• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memang belum diketemukan. Tetapi penelitian-penelitian terdahulu yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. memang belum diketemukan. Tetapi penelitian-penelitian terdahulu yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang sama persis mengangkat tema Efektivitas Penerapan Teknologi Informasi sampai saat penulis mengajukan penelitian ini memang belum diketemukan. Tetapi penelitian-penelitian terdahulu yang mengangkat tema Efektivitas ada beberapa yang penulis temukan. Dan beberapa mereka mengangkat tema tentang Efektivitas Pelayanan Kesehatan. Seperti penelitian terdahulu dari Herna Lumbantoruan tahun 2010 yang berjudul Efektivitas Pelayanan Kesehatan Balai Pengobatan Malam Hari di Puskesmas Manukan Kulon Surabaya. Dari hasil penelitian di Puskesmas Manukan Kulon dengan menggunakan pengukuran indikator dari teori Cambel J.P (1989:121). Dan berikut hasil yang ditunjukkan pelayanan kesehatan balai pengobatan malam hari di puskesmas manukan kulon.

Tabel 2.1

Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada malam hari di Puskesmas Manukan Kulon.

No Indikator Nilai Interval Kategori

1 Keberhasilan program 3.81 Efektif

2 Keberhasilan sasaran 4.14 Efektif

3 Kepuasan terhadap program 3.92 Efektif

4 Tingkat input dan output 3.25 Cukup Efektif

5 Tercapainya tujuan yang menyeluruh 4.32 Sangat Efektif

Interval rata-rata 3.89 Efektif

(2)

Dari rangkuman hasil nilai interval sebagaimana tabel diatas, maka dapat di ketahui bahwa nilai interval tertinggi adalah indikator tercapainya tujuan yang menyeluruh (Sangat Efektif). Sedangkan nilai terendah adalah indikator tingkat input dan output (Cukup Efektif). Tetapi tentu saja nilai-nilai dari beberapa indikator penelitian tersebut tidak bisa dijadikan acuan dari penelitian penulis. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan variabel penelitian tersebut dengan penulis.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Efektifitas

Penelitian kepustakaan yang ada mengenai teori efektivitas memperlihatkan keanekaragaman dalam hal indikator penilaian tingkat efektivitas suatu hal. Hal ini terkadang mempersulit penelaahan terhadap suatu penelitian yang melibatkan teori efektivitas, namun secara umum efektivitas suatu hal diartikan sebagai keberhasilan dalam pencapaian target atau tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas.

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolog (2007:4), efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang

(3)

sebagai suatu sebab dari variable lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

Efektivitas tidak dapat disamakan dengan dengan efisiensi. Karena keduanya memiliki arti yang berbeda walaupun dalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan. Atmosoeprapto (2002:139) menyatakan efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat. Ndraha (2005:163), efisiensi digunakan untuk mengukur proses, efektivitas guna mengukur keberhasilan mencapai tujuan.

Selain mencapai tujuan, Winardi (1992:84) menjelaskan Efektivitas adalah hasil yang dicapai seseorang pekerja dibandingkan dengan hasil produksi lain dalam jangka waktu tertentu. Apabila dianalisa tulisan ini, maka efektivitas adalah hasil yang diperoleh seorang pekerja dan dibandingkan waktu yang dipergunakan untuk menghasilkan barang/jasa tertentu.

Menurut Ravianto (1989:113), pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

(4)

Mengutip Ensiklomedia Administrasi (The Liang Gie, 2000:24) menyampaikan pemahaman enteng efektivitas sebagai berikut :

“Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki”. Taliziduhu Ndraha (2005) dalam bukunya Teori Budaya Organisasi,

khusus mengenai efektivitas pemerintahan mengemukakan : “Efektivitas yang didefinisikan secara abstrak sebagai tingkatan pencapaian tujuan, diukur dengan rumus hasil dibagi dengan (per) tujuan. Tujuan yang bermula pada visi yang bersifat abstrak itu dapat dideduksi sampai menjadi konkrit, yaitu sasaran (strategi). Sasaran adalah tujuan yang terukur, konsep hasil relatif, bergantung pada pertanyaan, pada mata rantai mana dalam proses dan siklus pemerintahan, hasil didefinisikan”.

Dari definisi-definisi diatas, dapat kita ketahui bahwa efektivitas lebih ditekankan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Didalam membahas masalah efektivitas, lebih memusatkan perhatian mereka pada gejala-gejala dalam ruang lingkup organisasi. Efektivitas selalu dapat diukur atas dasar prestasi, produktivitas, laba dan sebagainya.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson dan Donnely (1997:25-26) antara lain:

1. Efektivitas Individu

Efektivitas individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi.

