• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK DAN MAKNA KONTEKSTUAL PADA SINGKATAN DAN AKRONIM PLESETAN DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK DAN MAKNA KONTEKSTUAL PADA SINGKATAN DAN AKRONIM PLESETAN DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK DAN MAKNA KONTEKSTUAL PADA SINGKATAN DAN AKRONIM PLESETAN DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

NINDI MEICA SAJAROH E1C015045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No.62Telp (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI

Jurnal skripsi dengan judul Bentuk dan Makna Kontekstual pada Singkatan dan Akronim Plesetan dalam Media Sosial Facebook ini telah disetujui oleh dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana kependidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pedidikan Bahasa dan Seni.

Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 2 Maret 2020.

Pembimbing I,

Dra. Syamsinas Jafar, M.Hum. NIP. 19591231198690 2 001

Pembimbing II,

Drs. Mochammad Asyhar, M.Pd. NIP. NIP. 19670602199702 1 002

(3)

BENTUK DAN MAKNA KONTEKSTUAL PADA SINGKATAN DAN AKRONIM PLESETAN DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK

Oleh

Nindi Meica Sajaroh E1C015045

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan pada status facebook. Teori yang dijadikan landasan pada penelitian ini adalah teori semantik. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif, mengingat penelitian ini adalah kajian analisis bahasa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan simak, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Sementara itu, hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Berdasarkan hasil analisis data singkatan dan akronim pada status facebook diperoleh temuan sebagai berikut. Pertama, bentuk singkatan berupa gabungan huruf awal masing-masing kata, gabungan huruf awal dan satu huruf yang mewakili suatu fonem, dan yang terakhir singkatan berupa gabungan huruf awal kata dan huruf awal frasa. Kedua, Bentuk akronim berupa gabungan huruf awal dari masing-masing kata, dan akronim yang menggunakan gabungan suku kata dari kata tersebut. Ketiga, Makna konteksul dalam teks berupa teks yang diambil dari status facebook

pengguna yang menulis plesetan tersebut. Sedangkan makna kontekstual di luar teks adalah situasi pengguna saat membuat teks status facebook.

Kata Kunci : Plesetan, Singkatan, Akronim, Makna Kontekstual, Media Sosial Facebook.

(4)

FORM AND CONTEXTUAL MEANING OF ABBREVIATIONS AND SLANGS ACRONYMS IN SOCIAL MEDIA FACEBOOK

by

Nindi Meica Sajaroh E1C015045

Abstract

This study aims to describe the form and contextual meaning of abbreviations and slangs acronyms on Facebook status. The theory used as the basis of this research is semantic theory. This type of research is a type of research that uses qualitative methods, considering this research is a study of language analysis. Data collection methods used in this study were documentation and refer to methods, the technique used in this study was note-taking technique. Meanwhile, the results of data analysis were presented in an informal method. Based on the results of data analysis of abbreviations and acronyms on Facebook status, the following findings were obtained. First, the abbreviated form is a combination of the initial letters of each word, a combination of initial letters and one letter that represents a phoneme, and the last abbreviation is a combination of initial letters of words and initial letters of a phrase. Second, the form of acronyms in the form of a combination of the initial letters of each word, and acronyms that use a combination of syllables of the word. Third, the meaning of the context in the form of text is taken from Facebook status of the user who wrote the slangs. Whereas contextual meaning outside the text is the user's situation when creating a Facebook status text.

Keywords: Slangs, Abbreviations, Acronyms, Contextual Meaning, Social Media Facebook.

(5)

BAB I

:

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Suatu bahasa berhubungan dengan bentuk dan makna. Kajian bentuk terdapat pada tataran morfologis dan sintaksis. Kajian makna dibicarakan dalam semantik. Setiap bentuk memiliki makna, dalam sematik hubungan itu disebut relasi makna.

Relasi makna dapat ditemukan dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini menyangkut singkatan dan akronim.

Singkatan dan akronim merupakan kependekan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf perhuruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata. Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil. Singkatan tersebut berasal dari huruf awal kata.

Perkembangan dalam bidang ilmu dan kemajuan dalam bidang teknologi dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Perkembangan zaman menuntut setiap individu untuk menguasai teknologi, salah satunya pada media internet. Internet menyediakan berbagai kemudahan sehingga banyak manusia yang menggemarinya. Internet juga mempunyai berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan untuk mencari informasi.

Jejaring sosial yang banyak diminati saat ini adalah facebook.

Facebook

merupakan salah satu jaringan sosial yang anggotanya dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi.

Facebook bisa juga diartikan sebagaimedia pertukaran informasi, karena di dalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunanya yang dapat dilihat oleh orang lain.

Bentuk dan makna kontekstual singkatan dan akronim dalam status

facebook menarik untuk diteliti, karena beberapa diantaranya mempunyai kemiripan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maiyah yang menemukan sejumlah bentuk singkatan dan akronim dalam status facebook. Penelitian tersebut menjelaskan tentang plesetan, dan belum menyentuh makna kontekstual singkatan dan akronim. Pengguna facebook

seringkali mencipatkan ragam bahasa baru seperti bentuk penyingkatan dan akronim. Penggunaan singkatan dan akronim tersebut selain disebabkan keterbatasan ruang dan karakter, juga adanya sifat kreatif si penulis status dalam menyingkat, meringkas, ataupun mengubah suatu kata. Ada beberapa contoh singkatan dan akronim pada media sosial facebook. (1) PLN : Pemadam Listrik Nyebelin

Huuuhh Setiap hari mati lampu Dasar PLN pemadam listrik nyeselin (Facebook : Diana, 20 Mei 2018)

Pada data (1) di atas terdapat bentuk singkatan berupa gabungan huruf awal masing-masing kata dan satu huruf yang mewakili suatu fonem. Bentuk singkatan PLN pada status facebook memiliki arti pemadam listrik nyeselin

sedangkan arti yang sebenarnya adalah

pelayanan listrik negeri. Pada data ini terdapat dua gabungan huruf awal yaitu P (pemadam), L (listrik) dan terdapat satu huruf fonem yaitu NY (nyeselin).

