• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KINALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KINALI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMPN 1 KINALI

Tri Lasmayanti1, Villia Anggraini2, Audra Pramitha Muslim2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat Trylasmayanti@gmail.com

ABSTRACT

Research is stimulated by the mathematical students are still below KKM and the ability of students in inderstanding the material is still lacking. The research was to find out whether student’s mathematical learning outcome by srategy of learning cycle is better than conventional learning at class VIII SMPN 1 Kinali. It was an experimental research with research result is random to subject. The population was all students at VIII SMPN 1 Kinali. Sampling classes were class VIII.1 as the experimental class and VIII.3 as the control class. The instrument was final test with its reliability 0,70. Data analysis used one-tailed t-test. Based on data analysis can be concluded that student’s mathematical learning outcome by srategy of learning cycle is better than convensional learning.

Keywords:Learning Cycle Srategy, Mathematical Learning Outcome

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Matematika juga merupakan pengetahuan dasar yang dibutuhkan siswa untuk menunjang keberhasilannya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Sangat pentingnya matematika dalam dunia pendidikan, oleh karena itu guru harus mampu berupaya mendidik dan melatih siswa dalam belajar matematika agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.

Agar tercapai tujuan pembelajaran matematika sesuai yang diinginkan, duharapkan matematika menjadi pelajaran yang disukai dan diminati sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Jika pelajaran matematika sudah disukai siswa maka secara perlahan akan mampu meningkatkan hasil belajar matematika tersebut.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana sudjana (2009: 3) mendefenisikan hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

(2)

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimyati dan mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Berdasarkan hasil observasi di SMPN I Kinali Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 23-30 Agustus 2016 terlihat bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa cenderung pasif dan rasa ingin tahunya rendah. Minat siswa terhadap pelajaran matematika masih kurang, metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah dan tanya jawab, dengan strategi dan metode tersebut terjadi proses searah yang menyebabkan aktivitas belajar siswa masih rendah, siswa terbiasa menerima pelajaran tanpa memahami materi dengan baik, tidak mau bertanya dan memberi tanggapan, karena siswa tidak memahami materi

sehingga tidak tahu memulai bertanya dari mana. Selain itu ketika siswa diberi latihan, dengan tipe soal yang berbeda dengan contoh soal maka siswa mengalami kesulitan. Materi yang diperoleh siswa hanya terbatas pada apa yang disampaikan guru dan siswa cenderung menghafal, sehingga mudah lupa. Hal demikian menyebabkan siswa salah konsep dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa guru memiliki peranan yang sangat srategis pada proses pembelajaran. Seorang guru hendaknya siap berperan sebagai fasilitator mediator, yang membimbing dan memilih srategi pembelajaran yang konstruktif, inovatif, variatif, menyenangkan, dan bermakna, sehingga dapat mengaktifkan aktivitas belajar pada diri siswa (Asithira 2016). Dalam proses pembelajaran, siswa dan guru memainkan peran yang terdefenisi dengan baik, dimana siswa diberi peran utama menjadi yang lebih aktif dan guru berperan sebagai organisator, pembimbing dan

(3)

fasilitator. Salah satu pendekatan pembelajaran konstruktivisme yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran oleh guru sehingga dapat meningkkatkan hasil belajar siswa adalah srategi pembelajaran siklus (learning cycle)

Pembelajaran kontruktivisme adalah proses yang membentuk sebuah hubungan antara pengetahuan yang telah ada dengan pengetahuan baru, dan mengintegrasikan setiap pengelaman baru ke dalam pengelaman yang telah dimilikinya cardak (dalam fauzia 2013). Haron (dalam Astawan, 2010) juga menyatakan hal yang sama bahwa salah satu srategi yang mengacu pada pandangan kontruktivisme dalam pembelajaran adalah srategi pembelajaran learning cycle. Strategi Learning Cycle telah dikembangkan sebelumnya oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study/SCIS. Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yang tediri atas tahap (a) pembangkitan minat (engagement),

(b) eksplorasi (eksploration), (c) penjelasan (explanation), (d) elaborasi (elaboration), dan (e) evaluasi (evaluation) (wena 2014: 171)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Kinali

Penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nila Madu Sari (2013) dengan judul “Penerapan Model Learning Cycle terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model Learning Cycle lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek.

(4)

Penelitian dilakukan pada tanggal 8 sampai 21 Maret 2017 di kelas VIII SMPN 1 Kinali. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Kinali yang terdaftar pada tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil uji statistika pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak dengan kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol.

Prosedur penelitian terdiri tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Instrumen penelitian adalah tes akhir dengan 7 butir soal essay, yang diuji cobakan di kelas VIII SMPN 3 Kinali dengan 27 orang siswa pada tanggal 14 Maret 2017. SMPN 3 Kinali memiliki kemampuan akademis yang sama dan memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sama yaitu 77.

Variabel pada penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menerapkan strategi Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) sebagai variable bebas, dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Kinali sebagai variabel

terikat. Teknik analisis data dilakukan dengan uji t satu pihak.

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal maka didapatkan bahwa ada 3 soal yang mempunyai kriteria sedang, 3 soal yang mempunyai kriteria mudah dan 1 soal mempunyai kriteria sukar. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal maka diperoleh bahwa semua soal baik/diterima. Reliabilitas soal, hasil perhitungan diperoleh r11>

0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data test akhir diperoleh rata-rata ( ), simpangan baku (S), nilai tertinggi (Xmaks) dan nilai terendah (Xmin),

seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Perhitungan Rata-rata ( , simpangan baku (s), skor tertinggi (xmaksimal) dan skor terendah (xminimal) pada kelas sampel Kelas Sampel S Eksperimen 73,52 17,23 100 43 Kontrol 56.31 19.58 86 10

(5)

Tabel 1 menunjukkan nilai hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.

Hipotesis penelitian adalah ” Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional kelas VIII SMPN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat”. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors, diperoleh data kelas eksperimen berdistribusi normal maka, untuk uji hipotesis menggunakan uji t satu pihak diperoleh thitung= 3,114 dan

ttabel=1,677 karena thitung> ttabel, maka

tolak H0 dan terima H1. Dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan yang dilihat dari tiap pertemuan siswa sudah bisa memberikan penjelasan dan respon yang baik. Pada umumya siswa antusias untuk mengerjakan contoh soal di depan kelas.

Berdasarkan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol diperoleh hasil yang berbeda, berikut contoh jawaban tes akhir kelas eksperimen dan kontrol.

Gambar 1. Hasil tes akhir kelas eksperimen

Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen sudah menjawab soal dengan benar dan berkaitan dengan konsep. Hal ini menunjukkan siswa sudah memahami bagaimana mencari luas juring lingkaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi sudah baik.

(6)

Gambar 2. Hasil tes akhir kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa siswa kelas kontrol menjawab belum tepat, disana terlihat jawaban siswa tidak sesuai dengan konsep. Hal ini menunjukkan siswa kurang memahami bagaimana rumus mencari luas juring. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kurang memahami materi dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di SMPN 1 Kinali.

DAFTAR PUSTAKA

Asithira P. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E. Singaraja:

Universitas Pendidikan Genesha.

Astawan, I Gede. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovati. Singaraja: Universitas Pendidikan Genesha

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Fauzia, Kolida Nelly. (2013).

Pengaruh pembelajaran 5E Terhadap Hasil belajar IPA. Jurnal Pdf

Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja.Yogyakarta:

Depdiknas

Madu Sari. (2013). Penerapan Model Learning Cycle terhadap pemahaman konsep matematis siswa

Nana, sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung.: PT Remaja Rosdakarya.

Wena, Made. (2014). Srategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Gambar

Tabel  1.  Perhitungan  Rata-rata  ( ,  simpangan    baku  (s),  skor  tertinggi  (x maksimal )  dan  skor  terendah  (x minimal)   pada  kelas sampel  Kelas   Sampel  S  Eksperimen  73,52  17,23  100  43  Kontrol  56.31  19.58  86  10
Tabel  1  menunjukkan  nilai  hasil  belajar matematika kelas  eksperimen  lebih  baik  dibandingkan  kelas  kontrol
Gambar 2. Hasil tes akhir kelas    Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing.. Bandung:

10.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan volume bangun ruang sisi sisi datar 10.4 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan. dengan volume bangun ruang

Sebagai alternatif, digunakan fuzzy use case points yang merupakan modifikasi dari use case points yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi nilai pengali dari

Simple Random Sampling, dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berjumlah 38 pernyataan stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil penelitian menyatakan bahwa

Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 50 orang dengan kriteria subyek yang tergabung dalam salah satu band yang memiliki kontrak kerja dengan pihak Cafe.. Pengumpulan

pengusaha bagi pekerja perempuan yang bekerja pada malam hari di Hotel. Grand Quality

yang dimiliki, masalah yang dihadapi oleh perempuan yang melakukan kegiatan ekonomi di saptosari Kabupaten Gunungkidul, dan melaksanakan kegiatan pelatihan, serta

 Siswa dapat Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.  Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan