• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antibakteri Daun Beluntas (Pluchea Indica L) Menggunakan Bakteri Basillus sp Dengan Metode Sumuran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Aktivitas Antibakteri Daun Beluntas (Pluchea Indica L) Menggunakan Bakteri Basillus sp Dengan Metode Sumuran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Aktivitas Antibakteri Daun Beluntas (Pluchea Indica L) Menggunakan Bakteri Basillus sp Dengan Metode Sumuran

Prayoga Fery Yuniarto, Mujtahid Bin Abd Kadir

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur

Email: prayoga@unik-kediri.ac.id ABSTRAK

Daun Beluntas salah satu tanaman obat yang mengandung flavonoid dan tannin yang berperan sebagai antibakteri. Salah satu penyebab diare adalah bakteri Bacillus sp. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui daya hambat bakteri Bacillus sp. Pada ekstrak etanol daun beluntas (pluchea indica L).

Penelitian ini menggunakan metode sumuran, yang berisi ekstrak daun beluntas dengan konsentrasi 40%, 60%, 80%, dan 100% pada media yang sudah diinokulasikan bakteri Bacillus sp. Pengukuran diameter zona hambat menggunakan jangka sorong.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas dapat menghambat pertumbuhan Bacillus sp. Daya hambat pada konsentrasi 100% termasuk kategori sangat kuat, pada konsentrasi 80%, dan 60% termasuk kategori kuat. Sedangkan pada konsentrasi 40% tidak memiliki daya hambat karena tidak adanya zona bening. Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L) pada konsentrasi 100% menghasilkan zona hambat paling besar pada bakteri Bacillus sp.

(2)

PENDAHULUAN

Makanan dalam kemasan kaleng umumnya menjadi pilihan utama bagi para konsumen, karena praktis dan cara penyajiannya sangat sederhana. Namun ada kelemahan yang menjadi ancaman. Bahaya tersebut terkait dengan tumbuhnya bakteri dan racun yang menjadi kontaminan pada makanan (Astawan, 2010).

Bakteri Bacillus sp merupakan salah satu kontaminan dalam makanan kaleng, yang menimbulkan gejala diare disertai perut keram dan nyeri yang terjadi setelah 8-16 jam mengkonsumsi makanan yang terinfeksi bakteri Bacillus sp (Granum dan Lund, 1997). Kandungan flavonoid di dalam daun beluntas membuat daun ini memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif (Widyawati, et al, 2014). Hal tersebut telah diuji oleh Davis Stout yang dilakukan terhadap bakteri- bakteri dari kelompok patogen penyebab keracunan makanan seperti: Escherichia coli, Salmonella

typhi, Staphylococcus

aureus,Bacillus sp dan Bacillus cereus.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui uji laboratorium dengan menggunakan metode Sumuran untuk melakukan pengujian zona hambat daun beluntas pada bakteri Bacillus sp.

Definisi Operasional :Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrument atau alat ukur.

Variabel dan Definisi Operasional akan disajikan sebagai berikut : Variabel : Aktivitas Antibakteri Daun Beluntas (Pluchea indica L) pada Bakteri Bacillus sp

Definisi Operasional: Teknik untuk mengukur berapa besar potensi atau konsentrasi suatu senyawa pada daun beluntas yang dapat memberikan efek pada mikroorganisme.

Parameter: Diameter (mm) Zona hambat.

(3)

Katagori: 1.Sangat kuat :> 20 mm, 2. Kuat : 10-20 mm, 3. Sedang : 5-10 mm, 4. Lemah : < 5 mm.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun beluntas yang dipetik di Kotabaru. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun beluntas yang dimaserasi dengan etanol dan diuapkan di atas penangas air hingga menjadi ekstrak kental. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Alat: Instrumen yang digunakan: timbangan analitik, botol kedap cahaya, erlenmayer 1 liter, gelas ukur, corong bunsher, beker glass, rotary evaporator, kertas saring, pengaduk. Alat yang digunakan untuk uji daya hambat bakteri adalah: cawan petri, labu ukur, lampu spirtus atau Bunsen, autoclaf, incubator, labu erlenmayer 250 ml, cork borer diameter 5 mm, gelas ukur, mikro pipet, pinset, jangka sorong, pengaduk, alumunium foil, kertas label, plastik wrap, dan tissue. Bahan: Reagensia yang diperlukan dalam proses ekstraksi adalah : Etanol 96%, NaCl, nutrient agar,

aquadest, kapas berlemak, kertas cakram, Amoksisillin injeksi, bakteri Bacillus sp.

