• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pembelajaran Permainan Rounders dan Permainan Kasti Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pembelajaran Permainan Rounders dan Permainan Kasti Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

MUHAMMAD RIDWAN 1100314

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permainan Rounders dan Permainan

Kasti Terhadap Peningkatan

Kebugaran Jasmani Siswa

Oleh

Muhammad Ridwan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhammad Ridwan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

MUHAMMAD RIDWAN 1100314

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S. Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui,

(4)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

(5)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Rounders dan Permainan Kasti Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa. Pembimbing I: Drs. Mudjihartono, M. Pd. Pembimbing II: Arif Wahyudi, S. Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang cepat merasa kelelahan pada saat pembelajaran pendidikan jasmani dan pentingnya kebugaran jasmani untuk siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran permainan rounders dan permainan kasti terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan desain penelitian pretest-posttest group design. Populasi penelitian siswa kelas VII SMPN 19 Bandung dan sampel sebanyak 36 siswa dengan teknik pengambilan sampling random purposive. Sampel diberi tes awal dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia dan hasil tes awal di urutkan dari nilai tertinggi sampai terendah dan ke-36 sampel dibagi kedalam 2 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 18 siswa. Dianalisis menggunakan uji t paired dua pihak dan uji mann-whitney. Diperoleh data kelompok rounders putra �ℎ� ��=2,699 > � ��2,120, rounders putri �ℎ� ��=12 < � ��=14, kasti putra �ℎ� �� =3,755 > � ��=2,120, kasti putri �ℎ� ��=3,464 > � ��= 2,120, dan Gain kedua kelompok putra �ℎ� ��=21,5 > � ��=14 dan putri �ℎ� ��=18 > � ��=14. Hasil akhir membuktikkan bahwa kedua

pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani, dan pembelajaran permainan kasti tidak memberikan pengaruh lebih baik dan signifikan dibandingkan pembelajaran permainan rounders terhadap peningkatan kebugaran jasmani.

(6)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Muhammad Ridwan. NIM: 1100314. The Comparison Of Rounders And Kasti

Lesson Toward Students’ Physical Fitness Enhancement. Supervisor I: Drs. Mudjihartono, M. Pd. Supervisor II: Arif Wahyudi, S. Pd.

This research was conducted due to the fact that students easily feel tired during physical education class and the importance of physical fitness for students. The aim of this research is to find the differences between the influence of rounders and kasti lesson toward students’ physical fitness enhancement. The research method used for this research was experimental method and the research design used was pretest-posttest group design. The population of this research was 7th grade students at SMPN 19 Bandung and the sample was 36 students that were taken by sampling random purposive technique. The pre-test was given to the sample by using Tes Kesegaran Jasmani Indonesia and the result of the pre-test was sorted from the highest to lowest score and the 36 students were divided into two groups in equal amounts so that each group consists of 16 students. The analysis used t paired dua pihak test and mann-whitney test. The data shows that male students’ rounders group �ℎ� ��=2,699 > � ��2,120, female students’

rounders group �ℎ� ��=12 < � ��=14, male students’ kasti group �ℎ� �� =3,755 > � ��=2,120, female students’ kasti group �ℎ� ��=3,464 > � ��= 2,120, and the Gain of

the two groups is male �ℎ� ��=21,5 > � ��=14 and female �ℎ� ��=18 > � ��=14 The final result proves that both of the lessons gave significant influence toward students’ physical fitness enhancement, but kasti lesson not gave better and more significant influence than rounders lesson in enhancing students’ physical fitness.

(7)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupannya, tidak akan lepas

dari yang namanya pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia bisa membaca,

menulis, berbicara, mendapatkan pekerjaan, ataupun mendapatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Proses pendidikan bisa dimana saja dan

berlangsung seumur hidup, baik dalam keluarga, lingkungan bermain, dan

lingkungan masyarakat. Mudyahardjo (2010, hlm. 45-46) menjelaskan bahwa:

Pendidikan sama dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, manusia mengalami proses pendidikan

sepanjang hidupnya, dan tidak ada batas usia tertentu, baik usia dini, remaja,

hingga dewasa. Dalam pelaksanaannya, untuk menyelenggarakan pendidikan

terdapat pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal seperti sekolah,

siswa dibina dan dididik untuk menjadi manusia yang seutuhnya, yang bisa

mengembangkan potensi dirinya sendiri untuk memiliki keterampilan dan

kesehatan jasmani maupun rohani. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa:

(8)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar tercapainya aspek-aspek yang ada pada Undang-Undang, maka proses

pendidikan harus dilaksanakan dengan menyeluruh yang menuju ke arah

(9)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang dijelaskan dalam

kurikulum 2006 Depdiknas (2008, hlm. 3) bahwa:

Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, pendidikan menjadi hal yang sangat integral dalam kehidupan

manusia. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pendidikan dalam memberikan kontribusi berarti untuk memberikan perubahan

dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan jasmani dapat diartikan

sebagai aktivitas gerak jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik sehingga memiliki keterampilan dalam ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum 2006 Depdiknas (2008,

hlm. 195) bahwa:

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani.

Sesuai dengan penjelasan di atas, pendidikan jasmani menjadi bagian integral

dari pendidikan secara kesuluruhan, berarti pendidikan jasmani mutlak untuk

dilaksanakan dan tanpa pelaksanaan pendidikan jasmani, proses pendidikan tidak

akan lengkap.

Terkait dengan pendidikan jasmani, Mahendra (2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

(10)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jasmani memberikan pengaruh kepada peserta didik secara keseluruhan, bukan

hanya aspek fisik saja tetapi melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut

terkembangkan. Penjelasan tersebut memberikan gambaran bahwa pentingnya

pendidikan jasmani bagi siswa untuk mengembangkan keterampilannya baik

aspek pengetahuannnya, sikap perilakunya, dan keterampilan geraknya.

Secara umum, pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui

aktivitas gerak dan permainan sebagai medianya. Mahendra (2012, hlm. 21) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. Melalui aktivitas permainan, peserta didik merasakan kegembiraan dan bergerak aktif selama proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Salah satu materi yang harus diajarkan di sekolah menengah pertama adalah

pembelajaran permainan dan olahraga beregu bola kecil pada mata pelajaran

pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) yang sesuai dengan

kompetensi dasar kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 (hlm. 168) berikut

ini:

8.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.

Menurut penjelasan di atas, sudah jelas bahwa pembelajaran permainan bola

kecil merupakan salah satu materi yang wajib diajarkan kepada siswa. Ada

beberapa jenis permainan dan olahraga yang termasuk dalam permainan bola

kecil, seperti: kasti, rounders, softball, dan yang lainnya.

Aktivitas pembelajaran permainan bola kecil merupakan pembelajaran yang

sangat disukai oleh siswa, terbukti pada saat peneliti melakukan observasi saat

proses pembelajaran permainan bola kecil pada kelas VII di SMPN 19 Bandung,

siswa sangat antusias, terlihat dari mereka semangat untuk memukul, berlari dari

(11)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena ingin menang, siswa juga merasakan kegembiraan, dan daya kompetitif

yang tinggi dalam permainan ini sehingga membuat siswa bergerak aktif.

Merupakan suatu keberhasilan apabila siswa bergerak aktif pada saat

pembelajaran pendidikan jasmani, tentunya karena hal itu dapat berpengaruh pada

keterampilan gerak dan kebugaran jasmani siswa tersebut, dan salah satu tujuan

pendidikan jasmani yaitu untuk meningkatkan kebugaran jasmani bisa tercapai.

Pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa diperhatikan juga oleh pemerintah

dengan memasukan kebugaran jasmani ke dalam kurikulum sebagai salah satu

materi yang harus diajarkan di sekolah menengah pertama. Berikut adalah standar

kompetensi materi kebugaran jasmani dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 (hlm. 181) ”9. Mempraktikkan latihan kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya”.

Oleh karena itu, siswa harus memiliki tubuh bugar, karena seseorang yang

memiliki tubuh bugar, ia akan mampu menjalani aktivitas sehari-harinya tanpa

merasa kelelahan. Seperti yang dikemukakan Tarigan (2009, hlm. 28-29) bahwa “Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat dan penuh kesadaran yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti”. Dan yang dikemukakan Giriwijoyo dan Sidik (2010, hlm. 17) bahwa “Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan”. Tentunya, dengan tubuh bugar siswa akan menjalankan aktivitasnya dengan efektif.

Aktivitas siswa sehari-hari adalah belajar, mendapatkan materi pelajaran dari

guru dari pagi sampai siang hari, ataupun yang mengikuti ekstrakurikuler sampai

sore hari, apabila siswa tidak memiliki tubuh yang bugar, ia akan kesulitan untuk

menjalani aktivitas tersebut, siswa akan cepat merasa lelah, malas dan

kegiatannya tidak efisien dan efektif. Seperti yang terjadi pada siswa kelas VII

SMPN 19 Bandung, setelah mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, siswa

merasakan kelelahan, capek, dan ngantuk pada saat pembelajaran mata pelajaran

berikutnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, melalui pembelajaran permainan

(12)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menuntut siswa untuk bergerak, siswa akan mendapatkan pembelajaran yang

menyenangkan dan kebugaran jasmani meningkat.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Perbandingan Pembelajaran Permainan Rounders dan

Permainan Kasti Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII SMPN 19 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran permainan rounders terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung?

2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran permainan kasti terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung?

3. Apakah pembelajaran permainan kasti memberikan pengaruh yang lebih baik

dan signifikan dibandingkan pembelajaran permainan rounders terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan di atas, tujuan penilitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran permainan rounders terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran permainan kasti terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pembelajaran permainan kasti memberikan pengaruh yang

lebih baik dan signifikan dibandingkan pembelajaran permainan rounders

terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota

Bandung.

(13)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap penelitian memiliki manfaat, terdapat beberapa aspek manfaat

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat dari segi teori

Penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan wawasan mengenai

peningkatan kebugaran jasmani siswa melalui pembelajaran permainan bola kecil

yaitu pembelajaran permainan rounders dan pembelajaran permainan kasti.

2. Manfaat dari segi praktik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan dan materi untuk

meningkatkan kebugaran jasmani siswa melalui proses pembelajaran permainan

bola kecil yaitu pembelajaran permainan rounders dan pembelajaran permainan

kasti.

3. Manfaat dari segi kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pedoman untuk proses

pembelajaran pendidikan jasmani dan cara peningkatan kebugaran jasmani siswa

melalui pembelajaran yang menarik.

4. Manfaat dari segi isu serta aksi sosial

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman dan menambah

pengetahuan sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan kebugaran jasmani.

E. Batasan Penelitian

Untuk lebih memfokuskan permasalahan, agar tidak terjadi perluasan masalah

penelitian, maka peneliti membatasi penelitian ini pada hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel bebas

a. Variabel bebas kesatu adalah pembelajaran permainan rounders.

b. Variabel bebas kedua adalah pembelajaran permainan kasti.

2. Variabel terikat

a. Variabel terikat adalah kebugaran jasmani siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

(14)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Halaman Hak Cipta

3. Halaman Pengesahan

4. Kata-kata Mutiara

5. Halaman Keaslian Skripsi dan Pernyataan Bebas Plagiarisme

6. Halaman Ucapan Terima Kasih

7. Abstrak

13.BAB II : KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS

A. Pendidikan Jasmani

14.BAB III : METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

B. Partisipan

(15)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Populasi

2. Sampel

D. Instrumen Penelitian

E. Prosedur Penelitian

1. Pelaksanaan Pemberian Perlakuan (treatment)

2. Program Kegiatan Perlakuan (treatment)

F. Analisis Data

15.BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data

1. Deskripsi Data

2. Analisis Data

B. Diskusi Penemuan

16.BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

B. Implikasi

C. Rekomendasi

17.DAFTAR PUSTAKA

(16)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

A. Desain Penelitian

Setiap penelitian diperlukan suatu metode penelitian dalam pelaksanaannya.

Metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan data. “Secara umum

metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2014, hlm. 3). Menurut kutipan tersebut sudah jelas bahwa metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam

pelaksanaan penelitian.

Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan

penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran permainan rounders dan pengaruh pembelajaran permainan kasti

terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa, dan untuk mengetahui apakah

pembelajaran permainan kasti memberikan pengaruh yang lebih baik dan

signfikan dibandingkan pembelajaran permainan rounders terhadap peningkatan

kebugaran jasmani siswa. Perlakuan (treatment) dalam penelitian ini adalah

pembelajaran permainan rounders dan pembelajaran permainan kasti, dan peneliti

ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perlakuan (treatment) tersebut. Oleh

karena itu, untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2014, hlm. 107).

Peneliti harus mempunyai pegangan dalam merancang pelaksanaan penelitian

agar tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga mendapatkan

data, dan tujuan penelitian bisa tercapai. Rancangan itu disebut desain penelitian.

(17)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel diberi tes awal yaitu tes kebugaran jasmani. Setelah data tes awal

didapat, sampel dibagi dua kelompok, Kelompok A diberi perlakuan pembelajaran

permainan rounders dan kelompok B diberi perlakuan pembelajaran permainan

kasti, kedua kelompok diberi perlakuan dengan jumlah waktu yang sama. Setelah

waktu perlakuan telah dilaksanakan, kedua kelompok diberi tes akhir dengan

menggunakan tes kebugaran jasmani, dan didapat data tes akhir yang perlu di olah

dan di analisis sehingga akan menunjukan pengaruh kedua perlakuan tersebut.

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

(Pretest-Posttest Group Design)

Kelompok A : O X O

Kelompok B : O X O

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014, hlm. 111)

Keterangan :

O : Tes awal (Kebugaran Jasmani) O : Tes akhir (Kebugaran Jasmani)

X : Treatment (Pembelajaran Permainan Rounders) X : Treatment (Pembelajaran Permainan Kasti)

B. Partisipan

Partisipan merupakan orang yang terlibat dalam suatu kegiatan. Partisipan

dalam penelitian ini tugasnya untuk membantu peneliti dalam melaksanakan

penelitian dilapangan. Peneliti memilih 2-4 orang mahasiswa dari latar belakang

bidang pendidikan yang sama dengan peneliti yaitu dari FPOK UPI, karena

partisipan yang dipilih dapat dipercaya dan memahami tentang variabel-variabel

(18)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014, hlm. 117). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung.

2. Sampel

Karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu peneliti, tentunya tidak semua

populasi diambil untuk sumber data, jadi hanya sebagian yang diambil sebagai sumber data yang disebut sampel. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2014, hlm. 118). Untuk jumlah sampel, menurut Gay (1976) dalam Tuwu (1993, hlm. 163) “…Penelitian eksperimen - 15 subjek per kelompok. Beberapa ahli percaya bahwa 30 subjek per kelompok dapat dipertimbangkan sebagai ukuran minimum…”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 19

Kota Bandung sebanyak 36 orang. Dan teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik sampling random purposive. “Sampling Random Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2014, hlm. 124). Dalam penelitian ini, penulis menentukan sampel yaitu siswa yang pernah

melakukan permainan rounders dan permainan kasti.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen, sebab data untuk

(19)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen untuk memperoleh data kebugaran jasmani dalam penelitian ini

menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI).

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) merupakan salah satu bentuk

instrumen untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani seseorang. Dalam lokakarya

kesegaran jasmani tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah

disepakati dan ditetapkan menjadi satu instrumen yang berlaku di seluruh wilayah

Indonesia. Dasar pertimbangannya adalah bahwa instrumen ini seluruhnya

disusun dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi ke dalam empat kelompok

umur, yaitu kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19

tahun. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas VII, maka instrumen yang

digunakan adalah TKJI untuk kelompok umur 13-15 tahun, diantaranya:

1. Untuk putera tediri dari:

a. Lari 50 meter

b. Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c. Baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. Loncat tegak (vertical jump)

e. Lari 1000 meter.

2. Untuk puteri tediri dari:

a. Lari 50 meter

b. Gantung siku tekuk selama 60 detik

c. Baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. Loncat tegak (vertical jump)

(20)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dibawah ini adalah tabel nilai TKJI untuk putera dan puteri kelompok umur

13-15 tahun. Diakses dari:

(http://awibowo7.blogspot.com/2012/11/tes-kebugaran-jasmani-indonesia-tkji.html):

TABEL 3.1

TABEL NILAI TKJI (Untuk Putera Usia 13 -15 Tahun)

TABEL 3.2

(21)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai

hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang

digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu,

ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama

yaitu Nilai. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka

dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir Tes Kesegaran

Jasmani Indonesia (TKJI).

Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi

kesegaran jasmani remaja. Dibawah ini adalah tabel norma Tes Kesegaran

Jasmani Indonesia untuk putera dan puteri kelompok umur 13-15 tahun. Diakses

dari:

(http://awibowo7.blogspot.com/2012/11/tes-kebugaran-jasmani-indonesia-tkji.html):

TABEL 3.3

NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (Untuk putera dan puteri umur 13-15 tahun)

No. Jumlah Nilai Klasifikasi

1. 22 – 25 Baik Sekali ( BS )

2. 18 – 21 Baik ( B )

3. 14 – 17 Sedang ( S )

4. 10 – 13 Kurang ( K )

5. 5 – 9 Kurang Sekali ( KS )

E. Prosedur Penelitian

Untuk lebih jelas tentang alur dalam penelitian ini, peneliti akan

mengambarkan langkah-langkah penelitiannya yang dimulai dengan menentukan

poulasi dan sampel, melakukan tes awal (TKJI), memberi perlakuan yaitu

(22)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran permainan kasti, melakukan tes akhir (TKJI), mengolah dan

menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

POPULASI

TES AWAL

TES KESEGARAN

JASMANI INDONESIA SAMPEL

TREATMENT

PEMBELAJARAN

PERMAINAN ROUNDERS

TREATMENT

PEMBELAJARAN

PERMAINAN KASTI

TES AKHIR

TES KESEGARAN

JASMANI INDONESIA

PENGOLAHAN DAN

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

(23)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Prosedur Penelitian

Berdasarkan gambar 3.2, populasi dalam penelitian ini yaitu kelas VII SMPN

19 Kota Bandung. Untuk pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampel sampling random purposive. Sampel dalam penelitian ini

yaitu siswa yang pernah melakukan permainan rounders dan kasti sebanyak 36

siswa, 18 laki-laki dan 18 perempuan.

Sampel diberi tes awal dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk

kelompok umur 13-15 tahun. Setelah di dapat nilai tes awal, sampel laki-laki di

urutkan dari nilai tertinggi sampai terendah, begitupun sampel perempuan. Sampel

dibagi kedalam kedua kelompok sama rata artinya tidak membagi nilai sampel

tertinggi kedalam satu kelompok (pembagian sampel di rinci kan di lampiran),

kelompok A berjumlah 18 siswa yaitu 9 laki-laki, 9 perempuan dan kelompok B

berjumlah 18 siswa yaitu 9 laki-laki dan 9 perempuan.

Kelompok A diberikan treatment pembelajaran permainan rounders, kelompok

B diberikan treatment pembelajaran permainan kasti. Kedua kelompok diberikan

jumlah treatment yang sama yaitu sebanyak 16 kali pertemuan dengan rincian 3

kali seminggu, dan waktu 80 menit setiap pertemuannya. Setelah 16 kali treatment,

sampel kedua kelompok diberi tes akhir dengan Tes Kesegaran Jasamani Indonesia

untuk kelompok umur 13-15 tahun.

Hasil dari tes akhir, kemudian di olah dan di analisis menggunakan beberapa

langkah analisis data yaitu menghitung rata-rata, simpangan baku dan gain kedua

kelompok, uji normalitas (liliefors), uji homogenitas, dan uji hipotesis. Untuk uji

hipotesis 1 dan 2, apabila data berdistribusi normal dan homogen menggunakan uji

t (skor berpasangan) dua pihak, apabila data tidak berdistribusi normal dan

homogen menggunakan uji mann-whitney. Sedangkan, untuk uji hipotesis 3

apabila data berdistribusi normal dan homogen menggunakan uji t satu pihak,

apabila data tidak berdistribusi normal dan homogen menggunakan uji

mann-whitney. Setelah didapat hasil pengolahan dan analisis data, maka dibuat

kesimpulan sesuai hasil pengolahan dan analisis data yang menerangkan hasil dari

(24)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pelaksanaan Pemberian Perlakuan (treatment)

Perlakuan dalam penelitian ini yaitu untuk kelompok A menggunakan

pembelajaran permainan rounders dan untuk kelompok B menggunakan

pembelajaran permainan kasti. Perlakuan dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan

dan pelaksanaannya tiga kali seminggu yaitu pada hari senin, rabu, dan jum’at

selama 6 minggu. Hal ini didasarkan kepada pendapat Bompa (1999) dan Astrand

(2003) dalam Tarigan (2009, hlm. 3) bahwa:

Apabila aktifitas jasmani atau olahraga memenuhi prinsip-prinsip latihan, misalnya jalan selama 30-60 menit dengan beban latihan ringan dan sedang serta dilakukan tiga sampai lima kali perminggu kegiatan tersebut akan meningkatkan derajat kebugaran jasmani.

Dan dikutip dari skripsi Indralestari (2012, hlm. 32) mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Sadjoto (1995, hlm. 48) menjelaskan bahwa ‘latihan 3 kali setiap minggu agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih’.

Perlakuan dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup. Berikut adalah uraian kegiatannya:

a. Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, kegiatannya yaitu presensi, apersepsi,

menyampaikan ruang lingkup materi pembelajaran, tujuan pembelajaran,

memotivasi siswa dan melakukan pemanasan.

b. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, kegiatannya yaitu proses pembelajaran yang bertahap

setiap pertemuannya sesuai dengan kekhasan permainan masing-masing, dengan

menggunakan model pembelajaran pendekatan taktis dan metode

keseluruhan-bagian.

(25)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam kegiatan penutup, kegiatannya yaitu pendinginan, refleksi pengalaman

belajar siswa, evaluasi terhadap hasil belajar siswa, dan apresiasi terhadap hasil

kerja siswa, baik individual maupun kelompok.

2. Program kegiatan perlakuan (treatment)

TABEL 3.4

PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS

Pertemuan Hari Materi Kegiatan Alokasi

Waktu

1-3 Senin, rabu,

jum’at 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti : Pembelajaran melempar dan menangkap lempar tangkap, menguasai bola, dan menembak sasaran

jum’at 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti : Pembelajaran lempar tangkap, berlari, cara hinggap dan membakar tempat hinggap

jum’at 1. Pendahuluan 2. kegiatan inti : Pembelajaran memukul, berlari, lempar tangkap, dan melambung

jum’at 1. Pendahuluan 2. kegiatan inti : Pembelajaran mengenal lapangan dan peraturan permainan rounders yang sebenarnya, dan bermain rounders dengan lapangan dan peraturan yang sebenarnya 3. Penutup

10 menit 60 menit

(26)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 Senin 1. Pendahuluan

2. kegiatan inti : Pembelajaran bermain rounders dengan lapangan dan peraturan yang sebenarnya

PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI

Pertemuan Hari Materi Kegiatan Alokasi

Waktu

1-3 Senin, rabu,

jum’at 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti : Pembelajaran melempar dan menangkap

jum’at 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti : Pembelajaran lempar tangkap, menguasai bola, dan menembak sasaran

jum’at 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti : Pembelajaran lempar tangkap, berlari, dan

jum’at 1. Pendahuluan 2. kegiatan inti : Pembelajaran lempar tangkap, berlari, memukul, dan melambung

jum’at 1. Pendahuluan 2. kegiatan inti : Pembelajaran mengenal lapangan dan memahami peraturan permainan kasti yang sebenarnya, dan bermain kasti dengan lapangan dan peraturan yang sebenarnya 3. Penutup

10 menit

60 menit

(27)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 Senin 1. Pendahuluan

2. kegiatan inti : Pembelajaran bermain kasti dengan lapangan dan pertauran yang sebenarnya

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, maka

langkah yang harus dilakukan adalah mengolah dan menganalisis data untuk

menerima atau menolak hipotesis tersebut. Jadi setelah data dari tes awal dan tes

akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data

tersebut secara statistik. langkah-langkah statistika yang digunakan untuk

mengolah data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menurut Abduljabar dan Darajat, (2013, hlm. 111) menghitung skor rata-rata

dari setiap kelompok sampel, dengan rumus:

n

2. Menurut Abduljabar dan Darajat (2013, hlm. 122) menghitung simpangan

baku dari setiap kelompok data, dengan rumus:

1

= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

(28)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menguji normalitas data menggunakan uji normalitas Lilliefors. Dengan

langkah-langkah menurut pendapat Abduljabar dan Darajat (2013, hlm. 148)

sebagai berikut:

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar.

Kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

b. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi dengan rumus:

Zi = �− �̅

(x dan s merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

Mencari luas Zi pada tabel Z dalam Abduljabar dan Darajat (2013, hlm.

230)

c. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 –

luas daerah, sedangkan untuk luas daerah positif maka 0,5 + luas daerah.

d. S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

e. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi).

f. Mencari data / nilai yang tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+), sebagai nilai

Lo.

g. Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

1) Jika Lo ≥ Ltabel tolak Ho dan H1 diterima, artinya data tidak

berdistribusi normal.

2) Jika Lo ≤ Ltabel terima Ho dan H1 ditolak, artinya data berdistribusi

normal.

h. Mencari nilai Ltabel dalam Abduljabar dan Darajat (2013, hlm. 249).

Membandingkan Lo dan Ltabel.

i. Membuat kesimpulan.

4. Menguji homogenitas yang mengacu pada pendapat Abduljabar dan Darajat,

(2013, hlm. 178) , dengan rumus:

Variansi terbesar F =

Variansi terkecil

Variansi didapat dari simpangan baku yang dikuadratkan. Untuk kriteria

pengujian adalah: terima hipotesis jika Fhitung < dari Ftabel distribusi dengan derajat

(29)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Uji signifikansi peningkatan hasil perlakuan dan pengaruhnya menggunakan

uji t (skor berpasangan) dua pihak menurut Abduljabar dan Darajat, (2013, hlm.

162) dengan rumus sebagai berikut:

t = �̅̅̅̅− �̅̅̅̅ S = simpangan baku gabungan

� = banyaknya sample kelompok 1 � = banyaknya sample kelompok 2

= variansi kelompok 1

= variansi kelompok 2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya yaitu:

Terima Ho jika –t (1-1/2 α) < t < t (1-1/2 α) dan dk = � − � −

Dalam hal lain Ho ditolak.

Apabila data homogen dan tidak berdistribusi normal, dilakukan

penghitungan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan Uji

Mann-Whitney. Menurut Abduljabar dan Darajat (2013, hlm. 222-223) Terdapat dua

rumus yang bisa digunakan untuk pengujiannya, yaitu sebagai berikut:

(30)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= jumlah ranking pada sampel �

Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan

untuk mengetahui mana harga U yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil

(31)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika,

bahwa dari hasil tes awal dan tes akhir tes kebugaran jasmani, penulis

menyimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran permainan rounders memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung.

2. Pembelajaran permainan kasti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung.

3. Pembelajaran permainan kasti tidak memberikan pengaruh yang lebih baik dan

signifikan dibandingkan pembelajaran permainan rounders terhadap peningkatan

kebugaran jasmani siswa kelas VII SMPN 19 Kota Bandung.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

mengemukakan implikasi sebagai berikut:

Pembelajaran permainan bola kecil, merupakan salah satu pembelajaran yang

harus diajarkan di sekolah-sekolah dan tentunya harus diperhatikan proses

pembelajarannya agar lebih variatif dan tidak monoton. Pembelajaran permainan

rounders dan permainan kasti merupakan dua permainan yang termasuk kedalam

pembelajaran permainan bola kecil.

Pembelajaran permainan rounders dan kasti yang dilaksanakan secara

terprogram dan teratur yaitu dengan tahapan-tahapan pembelajaran yang variatif

setiap pertemuannya yang dimulai dari pembelajaran melempar, menangkap,

memukul, berlari, menguasai bola, dan mencetak skor memberikan dampak positif

pada penguasaan keterampilan gerak siswa dan tentunya akan berpengaruh juga

(32)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pentingnya kebugaran jasmani untuk siswa adalah siswa akan mampu

melaksanakan aktivitas dan tugas-tugasnya setiap hari dengan optimal. Tentunya,

(33)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Jika pembelajaran yang diberikan terprogram, teratur dan variatif, siswa

akan antusias dan bergerak aktif selama mengikuti proses pembelajaran, sehingga

pembelajaran lebih bermakna, bermanfaat, dan berpengaruh terhadap kebugaran

jasmani siswa.

Maka, upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kebugaran jasmani

dapat dilakukan melalui pembelajaran permainan rounders dan kasti yang bertahap

setiap pertemuannya sehingga terprogram dan variatif. Semakin variatif

pembelajaran, maka semakin tinggi antusias siswa dan siswa semakin bergerak

aktif sehingga semakin tinggi juga pengaruhnya terhadap kebugaran jasmani.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi siswa-siswi disarankan untuk melakukan aktivitas permainan rounders

dan permainan kasti guna mempertahankan bahkan meningkatkan tingkat

kebugaran jasmani.

2. Bagi guru-guru pendidikan jasmani dan lembaga-lembaga pendidikan,

disarankan untuk senantiasa menerapkan permainan rounders dan permainan kasti

ke dalam materi pembelajaran pendidikan jasmani, agar kebugaran jasmani siswa

meningkat.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian mengenai permainan

rounders dan permainan kasti, penulis sarankan supaya diadakan penelitian lebih

lanjut dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan jumlah sampel yang

(34)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Abduljabar, B. dan Darajat J. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas.Bandung:

FPOK UPI.

Aulianto, Febby. (2014). Pengaruh Perbandingan Pendekatan Taktis dan

Pendekatan Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob

Bertahan Pada Permainan Bulutangkis. Skripsi S.1 Pada FPOK UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Giriwijoyo, S. dan Sidik, D.Z. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Giriwijoyo, S. dkk. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB.

Haris, Ibnu. (2014). Pengaruh Aktivitas Ritmik Line Dance Terhadap Kebugaran

Jasmani dan Kepercayaan Diri Siswa di SDN Wangisagara 03. Skripsi

S.1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Herliana, Riska Dwi. (2013). Penerapan Pendekatan Taktis Terhadap Hasil

Pembelajaran Permainan Kasti (studi deskriptif kualitatif di SDN

Sukamandi II Kabupaten Subang). Skripsi S.1 pada FPOK UPI Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Indralestari, Dessy Karina. (2012). Perbandingan Pengaruh Senam Aerobik dan

SKJ 2008 Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani di SLTA (studi

eksperimen pada siswa SMAN 2 Indramayu). Skripsi S.1 pada FPOK UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Juliantine, T. Subroto, T. dan Yudiana, Y. (2012). Belajar dan Pembelajaran.

Bandung: FPOK UPI.

Lutan, R. Hartoto, J. dan Tomoliyus. (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani.

(35)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahendra, Agus. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung:

FPOK UPI.

Mahendra, Agus (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI.

Megasari, Bayuli. (2012). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar

Permainan Bola Kecil Rounders (studi eksperimen di SMP Negeri 1

Ligung Kabupaten Majalengka). Skripsi S.1 pada FPOK UPI Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Mudyahardjo, Redja. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhasan, dan Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:

FPOK UPI.

Redaksi Sinar Grafika. (2013). Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan

Nasional) (UU RI No. 20 Th. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, A. Mudjihartono. dan Darajat, D. (2010). Permainan Bola Kecil.

Bandung: FPOK UPI.

Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Tuwu, Alimuddin. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Depok: Universitas

Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

(36)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahyuni, S. Sutarmin. dan Pramono. (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga,

Kesehatan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Wiarto, Giri. (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Windiana, Sandy. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis

Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti (studi eksperimen pada siswa

kelas VI SDN Sukaluyu 3 Bandung). Skripsi S.1 pada FPOK UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sumber dari internet:

Global Fitness Surabaya. Bola Kasti. [Online]. Diakses dari: (

http://www.global-fitness-surabaya.com/product/132/456/Bola-kasti-kuning/?o=default)

Martin Berrill Sports. Rounders Ball. [Online]. Diakses dari:

(http://www.martinberrillsports.com/aressonsupermatchroundersballoran

ge-p-2654.html?osCsid=n0915ukg3b7p2ilkhju33is031)

Martin Berrill Sports. Rounders Base Mat Set. [Online]. Diakses dari:

(

http://www.martinberrillsports.com/aressonroundersbasematset-p-4414.html)

Martin Berrill Sports. Rounders Bat. [Online]. Diakses dari:

(

http://www.martinberrillsports.com/aressondictatorroundersbat-p-3442.html)

Setyo, Wibowo Ahmad. (2012). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. [Online].

Diakses dari: (

http://awibowo7.blogspot.com/2012/11/tes-kebugaran-jasmani-indonesia-tkji.html)

Siddiq, Jappar. (2014). Pengaruh Pembelajaran Permainan Bola Kasti Terhadap

Peningkatan Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Sdn 08 Aikmel Tahun

(37)

MUHAMMAD RIDWAN, 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS DAN PERMAINAN KASTI TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(http://lppm.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/Apoung-

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
TABEL 3.2 TABEL NILAI TKJI (Untuk Puteri Usia 13 -15 Tahun)
TABEL 3.3 NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Makalah Seminar Tugas Akhir, Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara, Medan,

Sahabat MQ/ Semua kalangan diminta tidak menggunakan simbol-simbol agama dalam politik praktis/ khususnya untuk kepentingan menjelang pilpres 2009// Hal

Ciri akreditasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pakar sejawat dari luar institusi terkait / dan dilakukan secara voluntir bagi perguruan tinggi yang

dengan perolehan skor 958 dan persentase 49,90%. b) Kategori gaya kepemimpinan demokratis di klub-klub bolabasket. Kota Sukabumi secara umum termasuk kategori tinggi,

Arab ICT Forum 2014 21-22 October 2014 Bahrain Society of Engineers.. “Adding Value to Human Lives through

Demikian Penetapan Kualifikasi dan Pengumuman Prakualifikasi ini disampaikan untuk dapat diketahui dan kepada peserta yang keberatan terhadap hasil Penetapan ini, diberikan hak

Demikian Penetapan kualifikasi dan Penggumuman prakualifikasi ini disampaikan untuk dapat diketahui dan kepada peserta yang keberatan terhadap hasil Penetapan ini, diberikan

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian probiotik komersial dengan dosis berbeda dalam air media pemeliharaan tidak memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan