PENERAPAN METODE
IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN
KETERAMPILAN MEMBACA AL-
QUR’AN PADA ANAK
PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG
KAB. SEMARANG TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ESTRI WIJAYANTI NIM 11509019
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PENERAPAN METODE
IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN
KETERAMPILAN MEMBACA AL-
QUR’AN PADA ANAK
PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG
KAB. SEMARANG TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ESTRI WIJAYANTI NIM 11509019
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Estri Wijayanti
NIM : 11509019
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENERAPAN METODE IQRO‟ UNTUK
MEMBELAJARKAN
KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR‟AN
PADA ANAK PANTI ASUHAN PUTRI
AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG
TAHUN 2013
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 14 November 2013
Pembimbing
SKRIPSI
PENERAPAN METODE IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN
KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK PANTI
ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2013
DISUSUN OLEH ESTRI WIJAYANTI
NIM : 11509019
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M. Ag.
Sekretaris Penguji : Wahidin, S. Pd. I., M. Pd.
Penguji I : Dra. Lilik Sriyanti, M. Si.
Penguji II : Jaka Siswanta, M. Pd.
Penguji III : Sukron Ma‟mun, S. HI., M. Si.
Salatiga, 24 Desember 2013
Ketua STAIN Salatiga
NIP. 19580827198303 1 002 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Estri Wijayanti
NIM : 11509019
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 14 November 2013
Yang menyatakan,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.
PERSEMBAHAN
Untuk Mamak yang menjadi motivasiku
Untuk keluarga besar di Purwokerto yang selalu menyemangatiku
Untuk Keluarga besar Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا للها مسب
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
skripsi dengan judul Penerapan Metode Iqro‟ untuk Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang Tahun 2013 bisa diselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis
rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima
kasih setulusnya kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. selaku Ketua Prodi PGMI.
3. Sukron Ma‟mun, S.HI, M., Si selaku Pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagi anak
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
5. Ibu-ibu pengurus dan pengasuh serta teman-teman seperjuangan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang meluangkan waktu serta memberikan bantuan kepada penulis untuk penelitian.
6. Mamake dan keluarga besar Purwokerto yang telah memberikan dukungan,
moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Keluarga besar bapak Bambang khususnya Ibu Endang Wiratni yang telah
memberi naungan selama hidup di kota ini.
8. Dennis, Umi (Ma‟e), Rifa, Uyun, Atik, Agus, Ambon, yang menjadi sahabat
baikku dan teman-teman senasib seperjuangan PGMI 2009.
9. Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dorongannya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di
masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.Amin.
Salatiga, 14 November 2013
ABSTRAK
Wijayanti, Estri. 2013. Penerapan Metode Iqro‟ untuk Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Sukron Ma‟mun, S.HI, M., Si
Kata Kunci: Metode Iqro’
Al-Qur‟an merupakan sumber hukum dan aturan yang utama bagi umat Islam, sedangkan pada kenyataannya sekarang ini masih banyak anak-anak yang minim keterampilannya dalam membaca Al-Qur‟an. Seorang pendidik harus bisa memilih beberapa metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kebutuhan anak. Metode iqro‟ telah banyak diterapkan sebagai awal anak dapat mempelajari Al-Qur‟an.Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian metode iqro‟ yang diterapkan di panti asuhan putri aisyiyah Tuntang, karena panti tersebut telah menerapkan metode iqro‟ sebagai metode untuk membentuk keterampilan anak dalam membaca Al-Qur‟an. Penelitian ini bertujuan memaparkan penerapan metode iqro‟ untuk membelajarkan keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang. Pertanyaan utama yang akan dijawab pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang?, (2) Bagaimana penerapan metode Iqro‟ untuk membelajarkan keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang?, (3) Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tahap-tahap penelitian meliputi tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan,dan tahap analisis data. Dalam memperoleh data peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis datanya menggunakan model alir, yaitu dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk pengecekan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan penelitian dan triangulasi.
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 6
E. Penegasan Istilah ... 7
F. Metode Penelitian ... 11
BAB II METODE IQRO’ DAN KETERAMPILAN MEMBACA
AL-QUR’AN
A. MetodeIqro‟ ... 23
1. Pengertian Metode Iqro‟ ………... 23
2. Penerapan Metode Iqro‟……….. 27
B. Keterampilan membaca Al-Qur‟an... 34
1. Keterampilan……... ... 34
2. Membaca Al-Qur‟an ... 36
BAB III PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KAB. SEMARANG A. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang. ... 56
B. Letak Geografis Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang ... 57
C. Identitas Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang 59 D. Visi dan Misi Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang………. 60
E. Tujuan Didirikannya Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang……… 60
F. Struktur Organisasi Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang………. 62
H. Sarana dan Prasarana Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Tuntang Kab. Semarang ……….. 65
I. Pembiayaan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang
Kab. Semarang……… 68
J. Usaha Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang 69
BAB IV PENERAPAN METODE IQRO’ UNTUK MEMBELAJARKAN
KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK PANTI
ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
A. Konsep Penerapan Metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri
Aisyiyah Tuntang ... 71
B. Tingkat Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti 79
C. Penerapan Metode Iqro‟ untuk Membelajarkan
Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Panti ... 83
1. Faktor Pendukung Penerapan Metode Iqro‟ untuk
Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada
Anak Panti………85
2. Faktor Penghambat Penerapan Metode Iqro‟ untuk
Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada
Anak Panti………86
3. Cara Mengatasi Hambatan Penerapan Metode Iqro‟ untuk
Membelajarkan Keterampilan Membaca Al-Qur‟an pada
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan... 18
Tabel 1.2 Tahap Analisis Data……….. 19
Tabel 2.1 Huruf Hijaiyah ... 38
Tabel 2.2 Transliterasi Huruf Hijaiyah ……… ... 39
Table 2.3 Dasar-dasar Tanda Baca ……….. 40
Tabel 2.4 Tanda Baca Fathah………... 41
Tabel 2.5 Tanda Baca Kasrah……….. 41
Tabel 2.6 Tanda Baca Dhammah……… 41
Tabel 2.7 Tanda Baca Fathah Tanwin, Kasrah Tanwin, dan Dhammah Tanwin 42 Table 2.8 Makhraj Huruf Menurut Susunan Hijaiyah……… 46
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Anak Asuh ... 59
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Pengurus Panti ... 59
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang ... 60
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kode Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Penelitian
Lampiran 3 Transkrip Wawancara
Lampiran 4 Reduksi Data
Lampiran 5 Triangulasi Data
Lampiran 6 Foto
Lampiran 7 Struktur Organisasi
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 11 Daftar Nilai SKK
Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasulullah
SAW tidak sekedar berfungsi sebagai perwujudan bukti kekuasaan Allah
SWT semata.Al-Qur‟an juga mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran
yang harus dilaksanakan oleh manusia.
Belajar membaca Al-Qur‟an sejak usia dini dengan membaca huruf
demi huruf sampai lancar membacanya merupakan tahap dasar yang
paling tepat, sebab pada usia-usia masih belia daya ingat seorang anak
masih kuat, selain itu karakter anak masih lunak untuk dibentuk
(Amrullah, 2008:70).
Al-Qur‟an merupakan sumber hukum dan aturan yang utama bagi
umat Islam.Al-Qur‟an adalah rahmat yang tiada banding dalam
kehidupan.Di dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk,
pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya (Amrullah,
2008:66).Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari
Al-Qur‟an adalah wajib.
Oleh karena itu, bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada
Al-Qur‟an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin
bersemangat membacanya setiap waktu. Dengan mempelajari Al-Qur‟an,
Menurut Amrullah (2008:69) Rasulullah SAW telah menganjurkan kita
untuk mempelajari dan mengajarkan Al-Qur‟an kepada orang lain.
رقلا نلعث يه نك ريخ
َولعو ىا
Artinya:
“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari
Al-Qur‟an kemudian mengajarkannya kepada orang lain”.
Dalam hadis yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi,
kepada Rasulullah SAW menganjurkan para umatnya agar menghiasi
rumah dengan bacaan Al-Qur‟an dan shalat.
}يقهيبلا{ ىارقلا ةأرقو ةلاصلااب نكلزاٌهاو رىً
Artinya:
“Terangilah rumah-rumah kalian dengan shalat dan membaca
Al-Qur‟an”.
Dari kenyataan hadis diatas, jelaslah bahwa membaca Al-Qur‟an,
baik mengetahui maknanya maupun tidak adalah ibadah.Sedangkan pada
kenyataannya sekarang ini masih banyak anak-anak yang minim
keterampilannya dalam membaca Al-Qur‟an.
Membaca Al-Qur‟an itu tidak boleh asal baca dan harus hati-hati
karena tidak boleh salah cara pengucapan makhraj dan tajwidnya. Karena
akan mempengaruhi arti dari Al-Qur‟an itu. Untuk itu di perlukan metode
yang cocok agar anak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar
Agar hal itu bisa terwujud, tentunya seorang pendidik harus bisa
memilih beberapa metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan
membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kebutuhan anak.
Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang sebagai salah satu Panti
Asuhan yang berkedudukan di jalan Fatmawati No.71 Tuntang Kabupaten
Semarang telah membantu anak asuhnya dalam beribadah dan menuntut
ilmu.Hal tersebut dibuktikan dengan adanya berbagai macam kegiatan
yang berhubungan dengan ranah kognitif, contohnya mengaji Al-Qur‟an,
qiroah, fiqh, ilmu kesehatan dan aqidah akhlaq.Ranah afektif contohnya
kegiatan kerjabakti panti yang dilakukan secara rutin setiap seminggu
sekali, dan sikap saling menghargai yang diterapkan di dalam panti
tersebut dalam keseharian anak. Adapula ranah psikomotorik contohnya
yaitu kegiatan drum band, rebana, dan praktek menjahit.
Metode yang diterapkan dalam panti untuk membentuk
keterampilan anak dalam membaca Al-Qur‟an salah satunya yaitu dengan
metode Iqro‟.Cara menerapkan metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri
Aisyiyah Tuntang ada beberapa strategi umum yang digunakan, yaitu (1)
Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu. (2)
Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru untuk
menerangkan pokok pelajaran secara klasikal. (3) Klasikal Baca Simak
yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan
Memang tidak mudah dalam mengajarkan anak agar cepat lancar
dan terampil dalam membaca Al-Qur‟an, akan tetapi dengan usaha dan
kerja keras melatih anak secara terus menerus dengan menyimak mereka
membaca dan membenarkan apabila makhrajnya salah menjadi salah satu
metode yang praktis digunakan untuk melatih keterampilan membaca
Al-Qur‟an. Setelah anak mencapai tahap kelancaran membaca Al-Qur‟an,
selanjutnya anak diajarkan qiroah atau membaca Al-Qur‟an dengan
melagukannya sehingga anak dapat memiliki keterampilan lebih dalam
membaca Al-Qur‟an.
Ada beberapa hal yang menarik bagi penulis untuk melakukan
penelitian di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang antara lain: pertama,
Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang telah menerapkan metode Iqro‟
sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur‟an
pada anak yang mana hanya ada satu guru mengaji iqro‟ yang
mengajarkan dari sekian banyak anak yang berada di panti. Kedua, jiwa
sosial guru yang tinggi dalam usia yang seharusnya sudah pensiun tetapi
beliau mau mengorbankan tenaga dan waktunya demi mengajarkan
anak-anak panti. Bahkan perjalanan yang cukup jauh yaitu dari Ambarawa
sampai Tuntang dengan mengendarai bus tidak mematahkan semangat
beliau untuk mengajar mengaji di panti.
Dari uraian di atas, maka penulis mencoba membahas
permasalahan ini dengan mengambil judul penelitian “PENERAPAN
MEMBACA AL-QUR‟AN PADA ANAK PANTI ASUHAN PUTRI
AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013”.
B. Rumusan Masalah
Kaitannya dengan judul penelitian diatas, maka ada beberapa hal
yang akan diungkapkan oleh penulis, yaitu:
1. Bagaimana konsep metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Tuntang Kab. Semarang tahun 2013?
2. Bagaimana efektivitas penerapan metode Iqro‟ terhadap keterampilan
membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang
Kab. Semarang tahun 2013?
3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat efektivitas
penerapan metode iqro‟ terhadap keterampilan membaca Al-Qur‟an
pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang tahun
2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui konsep metode Iqro‟ di Panti Asuhan Putri Aisyiyah
2. Mengetahui bagaimana penerapan metode Iqro‟ terhadap keterampilan
membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang
Kab. Semarang tahun 2013.
3. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat efektifitas
keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak Panti Asuhan Putri
Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang tahun 2013.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritik
a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan
pengembangan khasanah teoritis untuk mengembangkan metode
Iqro‟ sebagai pelaku pendidik.
b. Memberikan sumbangan berupa kritik dan saran serta pendapat
tentang model pembelajaran yang menggunakan metode Iqro‟.
2. Manfaat praktis
a. Bagi lembaga pendidikan, lembaga pondok pesantren maupun
lembaga panti asuhan dapat dijadikan masukan dalam upaya
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan maupun pengajaran
didalam sekolah, pondok pesantren, maupun panti asuhan.
b. Bagi para pendidik bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran selanjutnya untuk meningkatkan
c. Bagi anak-anak sebagai pengalaman yang baru dalam proses
pembelajaran dengan metode Iqro‟, sehingga dapat meningkatkan
keterampilan membaca Al-Qur‟an.
d. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu
permasalahan dan menemukan solusinya.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk
membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di
atas, yaitu:
1. Metode Iqro‟
Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Iqro‟ adalah nama
judul sebuah buku berisi tuntutan belajar membaca Al-Qur‟an dengan
cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama (Budiyanto, 1995:3).
Metode Iqro‟ adalah suatu strategi dalam menyampaikan materi
baca tulis Al-Qur‟an dalam upaya menarik minat siswa untuk belajar
dan mempermudah anak dalam mempelajarinya.
2. Keterampilan Membaca Al-Qur‟an
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan.
cepat dan benar.Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat
tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila
seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga
tidak dapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati
Zahri,1991:2).Jadi keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan yang
dapat dilakukan secara cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan
sesuatu.
Membaca adalah melihat, melafalkan dan mengucapkan serta
memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca pada hakikatnya adalah
suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir,
psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menterjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam
kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup proses
pengenalan kata, membaca kritis dan pemahaman kreatif.
Secara etimologis Al-Qur‟an berarti bacaan atau yang dibaca.
Adapun menurut istilah para ulama Al-Qur‟an adalah kalam Allah
yang diturunkan kepada nabi atau rasul, dimulai dari surat Al-Fatihah,
dan diakhiri dengan surat An-Naas (Munjahid, 2007:25-26).
Al-Qur‟an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk
menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT (Thoha Chabib dkk, 2004: 23).Dari
-huruf atau ayat-ayat Al-Qur‟an dan yang membacanya termasuk
ibadah.
Adapun yang dimaksud dengan keterampilan membaca
Al-Qur‟an adalah kesanggupan, kecakapan, atau kemampuan melakukan
aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental dalam memahami
dan mengerti sumber utama ajaran agama islam yang melalui kegiatan
melisankan pada suatu simbol-simbol huruf.
3. Indikator Keterampilan Membaca Al-Qur‟an
Merumuskan indikator merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran. Indikator merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.
Dalam pengembangan indikator, setiap kompetensi dasar
dikembangkan menjadi beberapa indikator. Indikator menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diukur atau observasi. Tingkat
kata dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja
dalam kometensi dasar maupun standar kompetensi. Prinsip
pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan,
dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku,
berfikir, dan bertindak secara konsisten.
Demikian pula dalam proses pembelajaran membaca
Al-Qur‟an perlu dirumuskan indikator pembelajaran. Indikator yang
dirumuskan ini menjadi acuan dalam melihat keberhasilan proses
pembelajaran dan proses penilaian.
Adapun indikator dari kemampuan siswa membaca
Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:
a. Anak mampu melafalkan bacaan Al-Quran.
Dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an sebagai
langkah awal, langkah yang diutamakan adalah dengan cara
melafalkan. Dalam hal ini anak mampu melafalkan bacaan
Al-Qur‟an yang menjadi materi pembelajaran. Sebagaimana yang
telah diketahui bahwa Al-Qur‟an dinarasikan dalam bahasa
Arab, sehingga membutuhkan ketrampilan pelafalan yang
khusus. Anak mengikuti pelafalan yang dilakukan oleh
ustadzah. Pada tahap selanjutnya pelafalan sebagai bagian dari
proses membaca masih tetap perlu mendapatkan perhatian.
Karena meski siswa telah mampu membaca teks arabnya,
namun pelafalannya belum tentu baik dan benar sesuai dengan
makhrojnya.
Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran
Al-Qur‟an yang dianjurkan oleh ustadzah dengan baik dan benar.
b) melafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an berdasarkan kemampuan
membaca dengan lancar, fasih, dan sesuai makharijul huruf.
b. Anak mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar
sesuai kaidah tajwid.
Kelajutan dari indikator di atas adalah anak telah terampil
dan mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
Khusus untuk Al-Qur‟an, anak mampu membaca sesuai dengan
kaidah tajwid.
Dengan demikian indikator ketercapaiannya dalam proses
pembelajaran membaca pada tingkat ini anak mampu; a)
membaca Al-Qur‟an dengan lancar dan fasih sesuai makharijul
hurufnya, b) membaca Al-Qur‟an dengan lancar, fasih, sesuai
makharijul hurufnya dan sesuai dengan kaidah tajwid (Ahmad
Lutfi, 2009:92).
4. Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah suatu lembaga sosial yang
memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak yatim, piatu,
yatim piatu, atau anak terlantar di bawah naungan organisasi sosial
keagamaan Aisyiyah.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,
2008:6). Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan naturalistik
untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahamantentang
fenomena dalam suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong,
2008:5).
Selain itu, penulis juga mengemukakan landasan-landasan atau
teori-teori yang ada hubungannya dengan variabel yang diteliti.Dalam
laporan penelitian seperti ini, data yang dikumpulkan dan dianalisis
adalah berbagai informasi dari responden dan hasil laporan penelitian
dapat berupa kutipan-kutipan ataupun gambar.
2. Kehadiran Peneliti
Pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak
diperlukan.Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moeleong (2008:168)
mengemukakan sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai kunci dalam penelitian
kualitatif karena peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
diteliti karena peneliti berada dalam lingkungan Panti Asuhan Putri
Aisyiyah Tuntang.Sedangkan instrument selain manusia mempunyai
fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Tuntang Kab.Semarang tahun 2013, yang terletak di Jl. Fatmawati No.
