• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI

SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN

DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014

Oleh:

RIFKI LAELIA FAHRUDIN

NIM: 201-12-046

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)

STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI

SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN

DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014

Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi

Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Perbankan Syariah

Oleh:

RIFKI LAELIA FAHRUDIN

NIM: 201-12-046

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

“Pendidikan mer

upakan

perlengkapan paling baik

untuk hari tua”

(Aristoteles)

“Kegagalan hanya terjadi

bila kita menyerah”

(Lessing)

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Tugas Akhir berjudul

“STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN

BERJANGKA BMT AL-IJTIHAD DARI TAHUN 2012 HINGGA 2014”dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaat-Nya di hari kiamat

kelak.

Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan Jurusan Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Jurusan

Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan,

dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Maka

dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Syariah IAIN Salatiga.

(8)

3. Bapak Ahmad Mifdlol M. Lc., M. SI selaku Ketua Jurusan D III Perbankan

Syariah IAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing Tugas Akhir saya.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama kami mengikuti

studi di Program Studi ini.

5. Bapak Sigit Adi Purhita S.E selaku Accounting BMT Al-Ijtihad Pabelan yang

telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan Praktikum

Bank II dan memberikan informasi serta pengarahan.

6. Karyawan dan karyawati BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan

masukan dan informasi yang terkait dengan Tugas Akhir ini.

7. Bapak, Ibu, Kakak, Adek serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan

dukungan materiil maupun spiritual.

8. Sahabat dekat saya Oktavia Fadmawati yang selalu membantu saya dalam

mengerjakan Tugas Akhir ini.

9. Sahabat lama Ady Jatmiko, Rahmat Hidayat, Yoko, Danu Done serta Aris

Munandar yang memberikan motivasi dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

10.Teman-teman D III dan sahabat-sahabat dekatku Sahabat Dahsyat yang telah

memberiku semangat.

11.Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

12.Semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir.

(9)

Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan

untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas

keterbatasan penyusun, besar harapan penyusun, semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualalaikum Wr. Wb

Salatiga, 6 Agustus 2015

Penulis

Rifki Laelia F.

NIM: 20112046

(10)

ABSTRAK

Fahrudin, Rifki Laelia. 2015. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah. Jurusan D III Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Ahmad Mifdlol M, Lc., M.SI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp 470.731.250, tahun 2013 naik 16,5 % dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik 18 %. Strategi pemasaran produk simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad yaitu; 1). Menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah; 2). Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat; 3). Menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota simpanan berjangka dibandingkan lembaga keuangan lain; 4). Menyebarkan brosur-brosur; 5). Memasang iklan; 6). Menjadi sponsor acara; 7). Mengajukan proposal penawaran kerjasama; 8). Membangun kantor cabang yang dekat dengan anggota; 9). Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat; 10). Menggunakan sistem jemput bola; 11). Biaya administrasi lebih murah; 12). Memanfaatkan ikatan emosional anggota. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu: 1). Banyaknya persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan lainnya; 2). Animo masyarakat yang masih awam dengan simpanan berjangka; 3). Belum adanya lembaga penjamin simpanan (LPS); 4). Lokasi anggota penyimpan yang jauh dari BMT Al-Ijtihad; 5). Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah; 6). Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad; 7). Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk menabung; 8). Pengambilan simpanan yang tidak bisa sewaktu-waktu dan; 9). Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad yang datang ke kantor.

Kata kunci: Strategi Pemasaran, Simpanan Berjangka, dan BMT.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan Pembimbing ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Pernyataan Keaslian ... iii

(12)

B. Konsep Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi ... 21

2. Macam-macam Strategi Pemasaran ... 23

C. Pengertian Simpanan Berjangka (Deposito)

1. Pengertian Simpanan Berjangka atau Deposito ... 26

2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito ... 27

3. Macam-macam Deposito ... 28

BAB III LAPORAN OBJEK

A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan ... 31

B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Ijtihad Pabelan ... 31

C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan

1. Alamat Kantor BMT Al-Ijtihad Pabelan ... 32

2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ... 33

3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Karyawan ... 35

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT

Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 Hingga 2014 ... 40

B. Analisis Strategi Pemasaran Simpnan Berjangka di BMT Al Ijtihad Pabelan ... 41

C. Analisi Kendala dalam Laksanakan Strategi Pemasaran Simpanan

Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan ... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

(13)

Daftar Pustaka ... 54

Daftar Riwayat Hidup

Lampiran

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT Al-Ijtihad Pabelan Tahun 2012 hingga Tahun 2014 ... 40

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad Pabelan... 33

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ... 33

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Saat ini perbankan syariah banyak tersebar luas di berbagai wilayah dan negara

terutama di negara Indonesia. Di Indonesia sendiri lembaga keuangan syariah sudah

tersebar di mana-mana. Lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia ada banyak

macamnya. Di antara lembaga keuangan syariah itu adalah bank syariah dan Unit

Usaha Syariah (UUS). BUS di Indonesia banyak macamnya seperti Bank Muamalat

Indonesia, Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah dan masih banyak lagi

lainnya. Sedangkan UUS yang ada di Indonesia salah satunya Baitul Mal Wat Tamwil

(BMT). Tidak hanya itu saja sebenarnya masih banyak lembaga keuangan syariah

lainnya seperti asuransi syariah dan pasar modal syariah.

Pengertian dari bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang

memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang diambil dari

Al-Quran dan Hadis Nabi SAW (Sudarsono, 2005). Usaha pembentukan sistem ini

didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam dengan

bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan untuk melakukan investasi untuk

usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal usaha perjudian) di mana hal ini tidak

dapat dijamin dalam sistem perbankan konvensional. Fungsinya sama dengan bank

konvensional yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa keuangan

(17)

lainnya. Tetapi yang membedakan adalah cara operasionalnya, produk, kesepakatan,

dan sistem yang dipakai.

Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia dimulai sejak awal tahun

1990-an. Di Indonesia, pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI).

BMI berdiri tahun 1992, bank ini didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan

beberapa pengusaha muslim Indonesia. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia

telah diatur dalam Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU ini berisikan tentang izin

pendirian Badan Usaha Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) oleh bank

konvensional. Hal tersebut diperkuat lagi dengan adanya UU No. 25 tahun 1992

tentang perkoperasian, serta pasal 33 UUD 45 tentang jati diri kedudukan,

permodalan, dan pembinaan koperasi. PP No. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan

kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi serta KEP.MEN koperasi, dan UKM No.

91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha KJKS.

Pengertian dari BMT sendiri adalah lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syariah), menumbuhkembangkan bisnis usaha

mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela

kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi: baitul

tamwil (bait = rumah, at tamwil = pengembangan harta), yaitu melakukan kegiatan

pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas

ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung

(18)

zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan

peraturan dan amanahnya.

