• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Tabel 2 1 Review Penelitian Terdahulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Tabel 2 1 Review Penelitian Terdahulu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Review Penelitian Terdahulu

Tabel 2 1

Review Penelitian Terdahulu No. Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Anali sis Hasil 1 Kinanti Chandra Sari dan Devi Farah Azizah (2019) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Objek: Agrikultur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018

Variabel: IV= CSR

DV= ROE, ROA dan EPS

Teknik Analisis: Statistik Deskriptif dan Pengujian Hipotesis.

Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap terhadap ROE, ROA, dan EPS. 2 Barbara Gunawan dan Riska Yuanita (2018) Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi Oleh Struktur Kepemilikan Objek: Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI Variabel: IV= CSRI

DV= ROE, EVA, dan NPM

MV= Struktur Kepemilikan Asing Teknik Analisis: Regresi linier Berganda

Corporate Social Responsibility

berpengaruh signifikan positif terhadapROE, EVA, dan NPM, serta Kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pengungkapan Corporate Social Responsibility dan ROE, EVA dan NPM. 3 Aliah

Pratiwi, Nafisah Nurulrahmat ia, dan Puji Muniarty (2020) Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Objek: Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Variabel: IV= CSR

DV= ROA dan ROE

CSR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

(2)

No. Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Anali sis Hasil Teknik Analisis: Regresi panel Sumber: olah data peneliti

B. Tinjauan Pustaka

1. Triple Bottom Line Theory

Istilah Triple Bottom Line yang dipopulerkan oleh Elkington (1997) melalui bukunya Cannibals WithForks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Elkington berpendapat bahwa keberlanjutan usaha dapat terjadi jika perusahaan memperhatikan aspek 3P (Profit, people, dan planet). Tujuan dari diciptakannya triple bottom line untuk memfokuskan perusahaan tidak hanya pada nilai ekonomi saja namun juga nilai lingkungan dan sosial harus diperhatikan.

Salah satu cara perusahaan terlibat dengan pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) yaitu melalui pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility disclosure) yang dimuat dalam laporan tahunan perusahaan (annual report) dengan berbagai aspek seperti aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial (Hartono, 2018).

Hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara ekonomi, sosial dan lingkungan membawa dampak yang terhadap perusahaan. Perusahaan sebagai pelaku usaha memiliki tujuan untuk mencapai laba atas aktivitas operasionalnya sehingga perusahaan memfokuskan untuk mencapai profit tertinggi. Stakeholders juga berperan terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan sehingga perusahaan

(3)

perlu memberikan manfaat dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar operasional usaha dijalankan. Lingkungan juga memiliki sebab akibat, apabila kita merawat lingkungan akan memberikan manfaat dan apabila kita merusak lingkungan maka kita akan merasakan akibatnya (Wibisono. 2007:33-36) dalam Rodwianti, dkk (2016).

2. Signaling Theory

Menurut Husnan (2013) dalam Gunawan dan Yuanita (2018) Signaling theory atau teori sinyal menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan disampakan kepada pemilik. Signalling theory membahas mengenai dorongan perusahaan untuk mengungkapkan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan tersebut untuk memberikan informasi akibat terjadi asimetri informasi antara manajemen dengan pihak eksternal, terutama para pemangku kepentingan yang mengawasi manajemen.

Menurut Brigham dan Houston (2001) sinyal adalah suatu tindakan yang digunakan oleh manajemen perusahaan yang memberikan pertunjuk kepada investor tentang prospek perusahaan. Perusahaan seharusnya memberikan informasi lebih banyak dari yang diharapkan oleh investor. Informasi tersebut berkaitan dengan kondisi perusahaan yang dilaporkan di laporan tahunan dan laporan keberlanjutan, dimana laporan tahunan berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan laporan keberlanjutan berisi informasi mengenai laporan non keuangan perusahaan seperti informasi mengenai kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh sebab

(4)

itu, semua informasi perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan harus diungkap oleh perusahaan untuk memberikan sinyal kepada investor.

Berdasarkan teori sinyal, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan reputasi perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Semakin banyak informasi baik dalam pelaporan terhadap laba dan kegiatan CSR maka semakin baik prospek kinerja perusahaan di masa depan dikarenakan perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan saja namun juga peduli pada hubungan sosial dan kelestarian lingkungan sekitar area operasional usaha, sehingga hal tersebut ditangkap sebagai sinyal yang baik oleh investor.

3. Stakeholder Theory

Menurut Ghazali dan Chariri (2007:409) dalam (Gantino, 2016), Teori Stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Stakeholder inilah yang mempertegas keberadaan perusahaan tidak dapat dilepas terhadap kepentingan stakeholders, sehingga stakeholders menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak suatu informasi di dalam laporan perusahaan tersebut. Sidharta (2010) dalam (Gantino, 2016) menyatakan bahwa dalam teori stakeholders pelaksanaan kegiatan CSR tidak hanya diharapkan kepada pemilik atau pemegang saham saja, namun juga terhadap para stakeholder yang terkait maupun terdampak atas keberadaan perusahaan.

(5)

Dikutip dari Hartono (2018) Gray, et al (1997) menyatakan bahwa keberlanjutan usaha sangat bergantung pada dukungan yang diberikan oleh pemangku kepentingan. Semakin banyak stakeholder, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders-nya. Perusahaan yang melakukan tanggungjawab dengan maksimal juga memberikan manfaat kepada stakeholder secara maksimal akan ada imbal balik yang akan dirasakan kedua belah pihak, sehingga stakeholders merasa puas atas tanggung jawab yang dilakukan perusahaan serta hal tersebut dapat meningkatkan reputasi perusahaan yang diharapkan dapat meningkatnya tingkat profitabilitas perusahaan.

3. Corporate Social Responsibility

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) merupkakan organisasi dunia yang mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis yang meberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan, komunitas setempat, maupun masyarakat untuk meningktakan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisis maupun untuk pembangunan (Ekasari dan Christine, 2012).

Dikutip dari (Gantino, 2016b), Hery (2013:139) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan dalam memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Menurut Pearce dan Rabinson yang dialih

(6)

bahasakan oleh Kiroyan (2006:54) mendefinisikan Corporate Social Responsibility adalah konsep bahwa perusahaan harus melayani masyarakat sosial sebaik memberikan keuntungan financial kepada pemegang saham dan harus berkelanjutan seara terus menerus yang pada akhirnya para manajer akan menyadari bahwa keputusan untuk menerapkan Corporate Social Responsibility adalah keputusan yang sangat penting dalam perencanaan strategis.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menggunakan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau yang biasa dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mengartikannya sebagai "komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya". Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ini merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang didapatkan perusahaan atas aktivitas operasionalnya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan profitabilitas merupakan faktor yang

(7)

dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan (Chumaidah dan Priyadi, 2018)

Menurut (Celvin & Gaol, 2015) Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektif pengelolaan perusahaan secara keseluruhan dan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hal yang berhubungan dengan penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri Untuk menghitung tingkat profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini menggunakan tiga rasio keuangan sebagai tolak ukur yaitu, Net Profit Margin, Return on Asset, dan Return on Equity.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Corporate Social Responbility (CSR) dan Net Profit Margin (NPM)

CSR merupakan bentuk dari tindakan keberlanjutan yang dilakukan perusahaan dengan bertanggung jawab terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial perusahaan atas dampak dari aktivitas operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Melalui pelaksanaan CSR diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial (Untung, 2009:1) dalam (Rosdwianti, dkk, 2016).

Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan maka akan semakin meningkatnya reputasi perusahaan. Stakeholders akan lebih memilih perusahaan yang memiliki reputasi yang baik dimasyarakat. Dengan reputasi yang baik maka diharapkan semakin tingginya loyalitas para konsumen. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam jangka waktu yang lama maka penjualan perusahaan juga akan meningkat sehingga tingkat profit perusahaan juga akan meningkat (Simaremare dan Gaol,

(8)

2018). Hal tersebut sesuai dengan teori stakeholers yang menyatakan yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya. Dengan demikian hipotesis yang digunakan:

H1: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap terhadap Net Profit

Margin

2. Corporate Social Responbility (CSR) dan Return on Asset (ROA)

Pengungkapan informasi CSR memberikan sinyal positif kepada stakeholders bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, sehingga akan menarik stakeholders untuk bekerja sama dengan perusahaan. Berdasarkan teori sinyal, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan reputasi perusahaan melalui pelaporannya serta dengan meningkatnya volume penjualan diharapkan akan meningkatkan aset perusahaan, cara perusahaan untuk mengelola aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih tercermin pada rasio ROA.

Rasio ROA mengukur seberapa efisiens perusahaan menggunakan aset untuk menghasilkan laba bersih bagi perusahaan (Wulandari, 2020). Semakin tinggi ROA maka akan menunjukkan semakin baik perusahaan mengelola aset untuk menghasilkan laba dari aktivitas operasi. Hal ini didukung oleh penelitian Wulandari (2020) yang menunjukkan bahwa CSR Disclosure berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis yang digunakan:

(9)

3. Corporate Social Responbility (CSR) dan Return on Equity (ROE)

Hubungan CSR dan profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan ROE. Perusahaan yang melakukan kegiatan CSR dengan sebaik-baiknya maka perusahaan akan memiliki reputasi yang baik dimasyarakat. Selain itu, perusahaan juga akan terhindar dari resiko tuntutan atau protes dari masyarakat sekitar aktivitas operasional usaha dijalankan sehigga profitabilitas perusahaan juga akan meningkat (Wijayanti et al, 2011) dalam (Gunawan dan Yuanita, 2018). Berdasarkan teori sinyal maupu teori triple bottom line, perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan saja namun juga peduli pada hubungan sosial dan kelestarian lingkungan sekitar area operasional usaha, sehingga hal tersebut ditangkap sebagai sinyal yang baik oleh investor.

ROE juga menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk mendapatkan keuntungan bagi para pemegang saham. Dengan demikian hipotesis yang digunakan:

H3: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Return on Equity

C. Kerangka Pemikiran CSR (X) NPM (Y1) ROA (Y2) ROE (Y3)

Referensi

Dokumen terkait

Setiap peneliti studi kasus harus benar-benar mengetahui tentang bermacam-macam teknik pengumpulan data agar suatu studi kasus dapat menggunakan banyak sumber data. Tanpa banyak

Setelah contoh-contoh tersebut dilakukan, maka mahasiswa akan melihat bahwa pada grup dihedral dengan order n banyaknya elemen dalam sebarang stabilizer adalah 2,

Pada fungsional test intrusion detection system menggunakan mikrotik versi 5.20 dapat mendeteksi adanya serangan baik berupa FTP Bruteforce, SSH Bruteforce, Port

Tidak berpengaruhnya pajak ekspor terhadap harga domestik kakao Sumatera Utara karena pajak ekspor tidak mampu menahan ekspor sehingga tidak ada perbedaan ekspor

Namun dengan sifat tanah yang jika menyerap air akan menjadi lunak, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kuat tekan yang dihasilkan paving

Tabel.12 Rata-rata Biaya Penyusutan Kandang Berdasarkan Skala Usaha Peternakan Ayam Buras di Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone.. Kandang berfungsi untuk melindungi

Temuan artefak ataupun sisa-sisa fosil manusia prasejarah seperti yang ditemukan di wilayah Asia Tenggara (Thailand, Philippine, dan Malaysia) serta wilayah lain bagian

Dayah Badrul Ulum Kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayo Lues”. Pelaksanaan ibadah shalat di Dayah Badrul Ulum Kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayo Lues