• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Tambrauw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Tambrauw"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

3 .1

Pe t unjuk U m um

3 .1 .1 U m um

ebijakan pembangunan Kabupaten Tambrauw yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang dijadikan sebagai dasar Pembangunan Kabupaten Tambrauw khususnya, dan umumnya Provinsi Papua Barat. Kebijakan Perencanaan pembangunan di Kabupaten Tambrauw didasari pada potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun potensi sosial budaya dan dapat tumbuh serta berkembang dan pertumbuhan daerahnya agar dapat mengejar ketertinggalan daerahnya dengan daerah di Wilayah I ndonesia Barat.

3 .1 .2 Fe nom e na Pe rk e m ba nga n

Prioritas utama dari pengembangan wilayah di Kabupaten Tambrauw adalah menggunakan pendekatan pengembangan Growth Pole (Kutub Pertumbuhan), yaitu pengembangan pusat kegiatan dan perkembangan yang ada di wilayah inti yang dikembangkan lebih dulu dari wilayah lainnya untuk tujuan apabila telah berkembang dapat mempengaruhi perkembangan kegiatan wilayah lebih lanjut (hinterland-nya). Sehingga dengan adanya pendekatan growth pole diharapkan terjadi penyebaran wilayah yang dilakukan dengan mengembangkan pusat -pusat pertumbuhan yang diharapkan jika sudah berkembang dapat memberikan efek penetasan ke bawah

(trickling down effect) pada wilayah sekitarnya (wilayah hinterland-nya). Pusat Pertumbuhan (Growth Pole) ini biasanya terdapat di daerah perkotaan. Misalnya Distrik Tambrauw sebagai pusat kegiatan inti di Kabupaten Tambrauw dikembangkan lebih dari distrik lainnya yang ditujukan untuk perencanaan wilayah yang pada akhirnya akan menyebarkan tumbuhnya pusat -pusat kegiatan baru di wilayah sekitarnya.

Setelah pusat pertumbuhan cukup berkembang dan mampu memberikan efek penetasan ke wilayah lainnya (trickling down effect). Melalui pendekatan desentralisasi perkembangan wilayah yang perlu ditingkatkan terutama pada pengembangan pusat-pusat kegiatan kedua agar pusat kegiatan utama tidak menjadi terlalu “primat” karena ada pusat - pusat perkembangan lain dalam skala yang lebih rendah yang mengimbangi daya tarik terhadap pusat -pusat pertama. Pusat kedua ini dapat disebut sebagai counter magnet bagi trend privatisasi pusat pertama. Pada pelaksanaannya pendekatan growth pole ini dapat mengakibatkan backwash effect

(2)

Gambar 3.1

Backw ash Effect

”Terw ujudnaya Perekonomian Daerah Yang Mampu Menopang Kehidupan

Rakyat Untuk Mandiri, Aman, Rukun, Damai dan Sejahtera”.

3 .1 .3 Sa sa ra n da n K e bija k a n

A. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan masyarakat;

2 Melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana dasar untuk mengatasi keterisolasian wilayah, terutama wilayah pedalaman, terpencil, kawasan strategis dan cepat tumbuh;

3. Optimalisasi fungsi organisasi dan manajemen pemerintahan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik;

4. Mengembangkan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi pengelolaan potensi sumberdaya lokal bersama-sama masyarakat dan swasta dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup.

B. Prioritas Pembangunan Daerah

Mengacu pada arah dan kebijakan program di atas, maka program strategis yang penanganannya segera untuk menyikapi isu permasalahan daerah antara lain :

1. Bidang Keuangan

Aspek keuangan terdiri dari penerimaan dan belanja sebagai upaya untuk mewujudkan visi dan misi yang meliputi :

a. Merealisasikan peraturan daerah yang telah ditetapkan maupun menyusun konsep peraturan daerah yang mengarah kepada penataan keuangan dan potensi untuk kontribusi bagi penerimaan daerah (PAD) sesuai bidang kewenangan.

b. Menyusun strategi sesuai sektor agar dapat sinergi dengan Pemerintah Atas (pusat dan propinsi) guna mendapat kontribusi pembiayaan yang optimal (bagi hasil, perimbangan, dana tugas pembantuan, dekonsentrasi maupun Bantuan luar negeri).

c. Mengoptimalkan/ mengupayakan pihak swasta/ investor untuk mendukung pembangunan di segala bidang.

d. Melaksanakan APBD secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel.

2. Bidang Ekonomi

Bidang ekonomi sebagai aspek utama dalam mendukung visi pembangunan, maka yang perlu penanganan segera antara lain :

a. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur dengan perluasan areal sawah, irigasi, saprodi, serta produksi peternakan, dan perkebunan.

(3)

c. Penyertaan modal bagi lembaga keuangan sebagai upaya meningkatkan roda perekonomian daerah.

d. Menyelesaikan dan melanjutkan program pembangunan infrastruktur sarana yang belum selesai.

e. Membuka SMK bidang pertanian guna menciptkan tenaga-tenaga teknis yang ahli dalam bidang pertanian.

3. Bidang Sosial Budaya

a. Pendidikan

Untuk mengoptimalisasikan mutu pendidikan dan penanganan kekurangan guru pendidikan dasar, maka ditempuh program :

1) Membuka Sekolah Pendidikan Guru

2) Pendidikan bebas biaya, pendidikan gratis bagi pendidikan SD, SLTP dan SLTA.

3) Peningkatan kualitas guru sesuai bidang studi.

4) Menunjang pendidikan perguruan tinggi Negeri maupun Swasta.

5) Pengadaan alat peraga dan buku paket, peralatan laboratorium I PA, bahasa dan komputer serta perpustakaan daerah.

6) Peningkatan kesejahteraan guru, menyangkut penyediaan rumah dinas dan penghasilan serta mengoptimalkan penempatan guru.

7) Pembangunan dan rehabilitasi sekolah maupun pembangunan TRB.

b. Kesehatan

Guna mengoptimalkan pelayanan dasar kesehatan, maka dilakukan program antara lain :

1) Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana Laboratorium Biologis dan Kimia

2) Mengoptimalkan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu dan Polindes.

3) Penempatan tenaga dokter di Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan di setiap distrik.

4) Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan.

5) Sosialisasi untuk mengatasi ancaman penyakit HI V/ AI DS.

6) Meningkatkan kesejahteraan dokter dan paramedis (rumah dinas, kendaraan operasional dan peningkatan penghasilan).

c. Keagamaan

Untuk menumbuh kembangkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa upaya yang ditempuh :

1) Pembinaan terhadap toleransi antara umat beragama.

2) Bantuan pembangunan sarana peribadatan. Berdasarkan jumlah persentase

3) Menjadikan Pulau Mansinam sebagai pusat ziarah rohani masuknya I njil di Tanah Papua.

d. Pembinaan Bakat dan Prestasi

Untuk menumbuh kembangkan generasi muda yang inovatif, kreatif dan kuat ditempuh upaya :

1) Pembinaan di bidang olah raga. 2) Penyediaan sarana olah raga. 3) Pembinaan seni dan budaya.

4) Pembinaan ketrampilan dan profesionalisme bagi generasi muda.

e. Pemberdayaan Perempuan

1) Pencegahan terhadap tindakan kekerasan.

2) Pembinaan kesejahteraan keluarga melalui pelatihan ketrampilan di tingkat Kabupaten, Distrik maupun Kampung.

3) Pembinaan bagi organisasi wanita bagi semua strata yang ada.

4. Bidang Kesejahteraan

Untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan rakyat, ditempuh upaya sebagai berikut :

a. Pembangunan perumahan rakyat dan permukiman. b. Pembangunan air bersih perkotaan dan pedesaan. c. Penerangan listrik perkotaan dan pedesaan.

(4)

5. Bidang I nfrastruktur

Upaya yang ditempuh untuk meningkatkan sarana dan prasarana infstruktur dalam mendukung pembangunan ekonomi antara lain :

a. Pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan, pemeliharaan jalan. b. Pembangunan dan peningkatan Lapangan terbang perintis dan penyediaan

armada transportasi.

c. Pembangunan jaringan irigasi primer dan sekunder.

6. Bidang Pemerintahan dan Aparatur

a. Pembangunan sarana dan prasarana pada Distrik I nduk dan Distrik Pemekaran serta kampung.

b. Penyelesaian pembangunan Kantor DPRD dan Bupati.

c. Pembangunan/ rehabilitasi rumah jabatan pimpinan DPRD, Bupati, Sekda dan pejabat sipil, rumah dinas dan rehabilitasi aset pemda.

d. Pengadaan sarana penunjang (kendaraan dinas) pejabat daerah. e. I nventarisasi aset/ kekayaan pemda yang telah dibangun.

f. Penataan dan pembinaan administrasi pada tingkat kabupaten, Distrik dan Kampung.

g. Peningkatan SDM bagi aparatur untuk mengikuti pendidikan formal, diploma, S1, S2 dan S3 dan pendidikan fungsional diklat teknis.

h. Perbaikan penghasilan bagi PNS dan DPRD.

i. Melakukan review atas peraturan daerah tentang perangkat daerah.

7. Bidang Lingkungan Hidup

a. Reboisasi lahan kritis dan perlindungan hutan lindung. b. Penyelesaiaan hak-hak ulayat.

c. Review tata ruang kota dan tata ruang wilayah Kabupaten dan Distrik. d. Pelaksanaan tapal batas Kabupaten dan Distrik.

e. Penyusunan dan penataan kawasan pantai.

8. Bidang Hukum dan Kamtibmas a. Penyuluhan hukum

b. Penyusunan produk hukum

c. Menunjang aparat TNI dan Polri di tingkat Distrik dan Kampung. d. Penyediaan fasilitas untuk menunjang ketertiban.

C. Kebijakan

1. Kebijakan Pengembangan Ekonomi Wilayah

Pengembangan ekonomi wilayah dimaksudkan untuk memberikan peluang pada pertumbuhan di samping untuk memperoleh wujud perekonomian yang adil dan merata. Wujud tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh rakyat dalam mengelola sumberdaya alam dengan tata cara yang efisien, sehingga kerjanya berdaya saing tinggi dan kelestarian lingkungannya terjaga. Wujud pembangunan, dalam hal ini kegiatan kerekonomian wilayah di Kabupaten Tambrauw diharapkan terbentuk melalui penyebaran kegiatan yang merata dan mampu meredam timbulnya kesenjangan baik dalam dimensi daerah maupun golongan masyarakat. Untuk mencapai tujuan pengembangan wilayah di Kabupaten Tambrauw, maka kebijakan umum pengembangan ekonomi wilayah adalah mengembangkan perekonomian wilayah melalui pengembangan agrobisnis hulu (yang berupa penyediaan sarana dan prasarana sektor pertanian) dan agribisnis hilir (processing dan pemasaran) dan jasa-jasa pendukungnya. Untuk mendukung dari pengembangan kegiatan agribisnis ini harus didukung oleh pengembangan sektor industri, perdagangan, pariwisata dan jasa-jasa yang lainnya, sehingga para investor dapat menanamkan modalnya dalam mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Tambrauw.

Untuk mencapai kebijakan umum perekonomian wilayah di Kabupaten Tambrauw, maka strategi umum yang dilakukan dalam pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Tambrauw, meliputi:

(5)

2. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar;

3. Mengembangkan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil bagi masyarakat;

4. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif kelautan dan pertanian;

5. Menyediakan kebutuhan pokok perumahan terut ama perumahan dan pangan rakyat, menyediakan fasilitas publik yang memadai dan memperlancar perizinan yang transparan;

6. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumberdaya alam;

7. Memberdayakan pengusaha kecil menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang kerja yang seluas-luasnya;

8. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta dan badan usaha serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi baik lokal maupun regional;

9. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya bahan pangan;

10. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik guna mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dan membuka keterisolasian wilayah terpencil;

11. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia usaha terutama usaha-usaha kecil, menengah dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang kebijakan yang kondusif dan perencanaan pembangunan daerah berbasis sumberdaya lokal;

12.Melakukan berbagai upaya secara terpadu untuk mempercepat proses pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran;

13.Melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna membangkitkan sektor riil melalui bidang industri, perdagangan dan koperasi.

Sesuai dengan potensi ekonomi wilayah, maka arah pembangunan ekonomi Kabupaten Tambrauw dibuat dalam rangka mencapai tujuan pengembangan wilayah yaitu dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan kebijakan mengembangkan kegiatan ekonomi yang berorientasi untuk mengembangkan produksi sektor unggulan yaitu sektor pertanian yang didukung oleh industri, pariwisata dan pertambangan. Untuk mewujudkan tujuan pengembangan wilayah tersebut, maka kebijakan dan strategi dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Tambrauw disesuaikan dengan potensi sumberdaya ekonomi wilayah, antara lain :

1. Mengembangkan agrobisnis dengan basis sektor pertanian. Strategi yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Peningkatan produktivitas komoditas pertanian tanaman pangan; b. Peningkatan produktivitas perkebunan rakyat (perkebunan coklat); c. Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura;

d. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam hal cara tanam dan pemeliharaan;

e. Peningkatan akses informasi petani tentang alternatif berbagai jenis tanaman yang dapat dikembangkan sesuai dengan iklim wilayah; f. Kemudahan dalam mendapatkan bibit dan pupuk tanaman;

g. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian khususnya sumberdaya air, pupuk dan obat -obatan;

h. Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan produksi pertanian pasca panen;

(6)

j. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sistem transportasi baik berupa jaringan sistem transportasi maupun berupa moda transportasi; k. Penyediaan jaringan pemasaran dari hasil produksi dan pengolahan

sektor pertanian pasca panen.

2. Mengembangkan sektor kelautan dan perikanan melalui strategi pengembangan pengelolaan sumberdaya kelautan, meliputi :

a. Peningkatan pemanfaatan dan produktivitas potensi kelautan melalui keterpaduan pengelolaan secara adil, berimbang dan berkelanjutan; b. Peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi habitat kepulauan,

seperti hutan bakau, terumbu karang, padang lamun, estuaria dalam rangka melestarikan plasma nutfah, penyediaan bahan baku, perlindungan hidup dan jasa pariwisata;

c. Peningkatan pengamanan dan pengawasan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya kelautan;

d. Peningkatan kualitas dan kuantitas armada dan alat tangkap;

e. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana penangkapan dan budidaya;

f. Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan produksi perikanan pasca penangkapan;

g. Menyediakan kantong-kantong produksi perikanan;

h. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sistem transportasi baik berupa jaringan sistem transportasi maupun berupa moda transportasi;

i. Penyediaan jaringan pemasaran dari hasil produksi dan pengolahan sektor perikanan pasca penangkapan dan pengolahan;

j. Peningkatan wawasan nelayan tentang teknik budidaya yang lebih modern dan lebih baik dalam pengembangan usaha perikanan;

k. Peningkatan akses nelayan dalam memperoleh modal, sarana dan prasana pendukung produksi terutama pinjaman modal/ kredit, perahu, mesin, alat tangkap, sarana penunjang pemasaran dan BBM;

l. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara penanganan budidaya tambak yang benar;

m. Peningkatan akses transporasi ke lokasi-lokasi usaha perikanan budidaya perikanan.

3. Mengembangkan kegiatan sektor pertambangan yang dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut :

a. Pengembangan dan pengelolaan usaha pertambangan, pembangunan migas dan energi lainnya melalui peningkatan pemanfaatan sumberdaya mineral dan energi dengan tetap memperhatikan daya dukung;

b. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk para investor dalam mengembangkan sektor pertambangan;

c. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pendukung baik berupa sistem transportasi maupun akomodasi;

d. Menjamin stabilitas wilayah dalam pengembangan sektor pertambangan.

2. Kebijakan Pengembangan SDA dan Lingkungan

Arah kebijakan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup ditekankan pada pengendalian perusakan lingkungan yang diimbangi dengan pengembangan sistem dan mekanisme pengelolaan sumberdaya alam yang secara langsung mendorong peningkatan perekonomian rakyat. Untuk itu, diperlukan pengembangan hubungan kemitraan antar berbagai stakeholders dalam pengelolaan sumber-sumber alam dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup. Pengelolaan dan pelestarian lingkungan dilaksanakan melalui strategi pengendalian pencemaran lingkungan hidup, strategi penyelamatan hutan, tanah dan air, strategi pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, strategi inventarisasi dan evaluasi sumberdaya alam. Secara lebih detail strategi ini dijabarkan melalui :

 Pengurangan kemerosotan mutu dan fungsi lingkungan hidup perairan

tawar dan laut, tanah dan udara yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas pembangunan;

(7)

 Peningkatan pelestarian fungsi ekosistem dan mengendalikan kerusakan

lingkungan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut;

 Peningkatan jumlah dan mutu informasi sumberdaya alam serta

mengembangkan neraca dan tata guna sumber alam dan lingkungan hidup.

3. Sumberdaya Manusia

Kualitas pendidikan menjadi persoalan yang sangat penting dalam kaitannya dengan upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Hal ini menyangkut berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti fasilitas, guru, peserta didik, kurikulum dan manajemen. Kondisi ini memunculkan berbagai permasalahan yang sangat kompleks dan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Strategi dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk mendukung pengembangan wilayah Kabupaten Tambrauw, meliputi :

 Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan prasekolah;

 Meningkatkan sumberdaya tenaga pendidikan prasekolah;

 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan

prasekolah;

 Meningkatkan angka partisipasi usia sekolah (SD, SMP, SMA);

 Mengurangi angka putus sekolah;

 Meningkatkan sumberdaya manusia tenaga pendidik;

 Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan;

 Menyediakan pelayanan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang belum

sempat memperoleh pendidikan formal;

 Meningkatkan jangkauan pelayanan pendidikan kejar paket A, B, C dan

kejar usaha;

 Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja, sebagai upaya untuk

mengurangi pengangguran dan meningkatnya penerimaan tenaga kerja;

 Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui

pemasyarakatan dan peningkatan kegaitan pelatihan kerja dan aspek-aspek yang mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja;

 Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan guna

mewujudkan ketenagakerjaan dan berusaha, sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

D. Strategi Tata Ruang

Pendekatan yang digunakan di wilayah Kabupaten Tambrauw ini meliputi pendekatan pembangunan (prosperity/ development approach) dan pendekatan lingkungan (environment approach) dengan mempertimbang-kan hal sebagai berikut :

 Menekan ekspoitasi SDA terutama sektor kehutanan dan pertambangan;

 Menciptakan kerjasama ekonomi regional dan Sub regional;

 Membuka keterisolasian wilayah.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan spasial dalam pengembangan wilayah Kabupaten antara lain :

 Lemahnya akses pasar dan pusat kegiatan ekonomi di wilayah Kabupaten

Tambrauw sehingga menjadi pemicu terjadinya disparitas pengembangan wilayah. Oleh karena itu, kebijakan spasial harus bisa mendorong pemerataan pusat pertumbuhan dan meningkatkan akses ke pusat kegiatan. Selain itu bisa membuka peluang pusat kegiatan ekonomi lokal;

 Kelambanan dalam penyediaan sarana dan prasarana akibat kurangnya

aksesibilitas antar wilayah int er dan antar wilayah;

 Kerjasama dengan antar wilayh sekitarnya secara komprehensif dan

terkoordinasi sehingga orientasi pembangunan sehingga tercipta sinergitas dalam kerjasama regional yang kompetitif.

Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka dirumuskan kebijakan spasial pengembangan wilayah kabupaten sebagai berikut :

 Meningkatkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi. Adapun

strategi yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kawasan lindung adalah sebagai berikut :

(8)

ii. Penetapan garis sempadan baik sempadan pantai maupun sempadan sungai; iii. Menetapkan bagian hulu sungai sebagai kawasan lindung;

iv. Membuat peraturan daerah tentang penetapan kawasan lindung.

 Mengembangkan kawasan pusat pertumbuhan wilayah sesuai potensi yang

ada. Strategi yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Menetapkan kawasan sentra produksi;

b) Penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang menghubungkan dari dan menuju kawasan sentra produksi;

c) Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan produksi pasca panen;

d) Peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi yang berupa pasar baik pasar skala regional maupun lokal;

e) Membuka link pemasaran wilayah pendukung sistem investasi dan produksi.

 Meningkatkan sarana dan prasarana wilayah pendukung sistem investasi dan

produksi :

a) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi darat yang menghubungkan antar dan inter distrik/ pusat pertumbuhan baik dalam lingkup Kabupaten Tambrauw maupun dengan wilayah lain di sekitar Kabupaten Tambrauw (Kaimana, Teluk Bintuni, Nabire);

b) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi laut, baik pelabuhan laut Tambrauw maupun pembangunan pelabuhan laut baru di Tambrauw Timur;

E. Sasaran

Sasaran kebijakan dan strategi pembangunan Kota Tambrauw yang diarahkan adalah :

a. Terkendalinya pembangunan di wilayah kota baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah maupun yang dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat;

b. Tercapainya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;

c. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan dalam wilayah Kabupaten Tambrauw;

d. Terdorongnya minat investasi dan dunia usaha di wilayah Kabupaten; e. Terkoordinasinya pembangunan wilayah dan antar sektor pembangunan.

3 .2

St ra t e gi/Sk e na rio

Pe nge m ba nga n

Wila ya h

K a bupa t e n

T a m bra uw

Be rda sa rk a n

Re nc a na

Pe na t a a n Rua ng (RT RW)

Strategi penciptaan landasan pembangunan yang kokoh dimaksudkan untuk

memperkuat kerangka landasan yang telah diletakkan pada periode pembangunan lima tahun sebelumnya yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pada tahap ini akan dilanjutkan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, perumahan, sarana lingkungan), peningkatan infrastruktur, dan penerobosan wilayah secara tuntas.

Strategi peningkatan kapasitas Pemerintahan Daerah dimaksudkan untuk

meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah di era otonomi daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan dapat dilaksanakan secara profesional, efisien dan memiliki output yang optimal.

(9)

3 .2 .1 Ara ha n

Pe nge m ba nga n

St ruk t ur

K a bupa t e n

T a m bra uw

Rencana Hirarki Wilayah

Penetapan hirarki wilayah selain didasarkan pada hasil analisis kuantitatif dengan variabel kelengkapan fasilitas yang terdapat pada kota tersebut pada kondisi saat ini, juga perlu mempertimbangkan rencana program-program dari pemerintah baik pusat maupun daerah (Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Tambrauw) pada kawasan-kawasan tertentu terkait dengan fungsi kawasan-kawasan serta skenario konsep pengembangan yang telah dirumuskan. Di samping pertimbangan diatas dalam penetapan hirarki wilayah juga mempertimbangkan aspek pemerataan wilayah, yakni penetapan wilayah berorde I I dan I I I (skala sub kabupaten) pada wilayah t imur, utara dan selatan sebagai pendukung kota yang merupakan orde I . Penetapan hirarki ini menjadi dasar pula dalam penetapan sub kawasan pengembangan wilayah yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya.

Kebijakan terhadap Pentaan Ruang Kota, pembangunan Kota yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tambrauw adalah :

a. Mewujudkan ruang wilayah Kota yang memenuhi kebutuhan pembangunan. b. Mewujudkan rencana tata ruang kota yang senantiasa berwawasan lingkungan. c. Menata ruang kota yang efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat

dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan kota untuk tercapainya kesejahteraan rakyat.

Strategi Penataan Ruang

Arahan pengembangan spasial atau keruangan kota dititik beratkan pada strategi pemerataan pembangunan disetiap bagian wilayah kota dibagi dalam beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian ini berperan untuk :

a. Ditinjau dari konstelasi regional yang lebih luas, Kabupaten Tambrauw mempunyai kedudukan dan peranan sebagai titik simpul penerima sekaligus penjalar pertumbuhan dan perkembangan wilayah dibelakangnya.

b. Melihat alur kegiatan yang saat ini berjalan, maka perfanan Kabupaten Tambrauw sangat sesuai sebagai pusat-pusat perdagangan dan jasa, industri, pemerintahan baik itu Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan Kabupaten.

Dalam pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) juga dipertimbanagkan aspek kondisi kota, keterkaitan dengan wilayah rencana pengembangan dengan wilayah yang lebih luas sehingga setiap BWK diharapkan berfungsi sebagai berikut :

a. Bagian Wilayah Kota A

Fungsi utamanya adalah kawasan kegiatan perdagangan, pelabuhan laut, pelayanan sosial dan perumahan. Pada Kawasan BWK A ini dapat diindentifikasikan sebagai kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric atau BCD)

b. Bagian w ilayah Kota B

Fungsi utamanya sebagai kawasan pendidikan, perguruan tinggi dan kegiatan penelitian dan permukiman.

c. Bagian Wilayah Kota C

Fungsi utamanya sebagai kawasan pusaat pelayanan jasa dan perdagangan tingkat regional (Pasar dan Terminal Pusat), Kawasan Perumahan dan kawasan pertanian/ perkebunan terbatas.

d. Bagian w ilayah kota D

Fungsi utamanya sebagai pusat kegiatan pelayanan regional, pusat perkantoran Pemerintahan Kabupaten Tambrauw, kawasan perhubungan udara, kawasan industri, Permukiman Baru, TPU dan TPA.

e. Bagian Wilayah Kota E

(10)

Hirarki Pusat Pelayanan

Hirarki Pusat pelayanan di Kabupaten Tambrauw dibentuk untuk melayani arus pergerakan orang, jasa dan barang dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan ataupun sebaliknya karena adanya keterkaitan sistem wilayah dan interaksi serta tarik menarik yang saangat dominan, maka hirarki pusat pelayanan Kabupaten Tambrauw berdasarkan jenjang yang terbentuk meliputi 3 (tiga) tingkatan pusat pelayanan, yaitu : a. Pusat Pelayanan Primer yang berperan sebagai pusat kawasan

b. Pusat Pelayanan Sekunder berperan sebagai pusat koleksi dan penyeimbang. c. Pusat Pelayanan Tersier yang berperan sebagai pusat kegiatan lokal.

Adapun fungsi-fungsi setiap kawasannya adalah sebagai berikut : a. Pusat Pelayanan Primer meliputi :

- Pusat Pemerintahan yaitu instansi pemerintah daerah.

- Pusat Perdagangan dan jasa, yaitu grosir dan pusat pertokoan

- Pusat Pendidikan saampai pendidikan Menengah, dan dikembangkan pendidikan tinggi.

- Fasilitas Kesehatan yaitu fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). - Fasilitas-fasilitas yang berfungsi untuk pelayanan regional atau fungsi kota. b. Pusat Pelayanan Sekunder meliputi :

- Pemerintahan untuk Tingkat Distrik

- Perdagangan,yaitu pusat pertokoan dan pergudangan - Pendidikan saampai SMP dan sederajat

- Kesehatan berupa fasilitas puskesmas dan poliklinik

- Fasilitas lainnya yang berfungsi untuk pelayanan dalam skala Distrik c. Pusat Pelayanan Tersier meliputi :

- Pemerintahan untuk tingkat kelurahan dan Desa atau Kampung - Perdagangan, yaitu pusat perbelanjaan lingkungan

- Pendidikan minimal untuk tingkat SD

- Kesehatan, yaitu fasilitas puskesmas pembantu, posyandu dan BKI A

- Fasilitas lainnya yang berfungsi untuk pelayanan skala Lokal/ Kelurahan, Desa atau Kampung.

Struktur Tata Ruang Wilayah

Rencana pengembangan Kabupaten Tambrauw yang tertuang dalam struktur Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tambrauw adalah untuk memudahkan jalur distribusi dan perdagangan serta jasa melalui Pelabuhan Laut Kabupaten Tambrauw. Pengembangan pelabuhan laut ini yang diharapkan dapat mendorong perekonomian dan perdagangan dalam lingkup local dan regional. Dari struktur ruang kota yang disusun dalam RTRW Kabupaten Tambrauw Tahun 2005 – 2015 harus mampu mendukung tujuan tersebut dengan tetap berpegang pada beberapa aspek perencanaan yang penting. Selain itu, struktur yang dibentuk diharapkan juga dapat mendorong investasi sehingga dapat mendorong perkembangan wilayah secara keseluruhan.

3 .2 .2 Fungsi da n Pe ra n K ot a

Kabupaten Tambrauw tumbuh dan berkembang dari hasil pemekaran Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari yang meningkat sesuai dengan fungsinya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008.

Berdasarkan fungsi yang diharapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tambrauw (Tahun 2005 – 2015) adalah sebagai berikut :

 Pusat Pemerintahan

 Pusat pendidikan dengan skala pelayanan regional

 Pusat perdagangan dan jasa komersial dengan skala regional  Pusat jasa transportasi antar wilayah di kabupaten

 Pusat pengembangan industri/ Pusat Pengolahan Hasil Pertanian dan Hasil Hutan  Pusat Pelayanan Kesehatan sebagai rujukan regional Propinsi

Dengan adanya peningkatan fungsi dan peranan Kabupaten Tambrauw sebagai pusat pengembangan regional dan pusat pengembangan lokal (sekunder), diantaranya sebagai berikut :

(11)

 Pusat jasa distribusi dan koleksi barang-barang produksi dan kebutuhan penduduk  Sebagai pusat pelayanan transportasi ke luar dan masuk Kabupaten Tambrauw.

3 .2 .3 I de nt ifik a si Wila ya h Y a ng Dik e nda lik a n

I dentifikasi wilayah yang dikendalikan di Kabupaten Tambrauw dalam penyusunan RPI JM ini adalah kawasan Kota yang mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan wilayah lainnya di Kabupaten Tambrauw.

3 .2 .4 I de nt ifik a si Wila ya h Y a ng Didorong Pe rt um buha nnya

Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya memiliki beberapa kriteria, diantaranya adalah sebagai berikut :

 Mengembangkan kawasan-kawasan tertentu cepat tumbuh atau potensial tumbuh

dan sektor unggulan lainnya.

 Mengembangkan potensi kawasan yang dimiliki (sektor unggulan) sebagai simpul

pengembangan wilayah.

 Mempunyai keterkaitan dengan kawasan sekitarnya yang tertinggal dengan

meningkatkan akses perkembangan ekonomi, infrastruktur, dll dari pusat -pusat pertumbuhan

3 .2 .5 Ara ha n Pe nge m ba nga n Pe nduduk da n Pe rm uk im a n

Pengembangan wilayah Kabupaten Tambrauw terkendala salah satunya oleh kondisi penduduk yang menjadi sumberdaya manusianya sendiri. Kepadatan penduduk yang tergolong sangat jarang, distribusi yang tidak merata, tingkat pendidikan rata-rata setingkat SD, dan dependency ratio yang tergolong tinggi, merupakan masalah-masalah kependudukan yang dihadapi Kabupaten Tambrauw.

Jika pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk tidak bertumpu hanya pada ekstrasi sumberdaya alam, tentu saja diperlukan konsep pengembangan sumberdaya manusia yang mampu menguasai teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan sektor -sektor non ekstratif seperti perindustrian, jasa dan lain-lain. Lebih jauh lagi, pengembangan sumberdaya manusia bertujuan supaya sumberdaya manusia tersebut mampu berperan

dalam inovasi, kreativitas, dan manajemen dibandingkan hanya berperan sebagai manusia pekerja saja. Untuk itu beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah :  Peningkatan kualitas pendidikan

 Pelatihan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja yang

diperlukan untuk pengembangan perekonomian Kabupaten Tambrauw di masa yang akan datang.

 Perbaikan lingkungan masyarakat (masalah lingkungan tempat tinggal, perbaikan

gizi masyarakat, peningkatan aksesibilitas ke pusat -pusat koleksi dan distribusi, dan lainnya) sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Pengintegrasian masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang untuk

memaksimalkan alih pengetahuan dan alih teknologi dari masyarakat pendatang kepada masyarakat lokal.

Skenario perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Tambrauw didasarkan pada kecenderungan pertambahan penduduk yang ada dan perpektif pertumbuhan ekonomi pada masa mendatang. Berdasarkan pertimbangan tersebut, jumlah penduduk Kabupaten Tambrauw pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat menjadi 235.760 jiwa dari 150.110 jiwa pada tahun 2008. Berdasarkan luas daratan, kepadatan penduduk rata-rata pada tahun 2015 dalam skenario ini akan meningkat menjadi 17 jiwa/ km2dari 12 jiwa/ km2 pada tahun 2008.

Pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 berdasarkan skenario ini akan didukung oleh perkembangan kegiatan ekonomi Kabupaten Tambrauw yang diharapkan akan membangkitkan migrasi masuk yang cukup besar untuk mendukung perkembangan ekonomi tersebut.

(12)

agroindustri dan agribisnis dapat menjadi pilihan migrasi penduduk menuju kawasan-kawasan tersebut.

3 .2 .6

Ara ha n Re nc a na I nduk Sist e m Pra sa ra na da n Sa ra na

Pengembangan sistem jaringan prasarana perkotaan untuk keterpaduan program pembangunan di Kabupaten Tambrauw dilaksanakan melalui penyusunan Rencana I nduk Sistem Prasarana dan Sarana Perkotaan yang meliputi upaya untuk :

 Meningkatkan kualitas dan kapasitas, serta memperluas instalasi pengolahan dan

jaringan air bersih perpipaan melalui pengembangan sstem transmisi dan distribusi.

 Meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan pelayanan Satuan Sambungan

Telepon pada kawasan perkotaan.

 Meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan distribusi listrik.

 Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan pelayanan pengelolaan air

limbah perkotaan.

 Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan pelayanan pengelolaan

persampahan yang mencakup kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pendaur-ulangan, pengolahan, dan pembuangan akhir sampah.

 Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan pelayanan prasarana drainase

perkotaan yang terintegrasi dengan sistem drainase wilayah untuk pengendalian banjir dan genangan.

 Meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan prasarana jalan kota, termasuk

mengembangkan jalan lingkar untuk mengatasi aliran lalu lintas menerus pada kawasan perkotaan sesuai dengan ketentuan teknis yang ada

Mengendalikan pencemaran lingkungan perkotaan terhadap air permukaan, air tanah, udara, tanah dan laut.

3 .2 .7 La ngk a h

-

La ngk a h

Pe nyusuna n

St ra t e gi

Pe m ba nguna n Pe rk ot a a n

A. Tujuan dan Sasaran Penataan Ruang Kota

1. Tujuan Penataan Ruang Kota

Seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang serta diuraikan dalam Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/ KPTS/ M/ 2002 tentang Beberapa Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah, khususnya tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan, maka tujuan umum pemanfaatan ruang dalam hubungan dengan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Tambrauw, adalah :

 Mewujudkan ruang wilayah kota yang memenuhi kebutuhan

pembangunan,

 Mewujudkan rencana tata ruang kota yang senantiasa berwawasan

lingkungan,

 Menata ruang kota yang efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan

dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan kota untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat.

2. Sasaran Penataan Ruang Kota

Sasaran penataan ruang kota, adalah:

 Terkendalinya pembangunan di wilayah kota baik yang dilakukan oleh

maupun yang dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat

 Tercapainya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya  Tersusunnya rencana dan keterpaduan program - program pembangunan

dalam wilayah kota Tambrauw,

 Terdorongnya ininat investasi dan dunia usaha di wilayah kota

 Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor

(13)

B. Strategi Penataan Ruang Kota

1. Strategi Pembangunan dan Pemerataan Pembangunan Perkotaan

Untuk mengatur pemerataan pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana maka dibagi dalam beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian ini berperan untuk:

a. Meningkatkan peranannya sebagai ibukota Kabupaten maka saat ini diarahkan untuk berperan sebagai pusat Pemerintahan Kabupaten. Dengan demikian Kota harus dapat diarahkan dapat mencukupi kebutuhan aktivitas dan volume kegiatan yang berskala Kabupaten.

b. Ditinjau dari konstelasi regional yang lebih luas, Kota mempunyai kedudukan dan peranan sebagai titik simpul penerima sekaligus penjalar pertumbuhan dan perkembangan wilayah dibelakangnya.

c. Melihat alur kegiatan yang saat ini berjalan, maka peranan Kota sangat sesuai sebagai pusat - pusat perdagangan dan jasa, industri Pemerintahan Kabupaten.

Berdasarkan fakta dan analisis maka pembangunan di masing - masing kawasan tidak berjalan dengan efektif. BWK A tumbuh terlalu doininan (terlalu kuat) sehingga mematikan peran dan potensi BWK lain Khususnya BWK C.

Sebagaimana maksud dan tujuan pembagian BWK yaitu untuk mendekatkan pelayanan fasilitas kepada masyarakat, maka ke depan dana UTK Tambrauw 2005-2915, diusulkan untuk memekarkan BWK menjadi lima BWK, dalam hal ini memecah BWK C menjadi dua BWK, yaitu BWK C dan E.

Selanjutnya pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) untuk RUTRK 2005-2015 beserta arahan peran / fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut : 1). BWK A : fungsi utamanya adalah kegiatan perdagangan, pelabuhan

laut, pelayanan sosial budaya dan perumahan. BWK A merupakan kawasan pusat kota (Central Business District). 2). BWK B : fungsi utamanya adalah kawasan pendidikan perguruan

tinggi dan kegiatan penelitian, kawasan resapan air (hutan lindung). Kawasan rekreasi dan permukiman.

3). BWK C : fungsi utamanya adalah sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan. tingkat regional (pasar pusat dan terminal pusat), kawasan perumahan dan pertanian/ perkebunan terbatas.

4). BWK D : ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan pelayanan regional, pusat perkantoran Pemerintahan Provinsi I rian Jaya Barat dan juga perkantoran pemerintah Kabupaten Tambrauw, kawasan perhubungan udara, permukiman baru, kawasan industri, TPU dan TPA.

5). BWK E : difungsikan sebagai kawasan perumahan, pusat pertanaman hortikultura dan lahan perkebunan terbatas, kawasan rekreasi. pertanian, kawasan penyanggah dan konservasi, serta kawasan pendidikan.

2. Strategi Pengembangan Kawasan Fungsional a. Penataan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatkan terciptanya kondisi lingkungan yang lestari, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, menjaga kondisi lingkungan hidup dimanapun masyarakat melakukan kegiatan sehari-harinya.

Strategi pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

i. Melakukan pengamanan kawasan konservasi dan daerah resapan air serta melindungi sumber-sumber air baku untuk kebutuhan kota. ii. Melakukan pengawasan pengembangan kawasan pantai dan daerah

pesisir.

iii. Melakukan pengembangan secara proporsional kawasan cepat tumbuh dan kawasan strategis lainnya.

(14)

v. Pengamanan lingkungan sekitar kawasan strategis dan pengamanan lingkungan terhadap bahan berbahaya dan beracun.

b. Kawasan Perdagangan dan Perekonomian

Strategi pengembangan kawasan perdagangan / perekonomian adalah sebagai berikut:

i. Rencana pengembangan kawasan perdagangan / perekonomian dan ikutannya, seperti kantor perusahaan, rumah kantor (rukan) dan rumah toko (ruko) dikembangkan di Jalan Percetakan (BWK A), Selain itu juga dikembangkan pusat perdagangan dan industri jasa tingkat regional yaitu pembangunan Pasar Pusat dan Terininal Regional yang bertaraf Provinsi di Wosi (BWK C) dan Terininal antar wilayah di Maripi (BWK D). ii. Menyiapkan prasarana & sarana untuk mendukung pembangunan kawasan perdagangan termasuk fasilitas penunjang seperti; jaringan jalan, listrik, telepon, jaringan air bersih, pengolahan sampah & lain -lain.

iii. Mengembangkan dan memberdayakan ekonoini kerakyatan dan pengurangan kemiskinan dengan pengembangan industri berbasis pada masyarakat.

iv. Mengembangkan perekonomian daerah (local econoinic development) melalui perusahaan daerah dan perbankan.

c. Kawasan Pariwisata

Pengembangan kawasan pariwisata terpadu bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana pariwisata yang menarik dan lengkap sehingga wisatawan dapat menikmati objek wisata yang tersedia dan lama tinggal (overnight) lebih panjang. Semakin lama wisatawan tinggal / bermalam peluang akan terjadinya transaksi yang dilakukan semakin besar dan berdampak positif pada pendapatan masyarakat kota. Konsekuensi logis dan aktivitas ini adalah meningkatnya permintaan akomodasi / hotel, jasa layanan transportasi, penyediaan souvenir dan t imbulnya kegiatan ikutan (multiflier effect) terutama disekitar objek wisata seperti jasa penjual

Untuk itu, strategi pengembangan pariwisata antara lain :

i. Menyusun rencana induk (master plan) pengembangan pariwisata terpadu dengan memanfaatkan seluruh potensi objek wisata dan budaya masyarakat yang sejalan dengan rencana tata ruang kota. ii. Membangun objek wisata alam yang menarik dikunjungi wisatawan. iii. Mendukung pengembangan dan pembangunan fasilitas penunjang

antara lain akomodasi / hotel, penyediaan souvenir yang spesifik / khas. menarik, artistik, bermutu dan layanan masyarakat wisatawan yang bersahaja dan ditopang oleh keamanan yang baik.

iv. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sektor pariwisata termasuk efek ikutannya merupakan bagian dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kota yang mendatangkan pendapatan. sehingga pengembangan pariwisata didukung masyarakat dan wisatawan merasakan kenyamanan, keindahan, keteduhan dan memberikan “kenangan” sehingga mendukung keinginan untuk berkunjung kembali

v. Melaksanakan pameran dan atau promosi wisata serta penyediaan layanan informasi wisata dengan counter khusus maupun melalui biro - biro perjalanan dan media internet.

3. Strategi Pengembangan Tata Ruang

Strategi pengembangan tata ruang dilaksanakan melalui :

a. Menyelaraskan program / kegiatan yang diusulkan agar senantiasa konsisten dengan arahan kebijakan tata ruang kota.

b. Menetapkan alokasi pengembangan yang sesuai dengan pola penggunaan tanah dan rencana peruntukan sebagaimana yang telah diatur dalam rencana tata ruang secara konsisten.

c. Mengawasi pelaksanaan pembangunan dengan melibatkan instansi teknis terkait untuk menghindar atau meininimalkan deviasi rencana tata ruang.

(15)

dengan pengembangan kawasan terpadu dalam konstelasi yang lebih luas.

4. Strategi Pengembangan Sosial Budaya

Pengembangan sektor sosial budaya penting dilakukan karena masyarakat sebagai bagian integral dan unsur dalam. pembangunan. Strategi pengembangan yang akan ditempuh antara lain:

a. Meningkatkan kualitas / mutu pendidikan dasar dan menengah.

b. Peningkatan tipe rumah sakit Tambrauw dan tipe C menjadi tipe B, sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat, pada BWK C.

c. Menyiapkan Sarana Peribadatan.

d. Memberdayakan lembaga sosial kemasyarakatan, optimalisasi dan pelestarian aset bernilai sejarah dan pengembangan kesenian daerah. e. Meningkatkan pembinaan sarana dan prasarana keolahragaan, seperti

pembangunan stadion olah raga di Kelurahan Andai (BWK D), Taman Olah Raga masyarakat / wisata Olah Raga di BWK B.

5. Strategi Peningkatan Pelayanan Publik

Jenis-jenis pelayanan publik yang akan dikembangkan meliputi : a. Jaringan Jalan dan Transportasi Kota

Strategi pengembangan untuk komponen jaringan jalan dan transportasi kota adalah sebagai berikut :

i. Untuk terwujudnya pola pergerakan lalu lintas dalam kota yang efektif dan efisien baik untuk pergerakan barang dan orang dan juga untuk pergerakan arus lalu lintas untuk menghubungkan kawasan industri dan pusat - pusat distribusi dan perdagangan baik skala lokal maupun regional.

ii. Menyiapkan fasilitas jalan raya dan terininal.

iii. Menyiapkan fasilitas transportasi secara khusus untuk melayani kawasan industri dengan penyediaan pelayanan berstandar dan memadai diperlukan fasilitas transportasi dan ini merupakan bagian dan kampanye untuk mengundang masuknya arus investasi.

iv. Meningkatnya kualitas pelayanan dengan menyediakan fasilitas pelayanan berstandar.

b. Penyediaan Air Bersih

Seperti halnya dengan fasilitas lainnya bahwa penyediaan air bersih yang memadai untuk kota serta khusus untuk kawasan perdagangan diperlukan strategi yang antara lain adalah sebagai berikut :

i. Memberikan jaminan pelayanan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, kawasan komersial, kawasan perdagangan baik kualitas maupun jaminan ketersediaan jumlah air yang dibutuhkan.

ii. Menyediakan sistem jaringan yang dapat menjangkau seluruh kawasan kota termasuk kawasan industri dan perdagangan.

iii. Menyediakan layanan air bersih yang kontinyu dengan tarif yang layak setara dengan nilai pelayanan yang diberikan oleh operator air bersih, yaitu PDAM.

c. Pengelolaan Persampahan

Strategi pengembangan persampahan adalah sebagai berikut:

I . Menyediakan sistem pengelolaan persampahan terpadu yang ramah lingkungan (tidak menimbulkan dampak atau gejolak terhadap masyarakat di sekitar instalasi pengolahan sampah).

ii. Menyiapkan manajemen pengelolaan persampahan t erpadu, memadai dan berkelanjutan sehingga masyarakat / pelanggan membayar retribusi yang setimpal dengan layanan yang diberikan oleh operator pengelola persampahan.

d. Energi

Hal - hal yang perlu disediakan terkait dengan strategi pengembangan energi adalah:

i. Pengembangan kapasitas / daya terpasang pada PLTD.

(16)

e. Telekomunikasi

Hal-hal yang perlu disediakan terkait dengan strategi pengembangan telekomunikasi daerah adalah : Penambahan dan pengembangan jaringan sambungan telepon tetap ke permukiman mau pun fasilitas umum.

C. Strategi Pengembangan Kapasitas Pemerintahan

Strategi pengembangan kapasitas kelembagaan pemerintah dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Menyediakan layanan kepada publik yang memenuhi sendi - sendi pelayanan yang sederhana, terbuka dan transparan.

2. Menyiapkan aparatur pemerintahan yang mampu memberikan layanan publik prima yang profesional.

3. Menyediakan sarana dan prasarana publik, baik yang berskala kabupaten maupun provinsi.

D. Strategi Penataan Kaw asan Khusus

Dalam strategi pengaturan tata ruang kota, dilakukan upaya – upaya arahan pengaturan kegiatan – kegiatan pelayanan yang akan dikembangkan di Kota Tambrauw melalui penempatan lokasi – lokasi yang terencana Perencanaan tata ruang, kota juga merupakan suatu penataan / pengalokasian ruang sesuai dengan kebutuhan setiap kegiatan, dimana setiap kegiatan akan saling terkait dan saling mempengaruhi antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

Berdasarkan keterkaitan tersebut, maka disusun suatu rencana peletakan kegiatan dan pengaturan setiap elemen lingkungan. Permasalahan lainnya adalah adanya perbedaan fungsi dan peranan kegiatan dengan kondisi fisik kawasan sebagai faktor kendala perkembangan, hal ini menyebabkan persebaran penggunaan ruang dan intensitasnya akan beragam.

Kebijaksanaan tata ruang kota pada dasarnya adalah untuk menciptakan suatu pola pemanfaatan ruang kegiatan kota secara terencana serta pengaturan fungsi - fungsi pusat dan atau sub – pusat pelayanan kota dengan elemen – elemen pembentuk kotanya. Melihat kondisi dan karakteristik wilayah Kabupaten Tambrauw yang di dominasi pola peruntukan lahannya adalah kawasan hutan, maka dalam hal ini perlu adanya kebijaksanaan pemantapan kawasan lindung disamping hubungan fungsional sektor kegiatan dan pola tata ruang.

1. Kebijaksanaan Pemantapan Kawasan Lindung

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan lindung ditujukan mencegah terjadinya bencana alam dan menj aga kelestarian kawasan.

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan lindung tersebut meliputi hal – hal sebagai berikut :

a.) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya 1). Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan tersebut 2). Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah

mengalami kerusakan sebagai kawasan resapan air. 3). Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya baru.

Kawasan ini berupa kawasan lindung yang terletak menyebar beberapa bagian Kota Tambrauw.

b.) Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan sungai dan pantai yang meliputi :

1). Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya yang mengganggu 2). Pengendalian kegiatan yang telah ada

(17)

2. Pola Hubungan Fungsional Sektor Kegiatan

Kota merupakan satu kesatuan sistem yang saling terkait antar sektor, sehingga antar sektor-sektor tersebut akan saling berkaitan dan berinteraksi, meskipun dengan intensitas yang berbeda. Adapun elemen-elemen kegiatan yang ada meliputi:

1). Transportasi

2). Pusat-pusat pelayanan

3). Fasilitas perdagangan dan jasa 4). Fasilitas perkantoran/ pemerintahan 5). Pendidikan

6). I ndustri 7). Fasilitas Sosial 8). Perumahan 9). Fasilitas Umum 10). Militer

11). Pertanian

12). Penggunaan Khusus Lainnya

Persyaratan lokasi tiap-tiap kegiatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Persyaratan Lokasi Kegiatan Perkotaan

KEGI ATAN PERSYARATAN LOKASI

Perdagangan dan

Jasa

I ndustri

- Mempunyai akses yang baik ke daerah perumahan untuk

- perdagangan eceran dan transportasi regional untuk perdagangan grosir.

- Berada pada jalan utama/ protokol kota sehingga mudah dicapai

- Berdekatan dengan terminal atau setidak-tidaknya dilalui jalur pelayanan angkutan umum (khusus)

- Berdekatan dengan kegiatan-kegiatan lain seperti pusat kegiatan masyarakat, rekreasi kesenian dan hiburan lainnya.

- Terdapat hubungan jaringan pelayanan angkutan umum yang dapat menjangkau kawasan perumahan dan berbagai golongan ketersediaan tempat parkir yang memadai.

- Membutuhkan lahan yang cukup luas, dengan pertimbangan adanya pengembangan dalam waktu mendatang.

- Memiliki akses yang tinggi dengan jaringan jalan penghubung regional

- Daya dukung jaringan jalan yang tinggi untuk menampung antara lain lalu lintas kendaraan berat/ barang. Lokasi yang memiliki akses langsung terhadap fasilitas transport dan kawasan komersial - Lokasi yang baik ke kawasan perumahan

(18)

KEGI ATAN PERSYARATAN LOKASI I ndustri

Perkantoran dan pemerintahan

Perumahan

- Diusahakan jauh dan kegiatan perkotaan

- Lokasi yang tidak mengganggu kegiatan-kegiatan lain, terutama kegiatan-keg iatan yang tenang seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pemenintahan dan lain-lain.

- Antara kegiatan industri dengan perumahan perlu dibuat kawasan penyanggah (buffer zone) yaitu ruang antara yang dapat meredam / mengurangi jenis pencemaran yang dihasilkan

- Penempatannya perlu memperhitungkan kemungkinan pembuangan air limbahnya supaya tidak mencemari ingkungan perumahan sekitarnya

- Lokasi cukup strategis terhadap daerah yang dilayani - Lokasi yang mempunyai akses lokal yang baik dapat

berdekatan dengan kawasan perdagangan industri dan atau pelabuhan.

- Lahan dengan kondisi drainase yang baik

- Mempunyai aksesibilitas yang baik terhadap fasilitas umum, pusat-pusat kegiatan, jalan dan angkutan umum.

- Dekat dan terlayani oleh fasilitas perdagangan untuk kebutuhan sehari-hari, sarana pendidikan/ sekolah. - Mengelompok dalam beberapa jenis kepadatan dan

masih tetap memenuhi standar pemukiman yang layak. - Cukup terlindungi dan berbagai kegiatan lain yang

mengganggu seperti industri berat dan lain - lain.

KEGI ATAN PERSYARATAN LOKASI

Fasilitas Umum

Pelabuhan laut dan Pergudangan

Bandar Udara

Wisata Pantai, Air dan Gunung

- Lokasi yang merupakan pusat dan wilayah yang dilayaninya yaitu kawasan perumahan

- Lokasi yang mempunyal akses lokal yang baik

- Tidak berdekatan dengan kawasan tenang, karena sifatnya yang mengundang lalu lintas berat

- Dapat berdekatan lokasinya dengan kegiatan industri dan perdagangan.

- Lokasi yang cukup strategis terhadap daerah yang dilayani

- Lokasi yang mempunyai akses lokal dan regional yang baik

- Jauh dan kegiatan komponen perkotaan lainnya

- Merupakan kawasan hijau yang dapat memperlancar proses penyerapan air

- Merupakan kawasan yang juga harus dilindungi

- Ekosistem alami harus stabil dan fungsinya tetap terjaga

- Terletak pada lokasi dengan aksesibilitas yang memadai untuk pemantauan

Sumber : RUTRK Tambrauw 1998 – 2007

Hubungan fungsional antara kegiatan – kegiatan tersebut membentuk suatu hubungan tertentu, yang menggambarkan adanya interaksi dan intensitas tinggi antar lokasi – lokasi kegiatan tertentu.

(19)

untuk memungkinkan aksesibilitas antar setiap kegiatan perlu ditunjang oleh sistem transportasi dan angkutan umum yang memadai.

3. Pola Tata Ruang

Pola tata ruang akan menggambarkan komposisi dan bentuk penggunaan lahan Pola ini merupakan implikasi fungsi yang dikembangkan, dimana pola tata ruang akan terbentuk dan pola hubungan fungsional dan intensitas penggunaan ruang yang diinginkan.

Beberapa konsep pola tata ruang adalah pola tata ruang konsentrik, pusat jamak, linier dan lain sebagainya. Sedangkan kota kecil atau kota sedang dalam perkembangannya, umumnya berpola linier dan terpusat. Hal ini disebabkan oleh karena bentuk wilayah yang berbentuk Linier dan arah utara ke arah sejalan sepanjang pantai

Struktur tata ruang kota yang baik adalah yang memungkinkan terbentuknya keserasian dan efisiensi sirkulasi hubungan antar kawasan pelayanan fungsional masyarakat serta pemanfaatan sumber daya yang ada

Hal – hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam mewujudkan struktur tata ruang kota yang efektif antara lain :

a. Fungsi dan peranan Kota baik dalam skala regional maupun skala internal kota, yang mengisyaratkan perlunya penataan kawasan pemukiman, penyediaan lahan bagi kegiatan perdagangan dan industri, penataan kawasan pantai wisata serta sistem transportasi yang dapat menjamin kelancaran sirkulasi di antara kawasan-kawasan tersebut.

b. Perlu penyediaan areal pemukiman yang memadai sesuai dengan perencanaan ditambah dengan berbagai prasarana dan sarana penunjang. c. Pola penggunaan lahan eksisting yang sebagian besar mengelompok di

sekitar lokasi kegiatan pusat kota, mengakibatkan daerah terbangun hanya meliputi sebagian kecil wilayah dan seluruh luas areal Kota Tambrauw.

d. Karakteristik fisik wilayah dengan limitasi dan kendalanya untuk kembangkan sebagai wilayah perkotaan, sehingga wilayah efektif perkotaan terbatas di sepanjang pantai.

e. Jaringan jalan utama kota yang berfungsi sebagai jalan protokol yang sekaligus sebagai jalan regional yang mempengaruhi perkembangan fisik kota secara linier.

f. Antisipasi terhadap perkembangan kegiatan industri di masa mendatang memerlukan ruang untuk menampungnya serta prasarana penunjangnya.

g. Adanya penggunaan lahan yang bersifat bukan perkotaan (non-urban) seperti kawasan lindung/ kawasan pelestarian alam dan kawasan pertanian lahan kering yang secara ruang perlu terintegrasi dengan pemanfaatan ruang perkotaannya.

h. Keterkaitan fungsional antara komponen-komponen pembentuk kegiatan di Kota Tambrauw merupakan faktor utama yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan kota

Untuk mengefektifkan rencana yang akan disusun ini, maka dilakukan pembagian wilayah perencanaan dalam bagian wilayah kota (BWK) dan kemudian masing-masing BWK dibagi lagi dalam unit -unit wilayah yang lebih kecil yaitu unit lingkungan, Pembagian wilayah dan lingkungan harus menggambarkan kesatuan dan masing-masing lingkup lingkungan dan biasanya terdapat faktor pengikat berupa fasilitas. Unit lingkungan diatur hirarkinya mulai dan lingkungan terkecil dengan pusat pelayanan lingkungan tingkat I sampai dengan hirarki tertinggi yakni pusat kota dengan skala pelayanan untuk seluruh Kota.

(20)

skala lingkungannya masing-masing guna mendistribusikan kegiatan sesuai dengan pusat-pusat pelayanan yang direncanakan.

Jarak jangkauan pelayanan dan kelompok sasaran yang akan terlayani menjadi fokus pertimbangan utama penataan spasial yang sekaligus merupakan konsep pengembangan tata ruang kota. Kedua pendekatan di atas di implementasikan dalam pembahasan Rencana Umum Tata Ruang Kota 2005-2015.

Mengingat adanya limitasi dan kendala fisik, maka pengembangan fisik (kawasan terbangun) kota hanya dimungkinkan terbatas pada “Wilayah Efektif Perkotaan” (WEP) dan apabila dibutuhkan dapat dikembangkan ke wilayah kendala. Dalam kaitan ini pengembangan fisik / tata ruang kota pada WEP perlu di intregasikan dengan rencana pemanfaatan ruang pada wilayah kota secara keseluruhan yang juga mencakup jenis kegiatan yang bersifat bukan perkotaan pemanfaatan ruang pada wilayah kota secara keseluruhan yang juga mencakup jenis kegiatan yang bersifat bukan perkotaan.

Pusat - pusat pelayanan kegiatan kota yang akan dikembangkan - mempunyai hirarki terdiri dari :

a. Pusat Kota sebagai konsentrasi kegiatan perdagangan, pemerintahan perkantoran, dan jasa dengan lingkup pelayanan seluruh wilayah kota serta regional.

b. Pusat Baqian Wilayah Kota, sebagai pusat pelayanan perkotaan dengan lingkup pelayanan distrik

c. Pusat Unit lingkungan yang tersebar melayani kawasan-kawasan permukiman

Dalam penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), konsep pengembangan tata ruang kota. Penekanan konsepnya adalah pengaturan tata ruangnya yaitu dengan lebih meningkatkan fungsi dan pemanfaatan ruas jalan yang telah ada. Orientasi perkembangan wilayah masih bertumpu pada ruas jalan utama. Dengan demikian struktur tata ruang merupakan lanjutan dan bentuk tata ruang kota yang sudah ada, yaitu linier.

Dengan konsep tersebut di atas, diperkirakan intensitas pemanfaatan lahan pada koridor jalan utama kota akan tinggi.

4. Kebijaksanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Penggunaan pelayanan sosial, seperti fasilitas dan utilitas agar dapat berfungsi seefisien mungkin perlu memperhatikan skala pelayanan masing -masing prasarana, dalam hal ini adalah jumlah penduduk pendukungnya. Sedangkan efektifitas penggunaan ditentukan oleh kelompok sasaran yang seharusnya terlayani, sehingga lokasi pembangunan fasilitas dan utilitas dalam lingkup tata ruang yang direncanakan akan menentukan efektifitas pelayanannya.

Berdasarkan potensi dan masalah yang menyangkut fasilitas pendidikan, perekonomian, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga asarana perumahan yang ada, maka strategi pengembangan perencanaan fasilitas sampai akhir tahun perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Fasilitas Pelayanan Perekonomian

Untuk fasilitas pelayanan perekonomian, dapat dicerminkan dengan keadaan kualitas dan kuantitas prasarana pemasaran yang terdiri atas pasar, kios / warung, toko, dan gudang berdasarkan sistem pelayananan pola pergerakan barang serta jumlah penduduk Kota, maka kaitannya dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota disusun strategi pengembangan fasilitas pemasaran melalui :

• Peningkatan kualitas fasilitas perdagangan khususnya peningkatan kualitas dan pasar sebagai pasar komoditi tersier dan pengembangan pasar sentral penampung komoditi primer.

(21)

b. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas ini terdiri dan Sekolah Taman Kanak - kanak, ,Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas, dan Perguruan Tinggi.

Strategi perencanaannya adalah sebagai berikut:

• Peningkatan kualitas dan fasilitas pendidikan yang ada;

• Penambahan fasilitas pendidikan hingga mencapal standar kebutuhan fasilitas yang ditentukan penambahan fasilitas diarahkan sesuai dengan arah pengembangan kota;

• Pemerataan distribusi fasilitas ini sebagai salah satu usaha untuk pemerataan pelayanan pendidikan,

• Penambahan fasilitas ini disesuaikan dengan pertambahan jumlah penduduknya,

• Pengembangan dan Penambahan fasilitas jurusan pendidikan pada Universitas Cendrawasih dan perubahan status menjadi I nstitut di Kota Tambrauw akan disesuaikan dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Tambrauw.

c. Fasilitas Kesehatan

Untuk meningkatkan pelayanan terhadap kesehatan masyarakat di Kota Tambrauw diperlukan strategi perencanaan sebagai berikut :

• Meningkatkan pelayanan dan rumah sakit umum yang ada, yaitu dengan menngkatkan type rumah sakit dan type D ke type C

• Peningkatan sarana kesehatan yang ada hingga mencapai kriteria standar yang ditetapkan dalam RUTRK.

d. Fasilitas Peribadatan.

Penyediaan fasilitas peribadatan tergantung dan jumlah struktur penduduk menurut agama dan tata cara beribadah. Dalam strategi perencanaan fasilitas peribadatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

• Peningkatan kualitas fasilitas peribadatan yang sudah ada.