Pada data (1) di atas ditemukan makna kontekstual singkatan berupa singkatan PLN, pada teks status facebook

tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata PLN yang memiliki kepanjangan sebenarnya pelayanan listrik negeri menjadi pemadam listrik nyeselin. Dari teks status terlihat pengguna facebook

menulis kepanjangan tersebut karena setiap hari mati lampu dan memendam kekesalan pada perusahaan PLN. Dari luar teks terlihat pengguna menulis status tersebut untuk meluapkan kemarahannya pada PLN.

(6)

(2) ASI : Air Sudah Basi

Ketika air ASI berubah menjadi air sudah basi. Lalu air tuba berubah jadi apa? Hahaha

(Facebook: Bayu Pratama, 18 Juni 2018) Pada data (2) di atas ditemukan bentuk akronim berupa akronim ASI. Pada teks status facebook ASI memiliki kepanjangan air sudah basi, sedangkan ASI yang lazim adalah air susu ibu. Data tersebut memiliki akronim yang sama yakni ASI, namun kedua akronim tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda. Bentuk akronim yang terdapat pada data di atas adalah akronim yang menggunakan huruf awal dari akronim yaitu A (air), S (sudah), dan huruf akhir I (basi).

Pada data (2) di atas ditemukan makna kontekstual akronim berupa akronim ASI, pada teks status facebook

tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata ASI yang memiliki kepanjangan sebenarnya air susu ibu

menjadi air sudah basi. Dari teks terlihat pengguna facebook menulis kepanjangan tersebut untuk mempertanyakan jika ASI yang bermakna baik menjadi air tuba yang bermakna buruk, maka air tuba yang sudah bermakna buruk akan berubah menjadi seburuk apalagi. Dari luar teks terlihat pengguna menulis status tersebut untuk bercanda.

Berdasarkan paparan di atas, fenomena kebahasaan berupa makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan yang dilakukan oleh pengguna sosial media facebook menarik untuk diteliti lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada guru/mahasiswa bahasa Indonesia tentang makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan yang dilakukan pada media sosial

facebook. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Bentuk dan Makna Kontekstual pada Singkatan dan Akronim Plesetan dalam Media Sosial

Facebook”.Selain itu, penelitian tentang makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan belum diteliti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang pada subbab sebelumnya, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan dalam media sosial facebook. Permasalahan itu dirinci menjadi dua pertanyaan peneliti di bawah ini.

1. Bagaimanakah bentuk singkatan dan akronim yang terdapat pada teks status

facebook?

2. Bagaimanakah makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan pada teks status facebook?

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ada dua. Adapun kedua tujuan tersebut dipaparkan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk singkatan dan

akronim pada teks status facebook. 2. Mendeskripsikan makna kontekstual

dalam singkatan dan akronim plesetan pada teks status facebook.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan membantu mengatasi masalah. Adapun manfaat penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini memiliki manfaat sebagi berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada guru/mahasiswa bahasa Indonesia tentang makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan yang dilakukan pada media sosial.

2. Menjadi bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lainnya yang akan menganalisis hal yang sama di bidang linguistik, khususnya dalam bidang semantik.

3. Menjadi referensi atau jika ada penelitian lanjutan yang ingin membahas hal serupa,yaitu yang berhubungan dengan penelitian sejenis.

(7)

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Guru/mahasiswa bahasa Indonesia mampu membina siswa belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar, agar siswa tidak merusak bahasa Indonesia. 2. Guru/mahasiswa bahasa Indonesia

dapat memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah sehingga siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Menjadi perbandingan peneliti lainnya yang akan menganalisis hal yang sama di bidang linguistik, khususnya dalam bidang semantik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan

Dalam beberapa penelitian ilmiah, umumnya penulis selalu memiliki bahan rujukan terhadap penelitian sebelumnya. Begitu pula dengan penelitian ini, penulis mengambil beberapa rujukan penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui bentuk singkatan dan akronim pada media sosial facebook. Penelitian yang berhubungan dengan singkatan dan akronim sudah pernah dilakukan oleh beberapa orang, diantara penelitian tersebut dijadikan referensi dalam penelitian ini.

Penelitian pertama dilakukan oleh Indriyani (2017) yang berjudul “Bentuk Singkatan dan Akronim Pada Bahasa Alay dalam Teks Status Facebook”.Masalah yang diangkat dalam penelitian ini ada dua.Pertama, bagaimanakah bentuk singkatan bahasa alay yang terdapat pada teks status facebook. Kedua,

bagaimanakah bentuk akronim bahasa alay yang terdapat pada teks status facebook. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriftif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriyani adalah dapat mendeskripsikan bentuk singkatan dan akronim bahasa alay yang terdapat pada

teks status facebook. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Indriyani terletak pada objek yang diteliti. Penelitian ini mengkaji tentang plesetan singkatan dan akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani mengkaji tentang bentuk penyingkatan dan akronim pada bahasa alay dalam teks status facebook. .

Penelitian kedua dilakukan oleh Jaelani (2017) yang berjudul “Pergeseseran Makna Kata dan Frasa Bahasa Indonesia dalam Bahasa Gaul Di kalangan Remaja”.Masalah yang diambil dalam penelitian ini ada dua.Pertama

bagaimanakah pergeseran makna kata bahasa Indonesia dalam bahasa gaul di kalangan remaja. Kedua, bagaimanakah pergeseran makan frasa bahasa indonesia dalam bahasa gaul di kalangan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaelani adalah dapat mendeskripsikan pergeseran makna kata dan frasa bahasa Indonesia dalam bahasa gaul di kalangan remaja. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Indriyani terletak pada objek yang diteliti. Penelitian ini mengkaji tentang plesetan singkatan dan akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jaelani mengkaji tentang pergeseseran makna kata dan frasa bahasa Indonesia dalam bahasa gaul di kalangan remaja.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Maiyah (2018) yang berjudul “Plesetan Singkatan dan Akronim Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja pada Media Sosial

Facebook”. Masalah yang diangkat dalam

penelitian ini ada tiga. Pertama, bagaimanakah bentuk plesetan singkatan dan akronim bahasa Indonesia di kalangan remaja pada media sosial facebook. Kedua, bagaimanakah proses perubahan penyingkatan dan pengakroniman bahasa Indonesia dalam bentuk-bentuk plesetan di kalangan remaja pada media sosial

(8)

bahasa plesetan singkatan dan akronim bahasa Indonesia di kalangan remaja pada media sosial facebook. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dilakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi, metode analisis data menggunakan padan intralingual dan metode padan ekstralingual, penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat disimpulan bahwa penelitian tentang bahasa singkatan dan akronim sudah sering dilakukan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak mengulang penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hal ini disebabkan karena objek penelitian yang berbeda. Peneliti membahas makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia pada media sosial facebook.

2.2 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan beberapa landasan teori. Dengan demikian, analisis dalam penelitian ini dapat dengan mudah dimengerti. Adapun landasan teori tersebut sebagai berikut.

2.2.1 Semantik

Semantik memiliki peran penting bagi linguistik khususnya berkaitan dengan makna. Ilmu semantik terdapat beberapa hal yang perlu dikaji terutama terletak pada makna suatu kata. Beranggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Kata semantik diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).

Berbagai teori tentang semantik yang berhubungan dengan makna, maka dapat diungkapkan bahwa setiap kata itu mempunyai makna atau arti yang berbeda-beda. Tinjauan semantik dalam pengkajian makna meliputi hiponim, hipernim, sinonim, antonim, polisemi dan

homonim. Dalam pemakaian bahasa, ternyata tidak sedikit bentuk kata yang memiliki hubungan. Hal ini dapat dilihat, baik pada cara pengucapan, penulisan, maupun dalam bentuk pemaknaan.

Semantik leksikal adalah kajian semantik yang lebih memusatkan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat di dalam kata sebagai satuan mandiri (Pateda, 1996: 74). Sejalan dengan Pateda, Keraf (2002: 34) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam relasi semantik yang terdapat pada kata. Hubungan antara kata itu dapat berwujud sinonim, polisemi, homonim, hiponim,dan antonim.

Verhaar (1999: 388) berpendapat bahwa semantik leksikal menyangkut makna leksikal. Semantik leksikal secara leksikologis mencakup segi-segi sebagai berikut: (a) makna dan refren, (b) denotasi dan konotasi, (c) analisis ekstensional dan analisis intensional, (d) analisis komponensial, (e) makna dan pemakaiannya, (f) kesinoniman, keantoniman, kehomoniman, dan kehiponiman. Secara umum hubungan antara satu makna dan makna yang lain secara leksikal dibedakan atas sinonim, antonim, penjamin makna, hipernim, dan hiponim (superordinal atau subordinal), homonim, dan polisemi (Parera, 2004: 60). 2.2.2 Makna Kontekstual

Menurut Aminuddin (1988:92), makna kontekstual adalah makna yang timbul akibat adanya hubungan antara konteks sosial dan situasional dengan bentuk ujaran. Dalam memaknai ujaran dan konteks maupun hubungan antara keduanya, seseorang harus memiliki pengetahuan dan pengalaman sehubungan antara referen yang diacu oleh ujaran maupun keselarasan hubungan antara ujaran dengan konteks yang melatarinya.

(9)

2.2.3 Makna Konseptual

Aminuddin (1998;53)

mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan antara bahasa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh oemakai bahasa lainnya sehingga dapat dimengerti. Dari batasan pengertian itu dapat diketahui adanya tiga unsur pokok yang tercakup di dalamnya, yakni (1) makna adalah hasil hubungan antara bahasa dunia luar, (2) penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta (3) perwujudan makna ini dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling dimnegerti.

2.2.4 Singkatan dan Akronim 2.2.4.1 Singkatan

Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri dari satu huruf atau lebih.Adapun singkatan sebagai berikut: a. Singkatan nama orang, nama gelar,

sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik dibelakan tiap-tiap singkatan itu. Misalnya H. Hamid, Bpk, S.Pddan sebagainya.

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kataditulis dengan huruf kapital diikuti dengan tanda titik. Misalnya

SMP, SMA,dan sebagainnya.

c. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.Misalnya jml, hlm, tgl dan sebagainya.Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengantanda titik. Misalnya dll, dsb, Yth dan sebagainya.

d. Singkatan lambang kimia, singkatan satuan, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya

kg, cm dan sebagainnya. 2.2.4.2 Akronim

Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata EYD (2012:28).Adapun akronim sebagai berikut.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur

nama diri di tulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya SIM, LIPI dan sebagainya. b. Akronim nama diri yang berupa

singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya

Bulog, Bappenas dan sebagainya. c. Akronim yang bukan nama diri berupa

singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya

pemilu, iptek dan sebagainnya. 2.2.5 Bahasa Plesetan

Bahasa plesetan merupakan bahasa yang menyimpang dari makna yang sebenarnya. Bahasa plesetan berarti mempelesetkan segala sesuatu yang sudah benar menjadi tidak benar secara sengaja agar menciptakan kelucuan dan sebagai wujud kekreatifan seseorang dalam mempermainkan bahasa. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2013) disebutkan bahwa peleset atau memeleset berarti tidak mengenai sasaran atau tidak mengenai yang dituju. Berdasarkan makna di atas maka plesetan adalah sesuatu yang dipelesetkan sehingga tidak sesuai dengan sasaran yang sebenarnya atau tidak sasaran yang dituju. Plesetan pada umumnya sangat kontekstual sehingga berfungsi untuk mengungkapkan pola pikir dan perasaan penutur bahasa yang bersangkutan. Sifatnya yang kontekstual akan mengakibatkan bahasa plesetan cepat berubah sesuai dengan situasi masyarakat Lauder (dalam Paskareta, 2015:9).

