• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS

SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

ARTIKEL ILMIAH

OLEH AGUS FAIZI NIM 105241480987

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA JERMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN MEI 2012

(2)

2

ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS

SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh Agus Faizi 105241480987

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA JERMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN MEI 2012

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Artikel oleh Agus Faizi ini telah diperiksa dan disetujui.

Malang, 23 Mei 2012 Pembimbing I

Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum. NIP 19710530 200312 1 001

Malang, 23 Mei 2012 Pembimbing II

Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. NIP 19700801 200312 2 001

(4)

1

ANALISIS KESALAHAN MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN) MAHASISWA DALAM UJIAN ZIDS

SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Agus Faizi

Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum. Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd.

e-mail: creativeidee123@gmail.com Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Abstract: The aim of this study is to describe mistake in reading

comprehension by student in the ZIDS-test. The technique of data analysis used in this research is descriptive qualitative method. The instruments used are divided into two parts, the researcher as the primary instrument and a table which serves as a supporting instrument. From data analysis it is found that the often mistake were by in detail reading. This was 34,46%. Mistake by in selective reading was 24%. In the last position was the mistake in global reading the amount of 12,31%.

Keywords: Mistake in reading comprehension, ZIDS-exam

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan membaca pemahaman (Leseverstehen) mahasiswa di dalam ujian ZIDS. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan terbagi atas dua bagian, yaitu peneliti sebagai instrumen utama dan tabel berfungsi sebagai instrumen pembantu. Dari analisis yang dilakukan ditemukan beberapa kesalahan dalam membaca pemahaman. Jenis kesalahan yang paling dominan terletak pada jenis membaca detail (Detailverstehen), yakni sebesar 34,46%. Kesalahan membaca selektif (Selektivverstehen) ditemukan sebesar 24%. Dan kesalahan paling sedikit adalah kesalahan membaca global

(Globalverstehen), yakni sebesar 12,31%.

Kata kunci: Kesalahan membaca pemahaman, ujian ZIDS

Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pembelajar bahasa. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit), dan

(5)

keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Keempat aspek keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur-tunggal. Setiap keterampilan berhubungan satu sama lainnya dan mendasari proses berpikir dalam belajar bahasa (Dawson dalam Tarigan, 2008:1).

Untuk mengukur tingkat penguasaan keterampilan berbahasa mahasiswa, perlu dilakukan sebuah tes/ujian kemampuan berbahasa yang salah satunya melalui ujian ZIDS (Zertifikat für Indonesische Deutsch-Studierende). Ujian ZIDS ini akan menguji kemampuan berbahasa mahasiswa dalam tingkatan level B1 sesuai standar kemampuan berbahasa Eropa atau Gemainsamer Europäische Referenzrahmen (GER).

Ujian ZIDS dilaksanakan pada akhir semester empat dan diikuti oleh mahasiswa yang menempuh mata kuliah ZIDS Vorbereitung. Aspek yang diujikan dalam ujian ZIDS dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) ujian tertulis yang terdiri atas tes membaca pemahaman (Leseverstehen), tes komponen berbahasa (Sprachbausteine), tes menyimak/mendengar (Hörverstehen), dan tes menulis surat (schriftlicher Ausdruck/Brief), (2) ujian lisan berupa tes berbicara

(mündlicher Ausdruck).

Pelaksanaan ujian ZIDS dibagi dalam dua fase. Fase pertama adalah ujian tertulis dan fase kedua adalah ujian lisan. Setelah dinyatakan lulus dalam ujian tertulis, maka mahasiswa bisa melanjutkan mengikuti ujian lisan. Dan apabila tidak lulus dalam ujian tertulis, maka secara otomatis mahasiswa dapat dikatakan telah gagal dalam ujian ZIDS dan tidak dapat melanjutkan lagi ke ujian lisan.

Berdasarkan pada data hasil rekapitulasi nilai ujian ZIDS pada tahun 2010/2011, diketahui ada sekitar 27 dari 65 mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus (nicht bestanden) dalam ujian ZIDS. Sebanyak 23 dari 27 mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus tersebut tidak mampu mendapatkan jumlah skor minimal yang diperlukan untuk dapat mengikuti tes lisan (mündlicher Ausdruck). Jumlah skor minimal tersebut yakni sebanyak 135 dari jumlah skor maksimal sebanyak 225 (dalam ujian tertulis ZIDS). Mengetahui banyaknya jumlah mahasiswa yang masih kesulitan di dalam memperoleh jumlah skor minimal yang diperlukan, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh mahasiswa di dalam ujian tes tertulisZIDS yang terdiri atas tes membaca pemahaman (Leseverstehen), tes komponen berbahasa

(Sprachbausteine), tes menyimak/mendengar (Hörverstehen), dan tes menulis surat (schriftlicher Ausdruck/Brief).

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang salah satu aspek yang diujikan dalam ujian tertulis ZIDS, yakni tes membaca pemahaman

(Leseverstehen). Tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu 1) membaca secara global (Globalverstehen), 2) membaca secara detail (Detailverstehen), dan 3) membaca secara selektif (Selektivverstehen). Menurut Dittrich dan Frey (2004:11) kemampuan membaca pemahaman terdiri atas tiga bagian. Dalam tiga bagian tersebut akan diujikan jenis-jenis membaca yang berbeda. Diantaranya sebagai berikut.

1) Pemahaman secara menyeluruh/global (Globalverstehen)

Pemahaman secara global merupakan kemampuan pembelajar dalam memahami inti dari sebuah teks. Pembelajar tidak dituntut untuk bias memahami masing-masing pernyataan di dalam teks tersebut.

(6)

3

2) Pemahaman secara detail (Detailverstehen)

Pemahaman secara detail merupakan kemampuan pembelajar untuk memahami masing-masing pernyataan dalam teks beserta informasi detail dari teks. Jenis membaca ini menuntut pembelajar untuk membaca teks dengan cermat dan memahami semua pernyataan teks.

3) Pemahaman secara selektif (Selektivverstehen)

Pemahaman secara selektif merupakan kemampuan pembelajar dalam mencari sebuah informasi yang spesifik dari teks dan dapat memutuskan apakah teks berisi informasi yang spesifik atau tidak.

Beberapa ahli memiliki pendapat mengenai definisi/pengertian membaca pemahaman. Effendy dkk (dalam Nasih 1995:18) mengungkapkan bahwa membaca pemahaman atau disebut membaca dalam hati merupakan salah satu proses mengolah informasi masukan dari tuturan tertulis dan menghubungkan informasi tersebut dengan pengetahuan yang hendak dimiliki pembaca. Dengan kata lain membaca pemahaman adalah suatu jenis kegiatan membaca yang tujuan utamanya agar pembaca dapat menangkap sejumlah informasi yang dipaparkan penulis lewat karya tulisnya. Menurut Bintari (2000:12) membaca pemahaman merupakan keterampilan yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman utuh terhadap isi bacaan. Tingkat pemahaman pada pengetahuan awal atau keakraban dengan subyeknya dan kemampuan bersifat subjektif. Kualitas tingkat

pemahaman pembaca akan bervariasi tergantung pada apa yang dibaca oleh pembaca dan maksud pembaca membacanya (Redway, 1992:12).

Peranan membaca sangat penting dalam menguasai bahasa. Mengabaikan aspek-aspek keterampilan membaca menyebabkan timbulnya kesulitan dalam menguasai keterampilan yang lainnya. Untuk meminimalisir kesulitan tersebut, seorang pembelajar bahasa yang baik sudah sepatutnya menguasai keterampilan membaca secara optimal.

Seperti yang diketahui, membaca memiliki segudang manfaat bagi pembacanya. Diantaranya diungkapkan oleh Rives (dalam Rosyidah, 1992:19) bahwa membaca tidak hanya berfungsi sebagai sumber pengetahuan dan kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga sebagai alat untuk mengonsulidasikan dan memperluas pengetahuan bahasa seseorang.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis, diketahui bahwa sebagian mahasiswa mengalami kesulitan dalam membaca teks bahasa Jerman. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa misalnya dalam memahami teks, seperti; menentukan tema atau judul sebuah teks, memahami isi teks, menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang dibaca, dan lain sebagainya.

Hasil rekapitulasi nilai ujian ZIDS menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk tes membaca pemahaman (Leseverstehen) mahasiswa dari tiga tahun

terakhir menunjukkan penurunan angka rata-rata dari nilai maksimal tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Pada tahun 2009 jumlah skor rata-rata mahasiswa dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) adalah sebanyak 55 dari 52 mahasiswa, pada tahun 2010 adalah sebanyak 56 dari 65 mahasiswa, dan terakhir pada tahun 2011 adalah 52 dari 61 mahasiswa. Dan jumlah skor maksimal pada tes membaca pemahaman (Leseverstehen) tersebut adalah 75.

Paparan di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah skor rata-rata dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Penurunan jumlah skor rata-rata tersebut disebabkan oleh kesulitan mahasiswa di dalam menjawab

(7)

soal-soal tes membaca pemahaman (Leseverstehen). Kesulitan yang dihadapi tentunya berbeda dalam setiap jenis membaca pada tes membaca pemahaman

(Leseverstehen). Berawal dari alasan ini, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kesalahan-kesalahan yang paling dominan yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS dengan judul “Analisis Kesalahan Membaca Pemahaman (Leseverstehen) Mahasiswa dalam Ujian ZIDS Semester Genap Tahun 2010/2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang”.

METODE

Sumber data dalam penelitian ini adalah 65 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ZIDS Vorbereitung pada tahun 2010/2011. Data dalam penelitian adalah dokumentasi hasil tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS tahun 2010/2011 yang terdiri atas tiga jenis membaca pemahaman, yaitu: 1) tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), 2) tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen), dan 3) tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen).

Data di dalam penelitian ini merupakan dokumentasi hasil tes membaca pemahaman (Leseverstehen) mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang yang mengikuti mata kuliah ZIDS Vorbereitung pada tahun 2010/2011.

Data-data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data-data yang masih mentah, sehingga perlu dianalisis terlebih dahulu.

1. Membaca seluruh hasil ujian ZIDS, khususnya bagian tes membaca pemahaman (Leseverstehen).

2. Mengidentifikasi kesalahan dengan cara memberi tanda pada setiap kesalahan. 3. Mengklasifikasikan kesalahan dengan cara mengelompokkan semua kesalahan

yang terdapat pada data berdasarkan klasifikasi pada tiga jenis membaca pemahaman yang terdapat pada ujian ZIDS.

4. Data dokumentasi tesebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam tabel analisis. Di dalam tabel analisis tersebut peneliti mengelompokkan setiap jawaban mahasiswa berdasarkan frekuensi salah dan frekuensi benar sesuai dengan jenis membaca pemahaman. Setelah itu peneliti menghitung persentase rata-rata kesalahan mahasiswa dari tiap-tiap jenis membaca pemahaman

dengan langkah-langkah sebahai berikut P = F

NX 100%

Keterangan: P = Persentase rata-rata kesalahan mahasiswa F = Jumlah frekuensi kesalahan yang diperoleh N = Bilangan tetap

100% = Bilangan konstanta (Nurgiyantoro, 1995:393)

5. Melakukan penilaian kesalahan.

Selanjutnya untuk melakukan penilaian kesalahan dijabarkan ke dalam kategori sebagai berikut:

(8)

5 85% - 100% = Gagal 75% - 84% = Kurang 60% - 74% = Cukup 40% - 59% = Baik 39% - 0% = Baik Sekali (Nurgiyantoro, 1995:393)

6. Menyimpulkan hasil analisis dari data kesalahan yang telah diidentifikasi. HASIL

Dalam tes membaca secara global (Globalverstehen) terdapat 5 buah pertanyaan. Jika dikalikan dengan 65 mahasiswa yang menjadi peserta ujian jumlahnya adalah 5 X 65 = 325 soal. Dari jumlah seluruh 325 pertanyaan tersebut, yang bisa dijawab dengan benar adalah sebanyak 285 soal dan sebanyak 40 soal dijawab dengan tidak tepat/salah.

Setelah dilakukan persentase kesalahan, bisa diperoleh hasil seperti dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Persentase Kesalahan dalam Membaca Pemahaman secara Global (Globalverstehen)

No. Tes Membaca Pemahaman secara Global Frekuensi Soal Persentase

1. Frekuensi Jawaban Benar 285 87,69%

2. Frekuensi Jawaban Salah 40 12,31%

Jumlah Soal (Globalverstehen) 325 100%

Dari tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta ujian ZIDS mampu menjawab dengan benar pada tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen) dan hanya kurang dari seperlima dari keseluruhan soal dijawab dengan tidak tepat/salah.

Dalam tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) terdapat adalah 5 buah pertanyaan. Jika dikalikan dengan 65 mahasiswa yang menjadi peserta ujian jumlahnya adalah 5 X 65 = 325 soal. Dari jumlah seluruh 325 soal tersebut, yang mampu dijawab dengan benar oleh mahasiswa adalah sebanyak 213 soal dan sebanyak 112 soal lainnya dijawab dengan tidak tepat/salah.

Setelah dilakukan persentase kesalahan, bisa diperoleh hasil seperti dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Persentase Kesalahan dalam Membaca Pemahaman secara Detail (Detailverstehen)

No. Tes Membaca Pemahaman secara Selektif Frekuensi Persentase

1. Frekuensi Jawaban Benar 213 65,54%

2. Frekuensi Jawaban Salah 112 34,46%

Jumlah Soal (Detailverstehen) 325 100%

Dari tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta ujian ZIDS mampu menjawab dengan benar pada tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) dan sepertiga soal lainnya dijawab dengan tidak tepat/salah.

Dalam tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) terdapat 10 buah soal. Jika dikalikan dengan 65 mahasiswa yang menjadi peserta ujian ZIDS jumlahnya adalah 10 X 65 = 650 soal. Dari keseluruhan 650 soal

(9)

tersebut, yang bisa dijawab dengan benar oleh mahasiswa adalah sebanyak 494 soal dan sebanyak 156 soal lainnya dijawab dengan tidak tepat/salah.

Setelah dilakukan presentase kesalahan, bisa diperoleh hasil seperti tabel 3 berikut.

Tabel 3 Persentase Kesalahan dalam Membaca Pemahaman secara Selektif (Selektivverstehen)

No. Tes Membaca Pemahaman secara Selektif Frekuensi Persentase

1. Frekuensi Jawaban Benar 494 76%

2. Frekuensi Jawaban Salah 156 24%

Jumlah Soal (Selektivverstehen) 650 100%

Dari tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta ujian ZIDS mampu menjawab dengan benar pada tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) dan kurang dari sepertiga menjawab dengan tidak tepat.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa kesalahan membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) merupakan kesalahan paling dominan dengan persentase kesalahan sebesar 34,46%. Diikuti dengan kesalahan membaca pemahaman secara selektif (selektivverstehen) sebesar 24%. Kesalahan paling sedikit terletak pada membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), yaitu sebesar 12,31%.

Berdasarkan hasil uji persentase yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca

pemahaman (Leseverstehen) memang termasuk dalam kategori baik sekali, karena jumlah persentase kesalahan mahasiswa dalam membaca pemahaman berada pada interval 0% - 39%. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan kesalahan per individu mahasiswa di dalam membaca pemahaman (Leseverstehen), ditemukan sebanyak 7 mahasiswa yang tidak lulus. Tujuh mahasiswa tersebut tidak mampu

memperoleh skor minimal yang dibutuhkan dalam tes membaca pemahaman. Jumlah skor minimal tersebut adalah 45 dari jumlah skor maksimal sebanyak 75. Skor minimal tersebut harus mampu dicapai oleh mahasiswa agar mahasiswa bisa lulus dalam ujian ZIDS dan memperoleh predikat nilai ujian ZIDS yang

memuaskan. PEMBAHASAN

Tes membaca pemahaman (Leseverstehen) merupakan bagian dari tes tertulis di dalam ujian ZIDS. Tes membaca pemahaman (Leseverstehen) dibagi dalam tiga bagian, yakni (1) membaca pemahaman secara global

(Globalverstehen), (2) membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen), dan (3) membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen).

Berdasarkan data yang bersumber dari hasil ujian ZIDS tahun 2010/2011, diketahui bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman memiliki nilai rata-rata pada bagian satu (Globalverstehen) sebesar 21,9 dari jumlah skor maksimal sebanyak 25. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut

membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen) baik sekali. Penulis juga menemukan kesalahan-kesalahan dari seluruh peserta ujian ZIDS tahun 2010/2011 di dalam menjawab

(10)

7

soal-soal pada tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), yakni sebanyak 40 kesalahan dari jumlah maksimal 325 pertanyaan. Dari hasil tersebut diperoleh presentase rata-rata kesalahan mahasiswa sebesar 12,31%. Setelah melakukan penilaian kesalahan menurut uji persentase kesalahan, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara global (Globalverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali karena terletak pada interval 0% - 39%.

Menurut Dinsel dan Reinmann (2004:10) membaca secara global

(Globalverstehen) merupakan salah satu strategi membaca yang bertujuan untuk membaca teks secara sepintas. Bagian terpenting adalah pembaca memahami informasi penting yang terdapat di dalam teks, oleh sebab itu pembaca tidak perlu khawatir pada saat pembaca menemukan kata-kata yang tidak dimengerti di dalam teks. Sebagai contoh, ketika pembaca membaca surat kabar yang berisi informasi mengenai pertandingan sepakbola dengan judul artikel yang dicetak tebal dan disertai dengan gambar tim sepakbola yang menjuarai pertandingan tersebut, maka pembaca dapat langsung menangkap maksud dari artikel surat kabar yang dibacanya, meskipun pembaca hanya membaca artikel tersebut secara sepintas.

Pada bagian kedua (Detailverstehen) diketahui bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman memiliki nilai rata-rata sebesar 16,3 dari jumlah skor maksimal sebanyak 25. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut

membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) termasuk kategori cukup. Penulis juga

menemukan kesalahan-kesalahan dari seluruh peserta ujian ZIDS tahun 2010/2011 di dalam menjawab soal-soal pada tes membaca pemahaman secara detail

(Detailverstehen), yakni sebanyak 112 kesalahan dari jumlah maksimal 325 pertanyaan. Dari hasil tersebut diperoleh persentase rata-rata kesalahan mahasiswa sebesar 34,46%. Setelah melakukan penilaian kesalahan menurut uji persentase kesalahan, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali karena berada pada interval 0% - 39%.

Westhoff (1997:165) mengungkapkan bahwa membaca secara detail (Detailverstehen) bertujuan untuk mendapatkan informasi secara keseluruhan yang ada dalam teks dengan cara membaca kata per kata agar semua informasi yang terkandung dalam teks dapat diketahui, contoh: membaca sebuah surat perjanjian (ein Vertrag).

Pada bagian ketiga (Selektivverstehen) diketahui bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman memiliki nilai rata-rata sebesar 19 dari jumlah skor maksimal sebanyak 25. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) termasuk kategori baik. Penulis juga menemukan kesalahan-kesalahan dari seluruh peserta ujian ZIDS tahun 2010/2011 di dalam menjawab soal-soal pada tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen), yakni sebanyak 156 kesalahan dari jumlah maksimal 650 pertanyaan. Dari hasil tersebut diperoleh presentase rata-rata kesalahan mahasiswa sebesar 24%. Setelah melakukan penilaian kesalahan menurut uji persentase kesalahan, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman secara selektif (Selektivverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali karena berada pada interval 0% - 39%.

(11)

Membaca secara selektif (Selektivverstehen) adalah strategi membaca yang digunakan untuk mencari informasi tertentu yang terdapat di dalam teks pendek. Pembaca tidak perlu membaca seluruh teks, melainkan hanya mencari informasi yang menarik atau penting dari teks tersebut. Hal ini dilakukan mengingat

pembaca dibatasi oleh waktu. sehingga tidak memungkinkan bagi pembaca untuk membaca seluruh isi teks secara rinci atau bahkan secara sepintas (Dinsel dan Reinmann, 2004:11)

Dari data di atas dapat diperoleh gambaran bahwa aspek kesalahan paling dominan dalam membaca pemahaman (Leseverstehen) terletak pada aspek membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen). Hal ini salah satunya bisa disebabkan oleh bentuk tes/ujian pada membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) yang berupa teks yang relative panjang. Peserta ujian ZIDS harus membaca teks yang relative panjang tersebut sebelum menjawab soal-soal yang disediakan di akhir teks. Di dalam teks yang relatif panjang tersebut, ada kemungkinan terdapat beberapa kosakata yang tidak dipahami oleh peserta ujian ZIDS. Hal tersebut akan berakibat pada pemahaman mahasiswa dalam memahami teks, karena di dalam membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) sangat penting bagi peserta ujian ZIDS untuk dapat memahami teks secara cermat dan teliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Dinsel dan Reinmann (2004:10) bahwa membaca secara detail (Detailiertes Lesen) merupakan strategi membaca yang mengarahkan pembaca untuk membaca teks secara rinci sampai bagian terakhir dari suatu teks. Strategi ini biasanya digunakan untuk memahami teks yang berbentuk artikel panjang, di mana setiap kalimat yang terdapat di dalam teks tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, seperti resep masakan, tips

kesehatan, artikel surat kabar (berita utama), sinopsis buku, dan lain sebagainya. Pembaca tidak dapat membaca kalimat berikutnya, apabila tidak membaca

kalimat sebelumnya, karena pembaca tidak akan menemukan informasi yang utuh mengenai teks tersebut. Oleh karena itu, pembaca harus membaca dengan teliti dan sistematis, karena setiap kalimat atau informasi yang terdapat di dalam teks sangat penting untuk dipahami.

Kesulitan mahasiswa di dalam menjawab soal-soal pada tes membaca pemahaman secara detail (Detailverstehen) sudah seharusnya menjadi aspek penting yang harus diketahui. Kesulitan ini jika tidak ditangani dengan serius akan berdampak buruk bagi tingkat kelulusan mahasiswa didalam tes ZIDS nantinya. Aspek ini sebaiknya mendapatkan perhatian lebih dari dosen mata kuliah ZIDS Vorbereitung. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa di masa yang akan dating.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga bagian tes dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen) pada ujian ZIDS. Dari ketiga bagian tersebut ditemukan berbagai kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Kesalahan paling dominan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Semester Genap Tahun 2010-2011 dalam membaca pemahaman (Leseverstehen) terletak pada jenis membaca secara detail (Detailverstehen), yakni sebesar 34,46%. Berikutnya adalah jenis membaca selektif

(12)

9

(Selektivverstehen) sebesar 24%. Dan paling sedikit adalah jenis membaca global (Globalverstehen) sebesar12,31%. Setelah penulis melakukan penilaian

menggunakan uji persentase terhadap jumlah rata-rata persentase kesalahan mahasiswa di dalam tes membaca pemahaman (Leseverstehen), maka penulis menyimpulkan bahwa kesalahan mahasiswa di dalam membaca pemahaman secara global (Globalverstehen), membaca detail (Detailverstehen) dan selektif (Selektivverstehen) termasuk dalam kategori baik sekali. Hal ini disebabkan karena presentase rata-rata kesalahan mahasiswa masih di bawah 39%.Akan tetapi jika dilihat berdasarkan kesalahan per individu mahasiswa di dalam membaca pemahaman (Leseverstehen), ditemukan ada sekitar 7 mahasiswa yang tidak lulus. Tujuh mahasiswa tersebut tidak mampu memperoleh skor minimal yang dibutuhkan dalam tes membaca pemahaman. Jumlah skor minimal tersebut adalah 45 dari jumlah skor maksimal sebanyak 75. Skor minimal tersebut harus mampu dicapai oleh mahasiswa agar mahasiswa bisa lulus dalam ujian ZIDS dan memperoleh predikat nilai ujian ZIDS yang memuaskan.

Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti untuk mengurangi frekuensi kesalahan mahasiswa di masa yang akan datang adalah sebagai berikut. (1) Dosen pengajar mata kuliah ZIDS Vorbereitung sebaiknya memberikan porsi latihan yang lebih banyak pada keterampilan membaca pemahaman (Leseverstehen), terutama jenis membaca secara detail (Detailverstehen). Hal ini disebabkan karena mahasiswa melakukan kesalahan terbanyak pada soal membaca secara detail (Detailverstehen). (2) Mahasiswa hendaknya lebih aktif bertanya jika ada penjelasan dosen pengajar yang belum dipahami. Mahasiswa juga sebaiknya lebih sering melakukan latihan dalam membaca pemahaman, terutama jenis membaca detail (Detailverstehen) untuk memperlancar kemampuan mereka dalam

menjawab soal ujian ZIDS. Selain itu, mahasiswa sebaiknya mengasah

kemampuan membaca bermacam-macam teks dan buku di masa perkuliahan. (3) Bagi peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk meneliti aspek keterampilan lainnya di dalam ujian ZIDS.

DAFTAR RUJUKAN

Bintari, Desi. 2000. Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Teks Bahasa Arab Mahasiswa Kelas Khusus Angkatan 1999/2000 Program Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Malang: Skripsi tidak diterbitkan.

Dinsel & Reimann. 2004. Fit fürs Zertifikat Deutsch: Tipps und Übungen.

Jakarta: Hueber Verlag.

Dittrich & Frey. 2004. Training Zertifikat Deutsch. Jerman: Max Hueber. Nasih, Akhmad Munjin. 1995. Kemampuan Berbahasa Arab (Membaca) Siswa

Kelas 2 MAK Denanyar Jombang Tahun 1994/1995. Malang: Skripsi tidak diterbitkan.

Redway, Kathryn. M. 1992. Membaca Cepat. Jakarta: Pustaka Pressindo

Rosyidah. 1992. Keterbacaan dan Kemampuan Membaca Pemahaman ‘Kontakte Deutsch’. Malang: Tesis tidak diterbitkan.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

ini membuktikan tantangan yang umumnya hanya dapat dilalui oleh orang khususnya wanita yang memiliki keseimbangan tubuh yang baik, gesit dan sehat, serta memiliki tulang dan

d) Pelaksanaan : Seorang testee duduk di lantai dengan kedua kaki lurus, kemudian luruskan badan dan kedua lengan kedepan semaksimal mungkin: kemudian tandai ujung

Para fuqaha mazhab-mazhab Hukum Islam berbeda pendapat ketika membicarakan membuat syarat dalam suatu transaksi atau perjanjian. Ada yang mengatakan bahwa azas pokok

GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut seperti

Sistem informasi berbasis web atau situs adalah satu kesatuan elemen informasi yang dirancang dalam bentuk kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa MRT terbukti efektif digunakan untuk meningkatkan psychological well-being pada tentara di Amerika ( US Army )

Hasil ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free cash flow dan profitabilitas

Rancang suatu IMC bentuk “L” yang menyepadankan Rs = 100Ω dan RL = 1KΩ pada f = 100MHz, dengan sifat meloloskan sinyal DC... Bila impendansi sumber