(5)

2. Efektivitas Kelompok

Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu sering bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya.

3. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergis, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Sharma dalam Tangkilisan (2005:140) memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor eksternal organisasi, yang meliputi antara lain :

1. Produktivitas organisasi atau output;

2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;

3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi.

Sedangkan Steers dalam Tangkilisan (2005:140-141) mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas organisasi yaitu :

1. Produktivitas;

2. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas; 3. Kepuasan kerja;

4. Kemampuan berlaba; 5. Pencarian sumber daya.

(6)

Sementara Gibson dalam Tangkilisan (2005:141) mengatakan bahwa efektivitas organisasi dapat pula diukur sebagai berikut :

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai; 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantab; 4. Perencanaan yang matang;

5. Penyusunan program yang tepat; 6. Tersedianya sarana dan prasarana;

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Upaya mengevaluasi jalannya organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk, atau manajemen organisasi. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input) maupun keluaran (output). Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur, sedangkan efektif bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan dapat memberikan hasil yang bermanfaat. Hari Lubis dan Martani Huseini (1987:55), menyatakan Efektivitas sebagai konsep yang sangat penting dalam organisasi karena menjadi ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Karenanya, pengukuran efektivitas bukanlah hal yang sederhana mengingat perbedaan tujuan masing-masing organisasi dan keragaman tujuan organisasi itu sendiri.

(7)

Menurut Gibson (1998:32-33), kriteria keberhasilan efektivitas organisasi dapat dilihat dari segi :

1. Produksi

Menggambarkan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Dalam konsepsi ini tidak termasuk dalam pertimbangan efisiensi. Ukuran produktivitas meliputi laba penjualan dan lain-lain. Ukuran ini langsung berhubungan dengan output yang dikonsumsi.

2. Efisiensi

Konsep ini membandingkan rasio antara output dengan input. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba, modal atau harta, biaya per unit dan sebagainya, jelaslah bahwa ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan yaitu perbandingan antara keuntungan dan biaya, atau antara output dengan waktu yang merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

3. Kepuasan

Meliputi ukuran efektivitas, dengan anggapan apakah output yang dicapai itu akan mampu memuaskan karyawan atau pelanggannya. Kepuasan adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan para karyawannya. Ukuran ini meliputi sikap karyawan, pergantiannya, kemungkinan dan sebagainya.

Pelaksanaan tugas yang efektif akan mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi dengan cepat. Sehubungan dengan efektivitas pelaksanaan tugas pegawai, Westra (1981:81) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

(8)

Efektivitas adalah pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang pegawai atau karyawan yang dapat menumbuhkan rencana yang telah di tetapkan sebelumnya.

Lebih lanjut, Hari Lubis dan Martani Huseini (1987:55), menyebutkan tiga pendekatan utama dalam pengukuran efektifitas organisasi, yaitu :

1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.

Dari ketiga pendekatan tersebut dapat dikemukakan bahwa efektivitas organisasi merupakan suatu konsep yang mampu memberikan gambaran tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya.

Dari beberapa teori tentang Efektivitas, menurut saya yang sesuai dengan konsep penelitian saya adalah teori dari Harbani Pasolog (2007) yang menyatakan Efektivitas berarti tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata lain Sasaran tercapai karena adanya suatu proses kegiatan. Yang

(9)

secara umum Efektivitas suatu hal diartikan sebagai keberhasilan dalam pencapaian target (tujuan yang telah ditetapkan).

2.2.2. Pendekatan terhadap Efektivitas

Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan, proses dan internal yang terjadi didalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya.

Gibson (1984:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas, yaitu :

1. Pendekatan Tujuan; mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas serta mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku organisasi, tetapi sulit memahami bagaiman melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah pendekatan teori sistem.

2. Pendekatan Teori Sistem; menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan mengadaptasikan terhadap lingkungan yang lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, dimana organisasi menjadi

(10)

bagiannya. Konsep organisasi sebagai bagian suatu sistem yang berkaitan dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang ditujukan sebagai informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Teori sistem dapat disimpulkan: (1) Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana, dan (2) Kriteria efektivitas harus mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungan yang lebih besar dimana organisasi itu berada.

3. Pendekatan Multiple Constituency; adalah perspektif yang menekankan pentingnya hubungan relatif di antara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan mengkombinasikan pendekatan tujuan dan sistem guna memperoleh pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi.

2.2.3. Penilaian Efektivitas

Penilaian kerja pemerintahan banyak dilihat dari berbagai cara pandang. Menurut Hodge (1993:14) mendefinisikan bahwa kinerja sektor publik sebagai penilaian sistematik seberapa baik suatu layanan diberikan/dilakukan dengan efisien dan bagaimana dilakukan dengan efektif.

