• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2013 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN METODE IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2013 - Test Repository"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE

IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN

KETERAMPILAN MEMBACA AL-

QUR’AN PADA ANAK

PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG

KAB. SEMARANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ESTRI WIJAYANTI NIM 11509019

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

PENERAPAN METODE

IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN

KETERAMPILAN MEMBACA AL-

QUR’AN PADA ANAK

PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG

KAB. SEMARANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ESTRI WIJAYANTI NIM 11509019

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Estri Wijayanti

NIM : 11509019

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENERAPAN METODE IQRO‟ UNTUK

MEMBELAJARKAN

KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR‟AN

PADA ANAK PANTI ASUHAN PUTRI

AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN 2013

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 14 November 2013

Pembimbing

(5)

SKRIPSI

PENERAPAN METODE IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN

KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK PANTI

ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2013

DISUSUN OLEH ESTRI WIJAYANTI

NIM : 11509019

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M. Ag.

Sekretaris Penguji : Wahidin, S. Pd. I., M. Pd.

Penguji I : Dra. Lilik Sriyanti, M. Si.

Penguji II : Jaka Siswanta, M. Pd.

Penguji III : Sukron Ma‟mun, S. HI., M. Si.

Salatiga, 24 Desember 2013

Ketua STAIN Salatiga

(6)

NIP. 19580827198303 1 002 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Estri Wijayanti

NIM : 11509019

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 14 November 2013

Yang menyatakan,

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.

PERSEMBAHAN

Untuk Mamak yang menjadi motivasiku

Untuk keluarga besar di Purwokerto yang selalu menyemangatiku

Untuk Keluarga besar Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

(8)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya

skripsi dengan judul Penerapan Metode Iqro‟ untuk Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang Tahun 2013 bisa diselesaikan.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi

Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis

rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima

kasih setulusnya kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. selaku Ketua Prodi PGMI.

3. Sukron Ma‟mun, S.HI, M., Si selaku Pembimbing yang telah mengarahkan,

membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam

penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagi anak

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan

(9)

5. Ibu-ibu pengurus dan pengasuh serta teman-teman seperjuangan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang meluangkan waktu serta memberikan bantuan kepada penulis untuk penelitian.

6. Mamake dan keluarga besar Purwokerto yang telah memberikan dukungan,

moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Keluarga besar bapak Bambang khususnya Ibu Endang Wiratni yang telah

memberi naungan selama hidup di kota ini.

8. Dennis, Umi (Ma‟e), Rifa, Uyun, Atik, Agus, Ambon, yang menjadi sahabat

baikku dan teman-teman senasib seperjuangan PGMI 2009.

9. Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan

dorongannya.

Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT

mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat

ganda. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak

kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang

membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di

masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.Amin.

Salatiga, 14 November 2013

(10)

ABSTRAK

Wijayanti, Estri. 2013. Penerapan Metode Iqro‟ untuk Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Sukron Ma‟mun, S.HI, M., Si

Kata Kunci: Metode Iqro’

Al-Qur‟an merupakan sumber hukum dan aturan yang utama bagi umat Islam, sedangkan pada kenyataannya sekarang ini masih banyak anak-anak yang minim keterampilannya dalam membaca Al-Qur‟an. Seorang pendidik harus bisa memilih beberapa metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kebutuhan anak. Metode iqro‟ telah banyak diterapkan sebagai awal anak dapat mempelajari Al-Qur‟an.Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian metode iqro‟ yang diterapkan di panti asuhan putri aisyiyah Tuntang, karena panti tersebut telah menerapkan metode iqro‟ sebagai metode untuk membentuk keterampilan anak dalam membaca Al-Qur‟an. Penelitian ini bertujuan memaparkan penerapan metode iqro‟ untuk membelajarkan keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang. Pertanyaan utama yang akan dijawab pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang?, (2) Bagaimana penerapan metode Iqro‟ untuk membelajarkan keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang?, (3) Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tahap-tahap penelitian meliputi tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan,dan tahap analisis data. Dalam memperoleh data peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis datanya menggunakan model alir, yaitu dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk pengecekan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan penelitian dan triangulasi.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Penegasan Istilah ... 7

F. Metode Penelitian ... 11

(13)

BAB II METODE IQRO’ DAN KETERAMPILAN MEMBACA

AL-QUR’AN

A. MetodeIqro‟ ... 23

1. Pengertian Metode Iqro‟ ………... 23

2. Penerapan Metode Iqro‟……….. 27

B. Keterampilan membaca Al-Qur‟an... 34

1. Keterampilan……... ... 34

2. Membaca Al-Qur‟an ... 36

BAB III PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG A. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang. ... 56

B. Letak Geografis Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang ... 57

C. Identitas Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang 59 D. Visi dan Misi Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang………. 60

E. Tujuan Didirikannya Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang……… 60

F. Struktur Organisasi Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang………. 62

(14)

H. Sarana dan Prasarana Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang Kab. Semarang ……….. 65

I. Pembiayaan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Kab. Semarang……… 68

J. Usaha Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang 69

BAB IV PENERAPAN METODE IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN

KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK PANTI

ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

A. Konsep Penerapan Metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang ... 71

B. Tingkat Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti 79

C. Penerapan Metode Iqro‟ untuk Membelajarkan

Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti ... 83

1. Faktor Pendukung Penerapan Metode Iqro‟ untuk

Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada

Anak Panti………85

2. Faktor Penghambat Penerapan Metode Iqro‟ untuk

Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada

Anak Panti………86

3. Cara Mengatasi Hambatan Penerapan Metode Iqro‟ untuk

Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada

(15)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan... 18

Tabel 1.2 Tahap Analisis Data……….. 19

Tabel 2.1 Huruf Hijaiyah ... 38

Tabel 2.2 Transliterasi Huruf Hijaiyah ……… ... 39

Table 2.3 Dasar-dasar Tanda Baca ……….. 40

Tabel 2.4 Tanda Baca Fathah………... 41

Tabel 2.5 Tanda Baca Kasrah……….. 41

Tabel 2.6 Tanda Baca Dhammah……… 41

Tabel 2.7 Tanda Baca Fathah Tanwin, Kasrah Tanwin, dan Dhammah Tanwin 42 Table 2.8 Makhraj Huruf Menurut Susunan Hijaiyah……… 46

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Anak Asuh ... 59

Tabel 3.2 Struktur Organisasi Pengurus Panti ... 59

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang ... 60

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Penelitian

Lampiran 3 Transkrip Wawancara

Lampiran 4 Reduksi Data

Lampiran 5 Triangulasi Data

Lampiran 6 Foto

Lampiran 7 Struktur Organisasi

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 11 Daftar Nilai SKK

Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasulullah

SAW tidak sekedar berfungsi sebagai perwujudan bukti kekuasaan Allah

SWT semata.Al-Qur‟an juga mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran

yang harus dilaksanakan oleh manusia.

Belajar membaca Al-Qur‟an sejak usia dini dengan membaca huruf

demi huruf sampai lancar membacanya merupakan tahap dasar yang

paling tepat, sebab pada usia-usia masih belia daya ingat seorang anak

masih kuat, selain itu karakter anak masih lunak untuk dibentuk

(Amrullah, 2008:70).

Al-Qur‟an merupakan sumber hukum dan aturan yang utama bagi

umat Islam.Al-Qur‟an adalah rahmat yang tiada banding dalam

kehidupan.Di dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk,

pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya (Amrullah,

2008:66).Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari

Al-Qur‟an adalah wajib.

Oleh karena itu, bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada

Al-Qur‟an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin

bersemangat membacanya setiap waktu. Dengan mempelajari Al-Qur‟an,

(20)

Menurut Amrullah (2008:69) Rasulullah SAW telah menganjurkan kita

untuk mempelajari dan mengajarkan Al-Qur‟an kepada orang lain.

رقلا نلعث يه نك ريخ

َولعو ىا

Artinya:

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari

Al-Qur‟an kemudian mengajarkannya kepada orang lain”.

Dalam hadis yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi,

kepada Rasulullah SAW menganjurkan para umatnya agar menghiasi

rumah dengan bacaan Al-Qur‟an dan shalat.

}يقهيبلا{ ىارقلا ةأرقو ةلاصلااب نكلزاٌهاو رىً

Artinya:

“Terangilah rumah-rumah kalian dengan shalat dan membaca

Al-Qur‟an”.

Dari kenyataan hadis diatas, jelaslah bahwa membaca Al-Qur‟an,

baik mengetahui maknanya maupun tidak adalah ibadah.Sedangkan pada

kenyataannya sekarang ini masih banyak anak-anak yang minim

keterampilannya dalam membaca Al-Qur‟an.

Membaca Al-Qur‟an itu tidak boleh asal baca dan harus hati-hati

karena tidak boleh salah cara pengucapan makhraj dan tajwidnya. Karena

akan mempengaruhi arti dari Al-Qur‟an itu. Untuk itu di perlukan metode

yang cocok agar anak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar

(21)

Agar hal itu bisa terwujud, tentunya seorang pendidik harus bisa

memilih beberapa metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan

membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kebutuhan anak.

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang sebagai salah satu Panti

Asuhan yang berkedudukan di jalan Fatmawati No.71 Tuntang Kabupaten

Semarang telah membantu anak asuhnya dalam beribadah dan menuntut

ilmu.Hal tersebut dibuktikan dengan adanya berbagai macam kegiatan

yang berhubungan dengan ranah kognitif, contohnya mengaji Al-Qur‟an,

qiroah, fiqh, ilmu kesehatan dan aqidah akhlaq.Ranah afektif contohnya

kegiatan kerjabakti panti yang dilakukan secara rutin setiap seminggu

sekali, dan sikap saling menghargai yang diterapkan di dalam panti

tersebut dalam keseharian anak. Adapula ranah psikomotorik contohnya

yaitu kegiatan drum band, rebana, dan praktek menjahit.

Metode yang diterapkan dalam panti untuk membentuk

keterampilan anak dalam membaca Al-Qur‟an salah satunya yaitu dengan

metode Iqro‟.Cara menerapkan metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang ada beberapa strategi umum yang digunakan, yaitu (1)

Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu. (2)

Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru untuk

menerangkan pokok pelajaran secara klasikal. (3) Klasikal Baca Simak

yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan

(22)

Memang tidak mudah dalam mengajarkan anak agar cepat lancar

dan terampil dalam membaca Al-Qur‟an, akan tetapi dengan usaha dan

kerja keras melatih anak secara terus menerus dengan menyimak mereka

membaca dan membenarkan apabila makhrajnya salah menjadi salah satu

metode yang praktis digunakan untuk melatih keterampilan membaca

Al-Qur‟an. Setelah anak mencapai tahap kelancaran membaca Al-Qur‟an,

selanjutnya anak diajarkan qiroah atau membaca Al-Qur‟an dengan

melagukannya sehingga anak dapat memiliki keterampilan lebih dalam

membaca Al-Qur‟an.

Ada beberapa hal yang menarik bagi penulis untuk melakukan

penelitian di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang antara lain: pertama,

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang telah menerapkan metode Iqro‟

sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur‟an

pada anak yang mana hanya ada satu guru mengaji iqro‟ yang

mengajarkan dari sekian banyak anak yang berada di panti. Kedua, jiwa

sosial guru yang tinggi dalam usia yang seharusnya sudah pensiun tetapi

beliau mau mengorbankan tenaga dan waktunya demi mengajarkan

anak-anak panti. Bahkan perjalanan yang cukup jauh yaitu dari Ambarawa

sampai Tuntang dengan mengendarai bus tidak mematahkan semangat

beliau untuk mengajar mengaji di panti.

Dari uraian di atas, maka penulis mencoba membahas

permasalahan ini dengan mengambil judul penelitian “PENERAPAN

(23)

MEMBACA AL-QUR‟AN PADA ANAK PANTI ASUHAN PUTRI

AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013”.

B. Rumusan Masalah

Kaitannya dengan judul penelitian diatas, maka ada beberapa hal

yang akan diungkapkan oleh penulis, yaitu:

1. Bagaimana konsep metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang Kab. Semarang tahun 2013?

2. Bagaimana efektivitas penerapan metode Iqro‟ terhadap keterampilan

membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Kab. Semarang tahun 2013?

3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat efektivitas

penerapan metode iqro‟ terhadap keterampilan membaca Al-Qur‟an

pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang tahun

2013?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengetahui konsep metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

(24)

2. Mengetahui bagaimana penerapan metode Iqro‟ terhadap keterampilan

membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Kab. Semarang tahun 2013.

3. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat efektifitas

keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang tahun 2013.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritik

a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan

pengembangan khasanah teoritis untuk mengembangkan metode

Iqro‟ sebagai pelaku pendidik.

b. Memberikan sumbangan berupa kritik dan saran serta pendapat

tentang model pembelajaran yang menggunakan metode Iqro‟.

2. Manfaat praktis

a. Bagi lembaga pendidikan, lembaga pondok pesantren maupun

lembaga panti asuhan dapat dijadikan masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan maupun pengajaran

didalam sekolah, pondok pesantren, maupun panti asuhan.

b. Bagi para pendidik bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran selanjutnya untuk meningkatkan

(25)

c. Bagi anak-anak sebagai pengalaman yang baru dalam proses

pembelajaran dengan metode Iqro‟, sehingga dapat meningkatkan

keterampilan membaca Al-Qur‟an.

d. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu

permasalahan dan menemukan solusinya.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk

membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu

dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di

atas, yaitu:

1. Metode Iqro‟

Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Iqro‟ adalah nama

judul sebuah buku berisi tuntutan belajar membaca Al-Qur‟an dengan

cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama (Budiyanto, 1995:3).

Metode Iqro‟ adalah suatu strategi dalam menyampaikan materi

baca tulis Al-Qur‟an dalam upaya menarik minat siswa untuk belajar

dan mempermudah anak dalam mempelajarinya.

2. Keterampilan Membaca Al-Qur‟an

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan.

(26)

cepat dan benar.Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat

tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila

seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga

tidak dapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati

Zahri,1991:2).Jadi keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan yang

dapat dilakukan secara cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan

sesuatu.

Membaca adalah melihat, melafalkan dan mengucapkan serta

memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca pada hakikatnya adalah

suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar

melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir,

psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca

merupakan proses menterjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam

kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup proses

pengenalan kata, membaca kritis dan pemahaman kreatif.

Secara etimologis Al-Qur‟an berarti bacaan atau yang dibaca.

Adapun menurut istilah para ulama Al-Qur‟an adalah kalam Allah

yang diturunkan kepada nabi atau rasul, dimulai dari surat Al-Fatihah,

dan diakhiri dengan surat An-Naas (Munjahid, 2007:25-26).

Al-Qur‟an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk

menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT (Thoha Chabib dkk, 2004: 23).Dari

(27)

-huruf atau ayat-ayat Al-Qur‟an dan yang membacanya termasuk

ibadah.

Adapun yang dimaksud dengan keterampilan membaca

Al-Qur‟an adalah kesanggupan, kecakapan, atau kemampuan melakukan

aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental dalam memahami

dan mengerti sumber utama ajaran agama islam yang melalui kegiatan

melisankan pada suatu simbol-simbol huruf.

3. Indikator Keterampilan Membaca Al-Qur‟an

Merumuskan indikator merupakan bagian penting dalam

proses pembelajaran. Indikator merupakan penanda pencapaian

kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang

dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai

dasar untuk menyusun alat penilaian.

Dalam pengembangan indikator, setiap kompetensi dasar

dikembangkan menjadi beberapa indikator. Indikator menggunakan

kata kerja operasional yang dapat diukur atau observasi. Tingkat

kata dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja

dalam kometensi dasar maupun standar kompetensi. Prinsip

pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan,

(28)

dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku,

berfikir, dan bertindak secara konsisten.

Demikian pula dalam proses pembelajaran membaca

Al-Qur‟an perlu dirumuskan indikator pembelajaran. Indikator yang

dirumuskan ini menjadi acuan dalam melihat keberhasilan proses

pembelajaran dan proses penilaian.

Adapun indikator dari kemampuan siswa membaca

Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

a. Anak mampu melafalkan bacaan Al-Quran.

Dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an sebagai

langkah awal, langkah yang diutamakan adalah dengan cara

melafalkan. Dalam hal ini anak mampu melafalkan bacaan

Al-Qur‟an yang menjadi materi pembelajaran. Sebagaimana yang

telah diketahui bahwa Al-Qur‟an dinarasikan dalam bahasa

Arab, sehingga membutuhkan ketrampilan pelafalan yang

khusus. Anak mengikuti pelafalan yang dilakukan oleh

ustadzah. Pada tahap selanjutnya pelafalan sebagai bagian dari

proses membaca masih tetap perlu mendapatkan perhatian.

Karena meski siswa telah mampu membaca teks arabnya,

namun pelafalannya belum tentu baik dan benar sesuai dengan

makhrojnya.

Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran

(29)

Al-Qur‟an yang dianjurkan oleh ustadzah dengan baik dan benar.

b) melafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an berdasarkan kemampuan

membaca dengan lancar, fasih, dan sesuai makharijul huruf.

b. Anak mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar

sesuai kaidah tajwid.

Kelajutan dari indikator di atas adalah anak telah terampil

dan mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Khusus untuk Al-Qur‟an, anak mampu membaca sesuai dengan

kaidah tajwid.

Dengan demikian indikator ketercapaiannya dalam proses

pembelajaran membaca pada tingkat ini anak mampu; a)

membaca Al-Qur‟an dengan lancar dan fasih sesuai makharijul

hurufnya, b) membaca Al-Qur‟an dengan lancar, fasih, sesuai

makharijul hurufnya dan sesuai dengan kaidah tajwid (Ahmad

Lutfi, 2009:92).

4. Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah suatu lembaga sosial yang

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak yatim, piatu,

yatim piatu, atau anak terlantar di bawah naungan organisasi sosial

keagamaan Aisyiyah.

F. Metode Penelitian

(30)

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,

yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,

2008:6). Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan naturalistik

untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahamantentang

fenomena dalam suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong,

2008:5).

Selain itu, penulis juga mengemukakan landasan-landasan atau

teori-teori yang ada hubungannya dengan variabel yang diteliti.Dalam

laporan penelitian seperti ini, data yang dikumpulkan dan dianalisis

adalah berbagai informasi dari responden dan hasil laporan penelitian

dapat berupa kutipan-kutipan ataupun gambar.

2. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak

diperlukan.Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moeleong (2008:168)

mengemukakan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai kunci dalam penelitian

kualitatif karena peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus

(31)

diteliti karena peneliti berada dalam lingkungan Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang.Sedangkan instrument selain manusia mempunyai

fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang Kab.Semarang tahun 2013, yang terletak di Jl. Fatmawati No.

71 Tuntang.

Adapun alasan penulis melakukan penelitian di panti tersebut

karena di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang telah menerapkan

metode Iqro‟ sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan

membaca Al-Qur‟an pada anak yang mana hanya ada satu guru

mengaji iqro‟ yang mengajar dari sekian banyak anak yang berada di

panti. Hal yang menariknya lagi yaitu jiwa sosial guru yang tinggi

dalam usia yang seharusnya sudah pensiun tetapi beliau mau

merelakan tenaga dan waktunya demi mengajarkan anak-anak panti.

Bahkan perjalanan yang cukup jauh yaitu dari Ambarawa sampai

Tuntang dengan mengendarai bus tidak mematahkan semangat guru

tersebut untuk mengajar mengaji di panti.

Selain itu, penulis sendiri mempunyai kedekatan emosional

dengan anak-anak panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang karena tinggal

(32)

4. Sumber Data

Jadi, dalam penelitian ini yang dianggap informan sumber datanya

adalah:

1) Pengurus panti yaitu meliputi ketua panti, bendahara panti, dan

pengasuh panti itu sendiri yang memang setiap harinya

memantau keadaan di panti.

2) Guru mengaji Iqro‟ yaitu Ibu Umi Juwariyah.

3) Anak-anak penghuni panti (Anak Asuh) yang meliputi anak

SD, SMP, SMA, dan Kuliah.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur dalam mengumpulkan data dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu.Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaannya itu (Moleong, 2008:186).

Metode ini penulis gunakan untuk mencari data secara

umum tentang panti asuhan dengan mewawancarai anak asuh Panti

Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang, pengurus panti diantaranya yaitu

ketua Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang, bendahara Panti

(33)

Aisyiyah Tuntang yang menjadi sumber utama dalam pencarian

data mengenai keadaan panti. Sedangkan data mengenai metode

iqro‟ penulis mewanwancarai guru mengaji di Panti Asuhan Putri

Aisyiyah secara langsung.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terencana fenomena yang diselidiki (Sutrisno,

1995:227).

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang

konkret tentang penerapan metode Iqro‟ dan juga digunakan untuk

mengumpulkan data tentang lokasi penelitian.

Penulis melakukan observasi dengan melihat langsung

proses pembelajaran pada saat mengaji yang dilaksanakan pada

pukul 14.00-15.00 setiap hari senin sampai hari jum‟at.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, dan sebagainya (Arikunto, 234).

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data tentang panti asuhan secara historis, letak

geografis, struktur organisasi dan daftar nama anak Panti Asuha

(34)

Data tersebut diambil dari buku catatan mengenai anak

panti, arsip panti mengenai data anak asuh, dan dari website Panti

Asuhan Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang.

6. Analisis data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi untuk

meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut, analisa perlu dilanjutkan dengan

upaya mencari makna.

Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian

angka-angka. Data ini dikumpulkan dalam berbagai cara diantaranya

wawancara, obsevasi, intisari dokumen. Untuk itu analisa kualitatif

menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam teks yang

diperluas (Miles, 1992:16).

Secara rinci dalam proses analisis data digambarkan sebagai

(35)

Masa pengumpulan data

REDUKSI DATA

Antisipasi Selama Pasca

PENYAJIAN DATA

Selama Pasca

Pasca Selama

PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI

= A N A L I S I S

Gambar 1.1 Komponen analisis data: model alir

(Miles, 1992:18).

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini

reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan,

membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan

sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai.

Ada beberapa hal yang menjadi kaitan dengan reduksi data yaitu

klasifikasi data yang telah dikumpulkan, dipisah-pisahkan kemudian

dikelompokkan menurut permasalahannya.Dilanjutkan dengan

interpretasi data yang berfungsi untuk menganalisis data lebih lanjut,

data dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti dengan

(36)

b. Penyajian Data

Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi

penyajian data yang shahih.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan

konfigurasi yang utuh.Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung.Verifikasi itu kemungkinan setingkat

pemikiran kembali yang melintas dalam penganalisis selama menulis,

suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar

pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan.Dengan demikian

verifikasi kesimpulan yang pada mulanya mengambang atau kabur

menjadi lebih relevan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008:326-332) agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan maka diperlukanpengecekan data apakah data

yang disajikan valid atau tidak, maka diperlukan teknik

keabsahan/kevalidan data.Dalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi.

a. Ketekunan Pengamatan Peneliti

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri

(37)

atau isu yangsedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada

hal-hal tersebut secararinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu

menguraikan secara rincibagaimana proses penemuan secara tentatif

dan penelaahan secara rincitersebut dapat dilakukan. Melalui teknik

ini, peneliti berusaha setekunmungkin untuk mengamati setiap unsur

yang relevan dengan penelitianuntuk dapat ditelaah secara rincidan

berkesinambungan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara

peneliti mengamati secara terus menerus setiap hari mulai tanggal 02

Agustus – 02 September 2013.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

denganmemanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk

pengecekan atausebagai pembanding terhadap data-data yang ada.

Dalam penelitian inimenggunakan teknik trianggulasi dengan sumber,

yakni membandingkan danmengecek baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melaluiwaktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif.Hal itu peneliti tempuh dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara

informan lain;

2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan;

(38)

Melalui teknik ini peneliti akan membandingkan setiap data

yang didapatkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu

data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Moleong (2002:127-148) juga menyatakan dalam

tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat:

a. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam

persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun

kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian,

mengurus perizinan, menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan

informan.

Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan

Waktu Kegiatan Hasil

April Menyusun rancangan

penelitian

Membuat proposal penelitian

Mei Mengurus perijinan Menyepakati dengan pihak panti

untuk melakukan penelitian

Juni Menilai keadaan Telah disetujui melakukan

penelitian.

Agustus Memilih dan

memanfaatkan informan

Melakukan pembicaraan dengan pengasuh panti untuk memilih informan.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada bagian ini dibahas usaha peneliti agar secara

sungguh-sungguh berusaha memahami latar penelitian.Peneliti lebih mudah

untuk melakukan tahap pekerjaan lapangan karena peneliti adalah

bagian dari anak asuh panti dan mempunyai kedekatan emosional

(39)

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini dikemukakan konsep analisis data juga

dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk

menemukan data dan kesimpulan.Sejumlah petunjuk analisis data

diberikan sebagai pegangan peneliti.

Tabel 1.2 Tahap Analisis Data

Waktu Kegiatan Hasil

Agustus-september Menemukan dan

menyajikan data

Reduksi data dan

penyajian data

September Menemukan kesimpulan Triangulasi data

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan

terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikajimaka perlu adanya

sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan

runtut.

Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab II : Metode Iqro’ dan Keterampilan Membaca Al-Qur’an

Berisi tentang kajian pustaka mengenai metode iqro„ yang di dalamnya

(40)

Kemudian keterampilan membaca Al-Qur‟an, memaparkan mengenai

pengertian membaca, pengertian Al-Qur‟an, pengertian huruf hijaiyah,

tujuan mengajar Al-Qur‟an dan ciri-ciri anak yang terampil dalam

membaca Al-Qur‟an.

Bab III : Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang

Bab ini berisi tentang kondisi umumpanti asuhan putri aisyiyah tuntang.

BAB IV: Efektivitas Penerapan Metode Iqro’ Terhadap

Keterampilan Membaca Al-Qur’an pada Anak Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang

Bab ini berisi pembahasan tentang konsep penerapan metode iqro‟ di panti

asuhan puti aisyiyah tuntang, tingkat keterampilan membaca Al-Qur‟an

pada anak panti asuhan putri aisyiyah tuntang, faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat dalam efektivitas penerapan metode iqro‟

terhadap keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak panti asuhan putri

aisyiyah tuntang, dan cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat

dalam efektivitas penerapan metode iqro‟ terhadap keterampilan membaca

Al-Qur‟an pada anak panti asuhan putri aisyiyah tuntang.

Bab V : Penutup

(41)

BAB II

METODE IQRO’ DAN KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN

A. Metode Iqro’

1. Pengertian Metode Iqro’

Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode juga dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam

penyampaian materi dengan menggunakan bentuk tertentu, seperti

ceramah, diskusi (halaqah), penugasan dan cara-cara lainnya (Roqib. Moh, 2009: 91). Senada dengan Roqib, menurut Nuha (2012:159)

metode adalah seperangkat cara, rencana, jalan, dan sistematika yang

ditempuh untuk menyajikan bahan-bahan pelajaran dalam sebuah

proses belajar dan mengajar.

Metode adalah cara yang telah dipikirkan masak-masak dan

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai

tujuan yang hendak dicapai.

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_

info497.html diakses pada hari jum‟at, 20 September 2013 pukul

11.30)

Berdasarkan penjabaran mengenai metode di atas, penulis

(42)

direncanakan dan diatur guna menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar sehingga dapat mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu.

Dalam kegiatan belajar dan mengajar, sangat penting bagi

seorang guru mempunyai berbagai metode.Ia harus mempunyai

wawasan yang luas tentang bagaimanakah kegiatan belajar-mengajar

itu terjadi, dan langkah-langkah apakah yang harus ia tempuh dalam

kegiatan tersebut. Jika seorang guru tidak mempunyai metode dalam

mengajar, apalagi tidak menguasai materi yang hendak disampaikan,

maka kegiatan belajar dan mengajar tersebut tidak akan maksimal,

bahkan cenderung gagal.

Bagi seorang guru, wawasan belajar dan mengajar ini

sebenarnya merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Jadi,

seorang guru harus paham dan menguasai metode secara total.

Adapun fungsi dari metode menurut Nuha (2012:160) terbagi

menjadi beberapa bagian. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Menurut Sardiman (dalam Nuha, 2012:160) bahwa yang

dimaksud dengan alat motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang

aktif dan berfungsi karena ada pengaruh dari luar.Biasanya, ini

sangat erat hubungannya dalam penggunaan metode oleh guru

(43)

pembelajaran.Hal ini dikarenakan dalam penggunaan metode yang

bervariasi itu, dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik.

b. Metode sebagai Strategi Pengajaran

Sebagai seorang guru harus mengerti bahwa kemampuan

daya serap anak atau peserta didik itu berbeda antara satu dengan

yang lainnya.Oleh karena itulah, dalam menjalankan kegiatan

pembelajaran, guru perlu menggunakan metode yang tepat guna

menyikapi fenomena ini.

Selain itu, anak mudah bosan jika setiap kali pembelajaran

berjalan stagnan dan kaku.Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar

mengajar, guru harus menguasai serta memiliki strategi agar anak

dapat belajar dengan efektif dan efisien, dan mereka juga dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

Tujuan adalah inti dari setiap kegiatan pembelajaran.Tujuan

ini merupakan goal getter yang terakhir dari sebuah interaksi pembelajaran antara guru dan siswa.Pedoman ini berfungsi sebagai

pemberi arahan kegiatan belajar mengajar.Dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran ini, pastilah guru seringkali melakukan dan

mengembangkan inovasi dari dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru tersebut adalah

mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan.Hal ini

(44)

pembelajaran.Selain itu, metode adalah sebagai pelicin jalan

pengajaran menuju tercapai tujuan yang telah dipetakan

sebelumnya.Oleh karena itu, wajiblah bagi guru untuk

menggunakan dan mengembangkan metode dalam kegiatan

pembelajaran.Sehingga, metode tersebut dapat dijadikan sebuah

alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan sebuah metode pembelajaran yang selama ini

dipakai dan digunakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar

bukanlah sebuah hal yang asal pakai. Akan tetapi, dalam

penggunaannya, tentu telah melalui tahap, penilaian, dan pemilihan

yang ketat.

Adapun pemilihan dan penentuan metode pembelajaran

yang akan dipakai oleh seorang guru dalam belajar dan mengajar

ini tentunya berkaitan erat dengan nilai strategi metode, efektivitas

penggunaan metode, dan lain sebagainya. Dalam sebuah kegiatan

pembelajaran, tentunya terjadi sebuah interaksi edukatif antara

guru dan siswa sebagai sasaran didik.Oleh karena itu, dalam

penyampaian bahan dan materi pelajaran, seorang guru harus

menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.Di sinilah

kehadiran metode menempati posisi yang sangat sentral dan urgen

dalam penyampaian bahan dan materi pelajaran.

Pemilihan metode yang kurang tepat akan menyebabkan

(45)

pembelajaran ini karena metode yang dipakai tidak sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan ditargetkan

sebelumnya.Oleh karena itulah, metode memiliki nilai strategis

dalam kegiatan belajar dan mengajar.Adapun nilai strategis

tersebut adalah pengaruh dari metode terhadap berlangsungnya

kegiatan pembelajaran.

Sebelum membicarakan tentang metode iqro‟, terlebih dahulu

akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan iqro‟. Iqro‟ adalah nama

judul sebuah buku berisi tuntutan belajar membaca Al-Qur‟an dengan

cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama (Budiyanto, 1995:3).

Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian metode dan iqro‟

di atas dapat disimpulkan bahwa metode iqro‟ adalah suatu strategi

dalam menyampaikan materi baca tulis Al-Qur‟an dalam upaya

menarik minat siswa untuk belajar dan mempermudah anak dalam

mempelajarinya.

2. Penerapan Metode Iqro’

Cara belajar membaca Al-Qur‟an dengan model iqro‟ ini

pernah dijadikan proyek oleh Departemen Agama RI sebagai upaya

untuk mengembangkan minat baca terhadap kitab suci

Al-Qur‟an.Meski demikian, harus diakui bahwa setiap metode memiliki

kelebihan dan juga kelemahannya sendiri.

Metode iqro‟ disusun dalam bentuk jilid mulai dari jilid

(46)

harus dilalui secara bertahap oleh masing-masing anak, sehingga jilid 2

adalah kelanjutan dari jilid 1, demikian seterusnya sampai selesai jilid

6. Bila anak yang telah menyelesaikan jilid 6, bila mengajarkannya

sesuai dengan petunjuk, dapat dipastikan bahwa ia telah mampu

membaca Al-Qur‟an dengan benar (Budiyono, 1995:9).

Adapun isi materi dari masing-masing jilid tersebut menurut

Budiyono (1995:9) adalah sebagai berikut:

a. IQRO‟ Jilid I

Pelajaran pada jilid I ini seluruhnya berisi pengenalan bunyi

huruf-huruf tunggal berharokat fathah. Diawali dengan huruf a-ba‟

(

َبَا

)

ba‟-ta‟

(

َت َب

)

ba‟-ta‟-tsa

(

َث َت َب

)

dan seterusnya sampai bunyi huruf ya dan kemudian diakhiri dengan halaman EBTA. Pada jilid I ini terdapat lampiran “indeks huruf“ yang dimaksudkan

untuk sekedar membantu titian ingatan bacaan-bacaan yang lupa.

Tiap halaman pada jilid I ini diawali dengan pokok bahasan

yang terdapat dalam barisan pertama, kemudian lembar kerja yang

terdapat dalam baris kedua, ketiga, dan seterusnya.Dan ditutup

dengan semacam bahan remedial pada baris terakhir.

Bila kita perhatikan isi materi pada jilid I ini maka dapat

diketahui bahwa target yang ingin dicapai adalah:

1. Anak bisa membaca dan mengucapkan secara fasih sesuai

dengan makhrajnya huruf-huruf tunggalberharakat fathah.

(47)

nama-nama huruf itu sendiri, seperti “alif, ba‟, ta‟ tsa” dan

seterusnya.

2. Anak bisa membedakan secara tepat bunyi huruf-huruf yang

memiliki makhraj berdekatan seperti antara:

 ع dengan ا

 س dengan ش

 س dengan ث

b. IQRO‟ Jilid 2

Jilid 2 merupakan kelanjutan jilid I. kalau pada jilid I anak

baru dikenalkan dengan bunyi huruf-huruf tunggal berharakat

fathah,maka pada jilid 2 ini diperkenalkan dengan bunyi

huruf-huruf bersambung berharakat fathah.Baik huruf-huruf sambung di awal,

di tengah maupun di akhir kata.

Pada jilid 2 mulai diperkenalkan bacaan mad (panjang)

namun masih tetap berharakat fathah. Mulai pada halaman ini,

kepada anak mulai boleh dikenalkan nama huruf “alif” sebagai

tanda bahwa bacaan huruf yang diikutinya dibaca panjang.

Demikian juga nama tanda fathah, juga sudah boleh diperkenalkan

kepada anak, baik fathah yang dibaca pendek maupun fathah yang

dibaca panjang (fathah berdiri). Target yang ingin dicapai oleh jilid

2 ini adalah:

a) Meningkatkan kefasihan membaca bunyi huruf.

(48)

c) Anak bisa membedakan bacaan pendek dan bacaan panjang

dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri.

c. IQRO‟ Jilid 3

Pada jilid 2 belum diperkenalkan bacaan-bacaan selain

harakat fathah.Barulah awal pada jilid 3 ini, pada anak

diperkenalkan bacaan kasroh.Karena anak telah mampu

membedakan bentuk-bentuk huruf bersambung, maka pengenalan

bacaan kasrah ini langsung huruf tunggal dan huruf sambung

sekaligus.Di jilid 2, diperkenalkan bacaan kasrah panjang karena

diikuti oleh huruf ya‟ sukun

(

ْي

)

. Disini ustadz diperbolehkan

mengenalkan nama huruf ya‟

(

ي

)

dan nama tanda baca kasroh

(

ِ

)

dan sukun

(

ْ

)

.

Bacaan dlammah dikenalkan pada jilid 3 setelah anak

faham betul dengan bacaan kasrah

(

ِ

)

dan fathah

(

َ

)

.Di halaman

19-nya langsung diperkenalkan bacaandlammah panjang karena

diikuti oleh wawu sukun. Disini anak boleh dikenalkan nama huruf

wau

(

و

)

dan tanda dlammah

(

ُ

)

, baik dlammah biasa maupun

dlammah terbalik

(

،

)

sebagai tanda bacaan panjang. Materi

latihan-latihan pada jilid 3 ini bertambah nikmat dibaca dan

(49)

potongan-potongan ayat Al-Qur‟an walaupun sederhana

bentuknya.

Dengan demikian maka ada 4 target baru yang tercantum

dalam jilid 3 ini, yaitu:

a) Anak mengenal bacaan kasrah, kasrah panjang karena diikuti

ya‟ sukun dan kasrah panjang karena berdiri.

b) Anak mengenal bacaan dlammah, dlammah panjang karena

diikuti wau sukun dan dlammah panjang karena terbalik.

c) Anak sudah mengenal tanda baca fathah, kasrah, dlammah, dan

sukun.

d) Anak sudah mengenal nama-nama huruf alif

(

ا

)

, ya‟

(

ي

)

dan

wau

(

و

)

.

d. IQRO‟ Jilid 4

Pelajaran pada jilid 4 ini diawali dengan bacaan fathah

tanwin

(

ً

)

, kasroh tanwin

(

ٍ

)

, dlommah tanwin

(

ٌ

)

, bunyi ya‟ sukun

dan wau sukun yang jatuh setelah harakat fathah, mim sukun, nun

sukun, qalqalah, dan huruf-huruf hijaiyah lainnya yang berharakat

sukun. Pada jilid 4 ini, anak sudah diperkenalkan dengan

nama-nama semua huruf hijaiyah dan nama-nama-nama-nama tanda bacanya.

Didahulukannya bacaan qalqalah dari huruf-huruf sukun

lainnya dimaksudkan agar sejak dini anak telah mampu

menghayati bacaan qalqalah sehingga terbiasa dengan bacaan yang

(50)

Dalam pelajaran bacaan tanwin, nun sukun, dan mim

sukun, target yang ada pada jilid 4 ini baru memperkenalkan

bacaan-bacaan idzhar. Sedangkan bacaan-bacaan yang lainnya,

seperti idgham, iqlab, dan ikhfa‟ belum diperkenalkan sama sekali.

Hal ini dapat dimengerti karena bacaan-bacaan selain idzhar itu

adalah termasuk bacaan yang lebih sulit daripada bacaan idzhar.

e. IQRO‟ Jilid 5

Isi materi jilid 5 ini sudah semakin komplek, antara lain

secara berturut-turut diperkenalkan kepada anak:

a) Cara baca alif-lam qamariyyah

b) Cara baca akhir ayat atau tanda waqaf

c) Cara baca mad far‟i

d) Cara baca alif lam syamsiyah

e) Cara baca nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idgham

bighunnah

f) Cara baca lam dalam lafadz jalalah

g) Cara baca nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idgham

bilaghunnah.

Satu hal yang perlu dicatat bahwa walaupun dalam jilid5 ini

sudah mengandung bacaan-bacaan tajwid, namun kepada anak

belum diperkenalkan nama-nama atau istilah-istilah dalam ilmunya

atau mengerti teorinya.

(51)

Isi jilid 6 ini sudah memuat hampir semua persoalan tajwid,

walaupun sebagaimana pada jilid 5, kepada anak belum boleh

diperkenalkan ilmu-ilmu atau teori-teori tajwidnya.Ilmu tajwid

baru boleh diajarkan setelah anak menyelesaikan IQRO‟ jilid 6

atau telah lancar membaca Al-Qur‟an.

Jilid 6 ini berisi pokok-pokok pelajaran:

a) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf idgham

bighunnah

b) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf iqlab

c) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf ikhfa‟

d) Cara baca dan pengenalan tanda-tanda waqaf

e) Cara baca waqaf pada beberapa huruf/kata yang musykilat

f) Cara baca huruf-huruf dalam fawatihussuwar.

Jilid 6 ini ditutup dengan pesan-pesan penting penyusun

berupa kriteria seorang anak lulus dari IQRO‟ dan kemudian bisa

melanjutkan tadarus Al-Qur‟an dari juz pertama. Dan bila dalam

mengajarkan buku IQRO‟ sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang

ada, dapat dipastikan anak telah mampu membaca Al-Qur‟an

dengan benar walaupun masih pelan.

Metode IQRO‟ telah membuktikan bahwa anak-anak usia

TK yang dididik dalam TK Al-Qur‟an, dalam waktu 6-8 bulan

telah sanggup diantarkannya mampu membaca Al-Qur‟an. Bahkan

(52)

menguntungkan, dalam waktu 2-4 bulan, anak usia 4-5 tahun bisa

menyelesaikan IQRO‟ jilid 1-6.Kunci rahasiannya yaitu terletak

pada sistem dan metodenya mengikuti prinsip

berangsur-angsur.Belajar membaca IQRO‟ dilakukan secara privat

(individual), artinya tiap anak dihadapi oleh seorang ustadz.

Masing-masing anak mendapat jatah waktu 5-10 menit untuk

belajar IQRO‟ dengan seorang ustadz, dengan cara bergantian

(Budiyono, 1995:17).

B. Keterampilan Membaca Al-Qur’an

1. Keterampilan

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan.

Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan

cepat dan benar.Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat

tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila

seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga

tidak dapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati

Zahri,1991:2).

Pengertian keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto (2005:

7) “Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai

aktifitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan

afektif (nilai-nilai moral)”. Keterampilan yang dipelajari dengan baik

(53)

mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan

keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa

adanya kematangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

keterampilan pada anak yaitu: keturunan, makanan, intelegensi, pola

asuh, kesehatan, budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, dan

rangsangan dari lingkungan.

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2001: 1180)

keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.Jadi, dapat

disimpulkan keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan

berbagai aktifitas dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas.

Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa

yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan

cekatan dalam melakukan segala aktifitas, dan mampu menghadapi

permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang

akan bermanfaat bagi masyarakat.

Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari

keterampilan dan kemahiran berbahasa yang terbagi empat yang

diantaranya adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

2. Membaca Al-Qur’an

a. Pengertian Membaca

Membaca adalah melihat, melafalkan dan mengucapkan

(54)

hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktifitas visual, berfikir, psikolinguistik dan

metakognitif.Pengertian diatas sejalan dengan pendapat Nuha

(2012:108) membaca adalah kemampuan mengenali dan

memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang) tertulis

dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Pada

hakikatnya, membaca adalah proses komunikasi antara pembaca

dengan penulis melalui teks yang ditulisnya. Maka, secara

langsung, di dalamnya terjadi hubungan kognitif antara bahasa

lisan dengan bahasa tulisan.

Kemahiran membaca membaca mencakup dua hal, yaitu

mengenali simbol-simbol yang tertulis dan memahami isinya.Bagi

para siswa Indonesia yang mempunyai latar belakang kemahiran

membaca tulisan Latin, kemahiran membaca tulisan Arab

merupakan masalah.Sebab alphabet Arab berlainan dengan

alphabet Latin.

Kemampuan membaca bahasa Arab sangat tergantung

kepada pemahaman isi atau arti yang dibaca.Ini berarti sangat

tergantung pada penguasaan gramatika bahasa Arab.

Kesiapan anak belajar membaca sangat tergantung pada

tingkat kematangan IQ-nya.Namun, tidak serta-merta kematangan

(55)

Menurut Musthafa (2005:31) beberapa faktor yang memengaruhi

kesiapan membaca anak:

1) Kesiapan fisik

Anak yang sehat akan lebih cepat belajar membaca dan

menguasai pelajaran daripada anak yang sakit, sebab anak yang

sakit cepat merasa letih, mudah putus asa, dan sedikit

beraktifitas. Ia menjadi tidak bergairah dalam belajar dan

membaca.

Dalam kondisi seperti ini, pelajaran membaca akan lebih

sulit bagi anak daripada pelajaran lainnya. Maka, sebelum

melakukan aktifitas belajar, guru harus yakin bahwa anak

didiknya memiliki indra yang sehat, sebab ia memiliki peranan

penting dalam aktifitas membaca. Telinga, mata, kedua tangan,

dan alat bicara, merupakan organ yang sangat penting dalam

belajar membaca.

2) Kesiapan psikologis

Anak membutuhkan kondisi psikologis yang

nyaman.Karena itu, guru harus mengetahui kebutuhan perasaan

anak sebelum anak belajar membaca, dengan mengenal

lingkungan keluarganya, misalnya.Dengan demikian, guru

dapat memahami sejauh mana peran keluarga dalam memenuhi

(56)

Guru tidak perlu memaksa lingkungan keluarga memenuhi

kebutuhan psikologis anak dan menanamkan percaya diri

padanya. Guru juga tidak perlu mengidentifikasi rumah yang

salah mengarahkan anak, tidak memberikan kehangatan

padanya, cinta kasih, rasa tenang, dan percaya diri, yang sangat

memengaruhi kondisi psikologisnya.

Sebelum aktifitas belajar membaca berlangsung, terlebih

dahulu guru harus mengetahui kondisi psikologis setiap anak,

kemudian memberinya motivasi agar secepatnya ia melepaskan

diri dari persoalan-persoalan yang membelit dirinya, sehingga

ia merasa tenang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan

belajarnya.

3) Kesiapan pendidikan

Sebelum anak belajar membaca, terlebih dahulu ia harus

mempersiapkan diri dengan beberapa arahan yang

memudahkannya dalam belajar membaca. Mempersiapkan

anak membaca adalah tanggung jawab keluarga dan sekolah,

namun dalam hal ini sekolah merupakan penanggung jawab

utama, sementara keluarga merupakan tempat pembentukan

pengalaman anak.

4) Kesiapan IQ

Sebelum anak belajar membaca, terlebih dahulu ia harus

(57)

dalam belajar. Dalam hal ini, para peneliti berbeda pendapat

namun sebagian besar berpendapat bahwa kesiapan anak

belajar membaca sangat dipengaruhi oleh kematangan IQ-nya.

Sebagian berpendapat, usia kematangan IQ ini dapat dicapai

oleh anak pada usia enam atau enam tahun setengah. Namun,

sebagian menyangkal pendapat ini.Menurutnya, latihan dan

pengalaman belajar anak sangat memengaruhi kematangan

IQ-nya. Sebagian anak ada yang mencapai kematangan ini

sebelum usia enam tahun, namun ada pula yang mencapainya

pada usia delapan tahun dan sebelas tahun. Artinya, terdapat

perbedaan-perbedaan proses pencapaian kematangan IQ,

sekalipun anak terlahir dalam waktu yang sama.

b. Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologis Al-Qur‟an berarti bacaan atau yang

dibaca. Adapun menurut istilah para ulama Al-Qur‟an adalah

kalam Allah yang diturunkan kepada nabi atau rasul, dimulai dari

surat Al-Fatihah, dan diakhiri dengan surat An-Naas (Munjahid,

2007:25-26).

Al-Qur‟an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk

menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT (Thoha Chabib dkk, 2004: 23).

Jadi dari pengertian membaca dan pengertian Al-Qur‟an di

(58)

melafalkan huruf-huruf atau ayat-ayat yang terdapat dalam

Al-Qur‟an dan yang membacanya termasuk ibadah.

c. Pengenalan Huruf Hijaiyah

1) Bentuk Huruf Hijaiyah

Mengenal bentuk huruf hijaiyah adalah langkah

pertama agar lancar membaca Al-Qur‟an dengan baik dan

benar. Tanpa mengenal huruf hijaiyah, kita akan mengalami

kesulitan, bahkan tidak akan mampu membaca Al-Qur‟an.

Huruf hijaiyah adalah kumpulan huruf-huruf Arab yang

berjumlah 29.Huruf-huruf inilah yang dipakai dalam

Al-Qur‟an.

Tabel 2.1 Huruf Hijaiyah

د خ ح ج ث ت ب ا

ط ض ص ش س ز ر ذ

م ل ك ق ف غ ع ظ

(59)

2) Transliterasi Huruf Hijaiyah

Transliterasi artinya mengalihaksarakan lafadz, bacaan,

atau tulisan dari satu huruf ke huruf yang lain, misalnya dari

aksara Arab ke huruf latin (Indonesia).

Tabel 2.2 Transliterasi Huruf Hijaiyah

No Arab Latin Nama Huruf

3) Tanda Baca Huruf Hijaiyah

(60)

Table 2.3 Dasar-dasar Tanda Baca

ُا

ِا

َا

Dhammah Kasrah Fathah

U I A

ٌا

ٍا

ًا

Dhammah Tanwin Kasrah Tanwin Fathah Tanwin

UN IN AN

b) Latihan Membaca

Tabel 2.4 Tanda Baca Fathah

َد

َخ

َح

َج

َث

َت

َب

َا

َط

َض

َص

َش

َس

َز

َر

َذ

َم

َل

َك

َق

َف

َغ

َع

َظ

َي

َء

ٍَ

َو

َى

Tabel 2.5 Tanda Baca Kasrah

ِد

ِخ

ِح

ِج

ِث

ِت

ِب

ِا

ِط

ِض

ِص

ِش

ِس

ِز

ِر

ِذ

ِم

ِل

ِك

ِق

ِف

ِغ

ِع

ِظ

(61)

Tabel 2.6 Tanda Baca Dhammah

ُد

ُخ

ُح

ُج

ُث

ُت

ُب

ُا

ُط

ُض

ُص

ُش

ُس

ُز

ُر

ُذ

ُم

ُل

ُك

ُق

ُف

ُغ

ُع

ُظ

ُي

ُء

ٍُ

ُو

ُى

Tabel 2.7 Tanda Baca Fathah Tanwin, Kasrah Tanwin, dan Dhammah Tanwin

ٌت ٍت ًت

ٌب ٍب ًب

ٌا ٍا ًا

ٌح ٍح ًح

ٌج ٍج ًج

ٌث ٍث ًث

ٌذٍذًذ

ٌدٍدًد

ٌخ ٍخ ًخ

ٌس ٍس ًس

ٌزٍزًز

ٌرٍرًر

ٌض ٍض ًض

ٌص ٍص ًص

ٌش ٍش ًش

ٌع ٍع ًع

ٌظ

ٍظ ًظ

ٌط ٍط ًط

ٌق ٍق ًق

ٌف ٍف ًف

ٌغ ٍغ ًغ

ٌم ٍم ًم

ٌل ٍل ًل

ٌك ٍك ًك

ٌٍ ٍٍ ًٍ

ٌو ٍو ًو

ٌى ٍى ًى

ٌي ٍي ًي

ٌء ٍء ًء

4) Tempat Keluar (Makhraj) Huruf (Makharijul Huruf)

Makharijulmerupakan bentuk jamak dari kata

Gambar

Gambar 1.1 Komponen analisis data: model alir
Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan
Tabel 1.2 Tahap Analisis Data
Tabel 2.1 Huruf Hijaiyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga pemasyarakatan (LP) dinyatakan sebagai suatu sistem pembinaan terhadap para pelanggar hukum dan sebagai suatu pengejawantahan keadilan yang bertujuan untuk

Hal serupa juga disampaikan guru Fisika SMA N 2 Kebumen, berdasarkan wawancara dengan guru Fisika SMA N 2 Kebumen, masih banyak dijumpai kesalahan yang

Oleh karena itu sugesti yang diberikan kepada penonton yaitu, kita sebagai manusia belajarlah dari sebuah pohon yang berbuah manis sehingga banyak yang menyukai kita,

Instruksi Kepada Peserta (IKP) ietm 18.7 yaitu Apabila peserta yang lulus pembuktian kualifikasi, kurang dari 3 (tiga) maka seleksi dinyatakan gagal ;dan item 22.1 yaitu Apabila

Tujuan dari penulisan dokumen ini adalah untuk menjelaskan secara umum pilihan beasiswa jika ingin melanjut sekolah di Taiwan, dokumen apa saja yang dibutuhkan, bagaimana cara

Penelitian tentang Persepsi Mahasiswa FISIP UNDIP Terhadap Kebijakan.. Rcmunerasi ini terwujud berawal dari keprihatinan penulis akan situasi dan kondisi

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mengingatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perkembangan Industri Sarung Tenun dan Dampak Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat di Desa Beji, Kecamatan