• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB. IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

62

BAB. IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat mengenai berdirinya perusahaan, serta pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran yang dilakukan di mesin haven.

4.1Sejarah singkat berdirinya PT. Indonesia Steel Tube Works

PT. Indonesia Steel Tube Works atau dikenal dengan nama PT. I.S.T.W adalah perusahaan joint venture PMA Jepang yang bergerak di bidang pembuatan pipa baja las (Electric Resistance Welding Steel Tube & Pipes) dan pemotongan pipa (Re-Cutting)

PT. ISTW mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1972 di JL. Simongan 105 Semarang, dengan satu unit mesin pembuat pipa baja las (mill 1), dan satu unit proses galvanis tahun 1977 tambah kapasitas mesin pembuat pipa ke dua di semarang (mill 2) dan tahun 1982 sesuai dengan pertumbuhan produksi PT. ISTW membali mesin Slitter (mesin untuk memotong coil bahan baku untuk membuat pipa) sesuai dengan tuntutan pasar pada tahun 1990 PT. ISTW membangun pabrik di Kawasan Industri Pulogadung – Jakarta dengan kapasitas satu unit mesin selitter dan lima unti mesin mill (mesin pembuat pipa) dengan

(2)

63 teknologi terbaru dari Jepang. Secara bertahap dilakukan peremajaan mesin dan perluasan kapasitas dengan penambahan mesin. Dengan semakin tingginya permintaan pipa potong .

khususnya sektor otomotif, maka pada tahun 1997 dibangun pabrik baru yang khususkan untuk pipa potong (re-cutting) di Jl. Pulo Sidik Kav. 20-21 di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta. Sedangkan untuk mesin potong (proses re-cutting), memiliki beberapa mesin sesuai dengan karakteristiknya masing-masing sesuai dengan permintaan pelanggan dan mempunyai kapasitas yang tinggi serta teknologi yang canggih. Dan sekatang ini PT. ISTW mempunyai tiga pabrik yang berada di tiga lokasi yaitu satu di Jawa tengah tepatnya Jl. Simongan 105, Semarang Jawa Tengah dan dua lokasi di Jakarta tepatnya Plant I Jl.Rawa sumur I No. 1 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur dan Plant II Jl. Pulo Sidik Kav 20-21 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur.

Tujuan perusahaan adalah dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan khususnya mutu dan delivery (Customer satisfaction on quality and on time delivery) serta menggunakan metode dan sarana produksi yang berwawasan lingkungan (Environmental oriented production proses). Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem manajemen diterapkan dengan pendekatan proses agar sistem manajemen berjalan secara efektif dan efisien. Produk PT. ISTW telah dipergunakan hampir diseluruh sektor industri antara lain otomotif, furniture, sepeda, konstruksi umum dan lain sebagainya dan tersebar keseluruh Nusantara.

(3)

64 Untuk mendukung tujuan perusahaan tersebut PT. ISTW telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang dipadukan aspek keselamatan menjadi satu kesatuan dokumen sistem yang terintegrasi dapat lebih memperkokoh kepercayaan para pelanggan dan memperkuat keyakinan para pemegang saham, manajemen dan karyawan untuk terus berkembang maju memperbaiki mutu produk, pelayanan dan lingkungan secara bertahap dan terus menerus melakukan perbaikan dan secara bertahap pula sistem manajemen terus dikembangkan untuk sektor otomotif agar dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan standar TS-16949:2002

4.2Struktur Organisasi PT. Indonesia Steel tube Works

Dalam struktur organisasi di PT. Indonesia Steel Tube Works (terlampir) adalah menggunakan struktur organisasi garis (Line Organization) yaitu kekuasan menjalar sesuai dengan garis yang menghubungkan bila terbentuk secara herizontal, maka bagian yang paling kiri memiliki kekuasaan yang lebih besar dari bagian kanan, atau bila diartikan lagi bagian kiri merupakan pimpinan dari bagian kanan, dan bila berbentuk vertikal maka kekuasaan yang peling besar adalah berada pada bagian yang paling atas dan terus kebwah.

PT. Indonesia Steel Tube Works adalah perusahaan PMA Jepang sehingga kebiajakan manajemen walaupun ada jabatan atasan dan bawahan pihak manajemen tetap berusaha menerapkan sistem keja sama, lingkungan kerja dan suansana kerja yang kompak dan kondusif tanpa harus melalaikan fungsi, tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu akan terjalin

(4)

65 pula hubungan yang erat antara pemimpin, bawahan dan juga hubungan anatar sesama.

Adapun Job Description dari jabatan-jabatan yng ada pada PT. Indonesia Steel Tube Works dapat diuraikan sebagai berikut :

1. President Director

Berhubungan dengan seluruh departement dan bertanggung jawab untuk menjamin terlaksanannya sistem dan kebijakan diperusahaan.

2. Managing Director

Bertanggung jawab kepada President Director

Berhubungan dengan seluruh departemen yang berhubungan dengan administrasi, kepegawaian, data elektronik (Management Information System), Keuanagan dan membantu presdir memjalankan sistem perusahaan.

3. Marketing Director

Bertanggung jawab kepada President Director

Berhubungan dengan Sales Departement, Purchasing Departement, Delivery Depatrement dan bertanggung jawab mengatur strategi penjualan, kebijakan harga jual, sistem delivery dan mengatur strategi pembelian bahan baku.

4. Advisor

Bertanggung jawab kepada President Director.

Berhubungan dengan seluruh karyawan perusahaan yang terkait dengan proses produksi, perlengkapan produksi dan pemeliharaan mesin produksi.

(5)

66

5. General Manager Production

Bertanggung jawab kepada President Director

Berhubungan dengan Marketing Director, Sales Depatement dan Purchasing Departement untuk menjamin proses produksi sesuai dengan pesanan pelanggan.

6. General Manager Sales

Bertanggung jawab kepada Marketing Director.

Berhubungan dengan Sales Departement, delivery Departement dan Purchasing Departement untuk menjamin terpenuhinya pesanan pelanggan.

7. DASD (Data Analysis System Development)

Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.

Berhubungan dengan seluruh karyawan yang terkait dengan sistem manajemen mutu dan sisitem manajemen lingkungan serta mengontrol seluruh dokumen master dan memastikan dokumen yang tersebar diperusahaan adalah dokumen terkendali/up to date, mengkoordinir peganalisaan data untuk memperagakan, mengevaluasi keefektifan sistem yang berjalan.

8. Manager Sales

Bertanggung jawab kepda General Manager Sales.

Berhubungan dengan sales PIC dan pelanggan dalam mencari order dan menerima order,negosiasi harga jual dan pencapaian pelayanan (Customet Sarisfaction).

(6)

67

9. Manager Recutting

Bertanggung jawab kepada General Manager Produksi.

Berhubungan dengan seluruh karyawan yang terkait dengan recutting/pemotongan terutama Hancho/kepala bagian untuk menjamin kelancaran proses di recutting.

10.Manager Administrasi Recutting

Bertanggung jawab kepada General Manager Sales.

Berhubungan dengan Sales PIC, PPIC, Delivery,WH untuk memantau seluruh kegiatan administrasi.

11.Manager Maintenance

Bertanggung jawab General Manager Produksi.

Berhubungan dengan seluruh Hancho produksi dan hancho recutting untuk menjamin kesiapan mesin dan alat bantu produksi.

12.Manager Personalia/Umum

Bertanggung jawab kepada Managing Director.

Berhubungan dengan semua orang yang ada di perusahaan terutama menangani masalah kepegawaian.

13.Manager QA

Bertanggung jawab kepada President Director

Berhubungan dengaan Produksi, Recutting, Sales, dan Purchasing untuk menjamin kualitas produk sesuai dengan pesanan pelanggan dan menggunakan bahan baku yang sesuai.

(7)

68

14.Manager EDP

Bertanggung jawab kepada Managing Director.

Berhubungan dengan seluruh bagian yang terkait dengan penggunaan sisitem/program komputer perusahaan dan menjamin program yang digunakan selalu up to date serta aman.

15.Purchasing

Bertanggung jawab kepada General Manager Sales.

Berhubungan dengan supplier bahan baku untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan mengestimasi pembelian, pengiriman sesuai permintaan dan bernegosiasi harga dengan supplier.

16.PPIC Plant I

Bertanggung jawab kepada General Manager Produksi.

Berhubungan dengan Produksi, Delivery, PPIC Plant II untuk merencanakan, menginstruksikan, mengendalikan proses produksi sesuai dengan permintaan

17.PPIC Plant II

Bertanggung jawab kepada Manager Administrasi Recutting

Berhubungan dengan Sales, Delivery, PPIC Plant I, Hancho plant II untuk merencanakan, menginstruksikan, mengendalikan proses recutting sesuai dengan permintaan.

18.Supervisor/Kepala bagian Plant I

Bertanggung jawab kepada General Manager Produksi.

Berhubungan dengan PPIC Plant I dan Quality untuk menjalankan, mengontrol proses produksi sesuai dengan instruksi dan berkoordinasi dengan bagian quality.

(8)

69

19.Supervisor /Kepala Bagian Plant II

Bertanggung jawab kepada Manager Produksi.

Berhubungan dengan PPIC Plant I dan Quality untuk menjalankan, mengontrol proses produksi sesuai dengan instruksi dan berkoordinasi dengan bagian quality.

20.WH Plant I dan Plant II

Bertanggung jawab kepada Manager produksi

Behubungan dengan PPIC dan Delivery untuk mengontrol stok dan menyiapkan stok untuk delivery ke customer

21.Accounting

Bertanggung jawab kepada Managing director

Berhubungaan dengan Purchasing dan Marketing membuat data A/P dan laporan bulanan perusahaan.

22.Finance

Bertanggung jawab kepada Managing Director

Behubungan dengan Bagian Personalia, GA dan Accounting membayar gaji karyawan, membayar A/P, membayar GA dan lain-lain

4.3Bidang Usaha yang dijalankan oleh PT. Indonesia Steel Tube Works

PT. Indonesia Steel Tube Works adalah pabrik pembuat pipa baja las yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam produk seperti otomotif (motor/2w dan mobil/4w), furniture, sepeda, konstruksi dan lain sebagainya.

Garis besar proses pembuatan pipa baja las adalah proses slitting, Milling, Facing/Packing dan Re-cutting untuk lebih jelas dan detil berikut penjelasannya :

(9)

70

1. Slitting

Slitting adalah proses pemotongan mother coil (bahan baku) untuk pembuatan pipa, satu mother coil dapat dipotong sesuai dengan kombinasi beberapa ukuran atau satu ukuran pipa sesuai dengan permintaan dari customer.

Pada prose mesin slitting ada tiga tahapan point penting pertama Uncoiler yang berfungsi sebagai table untuk meletakan mother coil, kedua pisau slitter yang berfungsi sebagai alat untuk memotong yang pisau tersebut disusun sesuai dengan kombinasi yang diinginkan, dan yang ketiga re-coil yang berfungsi untuk menggulung hasil potongan pisau slitter sesuai kombinasi yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pipa bajja las atau disebut dengan istilah slit coil.

2. Milling/Pipe making

Milling atau disebut pipe making/mesin inti pembuat pipa yang bentuknya sangat panjang dan didalamnya terdapat banyak selaki roll-roll yang berfungsi untuk membentuk atau mencetak slit coil menjadi pipa dan di dalamnya juga ada mesin las yang dikenal dengan ERW (Electric Resistance Welding) dalam mesin ini dibagi menjadi beberapa bagian, pertama Uncoiler yang berfungsi untuk memasukan slit coil secara terus menerus, kedua Floop yang berfungsi untuk menampung slit coil yang akan ditranfer ke seluruh roll-roll yang ada di mesin hingga menjadi pipa, ketiga area forming yang terdiri dari susunan beberapa roll yang akan membentuk ukuran pipa, yang keempat adalah bagian mesin yang sangat

(10)

71 penting yaitu welding/las yaitu proses pengelasan dengan sistem ERW (Electric Resisitance Welding) yang sudah dibentuk oleh roll-roll sehingga terbentuk pipa, kelima area sizing yang terdiri dari susunan beberapa roll yang sangat penting yang akan membentuk ukuran dan dimensi pipa yang diinginkan menjadi lebih sempurna dan presisi, dan yang keenam adalah cutting yang berfungsi untuk memotong panjang pipa (min 3 meter max 7 meter) sesaui dengan pesanan atau sesuai dengan keinginan (min 3 meter dan max 7 meter), tetapi bentuk cutting disini masih sangat kasar dan kurang bagus.