71 Tuntang.
Adapun alasan penulis melakukan penelitian di panti tersebut
karena di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang telah menerapkan
metode Iqro‟ sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan
membaca Al-Qur‟an pada anak yang mana hanya ada satu guru
mengaji iqro‟ yang mengajar dari sekian banyak anak yang berada di
panti. Hal yang menariknya lagi yaitu jiwa sosial guru yang tinggi
dalam usia yang seharusnya sudah pensiun tetapi beliau mau
merelakan tenaga dan waktunya demi mengajarkan anak-anak panti.
Bahkan perjalanan yang cukup jauh yaitu dari Ambarawa sampai
Tuntang dengan mengendarai bus tidak mematahkan semangat guru
tersebut untuk mengajar mengaji di panti.
Selain itu, penulis sendiri mempunyai kedekatan emosional
dengan anak-anak panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang karena tinggal
4. Sumber Data
Jadi, dalam penelitian ini yang dianggap informan sumber datanya
adalah:
1) Pengurus panti yaitu meliputi ketua panti, bendahara panti, dan
pengasuh panti itu sendiri yang memang setiap harinya
memantau keadaan di panti.
2) Guru mengaji Iqro‟ yaitu Ibu Umi Juwariyah.
3) Anak-anak penghuni panti (Anak Asuh) yang meliputi anak
SD, SMP, SMA, dan Kuliah.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Ada beberapa prosedur dalam mengumpulkan data dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu.Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaannya itu (Moleong, 2008:186).
Metode ini penulis gunakan untuk mencari data secara
umum tentang panti asuhan dengan mewawancarai anak asuh Panti
Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang, pengurus panti diantaranya yaitu
ketua Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang, bendahara Panti
Aisyiyah Tuntang yang menjadi sumber utama dalam pencarian
data mengenai keadaan panti. Sedangkan data mengenai metode
iqro‟ penulis mewanwancarai guru mengaji di Panti Asuhan Putri
Aisyiyah secara langsung.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terencana fenomena yang diselidiki (Sutrisno,
1995:227).
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang
konkret tentang penerapan metode Iqro‟ dan juga digunakan untuk
mengumpulkan data tentang lokasi penelitian.
Penulis melakukan observasi dengan melihat langsung
proses pembelajaran pada saat mengaji yang dilaksanakan pada
pukul 14.00-15.00 setiap hari senin sampai hari jum‟at.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, dan sebagainya (Arikunto, 234).
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang panti asuhan secara historis, letak
geografis, struktur organisasi dan daftar nama anak Panti Asuha
Data tersebut diambil dari buku catatan mengenai anak
panti, arsip panti mengenai data anak asuh, dan dari website Panti
Asuhan Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang.
6. Analisis data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi untuk
meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut, analisa perlu dilanjutkan dengan
upaya mencari makna.
Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
angka-angka. Data ini dikumpulkan dalam berbagai cara diantaranya
wawancara, obsevasi, intisari dokumen. Untuk itu analisa kualitatif
menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam teks yang
diperluas (Miles, 1992:16).
Secara rinci dalam proses analisis data digambarkan sebagai
Masa pengumpulan data
REDUKSI DATA
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
Selama Pasca
Pasca Selama
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI
= A N A L I S I S
Gambar 1.1 Komponen analisis data: model alir
(Miles, 1992:18).
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini
reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan,
membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan
sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai.
Ada beberapa hal yang menjadi kaitan dengan reduksi data yaitu
klasifikasi data yang telah dikumpulkan, dipisah-pisahkan kemudian
dikelompokkan menurut permasalahannya.Dilanjutkan dengan
interpretasi data yang berfungsi untuk menganalisis data lebih lanjut,
data dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti dengan
b. Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi
penyajian data yang shahih.
c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan
konfigurasi yang utuh.Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung.Verifikasi itu kemungkinan setingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam penganalisis selama menulis,
suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar
pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan.Dengan demikian
verifikasi kesimpulan yang pada mulanya mengambang atau kabur
menjadi lebih relevan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2008:326-332) agar hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan maka diperlukanpengecekan data apakah data
yang disajikan valid atau tidak, maka diperlukan teknik
keabsahan/kevalidan data.Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi.
a. Ketekunan Pengamatan Peneliti
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri
atau isu yangsedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secararinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu
menguraikan secara rincibagaimana proses penemuan secara tentatif
dan penelaahan secara rincitersebut dapat dilakukan. Melalui teknik
ini, peneliti berusaha setekunmungkin untuk mengamati setiap unsur
yang relevan dengan penelitianuntuk dapat ditelaah secara rincidan
berkesinambungan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara
peneliti mengamati secara terus menerus setiap hari mulai tanggal 02
Agustus – 02 September 2013.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
denganmemanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk
pengecekan atausebagai pembanding terhadap data-data yang ada.
Dalam penelitian inimenggunakan teknik trianggulasi dengan sumber,
yakni membandingkan danmengecek baik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melaluiwaktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif.Hal itu peneliti tempuh dengan jalan:
1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara
informan lain;
2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan;
Melalui teknik ini peneliti akan membandingkan setiap data
yang didapatkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu
data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Menurut Moleong (2002:127-148) juga menyatakan dalam
tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat:
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam
persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun
kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian,
mengurus perizinan, menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan
informan.
Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan
Waktu Kegiatan Hasil
April Menyusun rancangan
penelitian
Membuat proposal penelitian
Mei Mengurus perijinan Menyepakati dengan pihak panti
untuk melakukan penelitian
Juni Menilai keadaan Telah disetujui melakukan
penelitian.
Agustus Memilih dan
memanfaatkan informan
Melakukan pembicaraan dengan pengasuh panti untuk memilih informan.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada bagian ini dibahas usaha peneliti agar secara
sungguh-sungguh berusaha memahami latar penelitian.Peneliti lebih mudah
untuk melakukan tahap pekerjaan lapangan karena peneliti adalah
bagian dari anak asuh panti dan mempunyai kedekatan emosional
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini dikemukakan konsep analisis data juga
dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk
menemukan data dan kesimpulan.Sejumlah petunjuk analisis data
diberikan sebagai pegangan peneliti.
Tabel 1.2 Tahap Analisis Data
Waktu Kegiatan Hasil
Agustus-september Menemukan dan
menyajikan data
Reduksi data dan
penyajian data
September Menemukan kesimpulan Triangulasi data
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan
terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikajimaka perlu adanya
sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan
runtut.
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II : Metode Iqro’ dan Keterampilan Membaca Al-Qur’an
Berisi tentang kajian pustaka mengenai metode iqro„ yang di dalamnya
Kemudian keterampilan membaca Al-Qur‟an, memaparkan mengenai
pengertian membaca, pengertian Al-Qur‟an, pengertian huruf hijaiyah,
tujuan mengajar Al-Qur‟an dan ciri-ciri anak yang terampil dalam
membaca Al-Qur‟an.
Bab III : Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang
Bab ini berisi tentang kondisi umumpanti asuhan putri aisyiyah tuntang.
BAB IV: Efektivitas Penerapan Metode Iqro’ Terhadap
Keterampilan Membaca Al-Qur’an pada Anak Panti Asuhan Putri
Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang
Bab ini berisi pembahasan tentang konsep penerapan metode iqro‟ di panti
asuhan puti aisyiyah tuntang, tingkat keterampilan membaca Al-Qur‟an
pada anak panti asuhan putri aisyiyah tuntang, faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat dalam efektivitas penerapan metode iqro‟
terhadap keterampilan membaca Al-Qur‟an pada anak panti asuhan putri
aisyiyah tuntang, dan cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat
dalam efektivitas penerapan metode iqro‟ terhadap keterampilan membaca
Al-Qur‟an pada anak panti asuhan putri aisyiyah tuntang.
Bab V : Penutup
BAB II
METODE IQRO’ DAN KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN
A. Metode Iqro’
1. Pengertian Metode Iqro’
Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode juga dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam
penyampaian materi dengan menggunakan bentuk tertentu, seperti
ceramah, diskusi (halaqah), penugasan dan cara-cara lainnya (Roqib. Moh, 2009: 91). Senada dengan Roqib, menurut Nuha (2012:159)
metode adalah seperangkat cara, rencana, jalan, dan sistematika yang
ditempuh untuk menyajikan bahan-bahan pelajaran dalam sebuah
proses belajar dan mengajar.
Metode adalah cara yang telah dipikirkan masak-masak dan
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_
info497.html diakses pada hari jum‟at, 20 September 2013 pukul
11.30)
Berdasarkan penjabaran mengenai metode di atas, penulis
direncanakan dan diatur guna menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar sehingga dapat mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu.
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, sangat penting bagi
seorang guru mempunyai berbagai metode.Ia harus mempunyai
wawasan yang luas tentang bagaimanakah kegiatan belajar-mengajar
itu terjadi, dan langkah-langkah apakah yang harus ia tempuh dalam
kegiatan tersebut. Jika seorang guru tidak mempunyai metode dalam
mengajar, apalagi tidak menguasai materi yang hendak disampaikan,
maka kegiatan belajar dan mengajar tersebut tidak akan maksimal,
bahkan cenderung gagal.
Bagi seorang guru, wawasan belajar dan mengajar ini
sebenarnya merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Jadi,
seorang guru harus paham dan menguasai metode secara total.
Adapun fungsi dari metode menurut Nuha (2012:160) terbagi
menjadi beberapa bagian. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman (dalam Nuha, 2012:160) bahwa yang
dimaksud dengan alat motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena ada pengaruh dari luar.Biasanya, ini
sangat erat hubungannya dalam penggunaan metode oleh guru
pembelajaran.Hal ini dikarenakan dalam penggunaan metode yang
bervariasi itu, dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik.
b. Metode sebagai Strategi Pengajaran
Sebagai seorang guru harus mengerti bahwa kemampuan
daya serap anak atau peserta didik itu berbeda antara satu dengan
yang lainnya.Oleh karena itulah, dalam menjalankan kegiatan
pembelajaran, guru perlu menggunakan metode yang tepat guna
menyikapi fenomena ini.
Selain itu, anak mudah bosan jika setiap kali pembelajaran
berjalan stagnan dan kaku.Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar
mengajar, guru harus menguasai serta memiliki strategi agar anak
dapat belajar dengan efektif dan efisien, dan mereka juga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah inti dari setiap kegiatan pembelajaran.Tujuan
ini merupakan goal getter yang terakhir dari sebuah interaksi pembelajaran antara guru dan siswa.Pedoman ini berfungsi sebagai
pemberi arahan kegiatan belajar mengajar.Dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran ini, pastilah guru seringkali melakukan dan
mengembangkan inovasi dari dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru tersebut adalah
mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan.Hal ini
pembelajaran.Selain itu, metode adalah sebagai pelicin jalan
pengajaran menuju tercapai tujuan yang telah dipetakan
sebelumnya.Oleh karena itu, wajiblah bagi guru untuk
menggunakan dan mengembangkan metode dalam kegiatan
pembelajaran.Sehingga, metode tersebut dapat dijadikan sebuah
alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan sebuah metode pembelajaran yang selama ini
dipakai dan digunakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar
bukanlah sebuah hal yang asal pakai. Akan tetapi, dalam
penggunaannya, tentu telah melalui tahap, penilaian, dan pemilihan
yang ketat.
Adapun pemilihan dan penentuan metode pembelajaran
yang akan dipakai oleh seorang guru dalam belajar dan mengajar
ini tentunya berkaitan erat dengan nilai strategi metode, efektivitas
penggunaan metode, dan lain sebagainya. Dalam sebuah kegiatan
pembelajaran, tentunya terjadi sebuah interaksi edukatif antara
guru dan siswa sebagai sasaran didik.Oleh karena itu, dalam
penyampaian bahan dan materi pelajaran, seorang guru harus
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.Di sinilah
kehadiran metode menempati posisi yang sangat sentral dan urgen
dalam penyampaian bahan dan materi pelajaran.
Pemilihan metode yang kurang tepat akan menyebabkan
pembelajaran ini karena metode yang dipakai tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan ditargetkan
sebelumnya.Oleh karena itulah, metode memiliki nilai strategis
dalam kegiatan belajar dan mengajar.Adapun nilai strategis
tersebut adalah pengaruh dari metode terhadap berlangsungnya
kegiatan pembelajaran.
Sebelum membicarakan tentang metode iqro‟, terlebih dahulu
akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan iqro‟. Iqro‟ adalah nama
judul sebuah buku berisi tuntutan belajar membaca Al-Qur‟an dengan
cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama (Budiyanto, 1995:3).
Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian metode dan iqro‟
di atas dapat disimpulkan bahwa metode iqro‟ adalah suatu strategi
dalam menyampaikan materi baca tulis Al-Qur‟an dalam upaya
menarik minat siswa untuk belajar dan mempermudah anak dalam
mempelajarinya.
2. Penerapan Metode Iqro’
Cara belajar membaca Al-Qur‟an dengan model iqro‟ ini
pernah dijadikan proyek oleh Departemen Agama RI sebagai upaya
untuk mengembangkan minat baca terhadap kitab suci
Al-Qur‟an.Meski demikian, harus diakui bahwa setiap metode memiliki
kelebihan dan juga kelemahannya sendiri.
Metode iqro‟ disusun dalam bentuk jilid mulai dari jilid
harus dilalui secara bertahap oleh masing-masing anak, sehingga jilid 2
adalah kelanjutan dari jilid 1, demikian seterusnya sampai selesai jilid
6. Bila anak yang telah menyelesaikan jilid 6, bila mengajarkannya
sesuai dengan petunjuk, dapat dipastikan bahwa ia telah mampu
membaca Al-Qur‟an dengan benar (Budiyono, 1995:9).
Adapun isi materi dari masing-masing jilid tersebut menurut
Budiyono (1995:9) adalah sebagai berikut:
a. IQRO‟ Jilid I
Pelajaran pada jilid I ini seluruhnya berisi pengenalan bunyi
huruf-huruf tunggal berharokat fathah. Diawali dengan huruf a-ba‟
(
َبَا
)
ba‟-ta‟(
َت َب
)
ba‟-ta‟-tsa(
َث َت َب
)
dan seterusnya sampai bunyi huruf ya dan kemudian diakhiri dengan halaman EBTA. Pada jilid I ini terdapat lampiran “indeks huruf“ yang dimaksudkanuntuk sekedar membantu titian ingatan bacaan-bacaan yang lupa.
Tiap halaman pada jilid I ini diawali dengan pokok bahasan
yang terdapat dalam barisan pertama, kemudian lembar kerja yang
terdapat dalam baris kedua, ketiga, dan seterusnya.Dan ditutup
dengan semacam bahan remedial pada baris terakhir.
Bila kita perhatikan isi materi pada jilid I ini maka dapat
diketahui bahwa target yang ingin dicapai adalah:
1. Anak bisa membaca dan mengucapkan secara fasih sesuai
dengan makhrajnya huruf-huruf tunggalberharakat fathah.
nama-nama huruf itu sendiri, seperti “alif, ba‟, ta‟ tsa” dan
seterusnya.
2. Anak bisa membedakan secara tepat bunyi huruf-huruf yang
memiliki makhraj berdekatan seperti antara:
ع dengan ا
س dengan ش
س dengan ث
b. IQRO‟ Jilid 2
Jilid 2 merupakan kelanjutan jilid I. kalau pada jilid I anak
baru dikenalkan dengan bunyi huruf-huruf tunggal berharakat
fathah,maka pada jilid 2 ini diperkenalkan dengan bunyi
huruf-huruf bersambung berharakat fathah.Baik huruf-huruf sambung di awal,
di tengah maupun di akhir kata.
Pada jilid 2 mulai diperkenalkan bacaan mad (panjang)
namun masih tetap berharakat fathah. Mulai pada halaman ini,
kepada anak mulai boleh dikenalkan nama huruf “alif” sebagai
tanda bahwa bacaan huruf yang diikutinya dibaca panjang.
Demikian juga nama tanda fathah, juga sudah boleh diperkenalkan
kepada anak, baik fathah yang dibaca pendek maupun fathah yang
dibaca panjang (fathah berdiri). Target yang ingin dicapai oleh jilid
2 ini adalah:
a) Meningkatkan kefasihan membaca bunyi huruf.
c) Anak bisa membedakan bacaan pendek dan bacaan panjang
dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri.
c. IQRO‟ Jilid 3
Pada jilid 2 belum diperkenalkan bacaan-bacaan selain
harakat fathah.Barulah awal pada jilid 3 ini, pada anak
diperkenalkan bacaan kasroh.Karena anak telah mampu
membedakan bentuk-bentuk huruf bersambung, maka pengenalan
bacaan kasrah ini langsung huruf tunggal dan huruf sambung
sekaligus.Di jilid 2, diperkenalkan bacaan kasrah panjang karena
diikuti oleh huruf ya‟ sukun
(
ْي
)
. Disini ustadz diperbolehkanmengenalkan nama huruf ya‟
(
ي
)
dan nama tanda baca kasroh(
ِ
)
dan sukun
(
ْ
)
.Bacaan dlammah dikenalkan pada jilid 3 setelah anak
faham betul dengan bacaan kasrah
(
ِ
)
dan fathah(
َ
)
.Di halaman19-nya langsung diperkenalkan bacaandlammah panjang karena
diikuti oleh wawu sukun. Disini anak boleh dikenalkan nama huruf
wau
(
و
)
dan tanda dlammah(
ُ
)
, baik dlammah biasa maupundlammah terbalik
(
،
)
sebagai tanda bacaan panjang. Materilatihan-latihan pada jilid 3 ini bertambah nikmat dibaca dan
potongan-potongan ayat Al-Qur‟an walaupun sederhana
bentuknya.
Dengan demikian maka ada 4 target baru yang tercantum
dalam jilid 3 ini, yaitu:
a) Anak mengenal bacaan kasrah, kasrah panjang karena diikuti
ya‟ sukun dan kasrah panjang karena berdiri.
b) Anak mengenal bacaan dlammah, dlammah panjang karena
diikuti wau sukun dan dlammah panjang karena terbalik.
c) Anak sudah mengenal tanda baca fathah, kasrah, dlammah, dan
sukun.
d) Anak sudah mengenal nama-nama huruf alif
(
ا
)
, ya‟(
ي
)
danwau
(
و
)
.d. IQRO‟ Jilid 4
Pelajaran pada jilid 4 ini diawali dengan bacaan fathah
tanwin
(
ً
)
, kasroh tanwin(
ٍ
)
, dlommah tanwin(
ٌ
)
, bunyi ya‟ sukundan wau sukun yang jatuh setelah harakat fathah, mim sukun, nun
sukun, qalqalah, dan huruf-huruf hijaiyah lainnya yang berharakat
sukun. Pada jilid 4 ini, anak sudah diperkenalkan dengan
nama-nama semua huruf hijaiyah dan nama-nama-nama-nama tanda bacanya.
Didahulukannya bacaan qalqalah dari huruf-huruf sukun
lainnya dimaksudkan agar sejak dini anak telah mampu
menghayati bacaan qalqalah sehingga terbiasa dengan bacaan yang
Dalam pelajaran bacaan tanwin, nun sukun, dan mim
sukun, target yang ada pada jilid 4 ini baru memperkenalkan
bacaan-bacaan idzhar. Sedangkan bacaan-bacaan yang lainnya,
seperti idgham, iqlab, dan ikhfa‟ belum diperkenalkan sama sekali.
Hal ini dapat dimengerti karena bacaan-bacaan selain idzhar itu
adalah termasuk bacaan yang lebih sulit daripada bacaan idzhar.
e. IQRO‟ Jilid 5
Isi materi jilid 5 ini sudah semakin komplek, antara lain
secara berturut-turut diperkenalkan kepada anak:
a) Cara baca alif-lam qamariyyah
b) Cara baca akhir ayat atau tanda waqaf
c) Cara baca mad far‟i
d) Cara baca alif lam syamsiyah
e) Cara baca nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idgham
bighunnah
f) Cara baca lam dalam lafadz jalalah
g) Cara baca nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idgham
bilaghunnah.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa walaupun dalam jilid5 ini
sudah mengandung bacaan-bacaan tajwid, namun kepada anak
belum diperkenalkan nama-nama atau istilah-istilah dalam ilmunya
atau mengerti teorinya.
Isi jilid 6 ini sudah memuat hampir semua persoalan tajwid,
walaupun sebagaimana pada jilid 5, kepada anak belum boleh
diperkenalkan ilmu-ilmu atau teori-teori tajwidnya.Ilmu tajwid
baru boleh diajarkan setelah anak menyelesaikan IQRO‟ jilid 6
atau telah lancar membaca Al-Qur‟an.
Jilid 6 ini berisi pokok-pokok pelajaran:
a) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf idgham
bighunnah
b) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf iqlab
c) Cara baca nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf ikhfa‟
d) Cara baca dan pengenalan tanda-tanda waqaf
e) Cara baca waqaf pada beberapa huruf/kata yang musykilat
f) Cara baca huruf-huruf dalam fawatihussuwar.
Jilid 6 ini ditutup dengan pesan-pesan penting penyusun
berupa kriteria seorang anak lulus dari IQRO‟ dan kemudian bisa
melanjutkan tadarus Al-Qur‟an dari juz pertama. Dan bila dalam
mengajarkan buku IQRO‟ sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang
ada, dapat dipastikan anak telah mampu membaca Al-Qur‟an
dengan benar walaupun masih pelan.
Metode IQRO‟ telah membuktikan bahwa anak-anak usia
TK yang dididik dalam TK Al-Qur‟an, dalam waktu 6-8 bulan
telah sanggup diantarkannya mampu membaca Al-Qur‟an. Bahkan
menguntungkan, dalam waktu 2-4 bulan, anak usia 4-5 tahun bisa
menyelesaikan IQRO‟ jilid 1-6.Kunci rahasiannya yaitu terletak
pada sistem dan metodenya mengikuti prinsip
berangsur-angsur.Belajar membaca IQRO‟ dilakukan secara privat
(individual), artinya tiap anak dihadapi oleh seorang ustadz.
Masing-masing anak mendapat jatah waktu 5-10 menit untuk
belajar IQRO‟ dengan seorang ustadz, dengan cara bergantian
(Budiyono, 1995:17).
B. Keterampilan Membaca Al-Qur’an
1. Keterampilan
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan.
Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan
cepat dan benar.Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat
tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila
seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga
tidak dapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati
Zahri,1991:2).
Pengertian keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto (2005:
7) “Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai
aktifitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan
afektif (nilai-nilai moral)”. Keterampilan yang dipelajari dengan baik
mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan
keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa
adanya kematangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
keterampilan pada anak yaitu: keturunan, makanan, intelegensi, pola
asuh, kesehatan, budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, dan
rangsangan dari lingkungan.
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2001: 1180)
keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.Jadi, dapat
disimpulkan keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan
berbagai aktifitas dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas.
Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa
yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan
cekatan dalam melakukan segala aktifitas, dan mampu menghadapi
permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang
akan bermanfaat bagi masyarakat.
Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari
keterampilan dan kemahiran berbahasa yang terbagi empat yang
diantaranya adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
2. Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah melihat, melafalkan dan mengucapkan
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktifitas visual, berfikir, psikolinguistik dan
metakognitif.Pengertian diatas sejalan dengan pendapat Nuha
(2012:108) membaca adalah kemampuan mengenali dan
memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang) tertulis
dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Pada
hakikatnya, membaca adalah proses komunikasi antara pembaca
dengan penulis melalui teks yang ditulisnya. Maka, secara
langsung, di dalamnya terjadi hubungan kognitif antara bahasa
lisan dengan bahasa tulisan.
Kemahiran membaca membaca mencakup dua hal, yaitu
mengenali simbol-simbol yang tertulis dan memahami isinya.Bagi
para siswa Indonesia yang mempunyai latar belakang kemahiran
membaca tulisan Latin, kemahiran membaca tulisan Arab
merupakan masalah.Sebab alphabet Arab berlainan dengan
alphabet Latin.
Kemampuan membaca bahasa Arab sangat tergantung
kepada pemahaman isi atau arti yang dibaca.Ini berarti sangat
tergantung pada penguasaan gramatika bahasa Arab.
Kesiapan anak belajar membaca sangat tergantung pada
tingkat kematangan IQ-nya.Namun, tidak serta-merta kematangan
Menurut Musthafa (2005:31) beberapa faktor yang memengaruhi
kesiapan membaca anak:
1) Kesiapan fisik
Anak yang sehat akan lebih cepat belajar membaca dan
menguasai pelajaran daripada anak yang sakit, sebab anak yang
sakit cepat merasa letih, mudah putus asa, dan sedikit
beraktifitas. Ia menjadi tidak bergairah dalam belajar dan
membaca.
Dalam kondisi seperti ini, pelajaran membaca akan lebih
sulit bagi anak daripada pelajaran lainnya. Maka, sebelum
melakukan aktifitas belajar, guru harus yakin bahwa anak
didiknya memiliki indra yang sehat, sebab ia memiliki peranan
penting dalam aktifitas membaca. Telinga, mata, kedua tangan,
dan alat bicara, merupakan organ yang sangat penting dalam
belajar membaca.
2) Kesiapan psikologis
Anak membutuhkan kondisi psikologis yang
nyaman.Karena itu, guru harus mengetahui kebutuhan perasaan
anak sebelum anak belajar membaca, dengan mengenal
lingkungan keluarganya, misalnya.Dengan demikian, guru
dapat memahami sejauh mana peran keluarga dalam memenuhi
Guru tidak perlu memaksa lingkungan keluarga memenuhi
kebutuhan psikologis anak dan menanamkan percaya diri
padanya. Guru juga tidak perlu mengidentifikasi rumah yang
salah mengarahkan anak, tidak memberikan kehangatan
padanya, cinta kasih, rasa tenang, dan percaya diri, yang sangat
memengaruhi kondisi psikologisnya.
Sebelum aktifitas belajar membaca berlangsung, terlebih
dahulu guru harus mengetahui kondisi psikologis setiap anak,
kemudian memberinya motivasi agar secepatnya ia melepaskan
diri dari persoalan-persoalan yang membelit dirinya, sehingga
ia merasa tenang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan
belajarnya.
3) Kesiapan pendidikan
Sebelum anak belajar membaca, terlebih dahulu ia harus
mempersiapkan diri dengan beberapa arahan yang
memudahkannya dalam belajar membaca. Mempersiapkan
anak membaca adalah tanggung jawab keluarga dan sekolah,
namun dalam hal ini sekolah merupakan penanggung jawab
utama, sementara keluarga merupakan tempat pembentukan
pengalaman anak.
4) Kesiapan IQ
Sebelum anak belajar membaca, terlebih dahulu ia harus
dalam belajar. Dalam hal ini, para peneliti berbeda pendapat
namun sebagian besar berpendapat bahwa kesiapan anak
belajar membaca sangat dipengaruhi oleh kematangan IQ-nya.
Sebagian berpendapat, usia kematangan IQ ini dapat dicapai
oleh anak pada usia enam atau enam tahun setengah. Namun,
sebagian menyangkal pendapat ini.Menurutnya, latihan dan
pengalaman belajar anak sangat memengaruhi kematangan
IQ-nya. Sebagian anak ada yang mencapai kematangan ini
sebelum usia enam tahun, namun ada pula yang mencapainya
pada usia delapan tahun dan sebelas tahun. Artinya, terdapat
perbedaan-perbedaan proses pencapaian kematangan IQ,
sekalipun anak terlahir dalam waktu yang sama.
b. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologis Al-Qur‟an berarti bacaan atau yang
dibaca. Adapun menurut istilah para ulama Al-Qur‟an adalah
kalam Allah yang diturunkan kepada nabi atau rasul, dimulai dari
surat Al-Fatihah, dan diakhiri dengan surat An-Naas (Munjahid,
2007:25-26).
Al-Qur‟an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk
menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT (Thoha Chabib dkk, 2004: 23).
Jadi dari pengertian membaca dan pengertian Al-Qur‟an di
melafalkan huruf-huruf atau ayat-ayat yang terdapat dalam
Al-Qur‟an dan yang membacanya termasuk ibadah.
c. Pengenalan Huruf Hijaiyah
1) Bentuk Huruf Hijaiyah
Mengenal bentuk huruf hijaiyah adalah langkah
pertama agar lancar membaca Al-Qur‟an dengan baik dan
benar. Tanpa mengenal huruf hijaiyah, kita akan mengalami
kesulitan, bahkan tidak akan mampu membaca Al-Qur‟an.
Huruf hijaiyah adalah kumpulan huruf-huruf Arab yang
berjumlah 29.Huruf-huruf inilah yang dipakai dalam
Al-Qur‟an.
Tabel 2.1 Huruf Hijaiyah
د خ ح ج ث ت ب ا
ط ض ص ش س ز ر ذ
م ل ك ق ف غ ع ظ
2) Transliterasi Huruf Hijaiyah
Transliterasi artinya mengalihaksarakan lafadz, bacaan,
atau tulisan dari satu huruf ke huruf yang lain, misalnya dari
aksara Arab ke huruf latin (Indonesia).
Tabel 2.2 Transliterasi Huruf Hijaiyah
No Arab Latin Nama Huruf
3) Tanda Baca Huruf Hijaiyah
Table 2.3 Dasar-dasar Tanda Baca
ُا
ِا
َا
Dhammah Kasrah Fathah
U I A
ٌا
ٍا
ًا
Dhammah Tanwin Kasrah Tanwin Fathah Tanwin
UN IN AN
b) Latihan Membaca
Tabel 2.4 Tanda Baca Fathah
َد
َخ
َح
َج
َث
َت
َب
َا
َط
َض
َص
َش
َس
َز
َر
َذ
َم
َل
َك
َق
َف
َغ
َع
َظ
َي
َء
ٍَ
َو
َى
Tabel 2.5 Tanda Baca Kasrah
ِد
ِخ
ِح
ِج
ِث
ِت
ِب
ِا
ِط
ِض
ِص
ِش
ِس
ِز
ِر
ِذ
ِم
ِل
ِك
ِق
ِف
ِغ
ِع
ِظ
Tabel 2.6 Tanda Baca Dhammah
ُد
ُخ
ُح
ُج
ُث
ُت
ُب
ُا
ُط
ُض
ُص
ُش
ُس
ُز
ُر
ُذ
ُم
ُل
ُك
ُق
ُف
ُغ
ُع
ُظ
ُي
ُء
ٍُ
ُو
ُى
Tabel 2.7 Tanda Baca Fathah Tanwin, Kasrah Tanwin, dan Dhammah Tanwin
ٌت ٍت ًت
ٌب ٍب ًب
ٌا ٍا ًا
ٌح ٍح ًح
ٌج ٍج ًج
ٌث ٍث ًث
ٌذٍذًذ
ٌدٍدًد
ٌخ ٍخ ًخ
ٌس ٍس ًس
ٌزٍزًز
ٌرٍرًر
ٌض ٍض ًض
ٌص ٍص ًص
ٌش ٍش ًش
ٌع ٍع ًع
ٌظ
ٍظ ًظ
ٌط ٍط ًط
ٌق ٍق ًق
ٌف ٍف ًف
ٌغ ٍغ ًغ
ٌم ٍم ًم
ٌل ٍل ًل
ٌك ٍك ًك
ٌٍ ٍٍ ًٍ
ٌو ٍو ًو
ٌى ٍى ًى
ٌي ٍي ًي
ٌء ٍء ًء
4) Tempat Keluar (Makhraj) Huruf (Makharijul Huruf)
Makharijulmerupakan bentuk jamak dari kata