Selanjutnya, Sibarani (dalam Antonius, 2010:17) mengemukakan bahwa istilah kata-kata plesetan merupakan suatu hasil dari proses pembentukan kata dengan cara mempelesetkan sebuah kata sehingga makna kata itu bertambah dari maknanya semula. Senada dengan Baryadi (dalam Nugroho, 2015:8) mengatakan bahwa plesetan dapat dimengerti sebagai tindak tutur yang menggelelincirkan satuan lingual yang secara konvensional yang telah memiliki bentuk makna tertentu kesatuan makna yang memiliki berbentuk makna lain.

(10)

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahasa plesetan adalah bahasa yang menyimpang dari makna sebenarnya sehingga maknannya bertambah atau berubah. Sebuah kata yang dipelesetkan akan menimbulkan makna baru, sehingga bahasa plesetan tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan yang sebenarnnya. Kata yang dipelesetkan biasanya berbentuk singkatan dan akronim yang kemudian diberi kepanjangan.

2.2.5.1 Plesetan Singkatan

Singkatan pada umumnya adalah bentuk kata yang panjang kemudian dipendekkan menjadi singkatan, Wijana (2010:54).Plesetan singkatan menampilkan singkatan dengan kata ataupun istilah yang sebenarnya sudah umum dan sering digunakan dalam masyarakat, sehingga orang yang mendengarkan lebih cepat mengenal singkatan yang dimunculkan.Plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan, kemudian diberi kepanjangannya, Sibrani (Antonius, 2010:13).Misalnya, BBM memiliki kepanjangan yang sebenarnya adalah

bahan bakar minyak, kemudian kepanjangannya dipelesetkan menjadi

bahan bakar mahal.

2.2.5.2 Plesetan Akronim

Plesetan akronim merupakan jenis plesetan bahasa yakni plesetan yang memendekkan kata atau lebih menjadi satu kata kerja, Wijana (2010:21).Misalnya SIM memiliki kepanjangan yang sebenarnya adalah Surat Izin Mengemudi. Namun, SIM kepanjangannya dipelesetkan menjadi Surat Izin Menikahimu.

2.2.6 Media Sosial Facebook

Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat perkembangan media semakin meningkat. Media yang sering digunakan salah satunya adalah media sosial yang berbasis web. Media sosial merupakan sebuah media online

yang terhubung melalui internet, di mana para penggunannya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi seperti blogger, twitter, facebook serta

forum-forum sosial dalam dunia maya. Di media sosial, kita bisa berkenalan dengan siapapun, kapanpun, latar belakang suku bangsa yang berbeda bahkan antar Negara dengan bahasa yang berbeda.

Jejaring sosial juga dapat disebut dengan dunia maya, karena kita dapat terhubung secara langsung kepada seluruh orang tanpa harus bertatap muka. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang membawa suatu informasi dimulai dari pengirim pesan (sender) yang memiliki keinginan untuk mengkomunikasikan pesan atau informasi kepada penerima (receiver) dengan menggunakan teknologi berbasis web atau internet. Jejaring sosial merupakan situs web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunannya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung di dalam situs tersebut.Oleh karena itu, situs ini juga sering disebut dengan situs pertemanan (Maryono, 2012:80).

Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial yang menyediakan media bagi para penggunannya untuk saling bertukar informasi dan berinteraksi. Di dalam facebook kita dapat menambahkan teman, mengirim pesan, membuat status, dan memperbaharui profil pribadi kita agar orang lain melihat tentang diri kita. Menurut Wati (2009:1) facebook

adalah salah satu media untuk berkomunikasi dan rekreasi untuk hampir semua pengguna internet, bahkan sekarang keberadaan facebook telah dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis, politik dan lain sebagainnya.

2.2.7 Teks

Menurut pandangan Eriyanto, (2001: 3), teks hampir sama dengan wacana, bedanya kalau teks hanya bisa disampaikan dalam bentuk tulisan saja, sedangkan wacana bisa disampaikan dalam bentuk lisan maupun tertulis.

2.2.7.1 Jenis-jenis Teks

Teks dibedakan menjadi beberapa macam yakni :

(11)

1. Teks Anekdot

Teks Anekdot merupakan sebuah teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yan ditanggapi dengan reaksi.

2. Teks Deskripsi

Jenis teks yang menggambarkan keadaan (sifat, bentuk, ukuran, warna, dsb) sesuatu manusia atau benda) secara individual dan unik.

3. Teks Diskusi

Teks Diskusi merupakan sebuah yang berisi tinjauan terhadap sebuah isu dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sisi yang mendukung dan menentang isu tersebut.

4. Teks Editorial

Teks Editorial merupakan sebuah teks yang ada pada koran atau majalah yang merupakan ungkapan wawasan atau gagasan terhadap sesuatu yang mewakili koran atau majalah tersebut. Teks Editorial biasanya disebut tajuk rencana.

5. Teks Eksemplum

Teks Eksemplum adalah jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi.

6. Teks Eksplanasi

Teks Eksplanasi merupakan sebuah teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa.

7. Teks Eksposisi

Teks Eksposisi merupakan sebuah teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau megusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat.

8. Teks Naratif

Teks Naratif merupakan sebuah teks rekaan yang berisi komplikasi yang menimbulkan masalah yang memerlukan waktu untuk melakukan evaluasi agar dapat memecahkan masalah tersebut.

9. Teks Negosiasi

Sesuai dengan namanya Teks Negosiasi merupakan sebuah teks yang berisi tentang proses tawar-menawar dng jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yg lain.

10. Teks Recount

Teks Recount merupakan sebuah teks yang berisi pengungkapan pengalaman atau peristiwa yang dilakukan pada masa lampau.

