• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

1

Masing-masing media ajar disertakandalambentukhandoutsetiapminggu/pertemuan.

2Evaluasimahasiswadapatberupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasimahasiswaditujukanuntukmengukurketercapaiantujuan (padaKolom 2). 3

UGM menggunakansistempembelajaranSTAR (Student Teacher Aesthetic Role-Sharing): kombinasi optimal antaraSCL (Student Centered Learning) danTCL (Teacher

Centered Learning).

4Tautan di internet disajikandalamkolomterakhir (Sumber Ajar).Untukmaterionline yang dikembangkansendirigunakanLMS eLisa http://elisa.ugm.ac.id/

Pertem uan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik

(pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar1 Metode Evaluasi dan Penilaian2 Metode Ajar (STAR)3 Aktivitas Mahasiswa

Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar Te ks Presenta si Gambar Audio/ V ideo So al -tuga s Web 4 12 Mahasiswa dapat menjelaskan bahan-bahan pembentuk pelumas Ruang lingkup: 1) Base oil 2) Additive 3) Thicktener Waktu: 1x pertemuan @100 menit √ √ √ √ Kuis: SCL dan TCL Membaca bahan ajar sebelum kuliah, diskusi kelompok, mengerjakan kuis dan tugas

Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pengajar:

Andi Ahmad Ismail, ST, MEng Franciscus Urip Tri

Wahyudi,ST.

Pustaka: 3)

Bahan pustaka :

(2)

2

Pertemuan 12

Bab III Pelumasan

Diskripsi singkat:

Pertemuan ke 12 ini masih termasuk dalam BAB III mengenai pelumasan. Di sini

secara spesifik akan membahas komponen pembentuk minyak pelumas seperti base

oil, additive dan juga thicktener.

Manfaat

Mahasiswa dapat memahami komponen – komponen dasar pembentuk minyak

pelumas

Learning outcomes

Mahasiswa dapat menjelaskan komponen – komponen dasar pembentuk minyak

pelumas

Relevansi

(3)

3

BAB III

PELUMASAN

3.2.3. Bahan pembentuk pelumas

Pelumas yang bermutu adalah pelumas yang komposisi pencampurannya seimbang sesuai formula yang telah teruji pada mesin-mesin penguji kinerja pelumas.

3.2.3.1. Base Oil

Base oil dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis : mineral oil, synthetic oil, biodegradable oil.

Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic.

Parafinic : stabil terhadap panas dan oksidasi, viskositas indexnya tinggi, sifat alir pada temperature rendahnya tidak baik.

Naphtenic : kurang stabil, viskositas indexnya rendah, sifat lumas pada kondisi boundary baik, sifat alir pada temperature rendahnya baik, sifat pelarutannya baik.

Aromatic : sifat melarutkan dan pelumasan daerah boundry baik, kestabilan viskositasnya jelek, mudah teroksidasi, membentuk asam dan lumpur (acid dan sludge)

(4)

4

Hubungan karakteristik base oil dengan kemampuan pelumasan ditunjukkan dengan grafik berikut ini :

Synthetic oil : merupakan hasil sintesa kimia yang dirancang mempunyai molekul yang berulang dan sama (polimer) agar karakteristiknya sama, sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki ketahanan oksidasi dan stabilitas kekentalan yang tinggi.

Keuntungan secara umum Kerugian secara umum

1. Titik nyala tinggi dan titik tuang rendah 1. Biaya tinggi

2. Range temperature operasi panjang 2. Mencemari lingunkgan

3. Tahan api 3. Perlu seal khusus

4. Daya lumas lebih baik 4. Perawatan lebih susah

5. Ketahanan terhadap oksidasi baik

6. Index viskositas tinggi

7. Tidak mudah rusak dan stabil

8. Umur pakai lebih panjang

Base oil yang termasuk synthetic oil di antaranya :

 Poly Alpha Olefins (PAO’s). Contohnya : Mobil SHC, Castrol 778, Gargoyle.

 Acid Esters Di-Basic (Di Esters). Contohnya : Mobil Rarus 824, Exxon

Turbine Oil 274, Castrol 3000.

 Polyol Esters. Contohnya :Mobil Jet Oil II, Mobol Jet Oils 25.

 Polyalkylene Glycols (PAG’s); juga Water Glycols. Contohnya :Mobil Glycol.

Biodegradable oil, bila base oilnya terbuat dari minyak binatang (biasanya minyak ikan paus) atau minyak nabati (rapeseed, sun flower, minyak kelapa, dll)

(5)

5

3.2.3.2. Additive

Kegunaan additive pada pelumas adalah sebagai berikut :

Type additive Kegunaannya

1. Anti Oxidant Mencegah terjadinya oksidasi pada molekul pelumas

2. Detergent Menjaga permukaan bebas kotoran dan netralisir asam

3. Dispersant Kendalikan kotoran/kontaminan agar terdispersi merata

4. Anti karat / korosi Mencegah karat pada bagian yang kontak dengan oli

5. Anti wear / extreme

pressure

Mencegah gesekan dan keausan komponen dalam kondisi beban berat

6. Pour point depressant Menekan titik beku pelumas agar mudah mengalir pada suhu

rendah

7. Friction modifier Meningkatkan kelicinan film pelumas

8. Anti foam Mencegah terbentuknya busa pada pelumas

9. Viscosity index improver Meningkatkan viscosity index (kestabilan kekentalan

terhadap temperature) Cara kerja additive pada pelumas.

1. Additive polaritas

Molekul additive adalah polar, sedangkan molekul base stock pada umumnya tidak polar. Molekul polar adalah molekul bermuatan listrik dan saling menarik satu dengan lainnya. Contohnya air dengan spons.

(6)

6

Fungsi polaritas Cara kerja Additive yang dipakai

Metal wetting (membasahi logam)

Additive menempel ke pori-pori permukaan logam seperti magnet, dengan cara bereaksi atau menempel saja

Anti wear, extreme pressure, oiliness agent, corrosion inhibitors, rust inhibitors Particle enveloping

(membungkus partikel)

Additive membungkus partikel dan mencegah pengendapan atau terjadinya reaksi kimia yang tidak diininkan (korosi)

Detergents, dispersants, metal deactivators.

Water emulsifying (membuat emulsi dengan air)

Kepala additive polar mengikat air dan minyak sehingga tidak terjadi pemisahan antara air dan minyak

emulsifier

2. Additive anti oxidant (anti oxidant inhibitor)

Additive Tujuan Cara kerja Komponen

Anti oxidant

Mencegah oksidasi base oil yang menghasilkan produk sampingan yang merusak

Additive mencari radikal

bebas dan perosides,

kemudian

mengoksidasinya

Hindered phenol

(chain breaking), Zink dithiophosphates (perioxides

destroying), Aromatic amine

(7)

7

3. Additive boundary lubrication films

Additive Kegunaan Cara kerja Komponen

Oiliness agent (friction modifiers) Mengurangi koefisien gesek (melicinkan)

Membentuk lapisan yang

menempel di bidang yang dilumasi Fatty acids Antywear additives (AW) Mengurangi gesekan dan keausan

Membentuk lapisan film dan

memsahkan, melindungi

bidang yang dilumasi

Zinx dialkyldithiophosphat (ZDDP) tricresylphosphat (TCP) Extreme pressure additives (EP) Memberikan pelumas kemampuan extra dalam pelumasan antar permukaan

Bereaksi dengan bidang yang dilumasi dan hasilnya adlah

lapisan film yang kuat

menempel

Sulfur phosphorus or solid dispersion

4. Additive viscosity index improvers

Additive Kegunaan Cara kerja komponen

Viscosity index improver (pengental) Mengurangi sensitifitas kekentalan terhadap suhu

Long chain oil soluble

polymers thicken oil at high

temperature by swelling

action

Ethelyne propylene

copolymers,

(8)

8

5. Additive corrosion inhibitors

Additive Kegunaan Cara kerja Komponen

Rush inhibitor

Mencegah karat pada permukaan metal

Additive menempel pada

pemukaan metal dan

mencegah molekul air

menempel

Long chain fatty acids, naphthalene sulphorates, phosphoric acid derivatives Copper corrosion inhibitor Mencegah korosi

pada benda yang

mengandung tembaga Membentuk lapisan pelindung Chelating coumpounds of imidazole and benzotriazole ZDDP

6. additives dispersants dan detergents

Additive Kegunaan Cara kerja Komponen

Detergent dan

dispersant

Membersihkan mesin

dari deposit dan

mencegah terjadinya deposit

Menangkap jelaga

hasil pembakaran dan melarutkannya dalam pelumas Organos metallic soaps of barium, calcium and magnesium

(9)

9

7. Additive pour point depressant (PPD)

Additive Kegunaan Cara kerja Komponen

PPD Mencegah pembekuan

pelumas karena Kristal lilin pada suhu rendah

Membungkus Kristal lilin

dan mencegah pembekuan Aklyalted wax naphthalene, polymethacrylates, alkylated wax phenol 8. Additives Antifoam

Additive Kegunaan Cara kerja komponen

Antifoam Mempercepat pemecahan

busa di permukaan

Menurunkan tegangan permukaan

(10)

10

3.2.3.3. Thicktener

Thicktener berfungsi sebagai pengental pada pelumas sehingga pelumas berbentuk gemuk atau grease.

Tabel thicktener dan karakteristiknya :

Karakteristik Thicktener

Bentonite Carbon Alluminium Lithium Calcium polyurea

Adhesive property Jelek Sangat

baik

Sangat

baik Cukup Jelek Jelek

Load carrying

capacity Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup

Corrosion protection Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat

baik Baik Thermal characteristic Sangat baik Sangat baik Baik

>100°C Baik Baik Baik

Worked stability Baik Baik Baik

>100°C Baik Baik Baik

Water resistance Jelek Sangat

baik Baik Baik

Sangat

baik Baik

Aktifitas

Pemaparan menggunakan gambar tentang bahan-bahan pembentuk pelumas, yang terdiri dari base oil, additive dan thicktener.

Ilustrasi

Mahasiswa dituntut untuk memahami dan mampu menjelaskan bahan-bahan pembentuk minyak pelumas yang terdiri dari base oil, additive dan thicktener.

Tugas

Diskusikan bahan-bahan pembentuk minyak pelumas yang terdiri dari base oil, additive dan thicktener.

(11)

11

Kesimpulan

Bahan pembentuk pelumas ada 2 yaitu base oil dan additive. Base oil dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis : mineral oil, synthetic oil, biodegradable oil.

Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic.

Synthetic oil : merupakan hasil sintesa kimia yang dirancang mempunyai molekul yang berulang dan sama (polimer) agar karakteristiknya sama, sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki ketahanan oksidasi dan stabilitas kekentalan yang tinggi.

Biodegradable oil, bila base oilnya terbuat dari minyak binatang (biasanya minyak ikan paus) atau minyak nabati

Thicktener berfungsi sebagai pengental pada pelumas sehingga pelumas berbentuk gemuk atau grease.

PENUTUP

Tes Formatif

1. Sebutkan jenis base oil yang termasuk dalam synthetic oil. 2. Sebutkan tipe additive yang digunakan pada pelumas. Kunci Tes Formatif

1. Jenis base oil yang termasuk dalam oli sintetik adalah :

Poly Alpha Olefins; Acid Esters Di-Basic; Polyol Esters; Polyalkylene Glycols 2. Tipe additive yang digunakan dalam pelumas adalah :

Additive polaritas; Additive anti oxidant (anti oxidant inhibitor); Additive boundary lubrication films; Additive viscosity index improvers; . Additive corrosion inhibitors; additives dispersants dan detergents; Additive pour point depressant (PPD); Additives Antifoam

Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik

Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran materi berikutnya.

Tindak Lanjut

Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.

(12)

12

UNIVERSITAS GADJAH MADA

SEKOLAH VOKASI DIPLOMA TEKNIK

MESIN

Jl. Yacaranda Sekip Unit IV, Yogyakarta

RKPM

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)

Modul Pembelajaran Pertemuan Ke – 12

PERAWATAN MESIN

Semester IV/2 sks/DTAB 2209

Oleh:

Andi Ahmad Ismail, ST., M.Eng.

Franciscus Urip Tri Wahyudi, ST.

Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM

Tahun Anggaran 2013

Gambar

Tabel thicktener dan karakteristiknya :

Referensi

Dokumen terkait

Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam melakukan pengawasan

Namun apabila ada anggota jemaat (anggota sidi) yang belum dapat memberikan dukungan, dengan memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai nilai-nilai Alkitab atau

Strategi pembinaan untuk mendorong pertumbuhan koperasi berbadan hukum adalah melalui pendampingan terhadap LKM (lembaga Keuangan Mikro) untuk segera diwujudkan dalam bentuk

Variasi waktu fotoaktivasi yang dilakukan dari 0, 5, 10, 15, 20, 40 dan 60 menit, memberikan hasil kemurnian radiokimia sebagai berikut: Untuk waktu tanpa fotoaktivasi ( 0

Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan ini berencana untuk mengganti peralatan yang digunakan tersebut, karena dinilai kinerja alat-alat tersebut sudah menurun, namun

Tahap kerahsiaan dalam mentadbirkan sesuatu kes tatatertib sememangnya penting temtamanya dalam menjaga pe rjalanan dan integriti individu serta kes yang diumskan. Sebanyak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan ekspresi Her- 2/Neu, skor Gleason dan kejadian metastasis tulang pada adenokarsinoma prostat

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI