Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh
MADE INDRA ANGGA WIJAYA NIM : 035114029
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By:
Name : Made Indra Angga Wijaya Student Number : 035114029
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008
KENDALI JARAK JAUH MENGGUNAKAN WLAN
KENDALI JARAK JAUH MENGGUNAKAN WLAN
(REMOTE CONTROL USING WLAN)
(REMOTE CONTROL USING WLAN)
Disusun oleh: Disusun oleh:
MADE INDRA ANGGA WIJAYA MADE INDRA ANGGA WIJAYA
NIM : 035114029 NIM : 035114029
Telah disetujui oleh: Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Pembimbing I
Damar Wijaya, S.T., M.T. Tanggal _______________ Damar Wijaya, S.T., M.T. Tanggal _______________
Pembimbing II Pembimbing II
Agustinus Bayu Primawan, S.T., M.Eng. Tanggal _______________ Agustinus Bayu Primawan, S.T., M.Eng. Tanggal _______________
KENDALI JARAK JAUH MENGGUNAKAN WLAN
(REMOTE CONTROL USING WLAN)
Disusun oleh:
MADE INDRA ANGGA WIJAYA NIM : 035114029
Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal : 19 Maret 2008
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : B. Djoko Untoro Suwarno, S.Si., M.T. ...
Sekretaris : A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng. ...
Anggota : Damar Wijaya, S.T., M.T. ...
Anggota : Pius Yozy Merucahyo, S.T., M.T ...
Yogyakarta, ___________________ Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata
Dharma Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc.
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”
Yogyakarta, 10 Maret 2008
Made Indra Angga W.
“KEMENANGAN BUKAN KARENA TIDAK PERNAH
JATUH, NAMUN KARENA BERANI BANGKIT
SETIAP KALI KITA JATUH”
Kupersembahkan tugas ahkir ini kepada
kedua orangtuaku (I Md. Ramlie S. dan Ni Nym. Anggraeni) atas doa,
keringat dan air mata yang telah tercurah untukku,
kakakku, adikku, dan Emy yang selalu memberiku semangat dan
menyayangiku,
dan semua teman-teman yang telah memberi doa dan dukungan
semangat.
WLAN digunakan, karena memberikan kebebasan bergerak dalam melakukan pengendalian selama masih dalam jaringan WiFi (Wireless Fidelity).
Proses pengendalian dilakukan dengan sebuah PDA (Personal Digital Assistant) sebagai client atau remote control, sebuah PC (Personal Computer) sebagai server dan sebuah hardware yang berfungsi sebagai rangkaian pengkondisi motor. Koneksi antara PDA dan PC menggunakan jaringan ad hoc
(peer-to-peer). PDA mengendalikan motor dengan memberi perintah ke PC. PC meneruskan perintah ke hardware melalui parallel port. Hardware menerima perintah dan motor berputar sesuai perintah. Setelah motor berputar, PC menerima
feedback kondisi motor dari hardware, lalu PC mengirimkan feedback ke PDA. Jenis pengendalian motor yang dilakukan adalah motor berputar ke kanan (Clock Wise), motor berputar ke kiri (Counter Clock Wise) dan motor diam (OFF).
Pengendalian jarak jauh menggunakan WLAN ini sudah dicoba dan terbukti dapat bekerja dengan baik. Motor berputar sesuai dengan perintah yang diberikan, dan feedback yang diberikan telah sesuai dengan kondisi motor. Feedback yang diberikan oleh web service, hanya pada client atau server yang memberikan perintah pada saat itu.
Kata kunci : pengendalian jarak jauh, WLAN, parallel port.
The controlling process is using a PDA (Personal Digital Assistant) as the client or remote controller, a PC (Personal Computer) as the server and a hardware as a motor conditioning circuit. The Connection between PDA and PC is using an ad hoc (peer-to-peer) network. PDA control the motor by giving command to the PC. PC forward the command to the hardware through parallel port. Hardware receives the command and motor spins according to the respective command. After the motor spins, the PC receive the feedback of the motor condition from hardware and then PC send the feedback to PDA. The motor controlling type is motor spinning to the right (Clock Wise), motor spinning to the left (Counter Clock Wise) and motor off.
This WLAN remote control has been tested and it is proved that it works well. The motor can be spin according to the command and the feedback is given according to the motor condition. Feedback that given by web service, only to the client or server that gives the command that time.
Key word : remote controlling, WLAN, parallel port.
wara nugraha-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik dan lancar.
Pada proses pembuatan tugas ahkir ini penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang ikut membantu sehingga tugas ahkir ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas asung kertha wara nugraha-Nya.
2. Bapak Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku dekan
fakultas teknik.
3. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku pembimbing I atas
bimbingan, dukungan, saran dan kesabaran bagi penulis dari awal
sampai tugas akhir ini bisa selesai.
4. Bapak Agustinus Bayu Primawan, S.T., M.Eng., selaku dosen
pembimbing II yang telah bersedia memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyelesaikan tugas ahkir ini.
5. Seluruh dosen teknik elektro atas ilmu yang telah diberikan selama
penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma.
6. Semua teman-teman teknik elektro yang sudah membantu dan
memberi semangat dan inspirasi khususnya : Gigih (yang selalu
memberi semangat dan membantu dalam menyelesaikan hardware),
dan ilmu baru bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Semua orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ahkir
ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ahkir ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang besifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Yogyakarta, 10 Maret 2008
Penulis
Made Indra Angga Wijaya
Lembar pengesahan oleh pembimbing ... Lembar pernyataan keaslian karya ... Halaman persembahan dan moto hidup ... Intisari ... Abstract... Kata pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Gambar... Daftar Tabel ... BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1 Judul………... 1.2 Latar Belakang……... 1.3 Batasan Masalah………... 1.4 Tujuan …………... 1.5 Manfaat ...…………..……….... 1.6 Metode Penelitian …... 1.7 Sistematika Penulisan ………... BAB 2 DASAR TEORI ... 2.1TCP/IP ...
2.1.1 OSI Protocol Layer ……….
2.1.2 TCP/IP Protocol Layer ………
2.2IP (Internet Protocol) Address ………...………... 2.2.1 Pengertian dan Fungsi ...
2.2.2 IP Address Format ………..
2.2.3 Kelas IP Address ……….
2.2.4 Aturan Dasar Pemilihan Network-ID dan Host-ID ……….
2.3Web Service...………
2.4WLAN (Wireless LAN) ……….. 2.4.1 Keuntungan WLAN ... 2.4.2 Topologi Jaringan WLAN ... 2.5Windows Mobile ...………..
2.5.1 Windows Mobile 2003 SE ...
2.6Parallel Port ..……….
2.6.1 Batasan Port ... 2.6.2 Printer Port ... 2.6.3 Parallel Port Output ... 2.6.4 Parallel Port Input ...
2.7Transistor sebagai Saklar ..………
2.7.1 Pemberian Prasikap Tegangan pada Basis ... 2.7.2 Garis Beban DC ... 2.7.3 Titik Sumbat (Cut Off)dan Jenuh (Saturation) ... 2.7.4 Daerah Aktif (Active Region) ... 2.8Relay …...…...
2.8.1 Normally Closed (NC) ... 2.8.2 Normally Open (NO) ..……...
2.9Fototransistor ...………...
2.10 Opto Isolator ...……… 2.11 Op Amp sebagai Pembanding Tegangan ………... 2.12 Motor DC ... BAB 3 PERANCANGAN ...
3.1Diagram Blok ...……….
3.2Algoritma Perancangan Program ... 3.3Perancangan Program ...……….. 3.3.1 Program Client ...………...
3.5.1.1Form ... 3.5.1.2Text Box ... 3.5.1.3Push Button ... 3.5.2 Server Program Layout ... 3.6Pengaturan Metode Adhoc WLAN ... BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...………
4.1 Client Program Layout ... 4.2 Server Program Layout ... 4.3 Bentuk Fisik Hardware ... 4.4 Pengamatan Kinerja Alat ...
4.4.1 Pengamatan Kinerja Alat Secara Umum ... 4.4.2 Pengamatan Tingkat Keberhasilan Alat ... 4.4.3 Pengamatan Jarak Efektif Pengendalian ... 4.4.4 Pengamatan Hardware ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. DAFTAR PUSTAKA ………. LAMPIRAN ………
55 55 55 56 57 60 60 64 65 65 65 67 68 69 73 74 76
Gambar 2-1. Lapisan OSI ……… 7
Gambar 2-2. Perbandingan arsitektur OSI dan TCP………. 10
Gambar 2-3. Notasi desimal bertitik ……….………... 14
Gambar 2-4. Metode Adhoc / Peer to Peer (a)Wireless (b)Wired .…….. 23
Gambar 2-5. Komunikasi antar-wireless client dengan menggunakan metode infrastruktur ...………… 24 Gambar 2-6. Typical Windows Mobile 2003 for Pocket PC Today Screen ……… 25 Gambar 2-7. Female parallel port ……….………. 27
Gambar 2-8. (a) Bias Basis (b) Garis beban dc ……...………. 32
Gambar 2-9. Simbol relay...………. 35
Gambar 2-10. Rangkaian transistor sebagai penggerak relay ... 35
Gambar 2-11. Rangkaian Fototransistor ……..……… 36
Gambar 2-12. Rangkaian Opto Isolator “ Terhalang ON“ .………. 38
Gambar 2-13. Rangkaian Opto Isolator “ Terhalang OFF“ ... Gambar 2-14. Terminal-terminal Op Amp ……….. Gambar 2-15. Op Amp sebagai pembanding tegangan ………... 38 39 39 Gambar 2-16. Skema motor DC ………….………. 40
Gambar 2-17. Simbol Motor DC ………. 40
Gambar 3-1 Diagram blok perancangan ……….. 41
Gambar 3-4. Diagram alir program aplikasi server ………. Gambar 3-5. Diagram alir program web servis ……..………. Gambar 3-6. Diagram alir program pengendali motor ………
46
47
48
Gambar 3-7. Rangkaian Penggerak Motor DC ……… 49
Gambar 3-8. Layout program client ………..…... Gambar 3-9. Layout program server ……… Gambar 3-10. Network Connection Properties ………... Gambar 3-11. Wireless Network Properties …………...………. Gambar 3-12. Pemasangan SSID melalui Wireless Network Properties
Gambar 3-13. Pemilihan option metode Adhoc ………... Gambar 4-1. Layout program PDA (client)……….. Gambar 4-2. Client dan server telah terkoneksi ……….. Gambar 4-3. Client dan server gagal terkoneksi ………. Gambar 4-4. Client memberi command CW ………... Gambar 4-5. Client memberi Command CCW ……… Gambar 4-6. Client memberi Command OFF ..……… Gambar 4-7. Pesan kesalahan melakukan koneksi ………..
Gambar 4-8. Layout program server ……… Gambar 4-9. Tampilan status motor ………
Gambar 4.10. Bentuk fisik hardware dilihat dari atas ……….
54
56
57
58
58
59
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
Tabel 2-1. Tabel Perbandingan Network-ID.……….. 15
Tabel 2-2. Tabel Perbandingan Host-ID………. 15
Tabel 2-3. Tabel pengalamatan parallel port ………. 26 Tabel 2-4. Tabel bagian-bagian pin printer ………....
Tabel 4-1. Kinerja alat secara umum …….……….
Tabel 4-2(a). Pengendalian pada jarak lima meter ……….
Tabel 4-2(b). Pengendalian pada jarak sepuluh meter ………
Tabel 4-3. Jarak efektif masing-masing PDA dalam melakukan
pengendalian ………..
Tabel 4-4. Galat antara teori dan pengukuran saat kondisi CW ………...
Tabel 4-5. Galat antara teori dan pengukuran saat kondisi CCW ………
28
66
67
67
68
70
72
1.1
Judul
Pengendalian Jarak Jauh Menggunakan WLAN (Remote Control Using WLAN).
1.2 Latar Belakang
Selama ini masyarakat dapat mengontrol sesuatu dari jarak jauh dengan
menggunakan remote control biasa. Akan tetapi pengontrolan tersebut terhambat oleh jarak dan penghalang. Apabila jarak antara alat yang dikontrol dengan
pengontrol itu melewati batas toleransinya, maka peralatan tersebut tidak dapat
berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan menggunakan teknologi WLAN (Wireless Local Area Network) yang mempunyai akses yang lebih handal dibanding remote control biasa.
WLAN menghubungkan dua atau lebih komputer tanpa menggunakan
kabel. Teknologi WLAN menggunakan standar radio 802.11 yang sekarang
umum disebut dengan WiFi atau Wireless Fidelity [1]. WLAN menggunakan gelombang radio dengan teknologi spread spektrum yang memberikan kebebasan untuk bergerak selama masih pada jangkauan sinyal WiFi tanpa terputus dari
jaringan.
Pada penelitian ini akan dibuat prototipe sistem kendali jarak jauh yang
dengan sistem kendali peer-to-peer pada jaringan WLAN. Diharapkan prototipe alat yang dibuat ini dapat dikembangkan dan dijadikan salah satu alternatif pilihan
dalam banyak proses yang membutuhkan pengendalian jarak jauh tanpa kabel.
1.3 Batasan Masalah
Sistem pengendalian menggunakan WLAN ini mempunyai batasan
masalah sebagai berikut :
a. Tugas akhir ini dirancang untuk pengendalian putaran (CW/CCW/OFF)
sebuah motor DC 12V melalui parallel port pada PC atau Laptop. b. Pengendalian tidak memperhitungkan kecepatan putaran motor.
c. Pengendalian menggunakan sebuah PDA (Personal Digital Assistant) yang mempunyai fasilitas WLAN yang akan menjadi remote control (client).
d. Sebuah PC (Personal Computer) yang memiliki fasilitas WLAN sebagai penerima (server) dan yang memberikan perintah ke alat.
e. Menggunakan topologi ad hoc (peer-to-peer).
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu prototipe sistem
pengendali jarak jauh dengan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pengiriman
1.5 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Tersedianya alternatif lain untuk melakukan kendali jarak jauh dalam dunia
industri.
b. Memudahkan pengendalian suatu alat (mesin) pada suatu industri. Sehingga
manfaatnya berdampak pada efisiensi waktu dan tenaga kerja.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini disusun berdasarkan studi literatur, serta mempelajari cara
kerja dan sekaligus cara-cara merencanakan dan membuat peralatan tersebut.
Perencanaan peralatan menggunakan teori yang ada untuk mendapatkan
karakteristik yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Pembuatan program
dan peralatan untuk setiap bagian sesuai dengan fungsi masing-masing dan
kemudian diujikan apakah alat bekerja dengan baik dan sudah sesuai dengan
perancangan yang diinginkan. Selain itu, beberapa hal lain yang akan diujikan
adalah :
a. Error yang terjadi selama pengujian.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : Berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II : Berisi teori-teori yang mendasari penulisan tugas akhir ini.
BAB III : Berisi penjelasan tentang konsep dan langkah-langkah
perancangan program pengendalian jarak jauh menggunakan
WLAN
BAB IV : Berisi data hasil percobaan dan pembahasan dari
program pengendalian jarak jauh menggunakan WLAN.
BAB V : Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk
BAB II
DASAR TEORI
2.1
TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah salah
satu jenis protokol yang memungkinkan kumpulan komputer untuk
berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu jaringan (network) [2]. Sebuah
arsitektur protokol adalah struktur urutan dari hardware dan software yang
mendukung pertukaran data di antara sistem dan mendukung aplikasi terdistribusi,
seperti electronic mail dan file transfer [3]. Protokol ini pertama kali
dikembangkan oleh DARPA (Deference Advanced Reseach Project Agency) sejak
tahun 1969.
TCP/IP merupakan suatu penghubung antara satu komputer dengan
perangkat lainnya dalam suatu jaringan, meskipun kedua perangkat tersebut
mempunyai OS (Operating System) yang berbeda. Prinsip kerja TCP/IP secara
sederhana dapat dianalogikan pada saat pengiriman data. Pertama, mencakup
siapa yang mengirim, siapa yang menerima data tersebut serta isi dari data
tersebut. Kedua, bagaimana cara agar data tersebut sampai pada tujuan.
Dari konsep ini dapat diketahui bahwa pengirim email memerlukan
perantara yang memungkinkan data sampai pada tujuannya, yaitu TCP/IP. Antara
TCP dan IP ada pembagian tugas masing-masing. TCP merupakan connection
oriented protocol, yang berarti bahwa kedua komputer yang ikut serta dalam
data berlangsung. Selain itu, TCP juga bertanggung jawab untuk meyakinkan
bahwa data tersebut sampai pada tujuan, memeriksa kesalahan dan mengirimkan
error ke lapisan atas hanya bila TCP tidak berhasil melakukan hubungan.
Jika isi data terlalu besar untuk satu datagram, maka TCP akan
membaginya ke dalam beberapa datagram. IP bertanggung jawab setelah
hubungan berlangsung, tugasnya adalah untuk mengatur rute paket data di dalam
jaringan. IP hanya bertugas sebagai “kurir” TCP dalam penyampaian datagram
dan tidak bertanggung jawab jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, karena
IP tidak memiliki informasi mengenai isi data yang dikirim. Jika hal ini terjadi,
maka IP hanya akan memberikan pesan kesalahan (error message) ke sumber
data. IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui mana data yang akan disusun
berikutnya. Hal ini adalah penyebab banyaknya paket yang hilang sebelum
sampai pada tujuan.
2.1.1 OSI Protocol Layer
Model OSI (Open System Interconnection) dikembangkan oleh ISO
(International Organization for Standardization) sebagai model untuk arsitektur
komunikasi komputer, serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan
standar-standar protocol [3]. OSI memiliki 7 lapisan (layer). Setiap lapisan menyediakan
tipe khusus pelayanan jaringan. Tiga lapisan teratas biasa dikenal sebagai upper
level protocol, sedangkan empat lapisan terbawah dikenal sebagai lower level
Tiap lapisan berdiri sendiri tetapi fungsi dari masing-masing lapisan
bergantung dari keberhasilan operasi lapisan di bawahnya. Sebuah lapisan
pengirim hanya perlu berhubungan dengan lapisan yang sama di penerima.
Lapisan data link penerima hanya berhubungan dengan lapisan data link
pengirim. Selain itu, sebuah lapisan juga berhubungan dengan satu lapisan di atas
atau di bawahnya. Misalnya lapisan network berhubungan dengan lapisan
transport di atasnya atau dengan lapisan data link di bawahnya. Model OSI dapat
dilihat pada Gambar 2-1.
Keterangan tiap lapisan OSI adalah [3]:
a. Physical layer berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak
terstruktur melalui medium fisik. Physical layer memiliki empat
karakteristik, yaitu mekanis, elektris, fungsional, dan prosedural.
b. Data link layer menyediakan transfer informasi yang lebih handal
melalui link fisik, mengirim blok-blok data (frame-frame) untuk
keperluan sinkronisasi, error control, dan flow control.
c. Network layer menyediakan layanan transfer informasi di antara ujung
sistem melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Pada lapisan
ini, sistem komputer berkomunikasi dengan jaringan untuk
menentukan alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu,
misalnya prioritas.
d. Transport layer menyediakan suatu mekanisme perubahan data di
antara ujung sistem. Layanan connection oriented transport menjamin
bahwa data yang dikirim bebas kesalahan, secara bertahap, dengan
tidak mengalami duplikasi atau hilang.
e. Session layer menyediakan mekanisme untuk mengontrol komunikasi
antar aplikasi pada ujung sistem. Layanan-layanan kunci yang
disediakan oleh session layer adalah sebagai berikut :
• Disiplin dialog (Dialogue discipline)
Bisa berupa dua saluran simultan (full duplex) atau dua saluran
pilihan (half duplex).
Aliran data dapat ditandai dengan cara menentukan kelompok data.
• Recovery
Session layer dapat menyediakan suatu mekanisme pemeriksaan,
agar bila terjadi kegagalan di antara checkpoint, Entitas session
dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai dari checkpoint
terakhir.
f. Presentation layer menentukan format data yang dipindahkan di antara
aplikasi dan menawarkan pada program aplikasi serangkaian layanan
informasi data. Presentation layer menentukan syntax yang
dipergunakan di antara aplikasi.
g. Application layer menyediakan akses bagi program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI.
Lapisan menjalankan peran dalam pengalihan data dengan mengikuti
peraturan yang berlaku dan hanya berkomunikasi dengan lapisan yang setingkat.
Akibatnya sebuah lapisan pada satu sistem tertentu hanya akan berhubungan
dengan lapisan yang sama dari sistem yang lain. Proses ini dikenal sebagai "peer
process".
2.1.2. TCP/IP Protocol Layer
TCP/IP memiliki lima lapisan. Lapisan atas (application layer) akan
memberikan data dan kendali ke lapisan di bawahnya sampai lapisan yang
terendah dicapai [2]. Antara dua lapisan yang berdekatan terdapat antarmuka
lapisan lebih atas. Himpunan lapisan dan protokol disebut sebagai "arsitektur
jaringan".
OSI TCP/IP Application
Presentation
Session Transport
Network
Data Link
Physical
Application
Transport
Gambar 2-2 Perbandingan arsitektur OSI dan TCP/IP [3]. (host-to-host)
Internet Network
Access
Physical
Pengendalian komunikasi dalam bentuk lapisan menambah overhead
karena tiap lapisan berkomunikasi dengan lawannya melalui header (identitas)
[2]. Header adalah control information yang menyatakan alamat asal dan tujuan
jaringan. Walaupun rumit, tetapi fungsi tiap lapisan dapat dibuat dalam bentuk
modul sehingga kerumitan dapat ditanggulangi. Pada tulisan ini, model OSI
secara keseluruhan tidak dibahas secara mendalam, karena protokol TCP/IP tidak
persis mengikuti model referensi OSI. Walaupun demikian, model TCP/IP dapat
Keterangan tiap lapisan TCP/IP adalah [3]:
a. Physical layer
Lapisan ini menentukan karakteristik-karakteristik media transmisi,
rata-rata pensinyalan, serta skema pengkodean sinyal (signal encoding
scheme).
b. Network access layer
Lapisan ini hanya menggambarkan bagaimana data dikodekan
menjadi sinyal-sinyal dan karakteristik antarmuka tambahan media.
c. Internet layer/network layer
Lapisan ini berkaitan dengan routing data dari sumber ke host
tujuan melewati satu jaringan atau lebih yang dihubungkan melalui router.
Ketika jaringan menerima suatu pesan dari lapisan yang lebih atas,
lapisan jaringan akan menambahkan header pada pesan yang menyatakan
alamat asal dan tujuan jaringan.
d. Transport layer/host to host
Salah satu tanggung jawab lapisan transport adalah membagi
pesan-pesan menjadi fragmen yang cocok dengan pembatasan ukuran
yang dibentuk oleh jaringan. Pada sisi penerima, lapisan transport
menggabungkan kembali fragmen untuk mengembalikan pesan aslinya,
sehingga dapat diketahui bahwa lapisan transport memerlukan proses
khusus pada satu komputer ke proses yang bersesuaian pada komputer
(Identification) kepada setiap paket (SAP berlaku pada model OSI,
sedangkan istilah SAP pada TCP/IP disebut port).
Transport Layer terdiri atas dua macam protokol penting yaitu
TCP(Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram
Protocol). TCP menyediakan pelayanan dalam pengiriman data dengan
menggunakan deteksi dan koreksi kesalahan dari ujung ke ujung (end to
end), sedangkan UDP menyediakan pelayanan pengiriman data yang
connectionless tanpa menggunakan deteksi dan koreksi kesalahan.
UDP cukup banyak digunakan karena data yang dikirim cukup
kecil, sehingga menjadi lebih efisien digunakan sebagai protokol pada
Transport Layer. TCP menyediakan mekanisme yang dinamakan Positive
Acknowledgement with Re-transmission (PAR). Pada mekanisme ini, data
akan dikirim lagi sampai diperoleh tanda bahwa data telah terkirim dengan
baik dari alamat yang dituju. Satu unit data yang dipertukarkan antara
modul-modul TCPdinamakan segment.
e. Application layer
Lapisan ini disebut lapisan akhir (front end) atau bisa disebut user
program. Lapisan ini mendasari lapisan sebelumnya (physical layer,
network access, network layer, dan transport layer). Lapisan sebelumnya
hanya bertugas mengirimkan pesan yang ditujukan untuk lapisan ini. Di
lapisan ini dapat ditemukan program yang menyediakan pelayanan
jaringan, seperti mail server (email program), file transfer server (FTP
2.2
IP (Internet Protokol) Address
2.2.1 Pengertian dan Fungsi
Alamat komputer dalam jaringan komputer dinamakan IP Address [4]. IP
Address ditulis sebagai 4 urutan bilangan desimal yang dipisahkan dengan titik.
Setiap bilangan tersebut berupa salah satu bilangan yang berharga di antara 0-255
(nilai desimal yang mungkin untuk 1 byte/8 bit). Contoh penulisan IP address
ialah sebagai berikut: 132.194.122.144. Jadi dengan menggunakan format seperti
itu, jumlah IP address yang tersedia ialah 255 X 255 X 255 X 255 IP address.
Setiap komputer yang terhubung ke jaringan harus memiliki satu IP address dan
satu alamat IP address hanya boleh dimiliki oleh satu komputer.
2.2.2. IP Address
Format
IP Address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda
pemisah berupa tanda titik setiap 8 bit. Tiap 8 bit ini disebut oktet. Bentuk IP
address adalah sebagai berikut :
xxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx
Setiap simbol “x” dapat digantikan dengan angka 0 dan 1, misalkan
sebagai berikut:
00000100 . 11011100 . 11110001 . 00001001
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti di atas tidak mudah dibaca dan
ditulis. Agar lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4
bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik, seperti pada
decimal bertitik). Setiap bilangan tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan
bit) IP address.
bit # 0 31
132 92 121 1 100000000 01011100 01111001 00000001
132.92.121.1
Gambar 2-3 Notasi desimal bertitik [4].
2.2.3 Kelas
IP Address
IP address terdiri dari 4 buah bilangan 8 bit. Untuk mempermudah proses
pembagiannya, IP address dikelompokkan dalam kelas-kelas [4]. Tujuannya
pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk memudahkan
pendistribusian pendaftaran IP address.
IP address dikelompokkan dalam lima kelas: kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D dan kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan
jumlahnya. Khusus kelas D diperuntukkan bagi jaringan multicast dan Kelas E
untuk keperluan eksperimental.
Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal : network-ID dan
host-ID dari suatu IP address. Setiap IP address selalu merupakan sebuah
pasangan dari network-ID (identitas jaringan) dan host-ID (identitas host dalam
jaringan tersebut).
a. Network-ID adalah bagian dari IP address yang digunakan untuk
b. Host-ID adalah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan
workstation, server, router dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan
tersebut. Dalam semua jaringan, host-ID harus unik (tidak boleh ada yang
sama).
Tabel 2-1 Perbandingan Network-ID [4]. Kelas IP Network-ID
A 1.H.H.H s/d 126.H.H.H
B 28.1.H.H s/d 191.254.H.H
C 192.0.1.H s/d 233.255.254.H
Tabel 2-1 menunjukkan perbandingan Network-ID dari kelas A, B dan C.
Sedangkan untuk perbandingan Host-ID yang dimiliki oleh ketiga kelas tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2-2.
Tabel 2-2 Perbandingan Host-ID [4] Kelas IP Host-ID
A N.0.0.1 s/d N.255.254
B N.N.0.1 s/d N.N.255.254
C N.N.N.1 s/d N.N.N.254
2.2.4 Aturan Dasar Pemilihan
Network-ID
dan
Host-ID
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network-ID dan
a. Network-ID tidak boleh sama dengan 127 karena digunakan untuk keperluan
loopback. Loopback ialah IP address yang digunakan komputer untuk
menunjuk dirinya sendiri.
b. Network-ID dan host-ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit diset 1).
Jika hal ini dilakukan, maka network-ID atau host-ID tersebut akan diartikan
sebagai alamat broadcast. Broadcast-ID artinya alamat yang mewakili seluruh
anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan
paket ini didengarkan oleh seluruh anggota jaringan tersebut.
c. Network-ID dan Host-ID tidak boleh 0 (nol). IP address dengan host-ID 0
diartikan sebagai alamat jaringan. Alamat jaringan adalah alamat yang
digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak menunjukkan suatu host.
d. Host-ID harus unik dalam satu network. Dalam satu jaringan tidak boleh ada
dua host yang memiliki host-ID yang sama.
2.3
Web Service
Web service adalah program yang menerima dan merespon permintaan
dalam informasi [5]. Pada umumnya, sebuah web service menerima permintaan
berdasar format XML (Extensible Markup Language). Format aktual dari
permintaan dan respon tergantung dari standar XML yang digunakan. Ada public
registry dan bahasa seperti UDDI (Universal Description Discovery and
Integration) dan WDSL (Web Services Description Languange) yang
menggunakan katalog untuk web service yang berbeda. Program panggilan yang
lalu menggunakan WDSL untuk menentukan parameter yang membutuhkan
servis, dan akhirnya menggunakan protokol pemanggil dan XML standar seperti
SOAP untuk secara aktual menghubungi webservice.
Ada beberapa protocol standar yang digunakan pada mekanisme kerja web
service, yaitu XML, WSDL, SOAP, dan UDDI.
2.3.1
XML
XML (Extensible Markup Language) adalah bahasa yang digunakan untuk
menampilkan banyak tipe data. XML hampir sama dengan HTML (Hypertext
Markup Language) (keduanya keturunan dari SGML (Standard Generalized
Markup Language), sebuah pembangkit bahasa markup). HTML digunakan untuk
menyatakan web browser bagaimana menampilkan informasi pada end user,
XML lebih umum digunakan untuk mengirim informasi di antara program.
2.3.2
WSDL
WSDL (Web Services Description Languange) adalah format XML yang
diterbitkan untuk menerangkan web service. WSDL mendefinisikan :
a. Pesan-pesan (baik yang abstrak dan kongkrit) yang dikirim ke dan menuju
web service.
b. Koleksi-koleksi digital dari pesan-pesan (porttype, antarmuka).
c. Penjadwalan porttype yang ditentukan oleh wireprotocol.
WDSL penting bagi portal karena portal umumnya mengumpulkan
informasi dari berbagai macam web service dalam layer tunggal dan oleh karena
itu membutuhkan komunikasi satu sama lain dalam format yang tepat.
2.3.3
SOAP
SOAP (Simple Object Access Protocol) adalah standar untuk bertukar
pesan-pesan berbasis XML melalui jaringan komputer atau sebuah jalan untuk
program yang berjalan pada suatu OS (Operating System) untuk berkomunikasi
dengan program pada OS yang sama maupun berbeda dengan menggunakan
HTTP dan XML sebagai mekanisme untuk pertukaran data.
SOAP menspesifikan secara jelas bagaimana cara untuk mengkodekan
header HTTP dan file XML, sehingga program pada suatu komputer dapat
memanggil program pada komputer lain dan mengirimkan informasi, serta
bagaimana program yang dipanggil memberikan tanggapan.
SOAP merupakan platform independent karena memiliki basis XML,
dengan demikian SOAP secara cepat menjadi protokol terdepan dalam mengirim
dan memperoleh hasil webservice.
2.3.4
UDDI
UDDI (Universal Description Discovery and Integration) berdasar pada
spesifikasi untuk menemukan web service dan public registry. Web service dapat
mempublikasikan informasi tentang dirinya. UDDI dapat digunakan untuk
Informasi deskriptif dapat dibuat dalam format XML seperti WDSL. UDDI telah
secara luas mendukung semua segmen dari industri internet.
Keuntungan dari penggunaan webservice :
a. Format penggunaan terbuka untuk semua platform.
b. Mudah dimengerti dan mudah melakukan debug.
c. Dukungan interface yang stabil.
d. Security.
e. Akselerasi.
f. Terbuka, standard-standard berbasis teks.
g. Tidak mahal untuk diimplementasikan.
h. Mengurangi biaya integrasi aplikasi enterprise.
2.4 WLAN (Wireless LAN)
LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam suatu ruang,
media transmisi berupa kabel. Namun juga ada yang tidak menggunakan kabel
dan disebut sebagai Wireless LAN (WLAN).
Teknologi WLAN melakukan proses pengiriman data dengan
menggunakan frekuensi radio sebagai media perantaranya [1]. Teknologi ini
diatur oleh aturan yang sama seperti radio AM/FM. Federal Communications
Commision (FCC) merupakan organisasi internasional yang mengatur
penggunaan WLAN device. Sedangkan, IEEE (Institute of Electrical & Electronic
Engineers) membuat dan mengelola standarisasi wireless device.
Menurut tipe jaringan, WLAN dibedakan menjadi [1]:
a. Client/server
Client/server adalah suatu model jaringan yang terdiri dari client dan
server. Client adalah komputer yang meminta layanan sedangkan server
adalah komputer yang bertindak untuk melayani permintaan client.
Beberapa contoh fungsi server adalah :
• File server adalah server yang menangani berkas yang dapat diakses oleh
client.
• Print server adalah server yang bertindak sebagai pengontrol printer yang
dapat digunakan oleh client.
• Web server adalah server yang menangani halaman-halaman Web yang
dapat diakses oleh browser.
b. Peer-to-peer
Peer-to-peer adalah model jaringan yang memberikan kedudukan yang
sama terhadap semua komputer. Tak ada yang bertindak sebagai server atau
client secara eksplisit. Oleh karena itu, media penyimpanan pada konfigurasi
ini adalah penyimpanan global. Pada model ini, komputer dapat saling
berhubungan langsung tanpa bergantung pada server, tetapi akan efektif jika
jumlah komputer tidak lebih dari 25 buah.
Ada tiga pita (band) frekuensi yang dapat digunakan untuk WLAN secara
bebas dalam dunia industri, medis, dan ilmiah, yaitu frekuensi 900 MHz, 2.4GHz,
dan 5.2GHz [2]. Di antara ketiga band, perangkat-perangkat wireless saat ini
banyak menggunakan frekuensi 2.4GHz.
IEEE telah menetapkan protokol standar yang digunakan pada wireless
device, yakni IEEE 802.11. Saat ini ada beberapa standar 802.11, antara lain :
a. 802.11a adalah teknologi yang menggunakan frekuensi 5 GHz dan dapat
menghasilkan kecepatan 54 Mbps.
b. 802.11b adalah teknologi yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz dan memiliki
kemampuan transmisi hingga 11 Mbps.
c. 802.11g adalah teknologi yang sama dengan 802.11b, menggunakan frekuensi
2.4 GHz, dan kemampuan transmisi 54 Mbps.
WLAN kebanyakan memiliki peran sebagai access layer, sehingga
2.4.1 Keuntungan WLAN
Jaringan wireless memiliki beberapa keuntungan bila diimplementasikan,
yaitu [1]:
a. Pengguna dapat bergerak lebih fleksibel.
b. Relatif cepat dan murah.
c. Dapat ditemukan di mana saja.
WLAN dapat juga digunakan sebagai perpanjangan jangkauan jaringan
kabel. Dengan menggunakan teknologi WLAN, komunikasi dapat dilakukan di
antara dua gedung dengan instalasi peralatan wireless dengan mudah dan cepat.
2.4.2
Topologi Jaringan WLAN
Ada dua cara menghubungkan PC melalui jaringan wireless, yakni [1]:
a. Ad Hoc
Cara ini seperti menghubungkan antar PC tanpa menggunakan hub.
Dengan memasangkan nilai SSID (Short for Service Set Identifier) yang sama
pada kedua (atau lebih) PC, kedua PC sudah dapat saling berhubungan. SSID
adalah pemberi identitas unik (32 karakter) yang ditambahkan ke dalam
header paket data yang dikirimkan melalui jaringan wireless. Wireless device
tidak akan bisa terhubung tanpa SSID yang unik. SSID juga berfungsi sebagai
nama jaringan karena mengidentifikasikan sebuah jaringan wireless. Topologi
(a)
(b)
Gambar 2-4 Metode Adhoc / Peer to Peer (a) Wireless. (b) Wired. [6].
b. Infrastruktur
Dalam mode infrastruktur, masing-masing wireless device (PC) tidak
berkomunikasi secara langsung, melainkan melalui sebuah access point.
Access point berfungsi menghubungkan beberapa PC melalui frekuensi radio
serta mengatur aliran data yang melewatinya. Topologi metode infrastruktur
Gambar 2-5 Komunikasi antar-wireless client dengan menggunakan metode infrastruktur [6].
Access point memancarkan frekuensi radio pada area tertentu yang dikenal
dengan istilah BSA (Basic Service Area) atau microcell. Client yang terdapat
pada sebuah BSA dapat saling berkomunikasi melalui access point. Jaringan
kabel dapat dihubungkan dengan semua perangkat wireless di dalam sebuah
cell.
2.5
Windows Mobile
Windows Mobile adalah suatu sistem operasi ringkas yang dikombinasikan
dengan satu deretan aplikasi dasar untuk mobile device berdasar pada API
(Application Programming Interface) Microsoft Win32 [7]. Alat-alat yang
Media Centers. Windows Mobile dirancang serupa dengan versi-versi desktop
Windows.
2.5.1
Windows Mobile 2003 SE
Windows Mobile 2003 Second Edition, juga dikenal sebagai Windows
Mobile 2003 SE, diluncurkan pada 24 Maret 2004 dan ditawarkan pertama pada
Dell Axim x30 [7]. Windows Mobile 2003 SE memiliki beberapa peningkatan dari
versi terdahulu, seperti:
a. Pilihan untuk mengganti tampilan layar dari portrait ke landscape. Hal ini
tidak tersedia dalam versi Smartphone.
b. Pocket Internet Explorer (PIE) yang memiliki option untuk membuat tampilan
satu halaman ke dalam satu kolom tunggal.
c. Didukung resolusi layar VGA (640×480).
Tampilan layar Windows Mobile 2003 dapat dilihat pada Gambar 2-6.
2.6
Parallel Port
2.6.1 Batasan
Port
Secara umum pengertian kata port adalah terminal untuk keluar masuk
barang [8]. Pada bidang komputer, pengertian port hampir sama dengan
pengertian secara umum yaitu terminal untuk berhubungan dengan perangkat lain.
2.6.2 Printer Port
Komunikasi paralel yang digunakan adalah komunikasi paralel lewat kabel
data untuk printer [8]. Pada keadaan normal (tidak aktif), tegangan pada pin-pin
ini adalah 0 volt. Namun bila diberi logika high, tegangannya akan berubah
menjadi 5 volt.
Parallel port terdiri atas tiga alamat port. Ketiga alamat port tersebut
adalah port data, port status dan port kontrol atau port kendali. Port data berada
pada alamat 378h, port status berada pada alamat 379h dan port kontrol berada di
alamat 37Ah. Tabel pengalamatan parallel port dapat dilihat pada Tabel 2-3.
Tabel 2-3 Tabel pengalamatan parallel port [8].
Adaptor Port Data Port Status Port Kontrol
Lpt1 (Non-Mono E.G. VGA and SVGA)
3BCh (956d) 3BDh (957d) 3Beh (958d)
Pengalamatan printer port yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengalamatan LPT2 yaitu alamat port data 378h (888d) dan port status 379h
(889d).
2.6.3 Parallel Port Output
Printer port DB-25 terdiri dari 25 pin yang terbagi menjadi empat fungsi.
Keempat fungsi tersebut adalah [8] :
a. Data (8 pin)
b. Kontrol (4 pin)
c. Status (5 pin)
d. Ground (8 pin)
Gambar 2-7 menunjukkan model female parallel port pada DB25.
Tabel 2-4 Bagian-bagian pin printer [8].
Pin Keterangan Status Port
1 Strobe Control
2 Data bit 0 Output
3 Data bit 1 Output
4 Data bit 2 Output
5 Data bit 3 Output
6 Data bit 4 Output
7 Data bit 5 Output
8 Data bit 6 Output
9 Data bit 7 Output
10 ACK Status
11 Busy Status
12 Paper Tray Empty Status
13 Printer On-line Status
14 Auto Feed Control
15 Printer Error Status
16 Initialize Printer (INIT) Control
17 Select/Deselect Printer (SELECT_IN) Control
18-25 Unused/Ground
Printer port terdiri atas delapan bit keluaran yakni data D7 (LSB) sampai
data D0 (MSB) dan empat port kontrol, yaitu SELECT_IN, AUTOFEED, INIT
dan STROBE. SELECT_IN berfungsi untuk mengetahui bahwa printer telah
dalam keadaan normal akan berlogika 0. Fungsi INIT adalah untuk inisialisasi
printer. STROBE dalam keadaan normal akan berlogika tinggi, STROBE akan
berlogika rendah saat printer sedang mencetak karakter, semua bit keluaran dari
port data akan berlogika tinggi pada saat aktif. Bagian-bagian pin printer dapat
dilihat pada Tabel 2-4.
Spesifikasi pada Tabel 2-4 menunjukkan ada 8 jalur data yang bisa
digunakan untuk mengatur 8 alat (1 bit per alat). Lima jalur status dapat
digunakan untuk 5 jalur tambahan input yang bisa dimanfaatkan untuk
menempatkan sensor atau saklar [8].
2.6.4 Parallel Port Input
Pada port status, terdapat lima status input dari printer yaitu BUSY, ACK,
PE (paper empty), SELECT, dan ERROR. SELECT berfungsi untuk menandakan
bahwa printer dalam keadaan terhubung. SELECT berlogika tinggi saat printer
terhubung. Nilai tinggi dari BUSY atau PE menandakan bahwa printer sedang
sibuk atau sedang mengeluarkan kertas. Kedua pin ini akan aktif pada saat
berlogika tinggi. Nilai rendah dari ERROR menandakan bahwa printer dalam
keadaan salah. Input diambil dengan membaca lima bit yang paling penting dari
port status. Ketika input BUSY diberi tegangan nol, parallel port akan membaca
2.7
Transistor sebagai Saklar
Transistor dapat digunakan sebagai saklar pada rangkaian elekronika
digital. Transistor memiliki tiga terminal semi konduktor pada satu terminal dan
banyak dibuat dari bahan silikon [9]. Tiga kaki yang berlainan yang membentuk
transistor adalah emitor, basis dan kolektor. Ketiga kaki tersebut dapat
dikombinasikan menjadi transistor berjenis NPN atau PNP.
Pada rangkaian saklar elektronik, sinyal input berlogika 1 (5 volt) atau 0 (0
volt). Nilai ini selalu dipakai pada basis transistor dengan kolektor dan emitor
sebagai penghubung untuk pemutus (short) atau sebagai pembuka rangkaian (open
circuit). Aturan pemberian prasikap pada transistor adalah sebagai berikut :
a. Pada transistor NPN, pemberian tegangan positif dari basis ke emitor
menyebabkan kolektor dan emitor terhubung singkat sehingga transistor aktif
(on). Memberikan tegangan negatif atau 0 volt dari basis ke emitor
menyebabkan hubungan kolektor dan emitor terbuka atau transistor mati (off).
b. Pada transistor PNP, memberikan tegangan negatif dari basis ke emitor akan
menyebabkan transistor aktif, sedangkan memberikan tegangan positif atau 0
volt dari basis ke emitor akan membuat transistor mati (off).
2.7.1
Pemberian Prasikap Tegangan pada Basis
Gambar 2-9(a) adalah contoh dari pemberian prasikap tegangan pada
basis. Sebuah sumber tegangan memberi prasikap tegangan maju dioda
emitor melalui resistor yang membatasi arus [9]. Hukum tegangan Kirchhoff BB
V
B
menyatakan tegangan pada
R
B adalah VB −VBE. Hukum Ohm menyatakan arus basis : B BE B BR
V
V
I
=
−
... (2. 1)dengan, = 0,7 V untuk transistor silikon dan 0,3 V untuk germanium,
adalah tegangan masukan pada kaki basis transistor. BE
V VB
2.7.2 Garis Beban DC
Dalam rangkaian kolektor, sumber tegangan memberi prasikap
tegangan balik dioda kolektor melalui . Dengan hukum tegangan Kirchhoff,
tegangan antara kolektor dan emitor ( ):
CC
V
cR
CE V c c CC CE V I RV = − ... (2. 2)
Dengan adalah arus yang mengalir pada kolektor. Dalam rangkaian pada
Gambar 2-9, dan adalah konstan, dan adalah variabel.
Persamaan (2.2) dapat disusun kembali untuk mendapatkan: c
I
CC
V
R
cV
CEI
cc CC c CE c R V R V
I = + ... (2. 3)
Gambar 2-8 (a) Prasikap tegangan basis (b) Garis beban DC [9].
Gambar 2-8b menunjukkan grafik dari persamaan (2.3) memotong
kurva-kurva dari kolektor. Perpotongan vertikal adalah pada c cc R V
. Perpotongan
horisontal adalah pada Vcc dan kemiringannya adalah –
c R 1
. Garis ini disebut
garis beban DC karena garis ini menyatakan semua titik operasi yang mungkin.
Perpotongan dari garis beban DC dengan arus basis adalah titik operasi dari
transistor.
2.7.3 Titik Sumbat (
Cut off
) dan Jenuh (
Saturation
)
Titik perpotongan garis beban dengan kurva = 0 disebut titik sumbat
(cut off). Pada titik ini, arus basis adalah 0 dan arus kolektor kecil, sehingga dapat
diabaikan. Pada saat cut off, dioda emitor tidak lagi mendapat prasikap tegangan
maju dan kerja transistor terhenti. Pendekatan tegangan kolektor-emitor adalah : B
I
Perpotongan dari garis beban dan kurva IB = B IBB (sat) disebut titik jenuh
(saturation). Pada titik ini, arus basis sama dengan IB (sat) dan arus kolektor
adalah maksimum. Pada saat jenuh, dioda kolektor tidak lagi mendapat prasikap
tegangan balikdan kerja transistor terhenti. Pendekatan arus kolektor saat saturasi
adalah :
B
C CC sat
c
R
V
I
( )≅
………..(2.5)
Arus basis yang tepat menimbulkan saturasi adalah :
C sat C sat
B
I
I
β
) ( )
(
≅
...……….(2.6)
Tegangan kolektor-emitor saat saturasi adalah :
VCE= VCE (sat) ………
(2.7)
Jika arus basis lebih besar daripada IB (sat), maka arus kolektor tak dapat
bertambah karena dioda kolektor tidak lagi mendapat prasikap tegangan balik.
Dengan kata lain, perpotongan dari garis beban dan kurva baris yang lebih tinggi
masih menghasilkan titik saturasi yang sama dalam Gambar 2-9b. untuk
transistor silikon adalah 0,2 Volt.
) (sat CE
2.7.4 Daerah Aktif (
Active Region
)
Semua titik operasi antara titik sumbat dan jenuh adalah daerah aktif dari
transistor. Dalam daerah aktif, diode emitor diberi prasikap tegangan maju dan
dioda kolektor diberi prasikap tegangan balik. Dengan persamaan (2.6), arus basis
dapat ditentukan dalam setiap rangkaian pemberianprasikap tegangan pada basis.
Perpotongan dari arus basis dan garis beban adalah titik stasioner (quiescent) Q
dalam gambar 2-9.
2.8 Relay
Relay adalah suatu piranti yang akan aktif bila ada arus listrik, sehingga
akan timbul medan magnet pada koil yang berfungsi untuk mengoperasikan
kontak [10]. Relay mempunyai konektor seperti pada saklar manual, tetapi relay
dikendalikan dengan menggunakan tegangan dari luar. Relay dibedakan menjadi
dua keadaan yaitu Normally Closed (NC) dan Normally Open (NO). Simbol relay
dapat dilihat pada Gambar 2-9.
2.8.1 Normally Closed
(NC)
Normally Closed adalah kondisi kontak mula-mula terhubung (tertutup).
Bila relay diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya, maka kontak
2.8.2 Normally Open
(NO)
Normally Open adalah kondisi mula-mula kontak terbuka. Bila relay
diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya, maka kontak menjadi
terhubung (tertutup) [10]. Simbol relay dapat dilihat pada Gambar 2-9.
K1
RELAY DPDT
3 4 5 6
8 7 1 2
COM
COM
INPUT
NO
NO NC NC
Gambar 2-9 Simbol relay [10].
Tegangan input pada relay dapat dikendalikan menggunakan transistor,
yang berfungsi sebagai saklar atau penggerak relay. Pada saat transistor diberi
tegangan, relay akan ON, sedangkan pada saat transistor tidak diberi tegangan,
relay akan OFF. Rangkaian transistor sebagai penggerak relay dapat dilihat pada
Gambar 2-10.
Relay
Vin
Vcc
COIL
DIODE
NPN RB
Dioda diperlukan untuk membuang lonjakan energi dalam bentuk medan
listrik yang sangat tinggi yang timbul pada lilitan relay saat transistor dari ON ke
OFF, agar tidak merusak transistor.
2.9
Fototransistor
Fototransistor adalah transistor yang peka terhadap cahaya pada kaki
basisnya [9]. Transistor ini mempunyai kaki basis untuk menangkap sinar. Sinar
yang masuk ke basis akan memicu terjadinya arus basis. Ketika ada masukan
berupa cahaya yang masuk, elektron-elektron pada hold di daerah basis akan
keluar, sehingga menjadi elektron bebas yang akan mengalir menuju emitor. Hal
ini menyebabkan fototransistor menjadi aktif.
Ketika fototransistor aktif, maka arus pada kolektor sebanding dengan
intensitas cahaya. Semakin besar intensits cahaya yang masuk ke daerah basis,
energi untuk membebaskan elektron dari dalam hole akan semakin besar sehingga
terjadi aliran elektron dari basis menuju emitor. Semakin besar arus basis,
semakin besar pula arus kolektor yang mengalir.
0 VCC
fototransistor 1
2
R
VO
Basis terbuka
Berdasarkan Gambar 2-11, saat fototransistor aktif, tegangan keluaran
dinyatakan sebagai berikut :
VO=Vcc-IcRc……… (2.8)
Ic=βIB ………... (2.9) B
dengan IB adalah arus yang dihasilkan oleh intensitas cahaya yang diterima basis.
Nilai resistor (RC) dapat ditentukan menggunakan persamaan :
RC = C
CE I
V Vcc−
……… (2.10)
2.10
Opto Isolator
Opto isolator merupakan gabungan komponen dari laser pointer atau
infra merah dengan fototransistor. LED (Light Emitting Diode) digunakan
sebagai sumber cahaya untuk fototransistor. Opto isolator bekerja saat
sumber cahaya masuk ke basis fototransistor. Saat tidak ada cahaya masuk
ke basis fototransistor, fototransistor tidak aktif. Dalam rangkaian perlu
ditambahkan resistor yang berfungsi sebagai pengaman LED dan
fototransistor. Terdapat dua jenis rangkaian opto isolator, yaitu :
a. Terhalang ON
Terhalang ON adalah kondisi transistor aktif bila tidak ada cahaya
yang masuk ke basis fototransistor. Pada kondisi ini, tegangan keluaran
(VO) mendekati nilai tegangan masukan (Vcc). Tegangan keluaran
terdapat pada kaki kolektor fototransistor seperti ditunjukkan pada
R2
VO
0 1
2
3
4 R1
VCC
Gambar 2-12. Rangkaian Opto Isolator “Terhalang ON“ [9].
b. Terhalang OFF
Terhalang OFF adalah kondisi transitor tidak aktif saat tidak ada
cahaya yang masuk ke basis fototransistor. Pada kondisi ini, tegangan
keluaran (VO) mendekati nilai nol. Tegangan keluaran terdapat pada kaki
emitor fototransistor seperti ditunjukkan Gambar 2-13.
1 2
3
4
R2 VO
0 R1
VCC
Gambar 2-13. Rangkaian Opto Isolator “Terhalang OFF“ [9].
2.11
Op Amp sebagai Pembanding Tegangan
Op amp mempunyai lima terminal dasar : dua untuk mencatu daya, dua
untuk isyarat masukan, dan satu untuk keluaran [11]. Terminal catu daya ditandai
dengan +V dan –V. Terminal keluaran pada sebuah op amp hanya ada satu yang
dari Vo disebut tegangan saturasi positif, +Vsat, dan batas bawahnya disebut
tegangan saturasi negatif, -Vsat. Gambar 2.14 menunjukkan dua terminal
masukan, bertanda – dan +, yang disebut sebagai terminal-terminal masukan
diferensial.
Gambar 2.14 Terminal-terminal Op Amp[11].
Tegangan keluaran Vo sangat tergantung pada perbedaan tegangan pada
terminal-terminal masukan. Gambar 2.15 menunjukkan Vo menjadi +Vsat bila
tegangan masukan (+) di atas tegangan masukan (-), sedangkan Vo menjadi –Vsat
bila tegangan masukan (+) d
+
-+V
-V
Vo
i bawah tegangan masukan (-).
Gambar 2.15 Op Amp sebagai pembanding tegangan [11].
2.12
Motor DC
irect Current) adalah suatu peralatan listrik yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis atau putaran dengan prinsip elektronis [10].
+
-R Load Vref
1
2
Vsource
1
2
+V
-V
Vo
Motor DC membutuhkan tegangan DC untuk bekerja. Prinsip kerja dari motor DC
adalah sebuah lilitan yang diletakkan dalam suatu medan magnet. Pada saat lilitan
tersebut dialiri arus listrik searah, maka akan timbul medan magnet buatan.
Karena berada dalam medan magnet permanen, maka terjadilah perpotongan
medan magnet sehingga lilitan menerima gaya tolak dan mendorong lilitan untuk
berputar. Gambar 2-16 menunjukkan skema motor DC.
Gambar 2-16 Skema motor DC [10].
Saat lilitan berputar maka komutator juga akan ikut berputar, komutator
adalah sebuah plat tembaga berbentuk cincin yang terbelah. Komutator ini
berfungsi membalik arah arus dalam lilitan sehingga terjadi perubahan arah arus
yang menyebabkan lilitan jangkar berputar terus. Arus listrik masuk melalui sikat
dan dengan mengubah arah arus pada sikat maka dapat menentukan putaran motor
searah putaran jarum jam atau berlawanan arah putaran jarum jam. Simbol motor
DC ditunjukkan pada gambar 2-17.
BAB III
PERANCANGAN
3.1 Diagram Blok
Sistem yang akan dirancang bekerja secara dua arah (duplex) sehingga
client bisa mengidentifikasi apakah hardware yang dikendalikan sudah bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Gambar 3-1 adalah diagram blok dari
perancangan kendali jarak jauh menggunakan WLAN. PDA adalah sebagai
pemberi input, sedangkan PC adalah sebagai pengolah data dan meneruskan data
ke hardware. Hardware adalah output yang diinginkan yang berupa motor.
(Wi-Fi) (kabel)
PDA (Personal
Digital Assistant)
PC (Personal Computer)
Hardware
(motor)
TCP/IP parallel port
Gambar 3-1 Diagram blok perancangan.
PDA mengirim data kepada PC menggunakan TCP/IP (Wi-Fi), dan PC
mengirim data ke hardware melalui parallel port (kabel). Software (program)
3.2 Algoritma Perancangan Program
Program ini dibuat menggunakan program aplikasi Visual Basic.Net dengan
fungsi-fungsi yang diambil dari Toolbox. Algoritma perancangan program dapat
dilihat pada Gambar 3-2.
Pemeriksaan koneksi
Pengiriman data dari clientke
server
Server menerima
data client dan
meneruskan ke
Hardware
HardwareCW/CCW/OFF
Hardware memberi feedback
ke server
Server meneruskan feedback
keclient
Pemberitahuan status koneksi
dan status Hardware kepada
client melalui server
Gambar 3-2Algoritma perancangan program
Koneksi antara client dan server harus diperiksa terlebih dahulu. Bila client
belum terkoneksi dengan server, client tidak akan dapat mengirim data ke server.
Setelah client terkoneksi ke server, client dapat meminta status dari hardware.
Proses selanjutnya adalah client melakukan pengiriman data ke server. Bila data
telah diterima oleh server, selanjutnya server akan mengirim data ke hardware.
Hardware selanjutnya akan memberikan feedback kepada server untuk diteruskan
kepada client. Feedback ini memberi informasi tentang status motor apakah
berputar CW (Clock Wise), CCW(Counter Clock Wise) atau OFF.
3.3 Perancangan Program
Perancangan program kendali jarak jauh menggunakan WLAN mempunyai
dua program, program client dan program server.
3.3.1 Program
Client
Program client adalah program yang berada pada mobile device atau PDA.
PDA berfungsi sebagai pengendali jarak jauh. PDA akan memberikan perintah
kepada program server. Diagram alir program client dapat dilihat pada Gambar
Client terlebih dahulu harus terhubung dengan server melalui koneksi
WiFi peer-to-peer. Sebelum melakukan tes koneksi ke server, nomor IP dari
server harus dimasukkan terlebih dahulu. Bila permintaan tes koneksi gagal, maka
client akan diminta untuk melakukan koneksi ulang dengan memasukkan nomor
IP dari server kembali. Bila client-server telah terkoneksi, maka client dapat
meminta status koneksi dan status hardware dari server. Proses selanjutnya
adalah client dapat mengirim data ke server yang nantinya akan diteruskan ke
hardware. Jika motor sudah berputar (CW/CCW) atau diam, maka client akan
menerima feedback dari hardware melalui server.
3.3.2 Program
Server
Server mempunyai tiga bagian program, yaitu program aplikasi PC,
program web service dan program pengendali motor.
Program aplikasi PC adalah program interface pada PC yang berfungsi
untuk mengendalikan dan mengetahui status hardware. Diagram alir program
mulai
CW ?
Minta status motor?
OFF ? CCW ?
Panggil fungsi SendCommandTo
Motor dari server dan kirim CW
Panggil fungsi GetMotorStatus
dari server
Panggil fungsi SendCommandTo
Motor dari server dan kirim OFF Panggil fungsi SendCommandTo
Motor dari server dan kirim CCW
Terima status dan tampilkan
Selesai
ya tidak
ya
tidak
ya
tidak tidak
ya
Gambar 3-4 Diagram alir program aplikasi server.
Program web service adalah program server yang akan menghubungkan
client dengan server. Layanan yang ada pada web service adalah
GetMotorStatus yang berfungsi untuk meminta status dari hardware. Diagram alir
program web service ditunjukkan pada Gambar 3-5.
ya
tidak
ya
tidak mulai
SendCommand ToMotor?
Gambar 3-5 Diagram alir program web service.
Program pengendali motor adalah program dalam bentuk .dll yang berada
di dalam program web service. Bila fungsi SendCommand dipanggil, maka
program pengendali motor akan memeriksa perintah yang dikirim dan
mengirimkan nilai yang telah ditentukan ke hardware. Bila fungsi
GetMotorStatus dipanggil, maka program pengendali motor akan memeriksa
parallelport dan memberitahukan kondisi hardware kepada program web service.
Diagram alir program pengendali motor ditunjukkan pada Gambar 3-6. GetMotor
Status?
Panggil fungsi SendCommand
dari MotorHelper.dll
Panggil fungsi GetMotorStatus
dari MotorHelper.dll
mulai
Selesai Nilai 47?
Nilai 111? Nilai 239?
Kirim CW pada
web service
Kirim OFF pada
web service
Kirim CCW pada
web service
CW ?
OFF ? CCW ? Kirim nilai 1 pada
port paralel
Kirim nilai 0 pada port paralel Kirim nilai 2 pada
port paralel
Cek port paralel Perintah? Cek perintah
mulai
Kirim “False” pada
web service
Selesai Nilai 47?
Nilai 111? Nilai 239?
Kirim CW pada
web service
Kirim OFF pada
web service
Kirim CCW pada
web service
CW ?
OFF ? CCW ? Kirim nilai 1 pada
port paralel
Kirim nilai 0 pada port paralel Kirim nilai 2 pada
port paralel
Cek port paralel Perintah? Cek perintah
Get Status Send Command
Kirim “False” pada
web service
ya ya
tidak tidak ya ya
tidak tidak
ya ya
tidak tidak
Gambar 3-6 Diagram alir program pengendali motor.
3.4 Perancangan
Hardware
Rangkaian pengendali motor dirancang agar motor dc 12V dapat
diaktifkan melalui parallel port PC. Rangkaian penggerak motor DC ditunjukkan
Data Port (VinA)
Data Port (VinB)
Status Port (VoutA)
Status Port (VoutB)
GND
VCC
U5 7805
1 2 3 IN GN D OU T U6 7805
1 2 3 IN GN D OU T R5 D1 D2 Q1 D4 R3 R2 R1 D3 R4 R7 U1 1 2 3 4 R6 U9 7805 1 2 3 IN GN D OU T U4 1 2 3 4 U2 1 2 3 4 U3 1 2 3 4 K2 CR1B 12 4 8 9 1 5 13 14 RB2 K1 CR1B 12 4 8 9 1 5 13 14 + -U7 1 2 4 5 3 + -U8 1 2 4 5 3 Q2 MOTOR DC 1 2 R8 RB1 R9 POT 1 3 2 R10 POT 1 3 2 Parallel Port
Pengendali Motor Feedback
200 200 200 200 1K 1K 1K 1K 1K 1K Vref1 Vref2 Vm1 Vm2
Gambar 3-7 Rangkaian Penggerak Motor DC.
Prinsip kerja Gambar 3-7 adalah sebagai berikut :
a. Blok pengendali motor.
Blok pengendali motor terdiri dari dua buah rangkaian opto isolator yang
berfungsi sebagai saklar elektronis yang mengaktifkan transistor, dua buah
transistor sebagai sebagai penggerak relay, dan dua buah relay DPDT (Double
LED IR (infrared) pada opto isolator mendapatkan input dari parallel port
PC yang mempunyai level tegangan TTL, yaitu 0-2V(dc) dan 3-5V(dc). Pada
saat Vin mendapat tegangan 5Volt, maka LED IR akan ON, sehingga
fototransistor aktif. Saat fototransistor aktif, maka tegangan pada masukan (+)
op amp lebih tinggi daripada tegangan masukan (-) op amp, sehingga Vo op
amp = +Vsat (5Volt) dan transistor juga akan aktif. Hal ini akan menyebabkan
relay menjadi aktif (hidup) dan menghubungkan motor DC dengan catu daya, sehingga motor akan berputar.
<