• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN

PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN

TRIWULAN II 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN-RI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL

(2)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian yang telah dilakukan sampai saat ini masih banyak memerlukan penanganan yang cermat dan cepat. Tantangan pembangunan pertanian yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini antara lain: 1) belum optimalnya produktivitas dan nilai tambah produk pertanian di beberapa sentra produksi serta masih tingginya tingkat konversi lahan yang sulit dikendalikan; 2) kurangnya perbaikan dan pembangunan infrastruktur lahan dan air; 3) masih kurangnya akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani; 4) belum tercapainya Millenium Development Goals (MDG’s) yang mencakup angka kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan; 5) kurangnya kebijakan yang proporsional untuk produk-produk pertanian khusus; 6) lemahnya persaingan global dalam berbagai dimensi; 7) menurunnya citra petani dan pertanian serta pentingnya diciptakan suatu keadaan agar kembali diminati generasi muda; 8) masih lemahnya kelembagaan usaha ekonomi produktif di perdesaan; 9) pentingnya sistem penyuluhan pertanian yang inovatif; dan 10) perlunya kebijakan insentif yang tepat agar sektor pertanian menjadi bidang usaha yang menarik dan menjanjikan.

Untuk menjawab tantangan tersebut maka Visi Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Visi Kementerian Pertanian tersebut merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Pemerintah 2015 - 2019 yang dituangkan dalam Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita). Agenda strategis yang berkaitan langsung dengan Kementerian Pertanian tercantum pada agenda nomor 6 yaitu “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda nomor 7 yaitu “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi – domestik”.

Kemandirian ekonomi dapat terwujud dengan tercapainya kedaulatan pangan yang

berbasis agribisnis kerakyatan melalui: 1) pengendalian impor pangan, 2) penanggulangan kemiskinan pertanian dan dukungan regenerasi petani,

3) Reforma Agraria, dan 4) Pembangunan Bank Khusus Pertanian, UMKM dan Koperasi. Penanggulangan kemiskinan pertanian dilakukan antara lain dengan pengembangan pasar dan kelembagaan pasar secara merata dan pengembangan ekonomi perdesaan dengan peningkatan investasi sebesar 15% per tahun.

Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dalam mewujudkan Sembilan Agenda

(3)

2

Prioritas (Nawa Cita), Visi-Misi Kementerian Pertanian dan selanjutnya dijabarkan dalam visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai dalam periode 2016 - 2019 adalah 1) Penurunan susut hasil (losses) produksi tanaman pangan, 2) Peningkatan nilai tambah produk olahan tanaman pangan, 3) Peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan, dan 4) Peningkatan penguasaan pasar domestik dan luar negeri.

Dalam mencapai sasaran strategis diatas, diperlukan pemetaan yang sangat rinci pada setiap daerah dengan memperhatikan kemampuan sumber daya yang dimiliki, teknologi yang dipakai, perilaku usaha yang berkembang, dan selera konsumen di daerah tersebut. Seluruh faktor ini sangat penting diperhatikan sehingga tidak menimbulkan ekses negatif atas pencapaian sasaran yang ditetapkan.

Tabel 1. Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan

1. Jumlah penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan

22.562 unit

2. Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan

2. Jumlah penyaluran

pengolahan hasil tanaman pangan

90 unit

3. Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan

3. Jumlah pengembangan standardisasi dan mutu

75 sertifikat 4. Meningkatnya penguasaan

pasar domestik dan luar negeri

4. Jumlah informasi harga tanaman pangan

276 informasi harga

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk:

1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Triwulan II Tahun 2016.

2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Triwulan II Tahun 2016.

3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ke depan.

(4)

3

1.3. Ruang Lingkup Laporan

Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Triwulan II Tahun 2016.

(5)

4

II. CAPAIAN KINERJA

Pemantauan dilakukan secara berkala setiap triwulanan berdasarkan target pada Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Target kinerja yang tercantum pada Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan alokasi anggaran pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan akan menyesuaikan sesuai perubahan DIPA.

Pada Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani antara Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tercantum alokasi anggaran Direktorat PPHTP Tahun 2016 Rp.1.882.256.786.000,-. Alokasi anggaran ini jauh lebih tinggi dibandingkan alokasi anggaran pada tahun 2015 yaitu Rp.78.498.554.000,- atau mengalami kenaikan 2.398%.

Sesuai dengan DIPA Revisi 2, pagu anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menjadi Rp.2.126.546.759.000,- atau naik 12,98% dari Pagu semula. Perubahan Pagu disebabkan adanya penambahan alokasi bantuan sarana pascapanen padi dan jagung. Sarana pascapanen padi semula 8.936 unit menjadi 12.968 unit. Sarana pasca panen jagung semula 6.426 unit menjadi 6.435 unit.

2.1. Sasaran Strategis 1: Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Tanaman Pangan

Indikator kinerja dalam mencapai sasaran strategis Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah Tersalurkannya Sarana Pasca Panen Tanaman Pangan sejumlah 22.562 unit. Setelah terbitnya Revisi Pagu 2, alokasi bantuan menjadi 26.603 unit dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 2. Pemantauan Penyaluran Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016

Target Target

Awal Revisi TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 Sarana Pascapanen Padi 8.936 12.968 0 2.460 1.569.274.803.000 0 377.844.056.577

2 Sarana Pascapanen Jagung 6.426 6.435 0 1.902 249.416.870.000 0 68.199.120.775 3 Sarana Pascapanen Kedelai 6.500 6.500 0 901 187.188.000.000 0 38.563.667.043 4 Sarana Angkut Roda 3 700 700 0 69 32.200.000 0 7.353.936.130 22.562 26.603 0 5.332 2.005.911.873.000 0 491.960.780.525 Jumlah Realisasi No Kegiatan Pendukung Fisik Anggaran (Rp.) Realisasi Pagu

Keterangan : (data revisi II)

Kontrak s/d 30 Juni 2016 : 25.399 unit (95,47%)

Berdasarkan hasil pemantauan terhadap penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan pada triwulan II 2016, telah terealisasi penyaluran barang sejumlah 5.332 unit atau 20,04% dan telah kontrak sejumlah 25.399 unit (95,47%).

(6)

5

1. Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Padi

Sasaran produksi padi pada Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016 sebesar 76,226 juta ton GKG. Kegiatan Pendukung tercapainya sasaran produksi tahun 2016 melalui penurunan susut hasil produksi padi yaitu penyaluran bantuan sarana pascapanen padi yang semula sejumlah 8.936 unit menjadi 12.968 unit. Bantuan sarana pascapanen padi yang dialokasikan tahun 2016 terdiri dari:

a. Combine Harvester Kecil semula sebanyak 4.016 unit menjadi 6.224 unit b. Combine Harvester Sedang sebanyak 2.872 unit

c. Combine Harvester Besar sebanyak 340 unit

d. Vertical Dryer Padi Kap.30 ton/proses + bangunan sebanyak 2 unit e. Vertical Dryer Padi Kap.3,5 - 6 ton/proses + bangunan sebanyak 3 unit f. Power Thresher semula sebanyak 1.000 unit menjadi 2.916 unit

g. Fasilitasi RMU sebanyak 115 unit (dibatalkan sesuai hasil RDP dengan DPR tgl 15 Februari 2016) direvisi menjadi 23 unit untuk penyelesaian tahun 2015

h. Destoner sebanyak 2 unit i. Polisher sebanyak 22 unit

j. Combine Harvester Kecil pengadaan pusat sebanyak 564 unit

Perkembangan capaian indikator kinerja triwulan II 2016 sebagaimana tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016

Kegiatan Pendukung Target

Awal Target Revisi Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV

1. Sarana Pascapanen Padi (Unit) *) 8.936 12.968 0 2.460 18,97

2. Sarana Pengangkut (Unit) *) 700 700 0 69 9,86

*) Realisasi kontrak s/d Juni 2016: sarana pascapanen padi = 11.748 unit (90,59%); sarana pengangkut = 737 unit (105,29%)

Kegiatan pendukung untuk peningkatan produksi padi dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan yaitu penyaluran bantuan sarana pascapanen dengan target revisi 12.968 unit telah terealisasi 2.460 unit (18,97%) dan bantuan sarana pengangkut dengan target 700 unit telah terealisasi 69 unit (9,86%). Sebagian besar alat telah selesai proses kontrak dan dalam proses penyaluran ke titik bagi. Perkembangan realisasi kontrak sampai dengan Juni 2016 untuk sarana pascapanen padi 11.748 unit (90,57%), dan kontrak sarana pengangkut telah selesai semua bahkan melebihi target yaitu sebanyak 737 unit (105,29%). Penyebab realisasi melebihi target adalah dinas provinsi melakukan optimalisasi anggaran dari sisa kontrak yang dimanfaatkan untuk menambah jumlah sarana pengangkut.

(7)

6

Prediksi kontribusi sarana pascapanen padi terhadap penurunan susut hasil padi pada triwulan II 2016 berdasarkan realisasi sarana yang telah diterima oleh poktan/gapoktan yaitu 0,0397% atau diperkirakan dapat menyelamatkan hasil panen padi sebesar 22.928,8 ton.

2. Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Jagung

Sasaran produksi jagung berdasarkan pada Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016 sebesar 21,35 juta ton Pipilan Kering. Kegiatan Pendukung tercapainya target produksi tahun 2016 melalui penurunan susut hasil produksi jagung yaitu penyaluran sarana pascapanen jagung sejumlah 6.426 unit. Bantuan sarana pascapanen jagung yang dialokasikan tahun 2016 terdiri dari:

a. Corn Sheller sebanyak 6.240 unit

b. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 - 6 ton + bangunan sebanyak 1 unit c. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 - 6 ton sebanyak 4 unit

d. Corn Combine Harvester sebanyak 180 unit

e. Gudang/Lantai Jemur Jagung sebanyak 1 paket (dibatalkan sesuai hasil RDP dengan DPR tgl 15 Februari 2016)

Tabel 4. Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016

Kegiatan Pendukung Target

Awal Target Revisi Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV

Sarana Pascapanen Jagung (Unit) *) 6.426 6.435 0 1.902 29,56

*) Realisasi kontrak s/d Juni 2016 : 6.414 unit (99,67%)

Kegiatan pendukung untuk produksi jagung dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan yaitu pelaksanaan bantuan sarana pascapanen dengan target revisi 6.435 unit telah tersalurkan 1.902 unit. Sebagian besar sarana pascapanen jagung telah proses kontrak dengan realisasi 6.414 unit (99,67%).

Prediksi kontribusi sarana pascapanen jagung terhadap penurunan susut hasil jagung pada triwulan II 2016 yaitu 0,2550 % atau dapat menyelamatkan hasil panen jagung sebesar 54.437 ton.

3. Penurunan Susut Hasil (Losses) Produksi Kedelai

Sasaran produksi kedelai berdasarkan pada Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016 sebesar 1,817 juta ton Biji Kering. Kegiatan pendukung tercapainya target produksi kedelai melalui penurunan susut hasil produksi yaitu penyaluran sarana pascapanen kedelai sejumlah 6.500 unit pada tahun 2016. Bantuan sarana pascapanen kedelai yang dialokasikan tahun 2016 yaitu Power Thresher Multiguna sebanyak 6.500 unit.

(8)

7

Tabel 5. Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun 2016

Kegiatan Pendukung Target Realisasi

Kemajuan Pelaksanaan

(%) TW I TW II TW III TW IV

Sarana Pascapanen Kedelai (Unit) *) 6.500 0 901 13,86

*) Realisasi kontrak s/d Juni 2016 : 6.500 unit (100%)

Kegiatan pendukung untuk produksi kedelai dari Ditjen Tanaman Pangan adalah pelaksanaan bantuan sarana pascapanen dengan target 6.500 unit sudah tersalurkan 901 unit atau mencapai 13,86%. Perkembangan saat ini yaitu telah terealisasi kontrak sejumlah 6.500 unit atau telah mencapai 100%.

Prediksi kontribusi sarana pascapanen kedelai terhadap penurunan susut hasil kedelai pada triwulan II 2016 yaitu 0,214% atau dapat menyelamatkan hasil panen kedelai sebesar 3.892 ton.

2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan

Indikator kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah tersalurkannya pengolahan hasil tanaman pangan sejumlah 90 unit dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 6. Pemantauan Penyaluran Unit Pengolahan Hasil (UPH) Tanaman Pangan Tahun 2016 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 UPH Jagung 60 0 6 9.000.000.000 0 1.234.019.020 2 UPH Kedelai 30 0 2 4.500.000.000 0 488.073.442 90 0 8 13.500.000.000 0 1.722.092.462 Jumlah No Kegiatan Pendukung Fisik

Target Realisasi Pagu Realisasi

Anggaran (Rp.)

Berdasarkan hasil pemantauan terhadap penyaluran UPH tanaman pangan pada Triwulan II, realisasi penyaluran UPH yaitu 8 unit atau mencapai 8,89%. Rendahnya realisasi UPH ini disebabkan sebagian besar daerah masih dalam proses identifikasi sarana pengolahan sesuai kebutuhan poktan/gapoktan penerima bantuan dan beberapa daerah kesulitan mencari penyedia barang yang sesuai kebutuhan poktan/gapoktan.

2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan Indikator kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah pengembangan standardisasi dan mutu dengan capaian sebagai berikut:

(9)

8

Tabel 7. Pemantauan Pengembangan Standardisasi dan Mutu Tahun 2016

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 Pengajuan Sertifikasi/Registrasi kepada

Lembaga Sertifikasi Organik/OKKP-D 75 0 3 7.562.500.000 0 1.311.094.750 Pagu Realisasi No Kegiatan Pendukung

Fisik Anggaran (Rp.)

Target Realisasi

Keterangan:

Dalam proses pengajuan sertifikat: 21 (28%)

Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengembangan standardisasi dan mutu pada triwulan II 2016, realisasi fisik masih 4%. Hal ini disebabkan proses sertifikasi/registrasi membutuhkan waktu dalam proses pengajuannya di daerah dan saat ini provinsi masih dalam proses identifikasi poktan/gapoktan penerima bantuan yang telah siap untuk disertifikasi.

2.4. Sasaran Strategis 4: Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik Dan Luar Negeri

Indikator kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik dan Luar Negeri Tahun 2016 adalah terinformasikannya harga tanaman pangan dari 276 kabupaten/kota. Informasi pasar merupakan kebutuhan dalam penguasaan pasar dalam negeri dan luar negeri. Dengan tersedianya informasi harga akan tercipta pasar yang transparan dan minat terhadap produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mengisi peluang pasar pasar luar negeri akan meningkat.

Tabel 8. Pemantauan Informasi Harga Tanaman Pangan Tahun 2016

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 Informasi Harga Tanaman Pangan 276 150 214 11.960.000.000 433.351.850 3.239.381.407

Realisasi No Kegiatan Pendukung

Fisik Anggaran (Rp.)

Target Realisasi Pagu

Berdasarkan hasil pemantauan terhadap informasi harga tanaman pangan pada triwulan II 2016, telah diinfomasikan harga tanaman pangan 214 kabupaten/kota atau terealisasi 77,5%. Realisasi ini merupakan hasil pantauan terhadap daerah yang telah menginformasikan harga secara rutin pada website https://aplikasi. pertanian.go.id/smshargakab/laporan.asp.

Realisasi anggaran triwulan II 2016 yaitu Rp 3.239.381.407,- atau 27,08%. Rendahnya serapan anggaran disebabkan beberapa daerah belum menyelenggarakan rapat koordinasi pelayanan informasi pasar.

(10)

9

III. KENDALA DAN UPAYA TINDAK LANJUT

3.1. Kendala

a) Sebelum DIPA Revisi 2 turun, sebagian besar daerah menunda proses pengadaan dan menunggu kepastian perubahan alokasi sesuai revisi anggaran bantuan sarana pascapanen tanaman pangan.

b) Beberapa daerah mengalami penggantian Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran.

c) Belum semua sarana bantuan ditayangkan di LKPP (Vertical Dryer 30 Ton, Destoner, sarana pengolahan).

d) Terbatasnya produsen yang telah tayang Combine Harvester Sedang dan sebagian besar Dinas menunggu tayang sarana sesuai dengan kondisi di wilayahnya masing-masing.

e) Stok produsen terbatas dan disediakan bertahap sesuai pesanan karena rata-rata produsen alsin merupakan UKM.

f) Dinas Provinsi memerlukan waktu dalam mencari informasi e-catalog sarana yang sesuai dengan keinginan petani dan menyiapkan RUK untuk UPH.

