UBI KAYU / SINGKONG
(MANIHOT ESCULENTA)
Salah satu jenis umbi-umbian yang penting di daerah tropis.
Berprospek baik di masa depan.
Kelebihannya yaitu dapat tumbuh di tanah yang relatif
kurang subur dan kering, mudah dipelihara, mempunyai daya tahan yang relatif tinggi terhadap penyakit, mampu bersaing dengan berbagai tumbuhan pengganggu,
produksinya tinggi.
Dapat dimakan sebagai makanan pokok penduduk di beberapa daerah serta dapat digunakan sebagai komoditas ekspor.
Sebagai tanaman rakyat, ubi kayu lebih berperan sebagai pangan penduduk di daerah rawan pangan.
BAGIAN-BAGIAN TANAMAN UBI KAYU
(MANIHOT UTILISIMA POHL)
PENGOLAHAN PATI DAN TEPUNG UBI
KAYU
Pengolahan Tapioka
Pemilihan Bahan Baku
Pengupasan dan Pencucian Pemarutan/Penggilingan Penyaringan
Pengendapan dan Pemurnian Pati Pengeringan
Pengemasan
Pengolahan Tepung Ubi kayu (Tepung Kasava)
Pembuatan Tepung Asia
III. PENGOLAHAN SINGKONG
A. TAPIOKA
Pati ubikayu disebut juga tapioka diperoleh dari pengolahan umbi tanaman ubikayu (Manihot esculenta, Crantz).
Sifat-sifat tapioka ;
1. bentuk bulat, permukaan datar salah satu sisi ada celahnya berbentuk konus yg meluas ke arah hilum.
2. Ukuran granula pati ; kecil 5 - 15 mikron, sedang 16 - 25 mikron & besar 26 – 35 mikron
Penggunaan tapioka : utk pangan & non pangan. Utk pangan : krupuk, makroni, roti/kue, sirup dll.
Utk non pangan : lem, industri tekstil sebagai sizing agent.
STRUKTUR ANATOMIS UBIKAYU
Ditinjau dari segi botani umbi ubikayu sebenarnya merupakan umbi akar.
Akar yg telah mengalami perubahan sedemikian rupa berubah fungsinya sebagar bagian utk menyimpan makanan yg berupa karbohidrat (pati).
Secara anatomis ubikayu terdiri atas :
1. kulit. Kulit terdiri atas kulit luar yg tipis & kulit dalam yg tebal (korteks).
2. Daging umbi (silinder pusat), Banyak patinya. 3. Tulang umbi (core), merupakan bagian tengah dari umbi.
KOMPOSISI KIMIA UBIKAYU
Tabel. Komposisi kimia ubikayu
Selain komponen tersebut juga terdapat HCN yg dalam keadaan bebas
atau terikat.
Jumlahnya bervariasi, yg banyak HCN adalah ubikayu varietas SPP (Sao
Pedro Petro) = varietas ubikayu pahit.
Varietas ubikayu manis kadar HCN-nya rendah.
Komponen jumlah Air Pati Protein Lemak Abu selulosa 60-70% 22-31% 3% 1% 0,5% 2%
SYARAT MUTU UBIKAYU YANG AKAN DIOLAH MENJADI TAPIOKA
1. Segar
ubikayu yang akan diolah menjadi tapioka harus segar tidak lebih dari 48 jam setelah panen.
Jika lebih dari 48 jam ubikayu akan “poyo”, warna coklat kehitaman yg akan menurukan kualitas tapioka.
Ubikayu “poyo” disebabkan karena adanya enzim polifenol oksidase. Enzim tersebut jika kontak dg udara dan dengan adanya substrat polifenol akan membentuk senyawa quinon yang berwarna kecoklatan.