• Penambahan fasilitas peribadatan hingga mencapai standar pelayanan yang telah ada dalam RUTRK

• Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan fasilitas ini

e. Fasilitas Rekreasi

Fasilitas ini selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi juga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Strategi pengembangannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

• Peningkatan kemampuan dan kualitas dan sarana – sarana rekreasi yang ada.

• Penyediaan dan pengembangan rekreasi pantai dan peningkatan fasilitas rekreasi, budaya dan tempat bersejarah serta pengembangan kawasan lindung dan kawasan penelitian yang ada di Kota.

f. Taman dan Ruang Terbuka

Dalam penyediaan taman dan ruang terbuka diperlukan strategi sebagai berikut:

• Peletakan taman di pusat kota berfungsi sebagai paru-paru kota dan meningkatkan estetika kota.

• Pendistribusian taman dan ruang terbuka ini benar-benar dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dan dapat menambah nilai estetika dan kota tersebut.

• Penyediaan fasilitas kuburan yang cukup, dan pemanfaatan lahan yang memberikan kenyamanan bagi kota.

g. Perumahan

Secara keseluruhan ketersediaan perumahan di Kota baik dari segi kuantitas maupun kualitas belum memadai untuk itu dalam perencanaannya diperlukan strategi sebagai berikut:

• Mengatur distribusi jumlah dan kepadatan tempat tinggal sesuai dengan distribusi pusat-pusat pelayanan.

(22)

• Membentuk kawasan pemukiman yang layak dan nyaman melalui pengaturan pengembangan lokasi baru dengan arah kecenderungan ke arah barat dan utara Kota, dengan penekanan pengembangan secara vertikal.

• Membagi kawasan pemukiman itu menjadi unit - unit permukiman dengan masing – masing unit mempunyai pusat pelayanan.

h. Fasilitas Tempat Bekerja Pemerintahan

Pengembangan fasilitas kantor pemerintahan skala propinsi arahkan di BWK D yaitu di Arfai, Untuk kantor skala kabupaten dikembangkan di kawasan Kelurahan Sowi dan perkantoran pemenrintah untuk tingkat skala Kota.

Penyediaan perkantoran dengan skala pelayanan lingkungan ditempatkan di pusat-pusat unit lingkungan.

Penyediaan perkantoran baik jenis maupun besarannya didasarkan pada jumlah penduduk pendukungnya.

i. Sarana Transportasi dan Utilitas Kota (a) Jaringan Transportasi

Jaringan transportasi yang menunjang kelancaran seluruh aktivitas Kota Tambrauw baik kegiatan eksternal (regional) maupun intern (lokal) meliputi sistem transportasi darat, transportasi udara dan laut. o Sekarang perlu ditingkatkan hingga mampu didarati oleh pesawat.

Peningkatan kapasitas jalan di Kabupaten Tambrauw meliputi: o Jalan kolektor primer, merupakan jalan utama kota berfungsi

sebagai jalan regional, yang melayani kegiatan-kegiatan utama kota yang dihindarkan intersection yang terlalu banyak untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas.

o Jalan Arteri sekunder, merupakan jalan utama yang menghubungkan agian wilayah kota (BWK). Jalan ini dikembangkan di bagian barat yang menghubungkan pusat

-pusat BWK-D dan BWK-B sebelah utara, menghubungkan BWK - C dengan pusat-pusat kegiatan di pusat kota.

o Jalan kolektor sekunder, adalah jalan yang menghubungkan jalanan arteri sekunder, jalan kolektor primer maupun antar jalan arteri sekunder. Pengembangan jalan ini dialokasikan pada semua BWK yaitu pada daerah yang direncanakan pengembangannya.

o Jalan lokal sekunder adalah jalan yang menghubungkan arus pergerakan antara lingkungan jalan ini akan dikembangkan pada daerah-daerah yang akan dikembangkan sebagai perumahan.

o Jalan pelayanan perumahan, merupakan jalan pelayanan di dalam lingkungan perumahan.

(b) Energi Listrik

Peningkatan pelayanan energi listrik untuk masa yang akan datang tidak saja dilakukan melalui penambahan kapasitas listrik, tetapi juga memperluas jaringan pelayanan terutama ke wilayah timur dan barat kota.

(c) Air Bersih

(23)

(d) Jaringan Air Kotor/ Drainase

Peningkatan pelayanan jaringan air kotor dan saluran air hujan akan dikembangkan melalui peningkatan kondisi jaringan yang sudah ada, dan memperluas jaringan saluran ke wilayah-wilayah yang belum terlayani.

5. Kebijaksanaan I ntensitas Pemanfaatan Ruang

Pada dasarnya kebijaksanaan intensitas pemanfaatan ruang -merupakan usaha pendistribusian lokasi komponen kegiatan perkotaan dengan kepadatan fisik bangunan / kegiatan tertentu. Kebijaksanaan intensitas pemanfaatan ruang akan erat hubungannya dengan usaha menciptakan kualitas lingkungan pèrkotaan yang baik.

Penentuan intensitas penggunaan ruang kota tergantung pada karakter kegiatan komponen pembentuk kota. Pola intensitas penggunaan ruang juga dipengaruhi oleh pola harga/ nilai lahan sehingga penggunaan ruang yang ada akan semakin intensif dalam memanfaatkan produktifitas lahan.

Pengaturan intensitas ruang kota berupa penataan kepadatan bangunan dengan faktor pengukur berupa angka Koefisien Dasar Bangunan KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Kebijaksanaan yang dilakukan untuk pengaturan kepadatan bangunan itu adalah sebagai berikut :

a) Penataan ketinggian bangunan yang dicerminkan dan jumlah lantai bangunan disesuaikan dengan daya dukung lahan yang telah ditetapkan b) Untuk daerah - daerah yang mempunyai nilai lahan yang tinggi (pusat

kota, jalan utama dan lain-lain), bangunan-bangunan yang mempunyai banyak lantai dinilai lebih sesuai

c) Pada daerah yang padat penduduknya, maka angka KDB relatif sangat tinggi (di beberapa bagian kota angka tersebut mencapai hingga 100 % ). Untuk mengurangi angka tersebut, dapat dilakukan dengan meningkatkan ketinggian rata-rata bangunan (memperbesar angka KLB).

d) Di kawasan perencanaan, intensitas penggunaan lahan di pusat kota, yaitu kawasan pemerintahan dan kawasan perdagangan, akan lebih tinggi dan intensitas rata-rata seluruh kota. Hal ini karena terjadinya konsentrasi kegiatan perkotaan di kawasan tersebut, terutama kegiatan perekonomian. Hal ini menyebabkan KDB di daerah tersebut juga tinggi. Untuk kawasan transisi kepadatan bangunannya sedang.

6. Kebijaksanaan Penghijauan

Kebijaksanaan penghijauan pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Adapun sasaran penghijauan tersebut adalah: (a) Mengupayakan produksi Oksigen (02) semaksimalnya dengan

meningkatkan penanaman pohon dan tumbuh-tumbuhan pelindung; (b) Mencegah erosi dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai

material penutup dan penguat tanah.

(c) Memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang memiliki nilai estetika dan sebagai penghias kota

(d) Memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai pemisah / pembatas (barier) antara dua kegiatan yang saling mengganggu.

Berdasarkan tujuan dan sasaran pengembangan penghijauan tersebut di atas. maka kebijaksanaan pengembangan penghijauan adalah sebagai berikut :

(1) Pengembangan jalur hijau pada kawasan pantai yang kritis.

(2) Pengembangan taman-taman kota dan sarana lapangan olah raga terbuka sebagai sarana rekreasi dan paru-paru kota.

(3) Pengembangan jalur hijau dan lahan terbuka di sela-sela bangunan, serta bukit-bukit di pesisir pantai sebagai paru - paru kota dan estetika lingkungan, serta menjaga kestabilan lingkungan

(4) Pengembangan rekreasi alam, rekreasi pantai, sebagai sarana rekreasi dan paru-paru kota.

Gambar

Gambar 3.14.
Tabel 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3Gambar 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, Gap analysis adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kesenjangan antara kebutuhan bisnis dengan sumber

Indomobil Sukses Internasional Tbk Lampiran 8: Model ARMA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Lampiran 9: Correlogram ARMA. Lampiran 10:

Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan, kesamaan dalam penelitian ini didasarkan atas kepuasan konsumen, analisis hubungan antara variabel dependen

Melalui penelitian ini diharapkan individu yang pernah mengalami kesurupan, dapat memiliki pengetahuan baru dan memperoleh pemahaman yang lebih mengenai kepribadian,

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “SISTEM INFORMASI

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada :.. Guru, untuk memperbaiki pembelajaran khususnya bagi guru sekolah menengah dengan alternatif pembelajaran

Peneliti mengambil sebuah potret kasus fenomena kesurupan patologis yang dialami oleh partisipan dengan inisial “mas E”.. Berdasarkan hasil penelitian studi kasus

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya Eka Setiawati, jurusan Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung