• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Student Teams Achievement Division Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Model Student Teams Achievement Division Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

57

Penerapan Model Student Teams Achievement Division Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII

Yanuar1, Klara Iswara Sukmawati2, Samsul Arifin3

1,2,3 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya 1Email: yanuar@students.stkipsurya.ac.id

2Email:klaraiswara.sukmawati@stkipsurya.ac.id 3Email: samsul.arifin@stkipsurya.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh dengan pembelajaran STAD lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran yang diterapkan disekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode eksperimen dengan desain quasi eksperiment tipe non equivalent posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Simpang Pesak, Belitung Timur dengan jumlah sampel 80 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen sebanyak 20 siswa dan kelas VIIIC sebagai kelas kontrol sebanyak 20 siswa. Berdasarkan pengolahan data menggunakan Mann Whitney dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh pembelajaran STAD Lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan konvensional.

Kata Kunci: Student Teams Achievement Devision, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

ABSTRACT

This study aims to determine whether the average ability to understand the mathematical concepts of students who get STAD learning is higher than students who get the applied learning at school. This research is a quantitative research using an experimental method with a non-equivalent posttest only control group design. The population in this study were all eighth grade students of SMP Negeri 1 Simpang Pesak, East Belitung with a sample of 80 students. The instrument used in this study is a test of the ability to understand students' mathematical concepts. The sampling technique used convenience sampling. The sample in this study was class VIIIB students as an experimental class as many as 20 students and class VIIIC as a control class of 20 students. Based on data processing using Mann Whitney it can be concluded that the average ability to understand mathematical concepts of students who get STAD learning is higher than students who get conventional learning.

Keyword: Student Teams Achievement Devision, Mathematical Concept Understanding Ability.

(2)

58

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan matematika berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia (Kemendikbud, 2014). Hal ini juga sejalan dengan Sholihah & Mahmudi (2015) yang menyatakan bahwa hampir semua kegiatan manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan matematika. Oleh karena itu matematika seharusnya diajarkan sedini mungkin. Hal ini sesuai dengan ketetapan dari Lampiran III Permendikbud no. 58 (Kemendikbud, 2014) yang menyebutkan bahwa pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD) hingga dewasa untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Pentingnya peranan matematika ternyata tidak disertai dengan tingginya kemampuan matematis yang telah dimiliki siswa. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan survei Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diselenggarakan 4 tahun sekali, pada tahun 2011 diketahui bahwa prestasi matematika siswa Indonesia berada pada urutan ke 38 dari 42 negara dengan skor ratarata 386 dengan standar deviasi 4.3 (Puspendik, 2012). Skor rerata TIMSS menampilkan empat tingkat pada skala sebagai standar internasional. Empat tingkatan untuk merepresentasikan rentang kemampuan peserta didik secara internasional tersebut adalah standar mahir (625), standar tinggi (550), standar menengah (475), dan standar rendah (400). Berdasarkan kategori tersebut, maka Indonesia termasuk dalam kategori standar rendah. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan kemampuan matematis siswa.

Dalam pembelajaran matematika, salah satu kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan pemahaman konsep matematis. Menurut Sundari dan Murtiyasa (2016) kemampuan pemahaman konsep adalah hal yang paling mendasar dalam pembelajaran matematika karena sebagai prasyarat untuk menguasai materi selanjutnya. Namun menurut Heriani et al (2017) menyatakan bahwa pemahaman konsep matematis diperlukan agar siswa dapat mengerti mengenai konsep materi yang dipelajari karena materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan. Oleh karena itu kemampuan pemahaman konsep matematis penting untuk dikuasai oleh siswa.

(3)

59

Pentingnya kemampuan pemahaman konsep matematis bagi siswa ternyata tidak diikuti dengan penguasaan siswa akan kemampuan tersebut. Puspendik mengkaji kemampuan siswa dalam mengerjakan soal TIMSS 2011 dengan domain kognitif knowing. Knowing lebih relevan dengan peserta didik mampu mengingat berbagai konsep dan lebih luas dipahami (Puspendik, 2012). Salah satu soal dengan domain knowing yang dikaji puspendik terlihat pada gambar 1

Gambar 1: Soal TIMSS 2011 Domain Kognitif

Pada soal tersebut, Puspendik menyebutkan bahwa hanya 27% siswa Indonesia kelas 8 yang mampu menjawab dengan benar sedangkan untuk rata-rata jawaban benar siswa internasional adalah 58% (Puspendik, 2012). Lebih lanjut Puspendik menyatakan bahwa kekeliruan yang dilakukan siswa dapat disebabkan karena pemahaman siswa yang memandang bentuk tiga dimensi dari sisi tegak. Hal sejalan dengan Sumadiasa (2014) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal yaitu peserta didik kurang memahami konsep. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP masih rendah.

Menyikapi rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa maka dibutuhkan model pembelajaran yang tepat, salah satunya

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Menurut Alim et al (2013) dengan pembelajaran STAD akan tercipta pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar, dan kondisi belajar yang menyenangkan, maka siswa dapat saling bekerja sama dalam menguasai suatu konsep pembelajaran, sehingga

(4)

60

pamahaman konsep matematis siswa dapat di tingkatkan. Hal ini sejalan dengan Putra et al (2015) dimana melalui pembelajaran STAD siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (Sharing) informasi, pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban teman, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat sehingga dapat memahami suatu konsep dengan baik dan benar.

Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada prestasi tim yang diperoleh dari jumlah seluruh skor kemajuan individual setiap anggota tim. Dalam pembelajaran ini, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat atau lima peserta didik secara heterogen dalam hal kemampuan dan jenis kelamin. Pendidik menjelaskan materi secara singkat dan kemudian peserta didik di dalam kelompok itu memastikan bahwa anggota kelompoknya telah memahami materi tersebut. Setelah itu, semua peserta didik menjalani kuis secara individu tentang materi yang sudah dipelajari. Skor hasil kuis peserta didik dibandingkan dengan skor awal peserta didik yang kemudian akan diberikan skor sesuai dengan skor peningkatan yang telah diperoleh peserta didik. Skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai kelompok, dan kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu akan mendapatkan penghargaan. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe STAD yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkah menurut Slavin (2015), yaitu:

1. Pembentukan kelompok dilakukan pada saat sebelum pemberian materi dilakukan. Setelah pembentukan kelompok peneliti akan memberikan materi kepada seluruh siswa. 2. Setelah pemberian materi, peneliti meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya sekaligus membagikan lembar kerja siswa (LKS), kemudian siswa saling berdiskusi dan bekerja sama pada kelompoknya. Selanjutnya peneliti akan membahas secara bersama-sama LKS yang dijawab oleh siswa

3. Setelah itu peneliti akan memberikan kuis tentang materi yang telah diajarkan dan siswa mengerjakan kuis secara individu.

4. Skor kemajuan individual, guru menghitung skor kemajuan siswa dengan melihat skor awal yang diperoleh dari kuis-kuis sebelumnya.

5. Rekognisi tim, tahap ini merupakan puncak dari pembelajaran STAD yang setiap kelompok menerima penghargaan atau reward, yang memenuhi patokan nilai yang sudah ditentukan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang " Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika.

(5)

61

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakaan penelitian kuantitatif posttest menggunakan metode eksperimen dengan quasi experiment. Quasi experiment yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu desain penelitian Non equivalent -only kontrol group design seperti pada tabel 1

Tabel 1: Desain penelitian Group Treatment Posttest

Eksperiments X O1

Controls - O2

Desain pada Tabel 1 menjelaskan bahwa, terdapat dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen (Experimental group) dan kelas kontrol (control group).

Keterangan:

O1 = Posttest kelas

O2 = Posttest kelas kontrol

X = Pembelajaran dengan menggunakan model STAD

Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai variabel bebasnya. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis. Varibel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Simpang pesak, yaitu kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convenience sampling didapat kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan VIII C sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan metode STAD dan kelas kontrol diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Instrumen penelitian di Ujicobakan ke siswa kelas IX IPA 1 SMA Negeri 1 Simpang pesak, dari 6 butir soal yang diujicobakan didapat 6 butir soal yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji prasyarat anlisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat yaitu uji normalitas, namun dikarenakan sampel kurang dari 30 maka langsung dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji mann-whitney (Weiss 2012). Uji Mann-Whitney dilakukan secara manual dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

(6)

62

(median kelompok eksperimen kurang dari atau sama dengan median kelompok kontrol. Secara umum dinyatakan bahwa rerata ranking kelompok eksperimen lebih kecil atau sama dengan dari rerata ranking kelompok kontrol)

Ha : 𝜃1 > 𝜃2

(Median posttest kelas eksperimen tidak sama dengan median kelas kontrol. Artinya kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan uji Mann-Whitney, diperoleh nilai Zhitung = -2,090 dan Ztabel = 1,65.

Untuk membandingkan nilai, Zhitung yang digunakan adalah nilai mutlak dari Zhitung, maka

nilai Zhitung yang digunakan adalah 2,090. Dikarenakan nilai Zhitung > Ztabel maka dapat

disimpulkan bahwa tolak H0 dan terima Ha. Sheskin (2004: 453) menyatakan bahwa meskipun asumsi normal tidak terpenuhi, hasil yang diperoleh dari uji Mann withney akan sangat dekat jika kelompok rank tersebut diuji dengan uji t untuk 2 independent samples. Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata rank antara kelas eksperimen dan kontrol yang mana rerata rank kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Oleh karena banyaknya ranking yang sama jumlahnya akan sebanding dengan banyak dari nilai-nilai siswa yang sama, maka dapat perbedaan rerata rank juga dapat merepresentasikan terdapat perbedaan rerata nilai posttest. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa rerata nilai posttest siswa yang menggunakan model kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Simpang Pesak pada kelas VIII tahun ajaran 2018/2019 di Kabupaten Belitung Timur, pada materi luas permukaan dan volume prisma limas, diperoleh nilai Zhitung

= -2,090 dan Ztabel = 1,65. Untuk membandingkan nilai, Zhitung yang digunakan adalah nilai

mutlak dari Zhitung, maka nilai Zhitung yang digunakan adalah 2,090. Dikarenakan nilai Zhitung

> Ztabel maka dapat disimpulkan bahwa tolak H0 dan terima Ha jadi disimpulkan bahwa

rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan model konvensional.

(7)

63

DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto, M. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Infinity Journal, 192-202.

Ahmadi, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Alim, A. S., Slamet, D., & Astuti, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan. jurnal didaktika dwija indria. Amir, A. (2014). Penggunaan Model Pembelajaran SQ3R Terhadap Pemahaman Konsep

Matematika Logaritma. jurnal ilmu-ilmu kependidikan dan sains, 115-127. Arikunto, S. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fraenkel, J., Wallen, N., & Hyun, H. (2012). How do Design And Evaluate Research Ni Education. Eight Edition. New York: McGraw Hill.

Heriani, M., Hartono, H., & Dharmayana, W. (2017). Model Pembelajaran Dengan Strategi Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Matematika.

Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muharon, T. (2014). Pengaruh Pembelajaran Dengan Model Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Peserta Didik di SMK Negeri Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan.

Mulyadi, M., Riyadi, R., & S.Subanti. (2015). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Berdasarkan Newman's Eror Analysis (NEA) Ditinjau dari Kemampuan Spasial. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.

Purta, G. E., & Tegeh, I. M. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap Sosial siswa kelas V. Mimbar PGSD Undiksha.

Sheskin, D. (2004). Handbook of Parametric and Nonparametric Statistical Procedures. New York:: Chapman & Hall/CRC.

Sholihah, D. A., & Mahmudi, A. (2015). Keefektifan exsperiential learning Pembelajaran Matematika MTs Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 175-185.

Slavin, R. E. (2015). Cooperatif Lerning Teori Riset dan Praktik XV. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(8)

64

Sumadiasa, I. G. (2014). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Dolo dalam Menyelesaikan soal Luas Permukaan dan Volume Limas . Jurnal Pendidikan Matematika.

Sundari, S., & Murtiyasa, B. (2016). Pengaruh creative problem solving dan Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap Pemahaman Konsep Siswa. Seminar Nasional Pendidikan Matematika.

Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta .

Wahyuli, E. B. (2011). Penerapan Model Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat pada peserta didik kelas X Tehnik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK 45 Wonosari .

Yanti, E., Antosa, Z., & Alpusari, M. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV A SD N Pematang Pudu Kecamatam Mandau KABUPATEN BENGKALIS. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1-11.

Gambar

Gambar 1: Soal TIMSS 2011 Domain Kognitif

Referensi

Dokumen terkait

NEWS READER : DEKRANAS ADAKAN PAMERAN KREASI JOGJA UNTUK INDONESIA. PAMERAN PRODUK KERAJINAN / SELAMA INI TETAP MENJADI ANDALAN PERAJIN UNTUK MENJUAL HASIL

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

Menyimpulkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia berdasarkan perubahan warna dan atau suhu. KARTU SOAL UJIAN SEMESTER GENAP SMP

Pada hari ini Senin-Kamis tanggal Dua Puluh Lima – Dua Puluh Delapan bulan Mei tahun Dua Ribu Lima Belas (25/28-05-2015), kami Kelompok Kerja III ULP Koordinator Wilayah

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi