• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Dan Implementasi Sistem Pelelangan Proyek Online Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Dan Implementasi Sistem Pelelangan Proyek Online Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor Artikel Ilmiah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Dan Implementasi Sistem Pelelangan

Proyek Online Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Biak Numfor

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Samuel Joizak Pattipawaej(672015701)

Radius Tanone, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Mei2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1

Perancangan Dan Implementasi Sistem Pelelangan

Proyek Online Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Biak Numfor

1)

Samuel Joizak Pattipawaej, 2)Radius Tanone

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)672015701@student.uksw.edu, 2)radius.tanone@staff.uksw.edu

Abstract

Limitations of data access and auction process that is still done manually through the correspondence process is one of the obstacles faced by the Office of Public Works of Biak Numfor District in conducting the auction process. In addition, the decision-making process of auction winners made manually allows the occurrence of cheating in the determination of the winning bidder. Implementation of TOPSIS method in decision making is expected to assist the Office of Public Works in deciding the winning bidder fairly. In addition, the creation of web applications on this system is expected to assist the Office of Public Works in the dissemination of information auctions without being limited by space and time. Testing results in this study indicate that the system created can help the work of the Office of Public Works in data processing and auction system information.

Keyword: TOPSIS, Auction

Abstrak

Keterbatasan akses data serta proses lelang yang masih dilakukan secara manual melalui proses surat menyurat merupakan salah satu kendala yang dihadapi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor dalam melakukan proses lelang. Selain itu proses pengambilan keputusan pemenang lelang yang dilakukan secara manual memungkinkan terjadinya kecurangan dalam penentuan pemenang lelang. Implementasi metode TOPSIS dalam pengambilan keputusan diharapkan dapat membantu Dinas PU dalam memutuskan pemenang lelang dengan adil. Selain itu pembuatan aplikasi web pada sistem ini diharapkan dapat membantu Dinas PU dalam penyebaran informasi lelang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa sistem yang dibuat dapat membantu kerja Dinas PU dalam pengolahan data dan informasi sistem lelang.

Kata Kunci: TOPSIS, Lelang

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

(7)

1. Pendahuluan

Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang [1]. Lelang merupakan institusi pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli, maka lelang berfungsi memperlancar arus lalu lintas perdagangan barang. Sistem lelang dapat berjalan dengan baik apabila informasi yang diterima oleh penjual dan pembeli dapat diakses dengan cepat dan tepat.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor yang bergerak dalam bidang pembangunan sarana dan prasarana suatu daerah selalu meningkatkan kualitas kerja dalam melakukan pembangunan sarana dan prasarana pada daerah tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kerja dalam pembangunan adalah mengadakan rapat lelang atau tender proyek konstruksi yang dipimpin oleh panitia tender dan diikuti oleh jasa kontraktor sebagai peserta.

Sistem lelang yang dilakukan selama ini adalah berdasarkan kegiatan surat menyurat kepada para kontraktor yang ada disekitar wilayah kerja. Keterbatasan media penyampaian informasi mengakibatkan proses lelang yang berlangsung menjadi terhambat. Masalah yang disebabkan karena keterbatasan informasi ini adalah mundurnya jadwal lelang yang telah di tetapkan sebelumnya. Selain itu pemilihan pemenang lelang yang dilakukan selama ini hanya berdasarkan penilaian kedekatan antara pihak PU dengan kontraktor yang pernah mendapatkan lelang sebelumnya sehingga Dinas PU membutuhkan sebuah sistem informasi yang dapat merekomendasikan kontraktor pemenang lelang berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan.

Perancangan sistem informasi lelang berbasis web pada Dinas PU Kabupaten Biak Numfor diharapkan dapat menjadi media informasi yang dapat diakses oleh semua peserta lelang. Informasi yang ditampilkan pada halaman web dapat diakses oleh semua peserta lelang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain sebagai media informasi, sistem informasi lelang juga dapat digunakan sebagai sarana penilaian peserta lelang atau dalam hal ini kontraktor. Sistem informasi lelang dapat memberikan rekomendasi kepada Dinas PU Kabupaten Biak Numfor mengenai peserta lelang yang dianggap memiliki nilai tertinggi dan layak memenangkan lelang yang dilakukan.

Sistem rekomendasi yang tersedia pada sistem informasi lelang ini juga dapat membantu Dinas PU dalam melakukan penilaian yang selama ini dilakukan secara manual. Penilaian manual yang dimaksud adalah setiap berkas dan kriteria yang ada dinilai dan kemudian hasil penilaian direkap untuk ditentukan peserta lelang yang dianggap memiliki nilai tertinggi. Proses perhitungan nilai yang dilakukan secara manual dilakukan oleh beberapa tenaga kerja dan membutuhkan waktu kerja tambahan guna menyelesaikan tugas yang diberikan. Sistem penilaian yang sudah tersedia pada sistem informasi lelang dapat membantu mereka dalam melakukan penilaian secara otomatis tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Implementasi TOPSIS dalam proses pengambilan keputusan dinilai mempunyai konsep sederhana dan mudah dipahami, kesedarhanaan ini dilihat dari alur proses

(8)

3

metode TOPSIS yang tidak begitu rumit karena menggunakan indikator kriteria dan variabel alternatif sebagai pembantu untuk menentukan keputusan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dikembangkanlah penelitian dengan judul "Perancangan dan Implementasi Sistem Pelelangan Proyek Online Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor". Rumusan masalah pada penelitian adalah bagaimana membangun sistem informasi lelang berbasis web pada Dinas PU Kabupaten Biak Numfor. Batasan masalah pada penelitian ini adalah sistem informasi yang dibuat berbasis web dengan menggunakan PHP serta sistem rekemondasi menggunakan metode TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution).

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berjudul "Rancang Bangun Sistem Aplikasi E-Lelang Barang Dengan Metode The Concurrent Of Development Engineering Of E-Auction Application System" membahas pembuatan aplikasi lelang menggunakanmetodeThe Concurrent Of Development Engineering Of E-Auction Application System. Penjualan online yang ada saat ini sudah dapat dilakukan dengan berbagai macam dan jugamethod, antara lain dengan menggunankan

e-commerce, sosial media, atau jugabisa dengan cara menggunakan e-Lelang. Sedikit berbeda pada teknik penjualan yang lain pada e-lelang, produk yang nantinya akan dijual akan diperebutkan oleh pelelang yang ada. Para pelelang harus saling memasang harga untuk dapat membeli produk yang ingin dibeli. E-lelang ini dapa memberikan kemudahan pada sistem lelang yang konvensional, pada umumnya lelang yang ada atau konvensinal mengharuskan para pelelang berkumpul pada suatu ruangan tertutup untuk mengikuti kegiatan lelang. Dengan adanya aplikasi lelang pada android ini diharapkan memberi kemudahan untuk para pelelang mengikut kegiatan lelang yang ada. ImplementasiConcurrent of Development pada aplikasi digunakan untuk memastikan keefektifan perangkat lunak yang nantinya akan dibuat. Metode ini dapat membantu dalam perancangan perangkat lunak ini dalam perancangan sistem yang cukup besar dan saling terhubung yang nantinya akan dilakukan secara bersama dengan mengefisienkan implementasi pada aplikasi yang berbeda [2].

Penelitian lain yang berjudul "Rancang Bangun Sistem Informasi Pelelangan Ikan Berbasis Web Pada Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten Situbondo Jawa Timur" membahas tentang perancangan aplikasi lelang berbasisweb pada TPI Situbondo. Selama ini proses pencatatan data pelelangan ikan khususnya dalam membuat laporan nilai produksi masih menggunakan cara manual yaitu menggunakan media buku. Perlu adanya perancangan sistem informasi Pelelangan ikan berbasis web sehingga pihak Tempat Pelelangan ikan (TPI) dalam hal ini Customerservice dapat melakukan pencatatan data pelelangan ikan tanpa harus merekapitulasi laporan nilai produksi dengan cara manual. Desain sistem informasi pelelangan ikan dapat digunakan untuk membuat sistem yang dapatdigunakan untuk mengelola data pelelangan ikan yang melakukan pelelangan di Tempat Pelelangan ikanyang ada di Kabupaten Situbondo secara terpusat pada databaseserver.Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan

(9)

bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan sintaksdan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan [3].

Penelitian lain yang berjudul "Perancangan Sistem Lelang Online Dalam Pengadaan Barang dan Jasa" membahas tentang perancangan sistem lelang online untuk pengadaan barang dan jasa. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sistem lelang online dalam pengadaan barang dan jasa untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan pengawasan dan menghindari terjadinya kekurangan pada proses pelelangan, dan menciptakan transparasi serta akuntabilitas data pada proses pelelangan kepada peserta lelang. Metode analisis dan perancangan sistem menggunakan metode incrementaldevelopment dengan merujuk kepada tahapan metode proses auction. Deskripsi pemodelan menggunakan UML. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang berjalan dapat terkontrol dengan baik dimana semua proses pengadaan barang dan jasa dapat dipantau secara baik dan benar. [4].

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa implementasi lelang berbasis web dapat membantu para peserta lelang untuk bertukar informasi dengan baik dan benar. Selain itu sistem informasi lelang berbasis web sangat memudahkan pembeli dan penjual dalam memantau setiap proses lelang yang terjadi. Berbeda dari penelitian sebelumnya maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah membahas mengenai perancangan sistem informasi lelang yang berfungsi untuk melakukan proses registrasi peserta lelang serta proses rekomendasi terhadap para peserta lelang dengan nilai tertinggi menggunakan Sistem Pengambilan Keputusan. Metode yang digunakan pada SPK adalah metode TOPSIS dimana TOPSIS dapat memberikan rekomendasi berupa hasil penilaian data peserta lelang yang diurutkan dari nilai terbesar sampai dengan nilai terkecil untuk setiap kriteria penilaian.

Menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 seperti yang termuat dalam Pasal 3, bahwa dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah mengandung prinsip antara lain [5]: Prinsip pertama adalah efisien yang artinya pengadaan barang dan jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan. Prinsip kedua adalahefektif yang berarti pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Prinsip ketiga adalah terbuka dan bersaing yang berarti pengadaan barang dan jasa harus terbuka bagi penyedia barang dan jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang dan jasa yang setara dan memenuhi syarat atau kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan. prinsip keempat adalah transparan yang berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang dan jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang dan jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas umunya. Prinsip kelima adalah adil atau tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang dan jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu,

(10)

5

dengan cara dan atau alasan apapun. Prinsip keenam adalah akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang dan jasa.

TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981. TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut.TOPSIS mempertimbangkan keduanya, yaitu jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai [6].

Secara umum, prosedur dari metode TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut [6]:

Menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi.Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclideanlength of a vector adalah seperti terlihat pada Rumus 1.

Menghitung matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot.Dengan bobot W = (w1, w2, ..., wn), maka normalisasi bobot matriks V adalah : w1r11, seperti pada Rumus 2.

Menghitung matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Solusi ideal positif dinotasikan A*, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A- :a seperti yang terlihat pada Rumus 3.

(1) (2) w 1r11 w 2r12 . ... w nr1n w 1r21 . ... . ... . ... . ... . ... . ... . ... w 1m11 W 2rm2 . ... W nrmn V = A* = {(max v ij | j € J), (min v ij | j € J) }, i = 1, 2, 3, ...., m} = {v1*, v 2 *, ...., vn*} A- = {(min v ij | j € J), (max v ij | j € J) }, i = 1, 2, 3, ...., m} = {v1-, v2-, ...., vn-}

J = {j = 1, 2, 3, ...., n dan j merupakan benefit criteria} J' = {j = 1, 2, 3, ...., n dan j merupakan cost criteria}

(11)

Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif.Si* adalah jarak (dalam pandangan Euclidean) alternatif dari solusi ideal positif seperti yang terlihat pada Rumus 4.

( ) , dengan i = 1,2,3,...m

Dan jarak terhadap solusi ideal negatif didefinisikan seperti yang terlihat pada Rumus 5.

( ) , dengan i = 1,2,3,...m

Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif seperti yang terlihat pada Rumus 6.

Merangking Alternatif, alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan Ci*. Maka dari itu, alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak terpendek terhadap solusi ideal positif dan berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif.Beberapa kelebihan TOPSIS dari algortima lain adalah [7]: Pertama konsepnya sederhana dan mudah dipahami, kesedarhanaan ini dilihat dari alur proses metode TOPSIS yang tidak begitu rumit. Karena menggunakan indikator kriteria dan variabel alternatif sebagai pembantu untuk menentukan keputusan. Kedua adalah komputasinya efisien, perhitungan komputasinya lebih efisien dan cepat. Ketiga adalah mampu dijadikan sebagai pengukur kinerja alternatif dan juga alternatif keputusan dalam sebuah bentuk output komputasi yang sederhana. Keempat adalah dapat digunakan sebabai metode pengambilan keputusan yang lebih cepat. Selain kelebihan terdapat pula kelemahan dari TOPSIS, yakni [7]: Pertama adalah belum adanya penentuan bobot prioritas yang menjadi prioritas hitungan terhadap kriteria, yang berguna untuk meningkatkan validitas nilai bobot perhitungan kriteria. Maka dengan alasan ini, metode ini dapat di kombinasikan misalnya dengan metode AHP agar menghasilkan output atau keputusan yang lebih maksimal.Kedua adalah belum adanya bentuk linguistik untuk penilaian alternatif terhadap kriteria, biasanya bentuk linguistik ini di interpretasikan dalam sebuah bilangan fuzzy. Ketiga adalah belum adanya mediator seperti hirarki jika di proses secara mandiri maka dalam ketepatan pengambilan keputusan cenderung belum menghasilkan keputusan yang sempurna

Dinas PU Kabupaten Biak Numfor adalah salah satu instansi pemerintah yang bertugas menangani seluruh pekerjaan umum yang bertujuan untuk membangun Kabupaten Biak Numfor menjadi lebih maju. Pembangunan dilakukan dalam segala aspek kehidupan manusia yang bertujuan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitarnya. Tidak semua proses pembangunan dilakukan oleh Dinas PU. Sebagian besar proses pembangunan diberikan kepada para kontraktor yang mempunyai kualifikasi dalam proyek yang akan dilaksanakan. Proses pemberian proyek kepada para kontraktor dilakukan melalui lelang atau tender. Tahapan pelaksanan lelang yang terjadi pada dinas PU Kabupaten Biak Numfor dapat dilihat pada Gambar 1.

(4)

(5)

(12)

7

Gambar 1Tahapan Pelaksanaan Lelang

Tahapanpelaksanaan lelang dimulai dengan adanya informasi mengenai kegiatan lelang itu sendiri. Lelang akan dilakukan apabila nilai proyek yang akan dilelang lebih dari 50.000.000 dan apabila nilai proyek dibawah nilai tersebut maka dinas PU akan secara langsung menentukan kontraktor yang akan mendapatkan proyek tersebut. Kontraktor yang ditunjuk oleh Dinas PU untuk menyelesaikan proyek yang nilainya dibawah 50.000.000 adalah kontraktor yang sudah memiliki kualifikasi untuk menjalankan proyek yang bersangkutan. Pemilihan ini tidak didasarkan berdasarkan hubungan kedekatan antara kontraktor dan pegawai Dinas PU itu sendiri. Pemilihan kontraktor yang memiliki kualifikasi didasarkan atas pekerjaan yang telah diselesaikan pada proyek-proyek sebelumnya dan dinilai mempunyai hasil kerja yang cukup memuaskan sehingga layak diberikan proyek selanjutnya. Selanjutnya seluruh kelengkapan berkas dari peserta lelang akan dikumpulkan dan dicek kelengkapannya. Bagi yang tidak lengkap secara otomatis dinyatakan kalah dan berkas yang lengkap selanjutnya akan dinilai untuk ditentukan pemenang dari lelang yang dilaksanakan.

Tahapan lebih lanjut dari proses lelang adalah adanya kegiatan penyelesaian proyek yang telah diberikan kepada kontraktor serta pengawasan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Pengawasan ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan selama proses pekerjaan dilakukan. Setelah selesai dalam proses pembangunan, maka langkah terakhir adanya pelaporan mengenai seluruh biaya dan kegiatan yang telah dilakukan dalam proyek yang bersangkutan.

Pada dasarnya, E-Tendering Cepat dapat dilakukan untuk pengadaan dengan [8]: 1) Pekerjaan dengan spesifikasi atau metode teknis yang dapat distandarkandan tidak perlu dikompetisikan. 2) Metode kerja sederhana atau dapat ditentukan. 3) Barang atau jasa yang informasi spesifikasi dan harga sudah

Pendataan lelang Nilai Tender Pembukaan Lelang Pendaftaran Lelang Pengumpulan Berkas Pemerikas an Berkas Penilaian Pengumuman Pemenang Lengkap Tidak Lengkap <= 50juta > 50jt

(13)

tersedia di pasar.Untuk memperjelas teknis pelaksanaan maka LKPP RI telah menerbitkan Perka LKPP Nomor 1 Tahun 2015 tentang e-Tendering. Dalam Perka tersebut diatur mengenai pelaksanaan e-Tendering Cepat. e-Tendering dengan metode e-Lelang dilakukan dengan memanfaatkan Informasi Kinerja Penyedia Barangatau Jasa. Pelaksanaan e-Tendering dengan metode e-Lelang dilakukan dengan ketentuan: (1) Dapat menyebutkan merek/type/jenis pada spesifikasi teknis barang atau jasa yang akan diadakan. (2) Memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi dan teknis. 3) Tidak memerlukan sanggahan dan sanggahan banding.

3. Metode dan Perancangan Sistem

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and Development. Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut [9]. Penelitian ini merupakan penelitain kualitatif dengan analisa deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara serta observasi langsung atas sistem yang telah berjalan sebelumnya. Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2Langkah Penelitian

Pada langkah pertama (potensi dan masalah), peneliti melakukan observasi ke dinas PU Kabupaten Biak Numfor. Tahap pengumpulan data dilakukan pengumpulan informasi mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam proses lelang yang telah dilakukan pada Dinas PU Kabupaten Biak Numfor. Langkah design produk merupakan tahapan dimana peneliti mulai membuat design sistem dalam bentuk diagram UML. Langkah validasi produk merupakan penilaian atas aplikasi yang dibuat apakah sudah layak untuk dipakai ataukah tidak. Langkah revisi design adalah langkah dimana peneliti melakukan revisi atas design yang telah dikerjakan sebelumnya sehingga layak digunakan oleh user. Setelah direvisi maka aplikasi yang dibuat dapat dilakukan uji coba. Dalam pelaksaan uji coba terdapat beberapa revisi aplikasi yang harus dikerjakan oleh peneliti. Hasil akhir dari revisi ini adalah produksi masal yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh user dalam menggunakan sistem yang telah dibuat. Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah metode prototyping.

(14)

9

Tahapan rekomendasi sistem menggunakan metode TOPSIS diawali dengan penentukan kriteria penilaian yang akan digunakan pada sistem. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa kriteria yang digunakan pada penilaian peserta lelang seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1Kriteria Penilaian

Kode Deskripsi

K1 Administrasi

K2 Teknis

K3 Harga

Tabel 1 merupakan kriteria penilaian yang dipakai dalam proses penentuan pemenang lelang. Kriteria administrasi merupakan kriteria yang dilakukan untuk proses pemeriksaan administrasi atau berkas dari setiap kontraktor peserta lelang. Kriteria administrasi dapat dijabarkan menjadi sub kriteria seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Sub Kriteria Administrasi

Kode Deskripsi Kriteria

SK11 Surai Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Administrasi

SK12 Surat Ijin Tempat usaha (SITU/SIGTU) Administrasi

SK13 Tempat Daftar Perusahaan (TDP) Administrasi

SK14 Akte Perusahaan Administrasi

SK15 KTP Pengurus Perusahaan Administrasi

SK16 Nomor Wajib Pajak (NPWP) Administrasi

SK17 Tanda Bukti Laporan Pajak Tahunan (SPT) Administrasi

SK18 Sertifikat Badan Ahli (SBU) Administrasi

SK19 Personalia / Tenaga Ahli Administrasi

Tabel 2 merupakan sub kriteria penilaian yang digunakan untuk kriteria administrasi. Selain kriteria administrasi terdapat juga kriteria teknis. Kriteria teknis digunakan untuk menilai secara teknis kesiapan dari kontraktor baik secara sumber daya manusia maupun perangkat yang akan digunakan dalam proses pengerjaan proyek apabila kontraktor yang bersangkutan dinyatakan sebagai pemenang tender. Sub kriteria untuk kriteria teknis dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Sub Kriteria Teknis

Kode Deskripsi Kriteria

SK21 Kemampuan Dasar Teknis

SK22 Data Peralatan / Perlengkapan Teknis

SK23 Data Personil Teknik Teknis

SK24 Pengalaman Perusahaan Teknis

SK25 Metode Pekerjaan Teknis

(15)

Tabel 3 merupakan sub kriteria penilaian yang digunakan untuk kriteria teknis. Selain kriteria administrasi terdapat juga kriteria harga. Kriteria harga digunakan untuk menilai penawaran harga yang dilakuka untuk masing-masing kontraktor apakah sudah sesuai dengan harga ditetapkan ataukah tidak. Kriteria harga tidak mempunya sub kriteria yang digunakan didalam proses penilaian peserta lelang.

Usecasediagrammenggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang menjelaskan keseluruhan kerja sistem secara garis besar dengan merepresentasikan interaksi antara actor dengan sistem yang dibuat serta memberikan gambaran fungsi-fungsi (nilai balik) yang diberikan sistem kepada pengguna (user) [10].User pada perancangan aplikasi terdiri dari 2 aktor yakni admin dan user. Use case diagram sistem ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3Use Case Diagram Sistem

Admin adalah dinas PU Kabupaten Biak Numfor yang mempunyai wewenang penuh atas pengolahan sistem informasi lelang. Admin mempunyai hak penuh untuk melakukan tambah, hapus, dan edit data yang ada pada sistem. Hak admin ini meliputi pengolahan data pengumuman, kontraktor, kriteria, sub kriteria, penilaian, user, data lelang, dan proses pendaftaran lelang. User adalah para kontraktor yang terdaftar pada sistem. Kontraktor hanya mempunyai fungsi untuk menambah, menghapus, dan mengubah data pendaftaran lelang. Selain itu kontrak juga dpat mengubah data user dalam hal ini mengubah password serta mengubah data kontraktor yang meliputi informasi mengenai kontraktor itu sendiri. Class diagram merupakan diagram yang membantu dalam visualisasi struktur kelas-kelas dari suatu sistem. Dalam diagram ini, diperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas [10].

Pengolahan Kriteria Penilaian Pengolahan Sub Kriteria Penilaian Pengumuman

Pendaftaran Lelang

Pengolahan Data User

Pengolahan Data Lelang Proses Penilaian

Admin User

Pengolahan Data Kontraktor TOPSIS

<<include>> <<include>> <<extend>>

(16)

11

Gambar 4Class Digram Sistem

Gambar 4 merupakan classdiagram yang digunakan oleh sistem. Derajat relasi antar kelas menggunakan derajat relasi one to one dan one to many. Pada Gambar 4 terlihat bahwa terdapat tujuh kelas yang digunakan pada aplikasi. Atribute pada masing-masing class kemudian akan dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan tabel yang akan dipakai pada aplikasi. Operation pada class dapat digunakan sebagai acuan untuk pembuatan fungsi yang akan dipakai pada aplikasi berbasis web.

4. Pembahasandan Hasil Pengujian

Pengujian aplikasi dimulai dengan melakukan pengujian pada protoype tahap 1 yakni proses administrasi master data yang dibutuhkan pada sistem. Pengujian pertama dilakukan pada proses input data kontraktor. Formpengolahan data kontraktor dapat dilihat pada Gambar 5.

(17)

Gambar 5Form PengolahanData Kontraktor

Gambar 5 merupakan form yang digunakan untuk pengolahan data kontraktor. Data kontraktor yang diinput adalah informasi mengenai kontraktor yang bersangkutan yakni nama, alamat, nomor telepon, dan lain-lain sebagainya. Setelah data kontraktor diinput maka selanjutnya adalah data sub kriteria yang harus dimasukkan ke sistem. Form Pengolahan data sub kriteria dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6Form PengolahanData Sub Kriteria

Gambar 6 merupakan form pengolahan data sub kriteria. Sub kriteria merupakan pokok-pokok penilaian yang akan dilakukan admin terhadap kontraktor yang mendaftarkan diri dalam sebuah lelang yang dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya adalah proses pengujian terhadap informasi lelang yang akan ditampilkan pada sistem seperti yang terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7Form PengolahanData Lelang

Gambar 7 merupakan form pengolahan data lelang. Form ini berfungsi untuk mengatur semua informasi proyek yang tersedia pada pemerintah yang akan

(18)

13

dijadikan sebagai bahan lelang kepada para kontraktor. Informasi ini nantinya dapat dilihat oleh setiap kontraktor yang masuk ke sistem. Setelah kontraktor melihat informasi lelang yang tersedia maka langkah selanjutnya adalah proses pendaftaran kontraktor untuk lelang yang dibuka. Form pendaftaran lelang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8Form PengolahanDaftarLelang

Gambar 8 merupakan form pendaftaran data lelang yang tersedia pada sistem. Setiap kontraktor dapat mendaftarkan diri dalam proses lelang yang dilakukan melalui form daftar lelang. Setelah proses pendaftaran dilakukan maka langkah selanjutnya adalah proses penilaian terhadap setiap berkas maupun sub kriteria penilaian yang akan dilakukan oleh admin terhadap semua kontraktor yang telah mendaftarkan diri. Form penilaian dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9Form Penilaian

Gambar 9 merupakan form penilaian yang tersedia pada sistem. Admin melakukan penilaian atas kontraktor berdasarkan sub kriteria penilaian yang telah ada sebelumnya. Hasil penilaian ini selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan untuk proses rekomendasi yang dihitung menggunakan metode TOPSIS.

Pengujian prototype yang kedua adalah implementasi metode TOPSIS pada aplikasi yang dilakukan menggunakan viewdatabase yang tersimpan pada database sistem. Perhitungan hasil akhir penilaian yang disimpan pada database memungkinkan admin dapat melihat hasil akhir penilaian tanpa harus mengakses langsung ke aplikasi. Hal ini dilakukan guna apabila terjadi kesalahan pada

(19)

webmaka admin dapat mengakes hasil akhir penilaian secara langsung ke dalam database sistem.

Kode Program 1Rekap Hasil Penilaian

Kode Program 1 merupakan view yang digunakan untuk melakukan rekap hasil penilaian setiap kontraktor berdasarkan kriteria penilaian yang ada. Baris perintah ke-1 dan ke-2 merupakan perintah yang digunakan untuk menampilkan informasi kolom yang dipakai pada view tersebut. Kemudian baris perintah ke-4 merupakan pengelompokan informasi penilaian yang digunakan dalam view. Selanjutnya adalah proses perhitungan matriks normalisasi yang digunakan pada sistem seperti yang terlihat pada Kode Program 2.

Kode Program 2 Matriks Normalisasi

5. Simpulan

Kode Program 2 merupakan view yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan matriks normalisasi. View ini merupakan gabungan dari beberapa view yang telah dibuat sebelumnya untuk menampilakan nilai total dari masing-masing kriteria penilaian yang akan digunakan sebagai pembagi untuk setiap nilai kriteria dari masing-masing kotraktor seperti yang terlihat pada baris ke-2. Langkah selanjutnya adalah proses perhitungan nilai solusi ideal positif dan negatif seperti yang terlihat pada Kode Program 3.

Kode Program 3 Solusi Ideal Positif dan Negatif

5. Simpulan

Kode Program 3 merupakan view yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan nilai Ymax dan Ymin pada sistem. Nilai ini ditentukan berdasarkan nilai maksimal dan minimal dari masing-masing kriteria penilaian yang telah dilakukan pada matriks normalisasi. Langkah berikutnya adalah menghitung solusi jarak antar nilai dengan solusi positif (d+) maupun solusi negatif (d-) seperti yang terlihat pada Kode Program 4.

1. SELECT nopendaftaran, kontraktor, id_kriteria, kriteria,

2. avg(nilai) nilaiKriteria, ID_LELANG

3. FROM vw_rekap_penilaian

4. group by nopendaftaran, kontraktor, id_kriteria, kriteria,

ID_LELANG

1. SELECT a.id_lelang, a.id_kriteria, a.nilai,

b.nilaikriteria, kontraktor

2. b.nilaikriteria/a.nilai nilainormalisasi

3. FROM vw_sqrt_kriteria a, vw_rekap_nilai_kriteria b

4. where a.id_lelang = b.id_lelang

5. and a.id_kriteria = b.id_kriteria

1. SELECT id_lelang, id_kriteria,

2. max(nilainormalisasi) ymax, min(nilainormalisasi) ymin

3. FROM vw_matriks_normalisasi_bobot

(20)

15

Kode Program 4 d+ dan

d-5. Simpulan

Kode Program 4 merupakan view yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan nilai d+ dan d- pada sistem. Nilai ini akan di jadikan sebagai acuan untuk perhitungan nilai akhir dari sistem rekomendasi oleh sistem berdasarkan Rumus 6. View hasil akhir penilaian dapat dilihat pada Kode Program 5.

Kode Program 5 Hasil Akhir Penilaian

Kode Program 5 merupakan view yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan hasil akhir pada sistem. View ini dapat diakses langsung oleh admin melalui database untuk melihat hasil akhir rekomendasi kontraktor yang dapat dinyatakan sebagai pemenang lelang. Hasil pada view ini nantinya akan ditampilkan pada aplikasi sebagai rekomendasi yang diberikan oleh sistem kepada Dinas PU Kabupaten Biak Numfor untuk menentukan siapa yang layak mendapatkan lelang yang dibuka. Hasil akhir dari penilaian dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Hasil Akhir Penilaian

Gambar 10 merupakan hasil akhir penilaian yang ditampilkan sistem. Hasil ini diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Hasil ini bukanlah keputusan mutlak yang harus dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Biak Numfor melainkan hanya sebagai acuan rekomendasi bagi Dinas PU Kabupaten Biak Numfor untuk proses pengambilan keputusan pemenang lelang.

Pengujian Sistem menggunakan pengujian black boxyaitu pengujian yang akan menjelaskan status dari masing-masing proses dalam sistem, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Hasil pengujian sistem yang telah dibuat, ditunjukkan pada Tabel 4.

1. SELECT a.kontraktor, a.id_lelang, a.id_kriteria, a.nilainormalisasi,

2. b.ymax, a.nilainormalisasi - b.ymax dmax, 3. b.ymin, a.nilainormalisasi - b.ymin dmin

4. FROM vw_matriks_normalisasi_bobot a, vw_ymax_ymin b 5. where a.id_lelang = b.id_lelang

6. and a.id_kriteria = b.id_kriteria

1. select id_lelang, kontraktor, dmin/dmax + dmin hasilakhir 2. from vw_hasil_dmax_dmin

(21)

Tabel 4 Hasil Black Box Testing untukProses Output

No Poin

Pengujian

Validasi

Input Data Input Hasil Uji

Status Uji 1 Pengujian Form Login Verifikasi username dan password. Username dan password

Login gagal apabila

username dan

password salah atau

sebaliknya login sukses apabila username dan password cocok. Valid 2 Pengujian Form Master Data Data yang dibutuhkan untuk masing-masing form. Data-data yang harus diisi karena merupakan primarykey pada masing-masing tabel yang ada di dalam database. Sistem akan memberikan peringatan bahwa

data yang diisi tidak lengkap dan data tersebut tidak akan

disimpan dalam

database apabila ada data yang tidak valid. Sebaliknya sistem akan menyimpan data yang valid ke dalam database. Valid 3 Pengujian Perhitungan TOPSIS Data penilaian. Data Penilaian yang dimasukan oleh user. Aplikasi dapat menghasilkan informasi rekomendasi kontraktor pemenang lelang menggunakan TOPSIS. Valid 4 Pengujian Laporan Laporan yang ditampilkan Aplikasi dapat menghasilkan laporan berupa hasil penilaian

kontraktor untuk

setiap lelang yang dilakukan.

Valid

Berdasarkan hasil pengujian dari masing-masing proses pada Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik. Setelah masing-masing proses uji coba dijalankan secara berulang kali sesuai dengan keinginan user, maka sistem akan dievaluasi apakah telah sesuai dengan prosedur atau tidak. Selain pengujian blackbox, pengujian dilakukan dengan pengisian kuesioner mengenai tanggapan user terhadap sistem yang dibuat seperti yang terlihat pada Tabel 5.

(22)

17

Tabel 5 HasilKuesioner Penelitian

Pernyataan SS S KS TS STS

Apakah aplikasi dapat memberikan informasi lelang kepada kontraktor dengan cepat dan tepat?

31.5% 66.14% 2.36% 0% 0%

Apakah aplikasi dapat menyimpan semua dokumen pendaftaran lelang dengan baik?

42% 58% 0% 0% 0%

Apakah aplikasi sangat membantu dinas PU dalam melakukan pendataan peserta lelang?

42.31% 55.38% 2.31% 0% 0%

Apakah hasil rekomendasi pada aplikasi sesuai dengan yang diharapkan?

37.82% 37% 25.18% 0% 0%

Apakah waktu pengerjaan lelang mulai dari tahap pendaftaran sampai hasil lebih cepat menggunakan aplikasi dibandingkan dengan pengerjaan sebelumnya?

40.65% 42.28% 17.07% 0% 0%

Apakah aplikasi mempunyai

kemampuan dan fungsi sesuai dengan yang diharapkan?

36% 54.4% 9.6% 0% 0%

Apakah dapat dengan mudah meminimalkan kesalahan dalam menggunakan aplikasi untuk proses lelang?

46.88% 43.75% 9.37% 0% 0%

Apakah tampilan pada aplikasi menarik untuk digunakan?

36% 54.4% 9.6% 0% 0%

Apakah penggunaan menu dan fitur yang tersedia pada aplikasi mudah digunakan?

40.32% 45.16% 14.52% 0% 0%

Hasil kuesioner penelitian pada Tabel 5 menunjukkan sebagian besar jawaban user berada pada jawaban Sangat Setuju dan Setuju. Hal ini menununjukan bahwa user dapat menggunakan sistem yang dibuat dalam membantu tugas mereka. Kuesioner dibagikan untuk 30 user. Berdasarkan hasil wawancara dengan user maka disimpulkan aplikasi dapat membantu user dalam proses pengolahan informasi lelang yang dapat diakses langsung oleh kontraktor yang akan mengikuti tender yang dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Biak Numfor. Sistem ini sangat membantu mereka dalam proses penyebaran informasi yang sebelumnya masih dilakukan secara surat-menyurat. Selain itu hasil rekomendasi yang disediakan oleh sistem juga sangat membantu Dinas PU Kabupaten Biak Numfor dalam melakukan proses pengambilan keputusan pemenang tender.

(23)

5. Simpulan

Berdasarkan pembahasan, pengujian, dan analisis sistem, maka dapat disimpulkan bahwa metode TOPSISpada digunakan pada sistem informasi lelang yang dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Biak Numfor dapat menghasilkan informasi rekomendasi pemenang lelang sesuai dengan hasil penilaian yang dimasukkan oleh admin. Selain itu sistem lelang berbasis web yang dibuat dapat mempermudah penyaluran informasi mengenai lelang yang dilakukan oleh Dinas PU kepada setiap kontraktor yang ada dengan cepat dan tepat tanpa terkendala ruang dan waktu. Aplikasi yang dibuat dapat membantu dinas PU dalam mengelola proses lelang yang sebelumnya masih dilakukan secara manual ke dalam bentuk komputerisasi.

Saran pengembangan aplikasi adalah aplikasi dapat digabungkan dengan sistem informasi pemantauan dan pelaporan kegiatan kontraktor pemenang lelang sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan dari awal sampai akhir dapat dipantau dengan transparan dan cepat. Sistem informasi ini merupakan kelanjutan dari sistem lelang yang telah dibuat sebelumnya.

(24)

19

6. Daftar Pustaka

[1] Swante,. Adi, 2016, Sejarah dan Pengertian Lelang, http://pidana.org/i/52/, diakes pada tanggal 4 Februari 2018.

[2] Nugraha, Adhiyan., 2014, Rancang Bangun Sistem Aplikasi E-Lelang Barang Dengan Metode The Concurrent Of Development Engineering Of E-Auction Application System, Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Rachmad., Gabels, 2016, Rancang Bangun Sistem Informasi Pelelangan Ikan Berbasis Web Pada Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten Situbondo Jawa Timur, Jurnal Transistor Elektro dan Informatika (TRANSISTOR EI) Vol 1 No 2 Oktober 2016 pp. 22-36.

[3] Kosasi., Sandy, 2016, Perancangan Sistem Lelang Online Dalam Pengadaan Barang dan Jasa, Sekolah Tinggi Managemen Ilmu Komputer Pontianak, Pontianak.

[4] Yoghasmara., Hendra, 2008, Pelaksanaan Lelang Umum (Tender) Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [5] Kalirejo, Wahyu, 2010, Sistem Pendukung Keputusan denganMethode

TOPSIS, http://w4hyuwidodo.wordpress.com /2010/07/07/ sistem-

pendukung-keputusan -dengan-methode-topsis/. Diakses Tanggal 7Februari 2018.

[6] Admin, 2017, Kelebihan dan Kekurangan TOPSIS,

https://www.sistemphp.com/kelebihan-dan-kekurangan-metode-topsis/. Diakses pada Tanggal 19 Februari 2018.

[7] Diklat DIY, 2015, Sekilas Tentang Lelang Cepat,

http://diklat.jogjaprov.go.id/v2/kegiatan/artikel/item/77. DiaksesTanggal 10 Maret 2018.

[8] Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit: Alfabeta, Bandung

[9] Nugroho, Adi., 2010, Mengembangkan Aplikasi Basis Data Menggunakan C# + SQL Server, Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Gambar

Gambar 1Tahapan Pelaksanaan Lelang
Gambar 2Langkah Penelitian
Tabel 1Kriteria Penilaian
Tabel  3  merupakan  sub  kriteria  penilaian  yang  digunakan  untuk  kriteria  teknis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku konsumsi dalam ekonomi Islam tidak dapat dipisahkan dari keimanan, sehingga seluruh tindakan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan tidak hanya disandarkan kepada

Alokasi waktu yang digunakan untuk meneliti tentang Praktik Jual Beli di Kalangan Habaib di Kota Palangka Raya dalam Perspektif Etika Bisnis Islam adalah selama dua

Studi tentang distribusi kuantitatif logam berat Pb dan Cd dalam air dan sedimen di sekitar perairan pelabuhan Kayu Bangkoa bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan

lm is the builtin function for fitting multiple linear regression models, and it works with several other functions to summarize results, make hypothesis tests, get predicted

Disiplin kerja (X2) mempunyai hubungan positif atau searah, hal ini berarti bila disiplin kerja ditingkatkan, maka kinerja karyawan juga meningkat Hal ini dibuktikan dengan

Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi NTB triwulan I-2015, Komponen Ekspor Luar Negeri yang didominasi oleh ekspor konsentrat tembaga menjadi sumber pertumbuhan

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, kepuasan kerja harus mendapat perhatian yang cukup besar karena dengan adanya kepuasan kerja, maka seseorang akan lebih bersemangat

Sehingga penyelesaian kasus khalwat yang diselesaikan oleh perangkat gampong seharusnya sesuai dengan tatanan kehidupan adat dan syari‟at Islam itu sendiri, adanya