• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 08/ 02/ 94/ Th. V, 2 Februari 2015 1 No. 08/ 02/ 94/ Th. V, 2 Februari 2015

P

ERTUMBUHAN

P

RODUKSI

I

NDUSTRI

M

ANUFAKTUR

P

ROVINSI

P

APUA

T

RIWULAN

IV-2014

Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK).

INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)

 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan sebesar 0,13 persen dari Triwulan III-2014.

 Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan IV-2013, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 8,23 persen.

 Pertumbuhan produksi triwulan IV-2014 ini dapat disebabkan karena meningkatnya beberapa produk dari beberapa perusahaan industri manufaktur di Papua, khususnya Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Ternasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya.

INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)

 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Provinsi Papua triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan sebesar 5,17 persen dari triwulan III-2014. Pertumbuhan tersebut dapat disebabkan faktor meningkatnya produksi industri tertentu, terutama produksi Industri Minuman, Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik, Industri Pakaian Jadi dan Industri Makanan. Selain itu, kemungkinan dapat disebabkan karena permintaan konsumen pada triwulan IV-2014 lebih tinggi dibanding triwulan III-2014.

 Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan IV-2013, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua triwulan IV-2014 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,87 persen. Hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu pada triwulan IV-2014, terutama produk Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; Industri Pakaian Jadi; Industri Kulit Karet; Barang dari Karet dan Plastik; Industri Barang Galian Bukan Logam dan Industri Kayu; Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya.

(2)

INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) I. Pendahuluan

Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dari data PDRB Papua 2013, nilai tambah dari Sektor Industri Besar dan Sedang memberikan kontribusi sebesar 1,31 persen.

Mulai triwulan I-2012, sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dikategorikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sehingga menjadi enam jenis Industri Manufaktur Besar dan Sedang (jumlah tenaga kerja produksi dan lainnya, termasuk pemilik usaha ≥ 20 orang) yang ada di Provinsi Papua berdasarkan data 2011, sebagai berikut :

1. Industri Makanan (KBLI 10) dengan share nilai produksi sebesar 34,64 persen,

2. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 61,59 persen dan

3. Industri Lainnya (KBLI 11,22,23 dan 31), dengan share nilai produksi sebesar 3,77 persen Dengan data tersebut menunjukkan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) paling dominan memberikan kontribusi nilai produksi dari industri di Papua. Kemudian diikuti Industri Makanan (KBLI 10).

Pemberlakuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 mulai triwulan I-2012 yang menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya masuk ke sektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang ada di Provinsi Papua sudah tidak dikategorikan sebagai industri manufaktur lagi, tetapi masuk ke Penerbitan di sektor Informasi dan Komunikasi.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) ini mulai triwulan I-2012 dihitung berdasarkan angka Indeks Produksi Bulanan dengan sampling frame tahun 2005 dan tahun dasar 2010 (2010 = 100).

(3)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,13 persen dari triwulan III-2014 meskipun masih berada di bawah pertumbuhan nasional yang mengalami pertumbuhan 1,59 persen. Angka pertumbuhan tersebut dapat disebabkan selama triwulan IV-2014 adanya peningkatan produk dari Industri Kayu, Barang dari Kayudan Gabus (Tidak Termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya permintaan konsumen terhadap komoditi tersebut.

Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan IV-2013, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan positif yang cukup signifikan, yaitu sebesar 8,23 persen, di atas pertumbuhan nasional yang tumbuh 5,44 persen. Hal ini mengindikasikan produksi yang dihasilkan selama triwulan IV-2014 masih lebih tinggi bila dibanding produksi pada triwulan yang sama pada 2013 .

Dari beberapa jenis industri manufaktur besar dan sedang yang ada di Provinsi Papua, hanya Industri Makanan (KBLI 10) dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) saja yang dapat dipublikasikan. Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang sangat sedikit.

Tabel 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan IV-2014 Provinsi Papua dan Nasional (persen)

Wilayah Pertumbuhan

q-to-q y-on-y

(1) (2) (3)

Provinsi Papua 0,13 8.23

Nasional 1,59 5,44

Industri Makanan (KBLI 10)

Pertumbuhan produksi Industri Makanan (q-to-q) Provinsi Papua pada triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 6,02 persen dari triwulan III-IV-2014. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan IV-2013, pertumbuhan produksi

(4)

Industri Makanan (y-on-y) Provinsi Papua pada triwulan IV-2014 juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 6,34 persen.

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16)

Pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (q-to-q) Provinsi Papua pada triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,00 persen dari triwulan III-2014. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan IV-2013, pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (y-on-y) Provinsi Papua pada triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 19,29 persen.

q-to-q y-on-y

-5,45

-1,03

-6,02 -6,34

Grafik 1. Pertumbuhan Industri Makanan Triwulan IV-2014 Provinsi Papua (Persen)

Triwulan III Triwulan IV

q-to-q y-on-y

5,18

14,49

3,00

19,29

Grafik 2. Pertumbuhan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu dan Sejenisnya Triwulan IV-2014

Provinsi Papua (Persen)

(5)

INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) I. Pendahuluan

Sektor Industri Manufaktur Mikro dan Kecil juga merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan kontribusi industri manufaktur besar dan sedang. Berdasarkan data PDRB 2013, Industri Manufaktur Mikro dan Kecil memberikan kontribusi nilai tambah sebesar 0,38 persen. Meskipun nilai tambah dari sektor tersebut masih kecil akan tetapi sektor tersebut cukup signifikan menyerap tenaga kerja dan tidak rentan terhadap gejolak krisis ekonomi, maka sudah seyogyanya pemerintah memberikan perhatian yang serius untuk pengembangan usaha Industri Mikro dan Kecil di Papua. Berdasarkan informasi yang diberikan responden, kendala yang sangat mendasar dalam pengembangan usahanya adalah terbatasnya bahan baku, modal dan pemasarannya.

Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulan IV-2014, yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja (produksi maupun lainnya, termasuk pemilik) berkisar antara 1 s/d 9 orang yang ada di Provinsi Papua meliputi 13jenis industri, yaitu sebagai berikut :

 Industri Makanan (KBLI 10), dengan share nilai produksi sebesar 25,86 persen,

 Industri Minuman (KBLI 11), dengan share nilai produksi sebesar 18,81 persen,

 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan sejenisnya (KBLI 16), dengan share nilai produksi sebesar 25,26 persen,

 Industri Pakaian Jadi (KBLI 14), dengan share nilai produksi sebesar 6,31 persen

 Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 18), dengan share nilai produksi sebesar 5,51 persen,

 Industri Furnitur (KBLI 31), dengan share nilai produksi sebesar 6,20 persen dan

 Industri Lainnya (KBLI 13,15,22,23,25,30 dan 32), dengan share nilai produksi sebesar 12,05 persen

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan

Pertumbuhan antara produksi Industri Mikro dan Kecil dan Industri Besar dan Sedang di Papua pada Triwulan IV-2014 secara (q-on-q) dan (y-on-y) menunjukkan arah yang sama

(6)

(pertumbuhan positif). Demikian juga bila dibandingkan dengan pertumbuhan secara nasional. Pada Grafik 3. menunjukkan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil ( q-to-q) Provinsi Papua triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 5.17 persen dari triwulan III-2014 dan lebih tinggi dbanding dengan pertumbahan nasional sebesar 2,39 persen. Kenaikan produksi ini dapat disebabkan karena meningkatnya permintaan beberapa produk industri tertentu, terutama produksi Industri Minuman, Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik, Industri Pakaian Jadi dan Industri Makanan.

Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan IV-2013, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua triwulan IV-2014 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,87 persen dan lebih tinggi dibanding dengan pertumbahan nasional sebesar 6,02 persen. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena meningkatnya beberapa komoditi terutama produk Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; Industri Pakaian Jadi; Industri Kulit Karet; Barang dari Karet dan Plastik; Industri Barang Galian Bukan Logam dan Industri Kayu; Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejeninya . Selain itu, bisa disebabkan bertambahnya modal pengusaha karena adanya bantuan pemerintah untuk pengembangan usaha yang berskala kecil dan mikro, seperti dengan adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Apabila dilihat secara saksama menurut jenis industri, pertumbuhan produksi pada triwulan IV-2014 hampir semua jenis industri mengalami pertumbuhan positif, kecuali Industri Tekstil, Industri ( minus 0,69 persen), Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki ( minus 10,77 persen), Industri Barang Galian Bukan Logam (Minus 2,43 persen), Industri Alat Angkutan

Q-to-Q Y-on-Y 5,17% 10,87% 2,39% 6,02% Grafik 3.

Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Triwulan IV-2014 Papua dan Nasional

(7)

Lainnya dan Industri Industri Furnitur mengalami pertumbuhan negatif masing-masing minus 7,63 persen dan minus 7,09 persen. Sedangkan pertumbuhan positif produksi terbesar terjadi pada produk Industri Minuman sebesar 11,42 persen, diikuti Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sebesar 9,22 persen dan pertumbuhan terbesar ketiga dari Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik sebesar 7,89 persen. Secara lengkap dapat dilihat dari Tabel 2. berikut:

Tabel 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan kecil Triwulan IV-2014 Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan Triwulan IV (persen) q-to-q c-to-c y-on-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 10 Industri Makanan 7.78 10.67 -11.61 2 11 Industri Minuman 11.42 10.05 -2.94 3 13 Industri Tekstil -0.69 -1.36 5.23 4 14 Industri Pakaian Jadi 8.44 41.06 21.02 5 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki -10.77 5.75 5.17

6 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

6.43 14.19 7.92

7 18 Industri Percetakan dan Reproduksi

Media Rekaman 9.22 48.19 32.35 8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan

Plastik 7.89 30.11 14.38

9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -2.43 15.32 6.67 10 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin

dan Peralatannya 7.08 9.86 10.20 11 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -7.63 -8.20 -8.62 12 31 Industri Furnitur -7.09 2.21 10.66 13 32 Industri Pengolahan Lainnya 4.30 -23.23 -11.23

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan Industri Makanan Triwulan IV-2014  Provinsi Papua (Persen)

Referensi

Dokumen terkait

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

Data untuk perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Adapun deskripsi kemampuan awal

• Contohnya seperti nilai dari atribut kepentingan dan kepuasan untuk ruang kelas praktikum yang nyaman, nilai atribut kepentingannya bernilai (3,95) dan nilai kepuasannya adalah

Adapun tema riset Partisipasi masyarakat dalam pemilu yakni : Masalah Sosial Ekonomi, Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS Voter turnout, Perilaku memilih Voting

Sesuai dengan hasil analisis penelitian, dibutuhkan media baru yang sesuai dengan target audiens yaitu melalui media game edukasi yang mampu mempermudah

Telah dilakukan pengujian pada semikonduktor kapasitor metal oksida(MOS) dengan bahan oksida Strontium Titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis menggunakan metode chemical

Parameter kimia fisik air permukaan yang akan menerima beban limbah dari proyek pengembangan Kelapa Gading Square pada saat beroperasi yakni saluran kali sunter dan

Dan pada analisis varian menunjukkan menunjukkan karakter biomasa jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji, indeks