• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE DAN SUBJEK PENELITIAN. dapat memudahkan pelaksanaan suatu penelitian. Sementara metodologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE DAN SUBJEK PENELITIAN. dapat memudahkan pelaksanaan suatu penelitian. Sementara metodologi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

66 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk melaksanakan penelitian agar tujuannya tercapai, didalamnya memuat sistem yang dapat memudahkan pelaksanaan suatu penelitian. Sementara metodologi penelitian merupakan pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam sebuah penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini sendiri adalah metode penelitian kualitatif - eksploratif.

Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekuensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terekspresi secara eksplisit. Terdapat sejumlah aliran filsafat yang mendasari penelitian kualitatif, seperti Fenomenologi, Interaksionisme simbolik, dan Etnometodologi. Harus diakui bahwa aliran-aliran tersebut memiliki

(2)

perbedaan-perbedaan, namun demikian ada satu benang merah yang mempertemuan mereka, yaitu pandangan yang sama tentang hakikat manusia sebagai subyek yang mempunyai kebebasan menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang membudaya dalam diri masing-masing pelaku. Bertolak dari proposisi di atas, secara ontologis, paradigma kualitatif berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya.

Paradigma penelitian kualitatif di antaranya diilhami falsafah rasionalisme yang menghendaki adanya pembahasan holistik, sistemik, dan mengungkapkan makna di balik fakta empiris sensual. Secara epistemologis, metodologi penelitian dengan pendekatan rasionalistik menuntut agar obyek yang diteliti tidak dilepaskan dari konteksnya, atau setidaknya obyek diteliti dengan fokus atau aksentuasi tertentu, tetapi tidak mengeliminasi konteksnya. Penelitian kualitatif bertolak dari paradigma alamiah, artinya penelitian ini mengasumsikan bahwa realitas empiris terjadi dalam suatu konteks sosio-kultural, saling terkait satu sama lain. Karena itu, setiap fenomena sosial harus diungkap secara holistik. Penelitian kualitatif disebut paradigma alamiah, karena penelitian ini mengungkapkan realitas tanpa melakukan pengukuran yang baku dan pasti. Peneliti berusaha menggambarkan fenomena sosial secara holistik tanpa perlakuan manipulatif. Keaslian dan kepastian merupakan faktor yang sangat ditekankan. Karena itu, kriteria kualitas lebih ditekankan pada relevansi, yakni signifikasi dan kepekaan individu terhadap lingkungan sebagaimana adanya.

(3)

Penelitian kualitatif, karena menekankan pada keaslian, tidak bertolak dari teori secara deduktif melainkan berangkat dari fakta sebagaimana adanya. Rangkaian fakta yang dikumpulkan, dikelompokkan, ditafsirkan dan disajikan dapat menghasilkan teori, karena itu penelitian kualitatif tidak bertolak dari teori. Paradigma kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas peneliti adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan atau membuat sendiri batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah satu kegiatan sistematis untuk menemukan teori dari kancah, bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Karenanya, secara epistemologis, paradigma kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk melakukan verifikasi.

Dalam penelitian kualitatif, ‘proses’ penelitian merupakan sesuatu yang lebih penting dibanding dengan ‘hasil’ yang diperoleh. Karena itu peneliti sebagai instrumen pengumpul data merupakan satu prinsip utama. Hanya dengan keterlibatan peneliti dalam proses pengumpulan datalah hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Berkaitan dengan penelitian kualitatif, Bogdan Taylor (1975) mengatakan bahwa : penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati. (Nurudin, 2010:10). Data akan dianalisis

(4)

bukan berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel. Tulisan hasil penelitian dalam penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data (wawancara dan pengamatan langsung terhadap para pemasang iklan di akun infobdg, pada twitter sebagai tempat pemasangan iklan).

Wett dan Berg seperti yang dikutip dalam buku Fenomenologi milik Engkus, menjelaskan bahwa “paradigma fenomenologi yang mengembangkan metode kualitatif untuk penelitian komunikasi dapat mengungkapkan konstruksi realitas” (2009:125). Penelitian kualitatif memiliki beberapa

karakteristik yang dapat membedakannya dari jenis penelitian lain, Berikut ini adalah karakterisitik yang diungkapkan oleh Guba &Lincoln serta Bogdan & Biklen (dalam Engkus):

1. Latar Alamiah.

Penelitian kualitatif melakukan penelitian latar alamiah pada konteks suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

2. Manusia sebagai alat (instrumen).

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama. Hal ini dilakukan agar dapat berhubungan secara langsung dengan responden disamping itu, manusia mampu memahami kenyataan yang terjadi di lapangan serta berperan serta pada pengumpulan data melalui penelitian

3. Metode Kualitatif

Metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama metode ini lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih cepat menyesuaikan diri dengan setting penelitian dan mampu melakukan penajaman pola – pola yang dihadapi.

(5)

4. Analisis data induktif

Dengan analisis seperti ini, data dari lapangan bersifat khusus untuk selanjutnya dapat disimpulkan sebuah teori yang dapat digeneralisasikan secara luas.

5. Teori dasar

Penelitian ini menghendaki adanya arah bimbingan penyusunan teori substansif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal; pertama, tidak ada teori apriori yang dapat mencakupi kenyataan-kenyataan ganda yang mungkin di hadapi; kedua, penelitian ini mempercayai apa yang dilihat

sehingga berusaha untuk sejauh

mungkin menjadi netral; dan ketiga, teori dari dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai kontekstual. 6. Deskriptif

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Semua data yang terkumpul menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Dengan demikian, laporan akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran laporan tersebut.

7. Lebih mementingkan proses dari pada hasil Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas jika daiamati dalam proses.

8. Adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus” Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitian atas dasar focus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Dengan fokus permasalahan yang tajam, peneliti dapat menemukan dan menentukan lokasi penelitian dengan tepat.

9. Adanya Kriteria khusus untuk keabsahan data Penelitian ini mendefinisikan validitas, reliabilitas dan

objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.

10. Desain yang bersifat sementara.

Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan keadaan yang terjadi di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang tersusun secara ketat dan tidak dapat dirubah lagi karena apa yang akan terjadi dilapangan tidak dapat diramalkan sebelumya oleh peneliti.

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati ber sama

(6)

Penelitian ini mengharapkan adanya hasil penelitian yang dirundingkkan dan disepakati bersama untuk dijadikan sebagai sumber data. Karena hasil penelitian bergantung pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari.

Memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan diatas, bisa dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, kebebasan menjadi sebuah dorongan dalam menganalisis data-data yang ada. Selanjutnya, berdasarkan tujuannya maka penelitian ini termasuk dalam penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif merupakan jenis penelitian yang berusaha menggali dan menginterpretasikan fenomena yang sedang berkembang.

Tujuan dari penelitian eksploratif bertujuan untuk mencari akar dari fenomena kemudian menginterpretasikannya. Secara garis besar penelitian eksploratif dapat melihat fenomena dari berbagai sudut pandang sehingga hasil akhirnya akan bermuara pada pengetahuan baru yang kemudian menjadi landasan untuk penjabaran fenomena yang tengah diteliti.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, teknik yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3.2.1 Observasi

Pengamatan data secara langsung terhadap subyek sebagaimana adanya dilapangan. Teknik observasi ini merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung oleh panca indera seperti mata, tangan, kaki, telinga dan mulut. Panca indera tersebut bisa didukung oleh beberapa alat untuk menunjang

(7)

pengamatan seperti buku catatan, alat perekam dan kamera. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya (Burhan Bungin, 2008: 115). Observasi yang akan dilakukan peneliti adalah dengan menjadi follower di Twitter untuk akun Infobdg.

3.2.2 Wawancara mendalam (Depth Interview)

Secara sederhana wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan data yang didapatkan oleh peneliti melalui percakapan dengan nara sumber atau informan yang dianggap memiliki peranan penting di tempat penelitian.

Dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, Burhan Bungin mengungkapkan bahwa:

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (pengamatan). Sudah tentu para peneliti, walaupun dibantu oleh banyak asisten yang dapat menggantikan observasi mereka secara bergiliran, toh tidak pernah dapat meliputi seluruh aktivitas semua warga dalam suatu masyarakat di suatu tempat, terus-menerus selama 24 jam dari hari ke hari. Itulah sebabnya lowongan dalam data yang didapat dari wawancara.(Paul 1953:441-442; Koentjaraningrat 1986;129).

Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa mempersingkat waktu dengan berbagai kelengkapan data yang kita inginkan.

(8)

3.2.3 Studi Kepustakaan

Teknik ini merupakan teknik yang dibutuhkan untuk memperkuat data, terutama sebagai acuan pengecekan ulang untuk kebenaran pengamatan. Kemampuan peneliti untuk menyusun kerangka teoritis akan sangat terkait dengan upaya penelusuran studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi yang mendukung dan tepat untuk membahas lingkup kajian penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, sumber studi kepustakaan berupa: penyimpanan tweets, wall dan status pada jejaring sosial Twitter.

3.2.4 Penelusuran data Online

Penelusuran online adalah proses pengumpulan data melalui media online atau internet, berupa artikel, e-book, maupun berita.

3.3 Tahap-Tahap Penelitian

Mempelajari penelitian kualitatif tidak terlepas dari tahapan-tahapan penelitiannya. Tahapan tersebut akan menggambarkan kepada peneliti mengenai keseluruhan perencanaan, pelaksanaan analisis dan penafsiran serta penulisan laporan dalam meneliti fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga tahap utama yang harus ditempuh diantaranya adalah :

3.3.1 Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan ini ada beberapa proses yang dilakukan oleh peneliti, antara lain sebagai berikut:

(9)

Rancangan penelitian yang dimaksud proposal atau rancangan penelitian. Dalam penelitian ini ditempatkan pada Bab I yang berisi tentang konteks penelitian fokus, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Peneliti menentukan lapangan penelitian untuk mencari tahu data dan melihat secara langsung keadaan lapangan di twitter dan aktivitas di kantor Infobdg

c. Mengurus Penelitian

Pertama yang perlu diketahui peneliti adalah siapa saja yang berkuasa dan berwenang memberikan ijin bagi pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti cukup mengurus perijinan pada FISIP Unpas Jurusan Ilmu Komunikasi dan selanjutnya akan diteruskan perijinan dengan subyek penelitian yaitu

d. Menjajahi dan memilih Lapangan

Tahap ini yang menyingkap bagaimana peneliti masuk lapangan, namun hal-hal tertentu telah menilai keadaan lapangan untuk observasi langsung.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan informan dalam pemanfaatan untuk memberikan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan. Informan ini sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif. Peneliti memutuskan akan mengambil 4 orang informan, yakni para pemasang iklan di Infobdg.

(10)

Peneliti hendaknya menyiapkan tidak hanya peralatan penelitian, tetapi juga alat-alat penelitian berupa seperangkat alat tulis, recorder, kamera, dan lainnya.

g. Persoalan Etika

Dalam hal etika, peneliti harus sangat menjaganya karena hal ini menyangkut hubungan baik yang harus terus dibina antara peneliti dan subyek penelitiannya.

3.3.2 Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahap ini terdapat proses untuk memahami latar penelitian, persiapan diri, memasuki lapangan, dan turut berperan serta sambil mengumpulkan data. Peneliti harus memahami situasi dan kondisi lapangan penelitiannya. Penampilan fisik serta cara berprilaku hendaknya menyesuaikan dengan norma-norma, nilai-nilai dan budaya setempat agar memuluskan tahap ini.

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Dalam penelitian kualitatif, dikenal dengan adanya dua latar penelitian, yakni latar tertutup dan latar terbuka dari subjek penelitian. Pada latar tertutup, peneliti menempatkan diri pada subyek penelitiannya. Peneliti telah menjaga sikap sesuai dengan kultur subjek penelitiannya. Peneliti juga menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak yang terkait sebagai informan untuk mendapatkan informasi. Peneliti berusaha seselektif mungkin dalam mengolah informasi yang ada, khususnya dari informan agar informasi yang ada terjaga validitasnya. Sedangkan pada latar terbuka, peneliti akan mengadakan pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam.

(11)

Pengamatan dilakukan dengan prosedur standar yakni melakukan beberapa pertanyaan, wawancara dilakukan secara santai namun penuh dengan keseriusan dalam mengolah informasi, agar data yang dibutuhkan tercukupi atau terpenuhi.

b. Memasuki Lapangan

Pada tahap ini, untuk mencari informasi dan memperoleh data-data yang faktual peneliti mendatangi langsung kantor Infobdg yang bertempat di jalan Gatot subroto no 27 lantai 2, Kota Bandung, untuk mendapatkan informan serta melihat keadaan lapangan dan peneliti melihat langsung dan menjadi member dari jejaring sosial yang dimiliki oleh para followernya.

3.4 Teknis Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan oleh penulis,karena penelitian ini termasuk kategori studi fenomenologis, maka alur analisis data mengikuti apa yang disampaikan Creswell dalam Kuswarno pada bukunya yang berjudul

Fenomenologi, adalah sebagai berikut:

1. Peneliti memulai dengan mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya;

2. Peneliti kemudian menemukan pernyataan (dalam wawancara) tentang bagaimana orang-orang memahami topik, rinci pernyataan-pernyataan tersebut (horisonalisasi data) dan perlakuan setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta kembangkan rincian tersebut dengan tidak melakukan pengulangan atau tumpang tindih;

3. Pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam unit-unit bermakna (meaning unit), peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah penjelasan teks (textural description) tentang

(12)

pengalamannya, termasuk contoh-contohnya secara seksama.

4. Peneliti kemudian merefleksikan pemikirannya dan menggunakan variasi imajinatif (imaginative variation) atau deskripsi struktural (structural description), mencari keseluruhan makna yang memungkinkan dan melalui perspektif yang divergen (divergent perspectives), mempertimbangkan kerangka rujukan atas gejala (phenomenon), dan mengkonstruksikan bagaimana gejala tersebut dialami.

5. Peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasannya tentang makna dan esensi (essence) pengalamannya.

6. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti mengungkapkan pengalamannya, dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Setelah semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya (composite description). (2009:137)

Singkatnya, analisis data kualitatif menurut Engkus juga dimulai dengan mencari arti, mencatat keteraturan dan penjelasan.kesimpulan yang nantinya akan diperoleh kemudian diverifikasi selama proses penelitian Verifikasi tersebut berupa tinjauan atau pemikiran kembali, yang mungkin berlangsung sekilas atau malah dilakukan secara seksama dan memakan waktu lama sehingga membentuk sebuah validasi.

3.5 Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

3.5.1 Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah para pemasang iklan di Infobdg, sebanyak 5 orang responden akan peneliti tetapkan sebagai narasumber, termasuk di dalamnya 1 orang responden yang menjadi key informan.

(13)

Mengikuti anjuran Engkus untuk memaparkan penelitian fenomenologi, penjelasan harus disertai dengan gambaran umum, termasuk didalamnya gambaran mengenai informan yang terlibat. Oleh karena itu perlu dikemukakan secara ringkas bagaimana profil para informan pada table berikut ini :

Table 3.1 Data Informan

No Nama Jenis kelamin Usia (umur) Tempat tinggal Pekerjaan Keterangan

1 Adri Pria 23 Bandung Wirausahawan Owner Elastico 7

2 Mirza Pria 25 Bandung PR DJ Arie

-3 Gandhi Pria 24 Bandung Wirausahawan Owner Kumaramen

4 Ryhe Wanita 25 Bandung PR ZAP

-5 Ciptadi Pria 31 Bandung Enterpreneur Pendiri Infobdg 6 Bhakti Pria 25 Jakarta Marketing

Para informan yang terlibat, mereka adalah pemasang iklan dan para informan seperti pengamat dan pakar yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam studi fenomenologi, lokasi penelitian bisa tersebar atau di satu tempat. Dengan memperhatikan individu yang akan dijadikan informan baik seseorang atau mereka yang dapat memberikan penjelasan dengan baik, dengan jumlah cukup 10 orang. (Kuswarno, 2009:131).

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di kantor lama Infobdg Jl Gatot Subroto No 27 lantai 2. Dan di tempat para informan berada. Penelitian efektif dilakukan dari hari senin hingga hari jumat, namun tidak menutup kemungkinan

(14)

penulisan pun akan meneliti di hari sabtu dan minggu dengan waktu penelitian yang kondisional disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

(15)

Tabel 3.2

Tabel Rencana Jadwal Penelitian

No KEGIATAN

BULAN

NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. TAHAP PERSIAPAN A. PENDAFTARAN SKRIPSI B. PERIZINAN C. PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI D. REVISI JUDUL SKRIPSI E. PERUMUSAN MASALAH F. PENYUSUNAN OUTLINE G. SEMINAR OUTLINE 2. TAHAP PELAKSANAAN A. PENGUMPULAN DATA B. PENGOLAHAN DATA C. ANALISIS ATAU INTERPRETASI 3. TAHAP PELAPORAN A. PENYUSUNAN SKRIPSI B. SEMINAR DRAFT C. PERBAIKAN D. SIDANG AKHIR

Gambar

Table 3.1 Data Informan
Tabel Rencana Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan aplikasi perangkat lunak tes minat bakat ini membantu pihak sekolah untuk dapat menentukan jurusan yang tepat untuk peserta didik baru. Perangkat lunak tes

Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka

Pada saat terjadi serangan maka saat terdeteksi oleh sensor yang ada maka akan di cek apakah sesuai dengan policy yang diatur dan action apa yang akan

Hipoksia dapat terjadi karena rendahnya kadar oksigen dalam darah yang dapat disebabkan oleh hipoventilasi, maupun karena afinitas hemoglobin yang rendah terhadap oksigen

• Kegiatan Ayo Menulis, siswa menuliskan sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila?. • Siswa bisa

Keselarasan yang baik akan menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian satu dengan bagian yang lainnya pada suatu benda atau dari unsur satu ke

pendidikan dalam waktu 6 (enam) semester maupun karena kesalahan/pelanggaran yang dilakukan oleh Penerima Beasiswa selama masa perkuliahan yang dapat berakibat pada

Kelapa sawit lebih toleran dengan curah hujan yang tinggi (misalnya >3.000 mm) dibandingkan dengan jenis tanah lainnya, tetapi dalam kriteria klasifikasi