3. Facing/Packing

Facing/packing adalah proses setelah milling yang berfungsi untuk menghaluskan bentuk potongan yang kasar dan tidak bagus menjadi halus dan bagus serta dipacking menjadi bentuk segi enam,dibungkus dengan plastik agar telindung dari kotoran, diikat dengan pengikat yang kuat sesuai dengan jumlah dan standar packing yang diinginkan.

4. Re-cutting

Re-cutting adalah istilah mesin potong yang berfungsi untuk memotong pipa sesuai dengan pesanan pelanggan bisanya panjang pipa minimal 7 mm sampai paling panjang maksimal 2500 mm dengan dimensi yang beragam, karakter mesin potong yang berbeda-beda serta bentuk/hasil potongan yang berbeda dan kemampuan/kapasitas quantity potong yang berbeda pula.

(11)

72

4.4 Data perkembanggan Perusahaan

PT. Indonesia Steel Tube Works adalah perusahaan pabrik pembuatan pipa baja kerja sama antara Indonesia dan Jepang. Dan mulai berdiri sejak tahun 1971 berlokasi di Semarang – Jawa tengah. Dari sejak berdiri tahun 1971 hingga sekarang ini perusahaan sudah banyak mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup segnipikan, berikut sekilas data perkembangan perusahaan :

1971 : Perusahaan mulai didirikan

1972 : Perusahaan mulai produksi dengan satu mesin produksi (mill No.1) dan satu line mesin proses galvanize (Hot-dip galvanizing line) untuk pemotongan material (slitting line) sementara dikerjakan diluar (Job Order).

1977 : Perusahaan menambah satu line mesin produksi lagi (Mill no. 2) 1982 : Untuk antisipasi pertumbuhan produksi perusahaan membeli satu unit

mesin pemotong material (Sliting Line no.1)

1990 : Melihat perkembangan kebutuhan pipa semakin meningkat dan kebanyakan pelanggan berada di JABOTABEK maka untuk antisipasi perusahaan mendirikan Pabrik baru di Jakarta tepatnya di Kawasan Industri Pulogadung dengan satu mesin pembuat pipa (Mill-03) dan Satu unit mesin pemotong material (Sliting Line No.2)

1992 : Melihat permintaan semakin meningkat terutama pada segment automotive, maka perusahaan menabah satu unit lagi mesin pembuat pipa (Mill no.4) dan beberapa mesin potong pipa karena ada permintaan dari pelanggan agar pipa tersebut bisa langsung pakai.

(12)

73 1996 : Melihat prospek kedepan kelihatan semakin besar permintaan pasara automotive dengan varian yang cukup banyak, maka perusahaan menambah lagi dua unit mesin pembuat pipa (Mill no.5 dan mill no.6) yang lebih cangih. Disamping itu perusahaan juga membeli mesin potong pipa yang canggih (high speed press cutting machine) untuk memenuhi permintaan pipa yang sudah potongan sesuai ukuran yang diinginkan pelanggan.

1997 : Karena semakin banyaknya permintaan pipa potong (yang sudah potongan), maka perusahaan membangun pabrik baru khusus untuk proses potong pipa dan ditambah beberapa mesin cuuting.

2003 : Perusahaan menambah lagi mesin pembuat pipa (Mill no. 7) untuk memenuhi kebutuhan pasar automotive yang semakin meningkat dengan persaingan yang sangat ketat.

