BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan
sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan
ilmiah. Untuk mencapai suatu kebenaran yang ilmiah maka diperlukan adanya
metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian. Penentuan jenis penelitian sangat penting terutama untuk
memiliki teknik analisis yang tepat.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang mana dalam
penelitian ini membutuhkan data dalam bentuk angka-angka atau nilai, atau data
dalam bentuk informasi, komentar, pendapat atau kalimat namun dikuantitatifkan.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Ekplanatory (penelitian menjelaskan) yaitu berusaha menjelaskan dan menyoroti
hubungan antara variabel-variabel penelitian sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sukandarimudi (2002:105) bahwa “Penelitian explanatory adalah penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui
pengujian hipotesis atau penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03
Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
3.2.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Skripsi
No Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Januari Februari Maret April
I II III IV V I II III IV V I II III IV V I II III IV V 1. Tahap Persiapan a. Pembuatan Proposal Skripsi b. Pendaftaran proposal Skripsi 9 -1 1 c. Survei SD 13 d. Pengumuman 27 2. Tahap Pelaksanaan (pengambilan data dan penelitian) a. Uji coba instrumen 21 b. Pre-test 2 8 c. Treatmen/Perlaku an (eksperimen) 5- 29 d. Post test 3 1 3. Tahap Penyusunan dan Pelaporan 4. Pendaftaran dan pengumpulan skripsi 23 -25
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VI
Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Siswa kelas VI yang berjumlah 42 siswa dengan rincian di bawah ini.
Tabel 3.2 Subjek Penelitian
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi ekstrinsik (X1) dan
disiplin belajar (X2) sebagai variabel bebas, dan prestasi peserta didik (Y)
sebagai variabel terikat.
3.4.2 Definisi Operasional
1. Variabel bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
dinamakan pula konstruk variabel dan coure variabel. Variabel independen
ini tidak tergantung pada variabel lain (Abbas, 2003). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah: motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang
dari luar individu peserta didik, yang mendorongnya untuk melakukan
kegiatan belajar. Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah KET
peserta didik dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara
menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah.
2. Variabel terikat (Dependent Variabel)
Prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang
tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur
dengan tes. Penilaian dapat dilihat dari daftar nilai harian dan buku catatan
siswa.
3.5 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Maka dari itu di dalam pengukuran membutuhkan
adanya alat ukur. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,2010:148). Fenomena
yang dimaksud dalam sebuah penelitian adalah variabel penelitian, yang akan
diteliti.
Instrumen dalam penelitian ini dengan judul “Efektivitas motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI
Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 salatiga” sebagai berikut : 1. Instrumen untuk mengukur motivasi ekstrinsik (X1)
2. Instrumen untuk mengukur disiplin belajar (X2)
3. Instrument untuk mengukur prestasi belajar (Y)
Penyusunan instrumen penelitian itu berdasarkan variabel-variabel
kemudian di tentukan indikatonya. Dari indikator itu kemudian dibuatlah
pernyataan-pernyataan untuk memudahkan penyusunan instrumen maka perlu
digunakan “matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen” (Sugiyono,2010:149).
Setelah kisi-kisi terbuat, kemudian instrumen tersebut disebar kepada
responden untuk diuji lebih lanjut. Pengujiannya terdiri dari validitas dan
reabilitas instrument. Ketentuan pengujian validitas dan reabilitasnya sebagai
berikut :
3.5.1 Validitas dan Reliabilitas Penelitian
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi
Arikunto, 2002:144). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan
Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
X = skor butir
Y = skor total
N = jumlah subjek
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 146)
Selain menggunakan rumus, mengolah data bisa juga dengan
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika
didapatkan harga rhitung>rtabel, maka butir instrumen dapat dikatakan
valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rhitung< rtabel, maka dikatakan
bahwa instrumen tidak valid (arikunto, 2002:146). Item dalam suatu
instrumen ini dianggap valid apabila mempunyai corrected item total
correlation di atas 0,291 (Ali. 1987).
Adapun hasil perhitungan validitas instrument penelitian yang
diujikan pada 46 responden adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
No Soal rhitung rtabel Kriteria
M OT IVA S I E KS T RIN S IK (X 1 ) 1 0,341 0,291 valid 2 0,478 0,291 valid 3 0,712 0,291 valid 4 0,561 0,291 valid 5 0,435 0,291 valid 6 0,716 0,291 valid 7 0,435 0,291 valid 8 0,460 0,291 valid 9 0,536 0,291 valid 10 0,716 0,291 valid 11 0,424 0,291 valid 12 0,536 0,291 valid 13 -0,301 0,291 Tidak valid 14 0,435 0,291 valid 15 0,561 0,291 valid 16 0,716 0,291 valid 17 0,478 0,291 valid 18 0,659 0,291 valid 19 0,493 0,291 valid 20 0,478 0,291 valid 21 0,319 0,291 valid
22 0,233 0,291 Tidak valid 23 -0,054 0,291 Tidak valid 24 0,478 0,291 valid 25 0,460 0,291 valid DISI PLIN B E L AJA R ( X2 ) 26 0,742 0,291 Valid 27 0,787 0,291 Valid 28 0,762 0,291 Valid 29 0,667 0,291 Valid 30 0,631 0,291 Valid 31 0,229 0,291 Tidak valid 32 0,43 0,291 Valid 33 0,683 0,291 Valid 34 0,508 0,291 Valid 35 0,295 0,291 Valid 36 0,683 0,291 Valid 37 0,755 0,291 Valid 38 0,486 0,291 Valid 39 0,484 0,291 Valid 40 0,254 0,291 Tidak valid 41 0,604 0,291 Valid 42 0,702 0,291 Valid 43 0,859 0,291 Valid 44 0,845 0,291 Valid 45 0,788 0,291 Valid 46 0,793 0,291 Valid 47 0,52 0,291 Valid 48 0,724 0,291 Valid 49 0,64 0,291 Valid 50 0,77 0,291 Valid 51 0,709 0,291 Valid 52 0,695 0,291 Valid
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik (Suharsimi Arikunto,
2002: 154). Dalam penelitian ini uji reliabilitas diperoleh dengan cara
menganalisis data dari satu kali pengetesan. Pengetesan yang mudah
menggunakan SPSS 16 for windows. Kemudian hasil rhitung
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika
didapatkan rhitung>rtabel, maka butir instrumen dapat dikatakan reliable,
akan tetapi sebaliknya jika rhitung<rtabel, maka dikatakan bahwa
instrumen tidak reliable.
Instrumen dikatakan reliabel apabila intrumen tersebut digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama. Untuk uji reliabilitas dipakai kriteria dari sebagai
berikut: 0 – 0,2 = Sangat Rendah 0,2 – 0,4 = Rendah 0,4 – 0,6 = Agak Rendah 0,6 – 0,8 = Cukup 0,8 – 1 = Tinggi
Instrumen dikatakan reliabel apabila intrumen tersebut digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan
item yang dibuang diperoleh nilai cronbach’s alpha (α) dengan
perincian seperti pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha
Kategori Tingkat Reliabilitas
Motivasi Ekstrinsik 0,882 Tinggi
Disiplin Belajar 0,951 Tinggi
Sumber : Data Penelitian, Diolah
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini instrumen penelitian data yang digunakan adalah:
3.6.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti (Sugiyono, 2010:194). Teknik wawancara dalam penelitian
ini digunakan sebagai alat pendukung untuk mengetahui kondisi awal dan
mengungkap masalah yang dialami subyek penelitian.
Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara
yang bebas dimana peneliti tidak perlu menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun sitematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya
(Sugiyono, 2010:197). Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang
lebih mendalam tentang responden untuk mengetahui kondisi subyek yang
akan diteliti dan kondisi lingkungan sekitarnya, termasuk Kepala Sekolah,
3.6.2 Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan. (Sudjana, 2008:84). Observasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengamati perilaku guru dan peserta didik yang dilakukan
oleh seorang observer.
3.6.3 Dokumentasi
Digunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data keadaan
awal, proses dan akhir siswa terhadap data tersebut untuk memenuhi syarat
sebagai subjek penelitian.
3.6.4 Kuesioner / Angket
Digunakan Kuesioner secara langsung tanpa perantara kepada sampel
untuk memperoleh data tentang motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar
peserta didik. Adapun jenis pertanyaan dalam Kuesioner adalah pertanyaan
tertutup, yaitu bentuk pertanyaan di mana responden tinggal memilih jawaban
yang telah tersedia dalam Kuesioner tersebut. Sedangkan bentuknya adalah
check list atau tanda silang di mana responden hanya membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabannya.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan Kuesioner adalah
a. Merumuskan tujuan pembagian Kuesioner
Penyusunan Kuesioner dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
b. Menentukan aspek-aspek yang diukur.
c. Menyusun pernyataan-pernyataan sesuai variabel-variabel yang akan
diteliti.
Bentuk Kuesioner dalam penelitian ini berpedoman pada skala Likert.
Keunggulan skala Likert adalah :
a. Item-item yang tidak jelas menunjukkan hubungan dengan sikap yang
sedang diteliti masih dapat dimasukkan dalam skala.
b. Skala Likert mempunyai reliabilitas tinggi.
c. Cara pembuatan lebih mudah.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen yang terukur ini dijadikan titik
tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pernyataan yang
kemudian dijawab oleh responden. Jawaban di setiap item pada instumen
yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari yang yang sangat
positif sampai sangat negatif.
Skala Likert mempunyai lima kategori jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, tidak bisa memutuskan, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Setiap
alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda, yaitu:
1) Pernyataan positif
Sangat Setuju (SS) : skor 5
Ragu-ragu (R) : skor 3
Tidak Setuju (TS) : skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
Atau
Selalu (1) : skor 5
Sering (2) : skor 4
Kadang-kadang (3) : skor 3
Pernah (4) : skor 2
Tidak pernah (5) : skor 1
2) Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) : skor 1
Setuju (S) : skor 2
Ragu-ragu (R) : skor 3
Tidak Setuju (TS) : skor 4
Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 5
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis data Penelitian 3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis ini untuk mendapatkan gambaran penyebaran hasil
penelitian masing-masing variabel secara kategorikal. Hal ini bertolak dari
konsep Azwar (1995) bahwa skor total individu yang semakin mendekati
skor total ideal dapat diinterpretasikan semakin positif. Analisis deskriptif
yang dipakai adalah deskriptif persentase. Dalam analisis ini semua skor
dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor idealnya sehingga akan
diperoleh persentase skor. Dari deskriptif persentase inilah selanjutnya
dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dan diketahui tingkatannya.
Karena skor tertinggi dari masing-masing item adalah 5 dan skor
terendahnya 1, maka dapat dihitung:
Persentase maksimal
Persentase minimal
Rentang
Panjang kelas interval
Dengan panjang kelas interval 16% dan persentase minimal 20%, maka
diperoleh
Tabel 3.5
Kriteria Deskriptif Persentase Motivasi Ekstrinsik dan Disiplin Belajar
No Interval persentase skor Kriteria
1 84 < % skor < 100 Sangat tinggi (ST)
2 68 < % skor < 84 Tinggi (T)
3 52 < % skor < 68 Sedang (S)
4 36 < % skor < 52 Rendah (SR)
5 20 < % skor < 36 Sangat Rendah (SR) Sumber : Data Penelitian, Diolah
Kriteria ini digunakan untuk setiap variabel maupun sub variabel
dalam penelitian, karena banyak item yang digunakan dari masing-masing
variabel maupun sub variabelnya berbeda-beda, sehingga jumlah skor dari
masing-masing responden harus diubah terlebih dahulu dalam bentuk
idealnya. Skor ideal diperoleh dari banyaknya item dikalikan dengan skor
ideal yaitu 5.
Tabel 3.6
Kriteria Deskriptif Persentase Prestasi Belajar
No Interval persentase skor Kriteria
1 Nilai < 50 Kurang Sekali (KS)
2 51 < Nilai < 70 Kurang (K)
3 71 < Nilai < 80 Cukup (C)
4 81 < Nilai < 90 Baik (B)
5 91 < Nilai < 100 Baik Sekali (BS)
Sumber : Buku Laporan Sekolah Dasar Sidorejo Lor 03 Salatiga
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1 Uji Normalitas Data
Untuk keperluan analisis data selanjutnya, maka akan lebih mudah
dan lancar bila variabel-variabel yang diteliti mengikuti distribusi tertentu.
Dari teori kemungkinan apabila populasi yang diteliti berdistribusi normal
maka konklusi bisa diterima, tetapi apabila populasi tidak berdistribusi
normal maka konklusi berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu,
sebelum mengambil keputusan berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa
terlebih dahulu normalitas distribusinya, apakah pada taraf signifikansi
tertentu atau tidak. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk
mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masingmasing variabel
penelitian. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnof (Santoso 1999:311). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 16 for windows. Dasar pengambilan keputusan
berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian
3.7.2.2 Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan langkah untuk mengetahui status linier
tidaknya suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh
melalui uji linieritas akan menentukan teknik analisis regresi yang akan
digunakan. Jika hasil uji linieritas merupakan data yang linier maka
digunakan analisis regresi linier. Sebaliknya jika hasil uji linieritas
merupakan data yang tidak linier maka analisis regresi yang digunakan
nonlinier. Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa
hubungannya bersifat linier.
3.7.3 Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi regresi berganda, uji
parsial, uji simultan koefisien deretminasi, dan compare mean.
3.7.3.1 Regresi Linier Berganda
Istilah regresi juga digunakan dalam mengembangkan suatu
persamaan untuk meramalkan sesuatu variabel dari variabel kedua yang
diketahui. Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu perluasan dari
teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk
mengadakan prediksi terhadap variabel terikat.
Analisi regresi berganda adalah ramalan keadaan (naik turunnya)
variabel dependent yang akan diprediksi melalui variabel independent
3.7.3.2 Uji Parsial
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji signifikansi
koefisien regresi maupun korelasi parsial atau hubungan masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikat (Y). Data dianalisis dengan bantuan
komputer program SPSS 16 for windows. Dasar pengambilan keputusan
berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis <
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila Ha diterima menunjukkan
ada efektivitas yang signifikan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar
terhadap prestasi belajar secara parsial.
3.7.3.3 Uji Simultan
Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifkansi
korelasi ganda adalah analisis tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih variabel bebas (independent variable) dengan satu variabel terikat
(dependent variable).
Dalam penelitian ini, analisis korelasi untuk mengetahui hubungan
antara motivasi dan disiplin dengan prestasi belajar. Analisis regresi ganda
bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas
terhadap satu variabel terikat dengan menggunakan persamaan regresi
Keterangan :
Y = nilai yang diprediksi atau kriterium
X = nilai variabel prediktor
a = bilangan konstan
b = bilangan koefisien prediktor
Analisis korelasi ganda sekaligus regresi ganda dilakukan dengan
bantuan komputer program SPSS 16 for windows. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil
analisis ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima yang berarti ada pengaruh secara simultan motivasi dan disiplin
terhadap prestasi belajar.
3.7.3.4 Koefisien Determinasi
Menentukan besarnya pengaruh antara motivasi belajar dan disiplin
siswa terhadap prestasi belajar. Untuk mengukur derajat hubungan antara
3 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar,
disiplin belajar dan prestasi belajar dilakukan uji koefisien determinasi.
Perhitungan koefisien determinasi secara simultan yang dilakukan dengan
SPSS dapat dilihat dari besarnya R square, sedangkan hasil koefisien
determinasi secara parsial dapat dilihat dengan mengkuadratkan besarnya
nilai correlations partial. Dalam menghitung besarnya koefisien
determinasi dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan serentak dengan
3.7.3.5 Uji Beda Mean
Uji Beda Mean merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua populasi atau lebih. Dalam penelitian ini
menggunakan adalah paired sample t-test (uji t untuk dua sampel yang
berpasangan). Paired sample t-test digunakan untuk uji beda pada sample
yang berpasangan. Pengujian ini sering dilakukan pada
penelitian-penelitian event study atau ekksperimental dengan perlakuan tertentu.
Adapun hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Ho : μ1 ≤ μ2 (motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar tidak efektif
terhadap prestasi belajar bagi siswa kelas VI SD).
2. Ha : μ1 > μ2 (motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap
prestasi belajar bagi siswa kelas VI SD).
Keterangan:
μ1 = Rata-rata nilai siswa yang mendapatkan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar
μ2 = Rata-rata nilai siswa yang tidak mendapatkan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar
Kesimpulan apakah Ho diterima atau ditolak, diperoleh dengan
menginterpretasikan nilai signifikan pada tabel Independent Samples test SPSS
16 for windows. Motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar dikatakan efektif, manakala terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen. Selain itu,
pengujian hipotesis juga menjadi acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila
hipotesis alternatifnya diterima, maka nilai rata-rata hasil lebih baik setelah
diberikan treatment (perlakuan) dari sebelum diberi treatment (perlakuan).
Dengan demikian, penggunaan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif
terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Sekolah Dasar (SD) Negeri