• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran produk simpanan Idul Fitri pada BMT al-Fath IKMI Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran produk simpanan Idul Fitri pada BMT al-Fath IKMI Pamulang"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Disusun oleh: Syafrizallyanal Furqon

NIM: 206046103888

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh

Syafrizallyanal Furqon NIM: 206046103888

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, M.A Iding Rosyidin, S.Ag, M.Si NIP: 197608072003121001 NIP: 19701013200501103

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)

Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 09 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat

(Ekonomi Islam).

Jakarta, 09 Desember 2010

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM

NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Dr. Djawahir Hejazziey, SH,MA (...)

NIP.195510151979031002

2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (...)

NIP.196404121994031004

3. Pembimbing I : Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag.MA (...)

NIP.197608072003121001

4. Pembimbing II : Iding Rasyidin, S.Ag, M.Si (...)

NIP.19701013200501103

5. Penguji I : H.M. Riza Afwi, MA (...)

NIP.196105201999031002

6. Penguji II : Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA (...)

(5)

i

yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk

meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Salawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT

junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga

para pengikutnya.

Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi

penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari

dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari

kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta

memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H.

(6)

ii

Djawahir Hejazziey.,SH.,MA dan Sekertaris Kortek Program Non Reguler Drs.

H. Ahmad Yani MA,.

4. Dosen Pembimbing, Bapak Dr.Ahmad Tholabi Karlie, S.Ag, M.A dan Bapak

Iding Rasyidin, S.Ag, M.Si yang senantiasa meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran dan semangat kepada penulis di

tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap

gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, Amin.

5. Pihak BMT Al-Fath IKMI Pamulang, Bapak Saimin dan Bapak Jaelani sebagai

narasumber yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian

dengan memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian

ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada penulis.

7. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas

(7)

iii

kakak dan adik tersayang, Lysa Safitri dan Ahsanul Ghani terima kasih yang tak

terhingga atas segala dukungan moral, materi dan do’a selama kuliah.

9. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, Perbankan Syariah A, B, C

angkatan 2006 terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan.

Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.

Jakarta, 1 November 2010 M

Penulis

(8)

iv Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam Penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 November 1431 H / 2010 M

(9)

iv

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Review Studi Terdahulu ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 10

F. Sistematika Penyusunan ... 14

BAB II STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI PADA BMT A. Strategi Pemasaran ... 17

1. Pengertian Strategi ... 17

2. Pengertian Pemasaran ... 18

B. Produk Simpanan Idul Fitri ... 31

1. Pengertian Produk ... 31

2. Simpanan Idul Fitri ... 39

C. BMT ... 41

1. Pengertian BMT ... 41

(10)

v

C. Visi, Misi, dan Tujuan BMT Al-Fath IKMI ... 49

D. Budaya Kerja BMT Al-Fath IKMI ... 49

E. Produk-Produk BMT Al-Fath IKMI ... 50

F. Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKMI ... 54

BAB IV ANALISA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN IDUL FITRI BMT AL-FATH IKMI A. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath... 56

B. Kendala yang Dihadapi dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath ... 62

C. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath ... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran-Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi Perbankan Syariah di Indonesia merupakan bagian dari perjuangan

umat Islam. Perjuangan ini terus diikuti dengan dukungan regulasi dan kebijakan

pemerintah berupa dual banking system dan saat ini mengeluarkan payung hukum

yang mandiri berupa Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah sehingga bank-bank syariah tumbuh subur di Indonesia baik dalam

bentuk Bank Umum Syariah maupun cabang dan unit-unit syariah.1

Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu

menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup signifikan,

karena bukan hanya prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga,

namun prinsip investasi tak langsung juga harus bebas dari bunga. Perbankan,

sebagai lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan dewasa ini tidak hanya

berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary), namun

1

(12)

juga sebagai industri penyedia jasa keuangan (financial industry) dan instrument

kebijakan moneter yang utama.2

Salah satu tonggak perkembangan perbankan islam adalah didirikannya

Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975, yang berpusat di jedah. Bank

pembangunan yang menyerupai Bank Dunia (The World Bank) dan Bank

Pembangunan Asia (ADB, Asian Development Bank) ini dibentuk oleh

Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang anggota-anggotanya adalah

Negara-negara islam, termasuk Indonesia.3

Dalam perkembangan bank umum, peranan perjuangan politik sangat penting.

Namun prakarsa masyarakat sangat penting pula. Dari prakarsa masyarakat, tanpa

legislasi syariah telah berkembang bank syariah mikro, yang bernama Bait al Mal

wa al Tamwil (BMT) atau Bait al Tamwil (BT) yang di sponsori oleh gerakan

Muhammadiyah, sehingga dilingkungan Muhammadiyah lebih dikenal lembaga

BTM (Bait al Tamwil Muhammadiyah). BMT ini, sebagai lembaga kredit mikro

berkembang secara eksponensial. Model BMT ini juga tidak di jumpai di

negara-negara lain. Jumlahnya di seluruh Indonesia hampir 4000, dengan nilai asset

sekitar Rp 1,4 triliun.4

2

Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I, (Yogyakarta: Ekonosia,2003), hal.5.

3

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hal. xx.

4

(13)

Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya

berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu BMT

juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai

dengan peraturan dan amanatnya.5

Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan, menjadi

“hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam, hari raya yang canonical atau sah

dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul fitri dan idul adha.

Sedangkan hari-hari raya Islam yang lain, seperti Tahun Baru Hijriah, Maulid

Nabi, Isra Mi’raj dan Nuzulul Qur’an, adalah hari raya “budaya Islam”, bukan

hari raya “agama Islam”. Karena itu, beberapa Negara, seperti Arab Saudi dan

sekitarnya yang menganut aliran pemikiran atau mazhab Hambali dalam tafsiran

Muhammad Ibn Abdul Wahhab, selain idul fitri dan idul adha tidak ada hari yang

dirayakan sebagai bagian dari keislaman, walaupun mereka merayakan hari-hari

nasional mereka, yang sama sekali”sekuler”.6

5

Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I., (Jakarta: Kencana, 2009), h. 448.

6

(14)

Hari raya idul fitri (id al-fithr) adalah puncak pengalaman hidup sosial

keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat selama satu

tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar itu dengan sebaik-baiknya.

Mereka bekerja dan banyak yang menabung untuk kelak mereka nikmati pada

saat tibanya idul fitri.

Hari raya yang juga disebut lebaran itu sebanding dengan perayaan Thanks

Giving Day di Amerika Serikat, saat rakyat negeri itu bersuka ria dengan

bersyukur kepada tuhan bersama seluruh keluarga. Gerak mudik rakyat Indonesia

juga mirip sekali dengan yang terjadi pada orang-orang amerika menjelang thanks

giving day itu. Semuanya merasakan dorongan amat kuat untuk bertemu ayah-ibu

dan sanak saudara, karena justru dalam suasana keakraban kekeluargaan itu

hikmah idul fitri atau thanks giving day dapat dirasakan sepenuh-penuhnya.

Sebagai hari raya keagamaan, idul fitri pertama-tama mengandung makna

keruhanian. Tapi karena dimensi sosialnya sedemikian besarnya, khususnya

dimensi kekeluargaannya, maka idul fitri juga memiliki makna sosial yang amat

besar. Dan jika dilihat dari segi bagaimana orang bekerja dan menabung untuk

berlebaran, idul fitri juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi

rakyat. Cukup sebagai indikasi tentang hal itu ialah bagaimana daerah-daerah

(15)

sehingga pemerintah daerah bersangkutan merasa perlu menyambut dan

mengelukan kedatangan warganya yang bekerja di kota-kota besar itu.7

BMT Al-Fath adalah salah satu lembaga keuangan mikro yang mempunyai

produk SIFITRI (simpanan idul fitri) yang mana produk ini menghimpun dana

dari masyarakat yang dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan hari raya idul fitri.

Dengan adanya simpanan idul fitri ini memudahkan bagi masyarakat dalam

mendapatkan dana untuk hari raya karena sebelumnya sudah mempunyai

tabungan/simpanan yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pada hari raya

idul fitri.

Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk menjawab,

meneliti, mengamati, mengkaji, dan menganalisa lebih jauh dan mendalam

pembahasan di atas dalam skripsi ini dengan judul: “STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI BMT AL-FATH IKMI PAMULANG”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Setelah melihat latar belakang di atas, maka penulis mengambil produk

SIFITRI (simpanan idul fitri) pada BMT Al-Fath sebagai bahan penelitian

7

(16)

dari segi Strategi Pemasarannya. Karena dalam mengumpulkan mitra yang

cukup banyak di butuhkan Strategi Pemasaran yang baik dan tepat sasaran,

sehingga membuat seseorang tertarik untuk menyimpan dananya pada BMT

Al-Fath dalam memenuhi kebutuhan pada hari raya.

Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat

dibatasi pada Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath

IKMI Pamulang.

2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis membuat perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Diterapkan BMT Al-Fath Pada

Simpanan Idul Fitri.

2. Bagaimana Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk

Simpanan Idul Fitri pada BMT Al- Fath.

3. Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke

(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, maka penulisan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Mengetahui Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri

BMT Al-Fath

b. Mengetahui Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk

Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath

c. Mengetahui Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari

Tahun ke Tahun BMT Al-Fath

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan ini di antaranya dapat di jelaskan sebagai

berikut :

a. Manfaat akademis yaitu memberikan kontribusi berupa buku bacaan

(18)

Jakarta, khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan

Syariah.

b. Manfaat praktis yaitu penulisan skripsi ini juga di harapkan dapat memberikan

suatu gambaran yang berarti bagi lembaga-lembaga perbankan, khususnya

tentang BMT dan sekaligus dapat memberikan penjelasan tentang Strategi

Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

D. Review Studi Terdahulu

[image:18.612.118.530.128.508.2]

Dalam penelitian ini terdahulu di gunakan untuk membantu mendapatkan

gambaran dalam penyusunan kerangka piker mengenai penelitian ini adalah :

1. Siti Mashnu’ah, Mahasiswa Asuransi Syariah dan Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009. Dengan judul. “ Strategi Pemasaran

Produk Ful Protek PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat

Indonesia yang berisi tentang kekuatan (strangeth) dari strategi pemasaran

PT. Asuransi Takaful Keluarga yaitu di samping memiliki citra perusahaan

yang baik, di dalam memasarkan produknya menggunakan jasa perbankan

yang mana hal ini di lakukan agar masyarakat luas dapat mengenal

(19)

2. Andi Kristanto Bachtiar, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Dengan judul. “

Strategi BMT dalam Pemasaran dan Penyaluran Ijarah Murni Menurut

Perspektif Hukum Islam (Study pada LKS Berkah Madani kelapa dua) yang

berisi tentang pemasaran dan penyaluran yang islami adalah sebuah disiplin

bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan

penyaluran kepada stakeholdernya.

3. Nurbina Muhammad, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009. Dengan judul “

Strategi Pemasaran Tabungan Shar-E Terhadap Peningkatan Produk Bank

Syariah (Study pada PT. Bank Muamalat Indonesia TBK, cabang Ternate)”

yang berisi tentang Strategi pemasaran produk tabungan shar-e, PT. Bank

Muamalat Indonesia cabang ternate menggunakan berbagai jenis strategi,

seperti : korporasi, Unit bisnis yang meliputi, pembentukan agen-agen

penjualan shar-e, aliansi penjualan, dan penjualan Kru Muamalat.

Dengan demikian pembahasan skripsi yang diangkat dalam penelitian ini

berbeda dengan penelitian-penelitian ini yang telah ada. Atas dasar itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran Produk

(20)

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Penulis melakukan pendekatan dengan cara kualitatif yang bersifat

deskriptif. Data kualitatif, yakni data yang abstrak (intangible) atau tidak

terukur seperti ingin menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan terhadap rupiah

menurun, citra perusahaan kurang baik, harga-harga sembako stabil, dan

pelayanannya kurang memuaskan bagi pelanggan.8 Bersifat deskriptif artinya

sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan

hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel)9, yang dimaksudkan

untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan

sosial10 mengenai bagaimana konsep dan mekanisme pelaksanaan strategi

pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI pada saat

penelitian berlangsung.

2. Jenis Penelitian

a. Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan

menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis

8

Rosady Ruslan, Metode Penelitian: public relations dan komunikasi, Ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2008), h.28-29

9

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, cet.v, ed.1, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001), h.16.

10

(21)

yang akan digunakan yaitu majalah-majalah, buku-buku, artikel serta

situs internet yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat

referensi dengan cara terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian)

untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.

3. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan adalah :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan

atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini,

penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al

Fath IKMI terkait dengan permasalahan yang dibahas.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi

(library research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan

melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data

dari berbagai literatur.

Adapun jenis Data yang digunakan adalah menggunakan data primer

(wawancara), data sekunder (studi kepustakaan) dan dengan data kualitatif

(22)

menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan

unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin

menjalinnya antarvariabel) yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan

klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial mengenai

strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI

Pamulang.

4. Subjek-objek Penelitian

Subjek-objek penelitian menjelaskan sebagai berikut:

a. Subjek-objek yang menjadi sumber informasi-data adalah pihak-pihak

BMT Al Fath IKMI yang terkait dan berkompeten dengan tujuan

penelitian untuk mendapatkan data yang akurat mengenai strategi

pemasaran produk SIFITRI (simpanan idul fitri) yang dilakukan BMT

Al Fath IKMI (Rumusan masalah penelitian ini). Objek yang menjadi

sumber informasi-data adalah BMT Al Fath IKMI.

b. Level analisis yang akan dilakukan adalah deskriptif, yaitu sekedar

untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan

(23)

c. Pertimbangan praktis dalam hal ini adalah waktu dalam menyelesaikan

penelitian ini di perkirakan kurang lebih satu bulan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan pengamatan

langsung ketempat penelitian yaitu BMT Al Fath IKMI Untuk

mendapatkan data yang relevan.

b. Wawancara

Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan

berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang

akurat dengan bapak Saimin selaku Manajer Tamwil.

c. Studi Kepustakaan

Dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam

penelitian ini. Pengumpulan data berasal dari majalah-majalah,

buku-buku, artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang

(24)

6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif,

yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan

hubungan antar variabel (jalin menjalinnya antarvariabel).11 Mengenai strategi

pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI.

Selanjutnya dari proses analisa tersebut, untuk mengevaluasi fakta-fakta

dan memberikan penilaian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian

ini, penulis membahas bagaimana segmentasi pasar, target pasar, dan

positioning yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk Simpanan Idul

Fitri. Selain itu, penulis juga menyajikan bagaimana bauran pemasaran yang

terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi

promosi yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk Simpanan Idul Fitri.

F. Sistematika Penulisan

Secara sistematis, teknik penulisan yang di gunakan dalam penulisan skripsi

ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

11

(25)

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Adapun penulisan skripsi

ini di bagi menjadi lima bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang

terutang pada pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah

yang tujuannya untuk memberikan alasan yang jelas tentang pemilihan judul,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review study

terdahulu, metodologi penelitian yang di pergunakan dalam rangka memudahkan

penulisan dan sistematika penyusunan dipergunakan untuk memberikan

penjelasan secara garis besar mengenai pembahasan yang akan di uraikan dalam

skripsi ini.

BAB II Tinjauan Teoritis berisikan sekilas tentang Strategi Pemasaran

produk simpanan idul fitri pada BMT yang pembahasannya meliputi pengertian

strategi pemasaran, pengertian produk simpanan idul fitri dan pengertian BMT

dan mekanisme dan operasionan BMT

BAB III Gambaran Umum BMT Al-Fath IKMI Pamulang menguraikan

tentang BMT Fath yang pembahasannya meliputi sejarah singkat BMT

Al-Fath, landasan hukum BMT Al-Al-Fath, visi dan misi dan tujuan BMT Al-Al-Fath,

(26)

BAB IV Analisa Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitrimembahas

inti persoalan yang di perbincangkan dalam skripsi ini, yaitu analisa strategi

pemasaran produk simpanan idul fitri BMT Al-Fath, analisa kendala yang di

hadapi dalam memasarkan produk simpanan idul fitri BMT Al-fath, dan analisa

perkembangan produk simpanan idul fitri dari tahun ke tahun BMT Al-fath.

BAB V Penutup merupakan bab penutup dari skripsi ini, di dalamnya

memuat beberapa kesimpulan dan saran-saran yang merupakan kristalisasi dari

bab-bab terdahulu yang kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan

(27)

17 A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata yunani strategos, yang berarti jenderal. Oleh

karena itu, kata strategi secara harafiah berarti “seni para jenderal.” Kata ini

mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak

organisasi. Secara khusus, strategi adalah ‘penempaan’ misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

utama organisasi akan tercapai.1

Manajemen strategis adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan

keunggulan kompetitif (competitive advantage). Terminologi ini dapat

definisikan sebagai “segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh

sebuah perusahaan di bandingkan dengan pesaingnya.” Ketika sebuah

perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan lainnya tidak dapat, atau

1

(28)

memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya, hal tersebut menggambarkan

keunggulan kompetitif.

Penyusun strategi (strategist) adalah individu yang paling bertanggung

jawab atas kesuksesan atau kegagalan organisasi. Para penyusun strategi

membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan

informasi. Mereka melacak tren industri dan kompetisi, mengembangkan

model perkiraan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan

divisi, menemukan peluang pasar yang baru, mengidentifikasi ancaman

bisnis, dan mengembangkan rencana pelaksanaan yang kreatif. Perencana

strategi biasanya memainkan peran sebagai konsultan atau penyumbang

saran.2

2. Pengertian Pemasaran

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi

American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah

hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang

dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Di samping penafsiran ini

terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran

2

(29)

merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum barang/bahan-bahan

masuk dalam produksi.

Bahwa pemasaran dalam arti sempit oleh para pengusaha sering di artikan

sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang di butuhkan untuk

menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga

dan pemakai industri. Dari pandangan lain, pemasaran di artikan sebagai

kegiatan penciptaan dan penyerahan tingkat kesejahteraan hidup kepada

anggota masyarakat.

Pengertian lain adalah yang menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk

menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada

orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan

promosi dan komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, terdapat pengertian atau

definisi lain yang lebih tentang pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk

menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan.3

Menurut pandangan Islam dalam garis besarnya dapat dikatakan bahwa

pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan

terjadinya penjualan/perdagangan. Rasulullah saw. Adalah orang yang

menggeluti dunia perdagangan, sekaligus seorang pemasar (marketer) yang

3

(30)

handal. Sebagai pedagang, menurut Gunara dan sudibyo (2006), Rasulullah

saw. berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah

melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua, yaitu

ikhlas, dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang

langgang mengejar materi belaka. Kedua konsep ini dibingkai oleh

profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang profesional akan selalu

bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola

hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, dan pesaing.

Sedangkan konsep kelima adalah murah hati dalam melakukan kegiatan

perdagangan. Lima konsep ini menyatu dalam apa yang disebut kedua

penulisnya sebagai soul marketing yang nantinya akan melahirkan

kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal yang tidak

ternilai dalam bisnis.

Berdasarkan uraian tersebut, maka telaah terhadap pemasaran dan

perdagangan dalam perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan

meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini. Asumsi dasarnya adalah

bahwa perdagangan dengan kejujuran, keadilan, dalam bingkai ketakwaan

kepada Sang Maha Pencipta, merupakan persyaratan mutlak terwujudnya

praktik-praktik perdagangan yang dapat mendatangkan kebaikan secara

(31)

berbagai upaya pemasaran dalam merealisasikan perdagangan tadi seluruh

proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.4

Konsep Pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang

pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan di dukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk

memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam

usahanya mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan

dan keinginan konsumen yang di dukung oleh kegiatan pemasaran yang

terpadu, yang di tujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan.

Pada konsep pemasaran kedaulatan konsumen mendapat tempat yang

sangat penting. Penentuan mengenai macam dan jenis serta warna,

kemampuan dan spesifikasi produk yang di hasilkan bukan di tentukan oleh

organisasi/ perusahaan, tetapi ditentukan oleh konsumen. Perusahaan

membuat barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga

konsumen merasa puas dan dari kepuasan inilah perusahaan mendapatkan

keuntungan. Sehingga langkah pertama yang mendasari konsep ini adalah

penetuan kebutuhan potensial dan aktual dari konsumen. Oleh karena itu,

pelaksanaan konsep ini memerlukan :

4

(32)

1. Penyelidikan dan penemuan keinginan konsumen dan mengusahakan agar

perusahaan/organisasi dapat memenuhinya.

2. Pemikiran bahwa buatlah apa yang dapat di jual dan bukan mencoba

menjual apa yang di buat.

3. Usaha untuk mencintai pembeli dan bukan produknya.

Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang di gunakan dalam

konsep pemasaran, yaitu :

a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segment pasar

yang berbeda, yang tergantung pada kebutuhan dan keinginan mereka.

b. Konsumen pada salah-satu segment pasar yang mana pun akan memilih

penawaran dari organisasi/perusahaan yang di anggap paling mampu

memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.

c. Tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan menentukan

pasar yang menjadi sasarannya serta mengembangkan penawaran dan

program pemasaran secara efektif sebagai kunci untuk menarik pembeli

dan mempertahankan sebagai langganan.

Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah

manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil

(33)

ini yang cenderung berkembang perubahan tersebut terjadi antara lain karena

pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan

meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan

perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.5

Konsep bauran pemasaran di populerkan pertama kali beberapa dekade

yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya menjadi 4P

(Product, Price, Promotion, dan Place). Bila di tinjau dari sudut pelanggan,

4P bisa di rumuskan menjadi 4C (Customers needs and wants, Cost,

Communication, dan Convenience).

a) Products, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang di

tujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan

dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja

(baik yang berwujud fisik maupun yang tidak) yang dapat di tawarkan

kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

tertentu.

b) Pricing, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan

taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan

tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada

5

(34)

umumnya, aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa dijumpai pemasar

barang.

c) Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk

mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual.

Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi, direct marketing,

personal selling, dan public relations.

d) Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa

bagi para pelanggan potensial.

Selain merincikan strategi dalam setiap rencananya, suatu perusahaan

harus melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan atau posisi

perusahaan di pasar.

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,

terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang

kegiatan yang akan di jalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran

suatu perusahaan.

Dalam proses pemasaran, tahap pertama yang dilakukan adalah

menganalisis kesempatan/peluang pasar yang dapat di manfaatkan dalam

usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tahap kedua

adalah penentuan sasaran pasar, yang akan dilayani oleh perusahaan. Suatu

(35)

setiap pasar terdiri dari kelompok konsumen yang berbeda, kebutuhan dan

keinginan yang berbeda serta kebiasaan dan reaksi yang berbeda pula. Tahap

ketiga dari proses pemasaran ini adalah menilai kedudukan dan menetapkan

strategi peningkatan posisi atau kedudukan perusahaan dalam persaingan pada

sasaran pasar yang dilayani.

Tahap keempat dari proses pemasaran adalah mengembangkan sistem

pemasaran dalam perusahaan. Yang dimaksudkan dengan mengembangkan

sistem pemasaran. Tahap kelima dari proses pemasaran ini adalah

mengembangkan rencana pemasaran. Usaha pengembangan ini diperlukan

karena keberhasilan perusahaan terletak pada kualitas rencana pemasaran

yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek (tahunan, triwulan, dan

bulanan). Tahap keenam dari proses pemasaran adalah menerapkan atau

melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun dan mengendalikannya.6

Perusahaan modern mengelola sistem komunikasi pemasaran yang

kompleks. Perusahaan berkomunikasi dengan perantara, konsumen, dan

berbagai kelompok masyarakat. Kemudian perantara berkomunikasi kepada

konsumennya dan masyarakat. Konsumen melakukan komunikasi lisan

dengan konsumen lain dan dengan kelompok masyarakat lain. Sementara itu,

setiap kelompok memberikan umpan balik kepada setiap kelompok lain.

6

(36)

Program komunikasi pemasaran total sebuah perusahaan disebut bauran

promosi (promotion mix). Mereka terdiri dari ramuan khusus iklan, penjualan

pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang di pergunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Definisi dari

keempat alat promosi utama adalah sebagai berikut :

a) Periklanan (advertising): segala bentuk penyajian dan promosi bukan

pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang di bayar oleh sponsor

tertentu.

b) Penjualan pribadi (personal selling): penyajian pribadi oleh tenaga penjual

perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan

pelanggan.

c) Promosi penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk

mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa.

d) Hubungan masyarakat (public relation): membina hubungan baik dengan

berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan

melalui publisitas yang mendukung, membina “citra perusahaan” yang

baik, dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita, dan peristiwa

yang dapat merugikan perusahaan.7

Dalam pemasaran hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

7

(37)

1. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli

yang di bedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang

mungkin membutuhkan produk yang berbeda.

Sedangkan untuk menentukan dasar alternatif untuk segmentasi,

perusahaan dapat melihat atas dasar demografi dan sosio ekonomi,

segmentasi psikografis, geografi, segmentasi benefit, segmentasi

penggunaan, respons promosional, maupun segmentasi berdasarkan jasa.

Segmentasi Demografi, melibatkan berbagai faktor seperti jenis

kelamin, usia, ukuran keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan variabel

sosioekonomi terdiri dari pendapatan, pendidikan, kelas sosial, dan etnik.

Dalam Segmentasi Psikografis, tidak dapat di buat penjelasan dalam

ukuran kuantitatif. Segmentasi Psikografis memperhatikan pada tingkah

laku masyarakat dan gaya hidup yang di anut.

Lain halnya dengan segmentasi geografi, secara tipikal dimensi

segmentasi geografi di kelompokkan atas faktor lingkup pasar, termasuk

pertimbangan dimana operasi jasa akan dilakukan dan pengukuran pasar

geografis, dimana termasuk di dalamnya pengujian tingkat kepadatan

(38)

Dalam segmentasi benefit, di asumsikan bahwa manfaat yang di cari

konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yang mendasari

mereka untuk membeli produk.

Sedangkan dalam segmentasi penggunaan, memfokuskan pada tipe

dan batasan penggunaan seperti heavy users, occasional users, atau non

users bagi jasa tersebut.

Dalam segmentasi yang berdasarkan Respons Promosi, lebih dititik

beratkan pada bagaimana pelanggan merespons aktivitas promosi tertentu

dari perusahaan. Biasanya pelanggan dibagi menjadi empat kategori

menurut batasan loyalitasnya, yaitu setia terhadap satu merek tertentu

(hard-cor loyals), setia terhadap dua atau tiga merek tertentu (soft-cor

loyals), menggilir merek atau perusahaan yang disukai (shifting loyals),

serta konsumen yang tidak loyal dan tidak terpaku pada merek tertentu

(switchers).

Selain itu, ada juga segmentasi berdasarkan jasa. Di sini mesti

diperhatikan apakah dengan mengelompokkan pelanggan bisa dilayani

(39)

penawaran jasa kita, dan apakah produk kita memiliki level yang sama

dengan pelayanan jasa.8

2. Targeting Pasar

Setelah mengevaluasi berbagai segmen pasar yang ada, perusahaan harus

memutuskan segemen mana dan berapa segmen yang akan di layani, ini

merupakan seleksi pasar sasaran. Pasar sasaran terdiri dari kumpulan pembeli

dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan.

Perusahaan dapat menggunakan salah satu dari tiga strategi cakupan pasar :

Pemasaran tanpa pembedaan, dengan strategi ini perusahaan memutuskan

untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan menawarkan satu macam

produk kepada seluruh pasar. Tawaran ini berfokus pada apa yang serupa

dalam kebutuhan konsumen dan bukan pada apa yang berbeda.

Pemasaran dengan pembedaan, dengan strategi ini perusahaan

memutuskan untuk memilih beberapa segmen dan merancang barang yang

berbeda untuk masing-masing segmen.

Pemasaran terkonsentrasi, dengan strategi ini perusahaan mencoba untuk

mencari pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa subpasar. Dari pada

8

(40)

mencari pangsa pasar kecil dari pasar yang besar, perusahaan mencari pangsa

pasar besar dalam satu sub atau beberapa subpasar.9

3. Positioning

Setelah memutuskan segmen pasar mana yang akan di masuki, perusahaan

harus memutuskan positioning yang hendak di tempatkan dalam segmen

tersebut. Tujuan dilakukannya positioning ini adalah untuk membedakan

persepsi perusahaan berikut produk dan jasanya dari pesaing. Positioning

dalam teorinya memang banyak mengedepankan unsur komunikasi.

Positioning dalam produk barang mengkomunikasikan atribut dari barang

tersebut. Namun, dalam produk jasa, atribut yang di komunikasikan seputar

karakteristik jasa.

Langkah-langkah dalam Positioning, Menurut Kotler setidaknya ada tiga

langkah dalam melakukan positioning, yakni :

1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan

dalam hubungan dengan pesaing.

2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol.

3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.10

9

Ibid., h.43-44

10

(41)

B. Produk Simpanan Idul fitri 1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Ia bisa berbentuk fisik dan kasat

mata, bisa juga sesuatu yang tidak kelihatan (intanginle). Mulai dari barang,

orang, ide, pengalaman, hingga perusahaan.

Pengelolaan produk menjadi bagian penting dari kesuksesan pemasaran.

Ada yang menyebutkan bahwa inilah elemen 4P yang terpenting. Mungkin

dalam beberapa hal ada benarnya. Paling tidak, penetapan promosi yang baik,

penetapan harga yang sesuai dan distribusi yang luas, menjadi tidak ada

artinya bila produknya sendiri tidak sesuai dengan harapan konsumen.

Apalagi konsumen sering kali berubah preferensinya terhadap sebuah

produk.11

Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan bila

hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk

pengembangannya. Dengan produk di maksudkan barang atau jasa yang di

hasilkan untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan

memberikan kepuasannya. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk

11

(42)

adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (option), gaya

(styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis

(product lines), macam (product items), jaminan (warrantiesi), dan pelayanan

(services).

Pada dasarnya produk yang di beli konsumen itu dapat di bedakan atas

tiga tingkatan, yaitu:

1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang

sesungguhnya dari produk yang ingin di peroleh atau di dapatkan

oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model,

kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk

formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan

(instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara

cuma-Cuma.

Merek adalah nama istilah, tanda atau lambing dan kombinasi dari dua

atau lebih unsur tersebut, yang di maksudkan untuk mengidentifikasikan

(barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang

(43)

Pemberian merek pada suatu produk di maksudkan untuk beberapa alasan,

yaitu :

1. Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling)

atau mencari jejak (tracing) produk yang di pasarkan.

2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan di tiru pesaing.

3. Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawarkan dan untuk

mempermudah konsumen menemukan produk tersebut kembali.

4. Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga.12

Pengembangan produk menyebutkan usaha-usaha suatu perusahaan untuk

tumbuh dengan menjual produk-produk baru kepada konsumen yang ada, atau

memperbaiki versi barang-barang yang ada kepada konsumen, kemungkinan

tindakan seperti di bawah ini yang membentuk strategi pengembangan produk

secara umum :

1. Penyusunan kembali produk : memperbaiki produk yang sekarang,

seperti pemakaian komposisi yang lebih baik, tambahan-tambahan dan

lain-lain.

2. Perbaikan kualitas produk : memperbaiki daya tahan dan kepercayaan

terhadap produk-produk.

12

(44)

3. Penambahan bentuk produk membangun bentuk baru produk yang

baru.

4. Perluasan lini produk : perluasan lini produk dengan memperkenalkan

ukuran tambahan, model, dan/ atau keragaman kualitas produk-produk

baru.

5. Penggantian produk : mengganti produk yang di tawarkan dengan

tawaran superior yang fungsional atau teknologi.

6. Pengembangan produk baru : memperkenalkan produk-produk baru

dalam pasar yang ada yang berhubungan atau tidak dengan produk.13

Klasifikasi Produk

Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan

ciri-cirinya: daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen atau industri).

Daya tahan wujud produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

menurut daya tahan dan wujudnya.

1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang

berwujud yang biasanya di konsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini di konsumsi

dengan cepat dan sering di beli, strategi yang tepat adalah

13

(45)

menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil,

dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya

dan membangun preferensi.

2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya

tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali: lemari es, peralatan

mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan

dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi,

dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.

3. Jasa (services) adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak

terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, produk ini biasanya

memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan

penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakup pemotongan rambut

dan perbaikan barang.

Klasifikasi Barang Konsumen

Begitu banyak jenis produk yang di beli konsumen dapat di klasifikasikan

berdasarkan kebiasaan belanja. Kita dapat membedakan antara barang mudah

(convenience goods), barang toko (shopping goods), barang khusus (speciality

(46)

Barang mudah (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya

sering di beli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit.

Contohnya : barang dan sabun

Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya di

bandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses

pemilihan dan pembeliannya. Contoh : perabotan, pakaian, dan perlatan

rumah tangga.

Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi

merek yang unik dank karena itulah cukup banyak pembeli bersedia

melakukan upaya pembelian yang khusus. Contoh : meliputi mobil, peralatan

fotografi.

Barang yang tidak di cari (unsought goods) adalah barang-barang yang

tidak di ketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk

membelinya. Contoh : asuransi jiwa, batu nisan.14

Klasifikasi Barang Industri

Barang barang industri dapat di klasifikasikan berdasarkan bagaimana

cara barang tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya.

14

(47)

Kita dapat membedakan tiga kelompok barang industri : bahan baku dan suku

cadang, barang modal, pasokan dan layanan bisnis.

Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang

yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barang-barang ini

terbagi menjadi dua kelompok: bahan mentah serta bahan baku dan suku

cadang yang di produksi. Bahan mentah terbagi menjadi dua kelompok utama

produk pertanian (misalnya gandum, kapas, dan sayuran). Produk alam

(misalnya ikan, kayu, minyak mentah).

Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang

memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal

meliputi dua kelompok instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri atas bangunan

(pabrik dan kantor) dan peralatan (generator,bor,komputer mainframe,

elevator).

Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and bussines service) adalah

barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau

pengelolaan produk jadi. Perlengkapan ada dua jenis : barang pemeliharaan

dan perbaikan (cat,paku,sapu) dan perlengkapan operasional (pelumas,batu

bara,kertas tulis,pensil). Layanan bisnis meliputi layanan pemeliharaan dan

perbaikan (pembersihan jendela, perbaikan mesin fotocopy) dan layanan

(48)

Diferensiasi Produk

Bentuk banyak produk dapat di deferensiasi berdasarkan bentuk ukuran,

model, atau struktur fisik produk.

a) Fitur,sebagian besar produk dapat di tawarkan dengan Fitur (feature) yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk.

b) Mutu Kinerja, sebagaian besar produk di bangun menurut salah satu dari empat level kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu

kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk.

c) Mutu Kesesuaian, pembeli mengharapkan produk memiliki mutu kesesuaian (conformance quality) adalah tingkat kesesuaian dan

pemenuhan semua unit yang di produksi terhadap spesifikasi sasaran

yang di janjikan.

d) Daya Tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan beroperasinya produk dalam kondisi normal dan atau berat, merupakan atribut yang

berharga untuk produk-produk tertentu.

e) Keandalan, pembeli umunya akan membayar lebih untuk mendapatkan produk yang lebih andal. Keandalan (realibility) adalah

ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal

(49)

f) Mudah Diperbaiki, pembeli memilih produk yang mudah di perbaiki. Kemudahan di perbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki

produk ketika produk itu rusak atau gagal.

g) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.15

2. Simpanan Idul Fitri

Simpanan merupakan investasi tidak terikat dari mitra/anggota yang

penarikannya hanya dapat dilakukan oleh mitra/anggota atau yang diberi

kuasa dengan persayaratan tertentu yang telah di sepakati.

Simpanan idul fitri yaitu simpanan yang di rencanakan untuk persiapan

hari raya idul fitri. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga

simpanan mitra akan diperlakukan sebagai investasi. Penarikan satu kali

dalam satu tahun menjelang hari raya idul fitri dengan no. Rekening (322).

Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa

simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account)

untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadi’ah, tetapi

tidak sefleksibel giro wadi’ah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya

dengan cek.

15

(50)

Landasan Syariah :

a. Al-Quran

Al-baqarah 282 :











“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang-piutang

untuk jangka waktu yang ditentukan,tuliskanlah….”

b. Hadits

Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:

Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak

secara tunai, muqaradhah (mudharabah), danmencampur gandum

dengan jewawut untuk keperluan rumahtangga, bukan untuk dijual.” (HR.

Ibnu Majah dari Shuhaib).16

16

(51)

Skema tabungan wadi’ah seperti skema simpanan wadi’ah yad dhamanah,

pihak penitip adalah deposan, pihak penyimpanan adalah bank, dan

barang/asset yang dititipkan adalah uang.17

C. BMT (baitul maal wat tamwil) 1. Pengertian BMT

BMT adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul

Mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT sesuai namanya terdiri dari dua

fungsi utama, yaitu:

a. Baitul Tamwil (Rumah Pengembangan Harta), melakukan kegiatan

pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonomi.

b. Baitul mal (Rumah Harta), menerima titipan dana zakat, nfak dan sedekah

serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan

amanahnya.

17

(52)

Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang

isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan

ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain

itu, Baitul Mal wat Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infaq, dan

sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi

utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti

zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi

yang bergerak dibidang investasi yang bersifat sebagaimana layaknya bank.

Pada fungsi kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga

keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga

keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT)

yang memercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana

kepada masyarakat (anggota BMT) yang di berikan pinjaman oleh BMT.

Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan kegiatan

ekonomi, seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri dan pertanian.18

18

(53)

Peran BMT dalam memberikan kontribusi kepada bergeraknya roda

ekonomi kecil, jelas riil. Sementara perbankan dililit ‘lemak’ dana yang tak

mampu disalurkan, BMT langsung masuk kepengusaha.19

2. Tujuan, Visi Misi dan Fungsi BMT

Tujuan BMT, yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk

kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umunya.

Visi BMT, yaitu menjadi lembaga keungan yang mandiri, sehat dan kuat,

yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu

berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota

pada khususnya dan umat manusia pada umunya.

Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan

masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi,

gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil

dan kelembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju

dan gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil dan

berkemakmuran berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan

syariah dan ridho Allah SWT.

19

(54)

Fungsi BMT, yaitu (1) mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir,

mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota,

kelompok usaha anggota muamalat (Pokusama) dan kerjanya; (2)

mempertinggi kualitas SDM anggota dan pokusama menjadi lebih

professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapu

tantangan global; dan (3) menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.20

3. Sistem Operasional BMT

Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil

yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah

dan prinsip koperasi. BMT merupakan sebuah sarana pengelolaan dana dari

umat, oleh umat dan untuk umat (maslahah amanah) yang bebas dari riba.

Jenis-jenis usaha BMT sebenarnya dimodifikasi dari produk perbankan

islam. Oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi kepada dua bagian utama,

yaitu memobilisasi simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan. Bentuk dari

usaha memobilisasi simpanan dari anggota dan jamaah itu antara lain berupa :

1. Simpanan Mudharabah Biasa

2. Simpanan Mudharabah Pendidikan

20

(55)

3. Simpanan Mudharabah Haji

4. Simpanan Mudharabah Umrah

5. Simpanan mudharabah Qurban

6. Simpanan Mudharabah Idul Fitri

7. Simpanan Mudharabah Walimah

8. Simpanan Mudharabah Akikah

9. Simpanan Mudharabah Perumahan

10.Simpanan Mudharabah Kunjungan Wisata

11.Titipan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS)

12.Produk simpanan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan

dimana BMT itu berada.

Sedangkan jenis usaha pembiayaan BMT lebih diarahkan pada

pembiayaan usaha mikro, kecil bawah dan bawah. Diantara usaha pembiyaan

tersebut adalah :

1. Pembiayaan Mudharabah

2. Pembiayaan Musyarakah

3. Pembiayaan Murabahah

4. Pembiayaan Al Bai; Bithaman Ajil

5. Al-Qardul Hasan

Usaha-usaha diatas merupakan kegiatan-kegiatan BMT yang berkaitan

langsung dengan masalah keuangan. Selain kegiatan-kegiatan keuangan

(56)

telepon, kios benda pos, memperkenalkan teknologi maju untuk peningkatan

produktivitas hasil para nasabah, mendorong tumbuhnya industri rumah

tangga atau pengolahan hasil, mempersiapkan jaringan perdagangan atau

pemasaran masukan dan hasil produksi, serta usaha lainnya yang layak,

menguntungkan dalam jangka panjang dan tidak mengganggu program jangka

pendek.

BMT dibangun dengan basis keumatan, karena di bentuk dari, oleh dan

untuk masyarakat. Solusi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Landasan

hukum yang cukup kuat (UU No. 7/1992, UU No. 10/1998),

menyelenggarakan kegaiatan usaha pelayanan dan jasa keuangan dalam skala

kecil dan menengah. UU No. 10/1998, pasal 6, lembaga keuangan

konvensional dapat menyelenggarakan unit pelayanan syariah seperti bank

syariah dengan menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing and loss)

secara dual banking system. Dikategorikan koperasi syariah, lembaga

keuangan ekonomi yang berfungsi untuk menarik, mengelola, dan

menyalurkan dana dari,oleh dan untuk umat. Sisi yuridis UU No.7/1992 tidak

termasuk lembaga keuangan bank. Fungsi BMT tidak hanya profit oriented,

tetapi juga social oriented.21

21

(57)
[image:57.612.110.531.120.522.2]

47

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG

A. Sejarah BMT AL Fath IKMI

BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai

koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal

awal Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan

pendiri. Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI

(Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan

untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh

idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita

yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya

praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis

sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan

mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah

bil lisan, dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa

mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.

Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada

(58)

IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998

dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.

Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL

FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte

perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama Koperasi

BMT AL FATH IKMI”.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang

pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

3. Keputusan menteri koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor

(59)

C. Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi

Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan

sebagai khalifah Allah

2. Misi

Menerapkan prnsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi,

memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian

kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan

3. Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi

tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada

umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.

D. Budaya Kerja

1. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras

2. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah

3. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan

menyenangkan

(60)

E. Produk-Produk BMT AL Fath IKMI 1. Produk Penghimpun Dana

a. Tawakal (Tabungan Wadiah BMT Al Fath IKMI)

Merupakan simpanan lancar mitra yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah / titipan. Dalam

tabungan ini BMT Al Fath IKMI tidak wajib memberikan hasil kepada

penabung. BMT Al Fath IKMI boleh memberikan bonus setiap bulan

sesuai dengan kebijakan BMT Al Fath IKMI.

b. Tabah (Tabungan Berjangka AL Fath)

Merupakan tabungan atau investasi dengan menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan

jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat

dipilih: 3 Bulan, 6 Bulan, 9 Bulan, 12 Bulan dengan nisbah bagi hasil

yang kompetitif.

c. Sidik (Simpanan Pendidikan)

Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana

pendidikan bagi putra putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali

(61)

dan penarikan kedua pada saat semester. Mendapatkan bagi hasil sesuai

dengan nisbah

d. Simpanan Qurban

Yaitu produk simpanan yang memberikan kemudahan dalam

perencanaan ibadah qurban bagi mitra. Dengan mitra bebas menentukan

setoran sehingga cukup membantu pelaksanaan qurban mitra. Penarikan

dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini

menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah dan mendapatkan bagi

hasil sesuai dengan nisbah.

e. SIFITRI (simpanan Idul Fitri)

Gambar

gambaran dalam penyusunan kerangka piker mengenai penelitian ini adalah :
GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG

Referensi

Dokumen terkait

menangani kasus pembiayaan murabahah dan mudharabah bermasalah yang terjadi di BMT tersebut telah sesuai dengan syariat. Sebab

Strategi BMT Al Fath IKMI Ciputat dalam mengatasi dampak negatif praktek rentenir sudah dilakukan dengan memberikan pandangan dan masukan- masukan yang lebih

Media periklanan yang digunakan oleh KSPPS BMT NU Sejahtera Cabang Jepara dalam memasarkan produk simpanan wadiah berupa pemasangan spanduk, brosur dan lain-lain

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan Investasi Pendidikan di BMT

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan di atas mengenai strategi pemasaran produk penghimpunan dana pada jasa layanan simpanan Sirela di KJKS BMT Al

Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencapai target-target pemasaran produk BMT diawal operasional adalah dengan melakukan pendekatan “jemput bola”,

Tindakan pertama yang dapat dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI untuk menghindari risiko adalah tidak memberikan pembiayaan kepada debitur yang memiliki usaha yang

BMT At-Taawun disini memiliki kendala dalam persaingan pemasarannya yakni dalam hal memasarkan produk-produk yang ada di BMT, produk di BMT ini ada dua simpanan dan pembiayaan, karena