• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T R E N G G A L E K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T R E N G G A L E K"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

R E N C A N A K E R J A

P E M E R I N T A H D A E R A H

( R K P D )

K A B U P A T E N T R E N G G A L E K

T A H U N 2 0 1 2

Salinan

Peraturan Bupati Trenggalek

Nomor 80 Tahun 2011

Tentang

(2)

K

K

K

A

A

A

T

T

T

A

A

A

P

P

P

E

E

E

N

N

N

G

G

G

A

A

A

N

N

N

T

T

T

A

A

A

R

R

R

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 yang selaras dengan RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 telah dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan pembangunan tahunan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan acuan dan rujukan dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2012.

Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 dilakukan melalui pendekatan Teknokratik, Partisipatif, Bottom-Up dan Top-Down, serta Politik. Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 ini adalah sebagai berikut :

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

3. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

4. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efesien, efektif,berkeadilan, dan berkelanjutan. 5. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam menyusun RAPBD Tahun Anggaran 2012; 6. Sebagai pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja

SKPD) Tahun 2012

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 yang telah selaras dengan RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur sebagai satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Semoga Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang telah selaras dengan RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 ini dapat menjadi acuan bagi semua pelaku pembangunan (stakeholders) di Kabupaten Trenggalek, sehingga program-program pembangunan Kabupaten Trenggalek dapat berjalan dengan baik.

BUPATI TRENGGALEK,

ttd

MULYADI WR.

(3)

D

D

D

A

A

A

F

F

F

T

T

T

A

A

A

R

R

R

I

I

I

S

S

S

I

I

I

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang... I-1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan ... I-2 I.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya... I-3 I.4. Sisematika Dokumen RKPD ... I-6 I.5. Maksud dan Tujuan... I-7

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

II.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II-1 II.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi

RPJMD ... II-45 II.3. Permasalahan Pembangunan Daerah ... II-80

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III-1 III.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-9

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV.1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah ... IV-1 IV.2. Prioritas dan Pembangunan... ... IV-18

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah... V-1

BAPPEDA

(4)

BAB VI PENUTUP

Penutup ... VI-1

LAMPIRAN

(5)

D

D

D

A

A

A

F

F

F

T

T

T

A

A

A

R

R

R

T

T

T

A

A

A

B

B

B

E

E

E

L

L

L

Tabel 2.1 Luas Tanah Menurut Penggunaannya ( Ha ) 2004 – 2009 ... II-2 Tabel 2.2 Nama Pulau di Kabupaten Trenggalek ... II-2 Tabel 2.3 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Trenggalek ( Ha ) Tahun 2004 – 2009 ... II-4 Tabel 2.4 Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya (ha) ... II-6 Tabel 2.5 Perkembangan Budidaya Perikanan Kabupaten Trenggalek ... II-10 Tabel 2.6 Objek Wisata Alam di Kabupaten Trenggalek... II-11 Tabel 2.7 Obyek Wisata Budaya ... II-11 Tabel 2.8 Objek Wisata Minat Khusus ... II-12 Tabel 2.9 Jenis dan Persebaran Tambang di Kabupaten Trenggalek ... II-13 Tabel 2.10 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Trenggalek ... II-18 Tabel 2.11 Perkembangan Pencari Kerja dan Penempatan di Kabupaten Trenggalek Tahun 2004-2009 ... II-19 Tabel 2.12 Perkembangan TPAK, TKK dan TPT di Kabupaten Trenggalek Tahun 2004-2009 ... II-20 Tabel 2.13 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006 s.d 2010 Atas Dasar Harga Konstan ... II-21 Tabel 2.14 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006 s.d 2010 Atas Dasar Harga Berlaku ... II-21 Tabel 2.15 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2006 s.d 2010 ... II-22 Tabel 2.16 Nilai inflasi Rata-Rata Tahun 2006 s.d 2010 ... II-24 Tabel 2.17 Sektor Basis Perekonomian Tahun 2009 ... II-25 Tabel 2.18 Sektor Ekonomi Primer Kabupaten Trenggalek dan Propinsi Jawa Timur ... II-26 Tabel 2.19 Sektor Ekonomi Sekunder Kabupaten Trenggalek dan Propinsi Jawa Timur ... II-26 Tabel 2.20 Sektor Ekonomi Tersier Kabupaten Trenggalek dan Propinsi Jawa Timur ... II-27 Tabel 2.21 Rumah Tangga Miskin (RTM) PPLS 08 Menurut Klasifikasi Keadaan Serta Prioritas Per Sektor .... II-28 Tabel 2.22 Prosentase Rumah Tangga Miskin ... II-29 Tabel 2.23 Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Trenggalek ... II-30 Tabel 2.24 Fasilitas Pendidikan SD, SLTP dan SLTA Tahun 2000-2009 ... II-31 Tabel 2.25 Rasio Murid Per Sekolah, Rasio Murid Per Ruang Belajar dan Rasio Guru Per Sekolah Tahun

2000-2009 ... II-31 Tabel 2.26 PNS di Kabupaten Trenggalek Tahun 2009 ... II-33 Tabel 2.27 Penerimaan Akta - Akta Catatan Sipil di Kabupaten Trenggalek ... II-33 Tabel 2.28 Banyaknya surat keputusan pemberian hak atas tanah ... II-34 Tabel 2.29 Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2008 – 2010... II-35

(6)

Tabel 2.30 Daftar Ruas Jalan Nasional di Kabupaten Trenggalek ... II-37 Tabel 2.31 Daftar Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Trenggalek ... II-38 Tabel 2.32 Kondisi Jembatan di Kabupaten Trenggalek Tahun 2000-2009 ... II-39 Tabel 2.33 Banyaknya Air Minum yang Disalurkan kepada Pelanggan (m3) ... II-40

Tabel 2.34 Potensi Sumber Air di Kabupaten Trenggalek ... II-40 Tabel 3.1 PDRB Kabupaten Trenggalek Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2011 ... III-4 Tabel 3.2 PDRB Kabupaten Trenggalek Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2011 ... III-4 Tabel 3.3 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Trenggalek Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2011 III-5 Tabel 3.4 Pendapatan Per Kapita (PDRB ADHK) Kabupaten Trenggalek Tahun 2009 - 2011 ... III-7 Tabel 3.5 Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal Kabupaten Trenggalek... III-8 Tabel 3.6 Realisasi dan Target/Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Trenggalek

Tahun 2009 s.d tahun 2013 ... III-11 Tabel 3.7 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2009 s.d Tahun 2013 ... III-16 Tabel 3.8 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kabupaten Trenggalek

Tahun 2009 s.d Tahun 2013... III-1

(7)

D

D

D

A

A

A

F

F

F

T

T

T

A

A

A

R

R

R

G

G

G

R

R

R

A

A

A

F

F

F

I

I

I

K

K

K

Grafik 2.1 Peningkatan Produksi Hasil Pertanian (ton) ... II-8 Grafik 2.2 Produksi Hasil Perkebunan (ton) ... II-8 Grafik 2.3 Populasi Ternak (ekor) ... II-9 Grafik 2.4 Perkembangan Produksi Ikan Tangkap dan Budidaya ... II-10 Grafik 2.5 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2006-2010 (orang) ... II-12 Grafik 2.6 Perkembangan Jumlah IKM Dan Kerajinan (buah)... II-12 Grafik 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk ... II-16 Grafik 2.8 IPM Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2010 ... II-18 Grafik 2.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi 2006-2010 ... II-23 Grafik 2.10 Data Kemiskinan Kabupaten Trenggalek Tahun 2006-2009 ... II-28 Grafik 3.1 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi ... III-6 Grafik 3.2 Laju & Proyeksi Inflasi PDRB Kabupaten Trenggalek... I II-7

(8)

D

D

D

A

A

A

F

F

F

T

T

T

A

A

A

R

R

R

G

G

G

A

A

A

M

M

M

B

B

B

A

A

A

R

R

R

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek ... II-1 Gambar 2.2 Peta Pola Ruang Eksisting 2010 Kabupaten Trenggalek ... II-7 Gambar 2.3 Peta Rawan Bencana Kabupaten Trenggalek ... II-15 Gambar 2.4 Peta Persebaran Infrastruktur Kabupaten Trenggalek ... II-44

(9)

BAB I

P

P

P

E

E

E

N

N

N

D

D

D

A

A

A

H

H

H

U

U

U

LL

L

U

U

U

A

A

A

N

N

N

1.1. LATAR BELAKANG

Dokumen perencanaan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, maupun perencanaan tahunan. Untuk itu setiap daerah (kabupaten/kota) harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyusun RPJPD 2005-2025 yang ditetapkan dengan Perda Nomor 14 Tahun 2010, dan RPJMD 2010-2015 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 19 Tahun 2011. Sehingga dalam penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 harus selaras dengan 2 (dua) dokumen tersebut dan diharapkan mampu menampung program dan kegiatan yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran dalam RPJMD Kabupaten Trenggalek pada tahapan ke 2 (tahun 2012)

Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RKPD memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah, serta program-program dan kegiatan pembangunan yang terukur disertai pagu indikatif dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dengan demikian kedudukan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 merupakan :

1. Pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) tahun 2012.

2. Pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2012.

3. Acuan bagi seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

4. Instrumen untuk menjamin kesinambungan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan.

(10)

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi dan Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

BAPPEDA

(11)

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

14. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2012;

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur 2005 – 2025;

19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2005 – 2025;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 5 Tahun 2011 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada Perusahaan Daerah Air Minum;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 19 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2010 – 2015;

23. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 12 tahun 2007 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

1.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dokumen perencanaan pembangunan tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2025 serta memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012

(12)

dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 serta RKPD Tahun 2012 dan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014.

Adapun Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012 adalah “Percepatan dan Perluasan

Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat .”.

Sedangkan prioritas Nasional terdiri atas : 1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2. Pendidikan

3. Kesehatan

4. Penanggulangan Kemiskinan 5. Ketahanan Pangan

6. Pembangunan Infrastruktur 7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8. Pembangunan Energi

9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca-Konflik 11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

RKP Tahun 2012 juga menjelaskan prioritas naional lainnya yaitu di Bidang Polhukam, Bidang Perekonomian dan Bidang Kesejaheraan Rakyat.

Tema Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 adalah “Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran Menuju Perluasan Pembangunan Ekonomi

Yang Berkeadilan Dalam Rangka Mewujudkan Kemakmuran Rakyat Jawa Timur Yang Lebih Baik “.

Sedangkan 18 Prioritas Pembangunan Provinsi Jawa Timur terdiri atas : 1. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan;

2. Peningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan; 3. Perluasan Lapangan Kerja;

4. Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan; 5. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat;

6. Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis; 7. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 8. Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas, dan Pariwisata; 9. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur;

(13)

10. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur;

11. Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang;

12. Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Peningkatan Pelayanan Publik; 13. Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial;

14. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, dan Terjaminnya Kesetaraan Gender;

15. Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga;

16. Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia; 17. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas; dan

18. Percepatan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi Dampak Lumpur Panas Lapindo, dijadikan acuan dalam merumuskan Tema pembangunan Kabupaten Trenggalek Tahun 2011.

RKPD Kabupaten Trenggalek menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Adapun tema RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 adalah “Pemerataan

Pembangunan Yang Berkeadilan dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Didukung Oleh Pelayanan Publik Yang Semakin Baik”. Kebijakan pembangunan Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 diarahkan dalam 12

(dua belas) Prioritas Pembangunan, yaitu :

1. Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik; 2. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur ;

3. Peningkatan Aksebilitas Pelayanan Pendidikan Murah dan Bermutu; 4. Peningkatan Aksebilitas Pelayanan Kesehatan Murah dan Memadai; 5. Pemeliharaan Lingkungan Hidup;

6. Revitalisasi pertanian dan pengembangan Agrobis/Agroindustri; 7. Pemberdayaan Koperasi,Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM); 8. Peningkatan Efektifitas Penanggulangan Kemiskinan;

9. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di semua Bidang dan Terjaminnya Kesetaraan Gender;

10. Penguatan Pemerintahan desa;

11. Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial; 12. Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga.

(14)

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai pengertian, proses penyusunan, kedudukan dan keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan serta sistematika dokumen RKPD.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Menjelaskan terkait gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Trenggalek, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD serta menguraikan permasalahan pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah Kabupaten Trengalek yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menjelaskan prioritas pembangunan daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan. Bab ini berisi uraian mengenai strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah yang berisi tema pembangunan serta prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah yang berisikan uraian tentang program-program yang memerlukan prioritas berdasarkan sasaran yang harus dicapai dalam dokumen RPJMD.

(15)

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Berisikan penjelasan rincian program dan kegiatan pokok RKPD tahun 2012 yang dikaitkan dengan sasaran-sasaran strategis dalam RPJMD.

BAB VI. PENUTUP

Berisikan tentang kaidah pelaksanaan berupa penegasan dalam menerapkan RKPD serta tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD dan pelaku pembangunan lainnya.

1.5. Maksud dan Tujuan

RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 yang telah selaras dengan RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015 (Perda Kabupaten Trenggalek Nomor 19 Tahun 2011) dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan program pembangunan daerah Kabupaten Trenggalek yang sejalan, selaras, seimbang dan berkesinambungan baik Program Pembangunan Daerah, Urusan Pemerintahan maupun Program Kewilayahan. RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 juga berfungsi :

a) Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional dan memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;

b) Memberikan arah bagi seluruh stakeholder pembangunan daerah dalam merumuskan dan menyusun perencanaan serta partisipasi dalam pembangunan daerah tahun 2012;

c) Menyatukan tujuan kegiatan semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten Trenggalek;

d) Memberikan arah dan pedoman bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) dan RKA SKPD;

e) Menjadi Pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD;

f) Instrumen bagi pemerintahan daerah untuk mengukur target kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah;

g) Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan penyusunan laporan (LPPD, ILPPD dan LKPJ); h) Menciptakan kepastian kebijakan karena merupakan komitmen Pemerintah.

(16)

BAB II

E

E

E

V

V

V

A

A

A

LL

L

U

U

U

A

A

A

SS

S

II

I

H

H

H

A

A

A

SS

S

II

I

LL

L

P

P

P

E

E

E

LL

L

A

A

A

K

K

K

SS

S

A

A

A

N

N

N

A

A

A

A

A

A

N

N

N

R

R

R

K

K

K

P

P

P

D

D

D

T

T

T

A

A

A

H

H

H

U

U

U

N

N

N

LL

L

A

A

A

LL

L

U

U

U

D

D

D

A

A

A

N

N

N

C

C

C

A

A

A

P

P

P

A

A

A

II

I

A

A

A

N

N

N

K

K

K

II

I

N

N

N

E

E

E

R

R

R

JJ

J

A

A

A

P

P

P

E

E

E

N

N

N

Y

Y

Y

E

E

E

LL

L

E

E

E

N

N

N

G

G

G

G

G

G

A

A

A

R

R

R

A

A

A

A

A

A

N

N

N

P

P

P

E

E

E

M

M

M

E

E

E

R

R

R

II

I

N

N

N

T

T

T

A

A

A

H

H

H

A

A

A

N

N

N

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Secara geografis Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111°24-112°11' Bujur Timur dan 7°53' – 8°34' Lintang Selatan. Secara administrasi Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo - Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung

- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

- Sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Ponorogo

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek

PETA ADMINISTRASI KAB. TRENGGALEK

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

(17)

Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555 dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Dari 14 kecamatan hanya 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan. Sedangkan 10 kecamatan lainnya mayoritas desanya berupa pegunungan.