Meskipun bank syariah dan BMT di Indonesia telah berdiri sudah lama, namun

keberadaanya masih kurang diminati masyarakat pada umumnya. Hal ini mungkin

berkaitan dengan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan dari bank-bank syariah dan BMT serta kurangnya sosialisasi dari produk

dan jasa tersebut kepada masyarakat. Padahal dalam kaitanya dengan produk dan

jasa, ada perbedaan yang menyolok antara prinsip-prinsip pada produk dan jasa bank

syariah dengan prinsip dalam produk dan jasa bank konvensional (Sudarsono,2005).

Contohnya produk yang ditawarkan BMT Al-Ijtihad kepada anggotanya sendiri

ada 2 yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Produk penyimpanan dana di

BMT Al-Ijtihad sendiri yaitu Si Suqur, Si Rela, Si Suka, dan Si Haji. Sedang produk

penyaluran dananya yaitu Mudharabah, Musyarakah, Ijaroh, dan Qardhul Hasan.

Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT, menuntut

pihak BMT untuk profesional dalam pelaksanaanya dan mensosialisan

produk-produknya. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin pesat

banyak berdiri lembaga atau perusahaan bahkan atas nama individu yang

menjalankan bisnis jasa akan semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula

pilihan bagi nasabah untuk memilih bank syariah yang mereka inginkan. Bagi

perusahaan yang tidak begitu mempertahankan kualitas pelayanannya maka segera

akan ditinggalkan pelanggan. Hal ini akan menjadi tanggung jawab perusahaan atau

bank untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah agar nasabah

(19)

meningkatkan aset yang dimiliki juga menentukan strategi pemasaran agar bisa

merangkul banyak anggota atau nasabah. Dari strategi itu akan muncul

kendala-kendala yang akan dihadapi pihak BMT. Lalu akan muncul gagasan apakah strategi

yang dilakukan selama ini efektif atau tidak. Maka dari itu penulis akan meneliti

tentang ”Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT

Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga 2014”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan

selama 2012-2014?

2. Bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di

BMT Al-Ijtihad Pabelan?

3. Bagaimana kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan

nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad

selama 2012-2014.

2. Mengetahui strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di

BMT Al-Ijtihad Pabelan.

3. Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam

(20)

Kegunaan dari tugas akhir ini adalah:

1. Kegunaan Bagi Mahasiswa

a. Agar memberikan pengalaman belajar, pengetahuan serta menambah

wawasan bagi mahasiswa tentang strategi pemasaran produk-produk dalam

lembaga keuangan syariah.

b. Sebagai referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian.

c. Sebagai pengembangan pembelajaran yang telah diperoleh selama melakukan

perkuliahan.

2. Kegunaan Civitas Akademik IAIN Salatiga

a. Sebagai literatur bagi perpustakaan kampus IAIN Salatiga.

b. Agar dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa jurusan D III

Perbankan Syariah.

3. Kegunaan Bagi Pengelola Lembaga BMT

Memberi saran dan masukan bagi lembaga untuk memperbaiki kinerja karyawan

serta BMT itu sendiri dalam bagaimana cara untuk melayani nasabah dan

melakukan strategi pemasaran produk.

D. Penelitian Terdahulu

Penilitian terdahulu adalah kajian tentang hasil penelitian yang relevan dengan

masalah yang diteliti. Kegunaan penelitian terdahulu adalah untuk membedakan

antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan serta untuk

melihat persoalan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sejauh penelusuran

(21)

singgung dengan judul yang diangkat dengan penelitian karya ilmiah ini, di antaranya

adalah:

1. Penelitian yang pertama yaitu “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Nasabah Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan

Syariah Magelang yang disusun oleh (Fitria: 2012) dapat disimpulkan:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah

yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) Unit Pelayanan Syariah

Magelang karena BMI sesuai dengan syariah Islam.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah

yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah

Magelang karena BMI dekat dengan rumah.

c. Pembagian bagi hasil yang menguntungkan antara kedua belah pihak yaitu

pihan bank dan pihak nasabah” (Fitria: 2012).

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dengan penelitian yang

dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan Indah Fitri adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito di Bank Muamalat

Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang sedangkan penelitian yang ditulis

oleh penulis adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah nilai

simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

2. Penelitian yang kedua yaitu “Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito

Mudharabah di BPRS PNM Binama Semarang”. Tugas akhir ini disusun oleh

(22)

dalam pemasaran penghimpunan deposito mudharabah BPRS PNM Binama

kepada masyarakat. Strategi yang ditempuh oleh pengelola BPRS PNM Binama

dengan memperluas jaringan dan menggunakan sistem jemput bola (Jannah:

2012).

Perbedaan penelitian yang disusun oleh (Jannah: 2012) dengan penelitian

yang diteliti oleh penulis adalah kalau yang dilakukan Jannah itu hanya satu tahun

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perkembangan nilai

simpanan selama tiga tahun.

3. Penelitian yang ketiga yaitu “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen

(Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” oleh (Mulya: 2013). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa segmen deposito BPR Kartasura Makmur

terbagi menjadi dua segmen. Segmen yang pertama adalah berbasis pelayanan

karena deposan memilih membuka deposito dengan alasan pelayanan dan

fasilitas, sedangkan segmen kedua adalah berbasis manfaat disebabkan deposan

memilih membuka deposito karena alasan suku bunga dan investasi. Variabel

segmentasi yang digunakan BPR Kartikasura Makmur adalah demografi, geografi

dan manfaat (Mulya: 2013).

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen

(Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” adalah kalau penelitian

yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) itu pembagian nasabah berdasarkan

pelayanan dan suku bunga investasi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

(23)

4. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sulhida Silmi dalam Jurnal Ilmiah

yang berjudul “Persepsi Nasabah tentang Relationship Marketing dan

Pengaruhnya terhadap loyalitas (Studi pada Nasabah Tabungan Utama PT Bank

Mega Syariah Cabang Malang”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa

nasabah menyatakan loyal terhadap PT Bank Mega Syariah Cabang Malang yang

diukur dengan relationship marketing yang terdiri dari kepercayaan, komitmen

dan komunikasi. Relationship marketing (kepercayaan) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega

Syariah Cabang Malang. Relationship marketing secara simultan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega Syariah Cabang

Malang (Sulhida: 1).

5. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rinda Asytuti dalam Jurnal Muqtasid

(Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah) yang berjudul “Kritik terhadap

Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan Eksperiental Marketing). Hasil dari

penelitian ini adalah, bahwa salah satu upaya peningkatan share perbankan

syariah dapat dilakukan melalui penguatan pemasaran. Seperti diketahui, bisnis

perbankan adalah salah satu bisnis kategori high kompetitif dikarenakan produk

dan supplynya yang tinggi, untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang efisien

dan efektif guna memenangkan persaingan. Salah satu pendekatan strategi

pemasaran yang dapat dilakukan adalah pemuasan eksperiental (pengalaman)

pelanggan. Melalui pendekatan eksperiental marketing dapat memberikan

kepuasan pengalaman yang akan memberikan stimulus bagi terciptanya kesadaran

(24)

E. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan sistem

atau suatu cara kerja untuk memahami suatu subjek atau objek sebagai upaya untuk

menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

ditanggung keabsahannya. Tujuan metode penelitian ini sendiri adalah mencari

informasi yang dibutuhkan untuk judul yang saya buat (Hasan, 2000).

Metode penelitian yang saya gunakan adalah :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian dari tugas akhir yang saya buat ini adalah penelitian kualitatif.

2. Tipe penelitian

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian ditujukan untuk menggambarkan

suatu keadaan secara apa adanya. Jadi di sini peneliti tidak melakukan manipulasi

terhadap objek penelitian.

3. Teknik pengumpulan data

a. Observasi langsung

Penelitian ini dilakukan langsung kepada objek yang akan diteliti yaitu BMT

Al-Ijtihad Pabelan.

b. Metode interview

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan sistem tanya jawab antara

narasumber yang bersangkutan dengan penulis penelitian tersebut (A. Black

dan J. Champion, 1992: 285). Metode ini dengan cara melakukan wawancara

(25)

accounting BMT Al-Ijtihad Bp. Sigit Adi Purhita S.E, marketing BMT Bp.

Triyanto dan teller BMT Ibu Sari Oktaviani.

c. Metode dokumentasi

Menurut Moleong (2011: 248) upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu

dengan mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data ini dilakukan

dengan mengumpulkan data-data sesuai prosedur yang ada di BMT Al-Ijtihad

Pabelan.

4. Teknik analisis data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian atau

sumber data akurat. Data ini didapatkan dari BMT Al-Ijtihad Pabelan,

sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data

perkembangan anggota yang menyimpan dana di BMT Al-Ijtihad Pabelan ini.

b. Data Skunder

Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BMT

Al-Ijtihad Pabelan, antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BMT AL-Ijtihad

Pabelan yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir, dan lain-lain (Moleong,

(26)

F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dari proposal ini adalah :

1. BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan yang

kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat kecil berupa

zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat kecil, faqir,

miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan

Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013)

2. Strategi pemasaran secara umum adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu

dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya

untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Kotler, 2001).

3. Si Suka (Simpanan Berjangka) adalah simpanan ini bedasarkan akad wadiah yad

dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 3, 6, 12, 18 atau

24 bulan serta mendapat bagi hasil yang sudah disepakati pada saat akad, dan

apabila diambil diluar jatuh tempo akan dikenakan denda pada saat penarikan.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Pada penulisan tugas akhir ini terdapat satu bab yang terdiri dari beberapa sub

bab yang diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan teori ini membahas tentang telaah pustaka, karangka teori yang

(27)

produk penghimpun dana dan penyaluran dana yang ada di BMT. Kedua konsep

strategi pemasaran yang terdiri dari pengertian strategi, prinsip dalam pemasaran,

macam- macam strategi pemasaran. Ketiga pengertian deposito, prosedur pembukaan

rekening deposito dan macam-macam deposito.

Bab III Laporan objek tugas akhir ini adalah salah satu BMT yang berada di

daerah Salatiga dan sekitarnya yaitu BMT Al-Ijtihad Pabelan. Untuk melakukan

penyusunan tugas akhir, penulis melakukan peninjauan terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, yang

berjudul “Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di

BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014” mulai dari sejarah

berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan, visi dan misi BMT, tujuan berdirinya BMT,

alamat BMT, susunan struktur organisasi, dan penjabaran tugas serta wewenang

masing-masing pekerja yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

Bab IV Analisis dalam bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara

menganalisa masalah yang dihadapi oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan yang terkait serta

jalan keluar atau saran yang diberikaan kepada BMT Al-Ijtihad Pabelan oleh penulis

yaitu tentang bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad

Pabelan selama 2012 hingga 2014, bagaimana strategi pemasaran dalam

meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan, bagaimana

kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan

berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

Bab V Penutup dalam bab ini membahas kesimpulan dan saran yang didapatkan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)

1. Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)

Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia akhir-akhir ini

sangat pesat pertumbuhannya. Berbagai lembaga keuangan banyak yang

bermunculan baik lembaga keuangan makro seperti bank syariah maupun

lembaga keuangan mikro lainnya seperti BMT. Sebenarnya sejak zaman

Rosulullah SAW sudah ada lembaga keuangan tetapi bukan BMT melainkan

baitul mal. Baitul mal yang ada di zaman Rosulullah SAW adalah lembaga

keuangan yang menerima pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan

(expenditure). Baitul mal yang didirikan oleh Rosulullah SAW tidak

mempunyai bentuk yang formal sehingga memberikan fleksibilitas yang

tinggi dan nyaris tanpa birokasi.

Baitul mal zaman Rosulullah SAW bukan hanya lembaga BAZIS yang

dikenal sekarang akan tetapi baitul mal yang memainkan kebijakan fiskal

sebagaimana yang dikenal ekonomi sekarang. Kebijakan fiskal yang

dilakukan akan memberikan dampak langsung pada tingkat investasi dan

secara tidak langsung memberikan dampak pada tingkat inflasi dan

pertumbuhan ekonomi (Muhammad, 2003).

(29)

Akhir-akhir ini Usaha Menengah Kebawah Mikro (UMKM) di

Indonesia perkembanganya sangatlah pesat. Salah satu UMKM yang

berkembang saat ini adalah koperasi dan BMT. Perkembangan BMT di

Indonesia muncul sejak diprakarsainya bank syariah tahun 1990 oleh Majelis

Umum Indonesia (MUI). Munculnya bank syariah ini karena adanya

Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan pada tanggal

22-25 Agustus 1990 yang diperkasai oleh MUI. Hasil Lokakarya tersebut

dilanjutkan dan dibahas dalam Musyawarah Nasional IV (MUNAS IV) MUI

di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Hasil munas membentuk tim perbankan MUI

yang bertugas mensosialisasikan rencana pendirian bank syariah di Indonesia.

Selanjutnya pada tanggal 1 November 1991 tim ini berhasil mendirikan Bank

Muamalat Indonesia (BMI) yang beroperasi sejak September 1992. Pada awal

kehadiran BMI ini belum mendapat perhatian khusus dari pemeritah dan

lembaga industri yang ada di Indonesia. Namun perkembangan BMI dapat

tetap eksis. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 baru telah

mengilhami pemerintah memberikan perhatian dan mengatur secara luas

dalam undang-undang serta memacu berdirinya bank-bank syariah lainnya.

Kehadiran BMI ini diharapkan mampu membangun sistem keuangan

ekonomi dan dapat menyentuh kalangan bawah. Akan tetapi pada

pelaksanaanya terhambat oleh adanya peraturan undang-undang yang

mengatur prosedur perbankan. Sehingga dibentuklah Bank Perkreditan Rakyat

Syariah (BPRS) yang diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada

(30)

yaitu terhambat oleh adanya pemusatan kekayaan hanya pada segelintir orang

yakni para pemilik modal. Sehingga komitmen untuk membantu masyarakat

bawah terhalang oleh kendala baik dari sisi hukum maupun teknis.

Kemudiaan dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan

syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis

tetapi juga sosial. Lembaga tersebut adalah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT).

BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan

yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat

kecil berupa zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat

kecil, faqir, miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang

telah ditetapkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013).

BMT adalah lembaga keuangan yang sama fungsinya seperti bank

syariah. Yang membedakan adalah di dalam bank syaraiah menawarkan tiga

produk sedangkan di BMT hanya menawarkan dua produk saja yaitu produk

penyimpan dana atau yang biasa disebut funding dan penyaluaran dana atau

lending.

Sebenarnya di BMT ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran

dana yang secara teknis finansial dapat dikembangkan sebuah lembaga

keuangan Islam termasuk BMT. Namun dalam prakteknya sebagian besar

BMT masih membatasi diri dengan penerapan beberapa produk saja yang

dianggap aman oleh BMT. Misal dalam memobilisasi dana BMT lebih

menyukai produk bagi hasil mudharabah dengan pertimbangan tidak terlalu

(31)

penerapannya. Akan tetapi apabila menyalurkan dananya kembali kepada

masyarakat dalam bentuk fasilitas penyaluran dana, BMT lebih

mengedepankan produk murabahah dengan alasan dalam penerapan BMT

bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal yang dibutuhkan

oleh anggota. Mula-mula BMT membeli barang sebagaimana dimaksud

kepada pihak ketiga dengan harga tertentu, secara langsung atau yang

mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut dijual kepada

nasabah dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan yang telah

disepakati bersama..

2. Produk-Produk BMT

a. Produk Penghimpun Dana 1) Prinsip wadi’ah yad dhamanah

Akad wadi’ah menurut pasal 20 ayat 17 komplikasi Hukum

Ekonomi Syariah (2009) ialah penitipan dana antara pihak pemilik dan

penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut dari

pihak yang menitpkan dana.

Menurut Ascarya macam-macam simpanan wadi’ah yang ada di BMT

pada umumnya yaitu:

a) Wadi’ah yad amanah

Wadi’ah yad amanah adalah akad penitipan di mana pihak

penerima titipan tidak diperbolehkan menggunakan barang atau

uang yang dititipkan dan menjaga sesuai dengan kelaziman dan

(32)

titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima.

Pihak penerima titpan dapan membebankan biaya kepada penitip

sebagai biaya penitip.

b) Wadi’ah yad dhamanah

Wadi’ah yad dhamanah adalah akad penitipan barang di mana

pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat

memanfaatkan barang titipan dan harus bertanggung jawab

terhadap kehilangan atau kerusakan barang. Semua manfaat dan

keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut

menjadi hak penerima titipan.

2) Prinsip Tabungan Mudharabah

Produk BMT mudharabah adalah produk yang banyak

digunakan di perbankan maupun BMT di Indonesia untuk

menyalurkan kepada masayarakat. Produk ini juga banyak diminati

masyarakat baik masyarakat biasa maupun masyarakat kalangan atas.

Mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan

prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle),

dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di mana pihak

pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut shabib

al-maal atau rabb al-mal, sedang yang kedua memliki keahlian (skill)

dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen usaha

(33)

dibagi berdasarkan kesepakatan pada saat aqad sedangkan kerugian

hanya ditanggung oleh pemilik modal(PSAK: 105).

b. Produk Penyaluran Dana a) Prinsip Mudharabah

Produk pembiayaan mudharabah adalah salah satu akad kerjasama

kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss

sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di

mana pihak pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut

shabib al-maal atau rabb al-mal , sedang yang kedua memliki keahlian

(skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen

usaha halal tertentu atau disebut mudharib di mana keuntungan dibagi

berdasarkan kesepakatan awal sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh

pemilik modal (PSAK 105).

b) Prinsip Musyarakah

Akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan

sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut

meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan syariah (PSAK: 106).

c) Prinsip Murabahah

Murabahah adalah salah satu produk penyaluran dana yang

digemari BMT karena karakternya yang (profitable) mudah dalam

(34)

Dalam penerapan BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual

barang halal yang dibutuhkan oleh anggota. Mula-mula BMT membeli

barang sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga dengan harga tertentu,

secara langsung atau yang mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya

barang tersebut dijual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah

ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama (PSAK: 102).

d) Bai’ As-Salam

Bai’ As-Salam adalah jual beli dengan cara pemesanan dan

pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu. Pembayaran

harus dibayar pada waktu yang disepakati saat akad dilakukan. Sedangkan

waktu penyerahan barang berdasarkan kesepakatan dengan kualitas dan

jumlah yang disepakati pula (PSAK: 103).

e) Bai’Al-Istishna’

Bai’Al-Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tetentu yang

disepakati antara pemesan dan penjual barang. Pada prinsip bai’ al

-Istishna’ ini biasanya BMT melakukan untuk pembiayaan manufaktur dan

konstruksi jangka pendek. Walaupun hampir sama akad antara bai’ al

-istishna’ dengan bai’ as-salam hampir sama dalam akadnya, akan tetapi

prinsip antara keduanya tetap berbeda (PSAK: 104).

f) Al Ijarah

Al Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa

(35)

dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam transaksi

yang dilakukan BMT pada umumnya, BMT menyewakan suatu aset yang

sebenarnya telah dibeli oleh BMT kepada nasabahnya dalam jangka waktu

tertentu dengan jumlah sewa yang sudah disepakati pada saat akad

(Karim, 2007: 289).

B. Konsep Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar

orientasi dan dukungan pelanggan, serta memposisikan dalam mengawasi

rantai nilai (Alma, 2007). Definisi pemasaran menurut American Marketing

Association (AMA) seperti yang dikutip oleh Rhenald Kasali (1998: 53)

pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap

konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide

dan jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan

lembaga-lembaganya.

Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan dan keputusan yang

mengharuskan perusahaan menentukan visi, misi dan tujuan perusahaan,

melakukan analisis eksternal dan internal, menentukan strategi yang sesuai,

mengimplementasikan strategi, serta mengevaluasi, memodivikasi atau

merubah strategi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengertian tersebut

mengandung fungsi-fungsi dasar pemasaran, yaitu perencanaan (plaining)

pengorganisasian (organising), implementasi (implementing), dan

(36)

2. Macam-macam Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran sangat berpengaruh untuk kemajuan sebuah

perusahaan yang menawarkan barang atau jasa. Salah satu strategi pemasaran

yang ada saat ini adalah marketing mix (bauran pemasaran). Kegiatan ini

dilakukan secara bersamaaan di antara elemen-elemen yang ada di dalam

marekting mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri

tanpa dukungan dari elemen lainnya.

Penggunaaan bauran pemasaran di dunia perbankkan dilakukan dengan

menggunakan konsep-konsep sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam

praktiknya konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran produk

barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa

diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.

Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P

yaitu: 1) Product; 2) Price; 3) Place; 4) Promotion. Sementara itu, Boom dan

Bitner menambah dalam analisis jasa, bauran pemasaran di samping empat P

seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu: 1) People

2) Phsycal Eviden 3) process. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa secara keseluruhan pengguna konsep bauran pemasaran untuk produk

jasa jika digabungkan menjadi tujuh P. Berikut tujuh P di atas serta

penjelasannya (Kotler dan Amstrong, 2012):

a. Produk (product)

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010: 274), “Produk

(37)

perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi

keinginan atau kebutuhan”. Produk di dalam dunia perbankkan adalah

menawarkan produk-produk yang ada di bank tersebut.

b. Harga (price)

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010: 281) harga adalah,

“Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta

pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan,

maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam

dunia perbankkan yang dimaksut dengan harga adalah penentuan biaya

administrasi dari awal pembukaan rekening sampai penutupan rekening.

c. Promosi (promotion)

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual

kepada konsumen atau nasabah dalam saluran penjualan barang dan jasa

yang ada di perusahhan tersebut. Melalui periklanan suatu perusahaan

mengarahkan komunikasi pada nasabah masyarakat melalui media-media

yang disebut dengan media masa seperti koran, majalah, tabloid, radio,

televisi dan direct mail (Tjiptono, 2008).

d. Lokasi/ Tempat (place)

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu

keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen,

namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau imvestasi tempat

(38)

dengan reducing biaya marketing, sebalik lokasi yang kurang strategis

akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen

agar berkunjung. Dekorasi dan desain, sering menjadi daya tarik tersendiri

bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan

yang memberikan kenyamanan (Kotler, 2012).

e. Orang (people)

Dalam hubungan ini orang berfungsi sebagai penyedia berupa

ativitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk diberikan kepada

nasabah. Oleh sebab itu orang/ pegawai merupakan salah satu kunci

penting keberhasilan perusahaan jasa yang langsung memberikan kesan

dalam penyampaian jasa. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pagawai

harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu

memberikan pelanggan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

f. Proses (Process)

Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan

diberikan kepada nasabah. Proses merupakan gabungan semua aktivitas,

umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas,

dan hal-hal rutin di mana jasa disampaikan kepada nasabah.

g. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Bukti fisik di sini merupakan bukti jasa yang telah diciptakan yakni

(39)

C. Pengertian Simpanan Berjangka( Deposito) 1. Pengertian Simpanan Berjangka / Deposito

Simpanan berjangka adalah simpanan yang berdasar akad wadiah yad

dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 1, 3, 6, atau 12

bulan serta mendapatkan bagi hasil sesuai pada saat akad. Simpanan

berjangka dikalangan masyarakat disebut deposito.

Saat ini dalam dunia perbankan, banyak menawarkan jenis tabungan

untuk menarik masyarakat agar membuka tabungan di bank tersebut. Salah

satu jenis tabungan yang ditawarkan kepada nasabah apabila nasabah

mempunyai uang dalam jumlah yang cukup besar tanpa khawatir akan diincar

para penjarah, maka sekarang bank memberikan fasilitas penyimpanan uang

dengan bentuk deposito. Deposito banyak diminati oleh para pengusaha dan

pemilik uang karena mempunyai beberapa kelebihan dari pada cara

penyimpanan uang yang lain, seperti tabungan, giro, kliring dan lain

sebagainya. Tidak seperti jenis simpanan lainnya, deposito penyimpanan dan

pengambilannya ditentukan oleh waktu yang telah disepakati, baik 1, 3, 6, 12

dan 24 bulan, sehingga menguntungkan bagi pihak bank untuk mengelola

simpanan nasabah tersebut dalam jangka panjang, sedangkan bagi nasabah,

deposito menawarkan pembagian keuntungan dengan suku bunga yang cukup

tinggi dibandingkan dengan simpanan lainnya dalam sistem perbankan

(Trihartono, 1995). Menurut UU No. 10/ 1998, Pasal 1 ayat 7 (1998: 7) yang

(40)

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito

Seperti halnya dengan tabungan, maka deposan yang akan

mendepositokan uangnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun

ketentuan-ketentuan umum untuk menjadi nasabah deposito adalah sebagai

berikut:

a. Nasabah cukup datang ke bank yang dipercaya agar dapat menjamin uang

deposan agar tidak akan hilang.

b. Nasabah diharapkan mengisi beberapa formulir aplikasi yang memuat

tentang jumlah nominal simpanan dan jangka waktu yang nasabah pilih.

Dalam pelaksanaannya, simpanan deposan ditulis dalam bentuk surat

pernyataan yang dibubuhi meterai, sehingga mempunyai kekuatan hukum

yang sah.

c. Menyerahkan fotocopy KTP atau identitas nasabah untuk dicatat, baik

nama, alamat dan pekerjaan. Untuk perorangan menyerahkan foto copy

KTP/ SIM/ Paspor/ Identitas lainnya. Sedangkan untuk badan usaha:

Menyerahkan foto copy KTP/ SIM/ Paspor/ Identitas lainnya bagi yang

berhak atas deposito tersebut. Menyerahkan NPWP, TDP, SIUP, Akte

Perusahaan dan ligelitas lainnya.

d. Proses terakhir adalah penyetoran. Proses ini merupakan akhir dari proses

menjadi deposan suatu bank. Dengan menyetor nominal tersebut, nasabah

(41)

memegang simpanan deposito) maka bank menerbitkan bilyet deposito

yang terdiri atas:

1) 1 (satu) lembar asli untuk deposan, bermeterai dan ditanda tangani

oleh pejabat bank yang bersangkutan.

2) 1 (satu) lembar untuk Bank Indonesia sebagai penagih premi (subsidi

bunga) dari Bank Indonesia.

3) 1 (satu) lembar untuk bukti pembukuan (bersama formulir).

4) 1 (satu) lembar untuk pelunasan.

3. Macam-Macam Deposito

Sebagai gambaran jangka waktu deposito yang berlaku pada beberapa bank,

dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Simpanan deposito kurang dari 3 bulan;

b. Simpanan deposito jangka waktu 3 bulan; c. Simpanan deposito jangka waktu 6

bulan; d. Simpanan deposito jangka waktu 12 bulan; e. Simpanan deposito jangka

waktu 24 bulan.

Simpanan deposito pada saat ini digemari oleh para pengusaha karena

mempunyai kekuatan untuk dijadikan jaminan pembiayaan. Tentu saja dengan

batas nominal yang telah ditentukan dan disesuaikan jumlah pembiayaan yang

diajukan. Adapun aturan main setiap bank berbeda-beda di dalam pembayaran

tersebut. Yang perlu dijadikan perhatian adalah di dalam pembayaran tersebut

disertai neraca laporan dan disertai pula dengan kuitansi bermeterai.

(42)

a. Time deposit

Time deposit atau lebih dikenal dengan istilah “depositoberjangka”, yaitu

deposito yang terikat oleh waktu yang telah ditentukan. Apabila waktu yang

ditentukan itu habis, maka deposan dapat menarik simpanan deposito

berjangka itu dari bank atau sebaliknya memperpanjang simpanan deposito

berjangka itu dengan suatu periode tertentu yang diinginkan. Sedangkan

apabila nasabah atau anggota apabila menarik deposito tidak sesuai akad yang

disetujui biasanya bank mengenakan potongan sesuai dengan ketentuan yang

diberlakukan oleh suatu bank ataupun BMT (Kasmir, 2002).

Deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu, Jangka waktu

deposito biasanya bervariasi mula dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24

bulan. Deposito berjangka ini diterbitkan atas nama baik lembaga maupun

perorangan, dan biasanya untuk menarik deposan bank biasanya menyediakan

berbagai insentif atau bonus untuk menarik nasabah agar membuka rekening

deposito.

b. Deposit on call

Deposit on call adalah uang simpanan tetap berada di bank selama

belum dibutuhkan oleh pemiliknya (penyimpan). Apabila penyimpan uang itu

akan menarik simpanannya, maka terlebih dahulu harus memberitahukan

kepada pihak bank. Masa pemberitahuan kepada bank itu dilakukan adalah

tergantung kepada akad yang diadakan antara penyimpan (deposan) dengan

pihak bank (ada yang setahun, dua bulan dan sebagainya) doposit on call biasa

(43)

Dalam prakteknya, deposito jenis doposit on call ini pengambilannya

berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan

dengan kesepakatan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati

bersama. Misalnya 1 (satu) hari sebelum pengambilan harus sudah

memberitahukan terlebih dahulu ke pihak bank.

c. Deposito Automatic Roll Over

Jika deposito sudah jatuh tempo, tetapi pinjaman pokok belum

diuangkan berarti uang anda dapat menganggur tanpa berbunga, uang dapat

secara otomatis diperhitungkan bunganya begitu jangka deposito habis. Uang

anda akan diberi bunga dan uang tidak pernah menganggur seandainya anda

lupa menarik deposito yang sudah jatuh tempo.

d. Demand deposit

Demand deposit (rekening koran giro) adalah penyimpan dapat

menyimpan atau menarik dananya pada atau dari bank setiap saat yang

(44)

BAB III

LAPORAN OBJEK

A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan

Pada awalnya BMT Al-Ijtihad Pabelan merupakan sebuah lembaga

keuangan syariah yang berdiri dan berkembang di daerah Kecamatan Pabelan,

Kabupaten Semarang pada tanggal 4 Oktober 1998. Saat itu pengelolaan BMT

Al-Ijtihad Pabelan dipercayakan kepada 3 orang pengelola yang telah

mendapatkan pelatihan dari Dinas Koperasi dan LSM Pinbuk melalui Proyek

Penaggulangan Pekerja Terampil (P3T) di Asrama Haji Donohudan Solo.

Pada awal tahun 2011, untuk melayani kebutuhan anggota di Kecamatan

Pabelan bagian Timur, maka BMT Al-Ijtihad mendirikan kator cabang di daerah

pasar Wates, Terban, agar lebih dekat dengan para anggota dan untuk

meningkatkan pelayanan. Setelah dibukanya kantor cabang di Wates

perkembangan aset dan jumlah BMT Al-Ijtihad dari waktu ke waktu mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat.

B. Visi, Misi dan Tujuan

1. Visi dan misi dari BMT Al- Ijtihad adalah:

a. Visi

Visi dari BMT Al-Ijtihad adalah membangun perekonomian umat dengan

melaksanakan sistem ekonomi Islam.

(45)

b. Misi

Misi dari BMT Al-Ijtihad adalah menjadi koperasi jasa keuangan syariah

yang menguntungkan, sehat, berkembang dan profesional di tingkat

Kabupaten Semarang.

2. Tujuan

Tujuan dari dibentuknya BMT Al-Ijtihad adalah sebagai berikut:

a. Melayani kebutuhan dana masyarakat pada khususnya dan pada anggota

pada umumnya, serta kebutuhan sebuah lembaga keuangan yang dapat

memberikan jasa simpan pinjam dengan sistem yang sesuai dengan

syariah Islam.

b. Ikut mengembangkan usaha ekonomi produktif terutama dilapisan

masyarakat pengusaha kecil atau mikro dengan modal pembiayaan.

c. Mengenalkan dan memasyarakatkan keberadaan lembaga keuangan yang

dikelola dengan sistem syariah sebagai satu-satunya alternatif

menghindari perputaran dana dari unsur riba.

C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan

1. Alamat Kantor BMT Al- Ijtihad Pabelan

Kantor Pusat Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Ijtihad Pabelan

terletak di Jl. Pemuda No. 95 Pabelan – Kab. Semarang, sedangkan kator

cabang terletak di Pasar Wates Blok B Terban, Pabelan Semarang. Telp/ Fak :

(46)

2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan

Berikut ini susunan organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad dan susunan

organisasi kantor pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan dan BMT Al-Ijtihad Cabang

Wates

a. Gambar Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad

Gambar 3. 1 Struktur organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad.

Ketua : Sumarno, S.E

Sekertaris : Bowo Wahyu Hidayat, Spd

Bendahara : Dra. H. Iis Asmaul M

Ketua

(47)

b. Gambar Struktur Organisasi Kantor Pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan

dan BMT Al-Ijtihad Cabang Wates

Gambar 3. 2

Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad

Struktur Organisasi Kantor Pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan

- Manajer Pusat : Sumarno, SE

- Accounting :Sigit Adi Puruhita, SE

- Teller : Sari Oktaviani

- Pembiayaan / Marketing : Muttaqin

- Marketing 1 : Mas„an

- Marketing 2 : Triyanto

Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Cabang Wates

- Manajer Cabang : Mohammad Wahyudi

- Teller 1 : Rahayu Ridayanti

Pengurus

Manager Pusat

Teller Pembiayaan Marketing

Manager Cabang

Teller Pembiayaan Marketing

(48)

- Teller 2 : Nur Hidayah

- Pembiayaan / Marketing :Ahmad Syarif

- Marketing : Wahyu Kurniawan

3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Karyawan BMT

Al-Ijtihad Pabelan

a. Pengurus

1) Tugas :

Tugas dari pengurus yaitu:

a) Menyelenggarakan RAT (Rapat Tahunan Anggota).

b) Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan

persetujuan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

c) Mengevaluasi kegiatan BMT.

d) Mensosialisasikan BMT.

e) Menyelenggarakan rapat pengurus untuk evaluasi bulanan dan

juga perkembangan kinerja BMT, bersama pengelola menentukan

dan membuat kebijakan strategi BMT.

f) Menandatangani surat dan dokumen yang berhubungan dengan

lembaga lain.

2) Wewenang :

Wewenang dari pengurus yaitu:

a) Mengangkat dan memberhentikan general manajer.

b) Menyetujui atau menolak tentang pembiayaan yang nilainya di

(49)

persetujuan pengurus yang lain, kerjasama dengan pihak lain

(investor asing) yang diusulkan oleh pengurus lain, anggaran yang

diajukan oleh general manajer dengan pertimbangan bendahara

pengurus.

c) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan oleh general

manajer.

d) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika

berhalangan.

e) Dengan general manajer memilih dan memutuskan kantor akuntan

publik yang ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelolaan.

b. Manajer

1) Tugas

Tugas dari manajer yaitu:

a) Menjalankan pencapaian target yang ditetapkan oleh pusat.

b) Memanagemen dan mengelola tingkat cabang

c) Membuat draf pencapaian target secara periodik.

d) Memberikan pengarahan pada karyawan tingkat cabang untuk

mengatur keseharian agar terencana.

e) Mengadakan brefing dan evaluasi setiap jangka waktu yang

ditentukan.

f) Membuat suasana Islami ditingkat cabang.

(50)

2) Wewenang:

Wewenang dari manajer yaitu:

a) Sebagai pengambil keputusan untuk masalah-masalah tingkat

cabang.

b) Mengadakan evaluasi terhadap bawahan.

c) Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

kator cabang.

d) Membuat rencana jangka pendek.

e) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang dituju.

f) Menyelenggarakan RAT.

g) Menyusun dan merumuskan kebijakan di kator cabang.

c. Account Manager (AM)

1) Mencari nasabah funding maupun lending.

2) Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan

nasabah seperti :

a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah.

b) Melakukan komunikasi yang intensif dan membantu memberikan

solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk dan jasa.

3) Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan

(51)

4) Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio

pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas

setiap pembiayaan yang telah diberikan.

5) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara aktif

yang memerlukan pelayanan jasa perbankan.

6) Menyusun strategi dan sosialisasi kepada nasabah baik dalam rangka

penghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian pembiayaan

secara efektif dan terarah.

7) Berkewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan perbankan

terhadap nasabah maupun calon nasabah.

8) Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari.

d. Teller

Tugas dari teller yaitu:

1) Memperbaiki mekanisme penyaluran dana dari masyarakat.

2) Mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam proses pencatatan.

3) Memberikan pelayanan kepada anggota, baik penarikan maupun

penyetoran.

4) Menandatangani formulir keanggotaan atau simpanan dan slip dari

(52)

5) Melayani keluhan anggota baik yang berkenaan dengan lending

ataupun funding.

e. Pembiayaan

Tugas dari bagian pembiayaan yaitu:

1) Menyususun anggaran dan melaksanakan realisasi pembiayaan lunak

(wadiah muqayyadah, mudharabah muqayyadah, dan qardhul hasan).

2) Menyiapkan kegiatan sosial yang bekerjasama dengan pihak lain yang

tidak mengikat.

3) Merencanakan dan menjalankan aktifitas kegiatan sosial seperti

pelayanan kesehatan cuma-cuma, kegiatan donor darah dan lain-lain.

f. Marketing

Marketing bertugas memasarkan produk-produk yang ada di BMT

baik produk simpanan maupun produk pembiayaan. Selain itu bertugas

dan berwenang mencatat hasil transaksi, memasukkan data-data transaksi

pada komputer serta mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam proses

(53)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad dari Tahun 2012 hingga 2014

Simpanan berjangka merupakan salah satu layanan yang ditawarkan oleh

BMT Al-Ijtihad Pabelan untuk berinvestasi jangka panjang kepada para anggota

maupun calon anggota baru BMT. Produk simpanan berjangka ini sudah ada

sejak berdirinya BMT. Menurut data yang diperoleh megenai peningkatan nilai

simpanan berjangka sejak 2012 hingga 2014 menunjukan perkembangan yang

memuaskan.

Dalam laporan analisis yang diperoleh dari buku laporan tahunan BMT

Al-Ijtihad Pabelan termuat informasi berapa jumlah nilai simpanan berjangka tahun

2012 sampai 2014 di BMT Al-Ijtihad Pabelan:

Tabel Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT Al-Ijtihad Pabelan Tahun 2012 – 2014

No Tahun Jumlah Prosentase

1 2012 Rp. 470.731.250, 00

2 2013 Rp. 563.750.000, 00 16,5%

3 2014 Rp. 687.500.000, 00 18%

Tabel 4.1 Tabel tingkat perkembangan nilai simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad

Pabelan.

Dari tabel di atas dapat dilihat pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka

di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan

(54)

dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp

470.731.250,00 tahun 2013 naik 16,5% dengan jumlah nilai simpanan berjangka

Rp. 563.750.000,00 dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik

18% yaitu menjadi Rp. 687.500.000, 00.

Dari data tersebut maka tingkat pertumbuhan nilai simpanan berjangka dari

tahun 2012 hingga 2014 selalu meningkat dikarenakan kepercayaan masyarakat

Indonesia terhadap lembaga keuangan syariah yang meningkat dan

mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap BMT Al-Ijtihad Pabelan juga

meningkat.

B. Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan

Dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka, pihak BMT Al-Ijtihad

Pabelan melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain:

1. Strategi pemasaran simpanan berjangka menurut hasil wawancara dengan

Bapak Sigit Adi Puruhita, S. E pada hari rabu 29 Juli 2015 pukul 14.00 yaitu:

a) Memasarankan produk-produk kepada anggota yang datang ke kantor.

b) Mengenalkan nominal kepada anggota BMT yang datang ke kantor.

c) Mempromosikan dengan menawarkan produk kepada anggota dan

calon anggota baru BMT.

d) Mensosialisasikan simpanan untuk meningkatkan kepercayaan kepada

masyarakat untuk mengembangkan usahanya dengan cara melakukan

sosialisi kepada masyarakat dengan membagikan brosur-brosur

(55)

2. Strategi pemasaran produk Si Suka yang dilakukan BMT Al-Ijtihad menurut

hasil wawancara dengan Bapak Triyanto pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015

pukul 11:00 beliau menambahi yaitu:

a. Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat karena dengan

pelayanan yang ramah, mudah dan cepat masyarakat akan merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan. Memberikan sikap yang ramah pada

masyarakat membuat masyarakat merasa dihormati dan dihargai, sehingga

ketertarikan masyarakat untuk bergabung menjadi calon anggota BMT

akan semakin kuat.

b. Menggunakan sistem Jemput Bola. Yang dimaksut sistem jemput bola

adalah dengan cara melakukan pendekatan dengan anggota BMT.

Pendekatan ini dilakukan dengan cara petugas langsung mendatangi calon

anggota, petugas leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan syariah

serta sistem dan prosedur operasional BMT. Dan juga layanan tersebut

diberikan kepada nasabah yang ingin dananya diambil langsung tidak

perlu nasabah datang ke kantor, akan tetapi dari pihak pegawai BMT akan

langsung mendatangi nasabah yang ingin bertransaksi.

c. Menggunakan istilah atau bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh

masyarakat umum.

d. Menyebarkan brosur-brosur kepada masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad.

e. Memanfaatkan eratnya hubungan emosional. Dalam menarik masyarakat

untuk dijadikan calon anggota, para petugas BMT juga memanfaatkan

(56)

Al-Ijtihad Pabelan. Mereka mengajak keluarga dan saudaranya untuk

bergabung menjadi calon anggota di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

3. Strategi pemasaraan produk Si Suka BMT Al-Ijtihad menurut Ibu Sari

Okaviani pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 13.00 beliau menambahi:

a. Menawarkan kepada calon anggota baru yang datang ke kantor BMT

Al-Ijtihad Pabelan apabila ingin berinvestasi jangka panjang.

b. Menentukan target baru atau sasaran baru anggota yang belum membuka

simpanan berjangka.

c. Mengajukan proposal penawaran kerjasama dalam pengelolaan tabungan

dengan sekolah sekitar BMT dan kumpulan PKK kampung sekitar BMT.

d. Melakukan promo dengan adanya hadiah yang akan diberikan kepada

anggota BMT.

Dari tiga pernyataan dari tiga karyawan BMT Al-Ijtihad Pabelan dalam

meningkatkan nilai simpanan berjangka, pihak BMT Al-Ijtihad Pabelan

melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain:

Marketing mix (bauran pemasaran) yaitu:

1. Produk (Product)

BMT menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah.

Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat sekitar

BMT Al-Ijtihad Pabelan.

2. Harga (price)

BMT Al-Ijtihad Pabelan menentukan jumlah nominal simpanan

(57)

simpanan berjangka lebih besar dengan lembaga keuangan lainnya untuk

menarik pelanggan. Tidak hanya itu saja BMT Al-Ijtihad juga menawarkan

biaya administrasi dari pembukaan sampai penutupan rekening yang lebih

murah dibanding dengan lembaga keuangan lainnya.

3. Promosi (Promotion)

BMT Al-Ijtihad melakukan promosi dengan cara menyebarkan

brosur-brosur kepada masyarakat, memasang iklan di kaca belakang angkutan kota

dan menjadi sponsor sebuah acara olahraga yang dilakukan oleh masayarakat

sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan dengan menggunakan istilah yang digunakan

mudah dipahami oleh masyarakat umum. Melakukan promo dengan adanya

hadiah yang akan diberikan. Mengajukan proposal penawaran kerjasama

dalam pengelolaan tabungan dengan sekolah sekitar BMT dan kumpulan PKK

kampung sekitar BMT. Tidak hanya itu saja, dalam strategi promosi, BMT

Al-Ijtihad menggunakan sistem jemput bola yaitu dengan cara melakukan

pendekatan dengan anggota BMT. Pendekatan ini dilakukan dengan cara

petugas langsung mendatangi calon anggota, petugas leluasa menjelaskan

mengenai konsep keuangan syariah serta sistem dan prosedur operasional

BMT. Dan juga layanan tersebut diberikan kepada nasabah yang ingin

dananya diambil langsung tidak perlu nasabah datang ke kantor, akan tetapi

dari pihak pegawai BMT akan langsung mendatangi nasabah yang ingin

(58)

4. Lokasi (Place)

BMT Al-Ijtihad membangun kantor cabang yang dekat dengan

anggota simpanan berjangka dan merenovasi kantor dengan bagus, bersih agar

anggota yang datang ke kantor BMT Al-Ijtihad merasa nyaman.

5. Orang (People)

Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat karena dengan

pelayanan yang ramah, mudah dan cepat masyarakat akan merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan. Memberikan sikap yang ramah pada

masyarakat membuat masyarakat merasa dihormati dan dihargai, sehingga

ketertarikan masyarakat untuk bergabung menjadi calon anggota BMT akan

semakin kuat.

6. Proses (Process)

BMT Al-Ijtihad memberikan pelayanan yang cepat dan tidak

bertele-tele kepada anggota saat membuka rekening simpanan berjangka sampai

pengambilan simpanan berjangka.

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)

BMT Al-Ijtihad memberikan bukti fisik dengan memberikan slip

kepada anggota setiap melakukan transaksi baik penarikan, setoran maupun

setelah menabung.

C. Analisis Kendala Dalam Melaksanakan Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan

Dalam pendirian dan menjalankan usaha setiap seorang manajer

Gambar

Gambar 3. 1 Struktur organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad.
Gambar 3. 2
Tabel 4.1 Tabel tingkat perkembangan nilai simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan holdup fasa gas diformulasikan berdasarkan persamaan (8) Dari data percobaan yang diperoleh dari perhitungan, dapat dibuat profil holdup fasa gas untuk kecepatan

Pemodelan DVR pada Saluran Penyulang Pujon Komponen yang dimiliki DVR agar dapat mengkompensasi tegangan sag antara lain yaitu sumber DC, Voltage Source Inverter (VSI)

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi anomali ULF sebagai prekursor gempa di wilayah Kepulauan Nias dengan magnitudo <5 menggunakan metode Power Spectrum Density

Hasil analisis ditemukan: (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru bimbingan konseling

(1) payung hukum kebijakan, (2) sumber anggaran, (3) desain rumusan kebijakan dan pada tataran implementasi kebijakan dapat dilihat dari (1) organisasi pelaksana, (2)

Menurut Fandy Tjiptono dalam Amador (2012:11) Kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap konsumen, dimana kualitas produk memberikan suatu dorongan

Berdasarkan perhitungan ES tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match memberikan pengaruh yang sedang

Efek Alelopati Gulma Kirinyuh Chromolaena odorata, Bayam Duri Amaranthus spinosus dan Bandotan Ageratum conyzoides terhadap Perkecambahan Kacang Tanah Arachis hypogaea L