Sedangkan pengukuran kinerja sektor publik menurut Arvidsson dalam Hodge (1993), pengukuran adalah seberapa baik suatu aktifitas, program atau kelembagaan mencapai sasaran-sasarannya. Memang hal ini dipandang sebagai

(11)

suatu konsep yang memiliki makna multi-dimensi. Wholey (1979) memperhatikan sistem pemantauan kinerja dengan mendefinisikan dalam proses yang meliputi empat langkah, yaitu :

1. Didasarkan pada sumber data;

2. Merupakan kumpulan dari data kinerja yang valid dan reliable;

3. Perbandingan antara kinerja senyatanya yang telah direncanakan terlebih dahulu dengan kinerja yang diharapkan;

4. Penyajian data kinerja kepada pengguna dan mengharap umpan balik dari pengguna.

Lebih lanjut Hodge juga melihat bahwa penilaian kinerja juga merupakan perbandingan antara realisasi kerja dengan standar. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah suatu hasil dari kinerja penting untuk dipublikasikan atau di informasikan kepada kalangan eksternal (publik).

2.2.4. Konsep Penerapan Teknologi Informasi.

Teknologi Informasi (TI) adalah istilah umum untuk teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebar informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. TI adalah bagian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang merupakan payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi

(12)

komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

TIK mencakup dua aspek yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lain. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan memproses, memanipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

Pengertian dari kata Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-4 (2010) adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli perpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan lain hal untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Jadi bisa diartikan pengertian Penerapan Teknologi Informasi adalah perbuatan menerapkan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebar informasi.

(13)

2.2.5. Konsep Kualitas

Definisi kualitas sangat beraneka ragam dan mengandung banyak makna. Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Menurut Kotler (1997) kualitas adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Sedangkan definisi kualitas menurut Gaspersz (1997) menyatakan kualitas adalah totalitas dari fitur-fitur dan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh produk yang sanggup untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Gaspersz mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok :

1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan aktraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberi kepuasan atas penggunaan produk.

2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Menurut Tjiptono (1997), pengertian kualitas adalah kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kata kualitas mengandung banyak pengertian, beberapa contoh pengertian menurut Fandy Tjiptono (1997) adalah:

1. Kesesuaian dengan persyaratan 2. Kecocokan untuk pemakaian 3. Perbaikan berkelanjutan 4. Bebas dari kerusakan/cacat

(14)

5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat 6. Melakukan segala sesuatu dengan benar

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Ini jelas bahwa kualitas berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Arti mudah kualitas ialah tingkat baik buruknya atau taraf/derajat sesuatu (www.id.wikipedia.org).

2.3. Kerangka Berpikir

Berikut adalah kerangka pikir efektivitas penerapan teknologi informasi terhadap kualitas kegiatan dan pelaporan keuangan di bagian keuangan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya yang juga merupakan kerangka teoritik dalam penelitian ini.

Gambar 2.1.

Model Kerangka Berpikir KEUANGAN INSTANSI/ SATUAN KERJA KEGIATAN KEUANGAN PELAPORAN KEUANGAN SA SA R A N KE G IA TA N K EUANG A N SA SA R A N P ELA P O R A N KE UANG A N KUALITAS KEGIATAN KEUANGAN :

CEPAT & TEPAT

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN :

MUDAH & AKURAT

Referensi

Dokumen terkait

1. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.. Fungsi Sosialisasi

untuk pencegahan kelolosan produk NG Housing Head Lamp Upper Satria FU 150 diantaranya : memberikan training skill up kepada operator (guna : operator dapat

karenanya, hibiriditas berkaitan erat dengan identitas poskolonial yang

Pada penjadwalan ini job 1 memiliki waktu proses terlama, sehingga job 1 harus ditempatkan pada akhir proses produksi, Berdasarkan hasil sequencing dari AIS,

Halim dan Damayanti (2007) menyebutkan bahwa anggaran merupakan informasi atau pernyataan mengenai rencana atau kebijakan bidang keuangan dari suatu organisasi atau badan

Berdasarkan Gambar 2.2 tentang model penelitian dapat dijelaskan bahwa topik mengenai ekoleksikon nijo pada guyub tutur Lio-Flores dalam pengobatan tradisional,

(6) Global positioning system (GPS), digunakan untuk menentukan posisi (7) Kompas, digunakan untuk menentukan arah. Dalam pengamatan komunitas mangrove, diperlukan: perahu

Penelitian Laksminy menjelaskan strategi transfer bahasa dari orang tua kepada anak, bahasa mana yang akan dipilih dalam lingkungan keluarganya, namun dalam