PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI
DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA
PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL
Rangga Romi Putra 1,*) , dan Udisubakti Ciptomulyono 2)1,2) program Studi Magister Manajemen Teknlogi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus MMT ITS, Surabaya, 60264, Indonesia
*)e-mail: ranggaromy@gmail.com
ABSTRAK
Penggunaan aplikasi sistem informasi dalam kegiatan operasional perusahaan sebagai alat bantu utama dalam sistem yang terintegrasi pada satu sub organisasi menentukan hasil dari nilai kinerja organisasi itu sendiri. Sistem informasi yang dikembangankan pada perusahaan untuk operasional perusahaan sering kali mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya tuntutan perusahaan kepada sub organisasi sebagai penyelanggara kegiatan operasional perusahaan. Sering kali pengukuran pencapaian kinerja hanya dilakukan pada aspek
humanware namun aspek inforware sebagai komponen pembantu utama sering kali menjadi
aspek yang terabaikan dalam pengelolaan operasional perusahaan. Penelitian ini melakukan pengukuran terhadap aspek inforware dari aplikasi sistem informasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Rayon Kamal sebagai sub organisasi operasional perusahaan. Diharapkan dengan pengukuran tingkat kecanggihan dan efektifitas dari aplikasi sistem informasi yang dipergunakan untuk mencapai sasaran kinerja. Adapun parameter rujukan sebagai komponen pengukuran mengadopsi dari framework CobIT (Control Objectives For Information &
Related Technology). CobIT memiliki 4 (Empat) domain yaitu: Plan and Organize, Acquire and Implement, Deliver and Support, dan Monitor and Evaluate. Metodologi penelitian ini
menggunakan pendekatan teknometrik dan tingkat kecanggihan (state of the art) pada empat domain CobIT dan kriteria inforware pada PT. PLN (Persero) Rayon Kamal. Sedangkan AHP (Analytic Hierarchy Process) digunakan untuk melakukan pembobotan masing-masing kriteria pada aspek inforware dan teknometrik untuk menentukan tingkat kecanggihan (state
of the art).
Kata Kunci : Aplikasi Sistem Informasi, Teknometrik, AHP dan CObIT. PENDAHULUAN
Proses operasional sebuah organisasi perusahaan baik dalam skala kecil, sedang, maupun menengah, diperlukan sebuah pendekatan khusus seberapa jauh teknis implementasi teknologi sebagai alat bantu dalam menjalankan sebuah organisasi pada unit yang lokasinya tidak dalam satu kesatuan dalam menjalankan operasionalnya (sub-unit) sehingga kadang untuk jaringan informasi maupun pengendalian operasional dalam mencapai target kinerja sering kali dilakukan pengawasan secara manual.
Usaha pencapaian target kinerja tersebut, sangat erat kaitannya dengan kontribusi penerapan teknologi informasi dalam kegiatan operasional sub-unit organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Kamal, sehingga perlu diketahui sebesar apa kontribusi teknologi informasi untuk mendukung pencapaian target kinerja. Pada umumnya pengukuran teknologi informasi
dilakukan hanya sebatas pada sistem jaringan maupun kehandalan sebuah aplikasi. Namun teknologi informasi tidak hanya sebatas sebagai pendukung operasional bisnis perusahaan, maka diperlukan pengukuran untuk mengetahui nilai kontribusi informasi dalam sebuah sistem. Pengukuran ini menggunakan metode pendekatan teknometrik pada aspek inforware yang parameter pengukurannya berbasis CobIT.
METODE
Metode teknometrik adalah pendekatan yang dipergunakan untuk mengukur kontribusi gabungan dari empat komponen teknologi, yaitu technoware, humanware, inforware dan orgaware dalam suatu proses transformasi input menjadi output.
Ramanathan (2001) memaparkan bahwa proses teknologi adalah manifestasi dari keempat elemen dan interaksi dari komponen pendukungnya. Agar penerapan keempat komponen tersebut bisa berjalan dengan efektif maka syarat minimal setiap komponennya pada pertimbangan sebagai berikut:
Technoware : Membutuhkan operator dengan tingkat kemampuan atau keahlian
tertentu
Humanware : Harus mampu mengembangkan operasional technoware
Infoware : Memerlukan pembaruan terhadap fakta-fakta secara berkala
Orgaware : Harus dikembangkan secara berkelanjutan untuk mengantisipasi
berbagai perubahan pada aktifitas transformasi produksi. Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian, yang tercermin dalam 4 domain yaitu: Plan and Organize,
Acquire and Implement, Deliver and Support, dan Monitor and Evaluate.
CobIT merupakan panduan secara praktis dari praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu: perencanaan & organisasi, akuisisi & implementasi, penyerahan & dukungan TI, dan monitoring. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing domain:
1. Perencanaan & Organisasi
Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi TI yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya identifikasi dan visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaanya.
2. Perolehan & Implementasi
Yaitu untuk merealisasikan strategi TI, perlu diatur kebutuhan TI, identifikasi, dikembangkan, dan diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan. 3. Penyerahan & Dukungan TI
Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan TI terhadap kegiatan operasional bisnis (service level aggrement) dan aspek urutan prioritas implementasi dan pelatihannya.
4. Monitoring
Yaitu semua proses TI yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan TI tercapai, dan kelengkapannya berdasar pada syarat kontrol internal yang baik.
Penetapan Tingkat Kecanggihan Inforware
Penetapan pengukuran skor pada tingkat kecanggihan inforware atau State Of Art
(SOA) di PLN Rayon Kamal maka langkah yang dilakukan adalah melakukan wawancara
pada user, Supervisor dan Manager Rayon, mengenai penggunaan aplikasi dan tingkat efektifitas dari aplikasi yang ada sebagai alat pendukung pencapaian kinerja. Dengan
mengetahui kondisi yang sebenarnya maka dapat dibuat tingkatan dari SOA dari masing-masing Domain.
Untuk membuat SOA, penelitian melakukan pengambilan parameter yang diadopsi dari CobIT sebagai parameter pengukuran, sebagai berikut:
1. Perencanaan dan Organisasi
Dalam perencanaan dan organisasi perusahaan ini sudah mencakup strategi, taktik dan perhatian atas identifikasi bagaimana IT secara maksimal dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis. Dalam perihal disini, strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan dikelola untuk berbagai perspektif yang berbeda. Disini sebuah pengorganisasian serta infrastruktur teknologi sudah ditempatkan di tempat yang semestinya.
Rencana strategi TI Arsitektur informasi Arah teknologi
Organisasi TI dan hubungan Investasi TI
Komunikasi tujuan dan arah manajemen Penilaian resiko
Manajemen proyek Manajemen kualitas
2. Pengadaan dan Implementasi (AI)
Solusi IT sudah diidentifikasi dan dikembangkan serta diimplementasikan, namun belum diimplementasikan dan terintegrasi ke dalam proses bisnis, tetapi sudah ada perubahan serta pemeliharaan system yang mencakup di dalam domain ini.
Identifikasi solusi automatisasi
Pemeliharaan aplikasi perangkat lunak Pemeliharaan infrastruktur teknologi Mengembangkan dan memelihara prosedur Instalasi sistem
3. Pengantaran dan Dukungan (DS)
Domain ini berfokus utama pada aspek penyampaian/pengiriman dari IT. Domain ini mencakup area-area seperti pengoperasian aplikasi-aplikasi dalam sistem IT dan hasilnya, serta proses dukungan yang memungkinkan pengoperasian sistem IT tersebut dengan efektif dan efisien. Proses dukungan ini termasuk isu/ masalah keamanan dan juga pelatihan.
Mengatur kinerja dan kapasitas Mengatur layanan pihak ke-3 Mengatur kinerja dan kapasitas Memastikan keamanan system
Identifikasi dan alokasi biaya/sumber daya Edukasi dan pelatihan pengguna
Mengatur konfigurasi
Mengatur masalah dan kejadian luar biasa Mengatur data
Mengatur fasilitas Mengatur operasional
4. Monitoring dan Evaluasi
Menyelenggarakan audit TI yang dilakukan oleh pihak Independent untuk meningkatkan kepercayaan dan memastikan kesesuaian penerapan dan pengelolaan TI dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Penentuan Bobot Prioritas Pada Kriteria CobIT
Untuk kuesioner AHP diisi oleh pengguna yang bersentuhan langsung dengan aplikasi-aplikasi sistem informasi pada masing-masing seksi yang ada di PLN Rayon Kamal, yang menjadi objek pengukuran. Sehingga diperoleh hasil pembobotan AHP sebagi berikut:
a) Pembobotan prioritas dari semua kriteria
Dari hasil perhitungan AHP pada seluruh Domain CobIT didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Pembobotan AHP Pada Seluruh Domain
No Kode Kriteria Bobot Prioritas
1 PO Domain Plan & Organize 0,209 3
2 AI Domain Acquire & Implemen 0,369 1
3 DS Domain Deliver & Support 0,103 4
4 ME Domain Monitor & Evaluate 0,319 2
Gambar 1 Hasil Perhitungan Bobot Untuk Semua Kriteria
Dari perhitungan SOA dapat dihitung juga nilai tingkat kecanggihan masing-masing domain. Sebagai contoh, pada domain plan and organize memiliki masing-masing nilai kontribusi dari control objectives. Pada masing-masing nilai kontribusi tersebut dijumlahkan semua nilai kontribusi yang disebut dengan nilai tingkat kecanggihan.
Gambar 2 Pemetaan Tingkat Kontribusi Pada Empat Domain 0.5858 0.928 0.48 0.44 ‐ 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 PO AI DS ME
Pengukuran Tingkat Kematangan Proses
Setelah diperoleh proses TI yang akan dilakukan penelitian, proses penelitian dilanjutkan ke tahap pengukuran tingkat kematangan proses tersebut. Tingkat kematangan yang ingin dirumuskan adalah tingkat kematangan saat ini dan yang diharapkan.
Gambar 3 Representasi Teknologi Informasi
Rekomendasi perbaikan dirumuskan dengan mengacu pada matriks atribut kematangan implementasi teknologi sistem informasi. Penyusunan rekomendasi ini dilakukan dengan cara memetakan setiap pernyataan tingkat atribut yang hendak dituju pada matrik atribut kematangan ke dalam aktivitas yang mendukung terlaksananya kondisi yang dinyatakan dalam tingkat kematangan setiap atribut.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Tingkat kematangan yang direpresntasikan melalui grafik laba-laba, memperlihatkan bahwa capaian kematangan kondisi saat ini sebagian besar ada pada level 3 (Defined). Perolehan tingkat kematangan tersebut hanya terjadi pada atribut PO1, PO4, PO10, AI1, AI6, DS5, ME1, ME4. Sedangkan untuk AI2 dan DS11 mencapai tingkat kematangan level 2 (repeatable but intuitive). Tingkat kematangan tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan telah memiliki kebiasaan yang ditrapkan oleh orang yang berbeda-beda dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang sama. Serta belum ada pelatihan dan komunikasi formal tentang prosedur yang standar dan tanggung jawab masih belum jelas.
b. Pencapaian tingkat kematangan kondisi yang diharapkan (proyeksi) seluruhnya berada pada level 4 (Managed and Measurable). Perihal ini menunjukkan bahwa user pengguna aplikasi menginginkan praktik pengelolaan TI di PLN Rayon Kamal memiliki akuntabilitas dan tanggung jawab yang ditetapkan secara berimbang, penggunaan indicator kinerja untuk mengatur pencapaian tujuan TI, proses, dan aktivitas, tersedianya SDM TI yang berkualifikasi dalam jumlah cukup untuk mendukung kebutuhan bisnis, serta adanya struktur organisasi TI yang mampu merespon secara cepat kebutuhan bisnis. c. Model tata kelola disusun sesuai dengan model tata kelola TI berdasarkan acuan CobIT
dengan mendefinisikan kebijakan tata kelola, tujuan yang hendak dicapai beserta ukuran kinerjanya, pembagian tanggung jawab, rekomendasi perbaikan dan penetapan aktivitas
‐ 1.00 2.00 3.00 4.00 PO1 PO4 PO10 AI1 AI2 AI6 DS5 DS11 ME1 ME4 SAAT INI TAHAP 1 TAHAP 2
pada semua peran yang terkait dengan respon terhadap kebutuhan tata kelola yang selaras dengan tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anindita.(2008) Analisis Pengaruh Fasilitas, Lokasi dan Pelayanan Terhadap Loyalitas
Melalui Kepuasan Tamu Surabaya Plaza Hotel. Tesis MM. Universitas Airlangga.
Surabaya
Arsyad, A.(2005) Assesment Teknologi Proses Produksi Press Tools Di PT Kenza Presisi
Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan Teknometrik. Tesis MMT. MMT-ITS.
Surabaya
Brodjonegoro, B dan Utama, B.(1992) AHP: Analytic Hierarchy Process, Pusat Antar
Universitas-Studi Ekonomi. Universitas Indonesia.
Bryant, R.(2013). Computer System “A Programmer Persepctive”. Pearson. Ciptomulyono, U.(2012) Bahan Kuliah Inovasi, MMT-ITS, Surabaya
Ciptomulyono, U.(2003) Model Multi Criteria Decision Making (MCDM) Dan Teknometrik
Untuk Pengukuran Dan Manajemen Di Sektor Industri, ITS. Surabaya
Dalev, B. (2006) Computer Are Your Future. Preston Prenticehall.
Forouzan, B,and Masharraf.(2009) Foundation For Computer Science, 2ndEdition. Thomson.
Haiyan, S and Moher.(2005) Communication System, 5th Edition. Willey
Ivancevich, K.(2007) Organizational Behaviour and Management, 8th Edition. McGraw-Hill.
Landon, K.(2013) Management Information System, 8th Edition, Pearson Prenticehall.
O’leary, T and Linda.(2007) Computing Today. McGraw-Hill. O’leary, T and Linda.(2010). Computing Essentials. McGraw-Hill. Preece, J.(1994). Human-Computer Interaction. Addison Wesley. Presman, R. (2007). Software Engineering, 5th Edition. McGraw-Hill
Senn, J. (2013) Information Technology. Pearson Prenticehall.
Stallings, W.(2013) Data and Computer Communication, 7th Edition. Pearson-Prenticehall.
Taylor, S.(1999) Communication for Business. Pearson Longman.
UNESCAP.(1989) Technology Atlas Project : A Frame Work For Technology Based