• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Learning Start with a Question (Lsq) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Learning Start with a Question (Lsq) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

[22]

MODEL LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA

POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI Liah Badriah1

Prodi Pendidikan Biologi UNSIL

[email protected]

Dani Ramdani2

Prodi Pendidikan Biologi UNSIL

[email protected]

Abstract

The Learning Start With a Question (LSQ) Model in this reseach is applied for improvement of learning outcomes in senior high school for subject of Reproductive Systems.

Metodology of this reseach is true experimental by using control group pretest-posttest design. The population of students XI SMA 1 Banjarsari. The sample of 2 classes taken cluster random sampling from 6 classes, that one class as experimental class is XI IPA 1 the number of sample is 24 students and the class as control class is XI IPA 2 the number of sample is 24 students. Data collection techniques are paper test (pretest and posttest) to obtain data on student learning outcomes. The research’s data are done with consider their normality an homogenity, and then the data analysis technique is used mean difference test with t-test with a significant level (α) = 5%.

Based on data analysis and hypothesis testing shows that there is a significant increase in learning outcomes of senior high school student whose learning process uses the Learning Start With a Question (LSQ) model. The gain value for the experimental class is 14.5 and for the control class 11.68.

Keywords: Learning Start With a Question, Learning Outcomes, Reproductive System

Abstrak

Penerapan Model Learning Start With a Question (LSQ) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan Sistem Reproduksi.

Metode dalam penelitian ini adalah true ekperimental dengan menggunakan desain rancangan control group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa XI SMA Negeri 1 Banjarsari. Sampel sebanyak 2 kelas yang diambil secara cluster random sampling dari 6 kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 sebanyak 24 orang dan dan satu kelas sebagai kelas kontril yaitu XI IPA 2 sebanyak 24 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan ujian tukis (pretest dan posttest) untuk memperoleh data kemampuan hasil belajar siswa. Hasil data penelitian sudah diuji prasyarat normalitas dan homogenitasnya dan kemudian

(2)

[23] teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)

dengan taraf signifikan (α) = 5%.

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa SMA yang proses pembelajarannya menggunakan model Learning Start With a Question (LSQ). Nilai gain untuk kelas eksperimen 14.5 dan untuk kelas kontrol 11,68

Kata Kunci : Learning Start With a Question, Hasil belajar, Sistem Reproduksi

PENDAHULUAN

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari pergantian kurikulum 2004 sebagai suatu pembaruan di bidang

pendidikan. Implementasi KTSP akan

berpengaruh pada guru sehingga guru akan

terlibat langsung untuk membina,

mengarahkan dan mengembangkan

kemampuan peserta didik. Selain hal tersebut, kurikulum ini mengharuskan siswa aktif dalam pembelajaran (Student centre) sehingga

diharapkan diharapkan siswa akan

memperoleh pembelajaran bermakna.

Mata pelajaran biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup dianggap sulit dipahami dan diserap oleh peserta didik, dikarenakan biologi identik dengan menghafal. Salah satu materi pelajaran biologi yang dianggap sulit adalah materi sistem Reproduksi. Hal ini dikarenakan materi sistem reproduksi terdiri dari banyak konsep yang harus dipahami oleh peserta didik, sehingga materi ini sulit diserap oleh peserta didik apabila hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Akibatnya peserta didik kurang tertarik dan mudah bosan dikarenakan peserta didik kurang memahami dan menguasai materi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan wawancara dengan guru bidang studi Biologi kelas XI di SMA Negeri 1 Banjarsari Kabupaten Ciamis, diperoleh permasalahan dalam proses belajar mengajar, yaitu di antaranya peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan, peserta didik cenderung diam dan belum mampu mengemukakan pertanyaan maupun pendapat sehingga keaktifan peserta didik dalam belajar kurang terlibat. Selain itu, hasil belajar peserta didik yang belum memenuhi kriteria,

mengakibatkan nilai rata-rata pada mata pelajaran biologi adalah 65,00, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70,00 pada tahun ajaran 2017/2018.

Pemecahkan masalah pembelajaran yang demikian, diperlukan upaya pengembangan model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan ikut berperan dalam proses pembelajaran adalah model Learning Start with a Question (LSQ). Berdasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Vebiola, Vebbi., et.al. (2017: 55) menyatakan bahwa

“Model Learning Start with a Question (LSQ) merupakan model pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa”. Penulis menyimpulkan bahwa model

Learning Start with a Question dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru, dan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar dengan mengemukakan pendapat maupun pertanyaan, sehingga diharapkan dengan penggunaan model Learning Start with a Question dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi sistem reproduksi.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah true experimental.

Menurut Sugiyono (2015:75) “True experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen”. Pada eksperimen ini menggunakan dua kelas sebagai tempat penelitian, yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan.

(3)

[24] Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Banjarsari. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 24 orang dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol sebanyak 24 orang. Siswa diberikan tes sebelum dan sesuadah pembelajaran pada topik sistem reproduksi. Selain tes, peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa. Selain itu peneliti juga mengamati proses pembelajaran biologi yang berlangsung dikelas. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat bagaimana guru menerapkan model pada konsep yang diajarkan.

Disain Penelitian

Disain penelitian ini adalah control group pretest-posttest design. Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut:

Rancangan

Keterangan :

R : kelompok yang dipilih secara random X : perlakuan (treatment)

O1 : Pre-test pada kelas eksperimen O2 : Post-test pada kelas eksperimen O3 : Pre-test pada kelas kontrol O4 : Post-test pada kelas kontrol

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Hasil Belajar Pretest, Postest dan gain Kelas Eksperimen dan kelas kontrol

Hasil pengolahan data nilai pretes, postest dan gain hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Statistik Deskriptif Nilai Pretest, Posttes dan Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol

Nilai

Kelas N Tes Hasil Belajar

Nilai Ideal Nilai Min Nilai Max X SD Pretest Eksperimen 24 100 8 19 12,25 2,91 Kontrol 24 100 8 18 11,42 2,70 Postest Eksperimen 24 100 20 30 26,58 3,03 Kontrol 24 100 15 20 22,67 8,63 Gain Eksperimen 24 100 10 20 14,50 3,39 Kontrol 24 100 5 16 11,68 2,83

Berdasarkan tabel 1 diketahui rata-rata nilai kedua kelompok sebelum pembelajaran relatif sama. Setelah pembelajaran,

kelompok siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Start a Question

(LSQ) memiliki rata-rata lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol yang

mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Hasilnya disajikan dalam gambar berikut:

R O1 X O2

(4)

[25]

Gambar 1. Skor Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran LSQ lebih

tinggi dari kelas kontrol. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan skor kedua kelas maka dilakukan uji t dua rata-rata.

Pembahasan

1. Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Learning Start with a Question

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan di kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model Learning Start with a Question,

diperoleh setelah diuji dengan

menggunakan uji t dependent untuk pretest dan posttest didapatkan nilai thitung= -21,71 dan ttabel= 2,07 sehingga kesimpulan hipotesis yang didapat adalah tolak Ho, karena hasilnya thitung< -ttabel, hal ini menunjukkan bahwa skor hasil pretest dan posttest kelas eksperimen tidak sama dan ada peningkatan. Adapun hasil rata-rata pretest 12,25 lebih kecil dari hasil rata-rata posttest 26,58, maka hasil posttest lebih baik dari hasil pretest. Hal ini berarti bahwa model Learning Start with a Question dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Pertahanan Tubuh di kelas XI SMA Negeri 1 Banjarsari Kabupaten Ciamis.

Model Learning Start with a Question merupakan model yang menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk menguasai materi dan juga dituntut untuk aktif bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Sehingga model Learning Start with a Question memberikan kesempatan agar peserta didik

mampu mengembangkan pemahaman

dalam belajar.

Hasil pengamatan peneliti selama pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model Learning Start with a Question menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan adanya kemampuan atau peningkatan dalam memecahkan masalah atau pertanyaan dari setiap peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Vani, Siti., et.al (2016:14) bahwa “Melalui model Learning Start with a Question dapat menjadikan siswa aktif dalam mencari materi yang dipelajari dan terlibat langsung

12,25 11,42 26,58 22,67 14,5 11,68 0 5 10 15 20 25 30 Eksperimen Kontrol Sk o r

Skor Hasil Belajar pada Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

(5)

[26] dalam pembelajaran yaitu dengan cara

mengajukan pertanyaan mengenai materi atau konsep yang tidak dipahami”.

Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas eksperimen terdiri dari 2 pertemuan. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan soal pretest kepada setiap peserta didik untuk mengukur

kemampuan peserta didik sebelum

penggunaan model Learning Start with a Question. Pertemuan pertama memulai proses pembelajaran mengenai materi Sistem Pertahanan Tubuh dengan model Learning Start with a Question dengan

langkah-langkahnya yaitu guru

membagikan bahan ajar mengenai materi Sistem Pertahanan Tubuh kepada setiap peserta didik. Kemudian peserta didik diminta untuk membaca, mempelajari dan memahami materi pada bahan ajar. Pada saat peserta didik mempelajari bahan ajar, peserta didik diminta untuk menandai konsep atau materi yang belum dipahami untuk dibuat menjadi sebuah pertanyaan. Selanjtnya guru membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok secara heterogen. Di

dalam kelompok, peserta didik

mendiskusikan setiap pertanyaan anggota kelompoknya. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Setelah itu, guru mengklarifikasi hasil diskusi dan menjelaskan materi.

Pertemuan kedua, sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu pelaksanaan proses pembelajaran dengan langkah-langkah Learning Start with a Question. Tetapi bahan ajar berisi pembahasan mengenai materi Sistem Pertahanan Tubuh yang berbeda dari pembahasan sebelumnya, yaitu sesuai dengan indikator dan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan kali ini. Setelah proses pembeljaran mengenai materi Sistem Pertahanan Tubuh berakhir, guru memberikan soal posttest yang bertujuan untuk mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran mengenai materi Sistem Pertahanan Tubuh dengan menggunakan model Learning Start with a Question.

Pada saat proses pembelajaran

berlangsung, peserta didik dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Adanya proses pemahaman materi dan menandai konsep yang belum dipahami untuk dibuat menjadi pertanyaan merupakan salah satu faktor yang membuat peserta didik lebih mendalam memahami materi atau isi dari bahan ajar. Tingkat pemahaman peserta didik akan lebih meningkat. Selain itu, adanya proses diskusi membuat adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk saling bertukar pikiran dalam memecahkan suatu pertanyaan dari setiap anggota kelompok

.

2. Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Langsung

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung, diperoleh setelah diuji dengan menggunakan uji t dependent untuk pretest dan posttest didapatkan nilai thitung= -18,16 dan ttabel= 2,07 atau thitung<-ttabel sehingga hasilnya tolak Ho artinya skor hasil pretest dan posttest tidak sama dan ada peningkatan. Adapun hasil rata-rata pretest 11,42 lebih kecil dari hasil rata-rata posttest 22,67, maka hasil posttest lebih baik sari hasil pretest.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran

langsung, karena model pembelajaran tersebut merupakan model yang sering digunakan oleh guru pada pelaksanaan

pembelajaran. Model pembelajaran

langsung merupakan model yang hanya berpusat pada guru, sehingga guru hanya berfokus pada apa yang harus dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu, cara penyampaian informasi pada model pembelajaran langsung hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat. Peserta didik hanya duduk mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan peserta didik

(6)

[27] mudah bosan hingga jenuh dan menjadi

lebih pasif dalam kegiatan belajarnya.

3. Pengaruh Penggunaan Model Learning Start with a Question Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Reproduksi

Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji t hasil belajar peserta didik diperoleh dari skor gain eksperimen – gain kontrol dengan kaidah pengujian hipotesis terima Ho, jika –

. Data yang diperoleh yaitu thitung = 3,89 dan ttabel = 2,014 atau thitung > ttabel sehingga hasilnya tolak Ho, artinya terdapat pengaruh penggunaan model Learning Start with a Question terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Reproduksi di kelas XI SMA Negeri 1 Banjarsari Kab. Ciamis.

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Vebiola, Vebbi., dkk (2017: 58) bahwa: “Model Learning Start with a Question (LSQ) berpengaruh positif meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 14 Padang. Selain itu, model LSQ dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa pada aspek pengetahuan, penguasaan konsep, dan mengembangkan

keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran”.

Berdasarkan hasil penelitian, model Learning Start with a Question (LSQ) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas XI SMAN 1 Banjarsari Kabupaten Ciamis. Hal tersebut disebabkan model Learning Start with a Question dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan pemahaman dalam belajar. Melalui permasalahan yang nyata peserta didik dapat memiliki pembelajaran yang bermakna dan mendorong peserta didik memiliki rasa percaya diri dalam

mengajukan pertanyaan maupun

mengemukakan pendapat, gagasan atau ide. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memberikan hasil yang berbeda pada materi sistem reproduksi. Apabila dilihat dari skor pretest dan posttest-nya di kelas eksperimen dengan menggunakan model Learning Start

with a Question memberikan hasil yang lebih baik. Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari manfaat model Learning Start with a Question diantaranya dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam

bertanya maupun mengemukakan

pendapat/pengetahuan yang dimiliki peserta didik, aktif di dalam sharing dalam proses diskusi, mendorong peserta didik untuk mampu berfikir dalam pemecahan masalah, dengan kegiatan tahap membaca dan memahami materi mampu meningkatkan pemahaman materi bagi peserta didik. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Susatyo, Eko Budi., et.al (2009:410) “Melalui model LSQ siswa dituntut untuk belajar aktif yaitu aktif dalam bertanya, melalui bertanya akan memberikan banyak manfaat yaitu siswa menjadi berfikir, menghilangkan perasaan malu dan takut, serta merupakan salah satu

cara mengkaji ulang pelajaran”.

Sedangkan pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung di kelas kontrol memiliki skor pretest-postest yang kurang dibandingkan dengan di kelas eksperimen. Hal tersebut dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung peserta didik bersikap pasif, hal ini karena proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan hanya berpusat pada apa yang harus dicapai oleh peserta didik,

guru menyampaikan materi kurang

melibatkan peserta didik, peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat pada proses penyampaian materi sehingga menyebabkan peserta didik mudah bosan bahkan jenuh dalam proses pembelajaran. Akibatnya banyak peserta didik yang mencari kesibukan lain yaitu mengobrol dengan teman sebangkunya, hal ini menyebabkan suasana kelas yang kurang kondusif.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa model pembelajaran Learning Start with a Question (LSQ) lebih baik karena tahap pembelajarannya

mengarahkan peserta didik untuk

memahami materi lebih luas dan

meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pemecahan masalah, meskipun

(7)

[28]

dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan terdapat beberapa kelemahan yang mungkin terjadi karena beberapa faktor, salah satunya SDM dan pola piker yang masih belum berkembang.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh simpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Question terhadap hasil belajar peserta didik pada Materi Sistem Reproduksi di kelas XI SMA Negeri 1 Banjarsari dengan skor gain untuk kelas eksperimen 14.5 dan untuk kelas kontrol 11,08.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hernawan, Edi. (2016). Pengantar Statistika Parametrik. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susatyo, Eko Budi. et.al., (2009).

“Penggunaan Model Learning Start With A Question dan Self Regulated Learning Pada Pembelajaran Kimia”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 3:1. 406-412. Universitas Negeri Semarang.

Thobroni. (2015). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Vani, Siti., et,al. (2016). “Pengaruh Model Learning Start with a Question

Berbasis Eksperimen Sederhana

terhadap Pemahaman Konsep Fisika

Siswa Kelas X Man 2 Model Palu”.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). 5: 2. 13-18. Universitas Tadulako Sulawesi Tengah.

Vebiola, Vebi., et.al. (2017). “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start a Question (LSQ) Terhadap Hasil Belajar Seni Tari di

SMA Negeri 14 Padang”. E-Jurnal Sendratasik. 6:1. 52-60. Universitas Negeri Padang.

Gambar

Gambar 1. Skor Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul ” HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK

Pertumbuhan yang luar biasa dari komunitas Napster Versi baru setiap file-pemeriksaan software termasuk sebuah tombol Beli yang mempunyai link ke CDNow Mungkin bermanfaat

Metode Penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan

kondisiakhir yang diharapkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. meningkat.Kesenjangan pokok dari peneliti yakni pada kondisi

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan bentuk aspek gramatikal pengacuan pronomina persona yang ada pada karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum CHP dan CHK memiliki perubahan dengan pola yang hampir sama, yaitu mengalami peningkatan sineresis, serat pangan, dan

Pos pengamatan dalam menentukan jumlah hari hujan maupun curah hujan Kecamatan Klabang selama tahun 2014 bersumber dari Stasiun Pengukur Wonoboyo, Stasiun Pengukur

visi telah tersedia di bisnis ini visi telah tersedia di bisnis ini dalam suatu system business dalam suatu system business. school yang terpadu (K- school yang