00 108,33 AA
18 Prosentase informasi yang terintegrasi
21
Keterangan Warna:
Warna Prosentase Kategori Keterangan
>90% AA Sangat Memuaskan 80% <=90% A Memuaskan 70% <=80% BB Sangat Baik 60% <=70% B Baik 50% <=60% CC Cukup 30% <=50% C Kurang 0% <=30% D Sangat Kurang
Sumber: Permenpan RB No. 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
b. Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Tahun 2015
Pada tabel di atas dapat terlihat hasil pengukuran kinerja sasaran stratejik Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan yang harus dicapai pada tahun 2015, sebagian besar sudah tercapai dengan sangat baik tetapi ada beberapa indikator sasaran tidak tercapai. Untuk jelasnya dapat dirinci pada evaluasi dan analisis per indikator sasaran yaitu sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan
- Secara keseluruhan pada indikator pencapaian sasaran ini sudah mencapai target dengan sangat sangat baik BOR rawat inap mencapai 85,44 dengan pencapaian 100,15%.
- Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat sesuai kebutuhan.
- Pada indikator pencapaian karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam mencapai 146,58% dari target 60%, hal ini disebabkan adanya partisipasi dari pihak luar/ donatur dan biaya probadi dari peserta diklat karena untuk mencapai persyaratan STR untuk tenaga profesi, sehingga pelaksanaan diklat pencapaian nya melebihi target.
2) Meningkatnya penelitian pelayanan dan administrasi RS
- Pemanfaatan rumah sakit dijadikan sebagai lahan pendidikan atau tempat untuk melakukan penelitian tentang pelayanan dan administrasi rumah sakit telah mencapai target yang diharapkan, hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi
22
Jawa Barat untuk dijadikan sebagai tempat penelitian tentang pelayanan dan administrasi rumah sakit.
- Pada saat ini sumber daya manusia rumah sakit sudah mulai dpat memberikan bimbingan penelitian dan penyusunan laporan serta sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit telah cukup untuk mendukung kegiatan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah oleh masyarakat.
3) Meningkatnya pengguna sistem informasi terpadu
Pelayanan dengan pemenuhan SIM-RS yang terintegrasi sebesar 75% dengan pencapaian 83,33%, 2 dari 3 modul modul di IGD dan Rawat Jalan. Hal ini disesuaikan dengan data dan modul yang dibutuhkan oleh masing-masing unit.
2. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014-2015
a. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 – 2015
Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2014 -2015
No Indikator Target
2015 2014
Realisasi % Capaian Kinerja Target Realisasi Capaian % Kinerja
1. Respon time di IGD 4,50 3,90 113,33 4,50 4,50 100,00
2. Peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat Jalan
256.196,00 223.743,00 87,33 253.691,00 201.243,00 79,33 3. Bed Occupancy Rate
(BOR)
85,31 85,44 100,15 86,24 82,41 95,56
4. Length Of Stay 4,00 3,00 125,00 4,00 4,00 100,00
5. Bed Turn Over 72,00 95,00 131,94 90,00 86,00 95,56
6. Turn Over Interval 1,00 1,00 100,00 1,00 1,00 100,00
7. Nett Death Rate (NDR) 16,37 10,14 138,06 11,70 14,10 79,49
8. Gross Death Rate (GDR) 33,60 25,68 123,57 28,60 27,50 103,85
9. Angka Infeksi Rumah Sakit 1,50 0,49 167,33 1,50 1,00 133,33
10. Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) 80,00 70,73 88,41 80,00 77,00 96,25
11. SDM terlatih minimal 20 jam / tahun
23
12. Tingkat absensi pegawai 3,00 1,60 146,67 1,00 1,00 100,00
13. Tingkat labour turn over 2,00 0,30 185,00 2,00 0,00 200,00
14. Jumlah SDM profesi sesuai kualifikasi dan standar kebutuhan
85,00 82,00 96,47 100,00 98,00 98,00
15. Standarisasi fasilitas
kesehatan 80,00 75,00 93,75 100,00 98,00 98,00
16. Jumlah kerja sama dengan
mitra kerja 140,00 140,00 100,00 100,00 117,00 117,00
17. Jumlah institusi pendidikan yang memanfaatkan fasilitas rumah sakit
24,00 26,00 108,33 25,00 49,00 196,00
18 Prosentase informasi yang
terintegrasi dalam SIM-RS 90,00 75,00 83,33 0,00 0,00 0,00
b. Analisa Perbandingan Realisasi Kinerja dan Pencapaian Target (2014 – 2015) 1) Respon time terjadi peningkatan, tahun 2014 pencapaian 100 % sedangkan
tahun 2015 mencapai 113,33 % (naik 13,33%).
2) Peningkatan kunjungan rawat jalan, tahun 2014 pencapaian 79,33% sedangkan tahun 2015 mencapai 87,33% (naik 8%)
3) Bed Occupancy Rate (BOR) , tahun 2014 pencapaian 95,56% sedangkan tahun 2015 100,15% (naik 4,59%)
4) Length Of Stay (LOS), tahun 2014 pencapaian 100% sedangkan tahun 2015 mencapai 125 % (naik 25%)
5) Bed Turn Over (BTO), tahun 2014 pencapaian 99,56% sedangkan tahun 2015 mencapai 131,94% (naik 36,38%)
6) Turn Over Interval (TOI), tahun 2014 dan tahun 2015 pencapaian sama 100% 7) Nett Death Rate (NDR), tahun 2014 pencapaian 79,49% sedangkan tahun 2015
138,06% (prosentase naik 58,57% tetapi angka kematian yang dirawat ≥ 48 jam mengalami penurunan 3,96%)
8) Gross Death Rate (GDR), tahun 2014 pencapaian 103,85% sedangkan tahun 2015 mencapai 123,57% (prosentase naik 19,72% tetapi rata-rata angka kematian mengalami penurunan 1,82%)
9) Angka Infeksi Rumah Sakit, tahun 2014 pencapaian 133,33% sedangkan tahun 2015 mencapai 167,33% ( secara prosentasi naik 34% tetapi dari rata-rata nilai angka infeksi mengalami penurunan 0,51%)
24
10) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), tahun 2014 pencapaian 96,25% sedangkan tahun 2015 mencapai 88,415 (turun 7,84% tetapi masih dalam katagori memuaskan)
11) SDM terlatih minimal 20 jam / tahun, tahun 2014 pencapaian 36,67% sedangkan tahun 2015 mencapai 146,58% (naik 109,91%), hal ini disebabkan adanya penambahan dana diklat dari sponsor/pihak ketiga yang terkait materi pelatihan dan biaya pribadi peserta diklat/ tenaga profesi untuk persyaratan STR.
12) Tingkat absensi pegawai, tahun 2014 pencapaian 100% sedangkan tahun 2015 mencapai 146,67% (naik 46,67% tetapi nilai rata-rata tingkat absensi masih di bawah standar)
13) Tingkat labour turn over (LTO), tahun 2014 pencapaian 200% sedangkan tahun 2015 mencapai 185% (turun 15%, tetapi nilai angka rata-rata masih dibawah standar)
14) Jumlah SDM profesi sesuai kualifikasi dan standar kebutuhan, tahun 2014 pencapaian 98% sedangkan tahun 2015 96,47% (turun 1.53%), hal ini disebabkan karena dalam rekrutment 2015 mengacu kepada hasil Anjab/ABK. 15) Standarisasi fasilitas kesehatan, tahun 2014 pencapaian 98% sedangkan tahun
2015 mencapai 93,75% (turun 4,25%), hal ini disebabkan karena pelaksanaan pengadaan alat sebagai upaya dalam pemenuhan standar kebutuhan dilaksanakan pada akhir tahun sehingga waktu tidak mencukupi.
16) Jumlah kerja sama dengan mitra kerja, tahun 2014 pencapaian 117% sedangkan tahun 2015 mencapai 100% (turun 17% tetapi dari segi mitra kerja bertambah sesuai target)
17) Jumlah institusi pendidikan yang memanfaatkan fasilitas rumah sakit, tahun 2014 pencapaian 196% sedangkan tahun 2015 mencapai 108,33% (turun 87,67%), hal ini disebabkan karena ada beberapa lembaga pendidikan yang sudah habis masa MOU dan tidak memperpanjang lagi MOU berikutnya.
18) Prosentase informasi yang terintegrasi dalam SIM-RS tahun 2014 tidak ada target sehingga pencapaian 0% sedangkan tahun 2015 mencapai 83,33% , hal ini dikarenakan anggran untuk KSO SIM RS dan pelaksanaannya pada tahun 2015 yang terealiusasikan di IGD dan IRJ.
25 B. Realisasi Anggaran
1. Pendapatan Asli Daerah
Sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat, RSUD Al Ihsan pada tahun 2015 telah memberikan tambahan Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai tabel di bawah ini:
Tabel 3.3 Pendapatan Asli Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Sumber Dana BO-BLUD dan APBD Tahun 2015
U r a i a n Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % Pencapaian
Pendapatan Asli Daerah 191.386.075.476 180.313.674.658 94,21
Jumlah 191.386.075.476 180.313.674.658 94,21
2. Pengelolaan Belanja Daerah
Tabel 3.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Sumber Dana BLUD dan APBD Tahun 2015
No Uraian Anggaran Setelah
Perubahan
Realisasi Lebih (Kurang) (%)
1. Belanja Tidak Langsung 5.833.182.715 3.695.892.855 (2.137.289.860) 63,36
- Belanja Pegawai 5.833.182.715 3.695.892.855 (2.137.289.860) 63,36
2. Belanja Langsung 665.973.581.472 534.577.724.977 (131.395.856.495) 80,27
- Belanja Pegawai 62.388.740.079 57.272.731.689 (5.116.008.390) 91,79 - Belanja Barang dan Jasa 169.437.742.261 144.462.383.612 (24.975.358.649) 85,26 - Belanja Modal 434.147.099.132 332.842.609.676 (101.304.489.456) 76,67
26 Tabel 3.5 Realisasi Anggaran Dana APBD Tahun Anggaran 2015 Yang Bersumber Dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Biaya Operasional (BO-BLUD)
Kode Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi %
Prog Keg Rp. Rp.
08 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
01 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan RSUD Al Ihsan 1.496.170.000 1.381.641.339 92,35 09 Program Pelayanan Kesehatan
02 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok (pembangunan gedung radiotherapi tahap 2)
43.365.870.000 39.747.000.295 91,66
03 Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Jawa Barat 14.000.000.000 11.752.148.712 83,94
04 Kegiatan peningkatan pengadaan obat dan
bahan-bahan penunjang medis serta pelayanan kesehatan 91.274.585.596 74.800.879.913 81,95 05 Pembangunan gedung utama pelayanan, perawatan
dan perkantoran 253.289.554.876 228.747.270.459 90,31
06 Kegiatan peningkatan pengadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan RSUD Al Ihsan
131.579.900.000 60.713.655.674 46,14 07 Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan dalam rangka PON XIX 2016 Jabar
- - -
11 Program Sumber Daya Kesehatan
08 Kegiatan peningkatan kualitas dan kesejahteraan
pegawai RSUD al Ihsan 7.097.486.000 5.993.848.569 84,45
12 Program Manajemen Kesehatan
09 Kegiatan pemasaran pelayanan kesehatan rumah
sakit 1.467.375.000 1.057.650.577 72,08
59 Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur
10 Peningkatan kesejahteraan dan Kemampuan aparatur PNS RSUD Al Ihsan Prov. Jawa Barat
423.000.000 232.460.000 54,89 60 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
11 Penyelenggaraan administrasi perkantoran untuk
PNS RSUD Al Ihsan Prov. Jawa Barat 760.160.000 730.127.127 96,05
12 Kegiatan penyelenggaraan administrasi perkantoran
operasional RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 101.194.760.560 95.142.388.315 94,02 61 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
13 Pengadaan sarana dan prasarana aparatur RSUD Al Ihsan
8.527.869.440 4.871.413.116 57,12 14 Pengadaan sarana dan prasarana aparatur
(Pengadaan Billboard)
389.600.000 192.028.500 49,29 62 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Aparatur
14 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor
RSUD Al Ihsan 10.863.000.000 9.046.686.441 83,28
66 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
15 Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan,
internal RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat 146.250.000 83.200.000 56,89 16 Kegiatan audit independent laporan keuangan RSUD
Al Ihsan
27 3. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
Dari data di atas terlihat adanya sisa anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.137.289.860,00 hal ini dikarenakan rencana penabahan PNS untuk medis di RSUD Al Ihsan yang belum terealisasi secara maksimal. Sedangkan untuk dana Belanja Langsung dari dana APBD dan Dana Operasional sebesar Rp. 131.395.856.495,00 terserap 80,27% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 133.533.146.355,00. Hal ini dikarenakan:
1) Dana APBD :
- Adanya kegiatan pengadaan sarana dan prasarana alat kedokteran yang tidak terlaksana pengadaannya dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di akhir tahun, maka waktu tidak mencukupi untuk proses pelelangan sehingga pengadaan alat kedokteran tidak dilaksanakan secara maksimal.
- Optimalisasi alat kedokteran yang sudah terdaftar di e-katalog 2) Dana Operasional :
- Tidak terealisasikannya Belanja Langsung yang bersumber dari dana operasional, hal ini dikarenakan pengendalian efesiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit
- Setiap pengeluaran operasional rumah sakit dikondisikan dan disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan keuangan rumah sakit dan belanja yang menjadi prioritas adalah belanja yang benar-benar berhubungan langsung dengan pelayanan terhadap pasien.
b. Solusi
Dalam upaya penyelesaian permasalahan di atas perlu dilakukan beberapa tindakan, yakni;
1) Pemenuhan tenaga medis yang terdiri dari dokter spesialis, sub spesialis dan perawat berkenaan dengan pengembangan pelayanan.
2) Penambahan ruang rawat inap dan pengembangan pelayanan klinik rawat jalan. 3) Penambahan sarana dan prasarana baik bangunan serta peralatan medis untuk
28 BAB IV
P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengukur sejauh mana kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan kegiatannya, sehingga Visi dan Misi yang ditetapkan bisa tercapai
Secara umum program dan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan telah memenuhi target sesuai dengan rencana stratejik RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat maupun dalam rencana tahunan tahun 2015. Dari data evaluasi realisasi anggaran RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat yang terlihat di atas menunjukkan seluruh program kegiatan dapat terlaksanakan dengan tingkat pencapaian 80,27%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor, diantaranya waktu pelaksanaannya yang tidak cukup karena pelaksanaan dilakukap pada akhir tahun, kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk mendukung lancarnya proses pelaksanaan program dan kegiatan Rumah sakit, serta mengoptimalkan metoda pengadaan alat kesehatan/kedokteran dengan e-katalog.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, maka perlu adanya penambahan tenaga dokter spesialis dan sub spesialis, perawat serta tenaga administrasi PNS yang professional serta penambahan sarana dan prasarana, sehingga pelayanan dan pemamfaatan peralatan kesehatan yang ada dapat dioptimalikan.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini bermanfaat dan menjadi salah satu kontribusi kami kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai bahan laporan pertanggungjawaban di akhir tahun anggaran 2015.
Bandung, Maret 2016 Direktur RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
H. Komar Hanifi, dr.,MKM Pembina Utama Muda NIP 19580128 198802 1 001