KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Tesis
Diajukan oleh
YUSDANI YULIA KARYANTI
151603105
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2017
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan oleh
Yusdani Yulia karyanti
151603105
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2017
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
Yusdani Yulia Karyanti NIM.151603105
Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada tanggal, September 2017
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D Drs. Muhammad Mathori, M.S i.
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar M agister
Yogyakarta, September 2017
Megetahui
PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
DIREKTUR
Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
iii
PERNYATAAN KEAS LIAN TES IS
PENINGKATAN HAS IL BELAJAR S IS WA DENGAN MIND MAPPING
DALAM MENULIS TEKS RECOUNT
KELAS X IPS 3 S MA NEGERI 8 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Yogyakarta, September 2017
Yusdani Yulia Karyanti, S.Pd.
NIM . 151603105
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN M IND M APPING
DALAM M ENULIS TEKS RECOUNT KELAS X IPS 3 SM A NEGERI 8
PURWOREJOTAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
Penyusunan tesis ini dibuat sebagai tugas akhir guna memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-2 pada program studi M agister
M anajemen Jurusan Pendidikan, pada STIE Widya Wiwaha Yogyakarta tahun
Akademik 2016-2017.
Penyusunan tesis ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. John Suprihanto, M IM , Ph.D, Selaku Direktur Program Studi
M agister M anajemen, sekaligus sebagai Dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam menyusun tesis ini
2. Bapak Drs. M uhammad M athori, M .Si., Dosen pembimbing II yang
memberikan bimbingan,arahan dan motivasi dalam penyusunan tesis ini.
3. Drs. Suhirman, M .Pd. Selaku Kepala SM A Negeri 8 Purworejo yang telah
memberikan izin dan dukungan dalam mengikuti pendidikan hingga
terselesaikannya penyusunan tesis ini.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
5. Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang selalu memberikan motivasi dan
semangat dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penulisan
tesis ini.
6. Kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu memberikan doa dan
motivasi.
7. Siswa kelas X IPS 3 SM A Negeri 8 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Disadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
tulisan ini.
Purworejo, 29 Agustus 2017
Yusdani Yulia Karyanti
NIM .151603105
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
DAFTAR ISI
HALAM AN JUDUL ……… i
HALAM AN PENGESAHAN ...……… ii
SURAT PERNYATAAN …….………... . iii
KATA PENGANTAR ………. iv
DAFTAR ISI ...……… vi
DAFTAR TABEL ……….... viii
DAFTAR GAM BAR ….…..………... ix
DAFTAR LAM PIRAN ….…..……… x
ABSTRAK ………...……….., xi
BAB I PENDAHULUAN ... ……… 1
A. Latar Belakang ...………. 1
B. Perumusan M asalah ....……… 5
C. Pertanyanan Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian .... ……… 5
E. M anfaat Penelitian ..………. 5
BAB II LANDASAN TEORI...……..……… 7
A. Landasan Teori ... . 7
B. Kerangka Penelitian ... . 23
BAB III M ETODE PENELITIAN... 25
A. Rancangan/ Desain/ Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 37
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
C. Instrumen Penelitian ... 37
D. Pengumpulan Data ... 38
E. M etode Analisa Data ... 41
F. Indikator Keberhasilan/ Kinerja ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN ... 43
A. Kondisi Sebelum Penelitian ... 43
B. Hasil Penelitian ... 46
C. Pembahasan ... 49
BAB V KESIM PULAN DAN SARAN... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ……….. 68
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kerangka Penelitian ... 24
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan II ... 25
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Writing ... 39
Tabel 3.3. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar ... 41
Tabel 4.1. Hasil Analisa Tes Pra Siklus ... 44
Tabel 4.2. Hasil Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus ... 46
Tabel 4.3. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 48
Tabel 4.4. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus, dan Siklus I ... 50
Tabel 4.5. Nilai M enulis Teks Recount Siklus I... 52
Tabel 4.6. Hasil Analisis Test Siklus I... 53
Tabel 4.7. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Siklus I dan Siklus II ... ... 57
Tabel 4.8. Nilai M enulis Teks Recount Siklus II ... 59
Tabel 4.9. Hasil Analisis Tes Siklus I ... 60
Tabel 4.10. Perbandingan Rata-rata Nilai M enulis Teks Recount Pra Siklus, dan Siklus II... 63
Tabel 4.11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 64
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Contoh Mind Mapping ... 16
Gambar 2.2. Contoh Mind Mapping ... 18
Gambar 4.1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 45
Gambar 4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 54
Gambar 4.3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60
Gambar 4.4. Persentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... 65
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 70
Students Worksheet 1 ... 87
Students Worksheet 2 ... 88
Soal Tes M enulis Siklus I... 89
Soal Tes M enulis Siklus II ... 90
Hasil M enulis Siswa Pra Siklus I ... 91
Analisa Hasil Tes Pra Siklus ... 92
Hasil M enulis Siswa Siklus I... 93
Analisa Hasil Tes Siklus I ... 94
Hasil M enulis Siswa Siklu II... 95
Analisa Hasil Tes Siklus II ... 96
Foto... .... 97
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Abstract
Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pembelajaran dalam menulis teks recount dengan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini berlatar belakang bahwa kemampuan siswa kelas X IPS # SMA Negeri 8 Purworejo untuk menulis teks recount Bahasa Inggris masih rendah.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Purworejo Tahun pelajaran 2016/2017 sejumlah 32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dalam 2 siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan test menulis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan deskriptif komparatif. Data diambil dari hasil nilai tes pra siklus, siklus I dan siklus II. Data dianalisa dengan membandingkan antara hasil tes pra siklus dengan siklus I dan siklus II.