11. Teks Prosedure (teks prosedural) Teks prosedure merupakan sebuah teks yang menerangkan langkah-langkah untuk membuat sesuatu atau mencapai suatu tujuan. Teks prosedur juga dapat berupa sebuah protokol.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif, karena data yang diteliti berupa kata-kata dan bukan angka-angka. Bogdan dan Taylor (dalam Muhammad, 2011:19) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Metode penelitian deskriptif menurut Djajasudarma (2010:9) adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi, maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Jadi, penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data berupa kata-kata yang akurat kemudian dijabarkan secara sistematis.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan singkatan dan akronim bahasa Indonesia yang ditemui di media sosial facebook. Kajian deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data lalu mengklasifikasikan data sesuai dengan bentuk, maknasingkatan dan akronim bahasa Indonesia. Singkatan dan akronim bahasa Indonesia yang ditemui peneliti di media sosial facebook akan dideskripsikan berdasarkan dengan apa yang ditemukan peneliti.

(12)

3.2 Data dan Sumber Data

Dalam setiap penelitian terdapat data dan sumber data.Adapun data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.

3.2.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa bahasa tulis status

facebook. Objek dari data tersebut berupa singkatan dan akronim pada media sosial

facebook. Data diketahui di kalangan remaja, karena setelah menemukan data, peneliti membuka kronologi pengguna media sosial facebook yang menggunakan bahasa singkatan. Data juga diambil dari penelitian terdahulu yang sudah diteliti oleh Maiyah yang berjudul “Plesetan Singkatan dan Akronim Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja pada Media Sosial

Facebook”.

3.2.1.1 Data Primer

Menurut Sugiyono (2016 : 308) Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 3.2.1.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017:137) definisi dari sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

3.2.2 Sumber Data

Muhammad (2011:154)

mengatakan bahwa sumber data merupakan asal-usul dari apa, siapa, dan darimana informasi mengenai fokus penelitian tersebut diperoleh. Sehubungan dalam penelitian ini membahas tentang plesetan singkatan dan akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook,

maka sumber penelitian ini adalah teks status pada media sosial facebook. Teks status diambil dari beranda peneliti dan dari penelitian terdahulu yang sudah diteliti oleh Maiyah yang berjudul “Plesetan Singkatan dan Akronim Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja pada Media Sosial Facebook”.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ada dua yaitu metode dokumentasi dan metode simak.

3.3.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data berupa singkatan dan akronim bahasa Indonesia yang ditemui peneliti di media sosial facebook yang diunggah oleh teman peneliti. Data yang diperoleh didokumentasikan dengan cara foto layar atau yang dikenal dengan (screen shoot). Pernyataan ini didukung oleh Sugiyono (2013:329) yang mengatakan bahwa dokumentasi adalah dokumen dalam bentuk gambar meliputi foto, gambar hidup dan skesta. Peneliti juga mengumpulkan data dari penelitian terdahulu yang sudah diteliti oleh Maiyah yang berjudul “Plesetan Singkatan dan Akronim Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja pada Media Sosial Facebook”.

3.3.2 Metode Simak

Metode simak adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Dinamakan metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2007 : 29).

Metode simak menurut Sudaryanto (1993:133) mencakup teknik sebagai berikut: (1) teknik sadap, secara praktis metode simak dilakukan dengan penyadapan. Seorang peneliti dalam rangka mendapatkan data, ia harus menggunakan kecerdikannya untuk menyadap pembicaraan informan; (2) teknik simak libat cakap, dalam kegiatan menyadap seorang peneliti harus berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan, sehingga peneliti melakukan dialog secara langsung dengan informan. Keikutsertaan peneliti bersifat fleksibel, yaitu seorang peneliti dapat bersifat aktif maupun reseptif, dikatakan aktif apabila seorang peneliti aktif berbicara dalam proses dialog, sedangkan bersifat reseptif apabila seorang peneliti

(13)

karena faktor subyektif maupun objektif hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh informan; (3) teknik simak bebas libat cakap, dalam teknik ini seorang peneliti tidak dilibatkan secara langsung untuk ikut menentukan pembentukan dan pemunculan calon data kecuali hanya sebagai pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada diluar dirinya; (4) teknik rekam, dalam hal ini peneliti berusaha merekam pembicaraan dengan informan yang dilakukannya tanpa sepengetahuannya, serta digunakan sebagai bukti penelitian; (5) teknik catat, disamping perekaman penelitian ini juga menggunakan teknik catat pada kartu data yang dilanjutkan pada klasifikasi data. 3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data ada dua, yaitu metode padan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual.

3.4.1 Metode Intralingual

Metode padan intralingual digunakan untuk menjawab pertanyaan ”Bagaimanakah bentuk singkatan dan akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook”. Metode padan intralingual merupakan metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa, Mahsun (2014:118). Metode padan intralingual digunakan untuk menghubungkan serta membandingkan bentuk-bentuk singkatan dan akronim yang mengalami perubahan kosakata.

Metode analisis padan intralingual terdiri atas teknik hubung-banding menyamakan (HBS), hubung-banding membedakan (HBB), dan teknik hubung-banding menyamakan hal pokok (HBSP), yaitu teknik yang bertujuan untuk mencari kesamaan hal pokok dari pembedaan dan penyamaan yang dilakukan dengan menerapkan teknik HBS dan HBB, karena tujuan akhir dari banding menyamakan dan membedakan tersebut adalah

menemukan kesamaan dan perbedaan pokok di antara data yang diperbandingkan, Mahsun (2014:119).

Metode padan intralingual digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengaitkan bentuk singkatan dan akronim yang sebenarnya dengan bentuk singkatan dan akronim yang diplesetkan. Misalnya singkatan PLN memiliki kepanjangan yang sebenarnya adalah

Pelayanan Listrik Negeri, namun PLN

berubah makna menjadi Pemadam Listrik Nyebelin.

3.4.2 Metode Ekstralingual

Metode ekstralingual digunakan untuk menjawab pertanyan tentang “Bagaimanakah makna kontekstual dalam singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia pada media sosial facebook”.

Metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa, Mahsun (2007:120). Metode ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia yang terdapat pada media sosial facebook.

Metode padan ekstralingual digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengkaitkan makna kontekstual yang terdapat dalam teks dan diluar teks status facebook.Makna kontekstual dalam teks dan diluar teks yang dimaksud seperti singkatan PLN pada media sosial facebook

yaitu Pemadam Listrik Nyebelin. Dalam teks pengguna facebook menulis kepanjangan tersebut karena setiap hari mati lampu, sedangkan di luar teks terlihat pengguna facebook menulis status karena memendam kekesalan kepada PLN yang memiliki kepanjangan sebenarnya yaitu

Pelayanan Listrik Negeri.

3.5 Langkah-langkah Analisis Data Dalam menganalisis data ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah menganalisis data sebagai berikut.

(14)

a. Memilah-milah data yang termasuk singkatan dan akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook. b. Menentukan bentuk singkatan dan

akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook. .

c. Menganalisis data yang sudah ada sesuai dengan data yang diperoleh peneliti dan mendeskripsikan makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia.

3.6 Metode Penyajian Data

Metode informal adalah perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminology yang bersifat teknis. Kaidah yang dapat disajikan pada metode informal yaitu bahasa biasa, ekspresi bahasa seperti kata-kata, frasa, kalusa, dan kalimat (Mahsun, 2014:279). Metode informal digunakan untuk memaparkan atau menyajikan hasil analisis data yang berupa bentuk dan makna singkatan dan akronim bahasa Indonesia pada media sosial facebook. Data-data yang ditemui peneliti dituangkan dalam bentuk kata-kata biasa. Data-data tersebut berupa singkatan dan akronim.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan analisis data sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia pada media sosial facebook. Pembahasan dikelompokkan sesuai dengan pertanyaan penelitian sebagaimana dipaparkan dalam bab pendahuluan. Pembahasan pertama terkait dengan bentuk singkatan dan akronim pada teks status facebook. Pada bagian berikutnya dibahas tentang makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan pada teks status facebook.

4.1 Bentuk Singkatan dan Akronim pada Teks Status Facebook

Pada teks status facebook ditemukan penggunaan singkatan dan akronim. Singkatan dan akronim yang dimaksud dianalisis bentuknya secara lingual pada bagian ini.

4.1.1 Bentuk Singkatan

Singkatan secara sederhana merupakan sebuah huruf atau sekumpulan huruf sebagai bentuk pendek dari sebuah kata atau beberapa kata. Sesuai dengan hasil interpretasi data, berikut datanya.

(1) STNK : Surat Tanda Nikahi Kamu

Setelah nanti kita bersatu

Maka kita akan punya STNK (Surat tanda nikahi kamu)

(Facebook : Terune Bangket Tengak 5 Januari 2018)

Pada data (1) di atas ditemukan bentuk singkatan berupa singkatan STNK. Pada teks status facebook tersebut STNK memiliki kepanjangan surat tanda nikahi kamu, sedangkanSTNK yang lazim adalah

surat tanda nomor kendaraan. Data tersebut memiliki singkatan yang sama yakni STNK, tetapi kedua singkatan tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda. Bentuk singkatan yang terdapat pada data di atas adalah singkatan yang menggunakan huruf awal dari kata yang disingkat yaitu S (surat), T (tanda), N (nikahi), K (kamu).

(2) PLN : Pemadam Listrik Nyeselin

Huuuhh Setiap hari mati lampu Dasar PLN pemadam listrik nyeselin

(Facebook : Diana, 20 Mei 2018)

Pada data (2) di atas terdapat bentuk singkatan berupa gabungan huruf awal masing-masing kata dan satu huruf yang mewakili suatu fonem. Bentuk singkatan PLN pada status facebook memiliki arti pemadam listrik nyeselin

sedangkan arti yang sebenarnya adalah

pelayanan listrik negeri. Pada data ini terdapat dua gabungan huruf awal yaitu P (pemadam), L (listrik) dan terdapat satu huruf fonem yaitu NY (nyeselin).

(3) CLBK (CINTA LAMA BUANG KE LAUT)

(Facebook: Saleh Tamboris, 22 Januari 2018)

Pada data (3) di atas ditemukan bentuk singkatan berupa singkatan CLBK.

(15)

Pada teks status facebook CLBK memiliki kepanjangan cinta lama buang ke laut, sedangkam CLBK yang lazim memiliki kepanjangan cinta lama bersemi kembali. Data tersebut memiliki singkatan yang sama yakni CLBK, tetapi kedua singkatan tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda. Bentuk singkatan yang terdapat pada data di atas adalah singkatan yang dibentuk dengan gabungan huruf awal dari kata yang disingkat yaitu C (cinta), L (lama), B (buang) dan huruf awal frasa yaitu K (ke laut).

Berdasarkan data-data yang diperoleh bentuk singkatan yang terdapat pada

data di atas ada tiga yaitu singkatan yang menggunakan huruf awal dari kata tersebut, singkatan yang berupa gabungan huruf awal masing-masing kata dan satu huruf yang mewakili suatu fonem, dan yang terakhir singkatan berupa gabungan huruf awal kata dan huruf awal frasa. 4.1.2 Bentuk Akronim

Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Sesuai dengan hasil interpretasi data, dipaparkan sebagai berikut.

(13) SIM : Surat Ijin Menikahimu Cewek: numpang Tanya bang..?? Cowok: ia neng.. ..!!!

Cewek: klok bkin SIM d mna ya…

Cowok: K.U.A

Cewek: kok ke K.U.A sih bang. Cowok’: neng… SIM(surat ijin menikahimu) bersama Kadeq Lin. (Facebook : Gede Bongoh, 2 Januari 2018)

Pada data (13) di atas ditemukan bentuk akronim berupa akronim SIM. Pada teks status facebook SIM memiliki kepanjangan surat ijin menikahimu, sedangkan SIM yang lazim adalah surat izin mengemudi. Data tersebut memiliki akronim yang sama yakni SIM, tetapi kedua akronim tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda. Bentuk

akronim yang terdapat pada data di atas adalah akronim yang menggunakan huruf awal dari akronim tersebut, yaitu S (surat), I (izin), M (menikahimu).

(14) WITA : Waktu Indonesia Terserah Anda

Ayo besok kita pergi liburan Saya tunggu di manapun kamu mau

Yang penting kita bahagia

Pukul WITA waktu Indonesia terserah anda

Wkwkwkwkwk 

(Facebook : Fahrur Dagull Dagull, 22 Juli 2018)

Pada data (14) di atas ditemukan bentuk akronim berupa akronim WITA. Pada teks status facebook WITA memiliki kepanjangan waktu Indonesia terserah anda, sedangkan WITA yang lazim adalah

waktu Indonesia tengah. Data tersebut memiliki akronim yang sama yakni WITA, tetapi kedua akronim tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda. Bentuk akronim yang terdapat pada data di atas adalah akronim yang menggunakan huruf awal dari akronim tersebut, yaitu W (waktu), I (Indonesia), T (terserah), A (anda).

(15) ASI : Air Sudah Basi

Ketika air ASI berubah menjadi

air sudah basi. Lalu air tuba berubah jadi apa? hahaha (Facebook : Bayu Pratama, 18 Juni 2018) Pada data (15) di atas ditemukan bentuk akronim berupa akronim ASI. Pada teks status facebook ASI memiliki kepanjangan air sudah basi, sedangkan ASI yang lazim adalah air susu ibu. Data tersebut memiliki akronim yang sama yakni ASI, namun kedua akronim tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda. Bentuk akronim yang terdapat pada data di atas adalah akronim yang menggunakan huruf awal dari akronim yaitu A (air), S (sudah), dan huruf akhir I (basi).

Berdasarkan data-data yang diperoleh, bentuk akronim yang terdapat pada data di atas ada dua, yaitu akronim yang menggunakan huruf awal dari kata

(16)

tersebut, dan akronim yang menggunakan gabungan suku kata dari kata tersebut. 4.2 Makna Kontekstual dalam Singkatan dan Akronim Plesetan Bahasa Indonesia pada Media Sosial Facebook

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam konteks. Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu, lingkungan, penggunaan leksem tersebut. Makna kontekstual singkatan dan akronim dipaparkan sebagai berikut.

1.2.1 Makna Kontekstual dalam Singkatan

(22) STNK : Surat Tanda Nikahi Kamu Setelah nanti kita bersatu

Maka kita akan punya STNK (Surat tanda nikahi kamu)

(Facebook : Terune Bangket Tengak 5 Januari 2018)

Pada data (22) di atas ditemukan makna kontekstual singkatan berupa singkatan STNK, pada teks status

facebook tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata STNK yang memiliki kepanjangan sebenarnya surat tanda nomor kendaraan menjadi surat tanda nikahi kamu. Dari teks status tersebut terlihat pengguna facebook

menulis bahwa setelah nikah akan punya surat tanda nikahi kamu. Dari luar teks tersebut pengguna menulis status karena ingin menikahi pasangannya.

(23) PLN : Pemadam Listrik Nyeselin Huuuhh Setiap hari mati lampu Dasar PLN pemadam listrik nyeselin

(Facebook : Diana, 20 Mei 2018)

Pada data (23) di atas ditemukan makna kontekstual singkatan berupa singkatan PLN, pada teks status facebook

tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata PLN yang memiliki kepanjangan sebenarnya pelayanan listrik negeri menjadi pemadam listrik nyeselin. Dari teks status terlihat pengguna facebook

menulis kepanjangan tersebut karena setiap hari mati lampu dan memendam kekesalan pada perusahaan PLN. Dari luar

teks terlihat pengguna menulis status tersebut untuk meluapkan kemarahannya pada PLN.

(24) CLBK (CINTA LAMA BUANG KE LAUT)

(Facebook: Saleh Tamboris, 22 Januari 2018)

Pada data (24) di atas ditemukan makna kontekstual singkatan berupa singkatan CLBK, pada teks status

facebook tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata CLBK yang memiliki kepanjangan sebenarnya cinta lama bersemi kembali menjadi cinta lama buang ke laut. CLBK memiliki kepanjangan yang sebenarnya adalah. Dari teks status terlihat pengguna facebook

menulis kepanjangan tersebut ingin membuang cinta ke laut. Dari luar teks terlihat pengguna facebook menulis karena memendam kekesalan pada mantan pacarnya.

1.2.2 Makna Kontekstual dalam Akronim

(26) Golkar : Golongan Kaya Raya Kita harus kerja keras agar seperti

Golkar (Golongan Kaya Raya)

(Facebook : Rika C’gadis Puyung’yank Selalu Tersakity, 18 Juli 2018)

Pada data (34) di atas ditemukan makna kontekstual akronim berupa akronim GOLKAR, pada teks status

facebook tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata GOLKAR yang memiliki kepanjangan sebenarnya

golongan berkarya menjadi golongan kaya raya. Dari teks status terlihat pengguna

facebook menulis kepanjangan tersebut untuk memotifasi dan menyemangati orang-orang bekerja keras agar menjadi orang kaya.

(27) SIM : Surat Ijin Menikahimu Cewek: numpang Tanya bang..?? Cowok: ia neng.. ..!!!

Cewek: klok bkin SIM d mna ya…

Cowok: K.U.A

(17)

Cowok’: neng… SIM(surat ijin menikahimu) bersama Kadeq Lin. (Facebook : Gede Bongoh, 2 Januari 2018)

Pada data (35) di atas ditemukan makna kontekstual akronim berupa akronim SIM, pada teks status facebook

tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata SIM yang memiliki kepanjangan sebenarnya surat izin mengemudi menjadi urat ijin menikahimu. Dari teks status terlihat seorang wanita bertanya kepada seorang pria dimana tempat membuat SIM dan dijawab oleh pria tersebut di KUA. Dari luar teks terlihat pengguna facebook menulis kepanjangan tersebut karena ingin menikahi wanita yang bertanya kepadanya. (28) WITA : Waktu Indonesia

Terserah Anda

Ayo besok kita pergi liburan Saya tunggu di manapun kamu mau

Yang penting kita bahagia

Pukul WITA waktu Indonesia terserah anda

Wkwkwkwkwk 

(Facebook : Fahrur Dagull Dagull, 22 Juli 2018)

Pada data (36) di atas ditemukan perubahan makna akronim berupa akronim WITA, pada teks status facebook tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata WITA yang memiliki kepanjangan sebenarnya waktu Indonesia tengah menjadi waktu Indonesia terserah anda. Dari teks status terlihat pengguna

facebook menulis kepanjangan tersebut karena akan pergi liburan dengan waktu yang tidak tentu asalkan bahagia. Dari luar teks status terlihat pengguna facebook tersebut menyerahkan pada teman-temannya kapanpun mereka pergi liburan asalkan bahagia.

(29) Pilkada : Pemilihan Kekasi Idaman

Andai Pilkada #itu-_Singkatan_Dari

Pemilihan #Kekasih_Idaman

 Aku Pasti #Pilih_Kamu. Karena

“Kamu yg paling

#Berpengalaman

Bikin AKU #Jatuh_Cinta

(Facebook : Syahroni Sagara, 3 Agustus 2018)

Pada data (37) di atas ditemukan perubahan makna akronim berupa akronim PILKADA, pada teks status facebook

tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengubah kosakata PILKADA yaang memiliki kepanjangan sebenarnya

pemilihan kepala daerah menjadi

pemilihan kekasih idaman. Dari teks status terlihat p engguna facebook menulis kepanjangan tersebut karena sedang berandai-andai jika PILKADA artinya pemilihan kekasih idaman, maka pengguna

facebook ingin memilih kekasih idamannya.

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Penelitian ini mengkaji tentang makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia pada media sosial facebook. Adapun simpulan dan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Dalam penelitian ini ditemukan bentuk singkatan berupa gabungan huruf awal masing-masing kata, gabungan huruf awal dan satu huruf yang mewakili suatu fonem, dan yang terakhir singkatan berupa gabungan huruf awal kata dan huruf awal frasa. 2. Kemudian ditemukan juga dalam

penelitian ini berupa bentuk akronim gabungan huruf awal dari masing-masing kata, dan akronim yang menggunakan gabungan suku kata dari kata tersebut.

3. Serta temuan terakhir dalam penelitian ini yaitu makna kontekstual dalam teks yang diambil dari status facebook

pengguna yang menulis plesetan tersebut. Sedangkan makan kontekstual di luar teks adalah situasi pengguna saat membuat teks status

(18)

5.2 Saran.

Makna bahasa sudah sering di teliti, namun di Universitas Mataram belum banyak yang meneliti tentang makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan. Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan waktu dalam menyusun penelitian ini. Untuk itu, penulis sangat berharap kepada peneliti lain agar mengkaji lebih dalam tentang perubahan makna. Dalam upaya meningkatkan penelitian ke arah yang lebih baik, adapun saran yang ingin peneliti sampaikan yakni: 1. Penelitian ini hanya mengkaji tentang

bentuk dan makna kontekstual singkatan dan akronim plesetan bahasa Indonesia pada media sosial

facebook. Diharapkan peneliti lain mengkaji tentang makna kontekstual tidak hanya di media sosial facebook, tetapi juga di berbagai sumber seperti Tv, Youtube.

2. Penelitian ini sangat jauh dari kata sempurna. Data yang ditemui peneliti sangat terbatas. Oleh sebab itu, diharapkan adanya penelitian yang lebih mendalam tentang makna kontekstual.

3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber pustaka baru dalam bidang linguistik khususnya bahasa plesetan dan peneliti lainnya diharapkan dapat mengkaji lebih luas tentang makna kontekstual.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2015. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Chaer, Abdul. 2009. Penghantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatihah. 2010. Metode Linguistik (ancangan metode penelitian dan kajian). Bandung: Refika Aditama.

Indriyani F.P, Desi Nur. 2017. “Bentuk

Singkatan dan Akronim pada

Bahasa Alay dalam Teks Status Facebook”. Skripsi Pdf. Universitas Mataram.

Jaelani, Muhammad Agiel. 2017.

“Pergeseran Makna Kata dan Frasa Bahasa Indonesia dalam Bahasa Gaul di Kalangan Remaja”. Skripsi Pdf. Universitas Mataram.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers. Maiyah. 2018. “Plesetan Singkatan dan

Akronim Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja pada Media Sosial Facebook”.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram.

Maryono.Dwi. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Muhammad. 2011. Paradigma Kualitatif

Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Liebe Boook Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik Penghantar Kajian Makna. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

menunjukan bahawa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata kelas kontrolsehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematikamenggunakanmodel

Seseorang yang lebih sering menggunakan atau memberikan atensi, memiliki atensi yang lebih baik dibandingkan dengan yang jarang menggunakan atensi. Hal ini telah

Untuk memperoleh data komposisi dan struktur vegetasi di kawasan hutan TNGGP dilakukan melalui kegiatan analisis vegetasi menggunakan metode jalur berpetak pada

Raskauttavimpina tekoina edellä mainitun tapauksen lisäksi oli Liperin käräjäkunnan kihlakunnanoikeudessa vuonna 1939 käsitelty tapaus, jossa kolme alle 12-vuotiasta

1. Bambang Juanda MS yang telah memberikan bimbingan dan saran baik secara teoritis maupun teknis serta pembelajaran yang sangat berguna dalam proses penyusunan skripsi

terhadap pembentukan konsep diri siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Rembang karena disana layanan informasi diperuntukkan agar siswa mampu mengenali dirinya atas

aorta. Indikasi kelas 2a untuk AVR adalah 1) pasien beresiko tinggi dengan stenosis aorta berat asimptomatik yang memenuhi syarat untuk AVR transapikal setelah dinilai

Berdasarkan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan peneliti dan kolaborator, kendala yang muncul ketika pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode diskusi kelompok