• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Natalia Devian Indra Susanti Nim: 041114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG

TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Natalia Devian Indra Susanti Nim: 041114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)
(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Natalia Devian Indra Susanti

Nomor Mahasiswa : 041114015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 23 Desember 2008

Yang menyatakan

(7)

v

TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA

MAGELANGTAHUN AJARAN 2007/2008 Natalia Devian Indra Susanti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan belajar dengan menggunakan metode survey seksional menyilang ( cross- sectional surveys). Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan siswa kelas II. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 288 orang siswa dan sampel penelitian berjumlah 267 orang siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? Masalah kedua adalah bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? Masalah ketiga adalah apakah terdapat perbedaan tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Penyusunan tabulasi skor dari item- item yang ada dalam kuesioner dan menghitung total skor untuk masing- masing item (2) Menghitung nilai Chi- Kuadrat untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%.

(8)

vi ABSTRACT

THE STUDENTS HABIT LEVEL ON STUDYING LESSON MATERIAL OF SEVENTH AND EIGHTH GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL

IN SMP TARAKANITA MAGELANG YEAR 200/2008 Natalia Devian Indra Susanti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research was a descriptive research on the field of study guidance which used cross-sectional surveys method. The purpose of this study was to find out the ilusstration of students in grade I and II of the habit in learning of a subject. The number of the research subject of this study was 288 students and 267 research sample of the students of Tarakanita Magelang Junior High Scholl in grade I and II year 2007/2008. The research instrument of this study was questionarre of the students level in learning the material of the subject.

The first problem that would be discussed is what is the habbit level in learning the subject material of Tarakanita Junior High Scholl of year 2007/2008? The second problem is what is the habit level in learning the subject material of Tarakanita Magelang Junior High Scholl is year 2007/2008? The third problem is are there any differences of the habit level in learning the subject material of Tarakanita High Scholl students year 2007/2008 grade I and II? The data gathering procedures used in this research were (1) The Arrangement of tabulation score of the item that is used in questionnairre and to account the total score for each item. (2) To account the point of Chi – Squares to check the hypotesis with significant point 5%.

The results of this research were (1). the number of students in grade I who have the low habit level in learning the material is (60%) much more than the number of students who have the high habit level in learning material (40%); (2). the number of students in grade II who have the high habit level of learning the material (58%) much more than the number of sudents in grade II who have the low habit level in learning the material (41%); (3). there is a significant difference between the students in grade I and II of Tarakanita Junior High Scholl year 2007/2008 in the habbit level in learning lesson material.

(9)

vii

M OTTO D AN PE RSE M BAH AN

M ot t o:

“ Women wish to be loved not because they are pretty, or good, or well breed, or

gracefull, or intelligent, but because they are themselves”

(“Wanita ingin dicintai bukan karena wanita i tu cantik, atau baik, memukau atau

memikat atau dari intelegensinya tetapi karena mereka adalah diri mereka

sendiri”)

“ Setiap tapak kehidupan yang telah dilalui akan memberikan makna yang luar

biasa bagi seseorang untuk memasuki tapak kehidupan berikutnya”

Skr i psi i n i ku per sem ba h ka n u n t u k:

s

Tuhan Yesus Kristus dan BundaM ariapenolung dan penuntun hidupku

s

Kedua orang tuaku yang tercinta, bapak M etodius Sumarjdono dan I bu Theresia

Kusharyati serta ketiga adik-adikku yang tersayang Beni, Bety dan Novi.

s

Sahabat-sahabatku yang terkasih
(10)

viii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah membimbing dan menerangi pikiran serta hati penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis menyampaikan banyak terimakasih khususnya kepada:

1. Bapak Drs. Wens Tanlain M.Pd, pembimbing yang penuh kesabaran telah berkenan memberikan bimbingan, waktu, tenaga, pikiran, pengetahuan dan pengarahan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat dimulai dan diselesaikan. 2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, Ketua Program studi Bimbingan dan Konseling. 3. Para dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis selama menempuh studi.

4. Ibu Caecilia Ayu Larasati, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Tarakanita Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.

(11)

ix

proses pengumpulan data dan penelitian di SMP Tarakanita Magelang.

7. Seluruh guru- guru SMP Tarakanita Magelang yang telah membantu penulis dalam proses penelitian dan pengumpulan data.

8. Seluruh siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga penulis memperoleh data penelitian.

9. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis selama menempuh studi dan proses penyelesaian skripsi.

10.Nenekku yang selalu memberikan doa kepada penulis selama proses studi dan menyelesaikan skripsi.

11.Adik-adikku Anastasia Beni, Christina Beti, dan Bernadeta Novi yang selalu memberikan semangat selama proses menyelesaikan skripsi.

12.Kakakku Mas Aji dan Mbak Tari yang selalu mendukung penulis dalam doa. 13.Sahabat - sahabatku di kos beo 45 Natalia, Mbak Dian, Irmina, Ima Putri,

Bernadeta, Agata, Indri, Mega dan Ita yang selalu membantu, memberi semangat dan mendukung penulis dalam doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(12)

x

Paulina, dan semua teman-teman angkatan 2004 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

15.Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, terutama dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi siapa saja yang berminat terhadap Bimbingan dan Konseling.

(13)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………iv

ABSTRAK……….. v

ABSTRACT……… vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Penelitian……… 4

E. Batasan Istilah dan Batasan Variabel……… 5

(14)

xii BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kegiatan dan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran……. 7

1. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran……….. 7

2. Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran………….... 8

B. Proses Pembentukan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran 9 1. Sikap Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran……… 9

2. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran………. 14

3. Bimbingan dan Konseling Belajar………... 20

C. Tingkat Kelas dan Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran……… 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 26

B. Alat Pengumpul Data………. 26

1. Kuesioner………... 26

2. Validitas Kuesioner……… 27

3. Reliabilitas Kuesioner……… 27

4. Penafsiran Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……... 27

5. Susunan Kuesioner………. 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian………. 30

1. Populasi Penelitian………. 30

(15)

xiii

1. Tahap Persiapan……….. 31

2. Tahap Pelaksanaan……….. 31

D. Teknik Analisis Data………... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian………. 39

BAB V RINGKASAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Ringkasan………. 41

B. Kesimpulan……… 42

C. Saran Terhadap Kegiatan Bimbingan………... 43

DAFTAR PUSTAKA……….. 45

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1: Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Tes……… 29 Tabel 2: Koefisien Reliabilitas dan Validitas Penelitian Kuesioner Kebiasaan

Mempelajari Bahan Mata Pelajaran ……….. 29 Tabel 3: Kisi-Kisi Kuesioner……… 30 Tabel 4: Tabel Pemberian Skor Kuesioner………... 31 Tabel 5: Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Para Siswa Kelas I SMP Tarakanita Magelang Tahun

Ajaran 2007/2008……… 35 Tabel 6: Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Para Siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang Tahun

Ajaran 2007/2008……… 36 Tabel 7: Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran Para Siswa Kelas I dan II SMP Tarakanita Magelang

Tahun Ajaran 2007/2008……….. 37 Tabel 8: Kuesioner Tingkat Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran…. 47 Tabel 9: Tabel Perhitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner Dengan

Teknik Belah Dua Gasal Genap……… 52 Tabel 10: Tabel Skor Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Kelas I

(17)

xv

Halaman Lampiran 1: Kuesioner Tingkat Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata

Pelajaran………. 47 Lampiran 2: Tabel Perhitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner Dengan Tek

nik Belah Dua………. 52 Lampiran 3: Tabel Skor Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Kelas

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh orang yang sudah dewasa kepada orang yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Proses pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia dan dapat dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan. Kegiatan pengajaran bertujuan agar siswa mengetahui cara mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah sehingga proses (mempelajari) mata pelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Kegiatan pendidikan di sekolah dimulai dari kelas I, demikian juga dengan Sekolah Menengah Pertama mulai pengajaran sejak kelas I. Kegiatan pengajaran di SMP berlangsung sesuai dengan kurikulum dan program yang telah dibuat oleh sekolah.

(19)

berkelompok mulai untuk berlatih mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan oleh guru. Hasil pekerjaan siswa dilihat oleh guru bersama siswa untuk melihat kemajuan siswa. Proses pengajaran di kelas membutuhkan partisipasi atau keterlibatan siswa. Namun demikian, pada saat proses pengajaran kelas berlangsung ada siswa yang berbicara dengan temannya, bermain handphone, dan ada yang keluar masuk kelas. Jika guru mata pelajaran memberikan tugas sebagai latihan kepada siswa, tidak semua siswa mengerjakannya dengan serius. Ada yang me nyontek hasil dari temannya, dan ada juga siswa yang sama sekali tidak mengerjakan tugas tersebut.

Latihan di kelas biasanya dilanjutkan dengan guru memberikan tugas kepada siswa. Tugas ini lazimnya disebut dengan pekerjaan rumah. Siswa berlatih menyelesaikan tugas itu baik perorangan maupun bersama kelompok. Tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dikumpulkan dan diperiksa oleh guru. Hasil latihan siswa yang telah diperiksa, ditulis oleh guru.

Selain latihan di sekolah dan latihan di rumah, siswa mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan buku catatan, buku pelajaran, buku ilmu, kamus, rekaman, televisi dan radio. Siswa mempelajari bahan mata pelajaran dengan rencana dan jadwal yang diatur oleh siswa. Pengaturan waktu dan tempat belajar ya ng teratur dapat membantu siswa membentuk kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

(20)

3

kelas, mengerjakan tugas rumah, dan berlatih mempelajari sendiri. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimanakah keadaan perkembangan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran dari para siswa.

Perkembangan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama, dengan cara mengikuti perkembangan siswa di tahun I SMP, tahun ke II SMP sampai dengan tahun ke III SMP yang disebut dengan perkembangan longitudinal. Kedua, dengan cara meneliti kelompok-kelompok siswa pada saat yang sama seperti para siswa tahun I SMP, para siswa tahun ke II SMP dan para siswa tahun ke-III SMP yang disebut dengan silang kelompok (cross-sectional). Penelitian terhadap pertanyaan di atas menggunakan cara yang kedua, yaitu cross-sectional yaitu pada kelompok siswa tahun I dan kelompok siswa tahun ke II.

Informasi objektif mengenai kebiasan mempelajari bahan mata pelajaran dapat diperoleh melalui penelitian dan untuk itu dilaksanakan penelitian ini yang terpusat pada para siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok di atas dijabarkan menjadi:

(21)

2. Bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?

3. Apakah ada perbedaan tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan :

1. Mendeskripsikan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

2. Mendeskripsikan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?

3. Mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

D. Manfaat Penelitian

(22)

5

E. Batasan Istilah dan Variabel: 1. Batasan Istilah

a. Belajar siswa adalah kegiatan siswa dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran di sekolah untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap dalam bidang akademik.

b. Kebiasaan adalah salah satu pola yang tidak disadari oleh individu, namun apa yang menjadi kebiasaan tersebut dilakukan secara konsisten dan terus-menerus oleh individu tersebut.

c. Kebiasaan mempelajari (study habits) adalah perilaku yang digunakan oleh siswa secara berulang-ulang, terus- menerus, teratur, terjadwal dan menetap untuk menguasai bahan-bahan pelajaran di sekolah oleh sis- wa.

2. Variabel

a. Kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah kegiatan-kegiatan siswa dalam mengolah bahan-bahan pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar, cara belajar, waktu belajar, jadwal belajar, tempat belajar, peralatan belajar, bahan belajar, dan sumber belajar. Ada dua kategori tingkat kebiasaan belajar siswa, yaitu tingkat kebiasaan belajar kategori rendah dan tinggi.

(23)

F. Hipotesis

Terdapat perbedaan antara para siswa kelas I dan para siswa kelas II dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

(24)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran, kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dan proses pembentukan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran. A. Kegiatan dan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

1. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Howard L. Kingsley mendefinisikan belajar sebagai: “Learning is the process by which behavior (in the boarder sence) is originated or changed

through practice or training”. Cronbach mendefinisikan belajar sebagai:” Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience”.Sementara itu, Geoch, mengatakan “Learning is a change in performance as a result of practice” (Sardiman, 2005:20). Belajar adalah proses yang di dalamnya terjadi tingkah laku atau perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Latihan dan praktek dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

(25)

belajar bermakna lebih terpusat pada mata pelajaran sehingga lebih tepat disebut siswa mempelajari bahan mata pelajaran.

2. Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Kebiasaan merupakan salah satu aspek kegiatan hidup seseorang. Kebiasaan adalah kecenderungan individu melakukan sesuatu secara konsisten dan terus-menerus.

Dalam kehidupan sehari- hari individu biasanya melakukan sesuatu menurut keterampilan yang ia latih. Ia menggunakannya secara berulang-ulang, terus- menerus. Kebiasaan ikut membentuk kualitas hidup seseorang. Contohnya, kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dengan cara membaca membentuk siswa berminat pada bahan bacaan. Kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dibentuk melalui suatu proses.

Menurut Good (1959:565), kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran adalah:

Study habit is (i) The tendency of a pupil or student to study when the opportunity is given; (ii) The pupil’s or student’s way of studying, whether systematic or unsystematic or, efficient or inefficient

(26)

9

dan sikap yang berkaitan dengan isi pelajaran. Siswa yang biasa melakukan kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran secara rutin dan teratur akan semakin memiliki tingkat kebiasaan yang tinggi dalam mempelajari bahan mata pelajaran.

B. Proses Pembentukan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Kegiatan siswa secara rutin dan teratur mempelajari bahan mata pelajaran mengalami perkembangan menjadi kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran. Proses ini berlangsung secara lancar atau tidak ditentukan oleh sikap dan cara siswa mempelajari bahan mata pelajaran (penggunaan waktu dan jadwal serta tempat mempelajari bahan mata pelajaran, dan bahan serta sumber belajar).

1. Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran a. Arti Sikap

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian individu menghasilkan reaksi menolak atau menerima sesuatu itu. Dengan kata lain, sikap merupakan kecenderungan seseorang memberikan reaksi terhadap sesuatu. Menurut Hawes dan Lynne sikap adalah:

(27)

Pengertian ini menekankan bahwa sikap adalah kecenderungan umum atau kesiagaan mental dalam hubungannya dengan keyakinan atau entitas lainnya; sistem- sistem pendidikan secara khas berusaha mendorong perkembangan sikap-sikap tertentu dalam murid mereka.

Menurut Droba (Allport,1954:45) sikap adalah “a mental dispotition of the human individual to act for or against a definite

object”. Pengertian ini menekankan bahwa sikap adalah suatu kecenderungan individu untuk bertingkahlaku terhadap suatu objek. Allport (1954:45) mendefinisikan sikap sebagai:

“a mental state of readyness, organized through experience, exerting a directive or dynamic influence upon the individual’s respons to all objects and situations with which it is related”.

Jadi, dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan siswa untuk memberikan reaksi menolak atau menerima sesuatu.

b. Sikap Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

(28)

11

tanpa tugas dari guru (belajar mandiri). Sebaliknya, siswa yang menolak kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran cenderung tidak suka mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa tersebut tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak berusaha belajar secara mandiri. Jadi, kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran mencerminkan sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran.

(29)

c. Alasan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran didasarkan oleh alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut mungkin disadari oleh siswa, tetapi mungkin juga siswa kurang disadari oleh siswa.

Menurut pandangan beberapa ahli ada alasan-alasan tertentu yang mendorong siswa belajar.

1). Teori Aktualisasi

Menurut Maslow (Duane Schultz, 1991:104), individu memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi ialah preferensi dan kemampuan pengaktualisasi diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik. Carl Rogers (1959), menyebutkan “Kecenderungan tiap orang untuk mengaktualisasikan diri mendorong dia melakukan kegiatan secara otonom, lepas dari kendali kekuatan luar; ia mencari situasi bagi pengalaman baru dan mengembangkan gambaran diri yang positif.” Alasan untuk mengaktualisasikan diri inilah yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan, termasuk kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran.

2). Teori Kompetensi

(30)

13

lingkungannya dan dapat mengendalikan lingkungan individu membutuhkan kompetensi tertentu.

Menurut Und ang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 fungsi Pendidikan Nasional adalah:

Pendidikan nasional…….., bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003:8 ).

Setiap mata pelajaran jika dipelajari oleh siswa, maka siswa akan memperoleh kompetensi. Kompetensi digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Alasan-alasan di atas menjadi dasar bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

3). Teori Ingin Tahu Lebih

Menurut Maw and Maw, (Entwistle,1981), “Ingin tahu lebih merupakan karakteristik personal”. Pada umumnya siswa yang memiliki rasa ingin tahu lebih akan semakin banyak bertanya. Semakin banyak siswa bertanya, maka semakin banyak informasi pengetahuan yang diketahuinya. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi alasan siswa mengapa siswa mempelajari bahan mata pelajaran.

(31)

4). Teori Penyebab

Menurut De Charms (Entwistle, 1981:196), “Siswa yang melihat dirinya sebagai penyebab belajarnya menunjukkan tanda-tanda: ia mengetahui tujuan belajar yang akan dicapainya; giat menentukan sendiri kegiatan belajarnya; memahami kenyataan yang dialaminya dan mengatur sendiri kegiatan belajarnya”. Wainer (Entwistle, 1981:196), menambahkan “Kegiatan belajar yang sungguh- sungguh dilakukan oleh siswa menandakan bahwa siswa menerima dirinya sebagai penyebab hasil apapun dari kegiatannya itu”. Siswa yang menyadari bahwa dirinya yang menjadi penyebab kegiatan belajarnya sehingga mereka merencanakan sendiri kegiatan belajarnya. Inilah yang menjadi alasan bagi siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran.

Jadi, siswa yang sadar akan alasan-alasannya akan bersikap menerima dan mempelajari secara tekun bahan mata pelajaran.

2. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

(32)

15

Siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang telah dilatihkan oleh guru. Kegiatan latihan dan praktek dapat dilakukan dengan mengerjakan tugas-tugas dari guru di kelas atau di rumah dan latihan mandiri oleh siswa. a. Latihan Siswa di Kelas (Dependent Study)

Pada saat guru dan siswa mengolah bahan pelajaran, siswa menjadi tahu cara mempelajari mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa berlatih memahami cara mempelajari bahan pelajaran. Latihan dapat dilakukan secara berkelompok ataupun secara individual dengan menggunakan petunjuk yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran.

Secara berkelompok siswa mencoba berlatih mengenai bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Siswa dalam latihan kelompok tersebut berdiskusi untuk memahami bahan mata pelajaran yang sedang mereka pelajari. Siswa yang belum memahami mata pelajaran yang dilatihkan menanyakan kepada teman sekelompoknya untuk mendapatkan penjelasan mengenai bahan mata pelajaran yang sedang dilatihkan kepadanya. Siswa yang sudah memahami bahan mata pelajaran memberikan penjelasan kepada teman kelompok latihannya.

(33)

Latihan dan praktek yang dilakukan oleh siswa untuk memahami cara mempelajari bahan mata pelajaran. Latihan dan praktek siswa di kelas masih bergantung kepada guru, yaitu dengan arahan dan pemberian tugas dari guru mata pelajaran.

b. Latihan Siswa di rumah (Dependent Study)

Latihan siswa di rumah adalah siswa berlatih sendiri mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di rumah, misalnya latihan mengerjakan soal, membuat ringkasan, dan sebagainya. Latihan ini bertujuan agar siswa semakin memahami cara mempelajari materi bahan mata pelajaran dan sekaligus memahami bahan mata pelajaran yang telah dibahas di sekolah. Latihan di rumah yang merupakan tugas yang diberikan oleh guru disebut dengan pekerjaan rumah. Siswa berlatih mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru dengan menggunakan petunjuk pengerjaan tugas yang telah dijelaskan oleh guru mata pelajaran, menggunakan catatan mata pelajaran, buku mata pelajaran, buku ilmu dan kamus.

(34)

17

c. Siswa Latihan Mandiri (Independent Study)

Siswa latihan secara mandiri adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran di luar kelas tanpa pendampingan dan penugasan dari guru. Latihan dan praktek yang dilakukan oleh siswa berdasarkan keinginannya sendiri mengenai program pendidikannya. Latihan ini berupa latihan mempelajari bahan mata pelajaran dari sumber bahan pelajaran secara mandiri. Kegiatan ini diatur sendiri oleh siswa. Skager berpendapat “studying independently is obviously indicative of self direction” (Skager,1984:104). Hal itu berarti bahwa belajar mandiri dilaksanakan atas keinginan atau inisiatif siswa sendiri. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk memilih waktu, tempat, dan sumber belajar yang akan ia gunakan.

Latihan mandiri siswa dapat berupa mengerjakan soal-soal yang terdapat di buku dengan menggunakan buku catatan pelajaran, buku pelajaran, kamus dan buku ilmu.

1) Cara menggunakan catatan tiap mata pelajaran

(35)

2) Cara menggunakan buku pelajaran

Siswa mempelajari bahan-bahan tertulis dengan menggunakan metode SQ3R.

3) Cara menggunakan buku kamus

Siswa menggunakan buku kamus untuk mencari arti kata-kata yang baru yang belum ia pahami. Setelah siswa menemukan arti kata-kata tersebut siswa menghafalkan artinya dan menggunakannya untuk membantu dia dalam mempelajari sumber bahan yang lain.

