• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Pasar Modal

Secara umum pasar modal ( capital Market ) didefinisikan sebagai pasar yang memperdagangan instrumen keuangan ( sekuritas ) jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri ( stock ) maupun hutang ( bond ), baik yang diterbitkan pemerintah

( public authorities ) maupun oleh perusahaan swasta ( private sectors ). Dengan

demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan

( financial market ), karena dalam financial market diperdagangkan semua bentuk

hutang dan saham, dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bersifat

negotiable maupun yang non negotiable.

Sedangkan pengertian yang lebih operasional seperti yang tertuang dalam Keppres no. 60 tahun 1988, pasar modal dipahami sebagai bursa yang merupakan sarana mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang ( lebih dari satu tahun ) dalam bentuk efek. Sesungguhnya terdapat perbedaan antara pasar modal

( capital market ) dengan bursa efek ( stock exchange ). Untuk pengertian bursa efek,

Undang –Undang Nomor 8 tahun 1995 mendefinisikan sebagai berikut pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak – pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Efek yang dimaksud dalam definisi ini adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal memberikan fasilitas dengan

(2)

mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana ( investor ) dengan pihak yang memerlukan dana ( emiten ). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, investor berharap akan memperoleh imbalan dari penanaman dananya tersebut. Sedangkan emiten akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Dengan

demikian fungsi pasar modal sesungguhnya tidak berbeda dengan perantara

( intermediary ) keuangan seperti perbankan. Fungsi kedua pasar modal adalah fungsi

keuangan yaitu para investor memiliki keinginan memperoleh imbalan ( return ) dengan investasi yang ditanamkannya sesuai dengan risiko yang bervariasi.

Pada dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara yaitu:

1. Sebagai sumber perhimpunan dana.

Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber perhimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perhimpunan dana yang konvensional. Sebagai contoh perusahaan yang ingin melakukan perluasan usaha dapat memperoleh kredit dari bank, namun ada keterbatasan bank dalam menyalurkan kredit. Apalagi kalau suku bunga tinggi sebagai akibat dari kebijakan moneter, maka akan menambah beban biaya bunga bagi perusahaan.Tapi dengan adanya pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan surat berharga, baik surat hutang ( obligasi / bonds ) maupun saham. Dengan memanfaatkan sumber dana dari pasar modal, perusahaan dapat terhindar dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi.

2. Sebagai alternatif investasi para pemodal.

Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena para investor dapat melakukan pemindahan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau dari satu industri ke industri lain sesuai dengan keinginan keuntungan yang

(3)

diharapkan seperti dividen dan capital gain setelah mempertimbangkan risiko dari saham tersebut.

3. Biaya perhimpunan dana melalui pasar modal relatif rendah.

Dalam melakukan perhimpunan dana, perusahaan membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam ke bank. Misalkan bank menawarkan deposito sebesar 5 % per tahun sedangkan memberikan kredit dengan bunga 11 % maka ada spread suku bunga sebesar 6 %. Sedangkan biaya - biaya yang ditanggung perusahan dalam rangka proses emisi misalkan hanya 3.5 % yang di tanggung selama usia sekuritas. Jadi lebih menguntungkan jika perusahaan memperoleh tambahan dana dari penerbitan saham dibandingkan dengan meminjam di bank.

4. Bagi negara, pasar modal akan mendorong perkembangan investasi.

Setiap perusahaan pasti ingin meluaskan usahanya maka dari itu perusahaan berusaha mendapatkan dana tambahan dari investor. Semakin baik kinerja perusahan serta adanya transparansi maka investor akan semakin berminat menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dengan adanya ekspansi usaha berarti akan ada penambahan penyerapan tenaga kerja, kenaikan jumlah produksi, kenaikan omset penjualan, kenaikan pendapatan dan tentunya pajak bagi negara.

Pasar Modal Efisien

Pasar Modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas – sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.

(4)

Menurut Foster ( 1986 ) pasar modal menjadi efisien karena adanya jumlah analis keuangan yang banyak dan persaingan antar mereka, akan membuat harga sekuritas “ wajar “, dan mencerminkan semua informasi yang relevan. Para analis akan berupaya untuk memperoleh informasi selengkap mungkin bahkan kalau mungkin lebih lengkap dari analis yang lain, melakukan analisis secermat mungkin sehingga akan membuat harga sekuritas menjadi wajar ( terjadi harga keseimbangan yang mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi para investor pada suatu titik tertentu ).

Tiga bentuk pasar modal yang efisien :

1. Pasar yang efisiensinya lemah ( weak form efficiency ) yaitu keadaan di mana harga – harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu lampau.

2. Pasar yang efisiensinya setengah kuat ( semi strong ) yaitu keadaan di mana harga – harga bukan hanya mencerminkan harga – harga di waktu yang lalu tetapi juga semua informasi yang dipublikasikan. 3. Pasar yang efisiensinya kuat ( strong form ) yaitu di mana harga tidak

hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian.

2.2

Pengertian Indeks Harga Saham

Di Bursa Efek Jakarta terdapat lima indeks yaitu :

1. Indeks Individual yaitu indeks yang menggunakan harga masing – masing saham terhadap harga dasarnya.

2. Indeks Harga Saham Sektoral yaitu indeks ynag perhitungannya menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing – masing sektor. Indeks sektoral terdiri dari sembilan sektor : pertanian;

(5)

pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; industri barang konsumsi; manufaktur; properti dan real estate; infrastruktur dan transportasi; keuangan; serta perdagangan, jasa dan investasi. 3. Indeks LQ 45 yaitu perhitungan indeks yang menggunakan 45 saham

tertentu berdasarkan likuiditas saham dan disesuaikan setiap enam bulan.

4. Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yaitu perhitungan yang menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen pehitungan indeks.

5. Jakarta Islamic Index ( JII ) yaitu indeks yang terdiri dari saham - saham yang sesuai dengan syariah islam.

Fungsi adanya indeks di pasar modal adalah : 1. Sebagai indikator tren pasar.

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan. 3. Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio

4. Membantu pembentukan portofolio dengan strategi pasif. 5. Membantu berkembangnya produk derivatif.

2.3 Teori

Portofolio

Pengertian portofolio secara umum adalah investasi yang dilakukan dalam berbagai macam aset keuangan seperti saham, obligasi, opsi, future contract, real estate, emas, deposito dan lain lain.

Melakukan investasi dengan membentuk portofolio cenderung lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan menginvestasikan seluruh modal dalam satu bentuk investasi.

Beberapa jenis diversifikasi portofolio yang dikenal antara lain :

1. Simple Diversification.

(6)

Diversifikasi ini sangat mudah dalam mengaplikasikan yaitu dengan menambahkan sejumlah investasi baru sehingga dapat mengurangi risiko yang sifatnya sistematis. Misalkan dalam suatu portofolio telah terdapat sepuluh investasi dengan menambah dan mengkombinasikan sepuluh sampai dua puluh investasi baru maka tingkat risiko dapat dikurangi.

2. Diversification Accros Industries

Diversifikasi yang dilakukan dengan cara pendekatan investasi pada perusahaan yang tidak sejenis. Pendekatan ini pada prinsipnya hampir serupa dengan dengan diversifikasi sederhana di mana mencoba mengurangi risiko dalam portofolio, dengan menanamkan modal pada investasi yang relatif kurang memiliki korelasi dengan investasi yang sudah ada sehingga tingkat risiko pada satu industri dapat dikurangi dengan risiko dari industri yang lainnya.

3. Superfluous Diversification

Merupakan pendekatan portofolio di mana investor tidak diharapkan melakukan diversifikasi dengan terlalu banyak jenis investasi. Hal ini disebabkan karena semakin banyak investasi yang dilakukan oleh investor dalam portofolionya, maka investor akan menyita banyak waktu, tenaga, uang akibat biaya transaksi dan biaya analisa, yang pada akhirnya hanya akan mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan.

4. Markowitz Diversifikation

Pendekatan portofolio yang lebih ilmiah dibandingkan dengan ketiga diversifikasi sebelumnya, karena markowitz diversifikation menggunakan

(7)

faktor koefisien korelasi. Sehingga semakin rendah tingkat korelasi antar investasi dalam portofolio tersebut maka semakin rendah risiko portofolio yang diperoleh.

5. Single Index Model Difersification

Pendekatan Single Index Model juga hampir serupa dengan pendekatan portofolio dari Markowitz yang sifatnya ilmiah, namun pendekatan ini lebih beramsusikan pada sifat – sifat di mana suatu investasi akan secara bersama sama bergerak baik itu naik maupun turun sejalan dengan pergerakan pasar di mana investasi tersebut berada. Adapun tujuan dari diversifikasi dengan menggunakan Single Index Model ini adalah untuk meminimumkan tingkat risiko dari keseluruhan investasi yang terdapat dalam portofolio.

Secara keseluruhan dari diversifikasi tersebut maka diversifikasi dengan cara Markowitz dan Single Index Model lebih memperoleh hasil yang memuaskan dan dapat merefleksikan kinerja portofolio yang sesungguhnya. Untuk selanjutnya pembahasan teori portofolio ini didasari oleh teori yang dikembangkan oleh Markowitz dan teori Single Index Model.

Teori Portofolio Markowitz

Pendekatan Portofolio Markowitz didasarkan pada pendekatan mean dan

variance, di mana seluruh investasi dihitung berdasarkan tingkat pengembalian rata –

rata dan penyimpangannya. Sementara itu untuk menghitung risiko atau standar deviasi portofolio dibutuhkan variabel yang menggambarkan hubungan antara tingkat pengembalian investasi satu dengan investasi lainnya. Hubungan ini sering disebut

covariance.

(8)

Faktor penting lainnya yang juga perlu diketahui adalah coefficient korelasi. Faktor ini secara statistik menggambarkan hubungan yang linier antara dua variabel. Nilai dari koefisien korelasi berkisar antara –1 dan +1.

Pengertian dari nilai koefisien korelasi adalah :

a. Positive correlation yang berarti adanya hubungan antara dua investasi saling

mempengaruhi secara positif, Di mana tingkat pengembalian investasi yang satu akan mempengaruhi tingkat pengembalian yang lain begitu pula sebaliknya. Hubungan dikatakan perfectly positive jika coefficient korelasi bernilai +1.

b. Zero correlation menunjukan tidak adanya hubungan antara dua investasi.

Pada posisi ini tingkat pengembalian investasi berdiri sendiri – sendiri.

c. Negative correlation merupakan kebalikan dengan korelasi positif di mana

tingkat pengembalian bergerak secara berlawanan antara dua investasi. Dikatakan perfectly negative apabila nilai coefficient korelasi –1.

Besarnya investasi, tingkat pengembalian, tingkat risiko dan coefficient

korelasi memberikan gambaran akan berbagai macam kemungkinan yang dapat diperoleh dari kombinasi investasi. Perubahan faktor – faktor tersebut akan memberikan harapan hasil yang berbeda pada tingkat risiko yang berbeda pula. Analisis faktor tersebut penting untuk menganalisa dan menentukan portofolio yang optimal.

Teori Portofolio Single Index Model

Single Index Model pertama kali di kembangkan oleh W.F.Sharpe, yang

merupan salah satu murid Markowitz. Pendekatan ini agak berbeda dengan pendekatan Markowitz, tapi hasil yang diperoleh sangat memuaskan.

Teori ini mengambil asumsi bahwa tingkat pengembalian dari saham saling berhubungan hanya dengan satu alasan bahwa setiap saham dianggap mempunyai respon dalam mempengaruhi portofolio seluruh saham yang ada di pasar. Misalkan di

(9)

pasar terjadi pergerakan ke atas, maka hampir seluruh saham tunggal juga mengalami pergerakan ke atas, begitupun sebaliknya.

Faktor penting yang mempengaruhi portofolio Single Index Model adalah beta, yang merupakan penggambaran besarnya tingkat sensitivitas saham atau portofolio terhadap pasar.

2.4

Pengertian laporan keuangan

Pengertian dari laporan keuangan menurut S. Munawir ( 1988 : 2 ) adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Dari definisi tesebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupan suatu daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan hasil usahanya selama periode tertentu.

Laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca ( Balance sheet )

Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Sedangkan pengertian neraca menurut S. Munawir ( 1988 : 13 ) adalah sebagai berikut :

(10)

Neraca adalah laporan yang sistematis sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu.

Dari definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa neraca adalah suatu laporan keuangan yang menunjukan keadaan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang didalamnya harus disebutkan bagian mana yang termasuk aktiva dan pasiva secara jelas dan terperinci.

Tiga bagian utama dalam neraca adalah :

1) Harta atau Aktiva

Pengertian aktiva tidak hanya terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud.

2) Hutang atau Pasiva

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.

3) Pengertian Modal

(11)

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal ( modal saham ), surplus, dan laba yang ditahan, atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

Modal dapat diartikan sebagai elemen-elemen dalam aktiva suatu neraca perusahaan yang dapat berupa uang kas, bahan baku, mesin, gedung dan sebagainya, juga dapat merupakan sumber-sumber modal berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. ( Nitisemito, 1978 : 20 )

Mengenai modal ini, Drs. Bambang Riyanto, menyatakan :

Pada awalnya, pengertian modal berorientasikan pada physical oriented yang mengartikan modal sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Kemudian pengertian modal berkembang menjadi non physical oriented yang menekankan pengertian modal pada nilai daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal. ( Riyanto, 1996 : 17 )

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat dua pengertian modal yaitu yang tercatat disebelah debet dari neraca disebut modal konkrit, dan yang tercatat disebelah kredit disebut modal abstrak.

Menurut bentuknya, modal dibagi menjadi :

• Modal aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dari seluruh dana yang ditanamkan perusahaan.

(12)

Elemen modal aktif selalu berubah-ubah, baik dalam jangka waktu pendek ( kas, efek, piutang, barang ) maupun dalam jangka waktu panjang ( aktiva tetap ).

• Modal abstrak atau modal pasif adalah modal yang tertera disebelah kredit dari neraca,yang menggambarkan sumber darimana dana diperoleh. Nilai modal pasif ini dalam jangka waktu tertentu adalah permanen ( Riyanto, 1996 :19 )

b. Laporan rugi laba

Laporan perhitungan rugi laba menurut S. Munawir ( 1988 : 26 ) dalam bukunya analisa laporan keuangan adalah :

Suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan rugi laba menggambarkan posisi perusahaan ditinjau dari aktivitas perusahaan yang menyangkut tentang penghasilan,biaya dan rugi laba perusahaan selama periode tertentu.

Prinsip umum yang diterapkan dalam laporan rugi laba adalah sebagai berikut :

• Bagian pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan setelah dikurangi dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.

• Bagian kedua menunjukkan biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan

dan biaya umum.

(13)

• Bagian ketiga menunjukan hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan

yang diikuti dengan biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan.

• Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insindentil sehingga akhirnya

diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

c. Laporan arus kas.

Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka waktu tertentu. Arus kas terbagi dalam tiga kelompok utama yaitu :

1) Arus kas dari kegiatan operasional

Arus kas dari kegiatan operasi terdiri dari : pengumpulan kas berasal dari konsumen, pembayaran kepada pemasok untuk pembelian bahan baku, arus kas keluar dari kegiatan operasi lainnya seperti beban pemasaran dan operasi serta pembayaran bunga, pembayaran tunai untuk pajak.

2) Arus kas dari kegiatan investasi

Arus kas yang berasal dari penanaman modal (arus kas yang masuk) baik dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan itu sendiri.

3) Arus kas dari kegiatan pendanaan.

(14)

Bagian terakhir dari arus kas berkaitan dengan kegiatan pendanaan, termasuk semua arus kas baik yang masuk maupun yang keluar dari para investor, pemberi pinjaman maupun dari pemilik perusahaan tersebut.

2.5

Teori Rasio Likuiditas Dan Rentabilitas

Rasio keuangan membantu mengidentifikasikan berapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Data keuangan perusahaan akan lebih berarti karena adanya rasio keuangan yang dapat digunakan :

1. Untuk meneliti rasio keuangan perusahaan di masa lalu ( contoh untuk lima tahun terakhir ) dan arah pergerakannya.

2. Dapat membandingkan rasio keuangan dengan perusahaan yang lain.

3. Dapat membandingkan rasio – rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Miasalkan kebijakan perusahaan dalam hal kredit dan persediaan

2.5.1 Konsep Likuiditas

Pengertian likuiditas.

Definisi likuiditas adalah “ Sesuatu yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. “

Definisi likuiditas Lainnya adalah :

Likuiditas adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva yang tersedia.

Jadi, masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Setiap aktiva mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun

(15)

komponen aktiva yang paling likuid adalah uang tunai. Hal ini disebabkan oleh sifat uang tunai yang langsung dapat digunakan dalam operasi untuk proses produksi, membayar hutang dagang perusahaan yang jatuh tempo dan sebagainya.

Selain kas semua komponen aktiva yang termasuk dalam aktiva lancar memerlukan waktu untuk mengubah menjadi uang tunai atau kas di mana aktiva selain kas berhubungan dengan tingkat kepastian waktu berubahnya aktiva tersebut menjadi uang tunai. Semakin likuid suatu aktiva, semakin tinggi kepastiannya untuk dijadikan uang tunai.

Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

a. Likuiditas Badan Usaha

Likuiditas badan usaha berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar pihak luar perusahaan ( kreditur ). Jadi tingkat likuiditas badan usaha dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk menyediakan alat-alat likuid, sehingga dapat membayar hutang-hutangnya pada saat ditagih. Tingkat likuiditas badan usaha dapat diketahui dari neraca pada suatu saat, antara lain dengan membandingkan jumlah aktiva lancar disatu pihak dengan hutang lancar dipihak lain.

b. Likuiditas Perusahaan.

Likuiditas perusahaan lebih berhubungan dengan masalah di dalam perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan, apakah setiap saat dapat memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran jalannya opersi perusahaan. Jadi likuiditas perusahaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempertahankan atau untuk membiayai pembelanjaan-pembelanjaan perusahaan agar aktivitas perusahaan dapat berlangsung lancar.

Adapun cara yang dapat dilakukan dalam melakukan penilaian likuiditas perusahaan,yaitu :

(16)

1. Current ratio, adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara aktiva lancar perusahaan dengan hutang lancarnya.

Jumlah aktiva lancar

Current ratio = x 100 % Jumlah hutang lancar

2. Acid test ratio, menunjukan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar perusahaan.

Aktiva lancar – persediaan

Acid test ratio = x 100 % Jumlah hutang lancar

3. cash ratio, di mana rasio tersebut membandingkan antara kas sebagai aktiva lancar yang paling likuid dan investasi sementara dengan hutang lancar atau pasiva lancar perusahaan.

Kas + Setara kas

Cash ratio = x 100 % Jumlah hutang lancar

2.5.2 Konsep Rentabilitas

Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas adalah “ Kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba dari proses produksinya.” Atau pengertian yang lebih umum tentang rentabilitas adalah :

“Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut “

(17)

Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Hal ini diukur dengan keberhasilan dan kemampuan perusahaan menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian tingkat rentabilitas yang dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula. Dalam analisa rentabilitas akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada perhitungan rugi laba dan pada neraca perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan.

Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan ada bermacam-macam, tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainya

Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu :

a. Rentabilitas Ekonomi.

Merupakan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalam nya untuk menghasilkan laba. Modal yang dimiliki untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan

(operating capital ). Dan laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal

dari operasi perusahaan, yaitu laba usaha ( net operating income ). Dengan demikian laba yang diperoleh dari usaha-usaha luar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini.

b. Rentabilitas Modal Sendiri.

Rentabilitas modal sendiri sering disebut rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri adalah

(18)

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang dipergunakan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi pajak ( earning after tax ). Sedangkan modal yang diperhitungkan adalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.

Rasio-rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas, antara lain:

a. Gross Profit Margin

Merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.

laba kotor

Gross profit margin = x 100 % Penjualan bersih

b. Net profit margin

Rasio yang mengukur besarnya keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan selama satu periode.

Laba bersih setelah pajak

Net profit margin = x 100 % Penjualan bersih

c. Operating profit margin

Rasio dapat dihitung dengan cara membandingkan Pendapatan operasional dengan penjualan bersih.

(19)

Pendapatan operasional

Operting profit margin = x 100 % Penjualan netto

d. Net Earning Power Ratio ( Rate of Return on Investment )

Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan laba bersih sesudah pajak dengan jumlah aktiva. Rasio ini merupakan pencerminan dari kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih perusahaan.

Laba setelah pajak

Net earning power ratio = x 100 % Total Aktiva

e. Return on Net Worth ( Return on Equity )

Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Dengan demikian rasio ini dapat diartikan sebagai kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Laba setelah pajak

Return on net worth = x 100 %

Modal sendiri

2.5.3 Hubungan Antara Likuiditas dan Rentabilitas

Dalam manajemen keuangan perusahaan masalah pengendalian tingkat likuiditas dan tingkat rentabilitas merupakan dua aspek penting yang harus

(20)

diperhatikan oleh perusahaan. Jika perusahaan hanya mengutamakan salah satunya, maka akan menimbulkan kesulitan. Misalnya perusahaan ingin mempertahankan keadaan likuiditasnya tanpa memperhatikan keadaan rentabilitasnya, akibatnya perusahaan harus menyediakan uang kas serta komponen-komponen likuidnya dalam jumlah besar,tetapi akan mengurangi tingkat rentabilitas perusahaan.

Di dalam perusahaan selalu timbul permasalahan antara likuiditas dan rentabilitas, artinya bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan menyediakan alat - alat likuid yang besar maka akan mengurangi tingkat rentabilitas perusahaan karena adanya sejumlah dana yang tidak digunakan secara efisien untuk menghasilkan laba. Sebaliknya bila ingin mempertinggi rentabilitas maka cadangan tunai untuk likuiditas digunakan untuk kegiatan perusahaan, sehingga posisi likuiditas akan turun dibawah minimum. Bila keadaan ini diketahui oleh pihak luar maka kemungkinan besar kepercayaan pihak luar atau kreditur kepada perusahaan akan berkurang atau hilang. Tingkat rentabilitas yang tinggi menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menggunakan dana yang dimiliki secara efektif dan efisien guna menghasilkan laba.

Untuk dapat memelihara keadaan likuiditas perusahaan sebaiknya digunakan prinsip pembelanjaan di mana jangka waktu tersedianya dana bagi perusahaan lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu pemakaian dana tersebut oleh perusahaan. Dengan demikian segala kebutuhan jangka pendek hendaknya dibiayai dengan pinjaman jangka pendek, sedangkan untuk kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dengan pinjaman jangka panjang atau modal sendiri.

Dalam memperoleh pinjaman jangka panjang sebaiknya diperhatikan jangka waktu pelunasan dan pembayaran bunga, karena hal tersebut seringkali memberatkan kewajiban jangka pendek perusahaan, sehingga menggangu likuiditas perusahaan.

(21)

2.6

Tujuan Investor Dalam Penanaman Modal

Berdasarkan tujuan investasi, maka para pemodal di pasar modal dapat dikelompokan menjadi empat kelompok yakni :

1. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen.

Bagi pemodal yang membeli saham suatu perusahaan untuk memperoleh dividen biasanya mengincar perusahaan – perusahaan yang sudah sangat stabil. Keadaan perusahaan yang baik menjamin kepastian adanya keuntungan yang relatif stabil yang diharapkan akan memperoleh dividen yang relatif stabil. Harapan utama investor kelompok ini adalah memperoleh dividen yang tinggi dan terjamin tiap tahunnya. Keinginan untuk memperoleh dividen lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh kenaikan harga saham ( capital gain ). Biasanya pemodal yang tergolong dalam kelompok ini adalah orang atau lembaga yang mengharapkan penghasilan tetap seperti pensiunan, pengelola dana pensiun, dan asuransi. Maka kebanyakan pemodal dari kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan saham di bursa.

2. Pemodal yang bertujuan berdagang.

Pada dasarnya harga saham –saham yang diperdagangkan di bursa efek bergerak secara tidak tetap, bisa naik maupun turun tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga itu menarik bagi beberapa kalangan pemodal untuk mengambil posisi sebagai pedagang, dengan memperjual belikan saham – saham di bursa. Tujuan utama pembelian saham adalah untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli dengan harga jual ( capital gain ). Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual beli saham itu. Mereka membeli saham pada saat harga suatu saham turun dan akan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat

(22)

kembali. Kelompok pemodal seperti inilah yang aktif dalam kegiatan perdagangan di bursa.

3. Pemodal yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan

Ada kelompok pemodal yang tidak tertarik untuk memperoleh dividen atau capital gain, melainkan hanya untuk memiliki perusahaan. Keikutsertaan mereka dalam suatu perusahaan adalah sebagai pemilik perusahaan ( owners ). Oleh karena itu pemodal pada kelompok ini cenderung memilih saham perusahaan – perusahaan yang sudah mempunyai nama dan reputasi baik. Mereka tidak mudah menjadi panik dan menjual sahamnya pada saat harga sahamnya turun serta karena pertimbangan dividen. Maka dari itu kelompok pemodal ini juga tidak aktif dalam perdagangan di bursa efek. Pada umumnya orang orang yang tergabung dalam pemodal ini adalah pemodal yang mempunyai kehidupan yang mapan dan benar – benar berniat melakukan investasi pada perusahaan.

4. Kelompok spekulator

Kelompok spekulator adalah kelompok orang atau individu yang melakukan aksi beli atau jual suatu saham berdasarkan faktor – faktor spekulasi. Dalam pasar modal kadang –kadang mereka rasional dalam menganalisis informasi – informasi tentang perusahaan, ekonomi dan politik sehingga pada dasarnya mereka dapat mengukur risiko investasi. Dalam prakteknya sebagian pemodal yang tergolong spekulator ini sering mengambil keputusan investasi tanpa rasional sehingga masyarakat sering menganggap para pemodal tersebut berbuat judi. Kelompok spekulator ini lebih menyukai saham – saham perusahaan yang belum berkembang, tetapi diyakini akan berkembang dengan baik. Pada umumnya dalam setiap kegiatan pasar modal

(23)

para spekulator ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas pasar modal dan likuiditas saham.

2.7

Langkah – Langkah Sebelum Menjadi Investor Saham

Pedoman untuk melakukan investasi dalam saham :

1. Tentukan tujuan investasi

Tujuan investasi akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan investasi. Jika capital gain menjadi tujuan investasi maka investor cenderung agresif dengan mengambil posisi jual dan beli yang cukup sering di pasar. Sedangkan dividen menjadi tujuan utamanya maka investor akan berhati hati dan cenderung pasif dalam memilih saham dengan dividen yang besar.

2. Kemampuan sumber daya yang dimiliki

Dana yang diinvestasikan sebaiknya dana yang menganggur dan tidak mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan.

3. Jangka waktu investasi

Semakin pendek jangka waktu investasi maka investor akan lebih agresif dalam mengambil posisi jual dan beli di pasar dan sebaliknya.

4. Memahami risiko investasi pada saham

Risiko investasi pada saham adalah adanya kemungkinan mengalami kerugian ( capital loss ), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di

(24)

likuidasi serta adanya fluktuasi harga saham. Harga saham mengalami fluktuasi akibat isue dan kebijakan yang terjadi di dalam maupun di luar negeri.

5. Mengenali jenis – jenis saham

Saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu common stock (saham biasa ) dan preffered stock ( saham preferen ). Saham biasa dapat dibedakan lagi berdasarkan karakteristiknya menjadi saham unggulan ( blue chip stock ), saham pertumbuhan ( growth stock ), saham penpatan ( income stock ), saham siklikal ( Cyclical stock ), saham yang bertahan ( defensive stock ) dan saham spekulasi ( speculative stock ).

6. Menentukan strategi investasi

Masalah yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi investasi adalah proporsi portofolio ( pasar uang, saham dan obligasi ), jenis saham yang dimasukkan dalam portofolio, pemilihan sektor bisnis yang potensial, mengutamakan perusahaan yang mempunyai arus kas yang sehat dan neraca yang baik dan juga memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga.

7. Memanfaatkan jasa profesional

Jasa yang bisa digunakan antara lain jasa analis sekuritas ( security analyst ) dan jasa pengelolalaan dana ( fund manager ). Securty analyst adalah profesional pasar modal yang memberikan rekomendasi saham – saham yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan menentukan timing yaitu kapan saat yang tepat untuk menjual dan membeli saham – saham tertentu. Sedangkan fund manager adalah institusi atau perusahaan yang memberikan

(25)

jasa pengelolaan dana kemudian diinvestasikan di pasar uang dan pasar modal.

8. Mengikuti perkembangan informasi yang terjadi secara terus menerus.

Tujuannya dimaksudkan agar para investor dapat mengambil tindakan secara cepat jika terjadi perkembangan yang tidak diinginkan di pasar modal guna meminimumkan kerugian yang mungkin terjadi akabat fluktuasi harga saham.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan yang tercantum dalam Lembaran Data Keselamatan Bahan ini tidak mewakili kesepakatan pada kualitas bahan /. campuran atau penggunaan yang tercantum sesuai

Prevalence of hepatitis A virus, hepatitis B virus, hepatitis C virus, hepatitis D virus and hepatitis E virus as causes of acute viral hepatitis in North India: a hospital

Pengolahan tepung darah dengan cara penyerapan biasa dilakukan dengan menyerapkan darah ke dalam limbah industri pertanian agar proses pengeringan lebih mudah,

Hasil keluaran Reaktor (R—03) dialirkan ke Netralizer 'N) den»an suhu dan tekanan tetap kemudian ditambahkan natrium hidroksida 50 % dialirkan dan tangki penvimpanan (T-03)

Dengan adanya sistem penyebaran penjadwalan ruang meeting yang mengkombinasikan teknologi penjadwalan ruang meeting hotel menggunakan algoritma multiple feedback queue

Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah bagaimana responden memberikan respon terhadap informasi politik partai NasDem yang diterimanya melalui media

SMK NEGERI 1 BINTAN D4 Akuntansi Manajerial D4 Akuntansi Manajerial 6 BM-16-4-1-0029 ERMA FITRI SAMOSIR SMA NEGERI 3 KARIMUN D4 Akuntansi Manajerial D4 Administrasi

Dari pengertian-pengertian di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah rangkaian kegiatan perusahaan dimulai dari penciptaan produk barang dan jasa untuk