2007 : Perusahaan mengganti mesin pembuat pipa yang ada di ISTW Semarang dengan mesin yang baru yang mempunyai kapasias lebih besar (pipa besar 1 inchi hingga 6 inchi) untuk mengembangkan sayap ke segment yang yang lain (goverment & private projects).

4.5 Sekilas Tentang Mesin Haven

Mesin Haven merupakan salah satu mesin potong pipa yang ada di J-2. Saat ini Recutting Factory memiliki 14 unit Haven Cut Off Machine dengan berbagai model. Mesin ini adalah mesin yang canggih buatan Haven Manufacturing Corporation USA. Kita sering menyebutnya mesin HAVEN.

(13)

74 4.5 Gambar Mesin Haven

- Mesin potong ini menggunakan sistem Dual Blade Shear yaitu.

dengan menggunakan dua pisau potong ( blade ) sekaligus. Cara kerjanya adalah dengan menjepit pipa yang akan dipotong dengan dies yang sesuai diameternya, kemudian permukaan pipa terlebih dahulu disobek dengan menggunakan horizontal blade baru kemudian dipotong dengan menggunakan vertical blade.

Kualitas potongan sangat dipengaruhi oleh kondisi dies dan blade yang dipakai. Oleh karena itu pemilihan dies dan blade sangat penting.

- Kecepatan potong mesin ini sangat tinggi bisa mencapai 2000-2500 pcs/jam. Semakin pendek pipa yang dipotong semakin tinggi kecepatannya. Namun ada faktor lain yang mempengaruhi kecepatan potong yaitu standar visual pipa yang diminta oleh pelanggan. Hal ini menjadi sangat dominan karena proses potong di HAVEN menggunakan sistem handling atau transfer yang banyak yang berpotensi melukai pipa. Pipa yang berbentuk kotak lebih sulit dibandingkan pipa berbentuk bulat.

(14)

75

4.6 Spesifikasi Mesin Haven

4.6 Gambar System Kerja Mesin Haven

Desain : HAVEN MANUFACTURING C.O ( USA ) Model ( I . S . T . W ) : 871, 872, 873

Power listrik : 380 volt , 60 – 70 amper

System Control : PLC ( Program Logic Controller ) Water coolant Pressure : 2 – 3 Kgf/cm2

Air Compressor Pressure : 5 – 7 Kgf/cm2

Oil Hydraulic : Tellus 32 ( Kapasitas tangki 400 – 600 ltr ) Oil Coolant : Turralik

Greas : Alvania 2

(15)

76 4.2 Tabel Maintenance Check Mesin Haven

No Item Perawatan Haven Frekuensi PIC

1 Check instalasi panel & wiring kabel 2 Check & tambah oil glass oiler

3 Grease up mesin

4 Cleaning oil cooler 5 Ganti filter oil

6 Ganti oil hydraulic 7 Grease up motor hydraulic

8 Check & ganti unit feedroll ( brg/v-belt)

9 Service coolant pump

10 Cleaning & ganti oil coolant blade

11 Service & flashing unit manifold

12 Check & ganti dust seal cylinder cut hydraulic 13 Check & ganti dust seal cylinder clamp

14 Service unit stopper

15 Check & ganti paddle chain conveyor

16 Lubricant v-belt pully motor

4.7 Karakteristik Mesin Haven

Mesin haven pada unit cutting semuanya sama, hanya saja pada hasil dari output cutting yang akan dilanjutkan keproses berikutnya, apakah diproses deburring atau diproses chamfering, tergantung dari yang diinginkan atau yang diminta oleh customer. Adapun perbedaan karakter tersebut sebagai berikut :

- Haven Deburring sering disebut dengan Burrmaster karena unit yang pertama dimiliki oleh istw adalah burrmaster dari jhon marshall england, namun kemudian ada dari Haven Manufacturing Corporation USA. Unit Burrmaster ini menyatu ( online ) dengan mesin haven. Burrmaster berfungsi untuk memproses lanjut hasil potongan haven untuk menghaluskan kedua ujung pipa. Mesin ini dilengkapi 2 ( dua ) unit sikat

(16)

77 kawat berbentuk roll ( wire brushes ) yang berputar di kedua ujung pipa,kecepatan burrmaster cukup tinggi tapi biasanya mengikuti kecepatan potong Haven.

4.7 Gambar Mesin Haven Deburring

- Haven Chamfering adalah mesin buatan Haven Manufacturing Corporation USA. Mesin ini fungsinya adalah untuk memproses lanjut hasil potongan haven untuk mendapatkan ujung pipa yang rata dan ujung bagian luar maupun bagian dalam yang terchamfer. Mesin ini on line dengan mesin potong haven dengan kecepatan 900 – 1200 pcs/jam.

(17)

78

4.8 Proses Pengumpulan Data

Dari benda-benda alam yang berguna dan bermanfaat bagi manusia, ternyata hanya beberapa jenis saja yang dapat digunakan secara langsung dari wujud aslinya. Biji besi tidak dapat langsung dipergunakan untuk bagian- bagian kendaraan bermotor, sebelum melalui pengolahan terlebih dahulu dengan melebur, mencetak, membubut, memotong, dan selanjutnya.

Benda-benda tersebut merupakan bahan baku yang diolah dengan mengunakan sipat-sipat fisik maupun kimianya. Teknik penggunaan peralatan atau instrumen untuk mengukur dan mengatur sipat fisik dan kimia dari bahan baku tersebut dinamakan Teknik Instrumen Industri. Disini kualitas hasil pengukuran akan menentukan sekali hasil dari pengaturan. Sebagai contoh, misal pada pembuatan pipa yang memerlukan sistem kerja dari awal sampai akhir proses, dari mother coil diteruskan keproses sliter kemudian diteruskan keproses pipe piping (pembentukan pipa ), kemudian ditersukan keproses Facing dan dilanjutkan keproses Cutting sampai akhirnya ke proses Packing. Untuk menjaga kulitas pipa yang baik terutama hal ini hasil proses potong yang dilakukan di J-2, maka dilakukan beberapa inspeksi yaitu pengukuran setiap waktu yang sudah ditentukan dengan mengunakan alat ukur ( sigmad).

Dengan demikian sample pengambilan data Cp dan CPk yang dilakukan setiap 3 bulan merupakan bahan untuk melihat sampai sejauh mana menyimpangan produk yang sudah terjadi, dan dijadikan acuan untuk perbaikan untuk proses selanjutnya.

(18)

79

4.9 Data Jenis Proses Produk NG

Berikut adalah grafik data-data hasil penelitian jenis produk cacat / produk NG yang dikeluarkan pada saat proses bulan november 2010, untuk hasil produk yang dikeluarkan pada mesin haven. Dari data tersebut bisa kita lihat bahwasanya jenis produk cacat ada tiga yang paling terbesar adalah : Luka benturan, ujung penyok, dan kirico chamfer nempel.

4.1 Grafik Pareto Produk NG Mesin Haven

4.10 Kecakupan Data Produk NG

Berikut adalah beberapa data-data hasil penelitian jenis produk cacat / produk NG yang dikeluarkan pada saat proses bulan november 2010, untuk hasil produk yang dikeluarkan pada mesin haven.

(19)

80 4.3 Tabel Jenis Produk NG Mesin Haven

No. Jenis Out Standard Proses bulan November 2010 Pcs

1 Luka Benturan 500

2 Panjang Pendek 300

3 Luka Titik 200

4 Kiriko Chamfer Nempel 150

5 Penyok 100

Total 1250

Dari data jenis produk cacat, tiga yang paling terbesar adalah : Luka benturan, ujung penyok, dan kirico chamfer nempel. Maka penulis merumuskan, akan menganalisa dan penelitian penyebab masalah dari ketiga masalah terbesar tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang

Peradangan mendadak glandula bartholini biasanya disebabkan oleh infeksi gonokokkus, dapat pula oleh bakteri lain yang paling dominan berkaitan dengan

Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan,

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan teknik estimasi yang

Hasil pengamatan panjang tanaman semangka menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada pemberian pupuk hijau orok-orok dengan berbagai konsentrasi. Selanjutnya pemberian

Rancangan Jadual dan Mekanisme pembahasan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo

Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham

Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan