TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
program studi Pendidikan Olahraga
Oleh SONIARNI
1303141
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Pengaruh Permainan
Woodball
terhadap
Daya Ingat dan Kebugaran Jasmani Lansia
Oleh Soniarni
S.Pd UPI Bandung, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Soniarni 2016
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2016
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
ABSTRAK
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat dan kebugaran jasmani lansia dan untuk mengetahui perbedaan daya ingat dan kebugaran jasmani lansia antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan. Sampel penelitian ini adalah anggota Pussenkav TNI AD kota Bandung yang berusia 50-60 tahun yang diambil secara purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi experiment. Penelitian dilakukan selama 11 minggu (3 pertemuan setiap minggu). Daya
ingat diukur menggunakan Tes Memori Indonesia dari Weschler (2013) dan Kebugaran Jasmani diukur menggunakan Tes Kebugaran Jasmani dari Cooper (1982). Data perolehan daya ingat dan kebugaran jasmani diolah menggunakan SPSS 18 for Windows menggunakan uji paired sample
t-test dan uji perbedaan rata-rata independent sample t-test. Hasil pengolahan data menunjukkan
bahwa : 1) Terdapat pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat lansia. 2) Tidak terdapat pengaruh permainan woodball terhadap kebugaran jasmani lansia. 3) Terdapat perbedaan daya ingat lansia antara kelompok eksperimen (woodball) dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan. 4) Tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani lansia antara kelompok eksperimen (woodball) dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa permainan woodball mampu mempengaruhi daya ingat lansia, namun tidak dapat mempengaruhi kebugaran jasmani lansia.
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
IN ELDERLY
The purpose of the research is to find out the influence of woodball game on memory and physical fitness in eldery and to find out the difference on memory and physical fitness in eldery of training group and control group. The sample of the research are the civil servant and Indonesian Army in Pussenkav TNI AD Bandung city, sample aged 50-60 years. The sample of the research taken by using purposive sampling. The writer used quasi experimental design. The research held for 11 week (3 meetings in each week). Memory is measured by using Memory Indonesia Test by Weschler (2013) and Physical fitness is measured by using Physical Fitness by Cooper (1982). Memory and physical fitness processed by using SPSS 18 for Windows with using test paired sample t-test and independent sample t-test. The finding showed that : 1) The
influence and the significant of woodball game on memory in elderly. 2) Doesn’t give significant
influence of woodball game on physical fitness in elderly. 3) The difference in memory into experiment group and control group. 4) Haven’t difference in physical fitness into experiment group and control group. Based on the findings this research showed that woodball game could
influencing on memory in elderly but couldn’t influencing on physical fitness.
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
DAFTAR ISI
Hal
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Daya Ingat pada usia 50 tahun ke atas ... 7
B. Teknik mnemonic (method of place) dalam pencatatan Score Card - Woodball... 14
C. Mengukur daya ingat usia 50 tahun ke atas melalui pendekatan psikologis .. 17
D. Kebugaran jasmani pada usia 50 tahun ke atas ... 19
E. Lansia ... 28
F. Penelitian yang Relevan ... 30
G. Kerangka Pemikiran ... 32
H. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Metode Penelitian ... 34
B. Desain Penelitian ... 34
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
D. Populasi dan Sampel Penelitian... 39
E. Definisi Operasional ... 40
F. Instrumen Penelitian ... 40
G. Pengolahan Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Hasil Penelitian ... 55
B. Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Rekomendasi ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 84
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Method of Places pengisian Score Card ... 15
Tabel 3.1 Program Latihan ... 36
Tabel 3.2 Contoh Program Olahraga Kesehatan... 37
Tabel 3.3 Tes Memori Indonesia ... 42
Tabel 3.4 Koreksi Skor Menurut Usia ... 50
Tabel 3.5 Ekuivalen Memory Quotient ... 51
Tabel 3.6 Nilai Rata-Rata Dan Deviasi Standar Dari Sub-Tes Skala Memori Pada Dua Kelompok Usia Subjek Normal ... 52
Tabel 3.7 Hasil Penelitian Bagian Psikologi Klinis Fakultas UI ... 52
Tabel 3.8 Hasil Penelitian Amiarti Anissa (2004) ... 53
Tabel 3.9 Tes Kebugaran Jasmani Lari 2400m ... 54
Tabel 4.1 Rata-Rata dan Standar Deviasi ... 55
Tabel 4.2 Uji Normalitas Daya Ingat dan Kebugaran Jasmani pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 57
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Daya Ingat dan Kebugaran Jasmani pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 59
Tabel 4.4 Pengaruh Permainan Woodball terhadap Daya Ingat Lansia ... 61
Tabel 4.5 Pengaruh Permainan Woodball terhadap Kebugaran Jasmani Lansia ... 62
Tabel 4.6 Perbedaan Daya Ingat Lansia antara Kelompok Eksperimen (Woodball) dan Kelompok Kontrol ... 64
Tabel 4.7 Perbedaan Kebugaran Jasmani Lansia antara Kelompok Eksperimen (Woodball) dan Kelompok Kontrol setelah adanya perlakuan ... 65
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Cara mengisi Score Card ... 16
Gambar 2.2 Penurunan Kekuatan berdasarkan Usia ... 21
Gambar 2.3 Kondisi kebugaran jasmani pada usia 50 tahun keatas ... 24
Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 38
Gambar 4.1 Aktivitas otak antara yang dilatih dan dilatih ... 68
Gambar 4.2 Istirahat pemulihan yang ditetapkan dengan baik ... 71
Gambar 4.3 Istirahat pemulihan yang terlalu jauh terbentangkan ... 71
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demografi lanjut usia (lansia) atau kelompok umur 50-64 tahun di Indonesia
diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di wilayah Asia dan global
setelah tahun 2050 (Kementerian Kesehatan RI, 2013, hlm. 4). Perkembangan
penduduk tersebut, turut dengan penyakit degeneratif yang menyertainya. Salah satu
penyakit degeneratif yang dialami ialah demensia (sindrom penurunan kemampuan
daya ingat). Alzheimer’s Disease International (ADI) memperkirakan, bahwa ada sekitar 30 juta jiwa di dunia yang mengalami demensia dengan 4,6 juta yang
memiliki kasus-kasus baru di setiap tahunnya. Hal tersebut diperkuat oleh Hernanta
(2013, hlm. 174) menurutnya jumlah lansia akan meningkat lebih dari 100 juta jiwa
pada tahun 2050. Lebih lanjut menurut data statistik Federal Interagency Forum on
Aging-Related (dalam Gallahue, Ozmun, dan Goodway, 2012, hlm. 353)
menyebutkan bahwa “peningkatan penduduk usia diatas 65 tahun akan meningkat dimulai pada tahun 2010 sampai dengan 2050”.
Demensia mempengaruhi beban ketergantungan lansia menjadi meningkat
terhadap penduduk usia produktif. Sedangkan penduduk produktif atau kelompok
umur 0-14 tahun dan 15-49 tahun berdasarkan proyeksi tahun 2010-2035 akan
mengalami penurunan (Kementerian Kesehatan RI, 2013, hlm. 4). Demensia
merupakan penyakit degeneratif karena proses penuaan, sehingga cukup sering
dijumpai pada para lansia (Turana, 2014, hlm. 3). Hal tersebut diperkuat oleh
pendapat Lee, Hsiao, dan Wang (2013, hlm. 1) bahwa “elderly people complain of
impaired memory. In diagnostic definitions addressing mild cognitive impairment
(MCI), this is termed age-associated memory impairment or age-associated cognitive
decline”. Artinya, lansia mengeluh akan penurunan daya ingat. Menurut diagnosa
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara usia dan daya ingat terhadap
menurunnya daya ingat atau kognitif seseorang. Dengan demikian, penuaan beserta
penyakitnya tidak bisa dihentikan namun dapat diperlambat. Upaya untuk
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fisik, sebagaimana Turana (2014, hlm. 57) menjelaskan bahwa “aktivitas fisik
(olahraga) telah diindikasikan sebagai salah satu strategi untuk mempromosikan
kesehatan tubuh. Selain itu, aktivitas fisik juga berperan dalam mempertahankan
fungsi organ-organ tubuh serta mencegah munculnya penyakit degeneratif maupun
infeksi”.
Banyak penelitian menunjukan bahwa olahraga dapat meningkatkan kadar
molekul aktif di otak yang disebut Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF), yang
dapat memperbaiki fungsi kognitif secara langsung (Turana, 2014, hlm. 58). Lebih
lanjut menurut hasil penelitian dari Markku, Waller, Kujala dan Kaprio (2015, hlm.
81) menyebutkan bahwa “ physical activity is associated with a decreased occurrence
of dementia”. Artinya, aktivitas fisik dapat membantu mengurangi penurunan
kemampuan daya ingat (demensia). Para lansia yang melakukan aktivitas fisik
berpengaruh terhadap daya ingatnya, sebagaimana hasil penelitian dari Shin, Peltz,
dan Gordon (2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa “physical activity positively
influences working memory capacity in older adults”. Artinya aktivitas fisik secara
positif berpengaruh terhadap kapasitas memori kerja pada usia lanjut. Selanjutnya
hasil penelitian dari Gokal, Munir dan Wallis (2015, hlm. 2) menyebutkan bahwa
“physical activity as a potential for alleviating memory problems”. Artinya aktivitas
fisik berpotensi untuk mengurangi masalah daya ingat. Penelitian berikut yang
memperkuat ialah hasil penelitian dari Acevedo dan Loewenstein (2007, hlm. 246)
mengemukakan bahwa “older adults with higher levels of physical activity are less
likely to develop cognitive decline and dementia as they age”. Artinya usia lanjut
yang memiliki aktivitas fisik cukup tinggi kemungkinan besar mampu mengurangi
penurunan kognitif dan demensia. Kemudian penelitian dari Volkers dan Scherder
(2014, hlm. 2) menemukan bahwa “physical activity during life might decline the risk
of dementia”. Artinya melakukan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko demensia.
Kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia
sebaiknya bersifat low impact, artinya bentuk olahraga tersebut tidak memerlukan
tenaga explosive yang hanya mampu dilakukan oleh usia remaja, melainkan aktivitas
fisik yang ringan dan menyenangkan. Olahraga yang mampu dilakukan di segala usia,
3
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
olahraga golf, permainan woodball bertujuan menggulirkan bola menyusuri fairway
(lapangan) dengan cara dipukul atau diayun menggunakan mallet (alat pemukul)
sampai melewati gate (gawang), mallet terbuat dari kayu yang berbentuk “T” dan
memiliki bobot 800 gram, bola woodball terbuat dari kayu berbobot 350 gram, dan
total luas lapangan 1.560 meter sampai dengan 3.120 meter, spesifikasi peralatan
woodball yang ringan dan luas lapangan yang minimal tersebut, memudahkan segala
usia untuk mampu berpartisipasi, khususnya para lansia.
Selain itu, permainan woodball memiliki score card atau catatan penskoran,
yang berfungsi merekam dan memberikan informasi kepada pemain, berapa jumlah
pukulan yang telah dilakukannya. Sistem pencatatan skor tersebut merupakan media
untuk membantu daya ingat pemain. Sebagaimana penelitian bidang psikologi De
Porter dan Hernacki (2002, hlm. 14) berpendapat bahwa “kegiatan mencatat sebagai
salah satu kegiatan terpenting, karena selain meningkatkan daya ingat, catatan
diperlukan untuk mengingat apa yang tersimpan dalam memori”. Selanjutnya menurut
Perjuangan (2012, hlm. 10) menjelaskan bahwa “mencatat merupakan suatu kegiatan menyalin informasi ke dalam bentuk tulisan”. Kemudian Rostikawati (2009, hlm. 24) menyatakan bahwa “melatih ingatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu media yang dapat membantu untuk meningkatkan daya ingat adalah dengan membuat
sebuah catatan”. Oleh karena itu, karakteristik permainan woodball dapat di
asumsikan tepat dilakukan bagi para lansia, selain aktivitasnya ringan dan tidak
explosive, woodball memilki media untuk membantu daya ingat, yaitu melalui
pencatatan dalam score card.
Para lansia yang hendak melakukan aktivitas olahraga, tentu tidak akan
memperoleh manfaat dari olahraga tersebut apabila hanya berolahraga cukup satu kali
dalam satu bulan, karena sebaiknya kegiatan olahraga dilakukan secara bertahap dan
teratur sehingga dapat mempertahankan kesegaran/kebugaran jasmani. Sebagaimana
Turana (2014, hlm. 60) berpendapat bahwa “durasi atau lamanya latihan serta
frekuensi latihan dapat mempertahankan kesegaran jasmani”. Selanjutnya dilansir dari
hasil penelitian dari Universitas Illinois di Amerika mengemukakan bahwa derajat
kebugaran jasmani dapat dipertahankan melalui kegiatan berjalan secara bertahap
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
minggu. (Giriwijoyo, 2012, hlm. 252). Pada usia lanjut kebugaran jasmani hanya
dapat dipertahankan, dan tidak mungkin meningkat, karena kebugaran jasmani akan
mengalami perubahan atau mengalami penurunan fungsi tubuh, dimulai dari masa
dewasa pertengahan (middle age), perubahan tersebut memang tidak menurun secara
drastis melainkan sedikit berangsur-angsur. Setelah masa dewasa pertengahan, fungsi
tubuh berkurang diperkirakan sekitar satu persen setiap tahunnya. Sebagaimana yang
dikemukakan Troll dalam Zanden (1985, hlm. 470) bahwa :
In the fashion of aging machines, a human body that has been functioning for a number of decades tends to work less efficiently than it did when it was
“new”. Yet across middle adulthood the physical changes that occur are for
the most part not precipitous. They are so gradual as to present, not a steep slope, but a long plateau (Troll, 1975). It is estimated than after adolescence most integrated body functions decline at the rate of about 1 percent a year.
Artinya, pada masa penuaan, tubuh manusia akan mengalami penurunan
fungsi dalam setiap dekadenya. Pada masa usia dewasa pertengahan penurunan terjadi
secara perlahan (Troll, 1975). Pada masa setelah dewasa pertengahan fungsi tubuh
berkurang sekitar satu persen.
Perubahan fungsi tubuh tersebut diperkuat oleh hasil penelitian dari Yu, Savik,
Wyman, dan Bronas (2011, hlm. 1) yang menyebutkan bahwa “cardiorespiratory
fitness, estimated by maximal or peak oxygen consumption (VO2max) is prone to age
effect, declining substantially with aging at about 10% per decade after 20 years of
age, and at an accelerated rate of decline of 15% to 22% per decade after 50 years of
age for sedentary individuals”. Artinya, kebugaran kardioresipartori dipengaruhi oleh
usia, seiring lanjutnya usia akan di sertai dengan penurunan kebugaran
kardiorespiratori, penurunan tersebut sekitar 10% per dekade setelah usia 20 tahun,
dan akan mengalami penurunan drastis sekitar 15% sampai dengan 22% per dekade
setelah usia 50 tahun. Sehingga dalam hal ini, kebugaran jasmani lansia tidak dapat
ditingkatkan melainkan dapat dipertahankan dengan aktivitas fisik secara rutin
sebagaimana penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.
Oleh karena itu, upaya lansia untuk memperlambat penurunan daya ingat,
5
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas fisik yang rutin dan teratur, dan memilih olahraga yang cocok untuk lansia.
Dalam hal aktivitas fisik (olahraga) yang diasumsikan mampu menjadi media untuk
meningkatkan daya ingat lansia dan mempertahankan kebugaran jasmani lansia,
belum terdapat penelitian yang menyebutkan hal tersebut, dengan demikian ditinjau
dari karaketristik permainan woodball, penulis merasa perlu untuk mengetahui
bagaimana pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat dan kebugaran jasmani
lansia, dan mengetahui bagaimana perbedaan daya ingat lansia antara kelompok yang
diberikan percobaan permainan woodball dan kelompok yang tidak diberikan
percobaan permainan woodball, serta untuk mengetahui perbedaan kebugaran jasmani
lansia antara kelompok yang diberikan percobaan permainan woodball dan kelompok
yang tidak diberikan percobaan permainan woodball.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis menyusun rumusan
masalah sebagai berikut :
a) Apakah terdapat pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat lansia ?
b) Apakah terdapat pengaruh permainan woodball terhadap kebugaran jasmani
lansia?
c) Apakah terdapat perbedaan daya ingat lansia antara kelompok eksperimen
(woodball) dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan?
d) Apakah terdapat perbedaan kebugaran jasmani lansia antara kelompok eksperimen
(woodball) dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian bertujuan untuk mengetahui :
1. Mengetahui pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat lansia.
2. Mengetahui pengaruh permainan woodball terhadap kebugaran jasmani lansia.
3. Mengetahui perbedaan daya ingat lansia antara kelompok eksperimen (woodball)
dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan.
4. Mengetahui perbedaan kebugaran jasmani lansia antara kelompok eksperimen
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
olahraga, khususnya mengetahui pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat
dan kebugaran jasmani lansia.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat praktis yaitu :
a. Dapat memberikan referensi bagi Pembina olahraga dalam merangsang
kemampuan berpikir melalui aktivitas jasmani.
b. Khusus bagi lansia, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi agar selalu
berpartisipasi aktif dalam kegiatan olahraga sebagai upaya untuk menghambat
proses penurunan fungsi kognisi dan mencegah kepikunan.
c. Bagi institusi/lembaga yang memberdayakan para lansia agar memasukan
program olahraga dan dilaksanakan secara rutin agar mereka menjadi lebih
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan peneliti untuk
membuktikan sesuatu atau mencari jawaban penelitian tersebut.
Dalam penelitian diperlukan suatu metode, penggunaan metode dalam
penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti
metode penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 203) metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Terdapat beberapa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang
ilmiah, yaitu terdiri dari (1) metode penelitian historik, (2) metode penelitian
deskriptif, dan (3) metode penelitian eksperimental. (Surakhmad, 2004, hlm. 131).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuasi
eksperimen (quasi experiment research). Metode penelitian kuasi eksperimen
digunakan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode
penelitian kegiatannya dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang
diperoleh dalam penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba (Fraenkel dan Wallen,
2012, hlm. 275). Dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal dan tes
akhir dengan kelompok kontrol (The Static Group Pre test - Post test Control Group
Design).
B. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai
dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk
diuji kebenarannya. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara
menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Group Pre test - Post test Design dalam Fraenkel dan Wallen (2012, hlm. 266) yang
digambarkan sebagai berikut :
O
1X O
2O
1O
2The Static Group Pre test-Post test Design
Keterangan :
O1 = Pre test Tes Memori Indonesia dan Kebugaran Jasmani pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
X = Treatment atau perlakuan permainan woodball pada kelompok eksperimen
O2 = Post test Tes Memori Indonesia dan Kebugaran Jasmani pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
C. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga langkah, yakni pre test, treatment dan post test.
1. Pre test
Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum treatment diberikan. Pre test
dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan sejauh mana daya ingat dan
kebugaran jasmani yang telah dimiliki lansia. Sampel diberikan tes daya ingat berupa
Tes Memori Indonesia dan Tes Kebugaran Jasmani dari Cooper. Setelah hasil pre test
diperoleh, skor dari Tes Memori Indonesia dan skor dari Tes Kebugaran Jasmani
dijumlahkan, kemudian dibagi-bagi terlebih dahulu menjadi kelompok yang relatif
homogen (stratum) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Treatment
Treatment atau perlakuan diberikan hanya pada kelompok eksperimen yaitu
sampel kelompok eksperimen melakukan olahraga permainan woodball. Perlakuan ini
36
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 berikut ini merupakan program perlakuan (treatment) yang
diberikan dalam rangka mempertahankan daya ingat dan kebugaran jasmani lansia
melalui olahraga permainan woodball.
Tabel 3.1 Program Latihan
Minggu Pertemuan Materi
1 1 Memahami peraturan dan permainan woodball :
1. Menjelaskan permainan woodball
2. Menjelaskan cara mengisi score card
3. Menjelaskan peraturan fairway (lapangan)
4. Menjelaskan cara memegang mallet
5. Menjelaskan cara memukul bola
1 – 4 2-12 Melakukan latihan permainan woodball dalam 4 fairway.
5 – 6 13-19 Melakukan latihan permainan woodball dalam 5 fairway.
7 – 8 20-25 Melakukan latihan permainan woodball dalam 6 fairway.
9 – 10 26-31 Melakukan latihan permainan woodball dalam 7 fairway.
11 32-34 Melakukan latihan permainan woodball dalam 8 fairway.
Penelitian yang dilakukan bukan merupakan olahraga prestasi melainkan
olahraga kesehatan, karena sampel merupakan kelompok usia diatas 50 tahun,
sehingga program latihan dalam penelitian ini mengacu pada olahraga kesehatan,
sebagaimana acuan olahraga kesehatan dari Cooper dalam Giriwijoyo (2012, hlm.
262) program latihan woodball dilakukan 3 (tiga) kali per minggu selama 11 minggu,
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Contoh Progam Olahraga Kesehatan
3. Post test
Setelah diberikan perlakuan selama 34 kali dalam 11 minggu, selanjutnya
sampel diukur kembali daya ingat dan kebugaran jasmaninya baik pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol, hal ini bertujuan untuk membandingkan
perbedaan daya ingat dan kebugaran jasmani antara kelompok kontrol dan kelompok
38
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
POPULASI
PRE TEST
(Tes Memori Indonesia dan Tes Kebugaran Jasmani)
SAMPEL
Kelompok Eksperimen “Treatment”
(Permainan Woodball)
Kelompok Kontrol “No Treatment”
POST TEST
( Tes Memori Indonesia dan Tes Kebugaran Jasmani)
KESIMPULAN
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek
yang merupakan sifat-sifat umum. Sebagaimana Arikunto (2010, hlm. 173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2010, hlm. 80) berpendapat bahwa populasi adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Pussenkav Kodiklat TNI AD Kota Bandung.
2. Sampel
Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi
disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi
populasi. Arikunto (2010, hlm. 174) mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2010, hlm. 81) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010, hlm. 183) menjelaskan bahwa
“purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Begitu pula
menurut Sugiyono (2010, hlm. 85) purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan
dan pertimbangan pengambilan subjek atau sampel penelitian ini adalah sampel
berusia 50 tahun sampai 60 tahun, anggota Pussenkav Kodiklat TNI AD Kota
40
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadinya penafsiran-penafsiran suatu istilah yang menyebabkan
kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya, maka penulis
paparkan definisi operasional penelitian ini sebagai berikut :
1. Permainan woodball adalah permainan yang bertujuan menggulirkan bola dengan
cara memukul menggunakan mallet menyusuri lapangan sampai melewati gate,
serta setiap pukulan dicatat dalam score card (Kriswantoro, 2009, hlm. 1).
2. Daya ingat adalah sistem penyimpanan yang dapat menahan informasi dalam
jumlah terbatas selama beberapa detik (jangka pendek) dan atau dalam kurun
waktu yang lama (jangka panjang) (Slavin, 2008, hlm. 222)
3. Kebugaran Jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi
kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus
dilaksanakan (Giriwijoyo, 2012, hlm. 17).
4. Lansia adalah kelompok umur 50-64 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2013,
hlm. 4).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
diperjelas oleh Arikunto (2010, hlm. 203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap
dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Terdapat jenis-jenis metode atau
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, dalam penelitian ini
penulis menggunakan dengan metode tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010, hlm. 193).
Untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian, maka diperlukan alat ukur
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Memori Indonesia
dan Kebugaran Jasmani, yaitu sebagai berikut :
1. Tes Memori Indonesia
Untuk mengukur daya ingat, Sampel di uji dengan menggunakan Tes Memori
Indonesia (TMI), TMI di buat oleh Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Suprapti
S. Markam dan tim bagian psikologi Klinis, dari Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia. TMI bertujuan untuk mengukur memori pada individu (berdasarkan teori
Weschler) sehingga akan diperoleh Memory Qoutient (MQ). Tes ini dapat dilakukan
untuk laki-laki dan perempuan berusia 19-64 tahun. Tabel 3.3 berikut adalah format
42
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
a) Subtes I – Informasi Pribadi dan Kini
Skor : 1, tiap nomor yang dijawab dengan benar
Skor maksimum untuk Subtes I : 6
b) Subtes II – Orientasi
Skor : 1, tiap nomor yang dijawab dengan benar
Skor maksimum untuk Subtes II : 5
c) Subtes III – Pengendalian Mental
(1) Menghitung mundur dari 20 hingga 1
Instruksi : “Saya ingin melihat seberapa baik anda dapat menghitung mundur dari angka 20 hingga 1. Seperti ini : 20, 19, 18,…., terus sampai dengan 1. Silakan mulai”.
Catatan untuk pemeriksa :
- Pemeriksa boleh mengulang instruksi tapi tidak boleh memberi pertolongan
apapun selama subyek berusaha.
44
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Batas waktu 30”. Koreksi-koreksi spontan dari subjek terhadap jawabannya tidak
dianggap sebagai suatu kesalahan.
Pemberian skor :
Skor maksimum : 3
Skor 2 : Apabila tidak ada kesalahan dan dilakukan dalam batas waktu. Tambahkan 1 skor apabila pasien dapat melakukan tugas ini dalam waktu 10”.
(2) Menyebut abjad
Instruksi : “Saya ingin melihat seberapa cepat anda dapat menyebutkan A, B, C. Silakan mulai”.
Catatan untuk pemeriksa: catat waktu dan kesalahan (dalam detik). Batas waktu 30”.
Pemberian Skor :
Skor maksimum : 3
Skor 1 : Apabila hanya ada satu kesalahan.
Skor 2 : Apabila tidak ada kesalahan.
Tambahan 1 skor apabila tidak ada kesalahan dan selesai dalam waktu 10”.
(3) Menghitung dengan menambah 3
Instruksi : “Saya ingin melihat seberapa cepat anda dapat menghitung dengan menambahkan 3 pada setiap bilangan, dimulai dari angka 1. Seperti ini: 1, 4, 7, …Silakan mulai”.
Catatan untuk pemeriksa:
- Hentikan apabila subyek telah mencapai 40.
- Catat waktu dan kesalahan. Batas waktu 45”.
Pemberian Skor:
Skor maksimum : 3
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor 2 : Apabila tidak ada kesalahan.
Tambahan 1 skor apabila tidak ada kesalahan dan selesai dalam waktu 20”. Skor maksimum untuk Subtes III : 9
d) Subtes IV – Memori Logis
(1) Bagian A
Instruksi : “Saya akan membacakan kepada anda suatu cerita singkat sebanyak
enam baris. Dengarkan baik-baik karena setelah saya selesai membacakannya, saya
akan meminta anda untuk mengulang kembali semuanya. Siap? Dengarkan baik-baik!”.
Catatan untuk pemeriksa:
- Setelah membacakan cerita A, katakan : “Sekarang ceritakan kembali semua yang saya bacakan dari awal”.
- Catat verbatim dan beri skor sesuai dengan jumlah idea sebagaimana tertera.
(2) Bagian B
Instruksi : Setelah selesai dengan cerita A, katakana:“Kini saya akan
membacakan kepada anda sebuah cerita singkat lain dan akan melihat seberapa
banyak anda dapat mengingatnya. Dengarkan baik-baik”.
Pemeriksa membacakan cerita B dan melakukan hal yang sama seperti
sebelumnya. Skor akhir : rata-rata dari jumlah idea yang direproduksi secara benar
dari cerita A dan B.
Skor maksimum untuk Subtes IV : 23
e) Subtes V – Deret Angka
(1) Deret Angka Maju
46
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengulanginya segera. Misalnya bila saya mengatakan : 2, 4, 3. Anda harus
mengulangi (istirahat) : 2, 4, 3. Perhatikan dan dengarkan baik-baik! Siap?”.
Catatan untuk pemeriksa :
Mulai dengan 4 angka maju atau yang kira-kira dapat diulangi dengan benar
oleh pasien. Kalau baris pertama salah, bacakan lagi ke baris kedua. Apabila baris
kedua benar, maka pindah pada rangkaian angka berikutnya. Namun apablia dua baris
tersebut berturut-turut salah, maka hentikan pelaksanaan tes ini.
Skor : jumlah angka, maksimum yang diulang secara maju dengan benar.
Skor maksimum : 8
(2) Deret Angka Mundur
Petunjuk : Selalu dimulai dengan rangkaian 3 angka.
Instruksi : “Saya ingin melihat bagaimana baiknya anda dapat mengingat angka-angka
dalam pikiran anda. Saya akan membacakan kepada anda serangkaian angka dan
setelah saya selesai, anda saya minta mengulangi dengan cara terbalik. Misalnya: bila
saya mengatakan 1, 9, 5, anda harus mengatakan (istirahat) 5, 9, 1”.
Catatan untuk pemeriksa :
Bila subyek tidak melakukannya dengan baik, pemeriksa perlu mengatakan; “Itu belum betul, sekarang dengarka lagi dan ingat, anda harus menyebutkan angka -angka tersebut terbalik setelah saya selesai. Anda sudah siap?”.
Bila subyek dapat mengulang mundur baris pertama dari setiap deretan angka
dengan betul, lanjutkan dengan deret angka berikutnya yang lebih tinggi. Bila ia
gagal, berikan kesempatan mengulang barisan kedua deret angka yang sama.
Kemudian bila ia tetap gagal, hentikan pelaksanaan tes ini.
Skor : jumlah angka maksimum yang dapat diulangi dengan cara
mundur (misalnya, bila subyek dapat mengulang 4 angka
mundur, skor : 4).
Skor maksimum : 7
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f) Subtes VI – Reproduksi Visual
Ada 3 buah kartu dengan disain yang diambil dari test Army Performance dan
Binet.
Petunjuk : Disain diberikan dalam urutan : a, b, c.
Instruksi untuk disain A dan B :
“Saya akan memperlihatkan kepada anda sebuah gambar. Anda hanya punya waktu 10 detik untuk melihatnya, kemudian saya akan mengambilnya dan anda saya
minta menggambarnya kembali di luar kepala. Jangan mulai menggambar sebelum saya mengatakan : mulai. Siap?”.
Setelah memperlihatkan gambar selama 10 detik katakana “Sekarang gambarlah!”.
Instruksi untuk C :
“Sekarang gambarnya lebih sulit. Gambar ini ada dua bagian. Saya ingin anda melihat pada keduanya dengan seksama. Anda hanya punya waktu 10 detik untuk
melihat pada gambar itu, lalu saya akan mengambilnya dan anda saya minta untuk membuat dua gambar itu; satu yang disebelah kiri ← disini (sambil menunjuk ke ruang dimana subyek harus menggambarkannya) dan yang disebelah kanan → disini (pemeriksa menunjukan lagi). Siap?”.
Pemberian Skor :
(a) 1. Dua garis bersilang, empat bendera : 1
2. Bersilangan satu sama lain dengan betul : 1
3. Ketelitian (garis hamper sama, hamper terbagi dua,
hampir pada sudut yang sama, bendera hampir persegi) : 1
Skor maksimum : 3
(b) 1. Persegi empat yang luas dengan dua garis tengah : 1
2. Empat persegi kecil dalam sebuah persegi lebih besar : 1
48
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Enam belas titik, satu dalam tiap persegi kecil : 1
5. Ketelitian proporsi (lebar ruangan sekitar 4 persegi kecil
Sekitar ¼ hingga ½ dari lebar 16 persegi terkecil : 1
Skor maksimum : 5
(c1) 1. Persegi panjang besar dengan persegi panjang kecil di
dalamnya : 1
2. Semua ujung persegi panjang kecil dihubungkan dengan
ujung-ujung persegi panjang besar : 1
3. Persegi panjang yang kecil secara benar tergeser ke arah
kanan atas : 1
Skor maksimum : 3
(c2) 1. Persegi panjang yang terbuka dengan simpul yang benar
ditiap ujung : 1
2. Bagian tengah dan salah satu diantara bagian kiri/kanan
direproduksi dengan benar : 1
3. Gambar betul, kecuali satu simpul direproduksi salah : 2
4. Gambar direproduksi betul dan dalam proporsi memadai : 3
Skor maksimum : 3
Total skor maksimum untuk semua gambar : 14
g) Subtes VII – Belajar Asosiasi
Instruksi :
“Saya akan membacakn kepada anda suatu daftar kata-kata, tiap kali dua kata. Dengarkan baik-baik, karena setelah saya selesai saya harap anda akan mengingat
kata-kata yang bersamaan tadi. Misalnya bila kata-kata itu adalah TIMUR BARAT,
EMAS PERAK : maka bila saya mengatakan TIMUR, saya harap anda menjawab
(istirahat) BARAT. Dan bila saya mengatakan EMAS anda tentu akan menjawab
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Catatan untuk pemeriksa – Daftar I
Bila seseorang klien dapat mengerti penjelasan ini, lanjutkan Instruksi : “Sekarang dengarkan baik-baik daftar kata-kata yang saya akan baca”. Bacakan daftar pertama : logam – besi, bayi – menangis, …dan seterusnya dengan kecepatan 2 detik
untuk 1 pasangan kata. Setelah membaca daftar pertama, tunggu 5 detik, dan tes klien
dengan menyajikan daftar ingatan yang pertama. Berikan kata pertama dari pasangan
kata dan biarkan 5 detik maksimum untuk suatu respons. Bila klien memberikan jawaban yang benar, katakab “Betul” dan lanjutkan dengan pasangan kata berikut. Bila klieb menjawab salah, katakana “Tidak” dan berikan asosiasi yang betul, dan lanjutkan dengan kata-kata berikut.
Catatan untuk pemeriksa – Daftar II & III
Setelah tes ingatan pertama diselesaikan, biarkan untuk waktu interval selama
10 detik, dan berikan daftar kata kedua dengan memulainya seperti sebelumnya.
Ulang untuk kedua kalinya, dengan demikian ada 3 presentasu dan 3 tes recall.
Pemberian skor :
Satu angka kredit diberikan untuk asosiasi yang mudah dalam kolom kiri bila
diberikan dalam waktu 5 detik.
Dapatkan skor akhir sebagai berikut :
Jumlahkan semua nilai kredit yang diperoleh dalam asosiasi yang mudah pada
kolom kiri lalu dibagi dua. Jumlahkan nilai kredit untuk asosiasi yang sulit dalam
kolom kanan. Skor untuk seluruh test ini adalah jumlah skor untuk asosiasi mudah
dan asosiasi sulit.
Contoh : Jumlah nilai kredit subyek untuk asosiasi mudah = 14 diabgi dua,
menjadi 7. Jumlah kredit subyek untuk asosiasi yang sulit = 6. Skor total = 7 + 6 = 13.
50
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung perkiraan memory
quotient:
1. Jumlahkan skor semua subtes. Ini merupakan skor mentah subyek.
2. Tambahkan pada skor mentah subyek nilai konstanta yang diperuntukkan bagi
kelompok umurnya, seperti tercantum dalam tabel 3.4 koreksi skor menurut usia
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Koreksi Skor menurut Usia
Usia Tambah
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Lihat kuosien ekuivalen untuk skor yang sudah ditambahkan ini seperti
tercantum dalam tabel 3.5 ekuivalen memory quotient. Nilai yang diperoleh
adalah MQ (Memory Quotient atau kuosien memori) yang telah dikoreksi sesuai
usia. Contoh : Seorang yang berusia 42 tahun mendapar skor mentah 64. Dengan
melihat pada tabel 3.4 ia mendapat bonus 40, sehingga skor terkoreksinya = 104.
Dengan melihat tabel 3.5, skor terkoreksi sebesar 104 memperoleh MQ ekuivalen
52
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Dari hasil yang diperoleh diatas, dapat dibandingkan dengan tabel norma yang ada
pada bagian D (tabel 3.6 nilai rata-rata dan deviasi standar dari sub-tes skala
memori pada dua kelompok usia subjek normal, tabel 3.7 hasil penelitian bagian psikologi klinis fakultas UI “deskripsi Weschler Memory Scale”, dan tabel 3.8 hasil penelitian Amiarti Anissa “sebaran skor Weschler Memory Scale pada populasi normal dewasa muda dan menengah”).
Tabel 3.6
Nilai Rata-Rata dan Deviasi Standar dari Sub-Tes Skala Memori pada Dua Kelompok Usia Subjek Normal
Logical Memory Digit Span Repro-Visual duction
54
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Hasil Penelitian Amiarti Anissa (2004) “Sebaran Skor Weschler Memory Scale Pada Populasi Normal Dewasa Muda Dan Menengah”
SUB TES
MEAN
Dewasa Muda Dewasa
Menengah (19-37 tahun) (38-57 tahun)
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tes Kebugaran Jasmani
Untuk mengukur Kebugaran Jasmani, Sampel di uji dengan menggunakan tes
lari 2.400m yang dikutip dari Cooper dalam Giriwijoyo (2012, hlm. 27). Pada tabel
3.9 menunjukkan norma kebugaran jasmani :
Tabel 3.9
Tes Kebugaran Jasmani Lari 2400m
Tingkat
Data hasil pengukuran dari dua kelompok sampel, selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan bantuan Software Statistical Product for Service Solution (SPSS)
versi 18.0. Berikut analisis data dengan menggunakan SPSS :
1. Uji Normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
Kolmogorov-Smirnov Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
2. Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levene
56
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Teknik statistik untuk mencari pengaruh masing-masing variable
menggunakan uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test).
4. Teknik statistik untuk mencari yang lebih baik menggunakan uji
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
A. Kesimpulan
Problematika mengenai perkiraan perkembangan demografi lanjut usia yang
akan meningkat pada tahun 2050, yang disertai dengan penyakit degeneratif atau
penyakit turunan, dimana penyakit yang paling umum dialami para lansia ialah
demensia (sindrom penurunan daya ingat), penelitian terdahulu menyebutkan bahwa
dengan melakukan aktivitas fisik dapat mengurangi dan memperlambat terjadinya
demensia pada lansia serta mampu meningkatkan daya ingat lansia apabila melakukan
aktivitas fisik secara rutin, selain itu disebutkan pula aktivitas fisik yang dilakukan
secara rutin tersebut dapat mempertahankan kebugaran jasmani lansia. Dalam
penelitian yang dilakukan penulis, untuk mengetahui dampak aktivitas fisik terhadap
daya ingat dan kebugaran jasmani lansia, ialah permainan woodball, aktivitas fisik ini
merupakan olahraga yang mampu dilakukan oleh para lansia, dikarenakan spesifikasi
peralatan yang ringan dan lapangannya yang minimalis, serta memiliki pencatatan
dalam score card , yang dianggap menurut penelitian psikologi bahwa pencatatan
merupakan media untuk daya ingat. Sehingga berdasarkan analisis dan pengolahan
data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh permainan woodball terhadap daya ingat lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan woodball secara signifikan
mampu meningkatkan kemampuan daya ingat lansia, artinya permainan woodball
merupakan media aktivitas fisik bagi para lansia untuk mencegah penurunan daya
ingat dalam kurun waktu yang cepat.
2. Tidak terdapat pengaruh permainan woodball terhadap kebugaran jasmani lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan woodball tidak berpengaruh
terhadap kebugaran jasmani lansia, dalam hal ini aktivitas fisik dalam permainan
woodball tidak memiliki intensitas latihan yang cukup tinggi, artinya intensitas latihan
75
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkat, sehingga dalam hal ini permainan woodball tidak dapat meningkatkan
kebugaran jasmani melainkan dapat mempertahankan kebugaran jasmani lansia.
3. Terdapat perbedaan daya ingat lansia antara kelompok eksperimen (woodball) dan
kelompok kontrol setelah adanya perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan daya ingat lansia
antara kelompok eksperimen (woodball) dan kelompok kontrol setelah adanya
perlakuan, artinya kelompok yang dilakukan percobaan memiliki peningkatan daya
ingat dibandingkan kelompok yang tidak dilakukan percobaan. Sehingga jelas bahwa
para lansia yang melakukan olahraga woodball memiliki daya ingat yang lebih baik
setelah berlatih secara rutin dan berkala, dibandingkan para lansia yang tidak
melakukan olahraga woodball.
4. Tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani lansia antara kelompok eksperimen
(woodball) dan kelompok kontrol setelah adanya perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kebugaran
jasmani lansia antara kelompok eksperimen (woodball) dan kelompok kontrol setelah
adanya perlakuan, artinya kelompok yang dilakukan percobaan (eksperimen) dan
kelompok yang tidak dilakukan percobaan (kontrol) memilki kondisi kebugaran
jasmani yang sama, dalam hal ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
merupakan anggota Pussenkav TNI Kota Bandung, dimana kedua kelompok ini
memiliki aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin, maka kebugaran jasmani antara
kedua kelompok tersebut tidak memliki perbedaan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis mengajukan
rekomendasi, bagi para peneliti yang akan mengadakan penelitian yang sama, untuk
mengkaji dan mengembangkannya dari aspek-aspek lain, karena penulis menyadari
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
DAFTAR PUSTAKA
Acevedo, A., dan Loewenstein, D A. (2007). Nonpharmacological Cognitive
Interventions in Aging and Dementia. Journal of Geriatric Psychiatry and Neurology. Vol. 20, No. 4, December 2007.
DOI: 10.1177/0891988707308808
Asmussen E, dan Heeboll-Nielsen K. (1962) Isometric muscle strength in relation to
age in men and women. Ergonomics 5:167
Anschutz, L., Camp, C.J., Markley, R.P., Kramer, J.J., 1987. Remembering mnemonics: a three-year follow-up on the effects of mnemonics training in elderly adults. Exp. Aging Res. 13, 141–143.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Yogyakarta, Rineka Cipta.
Baker LD, Frank LL, Foster-Schubert K, et al. (2010). Effects of aerobic exercise on
mild cognitive impairment: a controlled trial. Arch Neurol. 2010;67(1):71-79.
Baumgartner, R.N., Koehler, K.M., Gallagher, D., Romero, L., Heymsfield, S.B., Ross, R.R., Garry, P.J., Lindeman, R.D. (1998). Epidemiology of sarcopenia
among the elderly in New Mexico. Am. J. Epidemiol. 147, 755–763.
Cavallini, E., Pagnin, A., Vecchi, T., 2002. The rehabilitation of memory in old age: effects of mnemonics and metacognition in strategic training. Clin. Gerontol. 26, 125–141.
Cedervall, Y., Kilander, L., dan Cristina, A. (2012). Declining Physical Capacity But
Maintained Aerobic Activity in Early Alzheimer’s Disease. American Journal of Alzheimer’s. Disease & Other Dementias® 27(3) 180-187 ª The Author(s) 2012 Reprints and permission: sagepub.com/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/1533317512442996. http://aja.sagepub.com
Coggan, A.R., J.O., 1992. Histochemical and enzymatic comparison of the
gastrocnemius muscle of young and elderly men and women. J. Gerontol. 47,
B71–B76.
CruzJentoft. (2010). Sarcopenia: European consensus on definition and diagnosis:
Report of the European Working Group on Sarcopenia in Older People. Age.
Ageing 39, 412–423.
Danneskiold-Samsoe, B. (1984). Muscle strength and functional capacity in 78 to 81
77
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Degens, H., 1998. Age-related changes in the microcirculation of skeletal muscle. Adv. Exp. Med. Biol. 454, 343–348.
De Porter, B., Hernacki., Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (1999). Quantum
Teaching. (Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas).
Boston: Allyn and Bacon .
Djiwatampu, M L., Indirasari, D T., dan Respati, A. (2004). Melihat dan Mengingat. Jakarta. Fakultas Psikologi Indonesia.
Dir.Jen. Pembinaan Kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI (1990) Buku I dan II
Dwiyogo, W.D dan Kriswantoro. (2009). Olahraga Woodball. Malang. Wineka Media.
Erickson, K I., Hillman, C H., dan Kramer, A F. (2015). Physical Activity, Brain, and
Cognition. Available: http://www.researchgate.net/publication/273309896
DOI:10.1016/j.cobeha.2015.01.005. 2352-1546/# 2015 Elsevier Ltd. All rights reserved.
Eskurza, I., dan Hawkins. (2002). Changes in maximal aerobic capacity with age in
endurance-trained women: 7-yr. follow-up. J. Appl. Physiol. 92, 2303–2308.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Bandung. Erlangga.
Fieldman. (1996). Psychology Development. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Frankell, Wallen, Hyun. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. San Francisco State University. Mc Graw Hill.
Friedman, D., Nessler, D., dan Johnson, R. (2007). Memory Encoding and Retrieval
in the Aging Brain. Clinical Eeg and Neuroscience 02007 VOL. 38 NO. 1
Gajdosik RL, Vander Linden DW, McNair PJ, Williams AK, Riggin TJ. (2005)
Effects of an eight-week stretching program on passive-elastic properties and
function of the calf muscles of older women. Clin Biomech. 2005;20:973–983.
Gajos Agnieszka, Kujawski Sławomir, Gajos Małgorzata, Chatys Żaneta, Bogacki
Piotr, Ciesielska Natalia, Zukow Walery . (2014). Effect of physical activity
on cognitive functions in elderly. Journal of Health Sciences.
2014;04(08):091-100. ISSN 1429-9623 / 2300-665X. Retrieved from http://journal.rsw.edu.pl/index.php/JHS/article/view/2014%3B04%2808%29% 3A091-100.
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gallahue, D L, Ozmun, J C, dan Goodway J D. (2012). Understanding Motor
Development. International Edition. Mc Graw Hill. Singapore.
Garatachea, N., dan Lucia, A (2012). Genes, physical fitness and ageing. Faculty of Health and Sport Science, University of Zaragoza, Huesca, Spain (Dr. Garatachea); Universidad Europea de Madrid, Madrid, Spain. Ageing Research Reviews 12 (2013) 90– 102. Journal home page: www.elsevier.com/locate/arr.
Getchell, B. (1979). A Way Of Life.Indiana. School of Physical Education and Athletics Ball. State University. Human Performance Laboratory.
Giriwijoyo, S. & Sidik, D. J. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Giriwijoyo, S. & Sidik, D. J. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung. Remaja Rosdakarya
Gokal, K., Munir, F., dan Wallis, D. (2015). Can physical activity help to maintain
cognitive functioning and psychosocial well-being among breast cancer patients treated with chemotherapy? A randomised controlled trial: study protocol. Gokal et al. BMC Public Health. DOI 10.1186/s12889-015-1751-0
Gregory, R J. (2013). Tes Psikologi. Sejarah, Prinsip, dan Aplikasi. Edisi Keenam. Jilid 1. Bandung. Erlangga.
Gregory, R J. (2013). Tes Psikologi. Sejarah, Prinsip, dan Aplikasi. Edisi Keenam. Jilid 2. Bandung. Erlangga.
Hagberg, J.M., Allen, W.K., Seals, D.R., Hurley, B.F., Ehsani, A.A., Holloszy, J.O., (1985). A hemodynamic comparison of young and older endurance athletes
during exercise. J. Appl. Physiol. 58, 2041–2046.
Harridge SDR, Young A. (1998). Skeletal muscle. In: Pathy MJS (ed) Principles and
practice of geriatric medicine. Wiley, London, pp 898–905
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV irwan.
Hernanta, I. (2013). Ilmu Kedokteran Lengkap Tentang Neurosains. Jogjakarta. D-Medika.
Hilgenkamp, T I M., Wijck, R V., dan Evenhuis, H M. (2010). Physical fitness in
older people with ID—Concept and measuring instruments: A review.
79
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
see front matter _ 2010 Elsevier Ltd. All rights reserved. doi:10.1016/j.ridd.2010.04.012
Hill, R D., Allen, C., dan Gregory. (1990). Self-Generated Mnemonics for Enhancing
Free Recall Performance in Older Learners. Experimental Aging Research.
Volume 16, Number 3, 1990, ISSN 07734-0664. Hill Enterprises Inc.
Holland GJ , Tanaka K , Shigematsu R . (2002). Flexibility and physical functions of
older adults: a review . J Aging Phys Act . 2002 ; 10 ( 2 ): 169-206 .
Hollman, W., Strüder, H K., Tagarakis C V M., dan King G. (2007). Physical
Activity and The Elderly. Europan Journal of Cardiovascular Prevention and
Rehabilitation 2007, 14:730-739. Europan Society of Cardiology.
Hossack, K.F., Bruce, R.A., (1982). Maximal cardiac function in sedentary normal
men and women: comparison of age-related changes. J. Appl. Physiol. 53,
799–804.
Howieson, D B., Mattek, N., Dodge, H H., Lyons, D E., Zitzelberger, dan Kaye, J A. (2015). Memory complaints in older adults: Prognostic value and stability in
reporting over time. Open Medicine. 3: 2050312115574796. © The Author(s)
2015. Reprints and permissions: sagepub.co.uk/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/2050312115574796. smo.sagepub.com
Howley, E T dan Franks, B D. (1992). Health, Fitness, Instructor’s Handbook. South Australia. Kinetics Publisher Inc.
Jacobs, D M., Rakitin, B C., Zubin, N R., Ventura, P R dan Stern, Y. (2001). Cognitive Correlates of Mnemonics Usage and Verbal Recall Memory in Old Age. Neuropsychiatry, Neuropsychology, and Behavioral Neurology. Vol. 14, No. 1, pp. 15–22. © 2001 Lippincott Williams & Wilkins, Inc., Philadelphia
Janssen, I., dan Lexell, J 2000. Skeletal muscle mass and distribution in 468 men and
women aged 18-88 yr. J. Appl. Physiol. 89, 81–88.
Jonat, U., Haag, E., dan Krempel, R. (1986). Atletik Lari dan Loncat
Latihan-Teknik-Taktik. Jakarta. Rosda.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Semester I. ISSN 2088 – 270 X
Kester, J D., Benjamin, A S., Castel, A D., dan Craik, F I M. (2002). Memory in
Elderly People.. The Hatldbook of Mrnrorj~D isorders. Edited by A.D.
Soniarni, 2016
PENGARUH PERMAINAN WOODBALL TERHADAP DAYA INGAT DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lakatta, E.G., dan Levy, D., 2003. Arterial and cardiac aging: major shareholders in
cardiovascular disease enterprises. Part I: aging arteries: a set up for vascular
disease. Circulation 107, 139–146.
Lee, PL., Hsiao, CH., dan Wang, CL. (2013). Physical Activity and Memory
Complaints in Middle-Age Americans: Results From the MIDUS Study
American Journal of Alzheimer’s Disease & Other Dementias. ® 28(6)
600-605. The Author(s) 2013 Reprints and permission: sagepub.com/journalsPermissions.nav
DOI: 10.1177/1533317513494744 aja.sagepub.com
Lexell, J., dan Saini, A., (1988). What is the cause of the ageing atrophy? Total
number, size and proportion of different fiber types studied in whole vastus
lateralis muscle. from 15- to 83-year-old men. J. Neurol. Sci. 84, 275–294.
Ling, J, dan Catling, J. (2012). Psikologi Kognitif. Bandung. Erlangga.
Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya. Unesa University Pers.
Mar’at, S. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Markku, P I., Waller, K., Kujala, U M, dan Kaprio, J. (2015). Physical activity and
dementia: Long-term follow-up study of adult twins. Annals of Medicine,
2015; 47: 81–87. © 2015 Informa UK, Ltd. ISSN 0785-3890 print/ISSN 1365-2060 online. DOI: 10.3109/07853890.2014.994675
McDonnell MN, Smith AE, Mackintosh SF. (2011). Aerobic exercise to improve
cognitive function in adults with neurological disorders: a systematic review.
Arch Phys Med Rehabil. 2011;92(7): 1044-1052.
Menz HB , Morris ME , Lord SR . Foot and ankle characteristics associated with impaired balance and functional ability in older people . J Gerontol A Biol Sci
Med Sci . 2005 ; 60 ( 12 ): 1546-1552 .
Mintzer, J (2013). Mental Health And Well being Of Older People. President, International Psychogeriatric Association. Department of Health Studies, Medical University of South Carolina, USA. mintzerj@musc.edu
Morey MC, Schenkman M, Studenski SA, et al. (1999). Spinal-flexibilityplus-aerobic
versus aerobic-only training: effects of a randomized clinical trial on function
in at-risk older adults. J Gerontol Med Sci. 1999;54A:M335–M342.
Myers. (1996). Psychology Development. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosda Karya.