• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERANCANGAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR KERTAS DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERANCANGAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR KERTAS DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

48 ANALISIS PERANCANGAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR KERTAS DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

Dwi Cahyo Utomo Wardhono

Sekoah Tinggi Teknologi Mitra Karya Bekasi Abstrak

Peneliti percaya bahwa insinyur industri masa depan, terlepas dari gelar formal atau unit organisasi yang mempekerjakan mereka, akan semakin fokus pada perancangan ulang proses bisnis dengan TI. Peneliti baru mulai mengeksplorasi implikasi dan implementasi konsep ini.

Katakunci: Perkembangan Teknologi Industri

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai teknik industri juga menjadi produk dari Kawasan Jababeka Kadang-kadang justru ini yang menjadi produk utama dari Kawasan Jababeka Strategi Pemanfaatan Teknik industri: Penggunaan teknik industri di sebuah institusi pendidikan bisa berbeda-beda bergantung kepada kemampuan dan bidang yang ada institusi itu sendiri. Bisa jadi sebuah fakultas, departemen atau jurusan di sebuah Kawasan Jababeka hanya menggunakan produk teknik industri saja tanpa perlu mengembangkannya. Contoh jurusan yang hanya menggunakan teknik industri antara lain bidang hukum, sastra, dan masih banyak lainnya. Untuk

lingkungan yang seperti ini, disarankan untuk membeli atau menggunakan produk teknik industri yang sudah jadi yang terbaik di bidang itu. Mereka tidak perlu mengembangkan produk atau teknologi sendiri dan sebaiknya fokus kepada bidangnya.

Untuk institusi pendidikan yang memiliki bidang teknik industri (atau yang terkait) ada pilihan lain, yaitu mengembangkan produk sendiri. Ketersediaan SDM memungkinkan mereka untuk mengembangkan dan menggunakan produk sendiri. Untuk institusi seperti ini disarankan untuk melakukan eksplorasi pengembangan produk teknik industri sendiri sebagai alternatif dari hanya membeli saja. Institusi pendidikan perlu menghitung

(2)

49 nilai investasi dari produk teknik industri

yang akan digunakan dan manfaatnya. Sedapat mungkin kesemuanya ini dikuantisasi (quantified) dalam bentuk nilai uang (Rupiah). Harapan pendekatan ini adalah dapat diperoleh sebuah gambaran Return On Investment (ROI) dari pemanfaatan teknik industri ini sehingga penerapannya tidak sia-sia. Pertanyaan yang dapat membantu untuk memfokuskan institusi antara lain: Apa nilai tambah (value added) yang diperoleh dengan adanya pemanfaatan teknik industri tersebut? Apakah nilai tambah ini lebih besar dari nilai investasi? Dan Apakah dengan adanya pemanfaatan teknik industri tersebut kita menjadi lebih unggul dari Kawasan Jababeka saingan (misalnya dengan saingan Kawasan Jababeka di Singapura seperti NUS/NTU)?

Pemilihan Software di Kawasan Jababeka: Software merupakan salah satu bentuk implementasi dari teknik industri yang paling banyak digunakan. Berbagai software digunakan di lingkungan Kawasan Jababeka mulai dari software untuk keperluan perkantoran (office automation, sistem informasi), untuk keperluan pendidikan

(presentasi, dokumentasi, penilaian), sampai untuk kepentingan khusus (simulasi, prototype produk). Software ini dapat dikembangkan sendiri atau dibeli jadi. Di Indonesia, masalah pengguaan software ini dikaitkan dengan mulai diterapkannya UU HaKI dan banyaknya penggunaan software bajakan, termasuk di Kawasan Jababeka Banyak sudah argumentasi yang dilontarkan mengenai situasi banyaknya pembajakan ini, seperti “kami tidak mampu membeli produk asli”, “harga produk asli sangat mahal”, “mengapa software harus bayar?”. Kemudahaan dan kebiasaan mendapatkan software copyan dengan harga yang sangat murah merupakan salah satu kesulitan utama.

Di satu sisi, Kawasan Jababeka melakukan pelanggaran HaKI dengan menggunakan software bajakan. Di sisi lain Kawasan Jababeka juga mengharapkan agar temuannya – dalam bentuk HaKI – dihargai dan tidak dibajak. Ketidak-konsistenan ini merupakan masalah yang dihadapi Kawasan Jababeka saat ini. Untuk itu beberapa Kawasan Jababeka mencari alternatif lain seperti penggunaan software yang gratisan atau open source.

