• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Clara Mahardhita

021334114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini idak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar putaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Oktober 2007

Penulis

Clara Mahardhita

(5)

Motto

“ Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam

nama-Ku, Mintalah maka kamu akan menerima, supaya

penuhlah sukacitamu… “.

Yohanes 16 : 24

Ora et’s Labora

Sukses adalah sebuah pilihan

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

T uha n Y e sus, ya ng t e la h m e m be rik a n k e k ua t a n k e pa da sa ya da la m m e nge rja k a n sk ripsi ini.

Ayahanda ku yang tercinta bapak Sutarta dan ibuku Christina Rastuti Winarni yang telah mendukung saya dalam banyak hal

Adiku Cornelius Beny Corda dan Stefany

Laksita Nurmala Dewi yang selalu mendukung saya

dalam doa.

Teman, Sahabat dan sekaligus kekasihku mas Tri Isbudiyono yang telah banyak berkorban untukku selama ini.

(7)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR SISWA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus pada Siswa Kelas III SMA Negeri I Wonosari,

Gunungkidul, Yogyakarta

Clara Mahardhita 021334114

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (4) hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan April 2007. Jumlah populasi penelitian adalah 213 siswa dan jumlah sampel penelitian adalah 107 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Untuk menguji hipotesis 1,2,3 digunakan analisis koefisien korelasi product moment, sedangkan untuk menguji hipotesis 4 digunakan analisis koefisien korelasi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan tetapi sangat rendah antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,192 ; ρ= 0,026), (2) tidak ada hubungan yang positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = - 0,092 ; ρ= 0,941), (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,359 ; ρ= 0,002), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (R = 0,354 ; ρ= 0,067).

(8)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN SOCIAL STATUS OF PARENTS’ ECONOMY, LEARNING ACHIEVEMENT OF THE STUDENTS AND LEARNING MOTIVATION, AND THE INTEREST OF THE STUDENTS

TO CONTINUE THEIR STUDY TO HIGHER EDUCATION A Case Study of The Third Year Students of One State Senior High School

in Wonosari Gunungkidul Yogyakarta

Clara Mahardhita

021334114

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

This research aims to know: (1) the relation between social status of parents’ economy and the interest of the students to continue their study to higher education, (2) the relation between learning achievement of the students and the interest of the students to continue their study to higher education, (3) the relation between learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education, (4) the relation between social status of parents’ economy, learning achivement of the students and learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education.

This research was conducted at one state senior high school in Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta from March to April 2007. The population of this research was 213 students the samples are 107 students. Technique of data collect were questionnaire, interview and documentation. Technique of taking samples was accidental sampling. To test the hypothesis first, second and the third of correlation coefficient of product moment was applied, while to test the fourth hypothesis double correlation coefficient analysis.

The research indicates that: (1) there is positive and significant relation between social status of parents’ economy and the interest of the students to continue their study to higher education (r = 0,192; ρ = 0,026), (2) there isn’t any positive relation between learning achievement of the students and the interest of the students to continue their study to higher education ( r = - 0,092; ρ = 0,941), (3) there is positive and significant relation between learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education (r = 0,359; ρ = 0,002), (4) there is positive and significant relation between social status of parents’ economy, learning achievement of the students and learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education ( R = 0,354; ρ = 0,067).

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala rahmat, berkat, karunia dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar Siswa, dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu guna memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Natalina Premastuti B., S.Pd. selaku dosen tamu dalam ujian sarjana.

(10)

6. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., SIP. M.Pd selaku dosen tamu dalam ujian sarjana

7. Bapak Drs. A. Joko Wicoyo, S.Pd., M.S. selaku dosen pembimbing bahasa Inggris yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya

8. Bapak Drs. Mulyoto selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Wonosari yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

9. Bapak Drs. Sutarman selaku Wakasek urusan kesiswaan yang telah memberikan bantuannya terhadap penulisan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu, terimakasih telah sabar, mendoakan penulis agar lancar mengerjakan skripsi serta memberikan apapun yang tak dapat disebutkan satu persatu.

11. Adikku Benny&Fani, terima kasih untuk doa dan dukungannya selama ini sampai mbak akhirnya lulus.

12. Mas ‘’TRIE’’, terimakasih untuk dukungan doanya, terimakasih untuk semangat, perhatian, kasih sayang, dan semua bantuan yang mas berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

13. Pak Wawiek dan mbak Aris, terima kasih atas pelayanan sekretariatnya dan bantuannya selama ini.

14 Teman-temanku PAK C angkatan 2002 Universitas Sanata Dharma, terima kasih untuk persahabatan dan kebersamaannya selama ini.

15. Tante Tutik, thanks ya…..buat pinjaman bukunya,makasi juga buat supportnya.Buat Om Lukas juga, thanks…..

(11)

16. Espete, makasih untuk pinjaman buku dan informasinya.

17. Teman-teman kosku, rina, andri, gunawan, nowo, makasi buat doanya, moga kalian juga cepat lulus.

18. Mas Jo & Yoyok, thanks buat pinjaman printernya.

19. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis menghaapkan masukan dan saran dari pembaca yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING --- ii

HALAMAN PENGESAHAN --- iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA --- iv

MOTTO--- v

PERSEMBAHAN --- vi

ABSTRAK --- vii

ABSTRACT--- viii

KATA PENGANTAR --- ix

DAFTAR ISI --- xii

DAFTAR TABEL --- xv

DAFTAR LAMPIRAN --- xvii

BAB I. PENDAHULUAN --- 1

A. Latar Belakang Masalah --- 1

B. Batasan Masalah --- 3

C. Rumusan Masalah --- 3

D. Tujuan Penelitian --- 4

E. Manfaat Penelitian --- 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA--- 6

A. Tinjauan Teoritik --- 6

1. Minat --- 6

2. Perguruan Tinggi --- 8

3. Status Sosial Ekonomi --- 9

4. Prestasi belajar --- 16

5. Motivasi Belajar --- 17

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan--- 21

C. Rasionalitas Penelitian --- 21

(13)

D. Paradigma Penelitian --- 24

E. Hipotesis --- 25

BAB III. METODE PENELITIAN --- 26

A. Jenis Penelitian --- 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian--- 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian --- 27

D. Populasi dan Sampel --- 27

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya --- 28

F. Teknik Pengumpulan Data --- 34

G. Uji Coba Instrumen--- 35

H. Teknik Analisis Data --- 41

BAB IV.GAMBARAN UMUM SEKOLAH --- 48

A. Data Kelembagaan Sekolah --- 48

B. Visi dan Misi Sekolah--- 48

C. Sejarah Berdirinya Sekolah--- 49

D. Daftar Nama Kepala Sekolah --- 50

E. Guru dan Karayawan SMA Negeri 1 Wonosari --- 51

F. Data Siswa SMA Negeri 1 Wonosari --- 56

G. Fasilitas SMA Negeri 1 Wonosari--- 57

H. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Wonosari --- 59

I. Kriteria Penilaian Budi Pekerti Siswa--- 66

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN--- 69

A. Deskripsi Data --- 69

B. Pengujian Persyaratan Analisis --- 77

C. Pengujian Hipotesis --- 81

D. Pembahasan Hasil Penelitian--- 83

(14)

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN &SARAN 90 A. Kesimpulan --- 90 B. Keterbatasan Penelitian --- 91 C. Saran-saran --- 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

III.1 Tingkat Pendidikan Orang Tua... 30

III.2 Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 30

III.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 31

III.4 Fasilitas Keluarga ... 31

III.5 Kisi-Kisi Kuesioner ... 35

III.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa ... 37

III.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 38

III.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar... 39

III.9...Hasil Pengujian Reliabilitas... 40

IV.1 Kepala Sekolah SMAN 1 Wonosari ... 51

IV.2 Guru SMAN 1 Wonosari ... 52

IV.3 Karyawan TU SMAN 1 Wonosari ... 56

IV.4 Data Siswa SMAN 1 Wonosari ... 57

IV.5 Daftar Sarana dan Prasarana... 58

IV.6 Struktur Organisasi Sekolah ... 66

V.1 PAP II Variabel Minat Siswa ... 70

V.2 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 71

V.3 Komposisi Responden Menurut Jenis Pekerjaan... 71

V.4 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 72

V.5 Kriteria Penilaian Pada Tingkat Pendapatan... 73

V.6 Komposisi Fasilitas yang dimiliki Orang Tua ... 73

V.7 Kriteria Penilaian Fasilitas yang dimiliki Orang Tua ... 74

V.8 Distribusi Frekuensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 75

V.9 Interpretasi Penilaian Variabel Prestasi Belajar Siswa... 76

V.10 Interpretasi Penilaian Variabel Motivasi Belajar... 77

(16)

V.11 Hasil Pengujian Normalitas ... 78

V.12 Hasil Pengujian Linearitas... 80

V.13 Hasil Pengujian Linearitas... 81

V.14 Hasil Pengujian Linearitas... 81

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Angket Kuesioner ... 1

Data Induk Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua... 7

Data Induk Variabel Minat Siswa ... 10

Data Induk Variabel Motivasi Belajar ... 12

Data Induk variabel Prestasi Belajar Siswa ... 14

Tabel Validitas Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 15

Tabel Reliabilitas Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi... 15

Tabel Validitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua... 16

Tabel Reliabilitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 16

Tabel Validitas Motivasi Belajar ... 17

Tabel Reliabilitas Motivasi Belajar... 17

Korelasi Product Moment ... 18

Uji Analisis Korelasi Ganda ... 19

Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbagan Efektif... 21

Daftar Distribusi Frekuensi ... 24

Penilaian Acuan Patokan II... 33

Tabel r Product Moment ... 38

Surat Ijin Penelitian... 39

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu prioritas pembangunan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat ditempuh dengan peningkatan kualitas generasi muda. Generasi muda adalah generasi penerus suatu

bangsa yang berperan sebagai motor dalam pembangunan. Kemajuan bangsa akan sangat ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.

Peningkatan kualitas generasi muda dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas lingkungan tempat mereka melakukan aktifitas sehari-hari, yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut mempunyai pengaruh yang kuat.

Lingkungan memberi fasilitas dan ruang bermain bagi setiap individu anggotanya untuk mengembangkan fungsi fisik dan psikisnya. Kondisi lingkungan yang tidak

menguntungkan akan cenderung menciptakan mental buruk bagi kualitas dan perkembangan generasi muda.

Perkembangan terhadap generasi muda khususnya dalam lingkup sekolah tidak

bisa dilepaskan dari peranan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pelajaran, latihan agar dapat

berperan di masa yang akan datang. Hal ini juga dijelaskan dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional no. 2 tahun 1989, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, dan latihan bagi peranannya

(19)

di masa yang akan datang. Dari pengertian pendidikan tersebut dapat diketahui bahwa

kegiatan pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang disengaja dan mempunyai tujuan yang jelas yaitu menyiapkan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang.

Pendidikan juga sering dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Oleh karena itu orang tua tidak ragu-ragu dalam memberikan

pengorbanan berupa biaya untuk pendidikan anaknya. Namun biaya pendidikan yang terlalu tinggi seringkali menjadi kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak di antara mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dan

putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pada akhirnya ketika siswa mengambil keputusan terhadap sekolah lanjutannya, mereka harus

mempertimbangkan beberapa hal (Winkel, 1984; 91) yaitu kemampuan keuangan, bakat khusus, cita-cita hidup. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.

Dari sekian banyak faktor yang dapat dipilih, beberapa faktor yang diduga dominan berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studinya adalah status

sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa prestasi belajar siswa dapat mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Minat siswa dalam melanjutkan studi ke

perguruan tinggi dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar lebih giat. Karena kenyataan tersebut menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian, maka penulis

(20)

Tua, Prestasi Belajar Siswa dan Motivasi Belajar, dengan Minat Siswa Melanjutkan

Studi ke Perguruan Tinggi”.

B. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi agar

penelitian lebih terarah dan menyingkat waktu, penelitian hanya dibatasi pada faktor status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, motivasi belajar dan hubungannya terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

2. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

4. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan

(21)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan

minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat

siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Sebagai gambaran untuk menentukan sikap dan tindakan setelah lulus dari

Sekolah Menengah Atas. 2. Bagi Sekolah Menengah Atas

Sebagai masukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan dengan studi lanjut siswa.

3. Bagi Peneliti

(22)

4. Bagi Universitas

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretik

1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu

pilihan seseorang. Selain itu minat juga merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang

yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat.

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk

merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983; 30). Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang

menaruh perhatian terhadap obyek tertentu disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif (Bimo Walgito,1977; 38).

Berdasarkan uraian di atas maka minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMA, yang

ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi, perasaan tertarik, dan perasan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut

dengan kebutuhannya.

(24)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan

Tinggi menurut Giatama (Giatama, 1990; 6) digolongkan menjadi dua: 1) Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam

individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,

jenis kelamin, dan intelegensia. 2) Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat

pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua, dan teman

sebaya.

Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di

sekolah, masyarakat dan di dalam keluarga. Winarno Surakhmat (1978; 64) mengatakan bahwa minat dipengaruhi oleh jenis kelamin,

intelegensia, kesempatan, lingkungan dan apa yang menjadi minat teman sebayanya. Dalam hal ini Andi Mappiare (1980; 64) mengatakan minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial

dan pengalaman.

Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang, dalam hal ini

(25)

1) Status sosial ekonomi orang tua, biasanya hanya meliputi tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan. Tetapi dalam penelitian ini akan ditambahkan dengan fasilitas yang dimiliki keluarga.

2) Prestasi belajar siswa. 3) Motivasi belajar.

2. Perguruan Tinggi

Dalam lingkup usaha-usaha pendidikan GBHN 1983 menegaskan bahwa Perguruan tinggi dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta pusat kegiatan penelitian sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa yang akan datang. Perguruan tinggi

mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan

Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral

Pancasila dan berkepribadian Indonesia (S.V.Wissenschaft, 1957). a. Tujuan pendidikan tinggi

1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu

(26)

2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan

teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya budaya nasional.

b. Bentuk-bentuk perguruan tinggi

1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

pendidikan kejuruan yang lingkungannya biasa dikenal sebagai pendidikan profesional .

2) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu

bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan terdiri dari satu atau lebih jurusan.

3) Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri

dari satu atau lebih jurusan.

4) Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program

pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terdiri dari banyak fakultas dan jurusan.

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Menurut Astrid S. Susanto (1977; 99) “Status” adalah perbandingan

(27)

masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah

laku manusia.

Pendapat lain mengatakan “Kedudukan” diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan

orang lain dalam kelompok tersebut (Soerjono Soekanto, 1999; 233). Sedangkan Mayor Polak (1964; 307) berpendapat bahwa status sosial

dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakatnya. Selanjutnya status mempunyai 2 aspek :

a. Aspek yang agak statis (struktural) dimaksudkan sifatnya hirarkis

ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relatif terhadap status lain.

b. Aspek yang relatif lebih dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan peranan sosial diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural, maka setiap orang yang satu dengan orang yang lain, sehingga setiap

orang mempunyai status atau kedudukan yang berbeda satu dengan lainnya, tergantung posisinya dalam masyarakat.

Adanya perbedaan kedudukan-kedudukan tersebut menyebabkan

sistem pelapisan sosial atau sosial stratification yaitu perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara

(28)

Barang merupakan sesuatu yang dihargai masyarakat biasanya

berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, bisa juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama dan juga keturunan dari keluarga yang terhormat (Selo Sumarjan dan

Sulaiman Sumardi, 1964; 271).

Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam

kedudukan yaitu (Soerjono Soekanto; 217-218) :

a. Ascribed Status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.

Kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran.

b. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh melalui kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam

mengejar dan mencapai tujuannya.

Dengan demikian sistem pelapisan dalam masyarakat dapat

terjadi dengan sendirinya. Dalam proses pertumbuhan masyarakat itu ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama yang biasanya menjadi alasan terjadinya sistem pelapisan

tersebut adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan kekerabatan, seseorang pemuka masyarakat dan mungkin juga harga

(29)

dengan yang lainnya adalah sebagai berikut (Soerjono Soekanto;

231-232):

a. Ukuran kekayaan

Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran,

barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam

bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadi, cara menggunakan pakaian, serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.

b. Ukuran kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai

wewenang, menempati lapisan yang tertinggi. c. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari

ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini

banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka pernah berjasa pada masyarakat.

d. Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dan dipakai oleh masyarakat

(30)

Setiap orang dalam suatu keluarga akan mempunyai

unsur-unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi

yang dimilikinya. Melly G-Tan (1977; 53) menyatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah

sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan penghasilan.

Oleh karena itu penulis mengkaji status sosial ekonomi orang

tua ini menjadi tiga segi yaitu: a. Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan

hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan , kekayaan, dan

status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga

dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan

(31)

b. Jenis pekerjaan orang tua

Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan yang ditekuni sebagai suatu profesi. Pekerjaan dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu (BPS; 12): 1) Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah

tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya

penghasilan lain diluar penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan tambahan.

2) Pekerjaan sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh

penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh

(32)

Dr. J. James Spillange membuat table jenis pekerjaan orang tua

menjadi 25 pekerjaan. Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi 5 jenis berdasarkan prestise dalam masyarakat.

a) pegawai negeri.

b) pegawai swasta. c) wiraswasta/ pedagang.

d) petani/ pengrajin. e) buruh.

c. Pendapatan orang tua

Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap

proses produksi (Gilarso, 1991; 63). Jadi yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya, balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas sumbangan

orang tua sebagai proses produksi. Pendapatan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, hasil dari

milik. Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut.

Pendapatan oleh keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Gilarso

(33)

2) besarnya keluarga.

3) tingkat harga kebutuhan keluarga. 4) tingkat pendidikan keluarga.

5) lingkungan sosial ekonomi keluarga.

6) kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga.

4. Prestasi Belajar Siswa

Belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa pembaharuan pada individu (Roestiyah 1982; 149). Pendapat lain

mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap (W.S Winkel 1987; 36).

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil

yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Dari definisi tersebut maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, hasilnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka. Sedangkan pengertian umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang dicapai

seseorang dalam bidang tertentu. Apabila seseorang belajar maka ia akan memperoleh hasilnya.

(34)

mempunyai hasil yang berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari.

Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam prestasi yang diraihnya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya.

Untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun

praktek yang kemudian diberi skor. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar (Masrun, 1975; 1). Prestasi belajar siswa nampak

dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai rapor .

Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian prestasi

akademik meliputi dari dalam dan luar diri siswa. Intelegensia, bakat, minat, aspirasi, harapan, keuletan, kerajinan, dan kemandirian merupakan faktor dari dalam. Faktor yang berasal dari luar meliputi kondisi

lingkungan belajar, guru sebagai fasilitator dan pembimbing belajar sarana dan prasarana yang tersedia.

5. Motivasi Belajar

Motivasi menurut Mc. Donald adalah perubahan energi dari diri seseorang yang ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan yang akan dicapai (Sardiman, 1986; 73). Pengertian ini mengandung tiga elemen penting

(35)

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” pada diri seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu, demi mencapai suatu tujuan (Ws. Winkel, 1989; 92). Motivasi belajar

adalah dorongan yang ada pada diri siswa baik dari dalam ataupun dari luar untuk belajar disertai usaha atau cara-cara untuk

meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran baik di sekolah, maupun di luar sekolah.

1) Jenis-Jenis motivasi

Menurut Sardiman (1986; 84), motiasi dapat dibedakan menjadi : a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:

1) Motivasi bawaan, motivasi ini ada tanpa dipelajari. 2) Motivasi yang dipelajari.

b) Motivasi Menurut Pembagian Woodworth dan Marquis:

1) Motivasi organis. 2) Motivasi darurat.

3) Motivasi obyektif.

(36)

d) Motivasi intrinsik dan ektrinsik.

1) Motivasi intrinsik, merupakan motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi ekstrinsik, bukan merupakan bentuk motivasi

yang berasal dari individu karena motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain mungkin

memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu. 2) Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Ali Imron (1996; 100), ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

a) Cita-cita atau aspirasi pembelajaran.

Setiap manusia mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu dalam hidupnya yang senantiasa dikejar dan diperjuangkan.

Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang akan dihadapi seseorang akan tetap berusaha untuk meraihnya. Oleh karena itu, cita-cita sangat mempengaruhi motivasi belajar seseorang.

b) Kemampuan Pembelajar

Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga

(37)

Sebab orang yang berkemampuan rendah akan susah

menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi. c) Kondisi Pembelajaran

Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan

psikologis.

d) Kondisi lingkungan Belajar

Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut belajar dan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan

seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.

3) Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivsi belajar menurut Brown, (Ali Imron, 1996 ; 88) adalah sebagai berikut :

a) tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap

acuh tak acuh.

b) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

c) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada guru.

d) ingin selalu bergabung dalam kelas.

e) ingin identitas dirinya diakui orang lain.

f) tindakan kebiasaannya dan moralnya selalu dalam kontrol diri.

(38)

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.

Wahyu Yuniarti (2002; 30) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara status soasial ekonomi orang tua, dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi “ studi kasus pada SMU Stella Duce

kelas 3 tahun ajaran 2002/2003 bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Rasionalitas Penelitian

1. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

“Status” adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan

hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pendapat lain mengatakan

“Kedudukan” diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Dalam hubungannya dengan pendidikan anak, orang tua dengan

tingkat pendidikan yang tinggi, jenis pekerjaan yang tinggi, dan tingkat pendapatan yang besar biasanya lebih menginginkan anaknya untuk

(39)

pendidikannya rendah, jenis pekerjaannya rendah, dan tingkat pedapatan yang

kecil biasanya mereka akan berulang kali berpikir agar anaknya melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang tua yang lebih mampu dalam hal status sosial ekonomi berpeluang lebih besar

melanjutkan pendidikan anaknya melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sedangkan orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi berpeluang

lebih kecil dalam melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.

2. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Prestasi belajar siswa

sering digunakan sebagai alat seleksi penerimaan mahasiswa baru, karena diduga bahwa prestasi belajar ikut berpengaruh terhadap munculnya minat siswa menentukan sekolah lanjutannya. Dalam kaitannya dengan hal ini,

biasanya siswa yang prestasi belajarnya tinggi cenderung mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dibandingkan

dengan siswa yang prestasi belajarnya rendah.

3. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan

(40)

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah

atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi ,

motivasi belajar memegang peranan yang amat penting. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung memiliki minat yng tinggi pula untuk

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dibandingkan siswa yang motivasi belajarnya rendah.

4. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan

motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi Status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan

hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Prestasi belajar siswa

sering digunakan sebagai alat seleksi penerimaan mahasiswa baru, karena diduga bahwa prestasi belajar ikut berpengaruh terhadap munculnya minat

siswa menentukan sekolah lanjutannya. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

itu, demi mencapai suatu tujuan.

Dari sekian banyak faktor yang dapat dipilih, beberapa faktor yang

(41)

motivasi belajar dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa prestasi belajar

siswa dapat mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar lebih giat.

D. Paradigma Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, motivasi belajar dengan minat siswa kelas 3 SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa

ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

X1

X2

X3

Y

X1,X2,X3

X1 = variabel bebas, yaitu status sosial ekonomi orang tua .

X2 = variabel bebas, yaitu prestasi belajar siswa.

X3 = variabel bebas, yaitu motivasi belajar .

(42)

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan

minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat

siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

4. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan minat siswa

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis meliputi: 1 Deskriptif

Deskriptif adalah suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sebagai pengungkapan fakta (Consuelo, 1993; 71). Penulis menggunakan metode deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan mengenai minat siswa di SMA Negeri 1 Wonosari untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2 Studi Kasus

Studi Kasus adalah penelitian tentang subyek tertentu, di mana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Consuelo; 1993; 73). Penulis menggunakan metode studi kasus karena penelitian ini hanya terbatas pada SMA Negeri 1 Wonosari dan tidak diberlakukan pada SMA lain.

3 Studi Ex Post Facto

Studi ex post facto adalah suatu pengumpulan data setelah semua data yang dipersoalkan berlangsung, data yang diperoleh tidak dapat dimanipulasi (Consuelo, 1993; 124). Penulis menggunakan studi ex post facto tersebut karena penelitian ini dibatasi pada data yang sudah ada.

(44)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

SMA Negeri 1 Wonosari kelas 3 jurusan IPA dan IPS. 2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2007.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Wonosari kelas 3 jurusan IPA dan IPS.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah suatu yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian yang menjadi obyek adalah status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, motivasi belajar, minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

D. Populasi dan Sampel 1 Populasi

(45)

dalam penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri 1 Wonosari kelas 3 jurusan IPA dan IPS.

2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari siswa yang berjumlah 213 orang diambil sampel sebanyak 107 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998; 112) yang menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka diambil seluruhnya. Selanjutnya jika lebih besar dari 100 orang, diambil antara 10 % s/d 15 % atau 20% s/d 25%, tergantung dari kemampuan peneliti. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Secara kebetulan SMA Negeri I Wonosari menentukan kelas III IPA 1, III IPA 2, dan III IPS 1 yang digunakan sebagai sampel, maka ketiga kelas tersebutlah yang digunakan oleh peneliti sebagai sampelnya. Dengan jumlah seluruh siswanya 107 siswa, dengan rincian sebagai berikut III IPA I sebanyak 36 siswa, III IPA 2 sebanyak 36 siswa, dan III IPS 1 sebanyak 35 siswa.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel dalam Penelitian ini dalah sebagai berikut: a. Variabel independen (variabel bebas)

1) Status sosial ekonomi orang tua (X1)

(46)

3) Motivasi belajar (X3)

b. Variabel dependen (terikat)

Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y) 2. Pengukuran Variabel

a. Status sosial ekonomi orang tua

Status sosial ekonomi orang tua, biasanya hanya meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan

1) Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh orang tua dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Tabel III.1

Tingkat Pendidikan Orang Tua

No Keterangan Skor

1. 2. 3. 4. 5.

Lulus SD Lulus SLTP

Lulus SMU/ sederajad Akademi/ Sarjana Muda Lulus S1 ke atas

1 2 3 4 5 2) Jenis pekerjaan orang tua

(47)

Tabel III.2

Jenis Pekerjaan Orang Tua

No Keterangan Skor

1. 2. 3. 4. 5. Buruh

Petani / Pengrajin Pedagang / Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri 1 2 3 4 5 3) Pendapatan orang tua

Pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya, balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas sumbangan orang tua sebagai proses produksi. Pendapatan orang tua adalah seluruh penghasilan yang diterima dari pekerjaan pokok maupun sampingan selama satu bulan. Pendapatan orang tua dan pengkurannya adalah sebagai berikut (UMP DIY, periode Nov. 2006).

Tabel III.3

Tingkat Pendapatan Orang Tua No Keterangan (Dalam Rupiah) Skor 1. 2. 3. 4. 5. 6.

< 500.000 500.000 - 750.000 750.000 - < 1.000.000 1.000.000 - < 1.250.000 > 1.250.000,00 - < 1.500.000 > 1.500.000 1 2 3 4 5 6 4) Fasilitas keluarga

(48)

diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus, benda dan barang yang dimiliki keluarga responden. Masing-masing fasilitas yang dimiliki keluarga reponden diberi skor sebagai berikut

Tabel III.4 Fasilitas Keluarga

No. Jenis fasilitas yang dimiliki Skor 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Alat Transportasi : a. Sepeda

b. Sepeda Motor c. Mobil

Fasilitas Lain :

a. Video / VCD Player b. Televisi

c. Radio

d. Tape Recorder e. Lemari Es

f. Pesawat telephon g. Ponsel

h. Mesin cuci i. Komputer

j. Langganan surat kabar Lokasi tinggal :

a. Desa b. Semi kota c. Kota

Tempat tinggal : a. Rumah famili b. Rumah kontrakan c. Rumah pribadi d. Rumah dinas Dinding rumah : a. Papan

b. Setengah tembok c. Tembok seluruhnya Lantai rumah :

a. Plester b. Tegel c. Keramik d. Marmer

(49)

7.

8.

9.

10.

Jenis penerangan : a. Lampu minyak b. Lampu listrik c. Diesel

Sumber air : a. Sumur umum b. Sumur timba c. Sumur pompa d. Air PAM

Jumlah kamar mandi/ WC: a. 1 buah

b. 2 buah

c. Lebih dari 2 buah Lahan :

a. Tidak punya b. Tegal/ kebun c. Sawah

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Selanjutnya untuk fasilitas lain-lain tersebut dijumlahkan kemudian diberi skor. Berikut skor untuk masing-masing nilai :

No . Keterangan Skor 1. 2. 3. 4. 5.

Sangat rendah 0-10 Rendah 11-20 Sedang 21-30 Tinggi 31-40 Sangat tinggi 41-50

1 2 3 4 5 b. Prestasi belajar siswa

(50)

c. Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada diri siswa baik dari dalam ataupun dari luar untuk belajar disertai usaha atau cara-cara untuk meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Dalam penelitian ini, variabel motivsasi diukur dengan menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut.

Skor untuk keterangan No. Keterangan Positif Negatif 1. 2. 3. 4. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

4 3 2 1 1 2 3 4 d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Untuk mengukur variabel ini digunakan skala sikap likert dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut.

Skor untuk keterangan No. Keterangan Positif Negatif 1. 2. 3. 4. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

(51)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis meliputi:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Kuisioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar dan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Tabel III.5

Kisi-kisi Penyusunan Koesioner

Variabel Indiktor Nomor

Butir Status sosial ekonomi

orang tua

a) Tingkat pendidikan orang tua b) Jenis pekerjaan orang tua c) Tingkat pendapatan orang tua d) Pemilikan barang berharga

1,2 3,4 5,6 7-16 Motivasi belajar a) Ketekunan dan keuletan dalam

memacahkan masalah atau soal b) Keinginan untuk belajar

c) Usaha untuk belajar

d) Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik

e) Keinginan untuk mencapai tujuan belajar 1,2,3 4,6 7,8,9 5 10 Minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi

a) Adanya perasaan senang untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

b) Adanya perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

1,2

(52)

c) Kesesuaian dengan keinginan pribadi

d) Kecenderungan untuk

mendapatkan sesuatu yang lebih baik

e) Perhatian

6,7

8,9,10 11,12

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang berupa tanya jawab langsung dengan guru dan karyawan maupun siswa untuk memperoleh data sekunder. Model wawancara ini digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum sekolah dalam hal ini SMA Negeri 1 Wonosari. 3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data primer dan data-data monografi dari sekolah tentang keadaan sekolah.

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur perubahan instrumen, maka terlebih dahulu diuji coba dengan maksud untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas), dan tingkat keandalan (reliabilitas) dari instrumen tersebut. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tentang uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

(53)

(Suharsimi, 1990; 223). Uji validitas dalam rumus korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut (Suharsimi, 1990; 498).

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

[

]

− − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :

rxy = koefisien korelasi N = jumlah responden

x = nilai skor masing-masing item y = nilai skor seluruh item

Untuk mengetahui sahih tidaknya dapat diketahui dengan besarnya r tabel dari r hitung. Apabila r hitung dari suatu butir koesioner sama atau lebih besar daripada r tabel, maka butir tersebut dikatakan valid. Sebaliknya apabila r hitung lebih kecil daripada r tabel, maka butir tersebut dikatakan tidak valid.

Untuk korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga r korelasi Product Moment pada tabel. Jika r perhitungan lebih besar daripada r tabel, maka soal tersebut dapat dikatakan valid, Sebaliknya jika perhitungan lebih kecil daripada r tabel maka soal tersebut dikatakan tidak valid. Untuk proses perhitungan validitas, penulis menggunakan SPSS.

2. Hasil Uji Validitas

(54)

sejumlah itu nilai df = N-2(dk =30-2=28), sehingga didapatkan nilai koefisien r tabel = 0,239. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan Statistical Package Social Sciences (SPSS) versi 13.0.

a. Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi Tabel III.6

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

No r hitung r tabel Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 0,776 0,640 0,469 0,657 0,466 0,731 0,572 0,667 0,316 0,673 0,460 0,803 0,239 0,239 0,239 0,239 0,230 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid b. Status sosial ekonomi orang tua

Tabel III.7 Hasil Pengujian Validitas

Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua

No. r hitung r tabel Keterangan

(55)

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 0,344 0,625 0,379 0,443 0,545 0,463 0,721 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

c. Motivasi belajar

Tabel III.8

Hasil Pengujian Validitas Motivasi Belajar

No r hitung r tabel Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 0,247 0,281 0,607 0,494 0,374 0,682 0,590 0,655 0,501 0,519 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

3. Uji Reliabilitas

(56)

penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Iqbal Hasan, 2002;120). ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − =

2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan :

r 11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan / item

2

b

σ = jumlah variasi butir

2

t

σ = variasi total

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut (Suharsimi, 1998; 245).

Besarnya nilai r Interpretasi a.

b. c. d. e.

0,800 s.d 1,00 0.600 s.d 0.799 0,400 s.d 0.599 0,200 s.d 0,399 0,000 s.d 0,199

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah Sangat Rendah Untuk proses reliabilitas penulis menggunakan SPSS.

4. Hasil Uji Reliabilitas

(57)

Tabel III.9

Hasil Pengujian Reliabilitas No Variabel Penelitian Koefisien

r11

Koefisien r tabel

Kesimpulan

1.

2. 3.

Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Status ekonomi orang tua Motivasi belajar

0,886

0,886 0,814

0,239

0,239 0,239

Reliabel

Reliabel Reliabel

Hasil-hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r 11) untuk

variabel minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y) adalah 0,886. Koefisien korelasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar 0,239 dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner untuk variabel minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi reliabel.

2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r 11) untuk

variabel status sosial ekonomi orang tua (X1) adalah 0,886. Koefisien korelasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar 0,239 dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner untuk variabel status sosial ekonomi orang tua reliabel.

3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r 11) untuk

(58)

tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar 0,239 dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner variabel motivasi belajar reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Persyaratan Analisis

Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat, diperlukan analisis data yang benar, sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorav-Smirnov. Menurut Sugiyono (1999; 225) dinyatakan dalam rumus :

( )

( )

[

1 2

]

maximum Sn X Sn X

D = −

Keterangan :

D maximum = deviasi maximum

(

X1

Sn

)

= distribusi kumulatif yang ditentukan

(

X2

Sn

)

= distribusi kumulatif yang diobservasi

b. Uji Linieritas

(59)

signifikansi nilai F. Menurut Sudjana (1996; 322) rumusan yang dicari untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut.

E TC

S

S

F

2

2

=

Keterangan :

F = harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 = varians tunai cocok dicari dengan cara

( )

2 −

K Tc Jk

E

S2 = varians kekeliruan dicari dengan cara

( )

K n

G Jk

Setelah didapat f (F hitung) kemudian diuji dengan taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k). jika f hitung ≥ hipotesis regresi ditolak.

2. Pengujian Hipotesis

a. Perumusan hipotesis (Suharsimi Arikunto, 1998; 256):

1) Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X1) dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y).

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

H1 : Ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(60)

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. H1 : Ada hubungan yang positif antara prestasi belajar siswa

dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3) Hubungan antara motivasi belajar (X3) dengan minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y).

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. H1 : Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar siswa

dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 4) Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X1), prestasi

belajar siswa (X2), dan motivasi belajar (X3) dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y).

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

H1 : Ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

b. Pengujian Hipotesis

1) Untuk menguji hipotesis ke 1,2,3 dengan menggunakan analisis product moment. Adapun rumus yang digunakan (Suharsimi

(61)

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

[

]

− − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y N = jumlah responden

x = skor variabel bebas y = skor variabel terikat

xy = perkalian antara variabel x dan y

Sedangkan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi atau r hitung tersebut dibandingkan dengan tabel nilai r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung ≥ r tabel berarti hubungan positif dan signifikan, sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti hubungan negatif dan tidak signifikan.

2) Untuk menguji hipotesis ke 4 yaitu ada hubungan antara status sosial ekonomiorang tua (X1), prestasi belajar siswa (X2), motivasi belajar

(X3) dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y)

dianalisis dengan teknik analisis korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut.

Ry(1,2,3) = 2

3 3 2 2 1 1 y a a a

x y+ x y+ x y

Keterangan :

Ry(1,2,3) = koefisien korelasi antara variabel y dengan x1. x2 dan x3

(62)

a2 = koefisien variabel prestasi belajar siswa

a3 = koefisien variabel motivasi belajar

x1 = variabel status sosial ekonomi orang tua

x2 = variabel prestasi belajar siswa

x3 = variabel motivasi belajar

y = variabel minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

(

)( )

=

n Y X Y X y

x1 1 1

(

)( )

= − n Y X Y X y

x2 2 2

( )

( )

=

n Y X Y X y

x3 3 3

Keterangan :

X1Y = Jumlah perkalian antara X1 dengan Y

X2Y = Jumlah perkalian antara X2 dengan Y

X3Y = Jumlah perkalian antara X3 dengan Y

Y2 = Jumlah kuadrat variabel terikat Y

(63)

Freg =

(

)

(

n k 1

)

R

1

k R

2 2

− − −

Keterangan :

Freg = harga F garis regresi

R2 = koefisisen determinasi

k = banyaknya variabel bebas (dk pembilang) n = jumlah subyek

n – k -1 = dk penyebut Pegujian Hipotesisnya:

Jika F hitung < F tabel, n-k-1, maka Ho diterima Jika F hitung ≥ F tabel, n-k-1, maka Ho ditolak

3) Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat. a) Sumbangan Relatif

Sumbangan Relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing–masing variabel bebas dalam perbandingan terhadap nilai variabel terikat (Sutrisno Hadi, 1987:42). Besarnya sumbangan relatif masing–masing variabel diwujudkan dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :

SR (%) = 100%

JKreg xy a

×

Keterangan :

SR (%) = koefisien relatif dari suatu variabel bebas

(64)

JK reg = jumlah kuadrat regresi b) Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas dalam menunjang efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi. Besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel diwujudkan dalam prosentase dengan rumus sebagai berikut.

SE (%) = SR (%) x R2 Keterangan:

SE = sumbangan efektif suatu variabel bebas SR = sumbangan relatif dari suatu variabel bebas

(65)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Nama Sekolah : SMA Negeri I Wonosari. 2. Status Sekolah : Negeri.

3. Alamat Sekolah : Jalan Brigjen Katamso No. 4, Wonosari, Gunungkidul.

B. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi Sekolah

Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Misi Sekolah

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif sehingga dapat

mengembangkan daya pikir, daya kalbu, dan daya fisik secara optimal. b. Melaksanakan program bimbingan khusus siswa untuk mempersiapkan

siswa agar mampu bersaing dalam memasuki perguruan tinggi negeri dan

bertaraf internasional.

c. Memberikan pendidikan dan pelatihan sehingga siswa menguasai dan

mampu memanfaatkan teknologi khususnya komputer.

(66)

d. Menciptakan sistem pembelajaran dan budaya sekolah yang secara optimal

mampu mendukung proses belajar Bahasa Inggris siswa.

e. Membekali siswa dengan pengetahuan dan pengalaman dalam pengamalan ajaran agama sehingga menjadi siswa yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

f. Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang

mencerminkan budaya mutu dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari g. Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olah raga sehingga siswa

memiliki daya fisik yang sehat dan tangguh.

h. Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan pengembangan seni budaya bangsa.

i. Melaksanakan pembinaan dalam bidang penulisan karya ilmiah secara efektif.

j. Memberikan pendidikan dan pelatihan yang berorientasi kecakapan hidup

kepada siswa sehingga siswa memiliki keunggulan komparatif di pasar global.

C. Sejarah Berdirinya Sekolah

Demi kepentingan masyarakat khususnya dibidang pendidikan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 1964 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta mendirikan Sekolah Menengah Atas

(67)

Gunungkidul, Yogyakarta. Setelah gedung yang direncanakan selesai dibangun, maka

SMA Negeri I Wonosari tersebut mulai membuka pendaftaran bagi siswa baru. Gedung tersebut disahkan dan surat keputusannya ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Keputusan Nomor 79/SK/B/ III pada

tanggal 30 Juli 1964.

Pada saat ini SMA Negeri I Wonosari terdiri dari 19 kelas dengan jumlah

siswa 660 orang yang terdiri dari 250 siswa laki-laki dan 410 siswa perempuan. Adapun jumlah siswa untuk tahun ajaran 2006/2007 adalah 660 siswa yang terdiri dari 236 orang siswa kelas I, 211 orang siswa kelas II dan 213 orang siswa kelas III.

Untuk kelas I terdiri dari 7 kelas, kelas II terdiri dari 6 kelas, dan kelas III terdiri dari 6 kelas.

D. Daftar Nama Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 1 Wonosari

Tabel IV.1

Kepala sekolah SMA Negeri 1 Wonosari

No. Nama Tanggal Menjabat

1. R. Hadi Sudarsono 1962-1 Januari 1965

2. FX. Doeliman 1 Januari 1965-1968

3. Drs. A Sulistiyo 1968-13 April 1974

(68)

5. Drs. Mulyono 1 Agustus 1977-1April 1981

6. Drs. Kusnun 1 April 1981-28 Februari 1984

7. Arinto Sukoco 1 Maret 1984-1 November 1986

8. Drs. Judi Sutrisno 1 November 1986-13 Desember 1988

9. Drs. Sri raharjo 13 Desember 1988-9 Agustus 1991

.10. Drs. Sumaryadi 10 Agustus 1991-15 Oktober 1993

.11. Suko Rilanto, SH 16 Oktober 1993-28 Desember 1993

12. Drs. Parno 29 Desember 1993-3 Desember 1994

13. Drs. Suhardi 4 Desember 1994-31 Maret 1995

14. Djoko Sardjono, BA 31 Maret 1995-1 A

Gambar

Tabel
Tabel Validitas Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ..............  15
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia lndonesia khususnya para dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta, Kementerian Pendidikan

 Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak..

Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon (lihat contoh 2), harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan

[r]

Jika agama bekerja di mana kelas subordinat berada pada posisi keduanya yakni sebagai subjek dan objek dalam sebuah masyarakat tertentu menghasilkan (mampu berkomunikasi dan

Menurut Kuncoro (2001), uji statistik F adalah uji yang menunjukkan apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

Untuk itu, penelitian ini akan menekankan pada keterkaitan antara dinamika perikanan cakalang dan dinamika oseanografi di wilayah perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Card Sort pada siswa kelas