• Tidak ada hasil yang ditemukan

JGK-vol.7, no

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JGK-vol.7, no"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Gizi dan Kesehatan 172 Hubungan Antara Upaya Ibu Dalam Mencegah Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Di TK Al-Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2014

Sri Rahayu*, Auly Tarmali *, Yuliaji Siswanto

*

Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva. Karies gigi pada anak TK karena gemar konsumsi makanan kariogenik tetapi belum bisa mandiri dalam merawat gigi. Upaya ibu yang kurang dalam mencegah karies gigi juga salah satu resiko untuk terjadinya karies gigi terutama pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara upaya ibu dalam mencegah karies gigi dengan kejadian karies gigi pada anak di TK Al-Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

Penelitian ini merupakan jenis analitik dengan desain observasional dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan anaknya yang bersekolah di TK Al-Ihsan Magelang sebanyak 48 responden. Sampel yang diambil sebanyak 37 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Uji statistik menggunakan Chi Square (α= 0,05), dan untuk mengetahui risiko menggunakan OR (Odds Ratio).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara upaya ibu dalam menjaga kebersihan gigi (p=0,029 dan OR=2,111), mengawasi konsumsi jajanan manis (p=0,018 dan OR=2,587), memeriksakan gigi ke dokter gigi (p=0,014 dan OR=2,368),dengan kejadian karies gigi pada anak.

Peneliti menyarankan kepada ibu supaya selalu merawat kesehatan gigi anaknya dengan membatasi makanan kariogenik, menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, dan memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali.

(2)

Jurnal Gizi dan Kesehatan 173 PENDAHULUAN

Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya dimana prosesnya terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang. Karies gigi ini merupakan salah satu penyakit pada gigi yang sering terjadi pada anak.

Anak merupakan kelompok masyarakat yang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi karies gigi yang cukup tinggi. Word Health Organitation (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa Indonesia sekitar 85% anak balita sudah mengalami karies. Sedangkan menurut laporan Riset Kesehatan Dasar 2007, karies gigi menyerang atau diderita sekitar 72,1% penduduk Indonesia. Kemudian prevalensi karies gigi di Propinsi Jawa Tengah sebesar43,1% dan pengalaman kariesnya sebesar 67,8%. Dimana prevalensi karies gigi tersebut masih menunjukkan persentase yang cukup tinggi karena hampir mencapai prevalensi nasionalkaries aktif pada tahun 2007 yaitu 43,4% 2). Karies pada anak-anak disebabkan oleh kegemaran anak mengonsumsi makanan yang serba manis dan belum dapat melakukan perawatan gigi secara mandiri. Permasalahan tersebut tidak akan terjadi jika orang tua mengetahui cara merawat gigi anaknyadengan benar 3).

Pada anak usia pra sekolah pengaruh orang tua sangat berperan dalam membentuk perilaku anak. Upaya orangtua terutama ibu yang biasanya orang terdekat dengan anak dalam memelihara kesehatan gigimemberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesehatan gigi anaknya. Upaya ibu dalam mencegah karies gigi pada anaknya perlu dilakukan sejak gigi pertama mulai tumbuh. Seorang ibu dapat membantu anaknya membersihkan gigi jika anak belum dapat

memegang sikat gigi. Setelah mampu memegang sikat gigi, sebaiknya mulai melatih cara menggosok gigi yang benar. Ibu juga perlu membatasi jenis-jenis makanan manis dan lengket yang dikonsumsi anaknya. Jika terpaksa harus mengonsumsi makanan tersebut, anak harus segera menggosok gigi atau setidaknya berkumur menggunakan air putih. Perawatan gigi yang baik dan kunjungan ke dokter yang rutin dapat mencegah terjadinya permasalahan pada gigi salah satunya adalah karies gigi3).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara upaya ibu dalam mencegah karies gigi dengan kejadian karies gigi pada anak di TK Al-Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis analitik dengan desain observasional dan pendekatan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibudan anaknya yang bersekolah di TK Al-Ihsan Magelang yaitu sebanyak 48 responden. Sampel yang diambil sebanyak 37 responden denganteknik

purposive sampling. Sampel diambil berdasarkan pada kriteria inklusi yaitu anak yangsudah berulang tahun ke 5 dan ke 6 tahun. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi.Pengisian kuesioner dilakukan olehresponden sedangkan data tentang kejadian karies gigi pada anak TK Al-Ihsan Magelang dari hasil pemeriksaan seorang perawat gigi pada saat dilakukan penelitian yang hasilnya di catat dalam lembar observasi. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama 2 hari dengan jumlah sampel 37 responden.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square dan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama 2 hari dengan jumlah sampel 37 responden.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya Ibu Dalam Mencegah Karies Gigi

Tabel 1 Distribusi Upaya Ibu dalam Mencegah

Karies Gigi pada Anak di TK Al– Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2014 Upaya Mencegah Karies Gigi Frekuensi Persentase (%) -Melakukan upaya -Tidak melakukan upaya 37 0 100,0 0,0 Total 37 100,0

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa semua ibu melakukan upaya dalam mencegah karies gigi pada anak yang bersekolah di TK Al-Ihsan Magelang yaitu sebanyak 37 ibu (100%).

Dalam penelitian ini, meskipun ibu telah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anaknya namun masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu dalam penelitian ini

bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebesar 29,7%. Kondisi tersebut membuat ibu kurang dapat membagi waktunya dengan lebih baik antara bekerja dengan memberi perhatian kepada anaknya terutama perhatian terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anaknya.

Upaya ibu dalam merawat kesehatan gigi anaknya yang masih kurang, diperlukan kesadaran dari ibu supaya bisa meluangkan waktu untuk ikut merawat kebersihan dan kesehatan gigi anaknya tersebut. Hal ini anak-anak dalam merawat gigi memang masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat, memerlukan kesabaran yang luar biasa dan memerlukan kebijaksanaan dari orang tua. Anak-anak umumnya lebih banyak menjadi urusan ibu terutama dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi 4). Distribusi upaya ibu dalam mencegah karies gigi pada anak yang meliputi upaya menjaga kebersihan gigi, upaya mengawasi konsumsi jajanan manis, dan upaya memeriksakan gigi ke dokter gigi akan dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 Distribusi Upaya Ibu Dalam Menjaga Kebersihan Gigi, Mengawasi Konsumsi Jajanan Manis, dan Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi pada Anak di TK Al – Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2014

Upaya Mencegah Karies Gigi

f (%)

Menjaga Kebersihan Gigi - Kurang

- Baik

Mengawasi Konsumsi Jajanan Manis

- Kurang - Baik

Memeriksakan Gigi keDokter Gigi - Tidak - Ya 18 19 23 14 19 18 48,6 51,4 62,2 37,8 51,4 48,6

Upaya Menjaga Kebersihan Gigi

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa frekuensi upaya ibu dalam menjaga kebersihan gigi hampir sama, yaitu upaya menjaga kebersihan gigi yang masih kurang sebanyak 18 ibu (48,6%) dan upaya menjaga kebersihan gigi yang sudah baik sebanyak 19 ibu (51,4%).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa upaya ibu dalam menjaga kebersihan gigi yang termasuk dalam kategori baik lebih besar dibandingkan dengan upaya menjaga kebersihan gigi dalam kategori kurang. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya upaya menjaga kebersihan gigi anaknya sudah baik dilihat dengan tingkat pendidikan ibu yang paling banyak adalah SMA/SMK sebanyak 20 ibu (54,1%). Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku individu.

Faktor pendidikan sangat penting karena berpengaruh pada pengetahuan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan

(4)

Jurnal Gizi dan Kesehatan 175

tinggi maka akan lebih berorientasi pada tindakan preventif atau pencegahan, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang baik 5).

Upaya Mengawasi Konsumsi Jajanan Manis

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa frekuensi upaya ibu dalam mengawasi konsumsi jajanan manis sebagian besar masih kurang yaitu sebanyak 23 responden (62,2%), dan upaya mengawasi konsumsi jajanan manis yang sudah baik sebanyak 14 responden (37,8%).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa upaya ibu dalam mengawasi konsumsi jajanan manis yang termasuk dalam kategori kurang lebih besar dibandingkan dengan upaya mengawasi konsumsi jajanan manis dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena selain kesibukan kerja ibu, sebagian besar ibu masih ada yang beranggapan bahwa makanan yang bersifat lengket dan manis tidak berbahaya bagi kesehatan gigi anak. Sehingga sebagian ibu tidak memberikan air putih untuk kumur atau tidak membiasakan anak supaya menggosok gigi setelah makan makanan manis dan lengket.

Anak yang sering mengonsumsi makanan manis dan lengket serta minuman yang mengandung gula adalah kunci penyebab anak usia pra sekolah tersebut terkena karies. Karena itu, membatasi makanan yang manis dan lengket serta minuman yang mengandung gula adalah pesan tentang masalah diet yang perlu disampaikan kepada orang tua terutama ibu 6).

Upaya Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa frekuensi yang lebih banyak adalah ibu yang tidak melakukan upaya memeriksakan gigi ke dokter gigi yaitu sebanyak 19 ibu (51,4%).

Hasil di atas menunjukkan bahwa ibu yang tidak melakukan upaya memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi lebih besar dibandingkan dengan ibu yang melakukan upaya memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar

ibu sibuk bekerja sehingga sulit meluangkan waktu untuk mengajak anaknya ke dokter gigi.

Pemeriksaan rutin ke dokter gigi sangat berguna terutama dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi adanya masalah gigi anak sejak dini 7).

Kejadian Karies Gigi

Tabel 3 Distribusi Kejadian Karies Gigi pada Anak di TK Al – Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2014 Kejadian Karies Gigi Frekuensi Persen tase (%) -Karies Gigi -Tidak Karies Gigi 21 16 56,8 43,2 Total 37 100,0

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar anak yang bersekolah di TK Al-Ihsan Magelang menderita karies gigi yaitu sebanyak 21 anak (56,8%).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang menderita karies gigi lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak menderita karies gigi.

Kejadian karies gigi paling sering terjadi pada anak usia pra sekolah, hal ini disebabkan oleh karena anak belum dapat melakukan perawatan gigi secara mandiri 3). Kejadian karies gigi juga lebih tinggi dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki sehingga gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor risiko terjadinya karies 8). Selain itu bila anak yang belum selesai perkembangan giginya selalu sakit dan banyak memakan obat antibiotika maka ini juga akan dapat merusak perkembangan pembentukan gigi, yang dapat menyebabkan anak rentan terkena karies gigi 9).

(5)

Jurnal Gizi dan Kesehatan 176

Tabel 4 Distribusi Upaya Ibu dalam Menjaga Kebersihan Gigi, MengawasiKonsumsi Jajanan Manis, dan Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi denganKejadian Karies Gigi pada

Anak di TK Al - Ihsan Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2014

Hubungan Antara Upaya Menjaga Kebersihan Gigi dengan Kejadian Karies Gigi

Berdasarkan tabel 4 diperoleh data bahwa persentase anak yang menderita karies gigi lebih tinggi pada ibu yang upaya menjaga kebersihan gigi anaknya dalam kategori kurang yaitu sebesar 77,8%, dibandingkan dengan ibu yang upaya menjaga kebersihan gigi anaknya dalam kategori baik sebesar 36,8%.

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilaip= 0,029. Nilai p tersebut lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak sehinggasecara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara upaya ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak,dan dengan nilai OR sebesar 2,111, yang artinya seorang anak mempunyai risiko 2,111 kali lebih besar menderita karies gigi apabila upaya ibu dalam menjaga kebersihan gigi anaknya kurang.

Karies gigi terjadi karena ada sisa makanan yang dibiarkan menempel di gigi, yang pada akhirnya dapat membentuk plak. Plak gigi merupakan hal yang paling berperan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Membersihkan gigi segera setelah makan merupakan preventif yang baik untuk mencegah karies karena bakteri dan substrat

membutuhkan waktu yang lama untuk terjadinya demineralisasi dan proses karies 3).

Hubungan Antara Upaya Mengawasi Konsumsi Jajanan Manis dengan Kejadian Karies Gigi

Berdasarkan tabel hubungan antara upaya ibu dalam mengawasi konsumsi jajanan manis dengan kejadian karies gigi diperoleh data bahwa persentase anak yang menderita karies gigi lebih tinggi pada ibu yang upaya mengawasi konsumsi jajanan manis anaknya

dalam kategori kurang yaitu sebesar 73,9%, dibandingkan dengan ibu yang upaya mengawasi konsumsi jajanan manis anaknya dalam kategori baik sebesar 28,6%.

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

p = 0,018. Nilai p tersebut lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak sehingga secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara upaya ibu dalam mengawasi konsumsi jajanan manis dengan kejadian karies gigi pada anak,dan dengan nilai OR sebesar 2,587, yang artinya seorang anak mempunyai risiko 2,587 kali lebih besar menderita karies gigi apabila upaya ibu dalam mengawasi konsumsi jajanan manis anaknya kurang.

Kejadian karies gigi pada anak usia pra sekolah biasanya disebabkan karena kegemaran anak mengonsumsi jajanan manis

Kejadian Karies Gigi Total p OR 95%CI

Karies Gigi Tidak Karies Gigi f % f % f %

Upaya Menjaga Kebersihan Gigi - Kurang

- Baik

Upaya Mengawasi Konsumsi Jajanan Manis - Kurang

- Baik

Upaya Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi - Tidak - Ya 14 7 17 4 15 6 77,8 36,8 73,9 28,6 78,9 33,3 4 12 6 10 4 12 22,2 63,2 26,1 71,4 21,1 66,7 18 19 23 14 19 18 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 0,029 0,018 0,014 2,111 2,587 2,368 1,115-3,997 1,091- 6,132 1,184- 4,738

(6)

Jurnal Gizi dan Kesehatan 177

dan lengket seperti permen, cokelat, dan gulalit. Kandungan gula dalam makanan tersebut sangat tinggi. Dengan demikian, bakteri akan mengubah sisa-sisa makanan yang mengandung gula tersebut menjadi asam. Asam tersebut yang dapat menyebabkan demineralisasi email yang makin lama dapat mengakibatkan kerusakan gigi. Semakin lama sisa-sisa makanan itu menempel pada gigi, semakin mudah juga gigi mengalami karies.

Hubungan Antara Upaya Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi dengan Kejadian Karies Gigi

Berdasarkan tabel hubungan antara upaya ibu dalam memeriksakan gigi ke dokter gigi dengan kejadian karies gigi diperoleh data bahwa persentase anak yang menderita karies gigi lebih tinggi pada ibu yang tidak melakukan upaya memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi yaitu sebesar 78,9%, dibandingkan dengan ibu yang melakukan upaya memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi sebesar 33,3%.

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

p = 0,014. Nilai p tersebut lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak sehingga secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara upaya ibu dalam memeriksakan gigi ke dokter gigi dengan kejadian karies gigi pada anak, dan dengan nilai OR sebesar 2,368, yang artinya seorang anak mempunyai risiko 2,368 kali lebih besar menderita karies gigi apabila ibu tidak melakukan upaya memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi.

Memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan oleh ibu karena jika anak mulai mengalami plak, ini merupakan resiko awal anak terkena karies gigi. Disamping itu misal sudah ada karang gigi, ini hanya bisa dibersihkan dengan bantuan dokter.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang masih kurang dalam upaya menjaga kebersihan gigi sebesar 77,8%.

2. Responden yang masih kurang dalam upaya mengawasi konsumsi jajanan manis sebesar 73,9%.

3. Responden yang melakukan upaya memeriksakan gigi ke dokter gigi sebesar 33,3 %.

4. Anak yang menderita karies gigi sebesar 56,8%.

5. Ada hubungan antara upaya ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak (P = 0,029, OR= 2,111).

6. Ada hubungan antara upaya ibu dalam mengawasi konsumsi jajanan manis dengan kejadian karies gigi pada (P = 0,018, OR= 2,587).

7. Ada hubungan antara upaya ibu memeriksakan gigi ke dokter gigi dengan kejadian karies gigi pada anak(P = 0,014, OR= 2,368).

(7)

DAFTAR PUSTAKA

1. Margareta, S. 2012. 101 Tips dan Terapi Alami Agar Gigi Putih dan Sehat.

Yogyakarta: Pustaka Cerdas.

2. Riskesda. 2007. Depkes RI. Dari http://www.riskesda.com. Diakses tanggal 10 April 2013.

3. Susanto, A. 2007. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. 4. Machfoedz, I & Asmar, Y. Z. 2005.

Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil, Yogyakarta: Fitramaya.

5. Suraatmadja, S. 2010. Gastroenterologi Anak. CV Sagung Seto : Jakarta.

6. Mazhari, F et al. 2007. Prevalence of Early Childhood Caries and Its Risk Factors in 6-60 months Old Children in Quchan. J Dent Res. 4(2): 96-100.

7. Riyanti. 2005. Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini. Disajikan Pada Seminar Sehari Kesehatan-Psikologi Anak Minggu, 29 Mei 2005. Di Gedung Lab. Klinik Utama Pramita.

8. Gultom, M. 2009. Pengetahuan Sikap dan Tindakan Ibu-Ibu RumahTanggaTerhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Anak Balitanya. Dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapte r I.pdf.html.

9. Ginting, B. 1985. Mulut Sehat Gigi Kuat. Indonesia: Indonesia Publishing house.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, morfologi yang ada di BWP Kecamatan Panarukan termasuk morfologi datar, dengan kelerengan 0-2%. SKL ketersediaan air

Instrumen dalam penelitian ini dengan judul “Efektivitas motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI.. Sekolah

 berguna untuk untuk sintesis sintesis senyawa-senyawa senyawa-senyawa aromatik aromatik yang yang mengandung mengandung atom atom N N dan dan senyawa lainya yang

• Harga pokok satuan barang yang dijual adalah harga pokok rata-rata yang berlaku pada saat terjadi

Karena siswa tidak memperhatikan hubungan antar kuantitas yang terlibat dalam suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi perbandingan, maka ia mengalami

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara isolat mikroba pelarut fosfat dengan dosis pupuk P terhadap P tersedia,

Praktik Pengalaman Terbimbing (PLT)/Magang III Universitas Negeri Yogyakarta bertujuan untuk melaksanakan latihan praktik mengajar di kelas jurusan mekanik otomotif,

Monkey Forest merupakan bentangan alam yang sangat luas, berlokasi ditengah keramaian Ubud. Merupakan sesuatu yang sangat menarik sebuah hutan berada ditengah