Wilayah Kabupaten Trenggalek terdiri dari wilayah darat 126.140 Ha atau 1.261,40 km2 dan wilayah pengelolaan laut sepanjang 711,17 km2. Wilayah darat tersebut terdiri dari sawah 12.111 Ha (9,6%) dan Tanah Kering 48.868 Ha (38,74%), Hutan Negara 60.936 Ha (48,31%), Perkebunan 1.979 Ha (1,57%), Lain-lain 2.246 Ha (1,78%). Karakteristik geografis di Kabupaten Trenggalek dapat dibagi dalam beberapa tipologi kawasan. Kawasan pegunungan terletak pada kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan Kecamatan Dongko. Kawasan pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul.

Tabel 2.1

Luas Tanah Menurut Penggunaannya ( Ha ) 2004 – 2009

Penggunaan/ 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Tanah sawah 11.168 11.204 11.760 11.806 12.066 12.111 2. Tanah Kering 46.923 46.943 46.626 46.894 47.955 48.868 3. Hutan Negara 61.089 61.245 61.425 60.936 60.936 60.936 4. Perkebunan 3.162 3.079 3.079 3.825 1.979 1.979 5. Lain-lain 3.798 3.489 3.250 2.679 3.204 2.246 Jumlah 126.140 126.140 126.140 126.140 126.140 126.140

Sumber : BPS Kab. Trenggalek, TDA 2010

Kabupaten Trenggalek juga mempunyai wilayah kepulauan yang tersebar di Kawasan Selatan Kabupaten Trenggalek. Jumlah pulau yang berada di wilayah Kabupaten Trenggalek sebanyak 57 pulau, yang keseluruhannya masih belum berpenghuni. Pulau terluar dari wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Pulau Panikan dan Pulau Sekel yang belum diketahui luasnya.

Sedangkan luas wilayah laut (Zone Ekonomi Eksklusif) ± 35.558 km2, termasuk 57 pulau kecil tidak berpenghuni. Pulau-pulau di wilayah Kabupaten Trenggalek, selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2.

Nama Pulau di Kabupaten Trenggalek

No Nama Pulau KecamatanWilayah No Nama Pulau KecamatanWilayah

1 KLOMPOK KIDUL Munjungan 30 LUMBUNG Panggul

2 SASAH Munjungan 31 KARANGMALANG Panggul

(18)

No Nama Pulau KecamatanWilayah No Nama Pulau KecamatanWilayah

3 CIGAR Munjungan 32 KUYON Panggul

4 ALES Munjungan 33 KONYELAN Panggul

5 ANAK CIGAR Munjungan 34 BANYUTARUNG Panggul

6 PANIKAN Munjungan 35 SRUWI LOR Watulimo

7 WATUPAYUNG Munjungan 36 SRUWI KIDUL Watulimo

8 PERCAK Munjungan 37 SEGUNUNG Watulimo

9 PERCAK WETAN Munjungan 38 KARANGPEGAT Watulimo

10 PERCAK TENGAH Munjungan 39 WATUDUKUN Watulimo

11 PERCAK KULON Munjungan 40 NGEMBENG Watulimo

12 KALONGAN Munjungan 41 WATULAJER Watulimo

13 KALONGAN CILIK Munjungan 42 SRUWI Watulimo

14 KLOMPOK LOR Munjungan 43 BRENGGOLO Watulimo

15 PRENJONO Munjungan 44 SIKLOPO Watulimo

16 PRENJONO WETAN Munjungan 45 SOSARI Watulimo

17 PRENJONO KULON Munjungan 46 SOSARI CILIK Watulimo

18 WERU Munjungan 47 SOSARI LOR Watulimo

19 WATUPRAU Munjungan 48 SOLIMO WETAN Watulimo

20 ENDASBAJUL Munjungan 49 SOLIMO TENGAH Watulimo

21 KAPULOGO Munjungan 50 SOLIMO KULON Watulimo

22 KEMPONG Munjungan 51 SOLIMO Watulimo

23 WATUGAMPIRAN Munjungan 52 BOYOLANGU Watulimo

24 TEANG Panggul 53 TAMENGAN Watulimo

25 TEANG LOR Panggul 54 ANAKAN Watulimo

26 TEANG KIDUL Panggul 55 MBATANG Watulimo

27 GODO Panggul 56 BABATAN Watulimo

28 GODO CILIK Panggul 57 SEKEL Watulimo

29 JARAN Panggul

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, 2010

b. Topografi

Wilayah Kabupaten Trenggalek memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Topografi Kabupaten Trenggalek terdiri dari 2/3 bagian wilayah pegunungan dan 1/3 bagian wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 1.250 m di atas permukaan air laut dan dari ketinggian tersebut 53,8% berketinggian 100 - 500 m.

Sedangkan kemiringan tanah 0% - 7% untuk wilayah dataran rendah dan 7% - 40% untuk wilayah pegunungan dengan rincian :

Kemiringan 0 – 2% (datar) = 16,0 % Kemiringan 2 – 15% (landai) = 4,5 % Kemiringan 15 – 40 % (miring) = 39,0 % Kemiringan > 40% (curam) = 40,5 %

(19)

Dari data tersebut, sebagian besar atau 79,5 % termasuk kategori miring dan curam sehingga kondisi ini rawan terhadap bencana alam.

Dilihat dari penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Trenggalek, terlihat paling banyak adalah hutan negara yaitu 48.31 % dari wilayah kabupaten. Selain itu terdapat hutan rakyat dengan luas 16.607,5 Ha dengan produksinya antara lain sengon, akasia. mahoni, jati, dll, dengan produksi kayu bulat dan kayu bakar. Sebagian dari wilayah hutan tersebut terdapat lahan kritis seluas 30.363,93 ha. Luas lahan kritis cenderung meningkat di mana pada tahun 2004 seluas 17.049 ha menjadi 24.509 ha pada tahun 2006, tahun 2007 turun menjadi 24.045 ha dan pada tahun 2008 tetap 24.045 ha. Pada tahun 2009 luas lahan kritis mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya menjadi 30.363,93 ha. Oleh karena itu diperlukan upaya perbaikan lahan kritis untuk mencegah terjadinya bencana di kemudian hari.

Tabel 2.3

Luas Lahan Kritis di Kabupaten Trenggalek ( Ha ) Tahun 2004 – 2009

Lahan Kritis 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Potensial Kritis 3.775,00 271,00 1.205,00 589,00 589,00 12.553,09 Agak Kritis 4.399,00 9.533,00 9.725,00 8.961,00 8.961,00 9.058,34 Kritis 6.492,00 13.455,00 13.455,00 14.371,00 14.371,00 7.758,00 Sangat Kritis 2.383,00 124,00 124,00 124,00 124,00 994,50 Jumlah 17.049,00 23.383,00 24.509,00 24.045,00 24.045,00 30.363,93

Sumber : BPS Trenggalek, TDA 2010

c. Geologi

Secara geologis, Kabupaten Trenggalek memiliki beberapa batuan induk. Jenis batuan induk yang ada di Kabupaten Trenggalek antara lain :

- Miosenne sedimentary : di semua kecamatan

- Miosenne limostone : Kecamatan Panggul, Watulimo, Dongko dan Karangan - Andesit : Kecamatan Munjungan, Watulimo, Pogalan dan

Karangan

- Liat dan Pasir (alluvium) : di semua kecamatan kecuali Dongko, Pule dan Bendungan

- Undifferentioned Vulcanik : di Kecamatan Bendungan

Struktur tanah di Kabupaten Trenggalek meliputi andosol dan latosol di bagian utara. Batuan Mediteran, grumosol dan regusol yang terletak di bagian timur. Batuan mediteran di bagian selatan dan batuan alluvial di bagian barat kabupaten.

Susunan explorasi tanah terdiri dari lapisan tanah Andosol dan Latosol, Mediteran, Grumosol

(20)

dan Regosol, Alluvial dan Mediteran. Lapisan tanah Alluvial terbentang di sepanjang aliran sungai di bagian wilayah timur dan merupakan lapisan tanah yang subur, luasnya berkisar antara 10 % hingga 15 % dari seluruh wilayah. Pada bagian lain, yaitu bagian selatan, barat laut dan utara, tanahnya terdiri dari lapisan Mediteran yang bercampur dengan lapisan Grumosol dan Latosol. Lapisan tanah ini sifatnya kurang daya serapnya terhadap air sehingga menyebabkan lapisan tanah ini kurang subur.

d. Hidrologi

Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang antara 2 Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M3/detik (Kali Jati) sampai dengan 20.394 M3/detik (Kali

Munjungan). Dengan debit air sungai yang relatif tinggi merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi aliran sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasi diperlukan pembangunan lebih banyak bangunan penampung air, baik bendungan, embung, dam dan lain-lain.

Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek sejumlah 361 sumber air. Sumber air di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya. Sumber-sumber air tersebut perlu mendapatkan perhatian dengan menjaga kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber mata air sebagai kawasan lindung. Pada umumnya Kabupaten Trenggalek memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS yang arah alirannya bermuara ke Samudera Hindia. Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan tutupan lahan di DAS sebesar 30% sebaiknya diperuntukkan sebagai kawasan lindung dalam rangka memberikan keseimbangan tata air di daerah hulu sampai hilir.

Pada wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar maupun kecil. Di bagian utara terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Bagong dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk Dam Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Brantas sebagian besar digunakan untuk irigasi, dan sebagian masuk ke PLTA Niyama. Sedangkan di bagian selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke Samudera Indonesia, yaitu Sungai Gedangan berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan Panggul; Sungai Tumpak Nongko di Kecamatan Munjungan; Sungai Ngemplak di Kecamatan Watulimo.

(21)

e. Klimatologi

Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis Katulistiwa, maka seperti Kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September – April merupakan musim penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei–Agustus. Namun akhir-akhir ini dengan perubahan anomali cuaca maka siklus hujan menjadi tidak menentu. Jumlah hari hujan di Kabupaten Trenggalek rata-rata 116 hari hujan pada tahun 2009 dengan rata-rata curah hujan sebanyak 17,63 mm.

f. Potensi Pengembangan Wilayah Penggunaan Lahan

Pada dasarnya penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek sebagian besar merupakan kawasan non terbangun. Berdasarkan pola ruang maka penggunaan lahan dapat dibedakan menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.4

Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya (ha)

No Kecamatan

Kawasan Lindung Kawasan Budidaya

Hutan Semak Permukiman Perkebunan Tegalan SawahIrigasi tanah keringPertanian

1 Bendungan 4.844,01 - 383,38 30,50 18,30 296,06 3.491,53 2 Dongko 6.963,63 1,25 383,91 - 737,71 715,04 5.427,69 3 Durenan 124,72 640,65 1.048,52 - 1.676,84 903,93 461,87 4 Gandusari 777,82 52,87 1.522,00 - 1.073,01 1.400,68 470,68 5 Kampak 9.901,31 1,10 914,98 - 1.808,94 467,02 792,64 6 Karangan 426,77 272,59 867,27 - - 1.364,07 1.682,92 7 Munjungan 9.901,31 51,88 467,83 - 2.679,42 1.055,46 587,12 8 Panggul 5.021,48 66,57 809,00 - 23,27 1.564,65 5.518,57 9 Pogalan 921,50 254,03 1.177,06 - 656,85 1.430,06 338,36 10 Pule 2.824,20 81,33 798,23 - - 368,31 7.483,46 11 Suruh 814,03 - 408,53 - 210,59 342,29 3.667,67 12 Trenggalek 2.346,95 190,31 981,86 - 25,84 1.172,01 1.330,03 13 Tugu 1.286,39 3,65 1.002,65 - 4,48 1.593,18 3.064,99 14 Watulimo 7.788,27 24,38 1.425,11 - 41,25 688,11 5.450,96 Total (ha) 53.942,39 1.640,61 12.190,33 30,50 8.956,50 13.360,87 39.768,49 % 41,53 1,26 9,39 0,02 6,90 10,29 30,62

Sumber : RTRW Kabupaten Trenggalek 2010-2030

(22)

Gambar. 2.2. Peta Pola Ruang Eksisting 2010 Kabupaten Trenggalek

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Lahan pertanian pada tahun 2009 khususnya area sawah di Kabupaten Trenggalek sebesar 12.111 Ha atau 9,6 persen dari total luas wilayah. Area sawah di Kabupaten Trenggalek terdiri dari sawah irigasi teknis seluas 3.508 ha, sawah setengah teknis seluas 3.452 ha dan sawah tadah hujan seluas 1.176 ha. Produksi padi sawah tahun 2009 naik 6,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-rata produksi 65,66 kw/ha.

Selain padi hasil pertanian di Kabupaten Trenggalek yang potensial adalah jagung, ubi-ubian, kacang tanah dan kacang kedelai. Produksi jagung terus mengalami peningkatan sampai tahun 2009 sebesar 103.155 ton. Selain jagung komoditas pertanian yang mengalami peningkatan produktivitas adalah kacang kedelai dengan laju peningkatan rata-rata sebesar 16,19 % selama 2 tahun terakhir.

(23)

Grafik 2.1 Peningkatan Produksi Hasil Pertanian (ton)

Sumber : Dinas Perhutbun Kab. Trenggalek, 2010

Pengembangan tanaman perkebunan di Kabupaten Trenggalek dituntut untuk tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, ekologi dan sosial yang merupakan indikator pengelolaan sumber daya perkebunan dan kehutanan yang lestari. Jenis komoditi perkebunan yang cukup potensial dan merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Trenggalek antara lain adalah tebu, kelapa, dan coklat. Produksi tanaman perkebunan yang mempunyai konstribusi terbesar adalah produksi kelapa dan tebu masing-masing dengan produksi sebesar 27.569,60 ton dan 164.065,24 ton di tahun 2009.

Grafik 2.2 Produksi Hasil Perkebunan (ton)

Sumber : Dinas Perhutbun Kab. Trenggalek, 2010

Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Padi 124.361 131.701 149.414 168.898 Jagung 59.424 75.654 79.031 103.155 Ubi kayu 394.206 438.242 495.738 434.369 Ubi jalar 999 340 345 222 Kacang tanah 3.873 2.943 2.021 1.833 Kacang kedelai 5.519 5.457 5.793 7.313 1 10 100 1.000 10.000 100.000 1.000.000 1 10 100 1.000 10.000 100.000

Kelapa Cengkeh Kopi Coklat Tebu Vanili Jambu

mete Kapukrandu

Th 2006 11.613,50 137,61 79,92 366,95 44.279,00 15,11 5,76 19,65

Th 2007 12.387,70 673,85 84,55 555,2 47.577,00 15,65 5,85 19,91

Th 2008 11.489,16 123,35 85,8 562,3 27.298,10 17,35 5,93 9,6

Th 2009 10.524,00 624 111,35 786,7 45.654,70 19,35 7,35 21,97

(24)

Peternakan dan Perikanan

Dilihat dari populasi ternak selama 2009, jumlah ayam ras pedaging menempati urutan pertama untuk ternak yang dibudidayakan masyarakat dengan jumlah 706.504 ekor, disusul ayam buras dengan populasi 373.677 ekor, berikutnya kambing, ayam ras petelor dan domba. Sapi perah dengan populasi 6.688 ekor sebagian besar terdapat di Kecamatan Bendungan. Dari sejumlah sapi perah tersebut menghasilkan susu sebanyak 10.856.449 liter selama tahun 2009.

Grafik 2.3 Populasi Ternak (ekor)

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Trenggalek, 2011

Trenggalek memiliki pelabuhan ikan terbesar setelah Cilacap di pantai selatan pulau Jawa. Pengembangan potensi perikanan mulai direalisasikan dengan pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Pantai Prigi dengan harapan bisa mengentaskan kemiskinan para nelayan setempat. PPN di pesisir Pantai Prigi kedepannya akan dikembangkan menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) yang didukung dengan pengembangan Jalan Lintas selatan (JLS)

Jumlah rumah tangga perikanan pada tahun 2009 tercatat 5.384 rumah tangga terdiri dari 3.812 rumah tangga perikanan laut dan 1.572 rumah tangga perikanan darat. Rumah tangga perikanan laut terdapat pada 3 kecamatan yaitu Panggul, Munjungan dan Watulimo. Untuk Produksi ikan darat tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 12,95 persen dari tahun sebelumnya, dimana produksi ikan lele menempati urutan pertama produksi terbesar yaitu 1.627,71 ton, disusul gurameh 114,93 ton diurutan kedua.

Berdasarkan kondisi wilayah Kabupaten Trenggalek yang berada di pesisir selatan Jawa Timur dengan daerah pantainya maka Kabupaten Trenggalek berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan

(25)

minapolitan baik berbasis perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Potensi perikanan budidaya yang dapat dikembangkan di Kabupaten Trenggalek adalah budidaya ikan nila dan ikan lele di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan sebagai pusat kegiatan minapolitan serta budidaya ikan lele di Desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek sebagai kawasan hinterland.

Tabel 2.5

Perkembangan Budidaya Perikanan Kabupaten Trenggalek Tahun Pemilik Kolam(orang) Petani Ikan

(orang) Jumlah Kolam (unit) Luas Kolam (ha) Produksi (Kg) 2006 860 1345 1877 13,37 1.024.634,00 2007 981 1540 1945 13,80 1.382.770,00 2008 1276 1835 2079 14,77 1.556.692,00 2009 1326 1917 2145 15,13 1.757.240,00 2010 1508 2145 2422 16,77 1.893.902,00

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Trenggalek, 2011

Grafik 2.4 Perkembangan Produksi Ikan Tangkap dan Budidaya

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Trenggalek, 2011

Pariwisata

Dalam periode tahun 2006-2010 jumlah obyek wisata yang layak jual di Kabupaten Trenggalek sebanyak tujuh obyek wisata, terdiri dari obyek pariwisata pantai, pemandian/kolam renang dan goa, yaitu

-5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 2009 2010 23.845,25 7.839,17 1.757,24 1.893,90

- Perikanan Laut (ton) - Perikanan Budidaya (ton)

(26)

Pantai Pelang di Kecamatan Panggul, Kolam Renang Tirta Jwalita di Kecamatan Trenggalek, empat obyek wisata di Kecamatan Watulimo yaitu Goa Lawa, Pantai Damas, Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih Karanggongso. Objek wisata di kabupaten Trenggalek dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu objek wisata alam, objek wisata budaya dan objek wisata minat khusus. Jenis objek wisata di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 2.6 Objek Wisata Alam di Kabupaten Trenggalek

No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan

1 Pantai Prigi Wisata Alam Watulimo

2 Pantai Karangongso Wisata Alam Watulimo

3 Pantai Damas Wisata Alam Watulimo

4 Pantai Pelang Wisata Alam Panggul

5 Pantai Konang Wisata Alam Panggul

6 Pantai Blado Wisata Alam Munjungan

7 Gua Lowo Wisata Alam Watulimo

8 Gua Suruban Wisata Alam Watulimo

9 Gua Ngerit Wisata Alam Kampak

10 Gua Gajah Wisata Alam Bendungan

11 Gua Kalimati Wisata Alam Dongko

12 Gua Pringapus Wisata Alam Dongko

13 Pemandian Tapan Wisata Alam Karangan

14 Wonowisata Wisata Alam Trenggalek

15 Agrowisata Dilem Wisata Alam Bendungan

16 Air Terjun Kalianak Wisata Alam Tugu

17 Air Terjun Jero Guih Wisata Alam Karangan

18 Telaga Beji Maron Wisata Alam Gandusari

Sumber : Dinas Poraparibud Kabupaten Trenggalek, 2010

Tabel 2.7 Obyek Wisata Budaya

No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan

1 Upacara Larung Sembonyo Wisata Budaya Watulimo

2 Prasasti Kamulan Wisata Budaya Durenan

3 Tradisi Tiban Wisata Budaya

4 Jaranan Turonggo Yakso Wisata Budaya Dongko

5 Tradisi Baritan Wisata Budaya Dongko

6 Bersih Dam Bagong Wisata Budaya Trenggalek

Sumber : Dinas Poraparibud Kabupaten Trenggalek, 2010

(27)

Tabel 2.8 Objek Wisata Minat Khusus

No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan

1 Panjat Tebing Gunung Linggo Minat Khusus Karangan

2 Panjat Tebing GunungSepikul Minat Khusus Watulimo

Sumber : Dinas Poraparibud Kabupaten Trenggalek, 2010

Grafik 2.5 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2006-2010 (orang)

Sumber : Dinas Poraparibud Kabupaten Trenggalek, 2011

Industri

Trend perkembangan industri kecil, menengah dan kerajinan selama periode 2006-2010 menunjukan peningkatan meskipun tipis. Tahun 2010 jumlah IKM mencapai 595 unit, meningkat 69 unit atau 13.12% dibanding tahun 2006. Prosentase peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 7,41%.

