• Tidak ada hasil yang ditemukan

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

(2)

TIM EJOURNAL

Ketua Penyunting:

Prof.Dr.Ir.Kusnan, S.E,M.M,M.T

Penyunting:

1. Prof.Dr.E.Titiek Winanti, M.S. 2. Prof.Dr.Ir.Kusnan, S.E,M.M,M.T 3. Dr.Nurmi Frida DBP, MPd 4. Dr.Suparji, M.Pd

5. Dr.Naniek Esti Darsani, M.Pd 6. Dr.Erina,S.T,M.T.

7. Drs.Suparno,M.T

8. Drs.Bambang Sabariman,S.T,M.T 9. Dr.Dadang Supryatno, MT

Mitra bestari:

1. Prof.Dr.Husaini Usman,M.T (UNJ) 2. Prof.Dr.Ir.Indra Surya, M.Sc,Ph.D (ITS) 3. Dr. Achmad Dardiri (UM)

4. Prof. Dr. Mulyadi(UNM)

5. Dr. Abdul Muis Mapalotteng (UNM) 6. Dr. Akmad Jaedun (UNY)

7. Prof.Dr.Bambang Budi (UM) 8. Dr.Nurhasanyah (UP Padang) 9. Dr.Ir.Doedoeng, MT (ITS)

10. Ir.Achmad Wicaksono, M.Eng, PhD (Universitas Brawijaya) 11. Dr.Bambang Wijanarko, MSi (ITS)

12. Ari Wibowo, ST., MT., PhD. (Universitas Brawijaya)

Penyunting Pelaksana:

1. Drs.Ir.Karyoto,M.S

2. Krisna Dwi Handayani,S.T,M.T 3. Agus Wiyono,S.Pd,M.T 4. Eko Heru Santoso, A.Md

Redaksi:

Jurusan Teknik Sipil (A4) FT UNESA Ketintang - Surabaya

Website:

tekniksipilunesa.org

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

TIM EJOURNAL ... i

DAFTAR ISI ... ii

Vol 1 Nomer 1/rekat/16 (2016)

KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TUKANG PASANG BATU NON-SERTIFIKASI BERDASARKAN SKKNI PADA PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA DI

WILAYAH SIDOARJO

(4)

Rekayasa Teknik Sipil Vol 1 Nomer 1/rekat/16 (2016), 15 - 23

15

KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TUKANG PASANG BATU

NON-SERTIFIKASI BERDASARKAN SKKNI PADA PROYEK PERUMAHAN SESDERHANA DI

WILAYAH SIDOARJO

Satria Herdananda

Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil-FT, Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Drs. Didiek Purwadi, M.Si

Tenaga Akademik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Abstrak

Pekerja proyek yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di lapangan sangat terbatas.Menurut data Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi Propinsi Jatim (LPJKP) per 12 Juli 2013, jumlah tukang pasang batu yang memiliki sertifikat keterampilan (SKTK) total berjumlah 421 orang. Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: tingkat 1 = 57 orang, tingkat 2 = 251 orang, dan tingkat 3 = 113 orang. Tukang pasang batu memiliki kualifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diatur dalam SKKNI.Hal tersebut dapat dijadikan acuan bagi kontraktor atau mandor dalam menentukan tukang pasang batu yang memenuhi standar kualitas dan pengetahuan yang sesuai dengan SKKNI.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana pengambilan data dilakukan menggunakan metode observasi berupa borang dan tes dan lembar penilaian keterampilan. Tes yang diberikan kepada tukang pasang batu sesuai dengan kompetensi yang terdapat di dalam SKKNI tukang pasang batu. Validitasinstrumen tes dilakukan oleh para ahli di Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya, sedangkan uji realibilitas dilakukan oleh siswa kelas XI di SMK Negeri 7 Surabaya. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 tukang pasang batu non-sertifikasi di wilayah Sidoarjo.

Hasil penelitian ini yaitu (a) Kualifikasi pengetahuan rata-rata tukang pasang batu non-sertifikasi yang menjawab soal tes secara benar dengan prosentase (41,52%) (b)Kualifikasi pengetahuan rata-rata tukang pasang batu non-sertifikasiberdasarakan tingkat pendidikan yang memiliki nilai pengetahuan tertinggi dimiliki oleh tingkat pendidikan SMA sebesar (72,73%). (c) Kualifikasi keterampilan prosentase rata-rata keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi sebesar (66,45%). (d) Kualifikasi keterampilanrata-rata tukang pasang batu non-sertifikasiberdasarakan tingkat pendidikan yang memiliki nilai keterampilan tertinggi dimiliki oleh tingkat pendidikan SMA sebesar (73,08%).

Kata Kunci: Pengetahuan, Keterampilan, Tukang pasang batu, non–sertifikasi, SKKNI. Abstract

Project workers who have the knowledge and skills in the field is very limited. According to data from the Institute of East Java Provincial Development Construction Services (LPJKP) update 12th July 2013, the amount of stone mason worker that has a certificate of skills (SKTK) total amounted to 421 persons. This amount can be broken down as follows: level 1 = 57, level 2 = 251, and level 3 = 113 people. Stone mason worker have qualified knowledge

and skills set in SKKNI. It can be used as a reference for the contractor or foreman in determining stone mason workerthat meet the quality standards and knowledge in accordance with SKKNI.

This research is a descriptive study, in which data collection is done using the method of observation and tests in the form of accreditation forms and skills assessment form. Tests given to stone mason worker in accordance with the competencies contained in SKKNI stone mason. The validity of the instrument tests conducted by experts in the Department of Civil Engineering, State University of Surabaya, while the reliability test performed by a class XI student in SMK Negeri 7 Surabaya. The sample used in this study was 30 stone fixer non-certification in the Sidoarjo area.

Results of this study are (a) Qualifications average knowledge of non-stone mason worker certification test questions answered correctly by percentage (41.52%) (b) Qualifying average knowledge fixer stone non-certification based on the level of education that has the highest value of the knowledge possessed by the level of senior high school (72.73%). (c) Qualifications average percentage skill non-certified stone mason worker by (66.45%). (d) Qualifying average knowledge fixer stone non-certification based on the level of skill that has the highest value of the knowledge possessed by the level of high school education (73.08%).

(5)

16 PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Tahun 2003 ketenagakerjaan disebutkan pekerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat yang terampil dan berpengetahuan memiliki keahlian dan pengalaman kerja sesuai bidangnya.

Menurut AEC 2015 (Asean Economic Cominity), pada tahun 2015 ditargetkan Negara-negara Asean akan melakukan liberalisasi arus bebas pada sektor jasa. Arus bebas jasa merupakan salah satu elemen penting dalam pembentukan ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi.Liberalisasi jasa bertujuan untuk menghilangkan hambatan peneyediaan jasa di antara negara-negara ASEAN. Salah satu jasa yang akan akan mengalami Liberalisasi adalah jasa konstruksi (Departemen Perdagangan 2010:27).

Menurut data Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi Propinsi Jatim (LPJKP), jumlah tukang pasang batu yang memiliki sertifikat keterampilan (SKTK) total berjumlah 421 orang. Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: tingkat 1 = 57 orang, tingkat 2 = 251 orang, dan tingkat 3 = 113 orang.

Berdasarkan data tersebut pekerja yang memiliki standar pengetahuan dan keterampilandi lapangan masih tergolong rendah, karena tukang pasang batu yang memiliki sertifikasi keahlian di wilayah Jawa Timur hanya terdapat 421 orang.Jalan keluar yang harus dilakukan pemerintah perlu menerapkan aturan yang mengatur kualifikasi keterampilan dan pengetahuan pekerja untuk menigkatkan kualitas tukang pasang batu di lapangan.

Berdasarkan hasil survei secara langsung tukang batu yang terdapat pada proyek perumahan wilayah Sidoarjo tidak ada yang memiliki sertifikasi.Biaya yang mahal untuk mendapatkan sertifikasi keterampilan membuat tukang secara umum memilih untuk tidak mengambil serifikasi keterampilan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diperlukan penelitian yang mampu memberikan penilaian mengenai kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tukang batu yang ada di lapangan. Hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk menilai kesiapan Negara Indonesia menuju AEC 2015 (Asean Economic Cominity) khusunya dalam bidang jasa konstruksi. Penelitian dikhususkan meneliti tukang pasang batu yang memenuhi standar kualitas dan pengetahuan sesuai dengan SKKNI.Maka, diperlukan penelitian tentang “Kualifikasi Pengetahuan dan Keterampilan Tukang Pasang Batu Non-Sertifikasi Berdasarkan

SKKNI Pada Proyek Perumahan Sederhana di Wilayah Sidoarjo”.

KAJIAN PUSTAKA A. Kegiatan Proyek

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka batas waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.Tugas tersebut dapat berupa membangun rumah, pabrik, gudang, dermaga dan bangunan konstruksi lainnya. Proyek memiliki tujuan khusus yang didalam proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasanya itu besar biaya yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi (Hasan, 2003:1).

B. Tenaga Kerja

Penyusunan jenis-jenis pekerjaan pada dasarnya perlu untuk semua jenis pekerjaan kunci saja.Sesuai dengan penyusunan jenis pekerjaan tersebut maka dalam proyek diperlukan tenaga ahli yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya masing-masing.Setiap pekerjaan harus dilakukan oleh pekerja yang ahli pada bidangnya agar pekerjaan tersebut dapat berjalan baik dan memiliki kualitas yang baik (Husnan, 2005:152).

Pada proyek konstruksi khususnya, pekerjaan yang terdapat dalam proyek konstruksi dibagi dalam beberapa sub keterampilan yang terbagi didalam RKS sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada setiap proyek. Seorang manajer yang diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang bekerja penuh sesuai dengan sub keterampilan masing-masing tenaga ahli (Nurhayati, 2010:16).

Menurut

Kementerian Pekerjaan Umum (2007),pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk memproleh hasil yang optimal.

C. Tukang Batu Berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKNNI) yaitu standar kompetensi kerja tenaga terampil dan tenaga ahli dibidang jasa konstruksi yang didasarkan semakin berkembangnya kemajuan teknologi yang digunakan dalam usaha di bidang konstruksi di butuhkan tenaga kerja ahli di bidang konstruksi yang berkualitas, dapat diandalkan dan tersertifikasi dalam rangka penyerapan teknologi yang diperlukan.

(6)

17 Menurut SKKNI (2007:1), tukang batu adalah orang yang bertindak untuk mengerjakan kegiatan pekerjaan konstruksi, khususnya pekerjaan pemasangan batu. Tukang batu yang memiliki sertifikat diharapkan telah memiliki keterampilan yang disyaratkan dalam SKKNI.Persyaratan kompetensi dasar yang harus dimiliki meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku, dan peralatan maupun bahan/material yang dibutuhkan.

Tukang pasang batu yang berkualitas adalah yang telah memahami dan menerapkan standar yang telah diatur dalam SKKNI dengan tepat di lapangan sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat tercapai standar mutu dan waktu yang sesuai dengan target pelaksanaan.

D. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo dalam Fitri (2013:9), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek dengan panca indera yang meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan individu akan mempengaruhi kemampuan merasionalkan pengalaman tersebut selama berinteraksi dengan orang lain.

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo dalam Fitri (2013:12), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan suatu panca indera yang meliputi penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

c. Penilaian pengetahuan

Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebgaai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran dan kriteria. Inti penilaian adalah proses memberikan atau menetukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk inteprestasi yang diakhiri dengan judgment. Interprestasi dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan adanya kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu (Nana, 2011:3).

2. Keterampilan a. Pengertian

Keterampilan adalah kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan menggunakan anggota badan atau peralatan kerja yang tersedia. Keterampilan teknik lebih banyak menggunakan unsur-unsur anggota badan daripada unsur lain. Keterampilan juga merupakan kemampuan mengadakan komunikasi non-verbal, yaitu dapat menyampaikan pesan melalui gerakan muka, gerakan tangan, penampilan dan ekspresi kreatif. Pengetahuan yang diperoleh, sangat berpengaruh terhadap keterampilan seseorang (Nasution, 1999:35).

b

.

Pengukuran keterampilan (psikomotorik) Menurut Leighbody dalam Akhmad (2011:4), penilaian hasil belajar psikomotor mencakup:

1) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja.

2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan.

3) Kecepatan mengerjakan tugas.

4) Kemampuan membaca gambar dan atau simbol.

5) Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

Penilaian dapat juga dilakukan pada tempat bekerja obyek penelitian dengan menggunakan penilaian kriteria kerja.

c. Kriteria (Rubrics)

Menurut Akhmad (2011:9), kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak dikurangi. Penilai menjadi lebih mudah menilai prestasi yang dapat dicapai peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas.

(7)

18 E. Pondasi Batu Belah

Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi pondasi .Pondasi batu kali sering kita temukan pada bangunan– bangunan rumah tinggal.Pondasi ini digunakan, karena selain kuat juga masih termasuk murah.(Suparno, 2008:210).

Pondasi staal (batu belah) dipergunakan di atas tanah kuat/baik yang letaknya tidak dalam. Pada umumnya dari permukaan tanah sedalam 50 cm, terdapat tanah yang disebut tahan humus, yaitu lapisan tanah yang mengandung campuran bekas cabang-cabang kayu kecil-kecil, sampah, dan sebagainya. lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat lain. Perletakan dasar pondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah humus (50 cm atau, lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yang cukup kuat dan memenuhi syarat.Sehingga kedalaman rata-rata dari pondasi staal berkisar antara 80 hingga 100 cm dari permukaan tanah (Suparno 2008:210). METODE PENILITIAN

A. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.Menurut Sugiyono (2011:35) metode penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang penilaian kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu berdasarkan SKKNI pada proyek perumahan di Wilayah Sidoarjo yang dijadikan sampel atau responden.

B. Jenis Penelitian

Jenis peneilitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan dimana peneliti melakukan pengamatan mengenai pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu secara langsung terhadap sampel penelitian pada lokasi pekerjaan. C. Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data dari penelitian ini terdiri dari beberapa kelompok tukang batu yang berbeda pada pekerjaan pembangunan perumahan di Sidoarjo. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif dari hasil survey beberapa kelompok tukang batu yang berbeda proyek dan lokasi. Penilaian penelitian didasarkan pada data yang diperoleh dengan menggunakan pengujian tertulis terhadap tukang batu

dan wawancara di lapangan mengenai pengamatan pekerjaan tukang batu oleh mandor atau pengawas proyek.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum melaksanakan proses penelitian terdapat beberapa tahapan penelitian yang tercantum pada diagram alir dibawah ini:

E. Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi subjek penelitian adalah tukang pasang batu di Kabupaten Sidoarjo.Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling acak kelompok (cluster random sampling).Teknik tersebut digunakan karena jumlah populasinya tidak diketahui pasti, sehingga tidak memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau terhimpun dalam klaster-klaster yang bebeda-beda. (Singarimbum, 1989:162)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi menggunakan lembar kusioner penilaian pengamatan keterampilan untuk diisi oleh atasan dari subjek penelitian di area perumahan tersebut.Pengisian kusioner penilaian dilengkapi dengan kisi-kisi penilaian. Kusioner penilaian yang digunakan telah divalidasi oleh 3 (tiga) ahli pemateri.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di 4 (empat) proyek perumahan di wilayah Kabupaten Sidoarjo yaitu Perumahan Citra Amanda Garden oleh PT. Makmur Prima Amanda, Perumahan Metro

(8)

19 Mansion oleh PT. Fadjar Berlian Estade, Perumahan Valenia Terrace dan Perumahan Grand Surya oleh PT. Jayaland.

A. Hasil Penelitian

Deskripsi Tukang Pasang Batu non-sertifikasi pada pembahasan hasil penelitian kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi meliputi usia, pengalaman kerja, penghasilan, pendidikan tukang besi beton dan keterampilan lain yang dimiliki. Deskripsi tersebut merupakan identitas personal tukang dalam pengambilan data penelitian sebelum dilakukan tes pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu, berikut deskripsi usia, pengalaman kerja, upah, pendidikan, dan keterampilan lain tukang pasang batu. 1. Usia

Deskripsi usia dari tukang disini hanya diambil tukang pasang batu non-sertifikasi. Data usia tukang pasang batu diambil dari 30 (tiga puluh) sampel tukang pasang batu non-sertifikasi dari 4 (empat) proyek yang berbeda di daerah Kabupaten Sidoarjo. Usia tukang pasang batu pada penelitian kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarkan SKKNI di Wilayah Sidoarjo termasuk kategori usia produktif dengan rentang antara15 tahun – 64 tahun dengan rincian sebagai berikut:

2. Pengalaman Kerja

Deskripsi pengalaman kerja pada penelitian kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarkan SKKNI pada proyek perumahan di Wilayah Sidoarjo dari 30 sampel tukang pasang batu. Hasil pengisian data diri dari tukang pasang batu berdasarkan

pengalaman kerja

sebagai berikut:

3. Upah

Deskripsi upah kerja pada penelitian ini diperoleh dari 30 sampel pasang batu non-sertifikasi. Hasil pengelompokan tukang pasang batu berdasarkan upah kerja harian sebagai beikut:

Kategori upah harian (Rp):

1:Upah 50.000-59.900 4: Upah 80.000–89.900 2: Upah 60.000–69.900 5: Upah 90.000–99.900 3: Upah 70.000–79.900 6: Upah lebih 100.000 4. Pendidikan

Deskripsi pendidikan pada penelitian ini diperoleh dari 30 sampel tukang pasang batu. Hasil pengelompokan tukang pasang batu berdasarkan pendidikan sebagai berikut:

5. Keterampilan lain

Deskripsi keterampilan lain bidang konstruksi pada penelitian ini diperoleh dari 30 sampel pasang batu non-sertifikasi. Hasil pengelompokan tukang pasang batu berdasarkan jenis keterampilan lain sebagai beikut:

(9)

20 B. Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan Tukang Pasang Batu di Wilayah Sidoarjo

Rekapitulasi penilaian pengetahuan tukang pasang batu non-sertifikasi dalam menjawab soal berfungsi untuk mengetahui rata-rata presentase pengetahuan tukang pasang batu. Hasil rekapitulasi dari pengetahuan tukang pasang batu dalam menjawab soal tes adalah sebagai berikut.

Tabel 4.14 dapat disimpulkan probabilitas persentase rata-rata dalam menjawab soal tes pengetahuan sebesar 41,52%, sedangkan presentase rata-rata yang tidak dapat menjawab soal tes pengetahuan sebesar 58,48%. Prosentase rata-rata menjawab soal menunjukkan bahwa kualifikasi pengetahuan tukang besi pasang batu non-sertifikasi dalam menjawab soal masuk dalam kategori cukup.

C. Rekapitulasi Pengetahuan Tukang Pasang Batu Secara Individu

Rekapitulasi pengetahuan tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarkan SKKNI pada proyek perumahan di Wilayah Sidoarjo secara individu bertujuan untuk menganalisis deskripsi kompetensi dalam menjawab pertanyaan tes pengetahuan dengan cara memberi tes tulis tukang pasang batu secara individu. Hasil rekapitulasi pengetahuan tukang pasang batu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tes tulis secara individu

(10)

21 Berdasarkan rekapitulasi pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa tukang pasang batu non-sertifikasi yang memiliki kompetensi terbaik pertama oleh Responden No 7 dengan presentase 72,73%.

D. Hasil Penilaian Kualifikasi Keterampilan Tukang Pasang Batu Berdasarkan SKKNI

Hasil penilaian keterampilan tukang pasang batu adalah penilaian dengan mengumpulkan data dengan kusioner penilaian kepada narasumber yang memiliki pengetahuan tentang kualitas kerja subyek penelitian. Narasumber yang berpartisipasi memberikan nilai keterampilan dalam bentuk kusioner adalah atasan dari tukang di proyek tersebut, sehingga dapat memberikan penilaian keterampilan berdasarkan pengamatan keseharian dari tukang pasang batu yang menjadi subyek penelitian. Nama dan jabatan responden tersaji sebagai berikut:

Kusioner penilaian keterampilan tukang besi pasangbatu non-sertifikasi berdasarkan Indikator yang diambil dari SKKNI. Penilaian keterampilan tukang pasang batu berfungsi untuk mengetahui rata-rata presentase keterampilan tukang pasang batu pada saat bekerja di lapangan. Kualifikasi penilaian keterampilan tukang pasang batu berdasarkan SKKNI mengacu pada tabel interpretasi skor keterampilan.

Tabel 4.22 dapat disimpulkan probabilitas prosentase rata-rata keterampilan tukang pasang batu sebesar 66,45%. Nilai keterampilan berdasarkan indikator yang memiliki presentase paling tinggi adalah Mengoperasikan selang air untuk menentukan kedataran (leveling) sebesar 79,67%. Nilai keterampilan berdasarkan indikator yang memiliki presentase paling rendah adalah mengikuti aturan keselamatan kerja sebesar 53,50%. Prosentase rata-rata menunjukkan bahwa kualifikasi Keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi dalam melakukan pekerjaan adalah cukup.

E. Rekapitulasi Keterampilan Tukang Pasang Batu Secara Individu

Rekapitulasi keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarkan SKKNI pada proyek perumahan di Wilayah Sidaorjo secara individu bertujuan untuk menganalisis deskripsi kompetensi dalam kualitas kerja tukang pasang batu secara individu. Hasil rekapitulasi keterampilan tukang pasang batu berdasarkan penilaian dari narasumber. Rekapitulasi keterampilan tukang pasang batu adalah sebagai berikut:

(11)

22 Berdasarkan rekapitulasi pada Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa rata-rata prosentase keterampilan tukang pasang batu yang ada adalah 66,46%.Nilai prosentase tertinggi pertama terdapat pada responden no 22 yaitu dengan prosentase 77,50%.

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil dan pembahasan kualifikasi pengetahuan dan keterampilan tukang pasang batu non-sertifikasidi wilayah Sidoarjo yang telah dijelaskan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualifikasi pengetahuan dari 30 tukang pasang batu non-sertifikasi dengan prosentase rata-rata sebesar (41,52%) sehingga masuk dalam kategoricukup.

2. Kualifikasi pengetahuan rerata dari 30 tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarakan tingkat pendidikan yang memiliki nilai pengetahuan tertinggi dimiliki oleh tingkat pendidikan SMA sebesar (72,73%) sehingga masuk dalam kategoribaik.

3. Kualifikasi pengetahuan rerata dari 30 tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarakan pengalaman kerja yang memiliki nilai pengetahuan tertinggi dimiliki oleh pengalaman kerja selama

21-30 tahun sebesar (43,18%) sehingga masuk dalam kategori cukup.

4. Kualifikasi keterampilan dari 30 tukang pasang batu non-sertifikasi dengan prosentase rata-rata sebesar (66,45%) sehingga masuk dalam kategori baik.

5. Kualifikasi keterampilan rerata dari 30 tukang pasang batu non-sertifikasiberdasarakan tingkat pendidikan yang memiliki nilai keterampilan tertinggi dimiliki oleh tingkat pendidikan SMA sebesar (73,08%) sehingga masuk dalam kategoribaik.

6. Kualifikasi keterampilan rerata dari 30 tukang pasang batu non-sertifikasi berdasarakan pengalaman kerja yang memiliki nilai keterampilan tertinggi dimiliki oleh pengalaman kerja selama 21-30 tahun sebesar (67,12%) sehingga masuk dalam kategori cukup.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada perusahaan kontraktor khususnya melalui mandor yang turun langsung di proyek pembangunan untuk memberikan pelatihan pengetahuan dan keterampilan kepada tukang yang ada di lapangan secara berkala.

2. Diharapkan agar Dinas LPJK memberikan penyuluhan atau masukan kepada kontraktor agar tukang yang belum mendapatkan sertifikasi dapat mengikuti pelatihan agar dapat bersaing di dunia kerja dengan bangsa asing pada pasar bebas AEC 2015.

3. Sebagai masukan kepada Dinas LPJK dan kontraktor agar lebih memperhatikan pengetahaun dan kualitas pekerjaan pekerja dengan acuan standar kompetensi tukang berdasarkan SKKNI. 4. Diharapkan ada penelitian tentang pengetahuan

dan keterampilan tukang yang lain berdasarkan SKKNI di wilayah Sidoarjo dan kota lain.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. Sudrajat. 2011. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotorik.

(PDF),(www.Akhmadsudrajat.WordPress.com

diakses 15 Januari 2014)

Ani, Taruastuti. 2009. Menyusun Soal Pilihan Ganda

Dengan Baik.

(12)

23

/2008/11/1-menyusun-soal-pilihan-ganda-dengan-baik.pdf diakses 15 Januari 2014) Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Perdagangan. 2010. Menuju Asean

Economic Community 2015. Jakarta: Departemen Perdagangan.

Departemen Pekerjaan Umum. 2007. SKKNI (Standar Koempetensi Kerja Nasional Indonesia). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Dodi, Ariyanto . 2013. Penilaian Kualifikasi

Keterampilan dan Pengetahuan Mandor Konstruksi Berdasarkan SKKNI Pada Proyek Bangunan Gedung di Wilayah Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: UNESA. Fitri, Wahyuni. 2013. Studi Deskriptif Pengetahuan

Perawat Tentang Kebutuhan Spiritual Pasien di Unit Rawat Inap RST Bhakti WiraTamtama Semarang. (PDF),

(http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=bro wse&op=read&id=jtptun imus-gdl-fitriwahyu-7259, diakses 7 Februari 2014). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Unimus.

Hasan, Dani dan Mas, Suryanto. 2003. Manajamen Konstruksi I. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Husnan, Suad dan Muhammad, Suwarsono. 2005. Studi Kelayakan Proyek edisi keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Kementrian Pekerjaan Umum. 2010. Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Tentang Jasa Konstruksi. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum

LPJKP Jawa Timur. 2013. Daftar SKKNI Untuk Bersetifikat Keterampilan (SKTK) per 12 Juli 2013. Surabaya

Nana, Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan I. Jakarta: Bumi Aksara

Nurhayati. 2010. Manajamen Proyek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurul, Zuriah. 2006. Metode Penelitian dan

Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Primartantyo, Ukky. 60 persen tenaga kerja konstruksi lulusan SD.

(online),(http://www.tempo.co/read/news/201 2/05/31/092407454/60-Persen-Tenaga-Kerja-Konstruksi-Lulusan-SD, diakses 13 Agustus 2013)

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Singarimbum, Masri dan Sofian, Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta Suparno. 2008. Teknik Gambar Bangunan jilid 2.

Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan Republik Indonesia. 2003. Jakarta: Sekretariat Negara.

Gambar

Tabel  4.14  dapat  disimpulkan  probabilitas  persentase  rata-rata  dalam  menjawab  soal  tes  pengetahuan  sebesar  41,52%,  sedangkan  presentase  rata-rata  yang  tidak  dapat  menjawab  soal  tes  pengetahuan  sebesar  58,48%

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Jhon Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot,

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduan, 2008: 12).. Dengan

Dalam menentukan persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ditinjau dari indikator aksesibilitas dapat diketahui melalui 10

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Program Studi S1 Ilmu

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah tentang Perubahan Atas Peraturan

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Dengan pendapatnya tersebut, menurut Kees Berten (1976), Plato berhasil mendamaikan pendapatnya Heraklitus dengan pendapatnya Permenides, menurut Heraklitus segala

Maka dari itu, untuk meningkatkan peran pemerintah dalam mengawasi transaksi, diperlukan inovasi untuk menjamin perlindungan serta keamanan konsumen terhadap pelaku usaha