4) Cara menggunakan buku ilmu

Siswa menggunakan buku ilmu untuk menambah penguasaan ilmu yang diperlukan oleh siswa untuk mengerjakan soal-soal. Siswa menggunakan metode SQ3R untuk mempelajari buku ilmu.

5) Cara menggunakan bahan rekaman

Cara belajar siswa menggunakan sumber bahan rekaman untuk mencari informasi, berlatih ulang, dan memahami suatu masalah.

6) Cara menggunakan radio dan televisi

Siswa menggunakan bahan radio dan televisi untuk mencari informasi dari program-program yang sesuai dengan kebutuhannya dan kemudian siswa merumuskan kembali dan memahaminya.

d. Cara menggunakan masyarakat

(36)

19

pengalaman yang terjadi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Siswa menarik kesimpulan dari hasil observasinya dan kemudian memahaminya sehingga diharapkan dapat membantunya dalam memahami materi mata pelajaran. Kegiatan belajar dengan menggunakan model ini disebut dengan belajar arahan sendiri.

Skager merumuskan belajar arahan sendiri (self directed learning) sebagai berikut:

Self- directed learning refers to the planning and management of learning by individuals (either singly or collectively) to

accomplish their personal, social, and vocational development by recognizing suitable technique, resources and learning opportunities.

(Skager,1984:18-19)

Hal itu berarti belajar mata pelajaran arahan sendiri siswa adalah kegiatan belajar bahan mata pelajaran yang direncanakan dan diatur oleh siswa untuk menyempurnakan perkembangan personal, sosial, dan vokasional siswa. Dengan demikian, siswa memiliki kesempatan untuk memilih waktu, tempat, dan sumber belajar yang akan ia gunakan.

Siswa yang melakukan kegiatan belajar arahan sendiri dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu: siswa yang tingkat belajar arahan sendiri kategori tinggi dan siswa yang tingkat belajar arahan sendiri kategori rendah. Menurut Skager (1984:177), terdapat perbedaan karakteristik siswa pada kedua tingkat tersebut.

(37)

in a new, planned task. Contrary to expectation, low SDL’s were rated as more planful and better at dealing with unplanned changes such as interruptions. These results are somewhat difficult to interpret, since “planning” was not a regular or commonly observed activity among students in the Community School, and the lower task involvement of the low SDL’s may have been the reason that they appear to be less sensitive to unplanned changes in their environment.”

Siswa yang tingkat belajar mandirinya tinggi, memiliki keterlibatan yang tinggi pada aktivitas belajar di sekolah dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan situasi belajar yang berbeda. Sebaliknya, siswa yang tingkat belajar mandirinya rendah, memiliki keterlibatan yang rendah pada aktivitas belajar di sekolah dan dapat dengan mudah melakukan kegiatan lain selain belajar. Kegiatan belajar arahan sendiri dapat dilakukan oleh setiap siswa melalui metode proyek.

3. Bimbingan dan Konseling Belajar

Menurut Shertzer dan Stone, (1981:40) bimbingan adalah “the process of helping individuals to understand themselves and their world”. Menurut Glanz, (1964:5-6) bimbingan adalah “process of helping individuals to solve problems and to be free and responsible members of a

(38)

21

Bimbingan belajar dilaksanakan guru pembimbing bersama siswa secara klasikal di dalam kelas. Cara belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan bimbingan belajar secara klasikal di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru pembimbing bersama siswa.

Menurut Krumboltz & Thoresen (1976) konseling merupakan “a process of helping people with their troubles” (Shertzer dan Stone, 1981 : 168). Menurut Mortensen & Schmuller, (1976:395) konseling merupakan “a person-to-person process in which one person in helped by another to

increase in understanding and ability to meet his problems”. Konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seseorang untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.

Belkin, (1975:432) mendefinisikan konseling belajar sebagai “...the total process of helping the client decide upon his educational plans, make

sound and appropriate choices, and succeed in all his educational

(39)

a. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Tertulis

Sumber belajar tertulis berupa buku digunakan oleh siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran. Latihan penggunaan sumber belajar tertulis berupa penggunaan metode SQ3R.

(40)

23

adalah langkah siswa mempelajari bahan/materi pelajaran dengan cara merumuskan kembali jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Rumusan jawaban yang dibuat oleh siswa sebaiknya menggunakan kata-kata dan pemahaman sendiri, sehingga rumusan yang dibuat tidak berdasarkan bahasa buku yang digunakannya. Langkah kelima, merangkum (Review/R) adalah langkah dimana siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan sehingga siswa dapat memperdalam pengertiannya tentang pelajaran yang sudah ia pelajari. Siswa berlatih melihat hub ungan antara bacaan yang dibaca dan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Guru pembimbing dapat membantu siswa memahami kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran melalui kegiatan bimbingan belajar dan konseling belajar dengan memberikan informasi kepada siswa mengenai metode SQ3R ini dan melatihkan kepada siswa bagaimana cara menggunakannya. Dengan demikian, diharapkan siswa semakin berkembang dalam kegiatan akademiknya.

b. Latihan Penggunaan Sumber Belajar: Masyarakat

(41)

menggunakan buku dan masyarakat sebagai sumber belajar disebut dengan metode proyek.

Langkah- langkah yang dapat ditempuh dalam metode proyek adalah: 1) Siswa memilih permasalahan hidup sehari- hari yang menarik

perhatiannya dan yang ingin ia pecahkan. Siswa menyadari permasalahan ini. Siswa lalu menegaskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

2) Siswa mengajukan jawaban-jawaban sementara berdasarkan pengetahuan yang sudah ia miliki atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. 3) Siswa melakukan observasi lapangan untuk memperoleh

informasi-informasi yang dibutuhkan.

4) Siswa menganalisis informasi- informasi terkumpul dan mengkaitkan dengan tiap-tiap pertanyaan yang telah ia rumuskan.

5) Siswa membandingkan hasil- hasil analisis dengan jawaban sementara yang telah ia kemukakan di atas dan pada akhirnya menarik kesimpulan-kesimpulan akhir.

c. Latihan Pengaturan Waktu, Jadwal Belajar dan Tempat Belajar

(42)

25

mengembangkan ketekunan belajar dan keteraturan belajar. Penentuan tempat belajar di rumah juga sangat penting bagi siswa. Tempat belajar yang baik adalah lingkungan yang fisik mendukung konsentrasi siswa belajar antara lain: lingkungan yang tenang, teratur, rapi, bersih, dan memiliki penerangan yang cukup.

C. Tingkat Kelas dan Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Tingkat kelas di SMP dibagi atas tiga yaitu, tingkat kelas tahun pertama, tingkat kelas tahun kedua, dan tingkat kelas tahun ketiga. Tingkat kelas menunjuk pada lama studi siswa di sekolah. Pada umumnya lama studi siswa berpengaruh terhadap bertambahnya pengalaman siswa. Semakin lama studi siswa atau semakin tinggi tingkat kelas siswa, maka semakin banyak pengalaman yang dimilikinya dalam mempelajari bahan mata pelajaran.

Pada dasarnya siswa yang berada pada tingkat kelas tahun kedua memiliki kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran yang lebih rutin dan teratur dibandingkan dengan siswa yang berada pada tingkat kelas tahun pertama. Hal ini disebabkan karena perbedaan lama waktu studi yang sudah ditempuh oleh siswa yang membuat perbedaan pengalaman dalam mempelajari bahan mata pelajaran oleh siswa tingkat kelas I dan tingkat kelas II.