Grafik 2.6 Perkembangan Jumlah IKM Dan Kerajinan (buah)

Sumber : Dinas Koperindagtamben Kabupaten Trenggalek, 2011 164.938 261.748 365.239 438.359 483.430 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 480 500 520 540 560 580 600 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 526 565 569 578 595

BAPPEDA

(28)

Pertambangan

Kabupaten Trenggalek sebenarnya memiliki kekayaan tambang yang tersebar di beberapa lokasi tetapi belum dikembangkan secara optimal. Potensi tambang terbesar di Kabupaten Trenggalek adalah marmer sebesar 666 juta ton yang tersebar di Kecamatan Panggul sebesar 250 juta ton, Kecamatan Dongko sebesar 152 juta ton, Kecamatan Pule sebesar 105 juta ton, Kecamatan Karangan sebesar 56 juta ton dan Kecamatan Suruh sebesar 45 juta ton. Selain marmer, potensi tambang lainnya adalah andesit diorite sebesar 460 juta ton yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pogalan. Potensi tambang di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada Tabel 2.9

Tabel 2.9

Jenis dan Persebaran Tambang di Kabupaten Trenggalek No Jenis Tambang Kandungan(Juta Ton) Persebaran

1 Marmer 666 Panggul, Dongko, Pule, Karangan, Suruh

2 Andesit diorit 460 Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko,Pule, Karangan, Suruh, Gandusari, Durenan, Trenggalek, Tugu, Bendungan

3 Batu tuffa dan saud stone 443 Panggul, Dongko, Pule, Karangan, Suruh, Durenan 4 Batu Gamping 330 Panggul, Watulimo, Kampak, Gandusari,Bendungan

5 Besi 228 Panggul, Munjungan, Dongko

6 Zeolit 220 Pule

7 Tanah Liat 140 Karangan, Suruh, Gandusari, Durenan,Trenggalek 8 Felspar 135 Kampak, Karangan, Suruh, Gandusari, Durenan,Trenggalek

9 Mangan 117 Karangan, Gandusari, Pogalan

10 Bentonit 80 Dongko, Karangan, Suruh

11 Kalsit 64 Panggul, Kampak, Karangan, Gandusari

12 Kaolin 50 Suruh, Bendungan

13 Pasir 37 Pogalan, Trenggalek, Tugu

14 Pasir laut 30 Panggul, Munjungan, Watulimo

15 Piropillite 25 Kampak

16 Batubara 18 Watulimo, Dongko, Suruh

Sumber : Trenggalek Dalam Angka, BPS 2010

g. Wilayah Rawan Bencana

Sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek adalah daerah rawan bencana, terutama tanah longsor dan banjir. Selain itu di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek yaitu di kawasan pesisir merupakan

(29)

wilayah rawan bencana tsunami dan gempa tektonik akibat tumbukan lempeng.

Bencana tanah longsor sering terjadi di Kabupaten Trenggalek terutama jika musim hujan tiba. Terdapat beberapa 2 faktor yang menyebabkan sebagian besar kawasan di Trenggalek masuk kategori rawan bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama adalah faktor alam yang terdiri dari aspek geologi dan tanah, aspek hidrologi dan klimatologi, aspek topografi, dan aspek penutupan lahan (vegetasi). Kedua, adalah faktor manusia yang memanfaatkan alam secara tidak bertanggung jawab. Pada tahun 2009, luas lahan kritis di Kabupaten Trenggalek mencapai ± 30.363 ha. Dari luasan tersebut sebesar ± 5678 ha termasuk kawasan dengan tingkat kerawanan longsor yang tinggi. Kecamatan yang termasuk kategori kerawanan tinggi untuk bencana tanah longsor adalah Kecamatan Panggul, Kecamatan Munjungan, Kecamatan Watulimo, Kecamatan Kampak, Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Bendungan (sebagian wilayah keenam kecamatan tersebut). Daerah tersebut merupakan areal yang mempunyai derajat kerentanan relatif besar untuk terjadinya longsor. Daerah tersebut baik secara fisik maupun non fisik memiliki potensi untuk terjadinya bencana longsor. Oleh karena itu diperlukan upaya perbaikan lingkungan yang rusak dan sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya longsor sehingga dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi.

Selain longsor, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Trenggalek adalah banjir di musim penghujan bahkan beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan intensitas banjir di sejumlah wilayah. Bencana banjir tentunya membawa kerugian yang tidak sedikit bahkan banyak infrastruktur yang rusak akibat banjir. Rusaknya infrastruktur akan mengganggu aktivitas masyarakat dan melumpuhkan perekonomian daerah. Kawasan banjir di Kabupaten Trenggalek dapat diidentifikasi menjadi beberapa tipologi yang terdiri dari kawasan dengan tingkat kerawanan banjir tinggi, tingkat kerawanan banjir menengah dan tingkat kerawanan banjir rendah. Luasan kawasan rawan banjir tinggi sebesar ± 4.217 ha yang tersebar di sebagian Kecamatan Panggul, Kecamatan Munjungan, Kecamatan Watulimo, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Kampak, Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Karangan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Pogalan. Luasan kawasan rawan banjir menengah sebesar ± 43.591 ha yang tersebar di hampir wilayah administrasi kecamatan yaitu Kecamatan Munjungan, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Durenan, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Karangan, Kecamatan Bendungan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Pule. Selain itu luasan kawasan rawan banjir rendah sebesar ± 77.455 ha yang tersebar di semua kecamatan. Dengan teridentifikasinya kawasan rawan banjir tersebut maka kedepannya dapat dilakukan mitigasi bencana banjir melalui pemanfaatan ruang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

(30)

Sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, maka Kabupaten Trenggalek juga berpotensi mengalami Tsunami yang dapat dipicu oleh gempa tektonik akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Kawasan yang berpotensi terkena Tsunami adalah Kecamatan Watulimo seluas ± 1.701 ha, Kecamatan Munjungan seluas ± 1.689 ha, dan Kecamatan Panggul seluas ± 2.145 ha.

Peta wilayah rawan bencana di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar. 2.3. Peta Rawan Bencana Kabupaten Trenggalek h. Demografi

Data penduduk sebagaimana data yang lain sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, terlebih lagi penduduk sebagai sumberdaya manusia adalah subyek sekaligus obyek pembangunan. Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Trenggalek pada akhir tahun 2009 sebesar 796.966 jiwa. Jumlah penduduk ini naik sebesar 0,99 % bila dibandingkan dengan keadaan akhir tahun 2008. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama 1 dasawarsa terakhir

(31)
(32)

Jumlah penduduk mengandung dua konsekuensi bila dikaitkan dengan pembangunan, yaitu menjadi subyek dan obyek pembangunan. Sehingga, dalam banyak hal besarnya penduduk merupakan potensi dan modal dasar pembangunan apabila peranan keduanya bisa diwujudkan.

Adapun berdasarkan sebaran penduduk pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Kecamatan Panggul merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 86.594 jiwa. Namun jika dilihat dari kepadatannya, Kecamatan Pogalan dan Trenggalek memiliki kepadatan penduduk tertinggi, masing-masing 1.389 jiwa/km2 dan 1.205 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Bendungan merupakan kecamatan

dengan kepadatan penduduk yang terendah, yaitu 315 jiwa/km2.

Peningkatan mobilitas penduduk yang tinggi memerlukan peningkatan pelayanan publik yang prima untuk pendaftaran penduduk yang berbasis tehnologi Informasi seperti SIAK online dan NIK (e-KTP) yang akan dimulai pada 2012, serta peningkatan regulasi dan fasilitasi terhadap persebaran dan pemerataan penduduk. Meningkatnya kepadatan penduduk di wilayah jantung kota dan kawasan-kawasan yang didominasi oleh perkantoran dan kegiatan ekonomi dan bisnis memerlukan penataan ruang guna menghindari permasalahan yang komplek terkait dengan kependudukan dan sosial serta untuk mengoptimalkan pembangunan infrastruktur.

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan alat untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara menyeluruh. IPM Kabupaten Trenggalek selama 6 tahun terakhir meningkat dari 68,69 pada tahun 2005 menjadi 73,21 pada tahun 2010, menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia dilihat dari sisi kesehatan, pendidikan dan daya beli mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Berdasarkan kriteria UNDP bahwa nilai IPM kurang dari 50 digolongkan sebagai IPM rendah, nilai IPM antara 51 – 66 digolongkan IPM menengah bawah, nilai IPM antara 67-79 digolongkan IPM menengah atas dan nilai IPM di atas 79 digolongkan IPM tinggi. Dengan demikian IPM Kabupaten Trenggalek tergolong IPM menengah atas.

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Trenggalek dipengaruhi oleh tiga indikator pembentuknya, yaitu indikator kesehatan, pendidikan dan daya beli. Berdasarkan data selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa derajat pendidikan dan kesehatan penduduk Trenggalek menunjukkan peningkatan, demikian pula daya beli yang semakin tinggi menunjukkan tingkat kesejahteraan dari segi ekonomi mengalami peningkatan pula.

(33)

Tabel 2.10

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Trenggalek

No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Harapan Hidup 73,83 75,67 76,08 76,50 77,60 76,93 77,69

Indeks Pendidikan 73,92 75,44 76,28 75,62 76,93 77,65 78,15

Indeks PPP 56,85 54,97 54,40 54,39 57,81 63,22 63,78

IPM 68,20 68,69 68,92 68,84 70,78 72,60 73,21

Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek

Grafik 2.8. IPM Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2010

Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek *) Data Sementara

Ketenagakerjaan

Isu tentang ketenagakerjaan menjadi permasalahan penting mengingat konsekuensinya yang tidak hanya berkaitan dengan permasalahan ekonomi, namun memiliki dampak pada segi sosial. Permasalahan ketenagakerjaan menjadi sangat krusial ketika dihadapkan pada permasalahan pengangguran. Pengangguran memiliki dampak secara ekonomi dimana secara agregat pengangguran berarti berkurangnya kapasitas produksi sebuah perekonomian karena sebagian sumberdaya yang tidak digunakan. Secara sosial, permasalahan pengangguran berkaitan dengan pengakuan dari masyarakat, yang lebih jauh menyangkut pada status sosial di masyarakat.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, angkatan kerja yang masuk pada pasar kerja

68,69 68,92 68,84 70,78 72,6 73,21 Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010*)

BAPPEDA

(34)

mengalami peningkatan pula. Permasalahan akan muncul ketika jumlah para pencari kerja yang masuk ke pasar tenaga kerja tidak sesuai dengan jumlah lowongan yang tersedia. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Trenggalek selama 10 tahun terakhir, sebagian besar para pencari kerja yang masuk pada pasar kerja tidak terserap oleh lowongan kerja yang tersedia sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.11

Perkembangan Pencari Kerja dan Penempatan di Kabupaten Trenggalek Tahun 2000-2009

No. Tahun Pencari Kerja Ditempatkan/ Dikirim/Dihapus Belum Ditempatkan sampai Akhir Tahun

1 2000 8.100 2.548 4.532 2 2001 7.478 1.553 4.061 3 2002 6.380 578 1.840 4 2003 4.807 318 4.489 5 2004 8.903 550 8.350 6 2005 22.889 1.554 11.313 7 2006 13.588 1.401 12.107 8 2007 15.234 2.023 11.654 9 2008 18.939 1.091 10.412 10 2009 23.561 2.483 10.285

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kab. Trenggalek Tahun 2010

Jumlah pencari kerja di Kabupaten Trenggalek cenderung meningkat. Dalam 10 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan pencari kerja adalah 23,94 persen. Para pencari kerja tersebut hingga akhir tahun yang bersangkutan yang berhasil ditempatkan rata-rata mencapai 12,08 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Trenggalek sangat rendah.

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja, sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru, sehingga dapat menyerap angkatan kerja setiap tahun.

Sebenarnya untuk menggambarkan tingkat partisipasi penduduk terhadap pembangunan dapat dilihat dari indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas). Angkatan kerja sendiri merupakan penduduk yang secara aktif bekerja maupun yang belum bekerja tapi secara aktif mencari pekerjaan. Indikator lain yang sering dipakai untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan adalah Tingkat

(35)

Kesempatan Kerja (TKK) yang merupakan perbandingan jumlah penduduk kerja dengan jumlah angkatan kerja serta Tingkat Pengangguran Terbuka yang merupakan perbandingan jumlah pengangguran (pencari kerja) dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja. Secara persentasae TKK dan TPT mengalami perkembangan yang fluktuatif selama 10 tahun terakhir sebagaimana pada tabel berikut ini:

Tabel 2.12

Perkembangan TPAK, TKK dan TPT di Kabupaten Trenggalek Tahun 2000-2009

No. Tahun TPAK TKK TPT

1 2000 71,87 95,87 4,13 2 2001 73,54 96,42 3,58 3 2002 70,00 96,40 3,60 4 2003 70,31 97,27 2,73 5 2004 66,93 94,47 5,53 6 2005 73,67 92,08 7,92 7 2006 75,88 93,95 6,05 8 2007 77,65 95,09 4,91 9 2008 75,17 96,27 3,73 10 2009 70,20 96,12 3,88

Sumber: BPS Kabupaten Trenggalek Tahun 2010

Beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian dari masalah ketenagakerjaan di Kabupaten Trenggalek antara lain:

1. Kesenjangan antara jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja, sehingga berpotensi menimbulkan berbagai jenis kerawan sosial;

2. Pencari kerja yang menganggur sebagian besar didominasi lulusan SLTA dan perguruan tinggi dimana kemampuan pencari kerja belum sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan pasar kerja, sehingga sekolah-sekolah kejuruan perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

2.1.2.. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Struktur Ekonomi dan Pergeserannya

PDRB Kabupaten Trenggalek pada tahun 2010 masih didominasi sektor lapangan usaha pertanian sebesar 38,5 % disusul dengan sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran

(36)

sebesar 28,5 % dan sektor lapangan usaha jasa-jasa sebesar 16,12 %. Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masih memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten trenggalek, ditopang oleh sektor lapangan usaha pertanian, jasa-jasa dan perdagangan, hotel serta restoran karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersebut, tidak terdapat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil bagi perekonomian Kabupaten renggalek adalah sektor lapangan usaha listrik, gas dan air bersih sebesar 0,56%.

Tabel 2.13

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006 s.d 2010 Atas Dasar Harga Konstan (dalam jutaan rupiah)

NO Sektor 2006 2007 2008 2009 2010*)

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 1.008.819,36 41,07 1.047.692,47 40,45 1.088.439,11 39,79 1.131.431,51 39,15 1.180.385,46 38,50

2 Pertambangan &Penggalian 42.961,60 1,75 44.644,38 1,72 46.974,83 1,72 49.552,83 1,71 51.862,05 1,69

3 IndustriPengolahan 135.842,39 5,53 145.257,46 5,61 151.365,77 5,53 158.572,31 5,49 166.103,56 5,42

4 Listrik,Gas & Airbersih 12.275,38 0,50 13.246,48 0,51 14.470,26 0,53 15.751,87 0,55 17.039,03 0,56

5 Konstruksi 53.691,12 2,19 57.636,88 2,23 61.230,20 2,24 64.147,80 2,22 68.206,60 2,22

6 Perdagangan,Hotel & Restoran 636.128,03 25,90 683.546,68 26,39 739.420,65 27,03 798.305,68 27,63 873.861,22 28,50

7 Pengangkutan &Komunikasi 77.823,91 3,17 81.384,74 3,14 84.331,00 3,08 88.750,15 3,07 94.406,25 3,08

8 Keuangan, sewa,& Js. Perusahaan 93.105,39 3,79 99.338,13 3,84 105.903,41 3,87 112.529,93 3,89 120.226,46 3,92

9 Jasa-jasa 395.584,41 16,11 417.415,33 16,12 443.364,01 16,21 470.671,32 16,29 494.235,90 16,12

PDRB 2.456.231,59 100 2.590.162,55 100 2.735.499,24 100 2.889.713,40 100 3.066.326,53 100

Sumber : BPS Kab. Trenggalek 2011 *) Data Sementara

Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada struktur ekonomi berdasarkan harga berlaku. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang signifikan. Sektor lapangan usaha pertanian mengalami penurunan kontribusi setiap tahunnya dan pada tahun 2010 memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Trenggalek sebesar 39,35 %. Sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran serta sektor lapangan usaha jasa-jasa memiliki kecenderungan mengalami kenaikan kontribusi setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut maka struktur ekonomi berdasarkan harga berlaku juga tidak mengalami pegeseran struktur ekonomi.

(37)

Tabel 2.14

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006 s.d 2010 Atas Dasar Harga Berlaku (dalam jutaan rupiah)

NO Sektor 2006 2007 2008 2009 2010*)

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 1.460.427,02 41,42 1.646.383,34 41,28 1.903.253,01 41,13 2.106.763,00 40,54 2.309.611,63 39,35

2 Pertambangan& Penggalian 80.435,12 2,28 87.780,64 2,20 101.113,75 2,18 114.353,67 2,20 122.764,50 2,09

3 IndustriPengolahan 197.756,11 5,61 224.329,44 5,62 252.821,41 5,46 282.020,43 5,43 312.370,01 5,32

4 Listrik,Gas &Air bersih 20.067,33 0,57 22.072,24 0,55 25.985,47 0,56 29.784,58 0,57 33.448,21 0,57

5 Konstruksi 79.944,26 2,27 93.054,40 2,33 110.439,44 2,39 125.179,56 2,41 148.176,72 2,52

6 Perdagangan,Hotel &

Restoran 886.259,11 25,14 1.008.646,15 25,29 1.180.006,83 25,50 1.363.390,18 26,23 1.637.041,02 27,89

7 Pengangkutan& Komunikasi 123.306,40 3,50 135.384,87 3,39 154.769,29 3,34 171.809,03 3,31 189.991,48 3,24

8 Keuangan,sewa, & Js.

Perusahaan 124.406,03 3,53 136.927,02 3,43 160.359,05 3,47 181.457,30 3,49 210.982,89 3,59

9 Jasa-jasa 553.025,20 15,69 633.724,99 15,89 739.027,60 15,97 822.154,76 15,82 905.657,63 15,43

PDRB 3.525.626,58 100 3.988.303,09 100 2.984.043,62 100 3.462.666,74 100 3.888.797,48 100

Sumber : BPS Kab. Trenggalek 2011 *) Data Sementara

b. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijaksanaan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan yang positif menunjukkan peningkatan perekonomian dan sebaliknya.

Tabel 2.15

Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2006 s.d 2010

NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 2010*)

1 PERTANIAN 3,72 3,85 3,89 3,95 4,33

2 PERTAMBANGAN DAN GALIAN 2,23 3,92 5,22 5,49 4,66

3 INDUSTRI 6,84 6,93 4,21 4,76 4,75

4 LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM 7,84 7,91 9,24 8,86 8,17

5 BANGUNAN 7,20 7,35 6,23 4,76 6,33

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6,68 7,45 8,17 7,96 9,46

(38)
(39)

juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi.

Tabel 2.16

Nilai inflasi Rata-Rata Tahun 2006 s.d 2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 pertumbuhanRata-rata

Inflasi 9,8 7,27 9,87 6,31 6,45 7,94

Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek, 2011

Perkembangan laju inflasi di Kabupaten Trenggalek dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif. Dimana tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 , laju inflasi yang terjadi termasuk kategori ringan (<10%). Inflasi yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir terendah sebesar 6,31 % yang terjadi pada tahun 2009 dan rata-rata inflasi yang terjadi mencapai 7,94% per tahun.

d. Sektor Basis

Penentuan sektor basis dapat menggunakan metode Location Quotient (LQ). Location Quotient dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur spesialisasi relatif suatu daerah/kabupaten pada sektor-sektor tertentu. LQ mempunyai penggunaan yang luas sehingga satuan pengukuran apa saja dapat dipergunakan untuk mengjitungnya.

Besarnya nilai LQ dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

LQ > 1 : wilayah perencanaan mempunyai spesialisasi dalam sektor tertentu dibandingkan wilayah yang lebih luas

LQ = 1 : tingkat spesialisasi dalam sektor tertentu sama dengan wilayah yang lebih luas

LQ < 1 : dalam sektor tertentu, tingkat spesialisasi wilayah berada di bawah wilayah yang lebih luas Dengan adanya spesialisasi pada lapangan usaha tertentu, maka sektor basis yang ada di kabupaten potensial untuk di ekspor ke wilayah yang lebih luas dalam dalam hal ini lingkup propinsi. Sebaliknya jika sektor tersebut bukan sektor basis (non unggulan) maka sektor tersebut dapat mengimpor dari daerah lain.

Berdasarkan Tabel 2.17 di bawah ini maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Trenggalek memiliki spesialisasi pada sektor pertanian dengan nilai LQ sebesar 2,03. Hal ini dikarenakan Kabupaten

Gambar

Tabel 2.30 Daftar Ruas Jalan Nasional di Kabupaten Trenggalek .........................................................................
Grafik 2.1 Peningkatan Produksi Hasil Pertanian (ton) .........................................................................................
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek
Grafik 2.1 Peningkatan Produksi Hasil Pertanian (ton)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rujukan Berjenjang Kasus Kegawatdarutan Maternal Dan Neonatal Pada Program Jampersal Di Puskesmas Kencong Tahun 2012; Yuli Karya

Formulasi Kebijakan Pemerintahan Desa (Studi Kasus Proses Perumusan Peraturan Desa No. 01 Tahun 2011 Tentang Pungutan Desa di Desa Pasir Putih Kecamatan Bungatan Kabupaten

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kondisi ketersediaan beras di Kabupaten Trenggalek masih kurang dibandingkan dengan konsumsi beras masyarakat Trenggalek,

sehingga sosialisasi dari undang-undang ini dapat berjalan dengan baik, yang dimaksudkan di sini adaiah penyampaian berupa informasi yang diberikan oleh Ditjen HKI atau

PLP2K-BK, pengisian kuesioner dan pelengkapan data pendukung. Melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen usulan yang disampaikan oleh pemerintah Kota/Kabupaten di wilayahnya

133 Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor PM Perhubungan No.156 Tahun 2016 tentang Kompetensi Penguji Berkala Kendaraan Bermotor Perda Kota Yogyakarta No.16 Tahun

Renstra ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2021 – 2026 yang terkait dengan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Renstra ini

Pada tahun 2010 Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 4 Tahun 2010 tentang Penempatan Penyalahgunaan, Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke