• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MIND MAPPING DALAM MENULIS TEKS RECOUNT KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MIND MAPPING DALAM MENULIS TEKS RECOUNT KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Tesis

Diajukan oleh

YUSDANI YULIA KARYANTI

151603105

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2017

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Tesis

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan oleh

Yusdani Yulia karyanti

151603105

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2017

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Yusdani Yulia Karyanti NIM.151603105

Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

Pada tanggal, September 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D Drs. Muhammad Mathori, M.S i.

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar M agister

Yogyakarta, September 2017

Megetahui

PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

iii

PERNYATAAN KEAS LIAN TES IS

PENINGKATAN HAS IL BELAJAR S IS WA DENGAN MIND MAPPING

DALAM MENULIS TEKS RECOUNT

KELAS X IPS 3 S MA NEGERI 8 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Yogyakarta, September 2017

Yusdani Yulia Karyanti, S.Pd.

NIM . 151603105

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN M IND M APPING

DALAM M ENULIS TEKS RECOUNT KELAS X IPS 3 SM A NEGERI 8

PURWOREJOTAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

Penyusunan tesis ini dibuat sebagai tugas akhir guna memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-2 pada program studi M agister

M anajemen Jurusan Pendidikan, pada STIE Widya Wiwaha Yogyakarta tahun

Akademik 2016-2017.

Penyusunan tesis ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. John Suprihanto, M IM , Ph.D, Selaku Direktur Program Studi

M agister M anajemen, sekaligus sebagai Dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam menyusun tesis ini

2. Bapak Drs. M uhammad M athori, M .Si., Dosen pembimbing II yang

memberikan bimbingan,arahan dan motivasi dalam penyusunan tesis ini.

3. Drs. Suhirman, M .Pd. Selaku Kepala SM A Negeri 8 Purworejo yang telah

memberikan izin dan dukungan dalam mengikuti pendidikan hingga

terselesaikannya penyusunan tesis ini.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

5. Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang selalu memberikan motivasi dan

semangat dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penulisan

tesis ini.

6. Kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu memberikan doa dan

motivasi.

7. Siswa kelas X IPS 3 SM A Negeri 8 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Disadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan

kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

tulisan ini.

Purworejo, 29 Agustus 2017

Yusdani Yulia Karyanti

NIM .151603105

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

DAFTAR ISI

HALAM AN JUDUL ……… i

HALAM AN PENGESAHAN ...……… ii

SURAT PERNYATAAN …….………... . iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ...……… vi

DAFTAR TABEL ……….... viii

DAFTAR GAM BAR ….…..………... ix

DAFTAR LAM PIRAN ….…..……… x

ABSTRAK ………...……….., xi

BAB I PENDAHULUAN ... ……… 1

A. Latar Belakang ...………. 1

B. Perumusan M asalah ....……… 5

C. Pertanyanan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian .... ……… 5

E. M anfaat Penelitian ..………. 5

BAB II LANDASAN TEORI...……..……… 7

A. Landasan Teori ... . 7

B. Kerangka Penelitian ... . 23

BAB III M ETODE PENELITIAN... 25

A. Rancangan/ Desain/ Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 37

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

C. Instrumen Penelitian ... 37

D. Pengumpulan Data ... 38

E. M etode Analisa Data ... 41

F. Indikator Keberhasilan/ Kinerja ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN ... 43

A. Kondisi Sebelum Penelitian ... 43

B. Hasil Penelitian ... 46

C. Pembahasan ... 49

BAB V KESIM PULAN DAN SARAN... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ……….. 68

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kerangka Penelitian ... 24

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan II ... 25

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Writing ... 39

Tabel 3.3. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar ... 41

Tabel 4.1. Hasil Analisa Tes Pra Siklus ... 44

Tabel 4.2. Hasil Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus ... 46

Tabel 4.3. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 48

Tabel 4.4. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus, dan Siklus I ... 50

Tabel 4.5. Nilai M enulis Teks Recount Siklus I... 52

Tabel 4.6. Hasil Analisis Test Siklus I... 53

Tabel 4.7. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Siklus I dan Siklus II ... ... 57

Tabel 4.8. Nilai M enulis Teks Recount Siklus II ... 59

Tabel 4.9. Hasil Analisis Tes Siklus I ... 60

Tabel 4.10. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus, dan Siklus II... 63

Tabel 4.11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 64

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Mind Mapping ... 16

Gambar 2.2. Contoh Mind Mapping ... 18

Gambar 4.1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 45

Gambar 4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 54

Gambar 4.3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60

Gambar 4.4. Persentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... 65

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 70

Students Worksheet 1 ... 87

Students Worksheet 2 ... 88

Soal Tes M enulis Siklus I... 89

Soal Tes M enulis Siklus II ... 90

Hasil M enulis Siswa Pra Siklus I ... 91

Analisa Hasil Tes Pra Siklus ... 92

Hasil M enulis Siswa Siklus I... 93

Analisa Hasil Tes Siklus I ... 94

Hasil M enulis Siswa Siklu II... 95

Analisa Hasil Tes Siklus II ... 96

Foto... .... 97

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

Abstract

Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pembelajaran dalam menulis teks recount dengan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini berlatar belakang bahwa kemampuan siswa kelas X IPS # SMA Negeri 8 Purworejo untuk menulis teks recount Bahasa Inggris masih rendah.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Purworejo Tahun pelajaran 2016/2017 sejumlah 32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dalam 2 siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan test menulis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan deskriptif komparatif. Data diambil dari hasil nilai tes pra siklus, siklus I dan siklus II. Data dianalisa dengan membandingkan antara hasil tes pra siklus dengan siklus I dan siklus II.

Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar menulis siswa dari rata 64,53 pada pra siklus, menjadi 72,19 pada siklus I, dan menjadi 77,50 pada siklus II.

Kata kunci: teks recount, kompetensi menulis, mind mapping

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. M engingat fungsi

bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, pembelajaran bahasa

diharapkan mampu membantu mempersiapkan siswa mencapai kompetensi

yang membuat siswa mampu merefleksi pengalamannya sendiri dan

pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan dan

memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa

mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran

bahasa juga membantu siswa mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menggunakan kemampuan

analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya (Departemen Pendidikan

Nasional, 2006).

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan

tulis. Berkomunikasi disini adalah memahami dan mengungkapkan informasi,

pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan

budaya. Siswa diharapkan menguasai kemampuan berkomunikasi dalam

pengertian utuh yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks

lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam ke-empat keterampilan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Ke-empat

keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan

wacana dalam kehidupan bermasyarakat (Permendiknas No. 20, 2006).

Pembelajaran menulis diarahkan untuk membantu siswa mampu

memahami dan menghasilkan berbagai jenis teks. Yang dimaksud teks adalah

segala sesuatu bentuk komunikasi yang bermakna dan mempunyai arti.

Kemampuan siswa dalam memahami berbagai jenis teks cenderung lebih

maksimal karena bersifat receptive atau pasif menerima, sedangkan

kemampuan untuk menghasilkan berbagai jenis teks lebih sulit dikuasai siswa

karena bersifat produktif atau memproduksi.

Kendala signifikan yang dihadapi guru dan siswa untuk mencapai

kompetensi menulis yang optimal, untuk mampu menghasilkan berbagai jenis

teks adalah kurangnya pengetahuan dan latihan menulis yang benar. Guru

sering belum memahami atau tidak memahami proses menulis yang benar.

Guru langsung menyuruh siswa menulis suatu topik tertentu tanpa

langkah-langkah yang tepat dalam menulis, cara menulis yang benar, serta topik

menarik apa yang harus ditulis.

Pembelajaran menulis bahasa Inggris di Indonesia khususnya

disekolah menengah difokuskan pada penguasaan genre atau jenis teks yang

berbeda berdasar fungsi atau tujuan komunikasinya. Siswa diarahkan menulis

sesuai tujuan komunikasi yang ingin disampaikan. Jenis teks yang diajarkan

di kelas X IPS 3 untuk semester 2 adalah recount text dan narrative text.

Untuk penelitian ini difokuskan pada pembelajaran teks recount. M enulis teks

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

recount berarti siswa mampu mengembangkan ketrampilan jenis teks/genre

yang berbentuk recount. Teks recount merupakan salah satu genre yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi atau peristiwa

yang dialami yang telah lewat dan merupakan salah satu jenis genre yang diajarkan dari beberapa genre yang ada. Berdasarkan pembelajaran tersebut, idealnya siswa mampu membuat tulisan berbentuk recount. Karena tulisan yang siswa tulis tersebut merupakan ide atau gagasan yang mereka alami

dalam kehidupan mereka.

Di kelas X IPS 3 ternyata pembelajaran menulis teks recount belum maksimal hasilnya, walaupun sudah melalui 3 tahap sebelumnya. Hasil

belajar siswa pada ulangan menulis teks recount belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM ) yang telah ditentukan yaitu 70. Penilaian

hasil menulis siswa meliputi 5 unsur yaitu grammar dan vocabulary,

manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre,

kejelasan makna, hubungan antar gagasan. Dari 5 unsur penilaian tulisan

siswa, siswa mengalami kesulitan paling besar dibagian grammar dan

hubungan antar gagasan.

Rendahnya kemampuan pada kompetensi menulis recount text ini disebabkan antara lain: (1) memulai orientation, sekalipun telah dijelaskan

bahwa pada orientation harus memuat who, what, when dan where, beberapa menit dihabiskan hanya untuk menentukan orientation, (2) tidak menggunakan past tense, siswa tetap menggunakan Present yang menceritakan kejadian yang telah lewat, (3) M enuliskan teks secara lengkap

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian diterjemahkan.

Pengubahan dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris menjadi semakin

sulit karena ada beberapa kata yang tidak ditemukan dalam kamus

Indonesia-inggris, (4) kurangnya kemampuan siswa mengembangkan gagasan, (5)

kurangnya kosa kata bahasa Inggris siswa, dan (6) Kebingungan untuk

menulis apa apa, dengan alasan mereka tidak tahu harus menuliskan apa.

Dari sebab inilah pembelajaran menulis siswa belum bisa maksimal,

,untuk itu perlu metode pembelajaran menulis recount yang menarik dan tepat agar dapat meningkatkan kompetensi menulis siswa pada pembelajaran

menulis teks recount. Untuk mengatasi rendahnya kemampuan pada kompetensi menulis teks recount maka dipilih pemetaan pikiran (mind mapping). Mind mapping menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua

atau lebih konsep yang dihubungkan. Mind mapping bisa disusun seperti cabang pohon, aliran sungai atau bentuk lain yang menggambarkan

bagian-bagian dan cabang-cabangnya yang membentuk satu konsep secara

keseluruhan. Mind mapping membantu siswa memahami konsep dari materi yang dipelajari (Dhahar, 1998). Dalam menulis teks recount dengan peta konsep/mind mapping membantu siswa mengingat kembali rangkaian cerita

dengan jelas dan membantu siswa menyusun gagasan cerita untuk

direproduksi menjadi cerita dengan kalimat siswa sendiri.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

B. Perumusan masalah

Berdasar latar belakang yang digambarkan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian adalah masih rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi

menulis teks recount.

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun menjadi pertanyaan penelitian ini, berdasarkan rumusan masalah

yang dikemukakan di atas adalah:

Apakah mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teksrecount ?

D. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis teks

recount dengan menggunakan mind mapping.

E. M anfaat Penelitian

M anfaat Akademis

1. Mind mapping merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya

ingat belajarnya.

2. M eningkatkan kemampuan belajar menulis teks recount siswa.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

M anfaat Praktis

1. M emberikan sumbangan pemikiran yang penting mengenai pembelajaran

menulis teks recount bahasa Inggris dengan mind mapping.

2. M emberikan referensi bagi guru yang akan melaksanakan pembelajaran

bahasa Inggris yang komunikatif untuk meningkatkan hasil belajar menulis

siswa.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Landasan teori pada penelitian ini membahas teori dari (1) Teori belajar (2)

Kompetensi menulis, (3) Genre Based Writing, (4) Teks recount, (5) Mind Mapping. (6) Hasil belajar.

1.1. Teori Belajar

M enurut Gagne (sebagaimana dikutip dalam Suprijono,

2010:2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang

dicapai seseouang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut

bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

alamiah.

Teori merupakan perangkat prinsip-prinsip terorganisasi

mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan (Suprijono,

2010: 15). Adapun fungsi teori dalam konteks belajar adalah sebagai

berikut (1) memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu

informasi belajar, (2) memberi rujuan untuk menyusun rancangan

pelaksanaan pembelajaran, (3) mendiagnosa masalah-maslah dalam

kegiatan belajar mengajar, (4) mengkaji kejadian belajar dalam diri

seseorang, dan (5) mengkaji faktor eksternal yang menfasilitasi proses

belajar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

Berdasarkan sifat keilmuan, Bruner (sebagaiamana dikutip

dalam Suprijono, 2010:15) teori pembelajaran menjadi preskriptif dan

deskriptif. Teori belajar preskriptif beraksentuasi pada sebagaimana

proses belajar diselenggarakan. Teori belajar deskriptif menekankan

pada bagaimana proses belajar terjadi diri peserta didik. Teori belajar

preskriptif lebih banyak bicara the learning, sedangkan teori belajar deskriptif menjabarkan the learner. Teori belajar preskriptif bertujuan menetapkan metode yang pembelajaran yang optimal. Teori belajar

deskriptif menjelaskan proses belajar. Teori belajar preskriptif adalah

goal oriented, sedangkan teori belajar deskriptif adalah goal free. Artinya teori belajar preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan,

sedangkan teori belajar deskriptif dimaksukan memberikan hasil.

Singkatnya, teori belajar preskriptif berisi seperangkat preskripsi guna

mengoptimalkan hasil belajar yang diinginkan. Teori belajar deskriptif

berisi deskripsi mengenai hasil belajar yang muncul sebagai akibat dari

digunakan metode tertentu.

1.2. Kompetensi M enulis

M enurut Jago Tarigan (sebagaimana dikutip dalam Sumarmo,

2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide,

pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah

bahasa . Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau

pembaca bila dituangkan dalam dalam bahasa yang teratur, sistematis,

sederhana dan mudah dimengerti.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

M enurut Donn Byrne (sebagaimana dikutip dalam Sumarmo,

2009:5), M enulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi

memerlukan usaha sadar menuliskan kalimat dan mempertimbangkan

cara mengkomunikasikan dan mengatur.

Sejalan itu menurut Lado (sebagaimana dikutip dalam

Sumarmo, 2009:5), menulis adalah meletakkan simbol grafis yang

mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat

membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu bagian dari

ekspresi. Sedangkan Semi (sebagaimana dikutip dalam Sumarmo,

2009:5), juga mengatakan bahwa menulis pada hakekatnya merupakan

pemindahan pemikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang

bahasa.

Pengertian menulis adalah (1) Proses mengabadikan bahasa

dengan tanda-tanda grafis, (2) Representasi dari kegiatan-kegiatan

ekspresi bahasa, (3) Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan

tulisan (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009:292)

Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis

merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan

pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur

bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga

dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.

Kompetensi menulis atau writing skill adalah satu dari 4 ketrampilan berbahasa Inggris selain listening, speaking dan reading. Writing

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

termasuk productive skill atau ketrampilan memproduksi selain

speaking. Carderonello dan Edwards (1986:5) menjelaskan dalam buku mereka Raugh Draf sebagai berikut:

Writing is not simply a matter of putting words together, it is a recursive process. It is a process of revision and rewriting. Teaching writing means we create a pedagogy that helps students see writing as continuous process of revising and rewriting as they invent, plan, draft their text.

M enurut Carderonello dan Edward, menulis bukanlah hanya

kegiatan menggabungkan kata-kata, menulis adalah proses yang

berulang-ulang, yaitu proses merevisi dan menulis kembali. M engajar

writing berarti kita menciptakan ilmu pendidikan yang membantu

siswa melihat bahwa menulis kembali mereka akan menemukan,

merencanakan dan membuat draf teks. Lebih jauh Cardenello merinci

bahwa ada lima komponen dalam proses writing yaitu: (1) inventing

atau menemukan, (2) planning atau merencanakan, (3) drafing atau membuat draf, (4) revising atau merevisi dan (5) editing atau mengedit. Dengan lima tahap ini siswa diharapkan mendapatkan

pengalaman pembelajaran yang benar, dimulai dari menemukan dan

membangkitkan ide/gagasan dari siswa, apa yang akan siswa tulis atau

siswa sampaikan.

Langkah menemukan ide bisa dengan sebanyak cara seperti

membaca, berbicara, curah gagasan, pertanyaan, peta konsep,

kemudian menentukan langkah-langkah bagaimana menyampaikan

gagasan temasuk mengemukakan masalah, tujuan, pembaca, struktur

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

teks dan tone dari teks yang akan ditulis. Siswa juga membentuk

materi atau bahan menjadi teks. Draf ditulis berkelanjutan, dari draf 1,

draf 2 dan draf 3 sampai menjadi hasil akhir, setelah itu merevisi

termasuk menambah ide baru, gagasan lain, menghilangkan sebagian

kata atau gagasan yang tidak perlu atau menyusun kembali apa yang

telah ditulis dalam draf. Langkah terakhir adalah mengedit yang

berarti memoles sebuah karya tulisan dari berbagai segi seperti,

spelling, tenses, dan pilihan kata.

M erujuk pada teori menulis, menurut Brandvik dan M cKnight

(2013:118), pendekatan proses untuk mengajar menulis, melihat

kegiatan menulis sebagai sebuah proses yang membutuhkan

pengulangan dengan dengan banyak langkah yaitu prewriting,

drafting, revising, dan editing, dan berbagai hasil kerja.

1.3. Genre Based Writing

Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, siswa dituntut untuk

memiliki keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis. Empat keterampilan tersebut harus dikuasai secara integrated

sehingga menghasilkan siswa yang mampu dalam penguasaan

akademik. Keterampilan tersebut bisa dilakukan salah satunya melalui

teks lisan dan tulis. Teks adalah rentetan kalimat yang berkaitan dan

menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya. Teks merupakan

satu kesatuan ide sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

rentetan kalimat tersebut. Teks lisan adalah teks yang diperdengarkan

sedangkan teks tulis adalah teks sebagai bahan bacaan. Ada banyak

jenis teks yang dibedakan berdasarkan fungsi sosial dari

masing-masing teks (Nugroho et al, 2016:10).

Berdasarkan definisi genre atau teks dari M artin (sebagaimana

dikutip dalam Rohim, et al2016), tujuan pendidikan bahasa berbasis

genre adalah membentuk kompetensi melaksanakan fungsi sosial

dengan menggunakan teks yang memiliki struktur dan unsur

kebahsaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks

komunikatifnya.

Di dalam kurikulum 2013 (sebagaimana dikutip dalam

Nugroho et al, 2016:10-17) siswa diharapkan menguasai fungsi sosial,

struktur teks, dan unsur kebahasaan .

a. Fungsi sosial sebuah teks adalah untuk menyampaikan tujuan

komunikatifnya kepada pendenga ratau pembaca.Jika dilihat dari

sudut tujuan komunikatif, setiap bentuk penggunaan bahasa, baik

lisan maupun tulis, memiliki tujuan untuk meminta dan memberi

informasi dan aksi. Fungsi sosial teks berbeda antara satu dengan

lainnya.

b. Struktur teks

Jenis teks atau genre dalam konteks komunikasi lisan dan tulis

memiliki bagian-bagian yang terstruktur. Genre diibaratkan suatu

budaya, adab, atau sopan santun dalam komunikasi. Tanpa

bagian-STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

bagian tersebut dapat dipastikan bahwa informasi yang diterima

pendengar tidak efektif. Komunikasi lisan dan tulis mencakup

dialog dan monolog. Dalam konteks dialog, terdapat tata cara atau

budaya setempat yang berlaku. Setiap konteks perbincangan lisan

(dialog) dalam berbagai macam topik selalu memiliki rhetorical element, yaitu: opening, talk discussion, dan ending.

Konteks monolog berbeda dengan konteks dialog. Target untuk

setiap bentuk monolog adalah efektivitas, yaitu penyampaian

informasi atau pesan secara efektif oleh pembicara atau penulis

sehingga dapat diinterpretasikan oleh pendengar atau pembaca.

Agar lebih efektif sebuah teks harus dikemas dengan genre tertentu

berdasarkan fungsi sosial yang sudah ditentukan.

c. Unsur kebahasaan

Dalam setiap lisan dan tulis bahasa Inggris memiliki gambaran

unsur kebahasaan. Unsur kebahasaan teks berbeda antara satu

dengan lainnya.

Adapun jenis teks yang diajarkan di SM A sebagai common genre yaitu: (1) Recount untuk menceritakan peristiwa di waktu lampau, (2) Narrative untuk menghibur pembaca, berupa cerita, dngeng dll, (3) Procedure untuk menceritakan langkah mengerjakan sesuatu, (4) News Items untuk menceriterakan peristiwa yang pantas diberitakan, (5) Deskripsi untuk menceritakan seseorang, sesuatu atau suatu tempat, (6) Report untuk menceritakan gejala alam dan gejala

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

soisal, (7) Eksposisianalitis untuk membujuk atau beragumentasi, (8)

Eksposisi hortatory untuk membujuk dan merekomendasikan, (9)

Diskusi untuk menampilkan pendapat yang berbeda dari beberapa sumber, dan (10) Review untuk mengkritik/mengevaluasi karya sastra.

1.4. Teks Recount

M enurut Education Department of Western Australia

(sebagaimana dikutip dalam Nugroho, 2016) teks recount adalah jenis teks yang menceritakan kembali kejadian atau pengalaman yang

sudah lampau. Recount pada umumnya berdasarkan pengalaman langsung seseorang, tetapi juga bersifat imajinatif atau di luar

pengalaman seseorang.

a. Jenis Recount

Ada 3 jenis teks recount, yaitu: (1) Personal Recount, yaitu menceritakan kembali pengalaman seseorang telah terlibat secara

langsung atau peristiwa orang lain seperti biographi, (2) Factual Recount, yaitu mencertakan kembali kejadian atau insiden seperti berita koran, laporan kecelakaan, (3) Imaginative Recount, yaitu mencertakan peran yang bersifat imajinatif dan menghubungkan

kejadian khayalan.

b. Fungsi sosial

Adapun fungsi sosial dari teks recount adalah untuk menceritakan

kembali pengalaman atau peristiwa seseorang yang telah terjadi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

c. Struktur teks recount

Adapun struktur teks recount yaitu: (1) Orientation, yaitu berisi informasi mengenai latar belakang untuk membantu pembaca

memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan,

di mana, dan mengapa. Setting orientasi ini biasanya ditulis dalam

paragaraph pertama, (2) Events, yaitu kejadian penting yang dielaborasi dan biasnya disusun dalam urutan waktu, dari kejadian

pertama sampai kejadian terakhir. Kejadian-kejadian itu dipaparkan

dengan cara yang menarik dan bisa memasukkan unsur komentar

pribadi, (3) Reorientation, yaitu komentar atau pernyataan kesimpulan yang mungkin berupa komentar mengenai kejadian

yang telah dijelaskan sebelumnya. Kesimpulan ini ditulis dalam

pragraph terakhir.

d. Unsur Kebahasaan

Gambaran unsur kebahsaan dalam teks recount adalah: (1)

M enggunakan partisipan spesifik, (2) Biasanya ditulis dalam simple past, (3) M enggunakan kata kerja action, (4) M enggunakan kata sambung yang berkenaan dengan waktu.

1.5. Mind Mapping

M enurut Buzan (2011) a mind map is a powerful graphic technique which provides a universal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it gives you the freedom to roam the infinite expanses of your brain. The Mind Map can be

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

applied to every aspect of life where improved learning and clearer thinking will enhance human performance.

Gambar 2.1

Contoh Mind Mapping

Sumber: Buzan, 2011

Tujuh langkah membuat mind mapping menurut Buzan (2011)

1. Start in the CENTRE of a blank page turned sideways. Why? Because starting in the centre gives your Brain freedom to spread out in all directions and to express itself more freely and naturally.

2. Use an IMAGE or PICTURE for your central idea. Why? Because an image is worth a thousand words and helps you use your Imagination. A central image is more interesting, keeps you focussed, helps you concentrate, and gives your Brain more of a buzz!

3. Use COLOURS throughout. Why? Because colours are as exciting to your Brain as are images. Colour adds extra vibrancy and life to your Mind Map, adds tremendous energy to your Creative Thinking, and is fun!

4. CONNECT your MAIN BRANCHES to the central image and connect your second- and third-level branches to the first and second levels, etc. Why? Because your Brain works by association. It likes to link two (or three, or four) things together. If you connect the branches, you will understand and remember a lot more easily. 5. Make your branches CURVED rather than straight-lined.

(29)

6. Use ONE KEY WORD PER LINE. Why Because single key words give your Mind Map more power and flexibility.

7. Use IMAGES throughout. Why Because each image, like the central image, is also worth a thousand words. So if you have only 10 images in your Mind Map, it’s already the equal of 10,000 words of notes!

Adapun manfaat mind mapping menurut Dhahar adalah: (1) menyelediki apa yang telah diketahui siswa, (2) mempelajari cara

belajar, (3) mengungkapkan miskonsepsi, (4) alat evaluasi.

Langkah-langkah membuat peta pikiran menurut Dhahar adalah sebagai

berikut:

Langkah 1 Piliihlah suatu bacaan

Langkah 2 Tentukan konsep-konsep yang relevan

Langkah 3 Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke

yang paling tidak inklusif

Langkah 4 Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan

konsep yang paling inklusif dipuncak/tengah ke konsep

yang tidak inklusif.

Langkah 5 Hubungkanlah konsep itu dengan kata atau kat-kata

penghubung.

Jadi, dalam menyusun mind mapping dimulai dari ide utama atau ide pokok dan meletakkannya di pusat peta yaitu di tengah atau di

atas tergantung bentuk peta pikirannya. Mind mapping bisa digambarkan dalam bentuk pohon dengan cabang cabangnya atau

aliran sungai, atau bentuk apapun yang bisa menggambarkan secara

visual hubungan antar konsep.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

Berikut contoh latihan membuat mind mapping menurut menurut Kurniawan dalam blognya:

Gambar 2.2

Contoh Mind mapping

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

Sumber: Kurniawan, 2013

M enurut Kurniawan (2013) dalam blognya, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam menerapkan mind mapping, di antaranya:

1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah.

2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih

berkaitan dengan tema utama.

3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna

atau simbol.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

4. Gunakan huruf besar.

5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit.

6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema.

Dalam penelitian ini, untuk menulis teks recount, mind mapping digunakan untuk menyusun gagasan atau ide pokok cerita

recount, meletakkannya dipusat peta pikiran, kemudian membuat gagasan-gagasan sekunder dan diletakkan di sekeliling ide utama

cerita. Mind mapping ini dibuat dalam berbagai bentuk yang menggambarkan hirarki atau hubungan antar ide pokok cerita dan

ide-ide sekunder yang mendukung ide-ide pokoknya. Dari mind mapping

siswa menulis teks recount menggunakan kalimat sendiri dengan tetap memperhatikan fungsi sosial, struktur teksnya, yaitu orientasi, events

dan reorientasi serta unsur kebahasaan.

1.6 Hasil Belajar

M enurut Gagne (sebagaimana dikutip dalam Suprijono, 2010:5)

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan yang berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapbilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baiklisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.

kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,

pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan aktivitas kognitif

yang bersifat khas.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujudnya

otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

perilaku.

M enurut Bloom (sebagaimana dikutip dalam Suprijono) hasil

belajar mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain

kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menetukan hubungan),

synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

baru), dan evaluastion (menilai). Domain afektif adalah receiving

(sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),

organization (organisasi), characterization (karakteristik). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.

B. Kerangka Penelitian

Kelas X IPS 3 adalah kelas dengan pembelajaran bahasa Inggris wajib

yaitu 2 jam per minggu. Dengan pembelajaran bahasa Inggris yang cukup

sedikit diharapkan siswa mampu memiliki kompetensi bahasa Inggris yang

tinggi baik di kompetensi listening, speaking, reading maupun writing.

Kenyataannya di kelas X IPS 3, siswa belum memiliki kompetensi menulis

yang baik, hal ini dibuktikan dari hasil belajar menulis siswa pada pra

penelitian yang belum mencapai KKM yaitu 70. Untuk itu perlu dilaksanakan

alternative pembelajaran menulis yang tepat yang mampu meningkatkan

kompetensi menulis siswa.

Oleh karena itu, dirancang pembelajaran yang menarik untuk

meningkatkan kompetensi siswa menulis teks recount di kelas X IPS 3 dengan mind mapping.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

Kerangka penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kerangka Penilitian

Pra

Penelitian

Guru belum menggunakan

metode untuk pembelajaran

menulis di kelas

Hasil belajar menulis

siswa masih rendah

Tindakan

Guru menggunakan metode

untuk pembelajaran menulis

di kelas

Hasil belajar menulis

siswa meningkat

Guru menggunakan metode

untuk pembelajaran menulis

di kelas dengan

perbaikan-perbaikan

Hasil belajar menulis

siswa meningkat

Paska

Penelitian

Dipercaya bahwa dengan menggunakan mind mapping

hasil belajar menulis teks recount siswa meningkat.

Sumber: Arikunto, 2008

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

BAB III

M ETODE PENELITIAN

A. Rancangan/Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2016/2017 yaitu dimulai bulan M aret sampai dengan bulan M ei tahun 2017

(selama 7 pertemuan).

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dilaksanakan pada

semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Siklus I akan dilaksanakan pada

minggu ke-3 bulan M aret dan minggu ke-1, 2 pada bulan April, dan siklus II

akan dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan April dan minggu ke-1 bulan M ei

2017.

Tabel 3.1.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian TindakanKelas S iklus I dan S iklus II

S IKLUS I

Sumber: Jadwal M engajar

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu planning, implementing,

evaluating dan reflecting atau perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

refleksi.

Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1.1. Perencanaan

1) M enganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

diajarkan di kelas X semester genap, dan menentukan indikator

pembelajaran,

2) M embuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap siklus,

3) M enyiapkan lembar pedoman penilaian menulis untuk masing

masing siklus,

4) M embuat lembar kerja siswa,

5) M embuat test menulis untuk penilaian hasil belajar.

1.2. Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan siswa dikenalkan mind mapping dalam pembelajaran menulis teks recount kemudian berlatih menulis berdasarkan mind mapping yang sudah dibuat, membuat refleksi kemudian berlatih lagi menulis berdasarkan mind mapping yang sudah akan diperbaiki pada siklus I, test menulis berdasarkan mind mapping

dan membuat refleksi.

Secara detail penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan 7

pertemuan, di mana pertemuan ke-4 dan 7 digunakan untuk test

menulis.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

Berikut langkah-langkah pembelajaran dalam tiap pertemuan.

Siklus I

1) Pertemuan 1

a) Pembukaan

(a) M emperkenalkan mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.

(b) M emperkenalkan tahapan-tahapan dalam menulis dari

mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai

mengedit dan menghasilkan tulisan.

(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur

dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan

makna, hubungan antar gagasan.

(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang

berbentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidupan sehari hari (teks recount di pertemuan 1 adalah tentang biography )

(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran

dengan kehidupan sehari hari.

b) Kegiatan Inti

(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, unsur kebahasaan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

(b) M embuat kelompok kecil terdiri dari 3 atau 4 siswa yang

pengelompokannya diatur terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.

(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.

(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing

kelompok.

(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta konsep

berdasarkan teks biography secara kelompok.

(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan

peta pikirannya dan kelompok yang lain memberikan

tanggapan dan pertanyaan.

c) Penutup

(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan

mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.

(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.

2) Pertemuan 2

a) Pembukaan

(a) M engingatkan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

(b) M engingatkan tahapan-tahapan dalam menulis dari

mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai

mengedit dan menghasilkan tulisan.

(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur

dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks

fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan

makna, hubungan antar gagasan.

(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang

bebentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima

dalam konteks kehidupan sehari-hari (teks recount di

pertemuan ke-2 adalah tentang biography)

(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran

dengan kehidupan siswa sehari hari.

b) Kegiatan inti

(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, grammar, dan kosa kata,

(b) M embuat kelompok kecil terdiri 3 atau 4 siswa yang

pengelompokannya diatur terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.

(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.

(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing

kelompok.

(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta pikiran

berdasarkan biography teks secara kelompok.

(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan

peta konsepnya dan kelompok yang lain memberikan

tanggapan dan pertanyaan.

(h) M eminta masing-siswa secara individu berlatih menulis

teks recount dari peta konsep yang sudah dibuat, dengan menggunakan kata-kata sendiri.

c) Penutup

(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan

mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.

(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.

3) Pertemuan 3

a) Pembukaan

(a) M enguatkan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.

(b) M enguatkan kembali tahapan- tahapan dalam menulis dari

mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai

mengedit dan menghasilkan tulisan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur

dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan

makna, hubungan antar gagasan.

(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang

bebentuk recount, secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidpan sehari hari (teks recount di pertemuan ke-3 yaitu tentang biography)

(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran

dengan kehidupan siswa sehari hari.

b) Kegiatan Inti

(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, grammar, dan kosa kata.

(b) M embuat kelompok kecil terdiri 3 atau 4 siswa yang

pengelompokannya diatur terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.

(d) M emberikan siswa contoh peta pikiran.

(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing

kelompok.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta pikiran

berdasarkan mind mapping, secara kelompok.

(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan

peta pikirannya dan kelompok yang lain memberikan

tanggapan dan pertanyaan.

(h) M eminta masing-masing siswa secara individu berlatih

menulis teks recount dari peta pikiran yang sudah dibuat, dengan menggunakan kata kata sendiri.

c) Penutup

(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan

mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.

(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.

1.3. Evaluasi Siklus I

Evaluasi dilaksanakan oleh guru dengan memberikan tes menulis yang

dilaksanakan pada akhir siklus I. Scoring dilaksanakan berdasar

pedoman yang sudah dibuat menurut Brown.

1.4. Refleksi dan Tindak Lanjut Siklus I

Guru dan siswa membuat refleksi untuk melihat kembali pelaksanaan

proses belajar mengajar menggunakan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Refleksi ini akan mengungkapkan kekuatan dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

kelemahan mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. Refleksi ini juga akan digunakan untuk mengecek data hasil nilai

evaluasi. Hasil refleksi ini juga akan digunakan sebagai dasar untuk

merencanakan siklus II.

Siklus II

1) Pertemuan 1

a) Pembukaan

(a) M enjelaskankan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.

(b) M emperkenalkan tahapan-tahapan dalam menulis dari

mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai

mengedit dan menghasilkan tulisan.

(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur

dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan

makna, hubungan antar gagasan.

(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang

berbentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidupan sehari hari (teks recount di pertemuan 1 siklus II adalah tentang biography')

(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran

dengan kehidupan sehari hari.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

b) Kegiatan Inti

(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, grammar, dan kosa kata.

(b) M embuat kelompok kecil terdiri dari 2 atau 3 siswa,

(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.

(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.

(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing masing

kelompok.

(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta pikiran

berdasarkan teks biograpahy secara kelompok.

(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan

peta pikirannya dan kelompok yang lain memberikan

tanggapan dan pertanyaan.

(h) M eminta masing-masing siswa secara individu berlatih

menulis teks recount dari mind mapping yang sudah dibuat, dengan menggunakan kata kata sendiri.

c) Penutup

(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan

mind mapping sebagai metode pembelajaran. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.

(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

2) Pertemuan 2

a) Pembukaan

(a) M enguatkan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.

(b) M enguatkan kembali tahapan-tahapan dalam menulis dari

mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai

mengedit dan menghasilkan tulisan.

(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur

dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan

makna, hubungan antar gagasan.

(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang

berbentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidupan sehari hari (teks recount di pertemuan 2 siklus II adalah teks recount tentang

biography).

(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran

dengan kehidupan sehari hari.

b) Kegiatan Inti

(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi,

struktur teks, grammar, dan kosa kata.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

(b) M embuat kelompok kecil terdiri dari 3 atau 4 siswa yang

pengelompokannya diatur terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, rendah dan sedang,

(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi

menulis.

(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.

(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing

kelompok.

(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat mind mapping

berdasarkan teks biography secara kelompok.

(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan

mind mapping dan kelompok yang lain memberikan

tanggapan dan pertanyaan.

(h) M eminta masing-masing siswa secara individu berlatih

menulis teks recount dari peta pikiran yang sudah dibuat,

dengan menggunakan kata-kata sendiri.

c) Penutup

(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan

mind mapping sebagai metode pembelajaran. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

1.6 Evaluasi Siklus II

Evaluasi dilaksanakan oleh guru dengan memberikan tes menulis

yang dilaksanakan pada akhir siklus I. Scoring dilaksanakan

berdasar pedoman yang sudah dibuat menurut Brown.

1.7. Refleksi Siklus II

Guru dan siswa membuat refleksi untuk melihat kembali

pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan mind mapping

sebagai metode pembelajaran. Refleksi ini akan mengungkapkan

kekuatan dan kelemahan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Refleksi ini juga akan digunakan untuk mengecek

data hasil nilai evaluasi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SM A Negeri 8 Purworejo.

Sedangkan sampel dalam penelitian adalah 32 siswa kelas X IPS 3 terdiri dari

9 siswa putra dan 23 siswa putri.

C. Instrumen Penelitian

M enurut Widoyoko (2015) istilah instrumen dalam penelitian tidak

terlepas dari metode pengumpulan data. Artinya instrumen penelitian

berkaitan dengan metode pengumpulan data. M etode pengumpulan data

adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, sedangkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus

ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen

penelitiian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam atau sosial yang dialami (Sugiyono, 2015:148)

Dalam hal ini instrumen yang yang digunakan adalah tes tertulis

dengan lembar pedoman penskoran menulis menurut Brown.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilaksanakan untuk penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif di mana data diperoleh melalui tes menulis teks recount.

Adapun kriteria penilaian diadopsi dari penilaian Brown.

Data ini diambil dari nilai hasil tes menulis, yang akan dilaksanakan 2

kali yaitu 1 kali di masing masing siklus. Tes menulis untuk pra siklus

dilaksanakan hari Selasa tanggal 14 M aret 2017. Tes menulis 1 pada siklus I

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April 2017 sedangkan tes menulis II

pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 M ei 2017.

Tes menulis siswa dinilai dengan kreteria analitis yang meliputi 5 unsur yaitu

grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan makna, hubungan antar gagasan.

(Brown, 2004:244). Penilaian menulis ini diadopsi dari penilaian menurut

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

Brown di mana besaran penskoran yaitu dari 0-4 kemudian didapatkan nilai

akhir dengan rumus:

NA = S X 5 NA = Nilai Akhir

S = Jumlah Skor unsur yang dinilai

Berikut penskoran masing-masing unsur:

Tabel 3.2

Pedoman Penskoran Writing

Unsur Yang Dinilai

Nilai Grammar dan Vocabulary

4 M enggunakan tata bahasa yang benar dan kosa kata yang tepat

3 M engggunakan tata bahasa dan kosakata yang terkadang kata yang tepat, tetapi tidak mempengaruhi makna

2 M enggunakan tata bahasa dan kosa kata yang kurang tepat dan mempengaruhi makna

1 Tata bahasa dan kosa kota yang sulit/ tidak dapat dimengerti

0 Tulisan tidak berkembang

Nilai M anajemen wacana teks fungsional pendek

4 M erealisasikan langkah retorika dengan tepat dalam ragam bahasa tulis sehingga tujuan komunikatif teks jelas

3 M erealisasikan langkah retorika dengan tujuan komunikatif yang jelas meskipun terdapat kesalahan

2 M enulis kata-kata, tetapi tujuan komunikatifnya sulit dimengerti

(52)

0 Hanya memproduksi kata-kata yang tidak membentuk teks

Nilai M anajemen wacana: genre

4 M emilih genre yang tepat untuk judul yang dipilih dengan struktur teks maksimal

3 M emilih genre yang kurang jelas untuk judul yang dipilih dengan struktur teks minimal

2 Pilihan genre (tujuan komunikatif) tidak jelas

1 Tulisan tidak berstruktur

0 M enulis kata-kata secara acak, hampir tidak bermakna

Nilai Kejelasan makna

4 M engungkapkan berbagai makna secara jelas dan efektif

3 M engungkapkan berbagai makna secara jelas

2 M engungkapkan makna, tetapi sesekali kurang jelas

1 M engungkapkan makna, tetapi sulit dipahami

0 M enulis secara acak, makna hilang

Nilai Hubungan antar gagasan

4 M enunjukkan kelancaran hubungan antar gagasan

3 M enunjukkan transisi hubungan antar gagasan

2 Hubungan antar gagasan kurang jelas

1 Hubungan antar gagasan kacau

0 Gagal merealisasikan gagasan

Sumber: Pedoman Penskoran Writing dalam Agustien, 2011

Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan menggunakan rumus:

(53)

P: persentase ketuntasan yang dicapai

B: banyaknya siswa yang tuntas

J: jumlah seluruh siswa

Setelah diperoleh persentase ketuntasan yang dicapai dengan rumus di

atas, kemudian menafsirkan hasil persentase tersebut ditafsirkan ke dalam

kreteria penilaian untuk seberapa berapa siswa yang mendapat nilai minimal

KKM atau lebih dari KKM yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Kreteria Ketuntasan Hasil Belajar

Inte rval Skor Ke te rangan

80-100% Sangat Baik

66-79% Baik

56-65% Cukup

40-55% Kurang

<40% Kurang Sekali

Sumber: Arikunto, 2008

E. M etoda Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif komparatif di

mana hasil tes menulis dianalisis dengan membandingkan hasil nilai tes

menulis di antara pra siklus, siklus I, siklus II dan Kretieria Ketuntasan

M inimal (KKM ). Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis

prosentase.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

F. Indikator Keberhasilan/ Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil hasil tes menulis siswa meningkat dari 64,53

menjadi 75,50 dan persentase ketuntasan meningkat dari 40,63% menjadi

79%.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

A. Kondisi Sebelum Tindakan

Pembelajaran menulis di kelas X IPS 3 sebelum menggunakan

mind mapping sebagai metode pembelajaran, belum menggunakan metode pembelajaran tertentu, pembelajaran menulis masih

menggunakan teknik penugasan saja di mana siswa diberi tugas menulis

ulang dengan kata-kata atau kalimat mereka sendiri setelah dikenalkan

pada teks recount tentang biografi. Teknik penugasan menulis kurang maksimal hasilnya walaupun sebelum penugasan, siswa sudah

dikenalkan pada jenis teks recount yaitu dari fungsi komunikasi teks

recount struktur umum teks recount tata bahasa dan kosa kata yang sering dipakai.

Dalam pembelajaran menulis bahasa Inggris, ada 4 (empat)

tahapan yang perlu dilakukan, (1) building knowledge of the field di mana siswa dikenalkan teks, (2) modelling di mana siswa diberi contoh lebih banyak tentang teks, (3) joint construction di mana siswa secara berkelompok membentuk teks, dan (4) individual construction di mana siswa memproduksi teks recount secara mandiri, ditahap ke-4 inilah penugasan menulis dilaksanakan.

Berdasarkan hasil belajar menulis sebelum atau pra siklus, belum

maksimal karena baru 13 siswa dari jumlah siswa yang mencapai KKM

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(56)

yaitu mencapai nilai 70, sedangkan 19 siswa lainnya belum mencapai

nilai KKM walaupun nilai sudah mendekati KKM . Berikut tabel hasil

analisis nilai tes pra siklus I.

Tabel 4.1.

Hasil Analisis Tes Pra S iklus

Nilai tertinggi 75

Nilai terendah 55

Nilai rata-rata 64,53

Banyak siswa yang tuntas 19

Banyak yang tidak tuntas 13

Persentase yang tuntas 40,63%

Persentase yang tidak tuntas 59,37%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mencapai KKM atau tuntas

sejumlah 19 siswa atau 59,37%. Siswa yang belum mencapai KKM atau

belum tuntas sejumlah 13 siswa atau 40,63%. Persentase ketuntasan pada

pra penelitian dapat disajikan seperti gambar 4.1. diagram batang sebagai

berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(57)

Gambar 4.1.

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar S iswa Pra S iklus

Sumber: Data diolah

Berdasarkan persentase di atas diketahui bahwa masih belum

mencapai ketuntasan minimal karena siswa yang tuntas baru sejumlah 13

atau (40,63%) dengan kreteria C (Cukup).

Selain itu hasil belajar menulis pada pra penelitian/ pra siklus

sebagian besar siswa mendapat kesulitan dalam mengungkapkan makna

yang jelas dan menghubungkan antar gagasan untuk menulis teks

recount. Siswa juga mengalami kesulitan dalam menggunakan grammar atau tata bahasa dan mengalami kesulitan dalam memilih kosa kata.

Untuk melihat detail hasil rata-rata nilai menulis siswa pada pra siklus

dalam tabel berikut:

0

Tuntas Belum Tuntas

(58)

Tabel 4.2

Hasil Rata-rata Nilai Menulis Teks Recount Pra S iklus

Unsur Penilaian Pra Siklus

Grammar dan Vocabulary 63,28

Manajemen Wacana T eks Fungsional Pendek 64,84

M anajemen Wacana: Genre 72,66

Kejelasan Makna 60,16

Hubungan Antar Gagasan 61,72

Rata-rata 64,53

Sumber: Data diolah

Berdasar tabel di atas bahwa nilai rata-rata dari jumlah

keseluruhan unsur yang dinilai belum mencapai atau masih dibawah

kreteria ketuntasan minimal yang diterapkan karena rata rata nilai

menulis 64,53.

M enyadari kenyataan tersebut di atas diperlukan metode

pembelajaran menulis yang mampu membantu siswa mengorganisasikan

dan menghubungkan gagasan dalam menulis teks recount sehingga siswa mampu meningkatkan hasil belajar menulis teks recount. Mind mapping sebagai metode pembelajaran dilaksanakan di kelas X IPS 3 untuk tujuan meningkatkan hasil belajar siswa menulis teks recount.

B. Hasil Penelitian

Pembelajaran menulis recount di kelas X IPS 3 dilaksanakan dengan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Mind Mapping

memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih bermakna dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(59)

menulis teks recount. Siswa dikenalkan teks recount terlebih dahulu, siswa diberi lebih banyak contoh teks recount, siswa dikenalkan dengan peta konsep dilanjutkan latihan membuat peta konsep berdasar biografi

yang dibaca, siswa diberi kesempatan untuk berlatih menulis teks recount

dengan bantuan guru dan akhirnya siswa diberi kesempatan untuk

berlatih menulis teks recount berdasarkan peta konsep tanpa bantuan guru. Mind mapping sebagai metode pembelajaran ini terbukti telah meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teks recount di kelas X IPS 3 SM A Negeri 8 Purworejo.

Analisis data membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa pada kompetensi menulis teks recount. Dengan menggunakan mind mapping siswa menggali gagasan utama, mencari gagasan-gagasan yang mendukung gagasan utama, menulis teks recount

dengan kata-kata atau kalimat siswa sendiri dengan bantuan guru atau

tanpa bantuan guru. Sebelum menulis teks recount siswa membuat peta konsep yaitu dengan meletakkan gagasan utama di tengah-tengah atau di

atas dan meletakkan gagasan-gagasan yang mendukung gagasan utama di

sekeliling atau dibawah gagasan utama.

Analisis data diambilkan dari hasil test menulis siswa. Dengan

mind mapping sebagai metode pembelajaran terjadi peningkatan rata-rata hasil tes menulis siswa dari rata-rata 64,53pada pra penelitian/pra siklus

menjadi 72,19 pada siklus I dan 77,50 pada siklus II. Untuk melihat

detail peningkatan rata-rata menulis siswa bisa dilihat pada tabel berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(60)

Tabel 4.3.

Perbandingan Rata-rata Nilai Menulis Teks Recount Pra S iklus,

S iklus I, dan S iklus II

Unsur Penilaian Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grammar dan Vocabulary 63,28 70,31 71,88

Manajemen Wacana T eks Fungsional

Pendek 64,84 72,66 75,78

M anajemen Wacana: Genre 72,66 73,44 76,56

Kejelasan Makna 60,16 72,66 82,03

Hubungan Antar Gagasan 61,72 71,88 81,25

Rata-rata 64,53 72,19 77,50

Sumber: Data diolah

Dari data tersebut diketahui bahwa kompetensi menulis teks

recount siswa meningkat setelah menggunakan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Kenaikan paling tinggi didapat pada

mengungkapkan berbagai makna pada unsur kejelasan makna dari

rata-rata 60,16 menjadi 72,66 pada siklus I, dan menjadi 82,03 pada siklus II.

Selain itu peningkatan terjadi pada menunjukkan kelancaran hubungan

antar gagasan pada unsur hubungan antar gagasan dari rata-rata 61,72

pada pra siklus menjadi 71,88 pada siklus I dan menjadi 81,25 pada

siklus II. Dengan peta konsep siswa dapat (1) mengingat dan menuliskan

sebuah teks recount, dan (2) menghubungkan antar gagasan isi cerita dengan lebih baik.

Peningkatan kompetensi menulis lainnya terdapat pada unsur

manajemen wacana teks fungsional pendek dari rata rata 64,84 pada pra

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

ContohGambar 2.1  Mind Mapping
ContohGambar 2.2  Mind mapping
Tabel 2.1
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna layanan internet di Perpustakaan Universitas Katolik Santo Thomas yang melakukan penelusuran informasi secara online dapat dikatakan pengguna yang sadar akan

This study focuses on the role of education in the Palestine women on Michael Gorkin and Rafiqa Othman’s Three Mothers, Three Daughters novel seen from the theories

Dalam penentuan payload dan desain kapal ini maka akan memperhatikan kondisi alur pelayaran dan kedalaman pelabuhan di daerah APBS, dari data dilapangan dan dari

bahwa faktor teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume. saham masa lalu mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Pemberian ekstrak lidah buaya dengan cara dicampur kedalam pakan ikan kakap putih tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penambahan jumlah sel derah merah

Dengan demikian maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa: lingkungan kerja non fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Negara

Pada soal indikator elaboration , peserta didik kelas eksperimen mem- berikan jawaban yang lebih mendetail (memberikan jawaban yang lebih bera- gam) dibandingkan

Ova tablica se nadovezuje na Wilcoxov test ranga te se donosi zaključak o prihvaćanju hipoteze H1 kako imidž marke IKEA ima pozitivan imidž u javnosti, budući je testiranjem