(43)

pelajaran dalam jangka waktu tertentu ditambah dengan latihan- latihan siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran membentuk kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran siswa yang rutin dan teratur.

Pembentukan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran siswa yang rutin dan teratur juga didukung oleh guru yang memberikan tugas kepada siswa. Siswa berlatih mengerjakan tugas yang diberikan baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu layanan bimbingan dan konseling, khususnya layanan bimbingan dan konseling pribadi, sosial dan akademik dari guru pembimbing dapat membantu siswa untuk membentuk dan mempertahankan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran yang rutin dan teratur.

(44)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei seksional menyilang (cross-sectional surveys) mengenai kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dari kelompok siswa tahun pertama (kelas I) dan kelompok siswa tahun kedua kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

Menurut Sardiman, (1986:89) survei seksional menyilang adalah suatu survei yang unit- unit di dalamnya hanya diukur satu kali”. Bagian batasan “unit-unit yang di dalamnya hanya diukur satu kali”, artinya “unit-unit- “unit-unit atau kelompok-kelompok pada saat yang bersamaan. Kelompok-kelompok-kelompok dalam survei ini adalah kelompok siswa tahun pertama (kelas I) dan kelompok siswa tahun kedua (kelas II).

B. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner

(45)

2. Validitas Kuesioner

Alat ukur yang valid adalah alat ukur ya ng mengukur apa yang diteliti. Alat ukur yang valid disusun berdasarkan variabel yang diteliti dan rincian uraiannya. Kuesioner ini disusun berdasarkan rumusan variabel pada BAB I dan uraian pada BAB II. Menurut Donald Ary, dkk “validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur” (Furchan, 2004 : 293). Menurut Azwar (2007:5) validitas mempunyai arti “sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Validitas kuesioner termasuk validitas isi. Koefisien validitas kuesioner (

t

r

) adalah 0,98.(Lampiran 2).

3. Reliabilitas Kuesioner

Alat ukur harus reliabel, artinya hasil pengukurannya dipercaya. Menurut Donald Ary, dkk reliabilitas menunjuk kepada “derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan, 2004 : 310). Koefisien reliabilitas kuesioner (

tt

r

) adalah 0,97.(Lampiran 2).

4.Penafsiran Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

(46)

29

Tabel 1. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes

Koefisien Korelasi Klasifikasi

± 0, 70 - ± 1, 00 Tinggi-Sangat Tinggi

± 0, 40 - ± 0,70 Cukup

±0, 20 - ±0, 40 Rendah

0, 00 - ± 0, 20 Tidak ada atau sangat rendah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas dan koefisien validitas penelitian kuesioner kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Koefisien reliabilitas dan validitas penelitian kuesioner kebiasaan mem pelajari bahan mata pelajaran

Jadi, reliabilitas dan validitas kuesioner kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran termasuk dalam klasifikasi sangat tinggi.

5. Susunan Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2004 : 260). Kuesioner Tingkat Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran ini terdiri dari empat bagian, yaitu pendahuluan, identitas diri siswa, petunjuk pengisian dan item pertanyaan. Kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel berikut di bawah ini.

Koefisien Penelitian

Reliabilitas 0, 97

(47)

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator Nomor Item

1 Kebiasaan

mempelajari bahan mata pelajaran bersama guru (dependent study)

Kegiatan yang dilakukan secara teratur dan tetap dalam:

a. Latihan mengerjakan tugas di kelas secara individu.

b. Latihan mengerjakan tugas di kelas bersama kelompok.

c. Latihan mengerjakan tugas rumah secara individu

d. Latihan mengerjakan tugas rumah bersama kelompok. 1,2,3,4,5,6,7,8 9,10,11,12,13 14,15,16,17,18,19,20, 21 22,23,24,25,26,27,28

2 Kebiasaan

mempelajari bahan mata pelajaran yang dilakukan secara mandiri (independent study)

Kegiatan yang dilakukan secara teratur dan tetap dalam: a. Cara menggunakan

catatan, buku pelajaran, kamus, buku ilmu rekaman, radio dan televisi dalam mempelajari bahan mata pelajaran.

b. Cara menggunakan

29.30,31,32,33,34, 35,36,37,38,39,40,41, 42,43,44,45

(48)

31

sumber bahan masyarakat. c. Cara menggunakan

sumber bahan tertulis. d. Cara menggunakan

sumber belajar tertulis. e. Cara menggunakan waktu,

jadwal dan tempat belajar.

52, 53,54,55,56,57,58

59,60,61,62,63,64,65, 66,67,68

69,70

Item- item kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 4. Pemberian skor tiap pernyataan adalah sebagai berikut.

Selalu Banyak Kali Kadang -kadang Tidak Pernah

4 3 2 1

C. Populasi dan Sampe l Penelitian 1.Populasi Penelitian

Menurut Ary, populasi adalah “semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan, 2004 : 193). Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas I dan II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008. Kelas I ada 4 paralel yang terdiri dari 140 orang siswa dan kelas II ada 4 paralel yang terdiri dari 148 orang siswa.

2. Sampel Penelitian

(49)

yang berjumlah 4 kelas yang terdiri dari 131 orang siswa dari 140 orang siswa karena ada yang tidak datang sebanyak 9 orang dan kelas II yang berjumlah 4 kelas yang terdiri dari 136 orang siswa dari 148 orang siswa karena ada yang tidak datang sebanyak 12 orang.

D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan.

a. Penyusunan kuesioner tingkat kebiasaan para siswa mempelajari bahan mata pelajaran dengan bimbingan dosen pembimbing.

b. Konsultasi dengan kepala sekolah dan guru pembimbing SMP Tarakanita Magelang untuk ijin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengiriman kuesioner kepada guru BK.

b. Pengumpulan data tanggal 17 Juni 2008 dengan bantuan guru BK.

c. Penerimaan kembali kuesioner yang telah diisi oleh siswa kepada penulis. E. Teknik Analisis Data

1. Penyusunan tabulasi skor dari item- item yang ada di dalam kuesioner dan menghitung total skor untuk masing- masing item.

2. Penghitungan Mean dengan rumus:

N X

M = ∑ ( Hadi, 2000: 40)

(50)

33

N : Jumlah siswa

?X : Jumlah semua skor

3. Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman-Brown dengan rumus sebagai berikut:

)

(

1

)

(

2

χγ

χγ

r

r

tt

r

+

=

( Guilford, 1965: 443)

Di mana:

tt

r

: Koefisien reliabilitas Spearman-Brown

χγ

r

: Koefisien korelasi antara kedua belahan

4. Penghitungan koefisien validitas kuesioner dengan menggunakan rumus:

t

r

=

r

tt

(Guilford, 1965 : 443)

5.Uji hipotesis dengan teknik Chi-Kuadrat

=

(

) (

)

( ) ( ) ² ) ( d b c a d c b a bc ad N + + + + −
(51)

34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat deskripsi tingkat kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1.Tingkat Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Para Siswa Kelas I Masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?” Kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah kegiatan-kegiatan siswa dalam mengolah bahan-bahan pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar, cara belajar, penggunaan waktu dan tempat belajar, dan penggunaan bahan belajar dan sumber belajar. Ada dua kategori tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran, yaitu tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran kategori rendah dan kategori tinggi. Nilai Mean kelas I dan II adalah 165.

(52)

35

mata pelajaran lebih rendah dari Mean. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Tabel distribusi frekuensi kebiasaan mempelajari bahan mata pelaja ran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/ 2008.

TKM ? f

T 52

R 79

? f 131

Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa jumlah siswa yang termasuk kategori rendah dalam kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran (60%) lebih banyak daripada jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi (40%).

(53)

Siswa yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran kategori tinggi adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran sama atau lebih besar dari Mean. Siswa yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran kategori rendah adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran lebih rendah dari Mean. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 6. Tabel distribusi frekuensi kebiasaan mempelajari bahan mata pela jaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

TKM ? f

T 80

R 56

? f 136

Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa jumlah siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dalam kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran kategori tinggi (58%) lebih banyak daripada jumlah siswa yang termasuk kategori rendah (41%).

3. Uji Hipotesis

Hipotesis Penelitian :

(54)

37

Hipotesis Statistik:

Terdapat perbedaan frekuensi antara para siswa kelas I dan para siswa kelas II dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

Hipotesis nol:

Tidak terdapat perbedaan frekuensi antara para siswa kelas I dan para siswa kelas II dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

Uji hipotesis dengan taraf kepercayaan 5% dan db = 1. Perhitungan nilai Chi Square dengan menggunakan tabel 7 adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Tabel distribusi frekuensi kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

Kelas TKM

I II ?f

T 52 80 132

R 79 56 135

? f

131 136 267

Perhitungan nilai Chi-Square:

(55)

=

( ) ( )

132 135 (131) (136) ) 79 80 56 52 (

267 xx 2

=

317481120 ) 3408 (

267 −

²

=

317481120 ) 11614464 (

267

=

317481120 3101061888

= 9,767

Uji hipotesis dengan TS 5 % dan db = 1.

?

emp = 9,767 lebih besar dari

pada

?

tabel (3,841). Berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian

diterima. Jadi, terdapat perbedaan dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran antara para siswa kelas I dan para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

(56)

39

pelajaran (58 %) lebih banyak daripada jumlah siswa kelas II yang termasuk kategori rendah dalam kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran (41%); (3) ada perbedaan yang berarti dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran antara para siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

Pada saat awal siswa memasuki lingkungan sekolah yang baru, mungkin ada siswa yang belum memiliki kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran yang baik, rutin dan teratur. Selain itu, siswa juga belum memiliki dorongan yang kuat untuk giat dalam mempelajari bahan mata pelajaran karena mungkin mereka belum menyadari bahwa mereka memasuki lingkungan sekolah yang baru.

Sebagian siswa kelas II sudah memiliki semangat belajar yang baik, rutin dan teratur. Mereka dapat mempertahankan kebiasaan mereka dalam mempelajari bahan mata pelajaran secara baik, rutin dan teratur.

Siswa yang tidak rutin dan tidak teratur dalam mempelajari bahan mata pelajaran akan kurang memahami bahan mata pelajaran sekolah, sehingga hasil akademik yang ia peroleh rendah. Sebaliknya, siswa yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran yang rutin dan teratur akan semakin memahami dan menerima bahan mata pelajaran di sekolah, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan hasil akademik yang tinggi semakin besar.

(57)

sendiri. Kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran yang rutin dan teratur dapat terbentuk dari sikap siswa terhadap peraturan sekolah. Siswa yang taat terhadap peraturan sekolah cenderung akan melakukan kewajiban mereka sebagai siswa di sekolah. Sis wa yang taat peraturan sekolah akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas di sekolah maupun tugas di rumah.

Kebiasaan yang rutin dan teratur dalam mempelajari bahan mata pelajaran juga dapat dibentuk oleh siswa dengan membuat jadwal belajar, baik jadwal belajar di sekolah maupun jadwal belajar siswa di rumah. Siswa yang memiliki jadwal belajar biasanya akan lebih menyadari tugasnya sebagai seorang siswa. Jadwal belajar siswa akan membantu siswa untuk menaati waktu belajar siswa, sehingga jadwal belajar siswa lebih teratur dan menetap dalam siswa. Kebiasaan belajar yang baik, rutin dan teratur diharapkan dapat membawa hasil belajar yang baik bagi siswa, sehingga kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran yang baik dan teratur semakin kuat dan semakin dipertahankan.

(58)

41 BAB V

RINGKASAN KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai ringkasan, kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran terhadap kegiatan bimbingan.

A. Ringkasan

Pendidikan merupakan proses pemberian bantuan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan kelurga, sekolah dan masyarakat. Proses pendidikan yang dilakukan di sekolah, dilaksanakan dalam bentuk pengajaran, pembimbingan dan pelatihan. Kegiatan pengajaran bertujuan agar siswa dapat mengetahui cara mempelajari bahan mata pelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat oleh sekolah. Teori dalam penelitian ini adalah kegiatan dan kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dan proses pembentukan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran. Disebut kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran karena kegiatan dan latihan yang dilakukan oleh siswa terpusat pada mata pelajaran.

(59)

B. Kesimpulan

1. Hasil Penelitian ini sebagai berikut:

a. Jumlah siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 yang termasuk kategori rendah dalam kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran (60 %) lebih banyak daripada jumlah siswa kelas I yang termasuk kategori tinggi kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran (40%).

b. Jumlah siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang Tahun ajaran 2007/2008 yang termasuk kategori tinggi dalam kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran (58%) lebih banyak daripada jumlah siswa kelas II yang termasuk kategori rendah dalam kebiasaan mempelajari bahan ma ta pelajaran (41%).

c. Ada perbedaan yang berarti dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran antara para siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

C. Saran Terhadap Kegiatan Bimbingan

Dua saran terhadap kegiatan bimbingan di SMP Tarakanita Magelang

(60)

43

cara siswa berlatih secara mandiri, dan cara siswa berlatih dengan menggunakan masyarakat dalam mempelajari bahan mata pelajaran.

2. Program konseling belajar terhadap siswa untuk membantu siswa yang memiliki kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran rendah. Program konseling belajar ini dapat dilakukan secara individu maupun dengan kelompok. Kegiatan konseling ini terpusat pada latihan. Latihan ini mencakup:

a. Pembentukan sikap positif siswa terhadap kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran.

Guru pembimbing membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas lima orang siswa. Masing- masing kelompok diberi tugas yang harus diselesaikan. Tugas tersebut akan selesai apabila siswa mempunyai sikap yang positif terhadap tugas tersebut. Setelah siswa menyelesaikan tugas tersebut, maka guru pembimbing dapat menyimpulkan bahwa tiap siswa yang menyelesaikan tugas dengan memiliki sikap yang positif tentu akan mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian, sikap yang positif terhadap kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran akan terus dipertahankan.

b. Penggunaan metode belajar untuk mempelajari bahan mata pelajaran tertulis (metode SQ3R)

(61)

latihan merumuskan bahan mata pelajaran yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri, dan siswa dilatih untuk membuat rangkuman atau ringkasan dari semua bahan mata pelajaran yang telah dipelajari menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan. Jadi, apabila latihan ini dilatihkan secara berulang-ulang dari guru pembimbing kepada siswa, maka siswa akan semakin terbiasa dan terampil untuk menggunakan metode belajar dalam mempelajari sumber bahan mata pelajaran tertulis.

Dengan demikian bimbingan belajar yang terpusat pada latihan, akan membantu siswa untuk memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran dan siswa akan semakin mampu untuk menggunakan metode belajar dalam mempelajari bahan mata pelajaran sehingga kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran siswa yang rutin dan teratur dapat dipertahankan dalam diri siswa itu sendiri

(62)

45

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Belkin, Gary S. 1975. Practical Counseling in the Schools. Iowa: William C. Brown Company Publishers.

Berliner, Gage. 1984. Educational Psychology Third Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Entwistle, Noel. 1981. Styles of Learning and Teaching. USA: Jhon Wiley & Sons Ltd.

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi.

Garret, Henri. 1967. Statistics in Psychology and Education. London. Longmans Geen and Co., Ltd.

Glanz, Edward C. 1964. Foundations and Principles of Guidance. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Guilford, J.P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology and Education. 4th. Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Liang, Gie The. 1994. Cara Belajar yang Efektif I. Yogyakarta : Liberty.

Mortensen, Donald G & Alan M. Schmuller. 1976. Guidance in Today’s Schools. 3rd. Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.

(63)

Shertzer, Bruce & Shelley C. Stone. 1981. Fundamentals of Guidance. 4th. Ed. Boston: Houghton Mifflin Company.

(64)

47

Lampiran 1

Tabel 8. KUESIONER TINGKAT KEBIASAAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN

Petunjuk

Berikut ini disediakan sejumlah pernyataan tentang “Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran”.Jawablah setiap pernyataan sesuai dengan apa ya ng Anda alami dengan memberikan tenda centang (v ) pada kolom yang tersedia:

S : Selalu BK : Banyak Kali KD : Kadang-Kadang TP : Tidak Pernah

Jawaban

No Pernyataan

S BK KD TP 1. Saya senang mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru mata pelajaran di kelas.

2. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas karena saya ingin menguasai cara mempelajari bahan mata pelajaran.

3. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas karena saya ingin mengetahui dan memahami isi pelajaran.

4. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas dengan sungguh-sungguh.

5. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran secara individu.

6. Saya mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas,lalu saya bertanya kepada guru mata pelajaran.

7. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran.

8. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas dengan menggunakan buku catatan mata pelajaran.

(65)

sungguh-sungguh

10. Saya berdiskusi dengan teman-teman saya di kelas tentang cara mengerjakan tugas mata pelajaran yang belum saya pahami.

11. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas bersama kelompok dengan menggunakan petunjuk yang telah disampaikan oleh guru mata pelajaran.

12 Saya bertanya kepada teman sekelompok di kelas jika saya belum memahami cara mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.

13. Saya menjelaskan kepada teman sekelompok yang belum memahami cara mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas.

14. Saya mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru mata pelajaran dengan teratur.

15 Saya mengerjakan tugas rumah dengan menggunakan buku mata pelajaran sebagai pedoman.

16 Saya mengerjakan tugas rumah pada waktu belajar yang telah saya buat.

17 Saya segera mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru di rumah.

18 Saya mengerjakan tugas rumah di rumah.

19 Saya senang mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru.

20 Saya mengerjakan tugas rumah dengan mengikuti petunjuk yang telah dilatihkan oleh guru di sekolah. 21 Saya mengerjakan tugas rumah dengan menggunakan

catatan mata pelajaran.

22. Saya mengerjakan tugas rumah bersama teman kelompok belajar saya.

23 Saya berdiskusi dengan teman kelompok belajar saya untuk mengerjakan tugas rumah.

24. Saya bekerjasama dengan teman kelompok mengerjakan tugas rumah yang dianggap sulit.

25 Saya berdiskusi dengan teman kelompok jika mengalami kesulitan mengerjakan tugas rumah.

26 Saya senang mengerjakan tugas rumah bersama kelompok.

27. Saya bertanya kepada teman kelompok jika saya belum memahami cara mengerjakan tugas rumah.

(66)

49

saya yang belum memahami cara mengerjakan tugas rumah.

29 Saya membaca kembali catatan pelajaran yang telah dibahas di sekolah.

30. Saya mengulangi kembali di rumah pelajaran yang sudah dibahas di sekolah.

31. Saya berlatih soal-soal latihan mata pelajaran untuk memperdalam pemahaman saya terhadap mata pelajaran tersebut.

32. Saya berlatih mengerjakan soal latihan di rumah dengan serius

33. Saya mempelajari bahan mata pelajaran sebelum mata pelajaran itu dibahas di sekolah

34. Saya mengulangi kembali di rumah bahan mata pelajaran yang telah dibahas di sekolah

35. Saya membuat pertanyaan-pertanyaan dari bahan mata pelajaran yang akan dibahas di sekolah pada malam hari sebelum bahan mata pelajaran tersebut dibahas. 36. Saya merumuskan jawaban sementara atas pertanyaan

yang telah saya buat sebelum saya mendapat jawaban yang pasti dari guru.

37. Saya mempelajari bahan mata pelajaran di rumah karena keinginan saya sendiri.

38. Saya menggunakan catatan mata pelajaran untuk berlatih megerjakan soal-soal mata pelajaran.

39. Saya menggunakan buku pelajaran untuk mengerjakan soal-soal latihan.

40. Saya membaca kamus untuk mencari arti dari istilah yang belum saya ketahui.

41. Saya menghafalkan di rumah arti dari istilah baru yang saya ketahui dari kamus.

42. Saya menggunakan buku paket mata pelajaran sebagai pedoman saya berlatih mengerjakan soal-soal latihan saya.

43. Saya menggunakan rekaman untuk mendapatkan informasi yang saya butuhkan yang berkaitan dengan mata pelajaran.

44. Saya menonton televisi untuk mendapatkan informasi dari program televisi tersebut yang berhubungan dengan mata pelajaran yang saya pelajari.

(67)

berhubungan dengan mata pelajaran yang saya pelajari. 46. Saya bertanya kepada orang tua saya jika saya tidak

bisa memecahkan soal latihan.

47. Saya bertanya kepada teman saya jika saya tidak bisa memecahkan soal latihan sendiri.

48. Saya berdiskusi dengan teman saya dalam mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan mata pelajaran. 49. Saya menanyakan kepada kakak saya jika saya ada

masalah dalam mempelajari bahan mata pelajaran. 50. Saya bertanya kepada guru pembimbing mengenai cara

belajar.

51. Saya bertanya kepada guru pembimbing mengenai mengatur waktu belajar.

52. Saya mempelajari berbagi buku pelajaran selain buku yang ditentukan oleh guru.

53. Saya mencari sendiri buku-buku pelajaran selain buku pelajaran yang ditentukan oleh guru mata pelajaran. 54. Saya mempelajari berbagai buku pelajaran karena

keinginan saya sendiri.

55. Saya meminjam buku-buku di perpustakaan untuk saya pelajari di rumah.

56. Saya membuat ringkasan setiap buku yang saya pelajari

57. Saya membandingkan isi berbagai buku yang saya pelajari untuk menarik kesimpulan.

58. Saya menyimpulkan sendiri isi masing- masing buku mata pelajaran yang saya pelajari dalam catatan saya. 59. Saya melakukan pengamatan (observasi) di lapangan

untuk mendapatkan informasi yang saya butuhkan untuk memahami bahan pelajaran.

60. Saya menganalis informasi- informasi yang saya dapatkan dari lapangan untuk memahami bahan pelajaran.

61. Saya mencari hubungan antara informasi yang saya peroleh dengan mata pelajaran yang saya pelajari. 62. Saya membandingkan hasil analisis yang saya peroleh

dengan jawaban sementara yang telah saya buat dan menarik kesimpulan atas perbandingan tersebut.

63. Saya mengamati buku secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran isi buku tersebut.

(68)

51

65. Saya membaca buku sacara mendalam untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah saya rumuskan. 66. Saya menjawab pertanyaan yang telah saya buat

dengan menggunakan kata-kata saya sendiri.

67. Saya membuat rangkuman tentang bahan mata pelajaran yang saya pelajari.

68. Saya berlatih melihat hub ungan antara bacaan yang saya baca dengan pengetahuan yang saya miliki.

69. Saya belajar sendiri di rumah ditempat belajar yang bersih, rapi dan tenang.

(69)

Lampiran 2

Tabel 9. Tabel Perhitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner Dengan Teknik Belah Dua Gasal Genap

No. L/P X Y x y xy

1 P 94 84 10 3 100 9 30

2 P 103 84 19 3 361 9 57

3 P 83 80 -1 -1 1 1 1

4 P 72 76 -12 -5 144 25 60

5 P 82 85 -2 4 4 16 -8

6 P 95 98 11 17 121 289 187

7 P 88 84 4 3 16 9 12

8 P 59 63 -25 -18 625 324 450

9 P 76 68 -8 -13 64 169 104

10 P 103 95 19 14 361 196 266

11 P 96 88 12 7 144 49 84

12 P 99 96 15 15 225 225 225

13 P 71 62 -13 -19 169 361 247

14 P 83 76 -1 -5 1 25 5

15 P 84 91 0 10 0 100 0

16 P 69 66 -15 -15 225 225 225

17 P 84 78 0 -3 0 9 0

18 P 78 76 -6 -5 36 25 30

19 P 81 72 -3 -9 9 81 27

20 P 76 73 -8 -8 64 64 64

21 P 99 97 15 16 225 256 240

22 P 88 73 4 -8 16 64 -32

23 P 71 61 -13 -20 169 400 260

24 P 76 69 -8 -12 64 144 96

25 P 58 56 -26 -25 676 625 650

26 P 79 72 -5 -9 25 81 45

27 P 73 78 -11 -3 121 9 33

28 P 68 65 -16 -16 256 256 256

29 P 99 96 15 15 225 225 225

30 P 75 73 -9 -8 81 64 72

31 P 68 68 -16 -13 256 169 208

32 P 81 77 -3 -4 9 16 12

(70)

53

33 P 87 86 3 5 9 25 15

34 P 67 70 -17 -11 289 121 187

35 P 69 69 -15 -12 225 144 180

36 P 58 64 -26 -17 676 289 442

37 P 71 67 -13 -14 169 196 182

38 P 81 94 -3 13 9 169 -39

39 P 120 112 36 31 1296 961 1116

40 P 74 73 -10 -8 100 64 80

41 P 86 80 2 -1 4 1 -2

42 P 61 66 -23 -15 529 225 345

43 P 84 81 0 0 0 0 0

44 P 100 93 16 12 256 144 192

45 P 86 80 2 -1 4 1 -2

46 P 93 94 9 13 81 169 117

47 P 114 89 30 8 900 64 240

48 P 84 86 0 5 0 25 0

49 P 78 72 -6 -9 36 81 54

50 P 81 80 -3 -1 9 1 3

51 P 98 98 14 17 196 289 238

52 P 81 81 -3 0 9 0 0

53 P 99 86 15 5 225 25 75

54 P 93 91 9 10 81 100 90

55 P 107 94 23 13 529 169 299

56 P 95 95 11 14 121 196 154

57 P 71 69 -13 -12 169 144 156

58 P 92 78 8 -3 64 9 -24

59 P 70 70 -14 -11 196 121 154

60 P 78 82 -6 1 36 1 -6

61 P 71 76 -13 -5 169 25 65

62 P 72 69 -12 -12 144 144 144

63 P 79 78 -5 -3 25 9 15

64 P 60 58 -24 -23 576 529 552

65 P 72 72 -12 -9 144 81 108

66 P 59 58 -25 -23 625 529 575

67 P 83 80 -1 -1 1 1 1

68 P 83 70 -1 -11 1 121 11

(71)

70 P 61 67 -23 -14 529 196 322

71 P 80 80 -4 -1 16 1 4

72 P 115 108 31 27 961 729 837

73 P 73 77 -11 -4 121 16 44

74 P 76 69 -8 -12 64 144 96

75 P 75 75 -9 -6 81 36 54

76 P 74 73 -10 -8 100 64 80

77 P 77 73 -7 -8 49 64 56

78 P 80 81 -4 0 16 0 0

79 P 80 77 -4 -4 16 16 16

80 P 87 88 3 7 9 49 21

81 P 82 81 -2 0 4 0 0

82 P 70 77 -14 -4 196 16 56

83 P 87 92 3 11 9 121 33

84 P 97 102 13 21 169 441 273

85 P 91 90 7 9 49 81 63

86 P 90 84 6 3 36 9 18

87 P 83 78 -1 -3 1 9 3

88 P 86 87 2 6 4 36 12

89 P 87 82 3 1 9 1 3

90 P 82 69 -2 -12 4 144 24

91 P 88 87 4 6 16 36 24

92 P 78 79 -6 -2 36 4 12

93 P 87 80 3 -1 9 1 -3

94 P 75 64 -9 -17 81 289 153

95 P 85 81 1 0 1 0 0

Gambar

Tabel 2. Koefisien reliabilitas dan validitas penelitian kuesioner kebiasaan mem pelajari bahan mata pelajaran
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 4. Pemberian skor tiap pernyataan adalah sebagai  berikut.
Tabel 5.  Tabel distribusi frekuensi kebiasaan mempelajari bahan mata pelaja   ran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/   2008
+5

Referensi

Dokumen terkait

Khusus pendaftar dari PNS Daerah bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diwajibkan melampirkan surat pernyataan dari Pemerintah Daerah (PEMDA) setempat yang

Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara rubrik Heroes Among Us dalam

Untuk memperoleh hasil data motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket motivasi belajar menurut Sardiman, sedangkan untuk memperoleh hasil data prestasi belajar

(3) Pelaksanaan kebijakan pencegahan preemtif perdagangan orang di Jawa Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pelaksanaan pemberdayaan dan penyadaran kepada masyarakat

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, bertujuan untuk mengetahui perilaku yang dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga tentang

apabila kelengkapan persyaratan berkas permohonan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, petugas front office memberikan tanda bukti penerimaan berkas sebagai alat

Sejalan dengan pembahasan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian serupa dengan Ahmad dan Fatima (2008) yaitu melakukan pengujian terhadap hubungan langsung

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 28 Tahun 2006 tanggal 27 Desember 2006