PENGARUH PEMBEBANAN TRAFO TERHADAP LOSSES
TEKNIK
Disusun guna memenuhi persyaratan akademis dan untuk mecapai gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana
Disusun oleh :
Nama : Yosef Adymas
Nim : 01400-086
Jurusan : Teknik Elektro
Peminatan : Teknik Tenaga Listrik
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Yosef Adymas
Nim : 01400 – 086
Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Tenaga Listrik
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBEBANAN TRAFO TERHADAP LOSSES TEKNIK
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGARUH PEMBEBANAN TRAFO TERHADAP LOSSES
TEKNIK
Disusun Oleh :
Nama : Yosef Adymas Nim : 01400 – 086
Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Tenaga Listrik
Disetujui dan disahkan oleh :
Koordinator Tugas Akhir Dosen Pembimbing
Ir. Yudi Gunardi, MT Ir. Bambang Trisno,MSc
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Jaringan Distribusi merupakan suatu jaringan tenaga listrik yang berfungsi
mendistribusikan tenaga listrik kepada konsumen. Jaringan Distribusi dapat dibagi
menjadi tiga komponen yang terdiri atas Jaringan Tegangan Menengah,
Transformator Distribusi dan Jaringan Tegangan Rendah. Jaringan Tenaga Listrik
dikatakan handal apabila mampu menyuplai energi listrik secara terus menerus
dengan mutu listrik yang baik, sehingga kewajiban PT. PLN ( Persero ) adalah
memberikan pelayanan dan mutu yang terbaik kepada konsumen akan kebutuhan
listrik.
Transformator Distribusi adalah salah satu komponen jaringan distribusi
yang berperan sebagai salah satu sarana pendistribusian tenaga listrik dari
tegangan menengah ke tegangan rendah yang memiliki karakteristik tertentu.
Pembebanan pada transfomator yang berlebihan maupun rendah dapat
menimbulkan losses pada jaringan distribusi. Losses teknik ( susut trafo distribusi
) memang tidak dapat dihilangkan tetapi dapat ditekan dengan beberapa cara.
Pada penulisan ini akan dibahas tentang “Pengaruh Pembebanan
Trasformator Terhadap Losses Teknik”. Dengan pembebanan yang optimal
diharapkan dapat menekan losses teknik ( susut trafo distribusi ) pada
Kuasa atas rahmat-Nya dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini. Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah salah satu syarat
untuk memperoleh gelar keserjanaan program S-1 pada Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana.
Untuk menyempurnakan penulisan Tugas Akhir ini, banyak berbagai
pihak telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, bimbingan serta
arahan kepada penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan semangat dan doa.
2. Bapak Ir.Budi Yanto Husodo,MSc, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana.
3. Bapak Ir.Yudi Gunardi, selaku Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik
Elektro Universitas Mercu Buana.
4. Bapak Ir. Bambang Trisno, selaku Pembimbing Tugas Akhir
5. PT. PLN ( Persero ) Disatribusi Jakarta Raya dan Tangerang AJ Kebayoran,
selaku tempat berlangsungnya penelitian Tugas Akhir.
6. Bapak Ir. M. Agustiono, selaku Asisten Manager bidang Operasi Distribusi AJ
Kebayoran atas arahan dan bantuan lainnya yang dapat membantu penulis
8. Seluruh karyawan PT. PLN ( Persero ) Disatribusi Jakarta Raya dan
Tangerang AJ Kebayoran yang telah banyak membantu dalam penulisan
Tugas Akhir ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa UMB, Rahman Dias, Muhamad Bashori, Fudi
Haryono, Ferry, Herry, dkk, atas dukungan moril dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
10. Teman-teman kost, Vaisal, Farhan, Arief, Rusdiyanto, Catur, Yudi, Herry,
dkk, atas dukungan moril dalam penulisan Tugas Akhir ini.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat punulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
penulis sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Agustus 2007
HALAMAN JUDUL...i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
LEMBAR PENGESAHAN ...iii
ABSTRAK ...iv KATA PENGANTAR ...v DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GRAFIK...x DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1 1.2 Tujuan Penulisan...2 1.3 Batasan Masalah ...2 1.4 Metode Penelitian ...3 1.5 Sistematika Penulisan ...3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Losses Teknik ...5
2.2 Transformator ...5
2.3 Prinsip Kerja Transformator ...6
2.4 Jenis-Jenis Transformator ...6
2.5 Korelasi Beban Terhadap Susut Trafo Distribusi ...10
2.5.1 Rugi Besi ...10
2.5.2 Rugi Tembaga ...11
2.6 Loss Load Factor ( LLF )...12
3.3.1 Trafo Distribusi 315 Kva...19
3.3.2 Trafo Distribusi 400 kVA...24
3.3.3 Trafo Distribusi 630 kVA...29
3.3.4 Trafo Distribusi 1000 kVA...34
BAB IV ANALISA HASIL PERHITUNGAN 4.1 Umum ...40
4.2 Trafo...41
4.2.1 Gardu KL 173...41
4.2.2 Gardu SN 74 ...42
4.2.3 Gardu KB 16...43
4.3 Energi Yang Hilang ...45
BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan ...48
5.2 Saran ...48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Hal
Tabel 3.1 Data Pengusahaan AJ Kebayoran 16
Tabel 3.2 Hasil Ukur Gardu Posko Bulungan 17
Tabel 4.1 Effisiensi Beban Trafo Distribusi 40
Tabel 4.2 Losses Teknis 38 Gardu Posko Bulungan 44
Hal
Grafik 3.1 Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 315 kVA 24
Garfik 3.2 Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 400 kVA 29
Garfik 3.3 Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 630 kVA 34
Garfik 3.4 Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 1000 kVA 39
Grafik Gangguan Trafo 2006
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Bintaro ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Ciledug ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Cinere ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Ciputat ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Kebon Jeruk ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Mampang ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Pemulang ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Pondok Indah ( < 20 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Bintaro ( > 80 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Ciledug ( > 80 % )
Data Pengukuran Gardu Mister 2000 Posko Kebon Jeruk ( > 80 % )
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan akan listrik yang sesuai
dengan Tingkat Mutu Pelayanan ( TMP ), maka PT. PLN ( Persero ) berusaha
memberikan pelayanan yang maksimal baik dalam bidang teknis maupun
non-teknis. Dengan kondisi saat ini, dimana susut distribusi cukup tinggi, drop
tegangan ( >10% ) cukup banyak dan keandalan sistem yang belum baik maka
diperlukan suatu desain kriteria yang menunjang tercapainya kondisi yang
lebih baik dari yang sudah ada. Komponen Jaringan Distribusi dari hulu
sampai hilir yang ada adalah JTM, JTR dan SR. Sesuai dengan kriteria yang
ada maka komponen jaringan distribusi memiliki standar khusus agar dalam
pengembangannya dapat memperbaiki kondisi yang ada menjadi lebih baik.
Trafo Distribusi adalah salah satu komponen jaringan distribusi yang
berperan sebagai sarana pendistribusian tenaga listrik dari tegangan menengah
ke tegangan rendah yang memiliki karakteristik tertentu. Untuk hal tersebut di
atas, maka diperlukan penentuan pembebanan trafo yang akan menghasilkan
losses teknik (susut trafo distribusi) pada trafo yang paling rendah.
Banyaknya trafo distribusi yang memiliki beban tinggi ( >80 % ) dan
beban rendah ( <10% ) mengakibatkan meningkatnya salah satu komponen
trafo distribusi perlu dilakukan, apakah dengan trafo yang memiliki daya besar
tetapi berbeban rendah maupun berbeban tinggi, sangat berpotensi
menimbulkan losses teknis (susut trafo distribusi) yang nantinya akan
berpengaruh tidak tercapainya TMP yang telah ditetapkan kepada konsumen.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dengan manajemen trafo yaitu dengan
memasang gardu sisipan maupun mutasi ataupun penambahan trafo distribusi
ke keypoint yang benar-benar berpotensi menimbulkan losses teknis baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa
pengaruh pembebanan trafo yang belum optimal yang berpengaruh terhadap
losses teknik, serta membahas beberapa solusi untuk menekan terjadinya
losses teknik (susut trafo distribusi) yang mana losses teknik ini jelas tidak
dapat dihilangkan.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi bahasan untuk salah satu
komponen jaringan distribusi yaitu trafo distribusi, yang menyangkut
pengaruh pembebanan pada trafo distribusi baik beban rendah maupun beban
tinggi. Pembatasan masalah hanya pada pembebanan trafo, agar dapat
dapat menimbulkan losses secara teknis dan turut berkontribusi terhadap susut
distribusi.
1.4 Metode Penelitian
1. Studi kepustakaan dengan memahami buku referensi.
2. Studi lapangan ( Field Research ).
3. Bimbingan dengan Dosen yang ditunjuk.
4. Mencari data melalui Internet.
1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, maksud dan
tujuan penulisan,metode penulisan laporan dan sistematika penulisan laporan
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi mengenai kerangka pemikiran atau dasar teori dari penelitian tersebut
dan dijelaskan pula teori-teori atau data teknis yang mendukung penelitian
tersebut serta rumus-rumus yang berkenaan dengan transformator.
BAB III ANALISA DATA PERUSAHAAN
Berisi tentang data-data lapangan mengenai transformator pada khususnya
BAB IV ANALISA HASIL PERHITUNGAN
Berisi tentang analisa hasil perhitungan data lapangan dan perhitungan secara
teori untuk mengetahui pengaruh dari losses teknis atau susut trafo distribusi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian tersebut yang digunakan sebagai sarana
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Losses Teknik
Yang dimaksudkan dengan losses teknik ( susut distribusi ) adalah
rugi yang terjadi pada penghantar yang mana terjadi karena adanya
rugi-rugi inti besi dan rugi-rugi-rugi-rugi tembaga ( panas ). Dimana losses teknik ini sangat
berpengaruh terhadap sistem penyaluran tenaga listrik, contohnya losses yang
terjadi pada trafo distribusi.
2.2 Transformator
Transformator adalah seperangkat alat statis yang berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik
diantara dua belitan atau lebih pada frekuensi yang sama dan biasanya pada
nilai arus dan tegangan yang berbeda.
Bagian-bagian terpenting dari transformator :
1. Inti / teras / kern
2. Gulungan primer, dihubungkan dengan sumber listrik
3. Gulungan sekunder, dihubungkan dengan beban.
2.3 Prinsip Kerja Transformator
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber),
maka akan mengalir arus bolak-balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena
kumparan mempunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet yang
berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berberubah-ubah-berubah-ubah pada
kumparan primer, maka akan timbul GGL induksi.
2.4 Jenis-Jenis Transformator
Jenis-jenis transformator dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
A. Letak Kumparan Terhadap Inti
Berdasarkan kedudukan atau letak kumparan terhadap inti, maka
jenis transformator ini ada 2 macam, yakni :
1. Core Type (jenis inti), bila kedudukan kumparan mengelilingi inti
2. Shell Type (jenis shell), bila kumparan dikelilingi oleh inti.
B. Ditinjau Dari Perbandingan Transfomasi
Yang dimaksud dengan perbandingan transformasi adalah
perbandingan banyaknya lilitan kumparan primer dan kumparan sekunder.
Es Ep Ns Np = = a
Berdasarkan perbandingan transformasi ini dikenal :
1. Transformator Penaik Tegangan / Step Up
Bila GGL induksi sekunder Es lebih besar dari GGL induksi primer Ep
(a < 1)
2. Transformator Penurun Tegangan / Step Down
Bila GGL induksi sekunder Es lebih kecil dari GGL induksi primer Ep
(a >1)
C. Konstruksi Inti Transformator
Sehubungan dengan jenis transformator berdasarkan posisi lilitan
kumparan terhadap inti, maka pemakaian jenis inti disesuaikan dengan
pemakaiannya tersebut. Pada dasarnya dikenal 3 jenis transformator
berdasarkan konstruksi inti transformator, yakni :
1. Bentuk L, inti transformator disusun dari plat-plat dari bahan
ferromagnetik yang berbentuk huruf L yang disusun saling isi mengisi.
2. Bentuk E, dimana tiap lapisan inti dibuat dari bahan ferromagnetik yang
berbentuk huruf E dan disusun saling isi mengisi.
3. Bentuk F, dimana tiap lapisan inti disusun dari bahan ferromagnetik yang
berbentuk huruf F dan disusun saling isi mengisi.
Kemudian di dalam pelaksanaan praktis, bentuk-bentuk ini
berkembang menjadi bentuk U atau L, bentuk huruf E – I, dan plat yang
digulung. Bentuk L atau U digunakan pada type core, sedangkan bentuk E – I
D. Berdasarkan Cara Pendinginan Transformator
1. Pendinginan alam
2. Pendinginan buatan (udara)
3. Pendinginan buatan (air)
E. Jenis Fase Tegangan
Sebagaimana diketahui bahwa fase tegangan listrik yang umum
digunakan adalah tegangan satu fase dan tegangan tiga fase. Berdasarkan fase
tegangan ini maka dikenal 2 jenis transformator :
1. Transformator 1 fase, bila transformator digunakan untuk memindahkan
tenaga listrik 1 fase.
2. Transformator 3 fase, bila transformator digunakan untuk memindahkan
tenaga listrik 3 fase.
Sebenarnya konstruksi transformator 1 fase dan transformator 3 fase
tidak mempunyai perbedaan yang prinsipil, sebab transformator 3 fase adalah
transformator 1 fase yang disusun dalam tata cara tertentu dari 3 buah
transformator 1 fase tersebut.
F. Kegunaan Transformator
Menurut kegunaannya, transformator dapat dibagi menjadi 4 macam.
Transformator itu adalah sebagai berikut :
1. Transformator Tenaga
Digunakan untuk sistem transmisi dan distribusi.
Transformator yang hanya memiliki satu kumparan atau belitan sekunder
dan primernya menjadi satu, misalnya : slide regulator (variac). Umumnya
oto-transformator ini memiliki rasio mendekati satu ( unity ).
Keuntungan oto-transformator dibandingkan dengan transformator daya
adalah :
• Ukurannya lebih kecil untuk daya yang sama • Harganya lebih murah
• Effisiensinya lebih tinggi • Arus tanpa beban kecil
• Penurunan tegangan ( drop voltage ) kecil 3. Transformator Pengaman
Transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan, sehingga
mengurangi bahaya terhadap para pekerja.
4. Transformator Pengukuran
Transformator yang digunakan untuk pengukuran besaran-besaran listrik
arus bolak-balik, dimana alat-alat ukur besaran listrik tersebut (
Amperemeter dan Voltmeter ) mempunyai keterbatasan kemampuan
mengukur besaran listrik yang bernilai besar. Prinsip kerja pada
transformator pengukuran dan tranformator daya hampir sama, hanya saja
untuk keperluan pengukuran ini yang dipermasalahkan adalah ketelitian
atau kesalahan pengukuran, berbeda dengan tranformator daya yang lebih
2.5 Korelasi Beban Terhadap Susut Trafo Distribusi
Untuk menghitung susut trafo distribusi atau losses trafo digunakan
rumus sebagai berikut :
Losses Trafo = Pi + Pcu
Pcu = (Beban Trafo / Kapasitas Trafo)2 x Pc x LLF Dimana :
Pi = Rugi Besi (watt)
Pc = Rugi Tembaga (Watt)
LLF = Loss Load Factor
Pcu = Rugi Tembaga Total / Susut Daya Belitan (Watt)
Sedangkan Susut Energi pada trafo didapat dari :
Susut Energi (kWh/bulan) = ((Pi + Pcu) x 720 / 1000) Dimana :
Pi = Rugi Besi (watt)
Pc = Rugi Tembaga (Watt)
2.5.1 Rugi Besi ( Pi ) Rugi besi terdiri dari :
a. Rugi histeresis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada
inti besi. Ini dinyatakan dengan rumus :
Ph = KhfB1.6maks watt
Ph = rugi histeresis
Kh = konstanta
f = frekuensi
Bmaks = kerapatan fluks maksimum ( weber/m2 )
b. Rugi “arus eddy”, yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti
besi. Ini dinyatakan dengan rumus :
Pe = Kef2B2maks
Dimana :
Pe = rugi arus eddy atau arus pusar
Ke = konstanta material inti
f = frekuensi
Bmaks = kerapatan fluks maksimum ( weber/m2 )
Jadi rugi besi ( rugi inti ) dinyatakan dengan rumus :
Pi = Ph + Pe
2.5.2 Rugi tembaga ( Pcu )
Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada
kawat tembaga. Dapat ditulis dengan rumus :
Pcu = I2R
Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan
2.6 Loss Load Factor ( LLF )
Loss Load Factor adalah koefisien yang diperhitungkan dalam
menghitung susut sebagai perbandingan antara rugi-rugi daya rata-rata
tehadap rugi daya beban puncak. Rumus untuk menghitung LLF adalah
sebagai berikut :
LLF = (0.3 x LF) +( 0.7 x LF 2)
2.7 Efisiensi Transfomator
Pada transformator, daya output ( Pout ) akan lebih kecil dibandingkan
daya input ( Pin ). Hal ini disebabkan karena adanya kerugian-kerugian dalam
transformator.
Kerugian-kerugian pada transformator diantaranya :
1. Kerugian daya pada lilitan ( I2R )
2. Kerugian karena arus pusar (arus Eddy) ( Pe ) 3. Kerugian karena histeresis ( Ph )
Kerugian-kerugian tersebut berpengaruh terhadap efisiensi suatu
transformator. Efisiensi (daya guna / rendemen) suatu transformator
didefenisikan sebagai : in out Ρ Ρ η = losses out out P P P + =
LLF) P (LF P P P c 2 i out out × × + = + 100% LLF) P (LF P 1000) LF Cos (kVA 1000 LF Cos kVA c 2 i × × × + + × × × × × × = ϕ ϕ Ket : Pi = Rugi Besi Pc = Rugi Tembaga Cos ϕ = 0.85
LLF = Loss Load Factor = (0.3 x LF) + (0.7 x LF2)
LF = Load Factor = (Beban Trafo / Kapasitas Trafo)
• Rugi Besi ( Pi ) dan Rugi Tembaga ( Pc ) diambil dari SPLN 50 : 1997 • Buku Kriteria Desain Jaringan Distribusi
BAB III
ANALISA DATA PERUSAHAAN
3.1 Gambaran Umum
AJ Kebayoran terbagi menjadi 9 posko. Pada penulisan Tugas Akhir
ini penulis mengambil data gardu pada posko Bulungan. Data gardu yang
diambil sebagai sampel untuk penulisan Tugas Akhir ini meliputi gardu-gardu
dengan beban rendah dan beban tinggi. Gardu-gardu pada posko Bulungan
pada umumnya memiliki kapasitas trafo yang berbeda-beda, yaitu 315 kVA,
400 kVA, 630 kVA dan 1000 kVA. Jenis gardu yang ada di posko Bulungan
antara lain Gardu Beton, Gardu Portal, Gardu Small Box, Gardu Kios dan
Gardu Susun/GRC.
Trafo distribusi yang memiliki beban tinggi dan beban rendah secara
langsung akan berpengaruh pada losses teknis trafo distribusi. Dengan kondisi
seperti ini maka yang akan terjadi selanjutnya adalah berpotensi menambah
kWh yang hilang akibat losses trafo, berkurangnya umur dari trafo distribusi
dan meningkatnya susut distribusi pada jaringan.
Dengan pembebanan dan efisiensi beban trafo distribusi diharapkan
dapat menekan losses teknis pada trafo serendah mungkin dan juga menekan
laju susut distribusi.
Trafo distribusi dikatakan memiliki beban tinggi bila memiliki
dan dua bagian yaitu bagian primer dan bagian sekunder yang masing-masing
memiliki lilitan dengan jumlah tertentu. Prinsip kerjanya berdasarkan
pemindahan daya / energi listrik dari kumparan primer ke kumparan sekunder
dengan cara induksi. Pembebanan trafo yang rendah apabila pembebanannya
kurang dari 10 % dan untuk trafo yang memiliki pembebanan lebih dari 80 %
agar direncanakan penambahan trafo, mutasi maupun gardu sisipan.
Sesuai dengan temuan kontrin pada beberapa lokasi gardu di AJ
Kebayoran, bahwa terdapat trafo yang beroperasi dengan pembebanan rendah.
Hal ini turut menyumbangkan losses teknis trafo pada jaringan distribusi yang
nantinya berpengaruh juga pada losses total PLN. Makin tinggi losses trafo
distribusi berarti mengurangi pendapatan PLN. Sehingga upaya yang
seharusnya dilakukan dalam menekan losses teknik pada trafo distribusi
adalah dengan memperhatikan pembebanan dan effisiensi dari trafo.
3.2 Trafo Distribusi
Trafo dikatakan berbeban tinggi bila pemakaiannya lebih dari 80 %
dan berbeban rendah bila pemakaiannya kurang dari 10 %. Di wilayah AJ
Kebayoran pada umumnya menggunakan trafo 315 kVA, 400 kVA, 630 kV
dan 1000 kVA. Untuk trafo dengan daya 315 kVA dan 400 kVA biasanya
digunakan di gardu portal. Di bawah ini adalah data pengusahaan untuk
Tabel 3.1 Data Pengusahaan AJ Kebayoran
No Asset Jaringan Distribusi Jumlah Satuan
1 SUTM 104.592 Kms 2 SKTM 2.481.447 Kms 3 SUTR 4.444.338 Kms 4 SKTR 426.969 Kms Tiang TM 7.727 Bh a. Tiang Besi 5.058 Bh 5 b. Tiang Beton 2.669 Bh Tiang TR 93.036 Bh a. Tiang Besi 54.851 Bh 6 b. Tiang Beton 38.185 Bh 7 Trafo Distribusi 2.375 Bh 27 Bh 8 Trafo GI ( Existing) 8 Bh 10 Gardu 9 Gardu Induk 4 Gardu
Gardu Distribusi / GD 2280 Gardu
Gardu Beton 1783 Gardu
Gardu Portal 420 Gardu
Gardu Portal Compact 64 Gardu
Gardu Small Box 9 Gardu 10
Gardu Susun / GRC 7 Gardu
Gardu Distribusi TM 177 Gardu
Gardu Distribusi TM/TR 183 Gardu
Gardu TR 1920 Gardu
11 Gardu Hubung 30 Gardu
12 Penyulang 279 Penyulang
Dari data di atas di dapat jumlah trafo yang ada di AJ Kebayoran
sebanyak 2375 buah trafo. Untuk mengetahui efisiensi dan juga beban trafo
distribusi baik yang berbeban rendah maupun yang berbeban tinggi,
digunakan hasil ukur dari posko.
Di AJ Kebayoran terbagi menjadi 9 posko, yaitu : Posko Mampang,
Posko Bulungan, Posko Pondok Indah, Posko Ciputat, Posko Cinere, Posko
Kebun Jeruk, Posko Pemulang, Posko Bintaro dan Posko Ciledug.
Data pengukuran dari 38 Gardu pada Posko Bulungan dapat kita lihat
pada table berikut ini :
Tabel 3.2 Hasil Ukur Gardu Posko Bulungan
No Gardu kVA Trafo Jenis Trafo Beban % Beban
1 KL 173 400 PORTAL 502.26 125.57 2 SN 74 630 BETON 719.18 114.16 3 KB 14 630 BETON 683.98 108.57 4 SN 26 630 BETON 681.12 108.11 5 KB 16 1000 BETON 1055.78 105.58 6 KB 242 630 BETON 632.72 100.43
7 KB 284 1000 BETON 979 97.90 8 D 14B 1000 BETON 940.5 94.05 9 KB 8 400 BETON 357.28 89.32 10 KB 162 630 BETON 554.18 87.97 11 SN 21 400 BETON 351.12 87.78 12 KB 13D 1000 BETON 872.3 87.23 13 KB 283 1000 BETON 853.16 85.32 14 KB 251 1000 BETON 848.1 84.81 15 KB 93N 1000 BETON 830.72 83.07 16 SP 251 400 PORTAL 326.26 81.57 17 KB 218B 630 BETON 513.26 81.47 18 D 79 630 BETON 447.04 70.96 19 KB 11 1000 BETON 704.22 70.42 20 KB 451 315 PORTAL 161.26 51.19 21 KB 153P 400 PORTAL 201.52 50.38 22 KB 14 630 BETON 316.14 50.18 23 KB 269 1000 BETON 501.16 50.12 24 KB 75B 400 BETON 167.86 41.97 25 KB 17B 630 BETON 255.2 40.51 26 KB 268 1000 BETON 403.48 40.35 27 KB 428 315 PORTAL 126.28 40.09 28 KB 13C 630 BETON 66.88 10.62 29 SN 15 630 BETON 62.48 9.92 30 KB 372 400 BETON 39.6 9.9 31 KB 490 400 BETON 37.4 9.35 32 KL 165 315 PORTAL 27.94 8.87 33 KB 21A 630 BETON 53.46 8.49 34 KB 162B 630 BETON 51.48 8.17 35 KB 195 1000 BETON 61.38 6.14 36 MG 107 400 BETON 23.32 5.83 37 KB 178 630 BETON 25.3 4.02 38 SN 94 400 BETON 6.16 1.54
Dari 38 data pengukuran gardu pada posko Bulungan, terdapat 3 buah
trafo 315 kVA, 10 buah trafo 400 kVA, 14 trafo 630 kVA, dan 11 buah trafo
1000 kVA. Dari data pengukuran juga terlihat bahwa pembebanan < 10 % ada
10 buah trafo, 40-60 % ada 9 buah buah trafo dan > 60 % ada 19 buah trafo.
Pengaruh pembebanan pada trafo dapat diketahui dengan mencari
effisiensi trafo distribusi. Untuk mengetahui karakteristik dari effisiensi trafo
terhadap losses teknik ( susut distribusi ) digunakan perhitungan untuk
pembebanan 10 – 100 %.
3.3 Effisiensi Trafo Distribusi
Wilayah AJ Kebayoran khususnya Posko Bulungan menggunakan 315,
400, 630, dan 1000 kVA. Dari sampel hasil ukur gardu di Posko Bulungan
digunakan pembebanan dari 10 % - 100 % untuk mewakili pembebanan
rendah – tinggi. Perhitungan effisiensi (daya guna/rendemen) dari trafo
distribusi tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
% 100 LLF) P (LF P 1000) LF Cos (kVA 1000 LF Cos kVA η c 2 i × × × + + × × × × × × = ϕ ϕ
3.3.1 Trafo Distribusi 315 kVA ( Rugi Besi=770 ; Rugi Tembaga=3900 ) a. Beban 10 %
LF = 0.1
LLF = (0.3 x 0.1) + (0.7 x 0.12)
% 100 ) 037 . 0 900 3 (0.1 70 7 1000) 1 . 0 85 . 0 315 ( 1000 1 . 0 85 . 0 315 10% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 97.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 97.19 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 97.19) % = 2.81 %. b. Beban 20 % LF = 0.2 LLF = (0.3 x 0.2) + (0.7 x 0.22) = 0.088 % 100 ) 088 . 0 900 3 (0.2 70 7 1000) 2 . 0 85 . 0 315 ( 1000 2 . 0 85 . 0 315 20% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.56 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.56 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.56) % = 1.44 %. c. Beban 30 % LF = 0.3 LLF = (0.3 x 0.3) + (0.7 x 0.32) = 0.153 % 100 ) 153 . 0 900 3 (0.3 70 7 1000) 3 . 0 85 . 0 315 ( 1000 3 . 0 85 . 0 315 30% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.98 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.98 %, maka didapat losses trafo
d. Beban 40 % LF = 0.4 LLF = (0.3 x 0.4) + (0.7 x 0.42) = 0.232 % 100 ) 232 . 0 900 3 (0.4 70 7 1000) 4 . 0 85 . 0 315 ( 1000 4 . 0 85 . 0 315 40% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.15 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.15 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.15) % = 0.85 %. e. Beban 50 % LF = 0.5 LLF = (0.3 x 0.5) + (0.7 x 0.52) = 0.325 % 100 ) 325 . 0 900 3 (0.5 70 7 1000) 5 . 0 85 . 0 315 ( 1000 5 . 0 85 . 0 315 50% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.19 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.19) % = 0.81 %.
f. Beban 60 %
LF = 0.6
LLF = (0.3 x 0.6) + (0.7 x 0.62)
% 100 ) 432 . 0 900 3 (0.6 70 7 1000) 6 . 0 85 . 0 315 ( 1000 6 . 0 85 . 0 315 60% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.15 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.15 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.15) % = 0.85 %. g. Beban 70 % LF = 0.7 LLF = (0.3 x 0.7) + (0.7 x 0.72) = 0.553 % 100 ) 553 . 0 900 3 (0.7 70 7 1000) 7 . 0 85 . 0 315 ( 1000 7 . 0 85 . 0 315 70% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.96 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.96 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.96) % = 1.04 %. h. Beban 80 % LF = 0.8 LLF = (0.3 x 0.8) + (0.7 x 0.82) = 0.688 % 100 ) 688 . 0 900 3 (0.8 70 7 1000) 8 . 0 85 . 0 315 ( 1000 8 . 0 85 . 0 315 80% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.85 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.85 %, maka didapat losses trafo
i. Beban 90 % LF = 0.9 LLF = (0.3 x 0.9) + (0.7 x 0.92) = 0.837 % 100 ) 837 . 0 900 3 (0.9 70 7 1000) 9 . 0 85 . 0 315 ( 1000 9 . 0 85 . 0 315 90% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.60 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.60 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.60) % = 1.40 % j. Beban 100 % LF = 1 LLF = (0.3 x 1) + (0.7 x 12) = 1 % 100 ) 1 900 3 (1 70 7 1000) 1 85 . 0 315 ( 1000 1 85 . 0 315 100% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.29 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.29 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.29) % = 1.71 %.
Dari hasil perhitungan effisiensi dan losses untuk trafo 315 kVA,
terlihat bahwa pembebanan berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya losses
trafo. Dari perhitungan ini dapat dibuat dalam bentuk grafik karakteristik dari
Grafik 3.1 Effisiensi Beban Trafo Distribusi 315 kVA
Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 315 kVA
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beban ( % ) L o sses ( % ) Trf 315 kVA
3.3.2 Trafo Distribusi 400 kVA ( Rugi Besi=930 ; Rugi Tembaga=4600 ) a. Beban 10 % LF = 0.1 LLF = (0.3 x 0.1) + (0.7 x 0.12) = 0.037 % 100 ) 037 . 0 4600 (0.1 930 1000) 1 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 1 . 0 85 . 0 400 10% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 97.33 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 97.33 %, maka didapat losses trafo distrubusi sebesar = (100 – 97.33) % = 2.67 %. b. Beban 20 % LF = 0.2 LLF = (0.3 x 0.2) + (0.7 x 0.22) = 0.088 % 100 ) 088 . 0 4600 (0.2 930 1000) 2 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 2 . 0 85 . 0 400 20% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.63 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.63 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.63) % = 1.37 %. c. Beban 30 % LF = 0.3 LLF = (0.3 x 0.3) + (0.7 x 0.32) = 0.153 % 100 ) 153 . 0 4600 (0.3 930 1000) 3 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 3 . 0 85 . 0 400 30% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.04 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.04 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.04) % = 0.96 %.
d. Beban 40 %
LF = 0.4
= 0.232 % 100 ) 232 . 0 4600 (0.4 930 1000) 4 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 4 . 0 85 . 0 400 40% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.19 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.19) % = 0.81 %. e. Beban 50 % LF = 0.5 LLF = (0.3 x 0.5) + (0.7 x 0.52) = 0.325 % 100 ) 325 . 0 4600 (0.5 930 1000) 5 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 5 . 0 85 . 0 400 50% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.24 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.24 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.24) % = 0.76 %. f. Beban 60 % LF = 0.6 LLF = (0.3 x 0.6) + (0.7 x 0.62) = 0.432 % 100 ) 432 . 0 4600 (0.6 930 1000) 6 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 6 . 0 85 . 0 400 60% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.19 %, maka didapat losses trafo distrubusi sebesar = (100 – 99.19) % = 0.81 %. g. Beban 70 % LF = 0.7 LLF = (0.3 x 0.7) + (0.7 x 0.72) = 0.553 % 100 ) 553 . 0 4600 (0.7 930 1000) 7 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 7 . 0 85 . 0 400 70% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.09 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.09 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.09) % = 0.91 %. h. Beban 80 % LF = 0.8 LLF = (0.3 x 0.8) + (0.7 x 0.82) = 0.688 % 100 ) 688 . 0 4600 (0.8 930 1000) 8 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 8 . 0 85 . 0 400 80% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.93 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.93 %, maka didapat losses trafo
i. Beban 90 % LF = 0.9 LLF = (0.3 x 0.9) + (0.7 x 0.92) = 0.837 % 100 ) 837 . 0 4600 (0.9 930 1000) 9 . 0 85 . 0 00 4 ( 1000 9 . 0 85 . 0 400 90% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.69 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.69 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.69) % = 1.31 %. j. Beban 100 % LF = 1 LLF = (0.3 x 1) + (0.7 x 12) = 1 % 100 ) 1 4600 (1 930 1000) 1 85 . 0 00 4 ( 1000 1 85 . 0 400 100% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.39 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.39 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.39) % = 1.61 %.
Dari hasil perhitungan effisiensi dan losses untuk trafo 400 kVA,
terlihat bahwa pembebanan berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya losses
trafo. Dari perhitungan ini dapat dibuat dalam bentuk grafik karakteristik dari
Grafik 3.2 Effisiensi Beban Trafo Distribusi 400 kVA
Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 400 kVA
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beban ( % ) L o s ses ( % ) Trf 400kVA
3.3.3 Trafo Distribusi 630 kVA ( Rugi Besi=1300 ; Rugi Tembaga=6500 ) a. Beban 10 % LF = 0.1 LLF = (0.3 x 0.1) + (0.7 x 0.12) = 0.037 % 100 ) 037 . 0 6500 (0.1 1300 1000) 1 . 0 85 . 0 (630 1000 1 . 0 85 . 0 630 10% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 97.63 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 97.63 %, maka didapat losses trafo distrubusi sebesar = (100 – 97.63) % = 2.37 %. b. Beban 20 % LF = 0.2 LLF = (0.3 x 0.2) + (0.7 x 0.22) = 0.088 % 100 ) 088 . 0 6500 (0.2 1300 1000) 2 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 2 . 0 85 . 0 630 20% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.78 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.78 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.78) % = 1.22 %. c. Beban 30 % LF = 0.3 LLF = (0.3 x 0.3) + (0.7 x 0.32) = 0.153 % 100 ) 153 . 0 6500 (0.3 1300 1000) 3 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 3 . 0 85 . 0 630 30% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.14 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.14 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.14) % = 0.86 %.
d. Beban 40 %
LF = 0.4
= 0.232 % 100 ) 232 . 0 6500 (0.4 1300 1000) 4 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 4 . 0 85 . 0 630 40% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.29 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.29 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.29) % = 0.71 %. e. Beban 50 % LF = 0.5 LLF = (0.3 x 0.5) + (0.7 x 0.52) = 0.325 % 100 ) 325 . 0 6500 (0.5 1300 1000) 5 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 5 . 0 85 . 0 630 50% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.32 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.32 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.32) % = 0.68 %. f. Beban 60 % LF = 0.6 LLF = (0.3 x 0.6) + (0.7 x 0.62) = 0.432 % 100 ) 432 . 0 6500 (0.6 1300 1000) 6 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 6 . 0 85 . 0 630 60% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.29 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.29 %, maka didapat losses trafo distrubusi sebesar = (100 – 99.29) % = 0.71 %. g. Beban 70 % LF = 0.7 LLF = (0.3 x 0.7) + (0.7 x 0.72) = 0.553 % 100 ) 553 . 0 6500 (0.7 1300 1000) 7 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 7 . 0 85 . 0 630 70% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.19 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.19) % = 0.81 %. h. Beban 80 % LF = 0.8 LLF = (0.3 x 0.8) + (0.7 x 0.82) = 0.688 % 100 ) 688 . 0 6500 (0.8 1300 1000) 8 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 8 . 0 85 . 0 630 80% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.04 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.04 %, maka didapat losses trafo
i. Beban 90 % LF = 0.9 LLF = (0.3 x 0.9) + (0.7 x 0.92) = 0.837 % 100 ) 837 . 0 6500 (0.9 1300 1000) 9 . 0 85 . 0 30 6 ( 1000 9 . 0 85 . 0 630 90% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.83 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.83 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.83) % = 1.17 %. j. Beban 100 % LF = 1 LLF = (0.3 x 1) + (0.7 x 12) = 1 % 100 ) 1 6500 (1 1300 1000) 1 85 . 0 30 6 ( 1000 1 85 . 0 630 100% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.56 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.56 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.56) % = 1.44 %.
Dari hasil perhitungan effisiensi dan losses untuk trafo 630 kVA,
terlihat bahwa pembebanan berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya losses
trafo. Dari perhitungan ini dapat dibuat dalam bentuk grafik karakteristik dari
Grafik 3.3 Effisiensi Beban Trafo Distribusi 630 kVA
Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 630 kVA
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beban ( % ) L o sse s ( % ) Trf 630 kVA
3.3.4 Trafo Distribusi 1000 kVA ( Rugi Besi=2300;Rugi Tembaga=12000 ) a. Beban 10 % LF = 0.1 LLF = (0.3 x 0.1) + (0.7 x 0.12) = 0.037 % 100 ) 037 . 0 12000 (0.1 2300 1000) 1 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 1 . 0 85 . 0 1000 10% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 97.36 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 97.36 %, maka didapat losses trafo distrubusi sebesar = (100 – 97.36) % = 2.64 %. b. Beban 20 % LF = 0.2 LLF = (0.3 x 0.2) + (0.7 x 0.22) = 0.088 % 100 ) 088 . 0 12000 (0.2 2300 1000) 2 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 2 . 0 85 . 0 1000 20% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.64 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.64 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.64) % = 1.36 %. c. Beban 30 % LF = 0.3 LLF = (0.3 x 0.3) + (0.7 x 0.32) = 0.153 % 100 ) 153 . 0 12000 (0.3 2300 1000) 3 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 3 . 0 85 . 0 1000 30% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.04 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.04 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.04) % = 0.96 %.
d. Beban 40 %
LF = 0.4
= 0.232 % 100 ) 232 . 0 12000 (0.4 2300 1000) 4 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 4 . 0 85 . 0 1000 40% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.19 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.19) % = 0.81 %. e. Beban 50 % LF = 0.5 LLF = (0.3 x 0.5) + (0.7 x 0.52) = 0.325 % 100 ) 325 . 0 12000 (0.5 2300 1000) 5 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 5 . 0 85 . 0 1000 50% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.24 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.24 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.24) % = 0.76 %. f. Beban 60 % LF = 0.6 LLF = (0.3 x 0.6) + (0.7 x 0.62) = 0.432 % 100 ) 432 . 0 12000 (0.6 2300 1000) 6 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 6 . 0 85 . 0 1000 60% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.19 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.19 %, maka didapat losses trafo distrubusi sebesar = (100 – 99.19) % = 0.81 %. g. Beban 70 % LF = 0.7 LLF = (0.3 x 0.7) + (0.7 x 0.72) = 0.553 % 100 ) 553 . 0 12000 (0.7 2300 1000) 7 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 7 . 0 85 . 0 1000 70% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 99.08 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 99.08 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 99.08) % = 0.92 %. h. Beban 80 % LF = 0.8 LLF = (0.3 x 0.8) + (0.7 x 0.82) = 0.688 % 100 ) 688 . 0 12000 (0.8 2300 1000) 8 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 8 . 0 85 . 0 1000 80% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.89 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.89 %, maka didapat losses trafo
i. Beban 90 % LF = 0.9 LLF = (0.3 x 0.9) + (0.7 x 0.92) = 0.837 % 100 ) 837 . 0 12000 (0.9 2300 1000) 9 . 0 85 . 0 1000 ( 1000 9 . 0 85 . 0 1000 90% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.65 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.65 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.65) % = 1.35 %. j. Beban 100 % LF = 1 LLF = (0.3 x 1) + (0.7 x 12) = 1 % 100 ) 1 12000 (1 2300 1000) 1 85 . 0 1000 ( 1000 1 85 . 0 1000 100% Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.35 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.35 %, maka didapat losses trafo
distrubusi sebesar = (100 – 98.35) % = 1.65 %.
Dari hasil perhitungan effisiensi dan losses untuk trafo 1000 kVA,
terlihat bahwa pembebanan berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya losses
trafo. Dari perhitungan ini dapat dibuat dalam bentuk grafik karakteristik dari
Grafiik 3.4 Effisiensi Beban Trafo Distribusi 1000 kVA
Grafik Effisiensi Beban Trafo Distribusi 1000 kVA
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beban ( % ) L o s s e s ( % ) Trf 1000 kVA
BAB IV
ANALISA HASIL PERHITUNGAN
4.1 Umum
Di bawah ini adalah tabel effisiensi trafo distribusi dari hasil
perhitungan rumus pada bab sebelumnya.
Tabel 4.1 Effisiensi Beban Trafo Distribusi
Persentase Beban Trafo ( % )
N0 Ket Daya Trafo (kVA) Rugi Fe (Watt) Rugi Cu (Watt) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Effisiensi 315 770 3900 97.19 98.56 98.98 99.15 99.19 99.15 98.96 98.85 98.60 98.29 1 Losses 2.81 1.44 1.02 0.85 0.81 0.85 1.04 1.15 1.40 1.71 Effisiensi 400 930 4600 97.33 98.63 99.04 99.19 99.24 99.19 99.09 98.93 98.69 98.39 2 Losses 2.67 1.37 0.96 0.81 0.76 0.81 0.91 1.07 1.31 1.61 Effisiensi 630 1300 6500 97.63 98.78 99.14 99.29 99.32 99.29 99.19 99.04 98.83 98.56 3 Losses 2.37 1.22 0.86 0.71 0.68 0.71 0.81 0.96 1.17 1.44 Effisiensi 1000 2300 12000 97.36 98.64 99.04 99.19 99.24 99.19 99.08 98.89 98.65 98.35 4 Losses 2.64 1.36 0.96 0.81 0.76 0.81 0.92 1.11 1.35 1.65
Dari karakteristik kurve pada bab sebelumnya dan tabel di atas didapat
bahwa losses tertinggi terdapat pada trafo dengan daya 315 kVA sebesar 2.81
% dan losses terendah terdapat pada trafo dengan daya 630 kVA sebesar 0.68
4.2 Losses Trafo
Losses trafo dihitung untuk trafo yang overload dan trafo distribusi
yang berbeban rendah, sehingga dari perhitungan dapat diketahui jumlah kWh
yang hilang akibat dari losses trafo itu sendiri. Untuk data hasil ukur telah
dikemukakan di bagian sebelumnya, yaitu data hasil ukur gardu di posko
Bulungan. Di bawah ini adalah sebagian perhitungan losses teknis trafo / susut
trafo distribusi dari data di bagian sebelumnya.
4.2.1 Gardu KL 173
Gardu ini memiliki trafo dengan kapasitas 400 kVA, berjenis gardu
portal dengan tingkat pembebanan sebesar 125.57 %.
Kapasitas Trafo = 400 kVA
Beban Trafo = 502.26 kVA
% Beban = 125.57 %
Rugi-rugi Besi = 930 Watt
Rugi-rugi Tembaga = 4600 Watt
Cos φ = 0.85 LF = 1.2557 % LLF = (0.3 x 1.2557) + (0.7 x 1.25572) = 1.48 % 100 ) 48 . 1 4600 (1.2557 930 1000) 2557 . 1 85 . 0 00 4 ( 1000 2557 . 1 85 . 0 400 Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 97.34 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 97.34 %, maka didapat losses trafo
• Losses Trafo = 2.66 %, maka • E losses = 2.66 % x 400 x 0.85
= 9.04 kW
Losses trafo untuk pembebanan sebesar 125.57 % di gardu KL 173
adalah sebesar 9.04 kW.
4.2.2 Gardu SN 74
Gardu ini memiliki trafo dengan kapasitas 630 kVA, berjenis gardu
beton dengan tingkat pembebanan sebesar 117.65 %.
Kapasitas Trafo = 630 kVA
Beban Trafo = 719.18 kVA
% Beban = 114.16 %
Rugi-rugi Besi = 1300 Watt
Rugi-rugi Tembaga = 6500 Watt
Cos φ = 0.85 LF = 1.14 % LLF = (0.3 x 1.14) + (0.7 x 1.142) = 1.25 % 100 ) 25 . 1 6500 (1.14 1300 1000) 14 . 1 85 . 0 30 6 ( 1000 14 . 1 85 . 0 630 Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.09 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.09 %, maka didapat losses trafo
distribusi 630 kVA sebesar 100 % - 98.09 % = 1.91 %.
• Losses Trafo = 1.91 %, maka • E losses = 1.91 % x 630 x 0.85
= 10.2 kW
Losses trafo untuk pembebanan sebesar 117.65 % di gardu SN 74 adalah
sebesar 10.2 kW.
4.2.3 Gardu KB 16
Gardu ini memiliki trafo dengan kapasitas 1000 kVA, berjenis gardu
beton dengan tingkat pembebanan sebesar 105.58 %.
Kapasitas Trafo = 1000 kVA
Beban Trafo = 1055.78 kVA
% Beban = 105.58 %
Rugi-rugi Besi = 2300 Watt
Rugi-rugi Tembaga = 12000 Watt
Cos φ = 0.85 LF = 1.06 % LLF = (0.3 x 1.06) + (0.7 x 1.062) = 1.1 % 100 ) 1 . 1 12000 (1.06 2300 1000) 06 . 1 85 . 0 000 1 ( 1000 06 . 1 85 . 0 1000 Effisiensi 2 × × × + + × × × × × × = = 98.13 %
Sehingga dengan effisiensi sebesar 98.13 %, maka didapat losses trafo
distribusi 1000 kVA sebesar 100 % - 98.13 % = 1.87 %.
• Losses Trafo = 1.87 %, maka
• E losses = 1.87 % x 1000 x 0.85 = 15.9 kW
Losses trafo untuk pembebanan sebesar 105.58 % di gardu KB 16
Di bawah ini adalah table perhitungan losses teknis dari 38 gardu pada
posko Bulungan.
Tabel 4.2 Losses Teknis 38 Gardu Posko Bulungan
No Gardu kVA
Trafo
Pi (Watt) Pc (Watt) Beban % Beban Effisiensi
(%) Susut Trafo (%) Susut Trafo (kW) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 KL 173 400 930 4600 502.26 125.57 97.34 2.26 9.04 2 SN 74 630 1300 6500 719.18 114.16 98.09 1.91 10.2 3 KB 14 630 1300 6500 683.98 108.57 98.27 1.73 9.26 4 SN 26 630 1300 6500 681.12 108.11 98.3 1.7 9.1 5 KB 16 1000 2300 12000 1055.8 105.58 98.13 1.87 15.895 6 KB 242 630 1300 6500 632.72 100.43 98.56 1.44 7.71 7 KB 284 1000 2300 12000 979 97.90 98.42 1.58 13.43 8 D 14B 1000 2300 12000 940.5 94.05 98.54 1.46 12.41 9 KB 8 400 930 4600 357.28 89.32 98.72 1.28 4.352 10 KB 162 630 1300 6500 554.18 87.97 98.92 1.08 5.78 11 SN 21 400 930 4600 351.12 87.78 98.7 1.3 4.42 12 KB 13D 1000 2300 12000 872.3 87.23 98.78 1.22 10.37 13 KB 283 1000 2300 12000 853.16 85.32 99.5 0.5 4.25 14 KB 251 1000 2300 12000 848.1 84.81 99 1 8.5 15 KB 93N 1000 2300 12000 830.72 83.07 98.83 1.17 9.945 16 SP 251 400 930 4600 326.26 81.57 98.88 1.12 3.8 17 KB 218B 630 1300 6500 513.26 81.47 99.02 0.98 5.25 18 D 79 630 1300 6500 447.04 70.96 98.98 1.02 5.46 19 KB 11 1000 2300 12000 704.22 70.42 99.08 0.92 7.82 20 KB 451 315 770 3900 161.26 51.19 99.2 0.8 2.14 21 KB 153P 400 930 4600 201.52 50.38 99.24 0.76 2.58 22 KB 14 630 1300 6500 316.14 50.18 99.32 0.68 3.64 23 KB 269 1000 2300 12000 501.16 50.12 99.24 0.76 6.46 24 KB 75B 400 930 4600 167.86 41.97 99.21 0.79 2.686 25 KB 17B 630 1300 6500 255.2 40.51 99.29 0.71 3.8 26 KB 268 1000 2300 12000 403.48 40.35 99.2 0.8 6.8 27 KB 428 315 770 3900 126.28 40.09 99.15 0.85 2.28 28 KB 13C 630 1300 6500 66.88 10.62 97.84 2.16 11.57 29 SN 15 630 1300 6500 62.48 9.92 97.6 2.4 12.85 30 KB 372 400 930 4600 39.6 9.9 97.3 2.7 9.18 31 KB 490 400 930 4600 37.4 9.35 97.17 2.83 9.62 32 KL 165 315 770 3900 27.94 8.87 96.86 3.14 8.4 33 KB 21A 630 1300 6500 53.46 8.49 97.43 2.57 13.76 34 KB 162B 630 1300 6500 51.48 8.17 97.12 2.88 15.42 35 KB 195 1000 2300 12000 61.38 6.14 95.68 4.32 36.72 36 MG 107 400 930 4600 23.32 5.83 95.49 4.51 15.33 37 KB 178 630 1300 6500 25.3 4.02 94.28 5.72 30.63 38 SN 94 400 930 4600 6.16 1.54 84.58 15.42 52.43
Dari table di atas diketahui bahwa total dari susut trafo distribusi / total
4.3 Energi Yang Hilang
Dengan adanya susut trafo distribusi / total losses trafo pada 38 gardu
di posko Bulungan yang sebesar 403,29 kWatt, maka energi yang hilang dari
38 gardu tersebut adalah :
kWh yang hilang = Plosses x t
= 403,29 x 24
= 9678,96 kWh
Maka jumlah energi yang hilang selama sehari adalah sebesar 9678,96
kWh. Bila diasumsikan pemakaian energi rata-rata per kWh adalah sebesar
Rp.700, maka nilai rupiah yang hilang dari data hasil ukur pada 38 gardu
posko Bulungan ini adalah sebesar :
Rupiah hilang/hari = 9678,96 kWh x Rp.700
Di bawah ini adalah tabel perhitungan dari effisiensi, losses dan susut
trafo distribusi dari pembebanan 10 % - 100 %.
Tabel 4.3 Effisiensi, Losses Trafo dan Susut Trafo Distribusi
Persentase Beban Trafo ( % )
N0 Ket Daya Trafo (kVA) Rugi Fe (Watt) Rugi Cu (Watt) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Effisiensi 315 770 3900 97.19 98.56 98.98 99.15 99.19 99.15 98.96 98.85 98.60 98.29 Losses 2.81 1.44 1.02 0.85 0.81 0.85 1.04 1.15 1.40 1.71 1 Susut Trafo (kWatt) 7.52 3.86 2.73 2.27 2.16 2.27 2.78 3.08 3.75 4.58 Effisiensi 400 930 4600 97.33 98.63 99.04 99.19 99.24 99.19 99.09 98.93 98.69 98.39 Losses 2.67 1.37 0.96 0.81 0.76 0.81 0.91 1.07 1.31 1.61 2 Susut Trafo (kWatt) 9.08 4.66 3.26 2.75 2.58 2.75 3.09 3.64 4.45 5.47 Effisiensi 630 1300 6500 97.63 98.78 99.14 99.29 99.32 99.29 99.19 99.04 98.83 98.56 Losses 2.37 1.22 0.86 0.71 0.68 0.71 0.81 0.96 1.17 1.44 3 Susut Trafo (kWatt) 12.69 6.53 4.55 3.80 3.64 3.80 4.34 5.14 6.27 7.71 Effisiensi 1000 2300 12000 97.36 98.64 99.04 99.19 99.24 99.19 99.08 98.89 98.65 98.35 Losses 2.64 1.36 0.96 0.81 0.76 0.81 0.92 1.11 1.35 1.65 4 Susut Trafo (kWatt) 22.44 11.56 8.16 6.89 6.46 6.89 7.82 9.44 11.48 14.03
Grafik Beban Terhadap Susut Trafo Distribusi
0 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5 20 22,5 25 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beban (%) S u su t T raf o (k W) Trf 315 kVA Trf 400 kVA Trf 630 kVA Trf 1000 kVA
Dari tabel dan grafik effisiensi beban terhadap susut trafo distribusi
terlihat bahwa, susut trafo terbesar terjadi pada pembebanan 10 % sebesar
22.44 kWatt yang terdapat pada trafo dengan kapasitas 1000 kVA. Hal ini
disebabkan minimnya pemakaian beban trafo pada beban rendah, adanya
rugi-rugi inti besi dan rugi-rugi-rugi-rugi tembaga / rugi-rugi-rugi-rugi panas ( I2R ). Semakin tinggi
beban trafo maka panas yang dihasilkan trafo juga semakin besar, sehingga
losses yang ada pada trafo semakin meningkat pula. Apabila losses trafo
masih di bawah standar yang diberlakukan pada Standar Desain Konstruksi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pembebanan trafo distribusi antara 40 – 60 % akan menghasilkan losses
yang rendah berkisar dari 0.71 – 0.85 % ( dari analisa hasil perhitungan ).
2. Pembebanan yang rendah akan menghasilkan losses trafo yang tinggi.
3. Semakin besar effisiensi dari pemakaian trafo distribusi maka losses trafo
akan semakin kecil.
4. Energi yang hilang dari sampel hasil perhitungan losses trafo dari 38 gardu
pada posko Bulungan adalah ± 9678,96 kWh.
5. Untuk asumsi pemakaian energi listrik rata-rata per kWh sebesar Rp.700,
maka besarnya rupiah yang hilang dalam sehari pada 38 posko Bulungan
adalah ± Rp.6.775.272,-.
5.2 Saran
1. Beberapa alternatif untuk mengurangi losses teknis pada trafo distribusi
adalah dengan melakukan pengalihan beban dari dan ke gardu terdekat.
Alternatif ke dua dengan mutasi intern. Apabila tersedia investasi maka
alternative lain dengan pembangunan gardu sisipan atau penambahan trafo
2. Perencanaan beban yang lebih effisien dengan mempertimbangkan kondisi
geografis, kerapatan dan pertumbuhan beban untuk pemakaian trafo yang
Buku Kursus Pengelolahan Ranting, Operasi Distribusi-Pusdiklat PLN, Jakarta, Tahun 1998.
Buku Kriteria Desain Jaringan Distribusi, PLN Disjaya dan Tangerang, Jakarta, Agustus 2004.
Distribution Data Book, General Electric.
Dasar-Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Zuhal, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995.
Dasar-Dasar Mesin Listrik, Mochtar Wijaya, S.T, Penerbit Djambatan. Teknik Listrik, Jilid II, PH. J. Kokelaar.