Teknik Pengumpulan Data Determinasi ekstrak daun beluntas Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pemeriksaan Laboratorium Ekstraksi daun beluntas yang dilakukan dengan metode maserasi dan Identifikasi aktivitas antibakteri pada ekstrak daun beluntas dengan metode sumuran.

Prinsip

Ekstrak etanol daun beluntas diambil dengan metode maserasi.

Uji aktivitas antibakteri dengan metode sumuran.

Prosedur Kerja

Daun beluntas yang segar dan yang sudah dipetik kemudian dibersihkan dengan air tujuannya untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada simplisia. Kemudian simplisia yang sudah dibersihkan dilakukan perajangan untuk mempermudah proses pengeringan. Cara pengeringan yang kami lakukan

(4)

adalah dengan pengeringan alamiah dengan diangin-angin dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung.

a. Pembuatan ekstrak etanol daun beluntas dengan metode maserasi

b. Timbang 200 gram serbuk daun beluntas masukkan kedalam botol kedap cahaya. Sampel daun beluntas dimaserasi dengan etanol 1000 ml 1-5 hari dan sesekali di gojok. Setelah 5 hari kemudian hasil rendaman disaring. Setelah disaring dipekatkan sampai didapat ekstrak kental. Dibuat ekstrak dengan konsentrasi 40%, 60%, 80%, dan 100%, Uji aktivitas antibakteri

1. Pembuatan media agar 2. Timbang nutrilent agar

0,56 gram tambahkan 20 ml aquadest (untuk satu cawan petri media agar). Dalam percobaan ini digunakan 4 cawan petri maka lakukan pembuatan media agar sebanyak 4 kali. 3. Sterilasasi alat a) Ampul b) Cawan petri c) Tip d) Tabung reaksi Digunakan kapas berlemak untuk menyumbat tabung reaksi. Kemudian media agar, ampul, cawan petri, tip dan tabung reaksi dimasukkan kedalam autoclave dengan suhu 121ºC selama 15 menit. 1. Antibiotik Sebagai Kontrol

positif

Digunakan injeksi Amoxicillin

sebanyak 1,5 mg/50 ml aquapro injeksi, di gojok perlahan.

2. Pengenceran NaCl 0,9% Timbang 900 mg NaCldimasukkan dalam labu takar 100 ml, ditambahkan dengan aquadest sebanyak 100 ml gojok perlahan. 3. Uji Penghambatan

Pertumbuhan Bakteri dengan Sumuran

a) Bakteri yang diencerkan dengan mencampur 1 ose

(5)

suspensi bakteri Bacillus sp ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan NaCl dan telah di standarisasi sesuai konsentrasi 0,5 Mc Farland.

b) Bakteri tadi di oleskan ke dalam NA.

c) Buat lubang di media NA yang telah diinokulasikan bakteri menggunakan tabung yang diameter nya disesuaikan seperti cakram disk.

d) Kemudian masukan stok konsentrasi ekstrak daun beluntas menggunakan mikropipet ke dalam setiap lubang di media NA.

e) Diinkubasi ke dalam inkubator pada suhu 37ºC selama 24 jam. f) Amati dan ukur diameter

zona terang (clear zone) yang terbentuk di sekitar lubang dengan

menggunakan jangka sorong.

HASIL PENELITIAN

Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica L) terhadap bakteri Bacillus sp. Penelitian ini menggunakan 4 (Empat) konsentrasi yaitu 40%, 60%, 80%, dan 100% terhadap bakteri Bacillus sp, dilakukan dengan uji 3 kali replikasi menggunakan metode sumuran yang ditandai dengan terbentuknya diameter zona bening di sekeliling lubang:

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica L) pada bakteri Bacillus sp menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas memiliki daya hambat terhadap bakteri Bacillus sp yaitu dengan terbentuknya zona bening disekeliling lubang sumuran dengan konsentrasi minimum 60%.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung : Penerbit ITB Press.

Anonim, 2010. Pluchea indica (Beluntas). Artikel. (Serial Online) (Citted 2011 Des 22). Available at: http ://tnalaspurwo.org/media/pdf/kea- beluntas-(pluchea-indica).pdf

Anonim, 2015. Jangka sorong (http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sor ong). Diunduh pada kamis 5 Maret 2015 Ardiansyah. 2005. Daun Beluntas Sebagai

Bahan Antibakteri dan Antioksidan. http://www.beritaiptek.com. [17 November 2010]

BPOM. 2005. Standardisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting Dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Info POM. Vol 6(4) : 5 Dalimartha, S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat

Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal: 36

Granum, P.,and Lund, T., 1997. Bacillus cereus and its food poisoning toxins. FEMS Microbiol. Lett. 157: 223– 228.

Hamdani, S., (2009). Metode Ekstraksi, terdapat di dalam http://catatan kimia.com, diakses 14 November 2013.

Hariana, A. (2006). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Penebar Swadaya. Jakarta.

Harniza,Y., 2009. Pola resistensi bakteri yang diisolasi dari bangsal bedah RSUPN Cipto pada tahun 2003-2006. FKUI, Jakarta.

Hassanpour, S., Maheri-Sis, N., Eshratkhah, B., & Mehmandar, F.B.. 2011. Plants and Secondary Metabolites (Tannins): A Review. Int. J. Forest, Soil and Erosion. 1 (1):47-53.

Hidayat. (2007). Metedeologi Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Indraswari. (2008). Optimasi Pembuatan Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora) Menggunakan Metode Maserasi Dengan Parameter Kadar Total Senyawa Fenolik dan Flavonoid. Surakarta: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Juliantina, F.R, 2008, Manfaat Sirih Merah

(Paper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Negatif, JKKI-Jurnal Kedokteran dan kesehatan Indonesia.

Made Astawan. 2010. Bakteri Patogen Pada Makanan, Waspadalah. Departemen TeknologiPangandanGiziInstitutPertania n Bogor.

Maftuhah, A (2016) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Manu R. R. S. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis Dan Pseudomonas aerugenosa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2(1).

Melinda. (2014). Aktivitas Antiakteri Daun Pacar (Lawsonia inermis L.) tersedia dalam:

<http://enprints.ums.ac.id/28144/Bab_1 pdf. (dinkes28 juni 2015).

Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Neal, M.J (2007). At a Glance Farmakologi Medis. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal.83.

Pelczar dan Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.UI-Press, Jakarta :100 101, 107-108, 139-142, 193-196, 219. Pratama, M.R., 2005, Pengaruh Ekstrak Serbuk

(7)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar, Institut Teknologi Surabaya: Surabaya. Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi

Farmasi, 22, 38-39, 188-192, Erlangga, Jakarta.

Greenwood, 1995, Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial ant Chemoterapy, Addison Westley Longman Inc, San Fransisco, USA.

Pujowati, Penny. 2006.“Pengenalan Ragam Tanaman Lanskap Asteraceae (Compositae). Tidak Diterbitkan. Tesis. Bogor : Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian ITB.

Putra, S.E. 2007. Alkaloid: Senyawa Organik Terbanyak di Alam. Artikel Kimia. (Serial Online) (Cited2011 Des 29). Available from:

http://www.chem-is

try.org/artikel_kimia/biokimia/alk aloid-

senyawa-organik-terbanyak-dialam

Rahayu, L. (2009). Isolasi dan Identifikasi senyawa flavonoid dari Biji Kacang Tunggak (Vigna ungulculata L.) Universitas Brawijaya Malang.

Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suparmanto, K.D.R, Mustapa, S.Si., M.Sc, Hasan,H. S.Si., M.Si., Apt. 2011.

Program Studi S1, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG.

Susetyarini, Eko. 2007. Pengaruh Dekok Daun Beluntas (Pluchea indica Less) Pada Terhadap LD 50 (Toksisitas Akut) Tikus Putih Jantan (Ratusnorwegicus). Laporan Penelitian. Lemlit UMM.

Tina, R., 2009, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar, Penelitian Mandiri, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

Waluyanti, Sri. 2015. Alat ukur dan Pengukuran. Jakarta: Depdiknas Widyawati, Paini Sri., C.H Wijaya., P.S Hardjosworo., D. Sajuthi. 2014. Evaluasi Aktivitas Antioksidatif Ekstrak Daun Beluntas (pluchea indica L) Berdasarkan Perbedaan Ruas Daun. Fakultas Teknologi Pertanian, Unika Widya Mandala : Surabaya

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Cara paralel yaitu pada ground disambungkan dengan ground sedangkan yang satu lagi dihubungkan sama seperti lampu percobaan yang pertama, sehingga setiap kali ingin

[r]

Selain itu alat ini juga dapat menghasilkan nada tinggi dan nada rendah yang keluar dari loud speaker, sehingga data digital pada suatu rangkaian elektronika dapat diketahui

[r]

Alat ini bekerja bila pemancar gelombang ultrasonic menerima sinyal yang berupa gerakan atau sensor mendapat halangan yang kemudian diterima oleh pemancar dan dilewatkan ke

[r]

Untuk mengetahui pengaruh desain kemasan travel pack tissue Tessa terhadap keputusan pembelian konsumen, peneliti menggunakan Program SPSS versi 21 dengan melakukan

Jika dibandingkan dengan standar plastik internasional(ASTM5336) dalam (Averous,2009) besarnya kuat tarik untuk plastik PLA dari Jepang mencapai 2050 MPa dan plastik PCL