• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SK R IPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh : F IT R IY A Y U N IY A T I

NIM. 111 03 044

JU R U SA N TA R B IY A H

PRO G RAM STUDI PE N D ID IK A N A G A M A ISL A M SEK O LA H TIN G G I A G A M A ISLA M N EG E R I

(2)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706. 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: v; ; ii .i!; I E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 3 Maret 2008 Peneliti

FITRIYA YUNIYATI NIM. 111 03 044

(3)

NOTA PEMBIMBING Salatiga, 10 Maret 2008 Lamp. : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

Sdr. Fitriya Yuniyati Ketua STAIN Salatiga di

-SALATIGA

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari :

Nama : Fitriya Yuniyati NIM. : 111 03 044 Jurusan : Tarbiyah Progdi : PAI

Judul : HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

NIP. 150 223 794

(4)

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

SKRIPSI Saudari : Fitnya Yuniyati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 044 yang beijudul HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 19 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1429 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

c , . 19 Maret 2008 M

Salatiga,---12 Rabiul Awal 1429H Panitia Ujian

(5)

gantungkan cita-citamu dan semangatmu setinggi 6intang di langit

dan rendahkan hatim u serendah mutiara d i lautan.

Am billah w a ktu untukj>erfikjr, itu adalah sumber kekuatan.

A m bidah w a k tu untuk,berdo'a, itu adalah sumber ketenangan.

A m billah w a ktu untuk^belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.

Am billah w a ktu untuk^m em be^m akg itu adalah membuat hidup terasa

berarti. A m billah w aktum u untuk^bekeija, itu adalah nilai keberhasilan.

(6)

Skripsi ini kp persembahkgn kepada:

1. My parents (ibu dan bapak) tercinta yang telah mengasuh, membimbingku dalam langkah

hidupku, terima bgsih atas segala pengorbanannya baikjahir maupun batin

2. "Ketiga adekfu ( (Dwi, Tarom, (Muhaimin ) tersayang yang setia menemaniku daCam

hari-hariku, terima kgsih atas bantuan dorongan kalian.

3. Teman-teman seprofesi (Bapa£ dan Ibu guru IMI (Miftahid Hilda Lopait ( (Bp. Slamet

<llpsyadi, (Bu (Rpdiyah, (Bu Hisa', (Bu JAni, (Bu Huraeni, (Bp. Istoyono ) yang telah membantu terselesainya skripsi ini

4. (My best friend (Yuli, Imut, (Deleft M/ida, (Bern, Jlmrina ) semoga persahabatan kita tetap

abadi selamanya.

5. (Mas Toga yang setia menemaniku mencari referensi

6. J4 ’a J4pietmas Tony terima kgsih atas spirit dan do ’anya

7. Teman-teman <PJU 2003, jangan lupakan kebersamaan saat-saat kuHah dalam mencari

ilmu.

8. Teman-teman seperjuangan ( Kris, Imam, (Farid, (Batty, Hid, dan Inung ) jangan lupakan

suka dan duka saat-saat bersama

9. Calon pendamping hidupku, aku kgn setia menanti kehadiranmu.

10. (Mas TuR (Sahabat Com)yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terima kasih

jasamu takkan kulupakgn

11. (pembaca yang budiman.

(7)

«• >

Ail

"S)K^a^\j

jJ .l* !l U;>J «Uil JsA>-l

Dengan menyebut asma Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang , segala puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang telah mengentaskan manusia dari kegelapan dengan pancaran ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang beijudul “HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2007/2008.

Selajutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bpk. Drs. Imam Sutomo selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bpk. Fatchurrahman M. Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI )Negeri Salatiga.

3. Bpk Benny Ridwan , selaku dosen Pembimbing Akademik ( PA )

4. Bpk. Drs. Sumamo WD yang telah membimbing dan memberi pengarahan sampai terselesainya penyusunan skripsi ini.

(8)

pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.

6. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi terselesainya skripsi ini.

7. Seluruh rekan Bapak dan Ibi guru MI Miftahul Huda Lopait yang telah membantu terselesainya penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan PAI 2003

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Teriring do’a semoga amal dan budi baik yang mereka berikan kepada penulis menjadi catatan amal kebaikan disisi Allah SWT. Amin.

Salatihga, 3 Maret 2008 Penulis

Fitriya Yuniyati

(9)

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TA BEL... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penjelasan Istilah... 3

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Hipotesis... 8

G. Metode Penelitian... 8

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 13

BAB II LAND ASAN TEORI A. Pengelolaan Kelas... 15

1. Pengertian Pengelolaan Kelas... 15

2. Guru Sebagai Pengelola Kelas... 16

(10)

B. Prestasi Belajar... •... 27

4. Pengertian Prestasi Belajar... 27

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 29

6. Prinsip-prinsip Prestasi Belajar... 34

7. Teori Prestasi Belajar ... 39

8. Aspek-aspek Prestasi B elajar... 46

9. Evaluasi ... 51

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum di MI Miftahul Huda Lopait... 58

1. Historis MI Miftahul Huda Lopait ... 58

2. Letak Geografis ... 59

3. Kondisi Fisik MI Miftahul Huda Lopait ... 59

4. Keadaan Gedung MI Miftahul Huda Lopait ... 60

5. Struktur Organisasi MI Miftahul Huda Lopait... 61

6. Tenaga Kependidikan (Guru) dan Peserta Didik ... 62

7. Kegiatan Belajar Mengajar... 63

B. Daftar Nama Responden Penelitian... 64

C. Penyajian Data... 67

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskritif Kualitatif... 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 85

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(12)

PENDAHULUAN

A. L atar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Karena fungsi guru adalah sebagai perencana, pengelola pengajaran, penilaian hasil belajar, sebagai motivator, dan sebagai pembimbing.1

Bagaimana guru memahami kedisiplinan dan bentuk-bentuk pengelolaan kelas. Perilaku di kelas dan hasil belajar banyak dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Guru harus menguasai banyak faktor yang mempengaruhi motivasi prestasi dan perilaku siswa. Lingkungan fisik di kelas dan level kenyamanan yang dialami siswa dan kualitas komunikasi antara guru dan siswa merupakan faktor penting yang bisa menentukan pembelajaran yang optimal. Namun, guru juga perlu secara kritis berefleksi terhadap apa yang terjadi di dalam kelas. Karena perilaku siswa merupakan reaksi dari faktor- faktor di dalam sekolah. Guru juga berefleksi tentang lingkungan belajar yang telah diciptakan dan apakah lingkungan belajar tersebut melibatkan anak secara aktif.

