PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN LOMPAT TALI (JUMP ROPE) TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Arif Maulana Kamil NIM 0800527
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN LOMPAT TALI (JUMP ROPE) TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA
Oleh
Arif Maulana Kamil
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Arif Maulana Kamil 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ARIF MAULANA KAMIL 0800527
PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN LOMPAT TALI (JUMP ROPE) TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA DI MTs MOHAMAD TOHA
CIMAHI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
(Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd) NIP.196506141990011001
Pembimbing II
(Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd) NIP. 194907221973031001
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN LOMPAT TALI (JUMP ROPE) TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA
Pembimbing: 1. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd 2. Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd
Arif Maulana Kamil 0800527
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas permainan lompat tali (jump rope) terhadap kebugaran jasmani siswa. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Mohamad Toha Cimahi. Pemilihan sampel, peneliti menggunakan teknik simple random sampling, sampel yang diambil yaitu siswa kelas VII sebanyak 48 siswa dari hasil pengundian. Instrumen yang digunakan adalah TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia). Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 3,33 sedangkan 1,644, maka > sehingga ditolak dan diterima. Maka dari itu, aktivitas permainan jump rope memberikan pengaruh positif terhadap kebugaran jasmani siswa kelas VII di MTs Mohamad Toha Cimahi. Rekomendasi penelitian ini bagi sekolah dapat dijadikan rujukan bahwa permainan jump rope yang diterapkan dalam penelitian ini dapat menambah pembendaharaan permainan-permainan yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE ACTIVITY OF JUMP ROPE GAME TO
STUDENT’S PHYSICAL FITNESS
Pembimbing: 1. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd 2. Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd
Arif Maulana Kamil 0800527
The aim of this research is to find out the influence of the activity of jump rope
game to student’s physical fitness. The method used is an experiment with One
Group Pretest – Posttest Design Group. The population of this research are all of 7th grade students of MTs Mohamad Toha Cimahi. In selecting the samples, the researcher used simple random sampling technique, samples was taken from 7th grade student about 48 students from the results of the draw. Instruments used is
Indonesia’s Physical Fitness Test, which known as TKJI (Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia). The research showed that about 3.33 and was 1.644, so
> so that was rejected and was accepted. Therefore, jump rope
game activity give a positive influence to student’s physical fitness to 7th
grade students of MTs Mohamad Toha Cimahi. The recommendation of this research can be used as a reference that jump rope game which have been applied in this
research would add the treasury of games which can increase student’s physical
fitness.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….. ... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL………... ix
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 9
A. Kerangka Teoretis... 9
1. Kebugaran Jasmani ... 9
2. Komponen Kebugaran Jasmani ... 12
3. Konsep Permainan ... 18
4. Permainan Jump Rope... 20
5. Belajar Pembelajaran Penjas ... 26
6. Karakteristik Anak Usia SMP ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Metode Penelitian ... 40
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
C. Desain Penelitian dan Langkah Penelitian ... 42
D. Instrumen Penelitian ... 44
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 52
F. Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Hasil Penelitian ... 56
B. Analisis Data Uji Normalitas ... 57
C. Pengujian Hipotesis ... 57
D. Pembahasan ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Simpulan ... 65
B. Rekomendasi. ... 65
DAFTAR PUSTAKA... 67
DAFTAR TABEL Tabel
3.1 Desain Penelitian (One Group Pre-test and Post-test Group Design) ... 43
3.2 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ... 52
4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 56
4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 57
DAFTAR GAMBAR/BAGAN Gambar
3.1 Langkah-langkah Penelitian ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
A. Data Skor Tes Awal Tingkat Kebugaran Jasmani Indonesia... 70
B. Data Skor Tes Akhir Tingkat Kebugaran Jasmani Indonesia ... 72
C. Perhitungan Pengolahan Data Uji Normalitas dan Uji Hipotesis ... 74
D. Perhitungan Data Menggunakan Excel... 78
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pre-test... 82
F. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Treatmen atau Perlakuan... 86
G. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Post-test ... 106
H. Dokumentasi ... 110
I. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing ... 113
J. Surat Rekomendasi Penelitian... 118
K. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 119
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya label atau iklan yang ditempel pada
program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi pendidikan
jasmani adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui pendidikan jasmani yang
diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang
berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif
untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang
pada kesehatan fisik dan mentalnya. Sesuai dengan pendapat yang disampaikan
oleh Mahendra (2009:3) mengemukakan bahwa:
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor, serta memberikan pengaruh secara sengaja dan dilakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian jasmani dan rohani individu supaya mencapai tingkat yang lebih tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab.
Pendidikan jasmani memberikan konstribusi yang berarti terhadap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara menyeluruh apabila
menghasilkan perubahan. Prioritas utama dalam upaya peningkatan pendidikan
jasmani di sekolah, yaitu dengan perwujudan secara optimal peranan dan fungsi
guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam buku Pedagogi Olahraga yang ditulis Adang dan Hadi (2008:102)
memaparkan:
2
lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga aktivitas belajar yang berada di dalamnya mempunyai karakteristik: (1) Berorientasi pada keberhasilan, (2) memotivasi secara intrinsik, (3) sesuai dengan tingkat perkembangan.
Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan pembelajaran pendidikan jasmani
sangat luas. Tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar yang sedemikian rupa
sehingga dapat mengembangkan, memotivasi, dan berperan aktif sesuai tiga
karakteristik yang diharapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah.
Dalam proses pembelajarannya, guru diharapkan dapat mengajar berbagai
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga), internalisasi
nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan bertanggung jawab),
dan pembiasaan pola hidup sehat. Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik
mengajar merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru
pendidikan jasmani. Meski demikian masih banyak guru pendidikan jasmani yang
melaksanakan proses pembelajaran dengan cara tradisional dengan
menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat teknik tanpa
memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya.
Berdasarkan beberapa pengalaman tersebut maka seyogianya tugas gerak yang
diberikan pada setiap siswa harus disesuaikan dengan kemampuan, tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada sisi lain sering pula, para siswa tidak
mengerti dan tidak jelas apa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai melalui
kegiatan pendidikan dan olahraga yang dilakukan oleh guru. Demikian juga
halnya masalah jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas, dan peralatan
yang minim, serta model pembelajaran yang mengharuskan siswa menunggu
giliran dalam waktu lama, sehingga jumlah waktu aktif belajar siswa sangat
terbatas merupakan masalah tersendiri dan klasik dalam pembelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga di Indonesia.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusli Lutan dkk, (2001) menunjukkan
3
alokasi waktu yang disediakan untuk pendidikan jasmani. Berdasarkan kenyataan
ini sungguh sulit untuk dicapai tujuan pendidikan termasuk peningkatan
kebugaran jasmani siswa melalui program pendidikan jasmani dan olahraga.
Diantara tujuan pendidikan jasmani yang penting adalah tercapainya derajat
kebugaran jasmani yang berimplikasi pada kesenangan siswa untuk menerima
tugas-tugas gerak dengan baik. Masalah rendahnya kualitas pendidikan jasmani
dan olahraga di sekolah diperparah lagi dengan alokasi waktu yang hanya
dilakukan satu kali dalam seminggu dengan lamanya 2 kali 40 menit pada
kenyataan di lapangan tidaklah sesuai dengan yang dirancanakan (80 menit),
mengingat persiapan anak di awal pertemuan 5-10 menit dan pada akhir
pertemuan 10 menit untuk persiapan pelajaran berikutnya, praktis waktu efektif
yang terpakai 60-65 menit, maka dengan waktu yang sedikit itu perlu perencanaan
pembelajaran yang benar-benar baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Variasi tugas gerak yang baik mengandung unsur tantangan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa serta tidak mudah membosankan bagi siswa
sebagai pelaku tugas gerak. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang baik dalam
menyampaikan serangkaian tugas gerak secara sistematis. Tugas gerak yang
sistematis maksudnya adalah tugas gerak dari yang sederhana menuju ke tugas
gerak yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit. Ini dimaksudkan agar siswa
dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani agar sesuai harapan, guru
perlu mempertimbangkan dan memilih pendekatan belajar yang tepat dan
efektif. Ketepatan dalam penerapan pendekatan pembelajaran permainan akan
memberikan pengaruh pada siswa, sehingga siswa akan mengalami
kemudahan dalam mengikuti pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani bukan hal yang mudah, salah
satunya memerlukan partisipasi atau keikutsertaan siswa terhadap mata pelajaran
pendidikan jasmani di sekolah. Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang
dalam suatu kegiatan serta dalam suatu partisipasi memiliki tujuan, dalam hal ini
4
dari pendidikan jasmani itu sendiri dapat tercapai. Partisipasi seseorang dapat
dilihat dari tingkat kehadiran yang baik, keterlibatannya dalam belajar cukup
aktif, serta bagaimana keseriusan, dalam hal ini yaitu mengikuti mata pelajaran
pendidikan jasmani. Siswa hanya barpartisipasi karena adanya paksaan, ada
beberapa faktor yang membuat mereka kurang berpartisipasi dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Akan tetapi setelah melihat hasil akhir pembelajaran yang
dilihat dari nilai raport, semua di atas rata-rata. Menurut teori bahwa untuk
meningkatkan keterampilan diperlukan tingkat partisipasi dari siswa itu sendiri.
Di kalangan guru pendidikan jasmani sering ada anggapan bahwa pelajaran
pendidikan jasmani dapat dilaksanakan seadanya, sehingga pelaksanaan
pembelajaran kebugaran jasmani cukup dengan cara menyuruh anak pergi ke
lapangan, menyediakan stopwatch kemudian mengukur kemampuan daya
tahannya dengan push-up, sit-up, pull-up, squat-jump, dan sebagainya selama satu
menit, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Guru tinggal mengawasi dan
mencatat hasil pengukuran ini dari pinggir lapangan. Akibatnya siswa yang aktif
hanya beberapa saja. Sedangkan siswa yang lain lebih banyak yang menonton
daripada ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan itu, bahkan ada yang pergi atau
ijin ke belakang dengan alasan buang air kecil (kencing) dan tak kembali lagi.
Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberi
kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu,
pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran
lain seperti: Matematika, Bahasa, IPS dan IPA, dan lain-lain.
Namun demikian tidak semua guru pendidikan jasmani menyadari hal
tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa pendidikan jasmani boleh
dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran
negatif tentang pembelajaran pendidikan jasmani, mulai dari kelemahan proses
yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu
hasil pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang rendah.
5
samping ia mungkin kurang kreatif, kurang mencintai tugas itu dengan sepenuh
hati. Padahal tujuan pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan. (www.ditplb.or.id).
Definisi di atas mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian
tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak
agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, yaitu menjadi manusia seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut
berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak sesuai dengan karakteristik anak.
Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang
membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah
gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara
sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Pembelajaran kebugaran jasmani di SMP seperti latihan fisik dengan
menggunakan drill sekarang ini tentu tidak relevan dan akan menimbulkan
verbalisme bagi pemahaman anak, jauh dari konsepisme mengenai kebugaran
jasmani, padahal metode ini masih banyak guru pendidikan jasmani yang
menyukainya. Mereka beralasan metode ini lebih mudah dilaksanakan. Namun,
dari sisi siswa metode semacam ini tidak membangkitkan gairah mereka untuk
aktif berpartisipasi. Akibatnya prestasi belajar kebugaran jasmani mereka rendah.
Penulis tertarik untuk menerapkan permainan jump rope dalam pembelajaran
pendidikan jasmani karena agar dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
dan istilah permainan jump rope sendiri tidak asing lagi didunia olahraga karena
merupakan rangkaian dari pembelajaran pendidikan jasmani tentang kebugaran
jasmani sehingga lebih manarik.
Model pembelajaran konsep melalui aktivitas permainan jump rope
dimaksudkan menjadikan kebiasaan guru yang bersifat komando menjadi
6
menjadi task-involvement (tugas bersama), sehingga proses pembelajaran menjadi
lebih efektif serta dapat: 1) membangkitkan minat siswa untuk belajar
menemukan sendiri, 2) bekerja sama mengkomunikasikan hasil belajarnya, dan 3)
siswa semakin aktif serta kooperatif.
Wujud atau aplikasi model pembelajaran konsep mata pelajaran pendidikan
jasmani adalah dengan menggunakan permainan, di antaranya penggunaan Jump
Rope (Lompat Tali) sebagai media pembelajaran kebugaran jasmani. Dengan
memanfaatkan media ini, tentu harapan peneliti adalah keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran kebugaran jasmani semakin tinggi sehingga hasil kebugaran
jasmani mereka akhirnya sebagian besar bahkan seluruhnya dalam keadaan baik
atau amat baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Belum diketahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII di MTs
Mohamad Toha Cimahi.
2. Belum pernah diadakan tes kebugaran jasmani di MTs Mohamad Toha
Cimahi.
3. Belum pernah diberikan olahraga aktivitas permainan jump rope.
4. Belum diketahui pengaruh aktivitas permainan jump rope terhadap
penimgkatan kebugaran jasmani siswa.
C. Pembatasan Masalah
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kebugaran jasmani dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti dihapusnya senam kesegaran jasmani yang biasanya
dilakukan setiap hari jum’at pagi, pembelajaran pendidikan jasmani hanya 2 jam/minggu, belum dimanfaatkan alat peraga jump rope, tidak memiliki
7
SKJ, kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran kebugaran
jasmani dan sebagainya.
Dalam penelitian ini tidak semua faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
siswa di dalam mengikuti pelajaran kebugaran jasmani diteliti. variabel penelitian
dalam penelitian ini adalah bagaimana memanfaatkan jump rope sebagai media
untuk mengaktifkan siswa di dalam mengikuti pelajaran kebugaran jasmani.
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kebugaran jasmani dan
penggunaan alat peraga jump rope.
2. Keaktifan siswa dalam pelajaran adalah tingkat partisipasi siswa dalam
mengkuti seluruh rangkaian pembelajaran kebugaran jasmani.
3. Siswa kelas VII di MTs Mohamad Toha Cimahi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat di rumuskan
masalah penelitian ini adalah “Apakah aktivitas permainan jump rope
memberikan pengaruh terhadap kebugaran jasmani siswa kelas VII di MTs
Mohamad Toha Cimahi?”.
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan, yaitu tujuan umum dan khusus.
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dalam
mengikuti pelajaran kebugaran jasmani siswa kelas VII di MTs Mohamad Toha
Cimahi. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menambah warna
keilmuan bagi pengajar pendidikan jasmani dalam rangka lebih kreatif dalam
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menemukan teori atau pengetahuan baru dengan cara meningkatkan
keaktifan siswa dalam pelajaran kebugaran jasmani melalui aktivitas
permainan jump rope.
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Aktif mengikuti pelajaran kebugaran jasmani dengan perasaan
gembira, tidak tertekan, dan penuh semangat.
2) Menjaga kondisi kesegaran jasmaninya dengan media yang mudah
didapat dan murah yaitu tali.
3) Tidak menganggap rendah jump rope.
4) Mengetahui penggunaan jump rope sebagai media untuk menjaga
tingkat kesegaran jasmani.
b. Manfaat Bagi Sekolah
1) Memiliki siswa yang terjaga tingkat kesegaran jasmaninya sehingga
diharapkan prestasi belajarnya ikut meningkat pula.
2) Memiliki alternatif latihan kesegaran jasmani dengan media yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara yang ditempuh
untuk memperoleh data. Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk
memudahkan penelitian. Setiap penelitian terlebih dahulu harus memutuskan
metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Hal ini dilakukan
karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya
tujuan yang akan dicapai. Surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:109) adalah sebagai berikut:
Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.
Selanjutnya Sugiyono (2011:11) mengemukakan bahwa, “ Metode penelitian
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol (laboratorium).”
Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan
dengan tujuan untuk menyelidiki suatu masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi
dalam penelitian ini diberikan kegiatan yang diberikan berupa aktivitas permainan
lompat tali (jump rope) untuk diketahui pengaruh atau dampaknya terhadap
41
Dalam penelitian ini sampel diberikan tes awal (pretest) menggunakan Tes
Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) sebelum diberikan perlakuan (treatment).
Setelah data awal terkumpul maka selanjutnya diberikan treatment melalui
aktivitas permainan lompat tali (jump rope) sebanyak 16 kali pertemuan selama ±
2 bulan, setelah itu diberikan tes akhir (posttest) menggunakan bentuk tes yang
sama. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas permainan lompat tali (jump rope) terhadap tingkat
kebugaran jasmani siswa.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Arikunto (2010:173), populasi yaitu “keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi merupakan jumlah data yang akan dijadikan objek penelitian. Sugiyono
(2007:80) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu.
Berdasarkan pendapat dua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud populasi adalah keseluruhan subjek dan sumber data yang sudah
ditetapkan untuk dipelajari sifat-sifatnya. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII MTs Mohamad Toha Cimahi yang berjumlah 96
orang.
2. Sampel
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, peneliti membatasi subjek
peneletian yang akan diteliti yakni dengan melakukan penelitian sampel.
42
Setelah mengetahui populasi yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah
menentukan sampel dari populasi tersebut. Sugiyono (2012:118) mengatakan
bahwa sampel adalah:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.
Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil sebagian dari populasi untuk
dijadikan sampel. Tentang jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada
pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Sejalan dengan pendapat tersebut, maka penarikan sampel yang digunakan
adalah probability sampling dengan teknik simple random sampling. Probability
sampling adalah teknik pengambilan sample yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sample.
Sedangkan simple random sampling adalah pengambilan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Maka sampel dalam penelitian
ini sebanyak 48 siswa kelas VII MTs Mohamad Toha Cimahi dari hasil
pengundian.
C. Desain dan Langkah Penelitian
Desain penelitian sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian, hal ini
mempunyai tujuan untuk memberikan arah dan jalan terhadap keberhasilan suatu
penelitian. Nasution (2004:40) menyatakan bahwa: ”Desain penelitian merupakan
suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan
tujuan penelitian”.Untuk menentukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan dengan metode yang akan digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian
43
penelitian ini adalah One Group Pre-test and Post-test Group Design. Adapun
bentuk dari desain ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
One Group Pretest and Posttest Group Design
O1 X O2
(Sumber : Sugiyono (2011:10)
Keterangan :
O1 : Pretest, yaitu tes awal TKJI
X : Perlakuan atau treatmen (aktivitas permainan jump rope) O2 : Posttest, yaitu tes akhir TKJI
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian Populasi
Sampel
Tes Awal
Treatment dengan penerapan aktivitas permainan lompat tali (jump rope)
Tes akhir setelah penerapan aktivitas permainan lompat tali (jump rope)
Pengolahan dan Analisis data
44
D. Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempersiapkan terlebih dahulu
instrumen yang akan digunakan. Sugiyono (2010:146) menjelaskan bahwa
“Instrumen penelitiaan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Untuk memperoleh data secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan
terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan beberapa tes yang disesuaikan dengan komponen Tes Kebugaran
Jasmani Indonesia (TKJI) tingkat SMP.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah untuk
memperoleh data sesuai dengan prosedur pelaksanaan tes yang sudah baku yaitu
Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk tingkat SMP atau sederajat usia
13-15 tahun, instrumen ini terdiri dari tes 5 (lima) item. Menurut Nurhasan dan
Cholil (2007 : 119) sebagai berikut: a) lari 50 meter; b) baring duduk 50 detik; c)
angkat tubuh 50 detik; d) loncat tegak; dan e) lari 800 dan 1000 meter. Tes
tersebut harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu.
Tujuan untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tingkat
kesegaran jasmani siswa sekolah menengah pertama putra dan putri, serta remaja
yang seusia. Adapun tata cara pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
(TKJI) sebagai berikut:
a. Rangkaian Tes
1) Tes Lari Cepat 50 meter
2) Tes Angkat Tubuh (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra)
3) Tes Baring Duduk 60 detik
4) Tes Loncat Tegak
5) Tes Lari Jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra)
b. Kegunaan/Fungsi Tes
1) Mengukur kemampuan fisik siswa
45
3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran
penjaskes
4) Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa
5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan
kebugaran jasmaninya
6) Sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai pelajaran
penjaskes
c. Alat dan Fasilitas
1) Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin
2) Stop watch
3) Bendera start dan tiang pancing
4) Nomor dada
5) Palang tunggal
6) Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap
7) Serbuk kapur
8) Penghapus
9) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
d. Ketentuan Tes
TKJI merupakan salah satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes
harus dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan
memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam
3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak
boleh di bolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut:
1) Pertama : Lari cepat 50 meter
2) Kedua : Angkat tubuh (pull-up), 30 detik putri dan 60 detik putra
3) Ketiga : Baring duduk (sit-up), 60 detik
4) Keempat : Loncat tegak (vertikal jump)
46
e. Petunjuk Umum
1) Siswa-siswi MTs Mohamad Toha Cimahi
a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes
b) Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes
c) Memakai sepatu dan pakaian olahraga
d) Melakukan pemanasan
e) Memahami tata cara pelaksanaan tes
f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu atau lebih dari tes maka
tidak mendapatkan nilai atau gagal
2) Peneliti
a) Mengarahkan para siswa-siswi untuk melakukan pemanasan
b) Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat peneliti
c) Memberikan pengarahan kepada siswa-siswi tentang petunjuk
pelaksanaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba
gerakan-gerakan tersebut
d) Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke
butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak
menunda waktu
e) Tidak memberikan nilai kepada siswa-siswi yang tidak dapat
melakukan satu butir tes atau lebih
f) Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau
perbutir tes
f. Petunjuk Pelaksanaan Tes
1) Tes Lari 50 Meter
a) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
b) Alat dan Fasilitas
(1)Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan,
berjarak 60 meter
47
(3)Peluit
(4)Tiang pancang
(5)Stopwatch
(6)Serbuk kapur
(7)Formulir TKJI
(8)Alat tulis
c) Peneliti
Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes
d) Pelaksanaan
(1)Sikap permulaan:
Siswa-siswi MTs berdiri dibelakang garis start
(2)Gerakan:
Pada aba-aba “SIAP” siswa-siswi MTs mengambil sikap start
berdiri, siap untuk lari. Pada aba-aba ya “YA” siswa-siswi lari
secepat mungkin menuju garis finish.
(3)Lari masih bisa diulang apabila siswa-siswi MTs:
(a) Pelari mencuri start
(b) Pelari tidak melewati garis finish
(c) Pelari terganggu oleh pelari lainnya
(d) Jatuh atau terpeleset
(4)Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat
sampai pelari melintasi garis finish
e) Penilaian
Umur 13 s/d 15 tahun Nilai
Putra Putri
sd- 6.7 detik sd – 7.7 detik 5 6.8 – 7.6 detik 7.8 – 8.7 detik 4 7.7 – 8.7 detik 8.8 – 9.9 detik 3 8.8 – 10.3 detik 10.0 – 11.9 detik 2 10.4 – dst 12.0 – dst 1
48
2) Tes Angkat Tubuh 60 detik
a) Tujuan
Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu
b) Alat dan Fasilitas
(1)Lantai yang rata dan bersih
(2)Palang tunggal, yang tinggi rendahnya dapat diatur sehingga
subyek dapat bergantung
(3)Stop watch
(4)Formulir pencatat hasil
c) Pelaksanaan
(1)Subyek bergantung pada palang tunggal sehingga kepala, badan
dan tungkai lurus
(2)Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus
(3)Angkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga
dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, lalu kembali ke
sikap semula
(4)Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang tanpa istirahat
selama 60 detik
d) Penilaian
Umur 13 s/d 15 tahun Nilai
Putra Putri
16 keatas 41 ke atas 5
11 – 15 22 – 40 4
06 – 10 10 – 21 3
02 – 05 03 – 09 2
00 – 01 00 – 02 1
(Sumber: Nurhasan dan Cholil, 2007 : 109)
3) Tes Baring Duduk 60 detik
a) Tujuan
49
b) Alat dan Fasilitas
(1)Lantai/lapangan rumput yang bersih
(2)Stop watch
(3)Formulir pencatat hasil
(4)Alat tulis
c) Pelaksanaan
(1)Subyek berbaring di atas lantai/rumput
(2)Kedua lutut ditekuk ± 90°
(3)Kedua tangan dilipat dan diletakkan dibelakang kepala dengan
jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai
(4)Salah seorang teman subyek membantu memegang dan
menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki subyek tidak
terangkat
(5)Pada aba-aba “YA” subyek bergerak mengambil sikap duduk,
sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke
sikap semula
(6)Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang tanpa istirahat dalam
waktu 60 detik
(7)Gerakan itu gagal bilamana:
(a) Kedua lengan lepas, sehingga jari-jarinya tidak terjaring
(b) Kedua tungkai ditekuk dengan sudud lebih dari 90°
(c) Kedua siku tidak menyentuh paha
d) Penilaian
Umur 13 s/d 15 tahun Nilai
Putra Putri
38 ke atas 28 keatas 5
28-37 kali 19-27 kali 4
19-27 kali 09-18 kali 3
08-18 kali 03-08 kali 2
00-07 kali 00-02 kali 1
50
4) Tes Loncat Tegak
a) Tujuan
Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai
b) Alat dan Fasilitas
(1)Dinding yang rata dan lantai yang rata serta cukup luas
(2)Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan
ukur sentimeter, yang digantung pada dinding, dengan
ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan
skala ukuran 150 cm
(3)Serbuk kapur dan alat penghapus
(4)Formulir pencatat hasil tes
(5)Alat tulis
c) Pelaksanaan
(1)Subyek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding
berada di samping tangan kiri atau kanannya
(2)Tangan yang berada dekat dinding di angkat lurus ke atas
telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya
(3)Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian subyek
mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut
dan kedua tangan di ayun kebelakang, kemudian subyek
meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala
dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga men
inggalkan bekas raihan pada papan berskala
(4)Tanda tersebut menampilkan tinggi raihan loncatan subyek
(5)Subyek diberi kesempatan melakukannya sebanyak 3 kali
51
d) Penilaian
Umur 13 s/d 15 tahun Nilai
Putra Putri
66 cm ke atas 50 cm keatas 5
53-65 cm 39-49 cm 4
42-52 cm 30-38 cm 3
31-41 cm 21-29 cm 2
00-30 cm 00-20 cm 1
(Sumber: Nurhasan dan Cholil, 2007 : 115)
5) Tes Lari Jauh (800 meter putri; 1000 meter putra)
a) Tujuan
Mengukur daya tahan (cardio-respiratory endurance)
b) Alat dan Fasilitas
(1)Lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui
panjangnya dan mudah untuk menentukan jaraknya
(2)Bendera start dan tiang pancang
(3)Peluit
(4)Stop watch
(5)Nomor dada
(6)Formulir pencatat hasil tes
(7)Alat tulis
(8)Tanda/garis untuk start dan finish
c) Pelaksanaan
(1)Subyek berdiri dibelakang garis start
(2)Pada aba-aba “SIAP” subyek mengambil sikap start berdiri
untuk siap lari
(3)Pada aba-aba “YA” subyek lari menuju garis finish, dengan
menempuh jarak 800 meter putri; 1000 meter putra
(4)Bila subyek yang mencuri start, maka subyek tersebut dapat
52
d) Penilaian
Umur 13 s/d 15 tahun Nilai
Putra Putri
Sd - 3’04” Sd - 3’08” 5
3’05” - 3’53” 3’07” - 3’55” 4
3’54” - 4’46” 3’56” - 4’58” 3
4’47” - 6’04” 4’59” - 6’40” 2
Dibawah 6’04” Dibawah 6’40” 1
(Sumber: Nurhasan dan Cholil, 2007 : 117)
Untuk menentukan tingkat Kebugaran Jasmani, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Jumlahkan semua nilai dari lima item tes tersebut
2. Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan Norma Tes Kebugaran
Jasmani Indonesia di bawah ini:
Tabel 3.2
Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
No. Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22-25 Baik Sekali (BS)
2 18-21 Baik (B)
3 14-17 Sedang (S)
4 10-13 Kurang (K)
5 05-09 Kurang Sekali (KS)
(Sumber: Nurhasan dan Cholil, 2007 : 118)
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Adapun jadwal pelaksanaan eksperimen yang penulis laksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tes awal. Pelaksanaan tes awal dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum dilakukan perlakuan (Treatment). Tes
awal tersebut dilakukan di lapangan sekolah MTs Mohamad Toha Cimahi.
2. Pelaksanaan eksperimen. Pelaksanaan perlakuan (treatment) dilakukan
sebanyak 16 kali pertemuan. Dalam satu minggu dilakukan 3 kali
pertemuan, yaitu hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
3. Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pelaksanaan eksprimen atau perlakuan,
[image:31.596.170.440.120.241.2]53
kegiatan inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai
berikut :
a. Pemanasan (15 menit)
b. Pembelajaran inti (60 menit)
c. Penutup (15menit)
4. Pelaksanaan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir dilaksanakan untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa setelah pembelajaran dilaksanakan
perlakuan selama 16 pertemuan dengan penerapan aktivitas permainan
jump rope.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan
menggunakan cara-cara statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang
benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data,
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
Chi-kuadrat dengan perhitungan nilai z. Langkah-langkah pengolahan data
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencari nilai rata-rata ( )
∑
Keterangan:
: rata-rata suatu kelompok
n : jumlah sampel
: nilai data
∑ :jumlah sampel suatu kelompok 2. Mencari Simpangan Baku
S = √∑
54
n : jumlah sampel
∑ : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji Normalitas Menggunakan Chi-kuadrat, dengan langkah-langkah
sebagain berikut:
a. Mencari nilai N-Gain setiap siswa.
b. Menentukan Rank (R)
c. Menentukan banyak kelas (BK)
d. Menentukan panjang kelas interval (i)
Keterangan :
i = Kelas Interval
R = Rank
BK = Banyak Kelas
e. Menyusun daftar distribusi untuk memperoleh ̅ dan
(a) Rata-rata ̅
̅ ∑ ∑
(b) Simpangan baku
√∑ ∑ ̅
(c) Mencari frekuensi observasi dan luas daerah
(d) Menghitung nilai Chi-Kadrat
∑( )
Keterangan :
f = frekuensi observasi
55
(e) Membandingkan dengan
dan dk = k-1
Jika , artinya distribusi data tidak normal
Jika , artinya distribusi data normal
4. Pengujian Hipotesis Menggunakan Perhitungan Nilai Z
a. Perhitungan nilai Z
√
Keterangan:
x = banyak data yang termasuk kategori hipotesa
n = banyak data
p = proporsi pada hipotesa
b. Membandingkan nilai dengan
Untuk
Jika nilai maka hipotesis ditolak
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat perbedaan rata-rata kebugaran jasmani anak yang signifikan antara
pretest dan postest siswa kelas VII di MTs Mohammad Toha Cimahi.
2. Terdapat perbedaan rata-rata skor N-Gain kebugaran jasmani anak yang
signifikan antara pretest dan posttest siswa kelas VII di MTs Mohammad
Toha Cimahi.
3. Permainan jump rope meningkatkan keaktifan dalam mengikuti pelajaran
kebugaran jasmani siswa kelas VII di MTs Mohamad Toha Cimahi.
4. Aktivitas permainan jump rope memberikan pengaruh positif terhadap
kebugaran jasmani siswa kelas VII di MTs Mohamad Toha Cimahi.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, implikasi hasil ini dapat:
1. Mengisi kekosongan tentang optimalisasi program pembelajaran
pendidikan jasmani SMP/MTs. Program gerak dalam penelitian ini
merupakan alternatif untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa
melalui aktivitas permainan jump rope dan sebagai alternatif latihan
kebugaran jasmani dengan media yang murah dan mudah didapat,
sehingga kehadirannya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran
pendidikan jasmani di Indonesia.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi guru pendidikan
jasmani di SMP/MTs untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa
melalui aktivitas permainan jump rope, sedangkan permainan jump rope
yang diterapkan dalam penelitian tersebut dapat menambah
66
3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti merekomendasikan untuk meneliti lebih
jauh tentang program peningkatan kebugaran jasmani siswa melalui
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Abduljabar, Bambang. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
_________; Darajat, Jajat (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Adang dan Hadi. (2008). Modul Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astrand, P.O. and Rodahl, K. (2003). Textbook of Work Physiology, Physiological
Base of Exercise. New York: McGraw-Hill.
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Baharudin dan Wahyuni. Esa Nur. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Cooper, Kenneth, (1980). The Aerobics Way. New York: Bantam Books.
Faisal, M. (2013). Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran. [Online].
Tersedia di:
http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html [Diakses 20 Maret 2014].
Giam, C.K., and Teh, K.C. (1993). Sports Medicine, Exercise and Fitness.
Singapore: P.G. Publishing Pte. Ltd.
Giriwijoyo, Y.S. Santosa (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Herry. (2011). Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia di:
http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-68
Husdarta, Yudha M. Saputra. (2000). Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS.
Lutan, Rusli. (2001). Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen dan Dirjen Olahraga.
Mahendra, Agus. (2009). Modul Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Mooren F.C. & Volker K. (2008). The Behavioral Regulation in Sport
Questionnaire (BRSQ): Molecular and Cellular Exercise Physiology.
Human Kinetics. United States of America. ISBN: 0-730-4518.
Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.
Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:
FPOK UPI Bandung.
Pelita, Dian. (2011). Teori-teori dan Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:
http://dianpelita.wordpress.com/2011/02/21/teori-teori-dan-proses-belajar/
[Diakses 20 Maret 2014].
Renate Zimmer, (2001). Berolahraga Sambil Bermain: Pendidikan olahraga
untuk anak-anak usia TK. Jakarta: Katalis.
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sherwood L (2004). Human Physiology. From Cells to Systems. Fifth edition.
Thomson Learning. Inc. United States of America.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
_______. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sugiyono, Prof. Dr. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
69
Sukintaka, (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD PENJASKES. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik .
Bandung: Tarsito.
Tarigan, Beltasar. Prof. Dr. MS. AIFO (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani
dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga, (Sebuah Analisis Kritis).
Bandung: FPOK UPI.
Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI.
Wikipedia. (2007). Jump Rope. [Online]. Tersedia di: www.ditplb.or.id [08 April