3.2. Upaya Tindak Lanjut

a) Telah dilakukan pengawalan baik melalui surat maupun langsung ke lapangan: 1) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Seluruh Indonesia

Nomor 135/PI/010/C6.02/02/2016 tanggal 29 Februari 2016, tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;

2) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang Membidangi Tanaman Pangan Nomor 219/RC.110/C6.01/04/2016 tanggal 4 April 2016, tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;

3) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang Membidangi Tanaman Pangan Nomor 338/RC.120/C6.01/05/2016 tanggal 9 Mei 2016, tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;

4) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang Membidangi Tanaman Pangan Nomor 420/RC.110/C6.02/06/2016 tanggal 7 Juni 2016, tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan.

b) Monitoring bantuan di wilayah binaan setiap minggu dan dilaporkan ke Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan.

(11)

10

c) Kunjungan langsung ke lapangan dan mendorong penyelesaian CPCL.

d) Pada saat Rakor Percepatan Pelaksanaan Kegiatan di Jakarta telah disampaikan ke daerah untuk segera melakukan percepatan.

e) Mengawal ke LKPP untuk penayangan semua jenis sarana (Surat ke Direktur Pengembangan Sistem Katalog LKPP Nomor 208/PL.010/C6.01/03/2016 tgl 20 Maret 2016 Tentang Percepatan Pengadaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016).

(12)

11

IV. PENUTUP

Pada triwulan II tahun 2016 target yang telah dibebankan sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 dengan beberapa indikator kinerja sebagai berikut, untuk penyaluran bantuan sarana pascapanen tanaman pangan telah tersalurkan sarana pascapanen tanaman pangan sejumlah 5.332 unit atau 20,04%.

Untuk indikator kinerja penyaluran UPH Tanaman Pangan, sampai dengan triwulan II 2016 telah tersalurkan 8 unit atau 8,89%. Rendahnya realisasi disebabkan daerah masih dalam proses identifikasi kebutuhan poktan/gapoktan. Pada indikator kinerja pengembangan standardisasi dan mutu pada triwulan II 2016 telah terealisasi 3 sertifikat atau 4%. Hal ini disebabkan proses sertifikasi membutuhkan waktu dalam pelaksanaannya. Berdasarkan pantauan terhadap indikator kinerja jumlah informasi harga tanaman pangan, telah terealisasi 214 informasi harga atau mencapai 77,5%. Diharapkan laporan kinerja pada triwulan II 2016 ini dapat menjadi bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga capaian kinerja pada triwulan berikutnya dapat meningkat.

(13)
(14)

Lampiran 1.

TW I TW II TW III TW IV

1 Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan

1. Jumlah penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan (Unit)

22.562 26.603 0 5.332 20,04 Realisasi kontrak sampai dengan 30 Juni 2016 sebanyak 25.399 unit (95,47%).

1. Sebelum DIPA Revisi 2 turun, sebagian besar daerah menunda proses pengadaan dan menunggu kepastian perubahan alokasi sesuai revisi anggaran bantuan sarana pascapanen tanaman pangan.

2 Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan

2. Jumlah penyaluran pengolahan hasil tanaman pangan (Unit)

90 90 0 8 8,89 2. Beberapa daerah mengalami penggantian Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran. 3 Meningkatnya mutu hasil

produksi tanaman pangan

3. Jumlah pengembangan standarisasi dan mutu (Sertifikat)

75 75 0 3 4,00 Dalam proses pengajuan

sertifikat: 21 (28%).

3. Belum semua sarana bantuan ditayangkan di LKPP (Vertical Dryer 30 Ton, Destoner, sarana pengolahan). 4 Meningkatnya penguasaan pasar

domestik dan luar negeri

4. Jumlah informasi harga tanaman pangan (Informasi harga)

276 276 150 214 77,54 4. Terbatasnya produsen yang telah tayang Combine Harvester Sedang dan sebagian besar Dinas menunggu tayang sarana sesuai dengan kondisi di wilayahnya masing-masing.

5. Stok produsen terbatas dan disediakan bertahap sesuai pesanan karena rata-rata produsen alsin merupakan UKM. Kemajuan Pelaksanaan (%) Target Awal Permasalahan

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN

TAHUN 2016

TRIWULAN II

Realisasi Triwulan

Keterangan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Revisi

(15)

Lampiran 2.

INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENYALURAN SARANA PASCA PANEN TANAMAN PANGAN 26.603 Unit

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

1 Sarana pascapanen padi (Unit) 8.936 12.968 0 2.460 1.569.274.803.000 0 377.844.056.577

2 Sarana pascapanen jagung (Unit) 6.426 6.435 0 1.902 249.416.870.000 0 68.199.120.775

3 Sarana pascapanen kedelai (Unit) 6.500 6.500 0 901 187.188.000.000 0 38.563.667.043

4 Sarana angkut roda 3 (Unit) 700 700 0 69 32.200.000 0 7.353.936.130

Keterangan : (data revisi II)

Realisasi kontrak s/d 30 Juni 2016 : 25.399 unit (95,47%).

No Kegiatan Pendukung Fisik Anggaran (Rp.) Target Awal Realisasi Pagu Realisasi Target Revisi

(16)

Lampiran 3.

INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENYALURAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN 90 UNIT

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

1 Unit pengolahan hasil (UPH) jagung (Unit)

60

0

6

9.000.000.000

0 1.234.019.020

2 Unit pengolahan hasil (UPH) kedelai

(Unit)

30

0

2

4.500.000.000

0

488.073.442

No

Kegiatan Pendukung

Fisik

Anggaran (Rp.)

(17)

Lampiran 4.

INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENGEMBANGAN STANDARISASI DAN MUTU 75 SERTIFIKAT/REGISTER

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

1 Pengajuan sertifikasi/registrasi kepada

Lembaga Sertifikasi Organik/OKKP-D

(Sertifikat)

75

0

3

7.562.500.000

0 1.311.094.750

No

Kegiatan Pendukung

Fisik

Anggaran (Rp.)

(18)

Lampiran 5.

INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PENGEMBANGAN STANDARISASI DAN MUTU 75 SERTIFIKAT/REGISTER

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

1 Pengajuan sertifikasi/registrasi kepada

Lembaga Sertifikasi Organik/OKKP-D

(Sertifikat)

75

0

3

7.562.500.000

0 1.311.094.750

No

Kegiatan Pendukung

Fisik

Anggaran (Rp.)

Gambar

Tabel 1.  Indikator  Kinerja  Direktorat  Pengolahan  dan  Pemasaran  Hasil  Tanaman  Pangan Tahun 2016
Tabel 2.  Pemantauan Penyaluran Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016
Tabel 3.  Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016
Tabel 4.  Pemantauan Penyaluran Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seperti pada larutan gula pasir, hasil sintesis C-dots berbahan dasar air jeruk dari kedua metode untuk selanjutnya dilakukan karakterisasi UV-Vis, PL, dan TRPL. Karakterisasi

Panduan monitoring sedasi (frekuensi dan tipe monitoring dengan pola yang seragam pada tindakan yang sama) SPO monitoring sedasi (frekuensi dan tipe monitoring) (ditulis

Saat kita mencolokkan flash disk pada komputer yang terinfeksi, maka pada flash disk tersebut akan terdapat beberapa file baru, seperti explorer.exe, %virusname%.exe,

Proses antrean merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrean jika belum dapat

elektromagnetik, kondisi kesehatan dan interaksi antara frekuensi gelombang elektromagnetik dengan kondisi kesehatan terhadap nilai kadar gula darah tikus putih.selain itu

Kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru

Berita Acara Rapat Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Bekasi Nomor 891/197/BKPPD.Diklat tanggal 07 Januari 2021 tentang Pembahasan Draft

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Naïve Bayes dikarenakan tingkat akurasi yang lebih baik dan dilakukan seleksi fitur