Ketika guru mencari penjelasan tentang rendahnya prestasi dan masalah perilaku guru perlu merefleksikan apa yang guru ajarkan dan

1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, 1995, Jakarta, him. 98

(13)

bagaimana guru mengajar. Apa yang guru katakan dan lakukan di kelas untuk membangun pemahaman diantara siswa. Bagaimana guru memperkenalkan topik baru dan bagaimana guru menghubungkan pengetahuan baru dengan apa yang diketahui anak.

Suatu pengajaran akan berjalan dan berhasil secara baik, manakala guru mampu mengubah peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat di dalam proses pengajaran itu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya.2

Sekarang ini segala sesuatu diukur dengan prestasi. Seorang guru bertanggung jawab terhadap prestasi siswa. Guru akan mencurahkan semuanya dalam rangka meningkatkan prestasi anak didiknya. Firman Allah SWT

i

i j Zi ; ' c

y

j l

ijjiiU ijjlii jj iSi)

f t %'\ ^

"... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...” (QS. Al Mujadilah : 11)3

Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran adalah pengelolaan kelas yang digunakan. Seorang guru yang

2 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, him. 4

(14)

tidak menguasai pengelolaan kelas akan menimbulkan masalah, baik bagi guru maupun siswa. Diantaranya akan timbul masalah seperti kedisiplinan yang kurang, kurangnya minat belajar anak, seperti tidak adanya perhatian dan kesungguhan dalam belajar. Sebaliknya guru dalam mengelola kelas menggunakan berbagai variasi dapat membangkitkan minat belajar siswa sehingga tujuan tercapai secara optimal.

Peserta didik dapat belajar dengan baik jika mereka kreatif, aktif dan kegiatannya berdasarkan pada pengalaman peserta didik. Guru yang mengetahui dan memahami keadaan ini dapat dengan mudah memasukkan ke dalam perencanaan pembelajaran. Namun tidak semua guru dapat melakukannya. Umumnya mereka hanya bisa mengajar sesuai dengan urutan yang ada di buku teks. Seharusnya tidak demikian, mereka hendaknya memahami bahwa buku teks bukan merupakan satu-satunya panduan pembelajaran.'’

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk meneliti bagaimana korelasi antara pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar dengan mengambil judul “HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG”.

B. Penjelasan Istilah

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu diketahui pengertian judul skripsi ini secara terperinci dan menyeluruh. Pada kata-kata yang terkandung dalam iudul tersebut 4

(15)

Adapun pengertian kata-kata yang terdapat dalam judul skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, hubungan adalah,keadaan berhubungan.5 Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan pengelolaan kelas dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV, V, dan VI semester I MI Miftahu Huda Lopait Kecamatan Tuntang tahun 2007/2008

2. Pengelolaan kelas a. Pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata kelola, yaitu mengurus (perusahaan, pemerintahan), melakukan (pekeijaan), menyelenggarakan. Pengelolaan yaitu penyelenggaraan.6

Yang dimaksud di sini adalah penyelenggaraan belajar mengajar siswa MI Miftahul Huda Lopait Tuntang.

b. Kelas

Kelas yaitu tingkat, ia naik kelas dua, ruang untuk belajar di sekolah.7 Maksudnya ruang untuk proses belajar mengajar siswa MI Miftahul Huda Lopait Tuntang.

5 Emzul Fajri Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, him. 487

6 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 76

(16)

Pengelolaan kelas yaitu penyelenggaraan kelompok belajar di ruang tertentu sesuai dengan tingkatnya dalam rangka melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.

Untuk melengkapi dari variabel pengelolaan kelas, maka dapat diuraikan indikator variabel sebagai berikut:

1) Merencanakan Pembelajaran

a) Menyiapkan bahan yang akan diajarkan b) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran c) Menerapkan metode pembelajaran

d) Menyiapkan sumber atau media yang akan diajarkan

e) Menyiapkan tugas atau pertanyaan - pertanyaan sebagai umpan balik antara guru dan peserta didik

2) Pemberdayaan Sumber Belajar

a) Pengaturan sumber belajar atau penataan ruangan b) Pemanfaatan sarana belajar yang kondusif

c) Pemanfaatan alat dan media pembelajaran d) Pemanfaatan perpustakaan kelas

e) Tersedianya tempat pemajangan hasil karya peserta didik 3) Mengelola Pembelajaran Dalam Kelas

a) Menciptakan pembelajaran yang kooperatif b) Meningkatkan motivasi belajar

(17)

e) Merancang pembelajaran peserta didik dengan karakter yang beraneka ragam

4) Penilaian Aktif

a) Penilaian hasil pembelajaran

b) Penilaian observasi kegiatan peserta didik c) Penilaian portofolio

d) Penilaian formatif e) Penilaian sumatif 3. Prestasi Belajar

a. Prestasi

Prestasi yaitu hasil baik yang dicapai, hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikeijakan dan sebagainya).8 Prestasi menurut Nana Sudjana adalah tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dicapai oleh siswa.

b. Belajar

Belajar yaitu berusaha/berlatih supaya mendapatkan sesuatu kepandaian.9 Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu

Prestasi belajar yaitu menunaikan penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang hasilnya ditujukan dalam nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru.

(18)

Prestasi belajar yang dimaksud penulis adalah prestasi yang diperoleh pada siswa kelas IV, V, dan VI melalui UAS mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Miftahul Huda Lopait Tuntang.

C. Rumusan Masalah

Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana variasi pengelolaan kelas MI Miftahul Huda Lopait Tuntang ? 2. Bagaimana tingkat prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa MI

Miftahul Huda Lopait Tuntang ?

3. Adakah hubungan pengelolaan kelas dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa MI Miftahul Huda Lopait Tuntang ?

D. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari pokok permasalahan yang telah dipaparkan, maka ada beberapa tujuan dari penelitian ini antara lain :

L Untuk mengetahui variasi pengelolaan kelas MI Miftahul Huda Lopait Tuntang.

2. Untuk mengetahui variasi tingkat prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa MI Miftahul Huda Lopait Tuntang.

(19)

Manfaat Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru kelas IV. V, dan VI MI Miftahul Huda Lopait Tuntang khususnya, sebagai masukan penyempurnaan pengelolaan kelas sebagai seorang guru kaitannya dalam proses belajar mengajar pada peserta didik MI Miftahul Huda Lopait Tuntang.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.10

Suharsimi Arikunto mengatakan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengelolaan kelas dengan prestasi belajar Bahassa IndonesiaP pada siswa MI Miftahul Huda Lopait Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan kata lain semakin baik pengelolaan kelas maka semakin baik pula tingkat prestasi belajar siswa.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode- metode yang digunakan dalam penelitian.12

10 S. Margono, M etodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, him. 67 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 67

(20)

Setelah menemukan hipotesis penulis menentukan metode penelitian yang sesuai dengan responden yang akan diteliti, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Populasi dan Sampel a. Populasi

Poulasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa atau gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama.13

Menurut Margono menyebutkan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.14

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas IV, V dan VI semester I MI Miftahul Huda Lopait Tuntang yang beijumlah 61 siswa dan ke tiga guru kelas tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi terbatas atau terhingga, yakni populasi yang memiliki batasan kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas.15

13 Sukandar Rumidi, M etodologi Penelitian, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2004, him. 47

(21)

Karena di sini populasinya menggunakan jumlah siswa kelas IV, V dan VI semester I MI Miftahul Huda Lopait Tuntang tahun 2007/2008 dengan karakteristik telah naik kelas dengan nilai yang baik.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.16 Margono menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara- cara tertentu.17

Dalam penelitian ini jumlah sampel sama dengan populasi sebab jumlah responden ada 61 siswa yang terdiri dari tiga kelas, dimana jumlah tersebut dibawah 100 orang maka diambil semuanya (total). Sebagaimana pendapat Suharsini Arikunto memberi patokan jika populasinya kurang dari 100 maka penelitiannya dijadikan populasi, tetapi jika lebih dari 100 maka diambil sampelnya 10 - 15% sesuai kemampuan.18

2. Variabel penelitian

Variabel diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih.19

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel yaitu hubungan antara pengelolaan kelas dan prestasi belajar siswa, dimana 16 Suharsini Arikunto, op. cit., him. 117

17 S. Margono, op. cit., him. 121

18 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1984, him. 62

(22)

dengan meningkatkan prestasi belajar siswa, pengelolaan kelas juga akan meningkat. Maka pengelolaan kelas adalah variabel dependen (konsekuensi) dan prestasi belajar siswa adalah variabel bebas (<antecedent) dengan kata lain pengelolaan kelas sebagai variabel X dan prestasi belajar siswa sebagai variabel Y.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan data yang obyektif dari populasi penelitian. Ini menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Metode angket atau kuesioner

Yaitu suatu alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti.20

Angket dalam pengumpulan data diberikan kepada Guru, untuk mendapat data tentang pengelolaan kelas.

Metode angket digunakan untuk mendapatkan data atau fakta dari hasil penelitian lapangan.

b. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.21

Tes dalam pengumpulan data diberikan kepada peserta didik, untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar.

20 S. Margono, op. cit., him. 167

(23)

c. Metode Observasi

Metode observasi yaitu metode ilmiah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.22 Observasi ini dilakukan dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang ada kaitannya dengan kesiapan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

d. Metode Dokumentasi

Cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.23

Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh daftar nama guru yang mengampu kelas IV, V dan VI dan siswa yang duduk di kelas IV, V dan VI semester I MI Miftahul Huda Lopait Tuntang. 4. Analisis Data

Setelah diperoleh data dari penelitian, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data penulis menggunakan 2 analisis yaitu:

a. Analisis pertama, yaitu analisis deskriptif kualitatif yaitu untuk mengetahui hasil pengelolaan kelas dan prestasi belajar siswa dengan

(24)

menghitung tolak ukur yang menggunakan rumus interval yaitu . _ (xt - x r ) + 1

ki

Keterangan:

i : interval

xt : nilai tertinggi

xr : nilai terendah

ki : kelas interval

b. Analisis kedua, pembahasan hasil penelitian yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengelolaan kelas dan prestasi belajar pada siswa MI Miftahul Huda Lopait.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman yang jelas dalam membaca skripsi, maka disusunlah sistematika penulisan skripsi ini dalam 5 bab, secara garis besar dapat dilihat di bawah ini

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini merupakan bab pembuka yang meliputi latar belakang masalah, penjelasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

(25)

BAB ill : LAPORAN PENELITIAN

Pada bab ketiga ini terdiri dari letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan siswa dalam proses belajar mengajar, sarana dan prasarana.

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis membahas tentang analisis data. Dalam analisis data ini penulis menggunakan analisis I, dan II

BAB V : PENUTUP

Pada bab terakhir ini terdiri dari kesimpulan, saran, penutup DAFTAR PUSTAKA

(26)

LANDASAN TEORI

A. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai

classroom management, berarti istilah pengelolaaan identik dengan management. Pengertian pengelolaan atau management pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian.1

Banyak para pendidik yang mengemukakan pengertian pengelolaan kelas, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pengertian pengelolaan kelas yang jelas. Oleh karena itu penilis menguraikan lebih lanjut pengertian pengelolaan kelas, terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian pengelolaan kelas menurut para ahli sebagai berikut:

a. Made Pidarta mengatakan, pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas.2 b. Menurut Sudirman N, pengelolaan kelas merupakan upaya dalam

mendayagunakan potensi kelas.3

c. Willford A. Weber, mengemukakan bahwa “classroom management is a complex set o f behaviors the teacher user to establish and maintain

1 Andyarto Surjana, Efekiifitas Pengelolaan Kelas, http/Avww.geocities.com/dien slb24gd/fei/068-081 .pdf. him. 70

2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,Rineka Cipta,

Jakarta, 2000, hhn. 172

3 Ib id ,him. 172

(27)

classroom condition that will enable students to achieve their enable

them to learn."

Definisi di atas menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.4

d. Menurut Suharsimi, pengelolaan kelas berarti suatu usaha yang dilaksanakan penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantunya dengan maksud agar tercapai suatu kondisi optimal sehingga terlaksana kegiatan belajar mengajar dapat dicapai seperti yang diharapkan.5

e. Menurut Dj am arah & Zain, secara sederhana pengelolaan kelas berarti kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.6

Dari kelima pengertian di atas dapat diketahui bahwa pengelolaan kelas adalah suatu upaya mendayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.

2. Guru Sebagai Pengelola Kelas

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di

4 Andyarto Suijana, op. cit.,him. 70

5 Suwardi, Manajemen Pembelajaran Menciptakan Guru K reatif dan Berkompetensi,

STAIN, Surabaya, 2007, him. 107-108

(28)

lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau / mushola, dan di rumah.

Drs.N.A. Ametembun mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.7

Guru merupakan figur seorang pemimpin, yaitu sosok arsitektu yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan niali-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.

Menurut Roestiyah N.K bahwa tugas guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk :8

a. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita pancasila.

b. Sebagai perantara dalam belajar

(29)

Di dalam proses belajar guru hanya sebagai perantara/medium anak harus berusaha sendiri mendapat suatu pengertian/insight, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan tingkah laku dan sikap. c. Guru sebagai pembimbing

Yaitu memberikan petunjuk atau membimbing tentang gaya pembelajaran siswa, mencari kekuatan dan kelemahan siswa, memberi latihan, memberikan penghargaan kepada siswa, mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan pemecahannya, membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat siswa (karir di masa depan) dan mengenali perbedaan individu siswa.9

d. Guru sebagai administrator dan manager

Disamping mendidik, seorang guru harus mampu membuat daftar presensi, membuat daftar penilaian, dan melaksanakan teknis administrasi sekolah.10

e. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak

Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi seorang guru. Salah satu peranan dari guru yaitu sebagai pengelola kelas. Guru sebagai pengelola kelas hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima

(30)

bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya bila kelas tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara kurang, penuh dengan kegundahan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal.11 12

Dalam pengelolaan kelas proses kegiatan belajar mengajar guru merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik. Guru dengan suara yang relatif rendah, tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh kedengarannya rileks akan mendorong peserta didik untuk berani mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah dan sebagainya. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga

19 tidak membosankan peserta didik yang mendengarnya.

Tingkat pemahaman siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Pengorganisasian bahan ajar, semakin baik bahan-bahan uraian itu terorganisasikan, maka akan semakin baik tingkat pemahaman siswa terhadap bahan-bahan tersebut.

b. Kejelasan kata, yakni menggunakan kata-kata yang jelas dan bermakna pasti hanya satu makna, lebih baik daripada menggunakan kata-kata

11 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., him. 47

(31)

bermakna ganda, sehingga pemahaman siswa sesuai dengan maksud yang diucapkan oleh gurunya

c. Untuk mempermudah pemahaman, sebaiknya informasi dipeijelas dengan contoh-contoh dua arah, arah yang dimaksud dan arah yang tidak dimaksud, atau contoh yang salah, supaya siswa memahami dengan baik maksud pesan yang disampaikan.13

Tujuan dalam pengelolaan kelas yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal, jadi maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.14

3. Ketrampilan dalam Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif.

Setiap guru masuk ke dalam kelas, maka pada saat itu pula ia menghadapi dua masalah pokok yaitu masalah pengajaran dan masalah

(32)

manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa, sehingga proses interaksi edukatif dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru anak didik, dan membuat aturan kelompok yang produktif.15

Untuk menciptakan kelas dalam pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru. Djamarah dan Zain keterampilan kelas terbagi menjadi dua keterampilan. Pertama, keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar optimal. 16

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi ini belajar yang optimal terdiri dari beberapa keterampilan sebagai berikut: 17

a. Keterampilan sikap tanggap

Sikap tanggap berarti guru mampu mengetahui banyak hal yang dilakukan oleh siswanya. Seolah-olah guru mampu memberi perhatian terhadap semua kegiatan siswanya untuk m em iliki sikap

tanggap dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu : 1) Memandang secara seksama

Maksudnya kontak pandang yang dilakukan oleh guru mampu melakukan interaksi antar pribadi dengan siswanya

° Syaiful B a in Djamarah, op. rit, him. 144-145 16 Suwardi, op. rit., hhn. 111

(33)

2) Gerak mendekati

Guru dapat melakukannya dengan menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru terhadap siswanya.

3) Memberi pernyataan

Pernyataan guru dapat berupa tanggapan, komentar, maupun pernyataan yang lainnya.

4) Reaksi terhadap gangguan

Apabila pelaksanaan pembelajama terdapat gangguan yang muncul dari siswa, maka guru secepatnya memberikan reaksi untuk mengembalikan kondisi menjadi tenang. Caranya dengan menegur siswa yang menjadi sumber gangguan,

b. Memberi Perhatian

Yaitu guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Untuk dapat membagi perhatian guru dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut:

1) Membagi perhatian secara visual

Maksudnya guru dapat mengubah pandangannya yang tertuju pada kegiatan pertama ke kegiatan kedua tanpa harus kehilangan perhatiannya kepada kegiatan pertamanya.

2) Membagi perhatian secara verbal

(34)

3) Pemusatan perhatian pada kelompok

Dalam pengelolaan kelas guru menghadapi sekelompok orang. Oleh sebab itu guru harus mengupayakan agar perhatian kumpulan orang tersebut tetap memperhatikan hal-hal yang dilakukan oleh guru. Untuk memusatkan perhatian sekelompok orang, dalam hal ini sekelompok siswa, maka guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Memberi tanda

Memberi tanda dalam pembelajaran berarti suatu hal baik yang bersifat suara atau benda yang digunakan guru agar mampu menarik perhatian siswa. Misalnya : saat memulai pelajaran, guru dapat menggunakan tanda dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.

b) Pertanggungjawaban

Untuk menarik perhatian kelompok, guru dapat meminta pertanggung jawaban kepada siswa atas semua tindakan yang dilakukan. Misal guru meminta pertanggung jawabannya atas pekerjaannya, melaporkan tugas.

c) Penghentian

(35)

menghentikan gangguan dapat ditempuh dengan menegur siswa yang bersangkutan.

d) Penguatan

Penguatan ini dimaksudkan agar siswa memiliki kepercayaan diri sehingga terdorong untuk mau belajar.

e) Kelancaran

Maksudnya adalah siswa telah terjadi kemajuan dalam pembelajaran. Indikator dari kemajuan itu dapat dilihat adanya pemusatan perhatian pada diri siswa.

f) Kecepatan

Dapat diartikan tingkat kemajuan yang ada pada diri siswa. Apabila dalam diri siswa telah terdapat kemajuan belajarnya maka guru tidak perlu membuat kesalahan dengan menghambat kecepatan kemajuan yang diperoleh oleh siswa.

(36)

Isroji mengatakan bahwa dalam pengelolaan kelas seorang guru harus mempunyai keterampilan-keteramilan yaitu : 18

a. Keterampilan memberikan struktur uraian pengajaran

Ketrampilan ini untuk menjelaskan tentang hal-hal yang dapat diharapkan oleh murid dari pelajaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan memberi isi dan materi

b. Keterampilan memberi tanggapan atas pertanyaan

Dengan adanya pertanyaan dapat diketahui penjelasan dari pokok mengajar masih kurang jelas atau kurang lengkap diterima oleh murid.

c. Keterampilan menggunakan alat peraga

Papan tulis merupakan sarana yang digunakan dalam proses pelajaran, dimana untuk menggunakannya juga diperlukan keterampilan dari seorang guru.

d. Keterampilan sikap penyampaian bahan pelajaran

Keterampilan ini adalah kemampuan dalam menyusun kalimat yang baik dengan aturan nada suara yang sesuai di ruang kelas. Minat dan semangat positif seorang guru, dapat memperbesar perhatian dari murid dengan menggunakan beberapa petunjuk :

1) Perumusan yang jelas dan sederhana dimana harus diusahakan untuk berbicara dengan bahasa yang muluk-muluk.

(37)

2) Keterampilan gerak dan sikap guru harus diusahakan setenang mungkin dan dapat membuat variasi secara cepat

Penguasaan kelas merupakan masalah bagi para guru. Guru harus cerdas, menguasai bahan yang akan diajarkan dengan baik, selalu tampil energik, ceria dan optimistik, sehingga senantiasa menarik bagi siswa untuk belajar. Selain itu guru harus memiliki kemampuan penguasaan kelas dengan tidak menggunakan kekerasan prikologis. Tetapi menggunakan berbagai pendekatan pedagogis yang mampu menciptakan suasana tenang, penuh keceriaan dan penuh motivasi untuk belajar.

Delapan langkah yang harus dilakukan guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik.

1) Persiapan yang cermat

2) Tetap menjaga dan mengembangkan rutinitas 3) Bersikap tenang dan penuh percaya diri 4) Bertindak dan bersikap profesional

5) Mampu mengendalikan perilaku yang tidak tepat 6) Menghindari langkah mundur

7) Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif 8) Menjaga kemungkinan munculnya masalah.19

(38)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Banyak para pakar pendidikan yang mengungkapkan batasan- batasan pengertian prestasi belajar, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang prestasi belajar sendiri.

Oleh karena itu penulis menguraikan lebih lanjut tentang pengertian prestasi belajar siswa, terlebih dahulu penulis kemukakan, pengertian prestasi belajar menurut para ahli sebagai berikut:

a. Menurut WJS. Poerwadarminto yang dimaksud prestasi adalah hasil A A

yang telah dicapai, dilakukan atau dikeijakan dan sebagainya.

b. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.20 21

c. Menurut Skinner, yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

d. Menurut Hintzman dalam bukunya The Psychology o f Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh

20 WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 768

(39)

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

e. Witting dalam bukunya Psychology o f Learning mendefinisikan belajar adalah sebagai suatu perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme

'y'y

sebagai hasil pengalaman.

f. Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan daya pikir, sikap,

-y o kebiasaan dan lain-lain.

g. Pengertian belajar secara psikologis, adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.24

Belajar merupakan sesuatu hal yang penting sebagai tujuan untuk mencari ilmu pengetahuan, bahwa belajar mencari ilmu pengetahuan itu adalah wajib bagi setiap orang.

Sesuai firman Allah Surat Az Zumar : 9 yang berbunyi:

" i - V ' o " . >' ' .f-f - ^ ^ *

j j u u j i

IP

L)3

22 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Karya, Bandung, 2003, him. 90

23 Armie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran IPS, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, him. 10

(40)

Artinya : "Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang

b e r a k a lla h y a n g d a p a t m e n e r im a p e la ja r a n .(QS. Az

Zumar: 9)25

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Tujuan guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikannya itu dikuasai sepenuhnya oleh semua murid, bukan oleh beberapa orang saja yang diberi angka tertinggi. Pemahaman harus penuh, bukan tiga perempat, setengah atau seperempat. Berdasarkan hasil pelajaran pada kurva normal berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari anak-anak yang kita harapkan dapat memahami pelajaran sepenuhnya. Sebagian besar anak sesungguhnya tidak meguasainya.

Sejumlah tokoh pendidikan yakin bahwa sebagian besar bahkan hampir semua murid sanggup menguasai bahan pelajaran tertentu sepenuhnya dengan syarat-syarat tertentu. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar sehingga tercapapi penguasaan penuh, di antaranya :26 a. Bakat untuk Mempelajari Sesuatu

Bakat, misalnya intelegensi, mempenaruhi prestasi belajar. Korelasi antara bakat, misalnya untuk matematika dan prestasi untuk bidang studi itu setinggi 70. Hasil ini akan tampak bila murid dalam satu kelas diberi metode yang sama dan waktu belajar yang sama. Atas kenyataan itu timbul kepercayaan pada guru bahwa matematika,

25 Abdul Malik Mujahid, Al Qur'an dan Terjemahannya, Darussalam, Riyadh, 2006, him. 660

(41)

ilmu pengetahuan alam dan lain-lain, hanya dapat dikuasai oleh sebagian dari murid-murid saja, yaitu yang mempunyai bakat khusus untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Timbul anggapan bahwa antara bakat dan prestasi terdapat hubungan yang kausal. Bakat tinggi menyebabkan prrestasi tinggi, sedangkan prestasi yang rendah dicari sebabnya pada prestasi yang rendah.

b. Mutu Pengajaran

Pengajaran klasikal merupakan keharusan dalam menghadapi jumlah murid yang membanjiri sekolah sebagai akibat demokrasi,

industrialisasi, pemerataan, pendidikan atau kewajiban belajar.

(42)

c. Kesanggupan untuk Memahami Pengajaran

Kemampuan murid untuk menguasai suatu bidang studi banyak bergantung pada kemampuannya untuk memahami ucapan guru. Sebaliknya guru yang tidak sanggup meyatakan guah pikirannya dengan jelas sehingga ia dipahami oleh murid, juga tidak dapat mencapai penguasaan penuh oleh murid atau bahan pelajaran yang disampaikan.

d. Ketekunan

Ketekunan belajar bertahan dengan sikap dan minat terhadap pelajaran. Bila suatu pelajaran, karena suatu hal, tidak menarik minatnya, maka ia segera mengenyampinkannya jika menjumpai kesulitan. Jika suatu tugas menarik karena misalnya memberi, hasil yag menggembirakan, ia cenderung untuk memberikan waktu yang lebih banyak untuk tugas itu. Keberhasilan dalam melakukan tugas menambah semangat belajar dan dengan sendirinya ketekunan belajar. Makin sering anak mendapat kepuasan atas kemampuannya menguasai bahan pelajaran, makin besar pula ketekunannya.

(43)

hasil maksimal individu yang berpotensi tinggi memugkinkan lebih tinggi pula dibandingkan hasil potensi individu yang berpotensi rendah.

Potensi individu sebagaimana dimaksudkan di atas dalam peristilahan psikologi dikenal dengan “Capacity” yang mencakup intelegensi dan bakat. Faktor lain yang berhubungan dengan keberhasilan proses belajar mengajar di antaranya adalah : minat, motivasi, dan sikap.

1) Intelegensi

Intelegensi pada dasarnya merupakan kemampuan mental yang bersifat umum dan poptensial. Para ahli psikologi berpandangan bahwa antara kemampuan mental dengan usia individu terdapat rasio atau pertimbangan.

Artinya individu yang telah mencapai usia terentu dalam keadaan normal mempunyai kemampuan mental tertentu pula.

Ukuran tingkat intelegensi tersebut merupakan skor yang menggambarkan kemampuan mental seseorang, kemudian dikenal dengan nama Intelegence Quation atau disingkat IQ.

Tingkat kecerdasan atau inteligensi ini sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini bermakna semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah

(44)

kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin keeil peluangnya untuk memperoleh sukses.

2) Bakat

Bakat atau apptitude mengandung pengertian khusus, semacam potensial dalam bidang-bidang tertentu.

Bakat juga merupakan suatu satuan waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari sesuatu sampai pada taraf penguasaan penuh. Artinya, individu yang berebakat tinggi dapat mempelajari suatu bahan pelajaran secara cepat, sedangkan bagi individu yang berbakat rendah akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Berdasarkan uraian tersebut di atas, setiap individu diharapkan dapat belajar sehingga memperoleh hasil yang optimal apabila mereka memiliki IQ yang memadai dan apa yang dipelajarinya sesuai dengan bakat yang dimiliki.

3) Minat siswa

(45)

4) Motivasi Siswa

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dari dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.27

e. Waktu yang tersedia untuk belajar

Dalam sistem pendidikan kurikulum dibagi dalam bahan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu semester atau untuk satu tahun. Guru dapat menguraikannya menjadi tugas bulanan dan mingguan. Maksudnya ialah agar bahan yang sama dikuasai oleh semua murid dalam jangka waktu yang sama. Dapat dipahami bahwa waktu yang sama untuk bahan yang tidak sama tidak akan sesuai bagi semua murid berhubung dengan dengan perbedaan individual. Bagi murid yang pandai waktu itu mungkin terlampau lama, sedangkan untuk murid yang tak begitu pandai waktu itu mungkin tidak cukup.

3. Prinsip-prinsip Prestasi Belajar

Salah satu tugas guru adalah mengajar dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mengetahui apa saja yang akan diajarkan atau disampaikan kepada siswanya. Jadi guru dalam mengajar itu tidak asal

27

(46)

mengajar tetapi ada prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan oleh guru.

' Jo Prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan yaitu : a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar, pengelolaan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar Berliner. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sesuatu yang dibutuhkan diperlukan belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping perhatian motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar, guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar.

b. Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat 28

(47)

sesuatu, mempunyai keimanan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, belajar hanya mungkin teijadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikeijakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah, kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain,

c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Belajar harus dilakukan langsung oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.

(48)

dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individu maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah {problem solving) guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

d. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, dan berfikir.

Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan mengadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

e. Tantangan

(49)

timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dnegan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip- prinsip dan generalisasi tersebut,

f. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responsnya.

Kunci dari teori belajar ini adalah law o f effect-nya Thorndike. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpenaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan beljar itu menurut B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif atau operant conditioning

(50)

conditioning (contoh nilai yang buruk) dapat memperkuat belajar.

g. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.

Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, dengan demikian pula dengan pengetahuannya.

4. Teori Prestasi Belajar

a. Teori Belajar Behaviorisik

(51)

Adapun tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik: 1) Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Seorang pendidik & psikolog berkebangsaan Amerika, mengemukakan bahwa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi -asosiasi antara peristiwa- peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu pembahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi/berbuat, sedang respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Teori belajar yang dikemukakan Thorndike sering disebut dengan teori koneksionisme/ teori asosiasi. Thorndike mengemukakan bahwa teijadinya asosiasi antara stimulus & respon mengikuti hukum- hukum :

a) Hukum kesiapan (Law o f readiness), semakin siap suatu organisme memperoleh suatu pembahan tingkah laku maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

b) Hukum latihan {Law o f exercise), semakin sering suatu tingkah laku diulang/dilatih (digunakan) maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

c) Hukum akibat {Law o f effect), hubungan stimulus respon cenderung diperkut bila akibatnya menyenangkan & cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan 29

(52)

2) Burhus Frederic Skinner (1904- 1990)

Tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) & menyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning yang berkebangsaan Amerika. Gaya mengajar guru dilakukan secara searah & dikontrol melalui pengulangan (drill) & latihan (exercise). Manajemen kelas menurut Skinner : berupa usaha untuk memodifikasi perilaku

(behavior modification) antara lain dengan proses penguatan

(reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi ingatan apa pun pada perilaku yang tidak tepat. Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement) maksudnya pengetahuan yang terbentuk melalui ingatan stimulus-respon akan semakin kuat apabila diberi penguatan Skinner membagi penguatan menjadi 2 yaitu penguatan positif & penguatan negative.

Beberapa prinsip belajar Skinner:

a) Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa, jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat

b) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar c) Materi pelajaran digunakan system modul

(53)

e) Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman. Untuk ini lingkungan perlu diubah untuk menghindari adanya hukuman

f) Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah & hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel rasio

reinforcer

g) Dalam pembelajaran digunakan shaping,

b. Teori Belajar Humanistik

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah:

1) Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa 30

(54)

memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya.31 Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.32

Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain.33 Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.34

'Trimanjuniarso, http://trinianiiiniarso.files.wordpress.com/2008 02/tcori-belajar-humanistik.doc.

’2 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, 1990, him. 130

JJTrimanjuniarso, http:/ trimaniuniarso.files.wordpress.com 2008 02

teori-helaiar-lHimanistik.doc

(55)

2) Maslow

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak- anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.35

Hirarki kebutuhan menurut Maslow yaitu : a) Kebutuhan estetis

b) Kebutuhan untuk tau dan mengerti c) Kebutuhan untuk aktualisasi diri d) Kebutuhan harga diri

e) Kebutuhan untuk memiliki dan cinta f) Kebutuhan keamanan

g) Kebutuhan jasmaniah.36

35 Ibid., him. 131.

(56)

3) Carl Rogers

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu: a) Kognitif (kebermaknaan)

b) Experiential (pengalaman atau signifikansi)

Guru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

a) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

b) Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa c) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan

(57)

d) Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.37

5. Aspek-aspek Prestasi Belajar

Dalam prestasi belajar ada tiga aspek yang harus dicapai yaitu : a. Aspek Kognitif38

Kemampuan kognitif dikembangkan melalui belajar pemahaman tentang belajar kognitif dibatasi pada dua aktivitas kognitif yaitu mengingat dan berfikir.

1) Mengingat

Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuan berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa yang lampau. Terdapat dua bentuk mengingat yang paling menarik perhatian, yaitu mengenal kembali (rekognisi) dan mengingat kembali (reproduksi). Dalam mengenal kembali, orang berhadapan dengan suatu obyek dan pada saat itu dia menyadari bahwa obyek itu pernah dijumpai di masa yang lampau.

Dalam mengenal kembali, orang tahu bahwa obyek dijumpainya sekarang ini cocok dengan suatu gagasan, pikiran atau tanggapan yang tersimpan dalam ingatannya, sejak bertemu dengan obyek itu pertama kali. Dalam mengingat kembali, dihadirkan

’7 Trimanjuniarso, littp: triman iuniarso. H les, wordpress.com 2008 02 teori-belaiar- Inimanistik.Jpi

(58)

suatu kisah dari masa lampau dalam bentuk suatu tanggapan atua gagasan, tetapi hal yang diingat itu tidak hadir pada saat mengingat kembali seperti terjadi pada mengenal kembali.

Pada waktu mengingat kembali, orang mereproduksikan apa yang pernah dijumpai tanpa berkontak kembali dengan hal yang pernah dijumpai, misalnya orang menceritakan kembali pengalamannya selama mengunjungi objek-objek pariwisata di luar negeri, menciptakan sendiri suatu kisah berdasarkan tanggapan dan gagasan yang disimpan sejak mengunjungi objek itu.

Yang memegang peranan yang lebih penting di sekolah adalah reproduksi pengetahuan, misalnya pada waktu ujian siswa harus mereproduksi kembali pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh selama mengikuti pelajaran.

(59)

2) Berfikir

Aktivitas kgonitif dengan tujuan mengerti/memahami, harus dikembangkan menjadi kemampuan kognitif. Oleh karena itu, orang harus belajar, yaitu belajar berfikir, terutama melalui pendidikan di sekolah. Di sekolah orang belajar berfikir berperaga dan juga berpikir tidak berperaga. Selama berada di sekolah, siswa harus berpikir reproduktif, yaitu menggali dari ingatan pemahaman yang diperoleh selama mengikuti pelajaran, misalnya pada waktu menempuh ujian atau ulangan. Namun, di sekolah lanjutan tingkat atas dan di perguruan tinggi, semakin perlu dikembangkan kemampuan untuk berpikir produktif, yaitu berpikir terarah

(directed thinking) untuk memecahkan masalah melalui jalan yang akan membawa ke pemecahan soal, berpikir kritis (critical thinking) untuk menentukan benar tidaknya suatu pernyataan, berpikir kreatif (creative thinking) untuk memecahkan suatu persoalan yang dapat dipecahkan melalui berbagai jalan. Melalui berpikir yang produktif itu, sesuatu yang mula-mula tidak jelas akhirnya menjadi jelas, dimengerti dan dipahami. Hasil dari mencari pemahaman itu disimpan dalam ingatan, untuk sewaktu- waktu dipergunakan. Maka belajar berpikir yang baik ikut meningkatkan daya mengingat.39

(60)

Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa. Secara lahiriyah, seorang anak yang sedang belajar membaca dan menulis, misalnya tentu menggunakan perangkat jasmaniah (dalam hal ini mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata dan menggoreskan pena. Akan tetapi, perilaku mengucapkan kata-kata dan menggoreskan pena yang dilakukan anak tersebut bukan semata-mata respons atas stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otak.40

b. Aspek Afektif

Salah satu ciri aspek afektif ialah belajar menghayati nilai dari objek-objek yang dihadapi melalui alam perasaan. Objek itu berupa orang, benda atau kejadian/peristiwa, ciri lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.

Orang harus belajar menerima perasaan sebagai bagian dari kepribadiannya sendiri yang berperan positif, karena di dalamnya dia menilai secara spontan apa yang baik dan apa yang jelek baginya.

Selain belajar menerima perasaan sendiri sebagai sesuatu yang khas manusiawi, orang juga harus belajar untuk bervariasi dalam berperasaan. Ada saat dan situasi d i mana orang akan khusus merasa

(61)

puas, atau khusus merasa gembira, atau khusus merasa sayang. Ada pula saat dan situasi dimana orang merasa takut, atau merasa cemburu atau merasa marah. Variasi dalam berperasaan senang dan berperasaan tidak senang yang demikian itu, merupakan hasil belajar. Dalam hal ini, anak didik harus mendapat pendidikan pula, supaya alam perasaan berkembang menjadi kaya dan luas. Orang harus belajar untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar dan dapat diterima oleh masyarakat,

c. Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik ini dibagi dalam tiga kelompok utama yaitu:

1) Keterampilan motorik {motor skills) : memperlihatkan gerak, menunjukkan hasil (pekeijaan tangan), menggerakkan, menampilkan, melompat.

2) Manipulasi benda-benda {manipulation o f materials or objects)

menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi 3) Koordinasi neuromuscular, menghubungkan mengamati,

memotong.41

Dari ketiga kelompok di atas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar atau prestasi yang diharapkan dari aspek psikomotorik ini adalah hasil yang dapat dilihat dan dinyatakan secara langsung dan

(62)

jelas oleh peserta didik sendiri, setelah peserta didik mengikuti pengajaran dalam bentuk proses belajar mengajar.

Dengan demikian maka hasil belajar dari aspek psikomotorik ini pada akhirnya peserta didik dapat melakukan apa yang telah peserta didik terima dan peserta didik pelajari dari seorang pendidik (guru) yang selanjutnya peserta didik itu dengan sendirinya dapat melakukan secara mandiri sebagai suatu keterampilan yang merupakan kreativitas. 6. Evaluasi

Untuk mengetahui prestasi belajar perlu adanya alat ukur yang digunakan di sekolah, alat ukur tersebut adalah evaluasi,

a. Pengertian evaluasi

Dalam istilah asing evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti menilai.42 Sudirman N., dkk. mengemukakan rumusan, bahwa penilaian atau evaluasi berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Bila penilaian (evaluasi) digunakan dalam dunia pendidikan, maka penilaian pendidikan berarti suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.43

Di dalam pendidikan Islam evaluasi yaitu rangkaian akhir dari suatu kependidikan Islam.44 Muhibbin Syah mengatakan bahwa arti evaluasi yaitu penilaiant erhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata 42 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, him. T'

43 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., him. 207

Gambar

TABEL IDAFTAR BANGUNAN/RUANG KELAS
TABEL IIDAFTAR GURU MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT
TABEL IVNAMA RESPONDEN PENGELOLAAN KELAS
TABEL VDAFTAR NAMA RESPONDEN PRESTASI BELAJAR
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan ukuran kapasitor yang akan digunakan, dapat menggunakan power factor improvement table yang merupakan metode yang paling mudah, cepat dan

1) Merangkai alat-alat seperti pada skema pada gambar praktikum Difraksi Fraunhofer dengan menggunakan laser yang telah d iketahui panjang gelombangnya (λ =

SMK merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya untuk memiliki skill yang dapat digunakan secara langsung dalam dunia pekerjaan dan didalam dunia pekerjaan

Ibu Noerlina N, S.Kom, MM, selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran yang sangat membantu dalam penulisan Skripsi ini.. Staff perpustakaan

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atasperubahan dari setiap peningkatan

Agihan pemberat bagi jawatan Pensyarah Kanan adalah sebanyak 20% untuk sumbangan Penyelidikan dan Penerbitan, 50% untuk Pengajaran dan Penyeliaan, 5% untuk Sanjungan dan

Penyebab terjadinya pergolakan yang ditandai dengan meningkatnya proporsi volumetrik udara ( β ) dikarenakan perubahan kecepatan aliran dari kedua fluida yang mana

(1) Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2), Bupati atau Pejabat yang