(3)

50 Belakangan ini mulai muncul perdebatan

mengenai dua kubu model pengembangan dan lisensi software; closed (proprietary) source dan open source. Model pengembangan kode tertutup (closed source) biasanya dikaitkan dengan produk yang komersial, meskipun ini bukan keharusan, dimana source code (kode sumber) dari software tidak boleh diketahui oleh siapa pun kecuali oleh pengembang. Sementara model kode terbuka (open source) memperkenankan orang untuk melihat sumber kodenya. Produk open source ini biasanya dikaitkan dengan produk yang gratisan, meskipun ini bukan keharusan juga. Biasanya perdebatan ini dikaitkan dengan sistem operasi Microsoft Windows yang tertutup dan komersial melawan sistem operasi Linux yang terbuka dan gratis. Pengembangan software yang bersifat open source berkembang dengan pesat sehingga hampir semua aplikasi komersial memiliki alternatif open source-nya KAJIAN PUSTAKA

David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (200: 68),

berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu: 1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) Berani mengambil risiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja: 1) Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2)Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan

(4)

51 kerja 3) Faktor organisasi: struktur

organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernardin dan Russel (1993: 379) “ A way of measuring the contribution of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.

Menurut Cascio (1992: 267) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”. Menurut Bambang Wahyudi

(2002: 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”. Menurut Henry Simamora ( 338: 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

Tujuan Penilaian Kinerja: Menurut Syafarudin Alwi (2001: 187) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan: 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan: 1.Prestasi riil yang dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

Manfaat Penilaian Kinerja: Kontribusi hasil-hasil penilaian

(5)

52 merupakan suatu yang sangat

bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

Teknik industri

Teknik industri, atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknik industri bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel). Dalam konteks bisnis, Information Technology

Association of America menjelaskan Pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknik industri (TI). Beberapa bidang modern dan muncul teknik industri adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.

PENELITIAN TERDAHULU

Teknik industri disusun oleh tiga matra utama teknologi, yaitu: Teknologi komputer, yang menjadi pendorong utama perkembangan teknik industri, Teknologi telekomunikasi, yang menjadi inti proses penyebaran informasi dan Muatan informasi atau content informasi, yang menjadi faktor pendorong utama implementasi teknik

(6)

53 industri. Kenyataan sejarah dunia

mencatat masing-masing dari ketiga matra penyusun teknik industri di atas, pada awalnya berkembang saling terpisah. Teknologi komputer berkembang dalam lingkup matematika dan cenderung lebih teoritis. Teknologi telekomunikasi berkembang luas dalam dunia bisnis dan ekonomi menjadi pilar pendukung teknologi transportasi dalam revolusi industri. Sedangkan ilmu informasi muncul pada awal perang dunia II. Kemenangan dan kekalahan sebuah pasukan di medan perang dunia II ditentukan oleh akurasi informasi. Setelah itu, konsep ilmu informasi berkembang pesat. Aktivitas proses pengolahan informasi pada dasarnya terbagi atas aktivitas input, proses, output, storage, dan control. Kerangka Kerja Kerja Sistem Informasi Manajemen, meliputi: 1) Foundation Concepts (Membuat konsep sistem informasi), 2) Development Procesess (pengembangan sistem informasi), 3) Business Aplications, 4) Management Challenges 5) Information Technologies.

Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan munculnya peraturan dari pemerintah. Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai. Sistem informasi manajemen SIM bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.

Sistem informasi mempunyai 3 tugas utama dalam sebuah organisasi, yaitu: 1) Mendukung kegiatan-kegiatan usaha/operasional, 2) Mendukung pengambilan keputusan manajemen dan

(7)

54 3) Mendukung persaingan keuntungan

strategis. Manfaat sistem informasi manajemen. SIM dapat menolong organisasi untuk : 1. Meningkatkan Efisiensi Operasional: Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat organisasi dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership. Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka. 2. Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis: Penggunaan ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing

mereka yang berlangsung beberapa tahun. 3. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis: Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.

Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar. Sistem Informasi Manajemen mempunyai 3 tugas utama di dalam sebuah organisasi: a. Mendukung proses bisnis dan operasional; b. Mendukung pengambilan keputusan; c. Mendukung strategi untuk keunggulan

(8)

55 kompetitif. Kerangka Kerja Kerja

Sistem Informasi Manajemen, meliputi : a. Foundation Concepts (Membuat konsep sistem informasi), b. Development Procesess (pengembangan sistem informasi). c. Business Aplications, d. Management Challenges, e. Information Technologies SIM dapat menolong organisasi untuk: a. Meningkatkan efisiensi operasional, b. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis, c. Membangun sumber-sumber informasi strategis, Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer

Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik dan kegiatan yang digunakan untuk mengubah input menjadi output. Karena itu dapat dikatakan bahwa teknologi meliputi seluruh proses transformasi yang terjadi dalam organisasi, menyangkut mesin-mesin yang digunakan, pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang digunakan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan (Lubis & Husaini : 1987 : 96). Organisasi adalah sebuah sistem terbuka,

dan teknologi organisasi merupakan cerminan dari kondisi lingkungan organisasi dan juga jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi. Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Dalam teori organisasi yaitu dengan prinsip ketergantungan (contingency), menyatakan bahwa karakteristik organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor teknologi yang pada akhirnya berkembang menjadi pendekatan modern dalam teori organisasi. Menurut James Thomson, teknologi organisasi tidak didasarkan pada penyelidikan yang dilakukan dilapangan, melainkan merupakan suatu pembahasan teoritis yang disusun berdasarkan landasan-landasan pemikiran yang telah muncul sebelumnya.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menemukan bahwa teknik industri adalah variable yang paling dominan. Pembahasan mengenai teknologi organisasi dilakukan dengan membedakan organisasi menjadi dua jenis, yaitu: organisasi perusahaan

(9)

56 manufaktur dan organisasi

non-manufaktur. manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Manufaktur adalah proses fisik dalam produksi barang non jasa. Contoh manufaktur adalah seperti pembuatan minyak urut di mana jasa pijit yang menggunakan minyak urut tersebut tidak termasuk dalam perusahaan manufaktur. Penilitian mengenai teknologi organisasi perusahaan manufaktur yang dianggap paling berpengaruh terhadap perkembangan teori organisasi, yang dilakukan Joan Woodward pada tahun 1950-an di Inggris. Woodward menemukan bahwa perusahaan yang mengunakan struktur yang sesuai dengan teknologi produksinya dikelompokkan ke dalam tiga tipe teknologi produksi, yaitu : 1) pembuatan produk tunggal atau dalam kelompok ukuran kecil, 2) produk massal atau dalam kelompok ukuran besar dan 3) produksi menurut proses.

Thomson mengelompokkan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing menggambarkan

jenis hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi, yaitu : Teknologi perantara (mediating technology), digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung, misalnya jika hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar ataupun karena terlalu rumit untuk dilaksanakan. Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology) pada jenis teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil dari suatu kegiatan menjadi input bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumen. Teknologi intensif (intensitive technology) teknologi intensitif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan.

Perow mengklarifikasi empat jenis teknologi, yaitu : Teknologi rutin :

(10)

57 ditandai dengan variasi tugas yang kecil,

pekerjaan yang dilakukan umumnya bisa mempunyai standar dan juga formal serat mempunyai prosedur komputasi tertentu untuk menyelesaikannya. Ini berarti bahwa jenis teknologi rutin mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi. Teknologi non-rutin : ditandai dengan mempunyai variasi tugas yang dapat dikatakan tinggi dan juga proses yang tidak terlalu dimengerti sehingga tidak mudah untuk dianalisis dalam penyelesaian pekerjaan yang termasuk teknologi non-rutin, diperlukan usaha yang cukup besar untuk menganalisis kegiatan maupun permasalahan yang muncul, karena itu diperlukan adanya pengalaman yang cukup tinggi serta pengetahuan teknis yang memadai. Teknologi craft : cirinya adalah adanya aliran kegitan yang relatif stabil, tetapi dengan proses yang tidak terlalu dimengerti. Karena itu pekerjaan jenis ini menuntut pengalaman yang tinggi serta latihan yang cukup agar para karyawan dapat menghadapi permasalahan yang rumit dengan bijaksana berdasarrkan intuisi dan pengalamannya. Teknologi engineering : pekerjaan yang cukup rumit karena

variasi tugas yang cukup tinggi tetapi umumnya kegiatan ditangani dengan formula prosedur maupun teknik yang sudah baku. Permasalahan umumnya diselesaikan dengan menggunakan sejumlah pengetahuan yang sudah cukup mapan sebagai ajuan.

Pada suatu organisasi yang kompleks setiap bagian organisasi mempunyai teknologi yang jenisnya berbeda-beda disebabkan kenyataan bahwa setiap bagian organisasi melakukan kegiatan mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berlainan. Perrow menunjukkan adanya dua dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi, yaitu : Variasi tugas , menunjukkan banyaknya kekecualian dalam tugas yang diukur dengan banyaknya hal yang tak terduga dan hal yang baru yang terjadi dalam proses pekerjaan. Kemudahan analisis, pekerjaan yang mudah dianalisis bisa diuraikan menjadi beberapa langkah yang jelas dan juga bersifat mekanistik sehingga bisa dijalankan dengan prosedur yang bersifat objektif dan terukur secara kuantitatif. Penyelesaian

(11)

58 masalah menjadi mudah karena setiap

langkah dalam proses terukur secara jjelas dan mudah diketahui jikan ada penyimpangan.

Teknologi yang digunakan pada suatu organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap berbagai karakteristik organisasi seperti kualifikasi karyawan, struktur organisasi dan pola organisasi. Hubungan teknologi dengan berbagai karakteristik tersebut dapat terlihat berdasarkan : a. Organisasi organik dan mekanistik. b. Kualifikasi karyawan. c. Struktur formal. d. Rentang kendali, yaitu sebagian jumlah karyawan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Besarnya rentang kendali dipengaruhi oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat profesionalisme karyawan dalam organisasi. Rentang kendali harus lebih kecil agar atasan dan para bawahan bisa lebih sering berinteraksi. e. Desentralisasi, power dan kebebasan mengambil keputusan. f. Komunikasi. g. Koordinasi dan kontrol.

Organisasi modern adalah organisasi yang sangat kompleks karena menyangkut hubungan yang kompleks dalam pencapaian tujuan organisasi yang

berdimensi ganda. Hubungan tersebut meliputi, hubungan antara manusia, mesin, manusia-organisasi, manusia-organisasi, mesin-mesin dan organisasi—organisasi. Dari segi manajemen ada tiga tiga fungsi komputer, yaitu : 1). Komputer sebagai ingatan (memori), 2). Komputer sebagai pemroses, 3. Komputer sebagai informasi eksternal. Simon (1970) : a. Komputer akan meningkatkan efektifitas apabila keluaran nilainya lebih kecil dibanding dengan masukkan. b. Menyatakan indeks pasif (proses pencatatan data) dengan indeks aktif (pemilihan dan penyaringan informasi). c. Mengetahui model analitik dan sistematik dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan institusi. Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknik industri juga harus mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk

(12)

59 mendukung optimalisasi pada

pemanfaatan atau implementasi teknik industri yang bertahap yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola, operasional sampai dengan tahap pemeliharaan.

Dengan adanya teknik industri, maka produktivitas suatu organisasi atau perusahaan akan meningkat, serta dapat membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh pesaing, karena pada dasarnya peranan teknik industri bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing organisasi atau perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pemanfaatan teknik industri dalam suatu organisasi atau perusahaan juga berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas informasi, pengawasan kinerja organisasi atau perusahaan menggunakan teknik industri baik sebagai alat bantu maupun strategi

yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknik industri memiliki dampak positif yang secara umum adalah terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengoperasian secara optimal juga harus diperhatikan, agar semua perangkat teknik industri bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selanjutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat. Pemanfaatan teknik industri akan melibatkan semua karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh staf administrasi dan bagian teknik industri. Karyawan dengan kualifikasi tertentu baik bagian teknik industri maupun bagian lain perlu dilibatkan selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan karyawan dalam menghadapi perubahan. Di sisi lain, diperlukan kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan mereka.

Berdasarkan struktur organisasi, pemanfaatan teknik industri

(13)

60 diklasifikasikan menjadi 3 kategori,

yaitu: Perbaikan efisiensi : Pemanfaatan teknik industri untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknik industri diukur dengan penurunan waktu dan biaya proses. Perbaikan teknik industri : Pemanfaatan teknik industri untuk perbaikan efektifitas diterapkan pada level manajerial organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknik industri diukur dengan kemudaan dan kecepatan memperoleh status pencapaian target organisasi. Strategic Improvement : Pemanfaatan teknik industri untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknik industri diukur dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.

Peran teknik industri bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry, ada 5 peranan mendasar teknik industri di sebuah organisasi, yaitu: 1) Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah

diambil alih fungsinya oleh teknik industri. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknik industri akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknik industri dianggap sebagai sebuah firm infrastructure. 2) Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknik industri akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3) Fungsi Planning and Decision mengangkat teknik industri ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih

(14)

61 menempatkan unit teknik industri

sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas. 4) Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi moderen dimana teknik industri ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5) Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. KESIMPULAN

Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknik industri seperti pada implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknik industrinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis

terkait dengan manajemen teknik industrinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknik industri ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan system informasi, teknik industri, dan manajemen informasi.

Pada dasarnya tujuan teknologi adalah menjamin ketercapaian tujuan atau target organisasi. Untuk mengidentifikasi tujuan penggunaan teknologi dapat dilakukan dengan sistem pengukuran balanced scorecard. Dari sistem pengukuran ini, akan diperoleh beberapa proses manajemen penting : Menentukan visi dan strategi organisasi. Mengomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis. merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Bahkan hingga saat ini sudah banyak organisasi-organisasi yang bergerak di bidang teknik industri meluncurkan produk-produk yang berhubungan dengan pengelolaan balanced scorecard itu

(15)

62 sendiri. Salah satu contoh, PUSINTEK

Kementerian Keuangan RI sedang mengembangkan aplikasi yang bertujuan penentuan arah kebijakan berupa pengendalian work flow hasil rapat pimpinan dan persuratan adalah aplikasi yang diadopsi dari konsep balanced scorecard. Dengan aplikasi ini, pemegang kendali keuangan negara dapat menentukan arah dan strategi kebijakan keuangan dengan lebih mudah.

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon. Dianawati, Ajen. 2005. Mengenal Alam

dan Budaya Indonesia. Jakarta: Wahyu Media.

Dimyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djazuli, Ahmad, dkk. 2000. Quantuum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Djumanta, Wahyudin. 2005. Mari Memahami Konsep IPA Untuk

Kelas V Sekolah Dasar, Bandung : Grafindo Media Pratama.

Eggen dan Kauchak (Sunaryo). 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fisher. Muh. Amin. 1987. Asas-Asas Praktik Mengajar Sains. Jakarta: Bharata.

Fraenkel, Jack R. 1980. Helping students think value strategies for teaching social studies. New Jersey: Prentice-Hall.

Gofur, Abdul. 1993. Desain Instruksional Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar Solo: Tiga Serangkai.

Harmija. 2005. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V Sangir Makassar. Skripsi: PGSD UNM.

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi mengajar belajar IPA, Malang : IKIP Malang.

Ibrahim dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Depdiknas.

Khaeruddin. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan KBK. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Khalik, Abdul. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Pare-pare: Universitas Negeri Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Samani et al., 2021) penelitian tindakan sekolah berbentuk siklus metodologis yang berdaur (cyclical methodology cyclus) yang meliputi kegiatan perencanaan,

The Species Richness and Composition of Termites (Isoptera) in Primary and Regenerating Lowland Dipterocarp Forest in Sabah, East Malaysia.. Termite Assemblages,

Terdapat hubungan yang bermakna kondisi sarana penyediaan air bersih, kondisi sarana jamban keluarga, kondisi sarana pembuangan air limbah keluarga dan kondisi

Berdasarkan hasil analisis kadar protein, pada lampiran 9 dapat diketahui bahwa pada perbandingan tepung daun kelor dengan susu bubuk (A) berpengaruh nyata

Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan ( penerima rangsangan ) Harapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana

(1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) yang mengakibatkan kerusakan hutan, wajib dilakukan reklamasi dan atau rehabilitasi sesuai dengan pola yang