2. Tidak cacat, tidak busuk dan tidak berjamur.
3. Umur ubikayu optimum, kadar patinya optimum sehingga rendemen yang diperoleh besar.
PENGOLAHAN TAPIOKA
(1) Cara tradisional
dilakukan oleh para pengusaha kecil atau pabrik tapioka kasar dengan
produk akhir berupa aci kasar yang masih harus diolah lagi menjadi tapioka halus
(2) Cara modern
dilakukan oleh pabrik-pabrik besar dengan peralatan dan mesin yang
dapat mengolah ubi kayu dalam skala besar.
Perbedaan utama terletak pada cara penghancuran umbi, pemisahan
pati/pengendapan dan pada produk akhir.
Tahapan utama pembuatan tapioka adalah
Pemisahan granula pati yang terperangkap di dalam sel
bersama-sama dengan komponen protoplasma lainnya seperti protein, lemak, karbohidrat dan komponen lainnya.
CARA PENGOLAHAN UBIKAYU MENJADI TAPIOKA
Prinsip pengolahan pati : Memisahkan granula pati dari bahan non pati.
Pengolahan ubikayu menjadi tapioka terdiri atas: 1. Pengupasan kulit & pencucian.
2. Pemarutan.
3. Ekstraksi & penyaringan. 4. Pemisahan/Pengendapan. 5. Pengeringan
6. Penggilingan 7. Pengayakan
KETERANGAN PROSES PENGOLAHAN
1. Pengupasan
Tujuan : utk menghilangkan kotoran & kulit luar yg menempel pd ubikayu.
Alat yg digunakan : bak yg dilengkapi dg baling-baling. 2. Pencucian
Tujuan : utk menghilangkan atau membersihkan kotoran yg melekat pada ubikayu dg menggunakan air.
3. Sortasi
Tujuan : utk menghilangkan bonggol ubikayu, sehingga memudahkan dlm proses pemarutan. Selain itu juga utk memisahkan ubikayu yg busuk.
LANJUTAN
4. Pemarutan
Tujuan : menghancurkan sel-sel ubikayu, sehingga granula-granula yg terdapat di dalam sel-sel ubikayu menjadi bebas dan mudah dikeluarkan/diekstraksi.
5. Penyaringan
Tujuan : utk memisahkan hasil parutan menjadi susu pati dan ampasnya.
6. Ekstraksi
Tujuan : mengeluarkan granula pati dari sel-sel ubikayu dengan menggunakan air sekaligus memisahkan larutan pati dari ampasnya.
LANJUTAN
Tahapan utama pengolahan pati ubi kayu :
Penghancuran sel-sel parenkim dan pemisahan butiran pati dari bahan-bahan lain yang tidak larut. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan pemarutan (tradisional) atau
penggilingan dengan mesin crusher (modern). Proses pada tahapan ini meliputi proses pengupasan, pencucian dan pemarutan atau penggilingan.
Ekstraksi dan pemisahan pati dan serat/ampas dengan cara pemerasan dan penyaringan hancuran umbi hasil
pemarutan dengan alat penyaring yang biasanya terdiri dari kain tipis atau kawat halus. Untuk melepaskan pati dari
jaringan serat, peranan air sangat penting. Jumlah air yang digunakan sangat menentukan rendemen pati yang
dihasilkan. Biasanya untuk 1 ton ubi kayu diperlukan sekitar 14.000 – 18.000 liter air.
LANJUTAN
7. Pemisahan
Tujuan utk memisahkan pati dari komponen non pati yaitu getah dan air.
Pemisahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Pengendapan : susu pati dibiarkan, maka pati akan mengendap.
b. separasi dg alat separator, prinsip kerja berdasarkan perbedaan berat jenis antara komponen pati dan non pati.
8. Pengeringan
Tujuan : utk menghilangkan sebagian besar air dari pati basah.
Ada 2 Cara : pengeringan dg sinar matahari & dg alat flash drier.
Pengendapan butir-butir pati hasil ekstraksi dalam bak pengendap atau lajur-lajur pengendap diikuti dengan pencucian endapan. Pada industri besar pemisahan butiran pati dilakukan dengan sentrifugasi.
Pengurangan kadar air tapioka basah sampai kadar air
tertentu sehingga bahan tersebut menjadi awet. Fase ini terdiri dari proses pengeringan dengan cara penjemuran atau dengan pengering buatan (oven). Hasil dari proses ini adalah berupa butiran-butiran tapioka kasar.
Penggilingan tapioka kasar dengan mesin penggiling
dilanjutkan pengayakan sampai diperoleh kehalusan tepung dengan ukuran mesh tertentu (60 – 80 mesh).
LANJUTAN
Pengeringan pati basah dg alat pengeringan flash drier waktunya lebih
singkat sekitar 60 detik.
Suhu yg digunakan 100-150oC.
Mutu pati lebih terjamin daripada dg pengeringan tradisional.
9. Pengemasan Tujuan :
a. mencegah peningkatan kadar air pati. b. mencegah kontaminasi
c. memudahkan dalam penyimpanan dan pemasaran.
~ Pengemas yg digunakan kantong plastik rangkap 2 dan dijahit.
~ kantong bagian luar terdapat tulisan tentang identitas produk.
~ Berat pati tiap kantong 50 kg.
DIAGRAM ALIR PROSES
PENGOLAHAN TAPIOKA INDUSTRI
SKALA MENENGAH
Ubi kayu segar
Penggilingan
Pengupasan dan pencucian Perajangan
Pemarutan Pengeringan Pemerasan Pemerasan
Penggilingan
Pengayakan Pengendapan Air perasan
Ampas Ampas Air perasan
Pengendapan Pengeringan Pengeringan Pengeringan Pengeringan
Pencampuran Pencampuran
Penggilingan Penggilingan
Tepung kasava Tepung Kasava Tepung Kasava
UBI KAYU KUPAS, 41 ppm DIPARUT 38,07 PPM / 7,2 % DIRENDAM-TIRISKAN DIPRES 30,93 PPM / 24,6 % DIPARUT 37,35 ppm / 37,7 % DIPRES 25,55 PPM / 37,7 % 16,15 14,29 11,30 12,91 12,36 10,01 (60,7%) (65,2%) (72,5%) (68,5%) (69,9%) (75,6%) DIJEMUR DIOVEN DIJEMUR DIGILING DIOVEN DIJEMUR DIJEMUR DIAYAK ( 30 – 40 MESH )
PENGOLAHAN TEPUNG UBI
KAYU (TEPUNG KASAVA)
Ubi kayu segar (bersih) 1000 kg 35% padatan Pati 252 kg 88% padatan Protein = 0,2% Abu = 0,15% PH = 4,5 – 5,5 Sludge 120 kg 10% padatan Protein = 35% Pakan ternak 114 kg 85% padatan Protein = 25% Karbohidrat = 30%
SIFAT FISIKO KIMIA TEPUNG DAN
PATI UBI KAYU
Derajat Putih
Sifat Mikroskopik Granula Pati Kekuatan Gel
Pola Analisa Amilograph
Kriteria Mutu Tepung dan Pati Ubi kayu
a. Ukuran partikel (Mesh)
b. Penampakan c. Serat (pulp) d. Viskositas (kekentalan) e. Kadar abu f. Kadar Air g. Keasaman h. Kadar HCN
Komposisi Kimia Tapioka dan Tepung Ubi kayu Komposisi Tapioka Tepung (%,db) ubi kayu Air (wb) 11,47 8 – 11 Abu 0,06 1 – 2 Lemak 0,19 0,46 - 0,55 Protein 0,76 0,86 - 1,22 Serat 0,03 1,12 – 2,39 Karbohidrat 87,52 86,44 – 89,31 Pati 85,19 74,48 – 78,24 Amilosa 22,51 18,80 - 20,80 Total gula 1,43 5,68 - 7,38 HCN (ppm) 0,40 11,16 – 20,53
Standar mutu tapioka (SNI 01-3451-1994)
Karakteristik Syarat
I II III
Kadar air, % b/b, maks. 15 15 15 Kadar abu, % b/b, maks 0,60 0,60 0,60
Serat dan kotoran, % b/b, maks
0,60 0,60 0,60
Derajat Putih (BaSO4 = 100)
min. 94,5 min. 92,0 Kurang dari 92,0
Kekentalan 0Engler 3 – 4 2,5 – 3 Kurang dari 2,5
Derajat asam kurang dari 3 ml 1N NaOH/100gr
kurang dari 3 ml 1N NaOH/100gr
kurang dari 3 ml 1N NaOH/100gr
NO JENIS UJI SATUAN PERSYARATAN
1 Keadaan
1.1 Bau Khas Ubi kayu
1.2 Rasa - Khas Ubi kayu
1.3 Warna - Putih
2 Benda – Benda Asing - Tidak Boleh Ada
3 Serangga - Tidak Boleh Ada
4 Jenis Pati - Khas Ubi kayu
5 Abu, % b/b - Maks. 1,5
6 Air, % b/b - Maks. 12
7 Derajat Putih, % b/b (BaSO4) - Min. 85 8 Serat Kasar, % b/b - Maks. 4 9 Derajat Asam, ml N NaOH
100 g
- Maks 3
10 Asam Sianida mg/kg Maks. 40
NO JENIS UJI SATUAN PERSYARATAN
11 Kehalusan (lolos ayakan 80 mesh), %
- Min. 90
12 Pati, % b/b - Min. 75
13 Bahan tambahan makanan (bahan pemutih dan pematang tepung)
Sesuai SNI 01-0222-1995
14 Cemaran Logam
14.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0 14.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0 14.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0 14.4 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,05
15 Arsen (As) mg/kg Maks. 0,5 16 Cemaran Mikroba
16.1 Angka Lempeng koloni/g Maks. 1.0 x 106
16.2 E. Coli koloni/g Maks. 10
PENGGUNAAN PATI DAN TEPUNG UBI KAYU
Pati dan bentuk yang termodifikasi digunakan langsung untuk memasak, pengental pada produk sop, makanan bayi, saus, pengisi, tablet dan produk-produk farmasi lainnya, sebagai bahan pengikat yang berguna untuk memperbaiki tekstur selama proses pemasakan seperti pada produk sosis dan olahan daging lainnya, dan
sebagai stabilizer dengan tujuan meningkatkan
kapasitas pengikatan air (water holding capacity).
Pati ubi kayu dapat dikonversi menjadi sirup glukosa atau dekstrosa kristal. Kedua produk tersebut bersaing
dengan sukrosa untuk penggunaannya pada produk
buah kaleng, konfeksionari, jam, jelly, preserve, es krim, produk bakery, farmasi, minuman dan fermentasi
PENGGUNAAN PATI DAN TEPUNG UBI KAYU
Manfaat tepung ubi kayu sangat luas. Tepung ubi
kayu dapat digunakan sebagai bahan baku
utama atau sebagai bahan campuran untuk
pembuatan berbagai jenis makanan antara lain
roti, mie, kue-kue, donat, biskuit, dan lainnya.
Tepung ubi kayu dapat digunakan untuk
mensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan
produk-produk pangan seperti roti, biskuit,
pasta dan kue. Disamping itu tepung kasava
merupakan komoditas ekspor dan sebagai
bahan pangan penganekaragaman menu
makanan pokok rakyat (tiwul)
PRODUK
BAKERY
Analisa farinograph adonan roti
Parameter
Tingkat substitusi tepung ubi kayu
0 5 10 15 Daya serap air (%)
Waktu pembentukan adonan (mnt) Waktu puncak Stabilitas adonan 62 20 - - 62 15.5 5.5 6.5 61.5 13 3 6 61 10.5 2 5 Roti tawar = 100% tepung terigu.
Roti tawar dari tepung ubi kayu modifikasi proses terutama dalam jumlah air yang digunakan dan waktu pengadukan.
Semakin tinggi tingkat substitusi tepung terigu
dengan tepung ubi kayu, daya kembang roti
semakin menurun
Selain itu pembuatan roti dengan menggunakan
tepung non terigu memerlukan tambahan
beberapa bahan yang berkaitan dengan tidak
tersedianya protein dalam bentuk gluten
sebagaimana yang terkadung dalam tepung
terigu.
Gluten sendiri berfungsi untuk mempertahankan
udara yang masuk kedalam adonan pada saat
proses pengadukan dan gas yang dihasilkan
oleh ragi pada waktu fermentasi sehingga
adonan menjadi mengembang.
Pembuatan roti dari tepung ubi kayu memerlukan
adanya penambahan bahan-bahan pengikat
butir pati (
bread improver).
Antara lain xanthan gum dan bahan-bahan lain seperti
CMC (carboksimetilcelulose), alginat, gliseril monostearat dan lain sebagainya.
Bahan-bahan ini akan meningkatkan daya tarik menarik
antar butir-butir pati sehingga sebagian besar gas yang terdapat di dalam adonan dapat dipertahankan.
Dengan demikian akan dihasilkan adonan yang cukup
mengembang dan pada akhirnya akan diperoleh roti
dengan volume yang relatif besar, remah yang halus dan tekstur yang lembut.
Substitusi tepung terigu dengan tepung ubi kayu dalam selang 10 – 40% menghasilkan roti manis yang masih dapat diterima.
Dalam pembuatan biskuit dan cookies
penggunaan tapioka dan tepung ubi kayu mampu menurunkan
kekuatan gluten dan merupakan bahan yang perlu ditambahkan jika kandungan protein dalam tepung terigu terlalu tinggi karena akan menyebabkan biskuit atau cookies yang dihasilkan menjadi keras.
Dengan demikian penggunaan tapioka dan tepung ubi kayu dapat
meningkatkan volume dan kerenyahan biskuit atau cookies.
Penggunaan tapioka untuk biskuit manis maupun asin berkisar pada
konsentrasi 5 – 10 % untuk mendapatkan biskuit dengan tekstur yang lebih empuk, meningkatkan cita rasa dan menurunkan
kelengketan di dalam mulut.
Sedangkan perbandingan tepung ubi kayu terhadap tepung terigu
dalam pembuatan biskuit yang menghasilkan karakteristik yang baik adalah 7 : 3.
KONFEKSIONERI
Pati dan pati yang termodifikasi digunakan untuk
berbagai macam permen seperti jelly beans, toffee, hard dan soft gums, hard candy, fondant dan
sebagainya.
Biasanya pati digunakan untuk membuat gum, pasta dan permen lainnya, terutama untuk mempermudah pencetakan dan bahan pelumur sehingga tidak
lengket.
Penggunaan dekstrosa yang merupakan hasil hidrolisis pati tapioka mampu mencegah kristalisasi pada hard candy serta menurunkan higroskopisitas dari produk akhir.
BUAH KALENGAN, JAM &
PRESERVE
(OLAHAN BUAH
DENGAN GULA)
Menggunakan dekstrosa dari tapioka
menggantikan sukrosa yg membantu untuk :
mempertahankan tingkat padatan dalam produk
tanpa memberikan adanya efek kemanisan
yang berlebih sehingga flavor buah-nya masih
dapat dirasakan.
MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
Pati ubi kayu dan molase sbg bahan baku utama.
Pati biasanya dihidrolisis menjadi glukosa dengan
pemanasan dalam larutan asam hidroklorat atau
asam sulfat pada tekanan tertentu.
Glukosa difilter dan dikonversi menjadi asam
glutamat dengan fermentasi bakterial.
Asam glutamat yang dihasilkan dimurnikan, difilter
dan diperlakukan dengan soda kaustik untuk
memproduksi monosodium glutamat.
PRODUKSI KARAMEL
KOMERSIAL
Karamel adalah zat pewarna makanan,
konfeksionari dan minuman yang lebih disukai
terbuat dari glukosa daripada sukrosa karena
lebih murah.
Jika gula inversi, dekstrosa atau glukosa dipanaskan
maka akan terbentuk senyawa yang sangat
PEMBUATAN TEPUNG ASIA
Onggok sebagai ampas dari ekstraksi pati.
Onggok laku dijual sebagai bahan baku pakan
ternak
Disamping itu onggok ini merupakan bahan baku
pembuatan tepung asia.
Tepung asia adalah tepung yang dihasilkan dari
onggok melalui proses
Pengeringan Pengggilingan Pengayakan
Tepung asia dapat digunakan sebagai bahan
pencampur dalam pembuatan kerupuk dengan
daya kembang yang cukup baik.
Pengolahan onggok 1. Pengepresan
Pengepresan ampas pati dilakukan dengan cara meletakkan ampas pati yang telah dibungkus dengan kain dibawah tumpukan batu atau benda berat lain. Waktu pengepresan lebih kurang 5 – 12 jam atau satu hari.
2. Pembuatan bongkahan onggok
Ampas pati yang sudah ditumpuk beberapa hari atau yang sudah dipres dibuat berbongkah dengan kepalan tangan.
3. Pengeringan
Pengeringan onggok bertujuan untuk mengurangi kadar air onggok sampai batas air tertentu, sehingga onggok tersebut awet. Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, yaitu bongkahan-bongkahan onggok basah diletakkan di atas
jemurannya sampai kering. Penjemuran onggok kadang-kadang di tempat yang tidak cukup memperoleh sinar matahari,
sehingga terjadi penjamuran onggok yang menyebabkan mutu onggok turun.
Pengolahan onggok belum diperhatikan betul oleh
para pengusaha pabrik tapioka kasar, sebab
harga onggok relatif murah tetapi usaha yang
diperlukan untuk pengolahannya hampir sama
dengan usaha yang diperlukan untuk tapioka
kasar.
Proses pengolahan dan peralatan pengolahan
umbi ubi kayu yang sederhana dapat
menghasilkan lebih kurang 25 –35 kilogram
tapioka kasar kering dan lebih kurang 5 – 10
kilogram onggok kering dari 100 kg bahan baku
umbi kayu tanpa kulit.
Gambaran Umum Pemanfaatan Ubi kayu Dalam Industri
Produk Olahan Ubi Kayu Konsumen Pengguna
1.Tapioka 2.Onggok 3.Asam Sitrat
4.Single Cell Protein
5.Enzim 6.Tapioka Pearls 7.Dekstrin 8.Pati Modifikasi 9.Glukosa 10.Ethanol 11.Asam-Asam Organik 12.Senyawa Kimia Lain 13.Protein 14.Sirup Fruktosa 15.Glukosa Kristal 16.Gaplek 17.Pellet 18.Tepung Kasava 19.Cassapro Industri pangan
Industri pakan ternak
Industri pangan atau kimia Industri pakan ternak
Industri gula atau kimia Industri pangan
Industri tekstil dan farmasi Industri pangan
Industri pangan Industri kimia
Industri kimia dan pangan Industri kimia/farmasi Industri pangan
Industri pangan
Industri farmasi/kimia Industri pangan
Industri pakan ternak Industri pangan
TUGAS RUMAH
1. Jelaskan sifat-sifat fisikokimiawi tapioka ?
2. Jelaskan pengaruh sifat-sifat tersebut terhadap
penggunaannya dalam industri pangan maupun non pangan ?
3. Bagaimanakah sifat-sifat mi jika dibuat dari produk tapioka ?