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar menulis siswa dari rata 64,53 pada pra siklus, menjadi 72,19 pada siklus I, dan menjadi 77,50 pada siklus II.
Kata kunci: teks recount, kompetensi menulis, mind mapping
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. M engingat fungsi
bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, pembelajaran bahasa
diharapkan mampu membantu mempersiapkan siswa mencapai kompetensi
yang membuat siswa mampu merefleksi pengalamannya sendiri dan
pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan dan
memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa
mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran
bahasa juga membantu siswa mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya (Departemen Pendidikan
Nasional, 2006).
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi disini adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan
budaya. Siswa diharapkan menguasai kemampuan berkomunikasi dalam
pengertian utuh yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks
lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam ke-empat keterampilan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Ke-empat
keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan
wacana dalam kehidupan bermasyarakat (Permendiknas No. 20, 2006).
Pembelajaran menulis diarahkan untuk membantu siswa mampu
memahami dan menghasilkan berbagai jenis teks. Yang dimaksud teks adalah
segala sesuatu bentuk komunikasi yang bermakna dan mempunyai arti.
Kemampuan siswa dalam memahami berbagai jenis teks cenderung lebih
maksimal karena bersifat receptive atau pasif menerima, sedangkan
kemampuan untuk menghasilkan berbagai jenis teks lebih sulit dikuasai siswa
karena bersifat produktif atau memproduksi.
Kendala signifikan yang dihadapi guru dan siswa untuk mencapai
kompetensi menulis yang optimal, untuk mampu menghasilkan berbagai jenis
teks adalah kurangnya pengetahuan dan latihan menulis yang benar. Guru
sering belum memahami atau tidak memahami proses menulis yang benar.
Guru langsung menyuruh siswa menulis suatu topik tertentu tanpa
langkah-langkah yang tepat dalam menulis, cara menulis yang benar, serta topik
menarik apa yang harus ditulis.
Pembelajaran menulis bahasa Inggris di Indonesia khususnya
disekolah menengah difokuskan pada penguasaan genre atau jenis teks yang
berbeda berdasar fungsi atau tujuan komunikasinya. Siswa diarahkan menulis
sesuai tujuan komunikasi yang ingin disampaikan. Jenis teks yang diajarkan
di kelas X IPS 3 untuk semester 2 adalah recount text dan narrative text.
Untuk penelitian ini difokuskan pada pembelajaran teks recount. M enulis teks
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
recount berarti siswa mampu mengembangkan ketrampilan jenis teks/genre
yang berbentuk recount. Teks recount merupakan salah satu genre yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi atau peristiwa
yang dialami yang telah lewat dan merupakan salah satu jenis genre yang diajarkan dari beberapa genre yang ada. Berdasarkan pembelajaran tersebut, idealnya siswa mampu membuat tulisan berbentuk recount. Karena tulisan yang siswa tulis tersebut merupakan ide atau gagasan yang mereka alami
dalam kehidupan mereka.
Di kelas X IPS 3 ternyata pembelajaran menulis teks recount belum maksimal hasilnya, walaupun sudah melalui 3 tahap sebelumnya. Hasil
belajar siswa pada ulangan menulis teks recount belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM ) yang telah ditentukan yaitu 70. Penilaian
hasil menulis siswa meliputi 5 unsur yaitu grammar dan vocabulary,
manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre,
kejelasan makna, hubungan antar gagasan. Dari 5 unsur penilaian tulisan
siswa, siswa mengalami kesulitan paling besar dibagian grammar dan
hubungan antar gagasan.
Rendahnya kemampuan pada kompetensi menulis recount text ini disebabkan antara lain: (1) memulai orientation, sekalipun telah dijelaskan
bahwa pada orientation harus memuat who, what, when dan where, beberapa menit dihabiskan hanya untuk menentukan orientation, (2) tidak menggunakan past tense, siswa tetap menggunakan Present yang menceritakan kejadian yang telah lewat, (3) M enuliskan teks secara lengkap
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu, baru kemudian diterjemahkan.
Pengubahan dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris menjadi semakin
sulit karena ada beberapa kata yang tidak ditemukan dalam kamus
Indonesia-inggris, (4) kurangnya kemampuan siswa mengembangkan gagasan, (5)
kurangnya kosa kata bahasa Inggris siswa, dan (6) Kebingungan untuk
menulis apa apa, dengan alasan mereka tidak tahu harus menuliskan apa.
Dari sebab inilah pembelajaran menulis siswa belum bisa maksimal,
,untuk itu perlu metode pembelajaran menulis recount yang menarik dan tepat agar dapat meningkatkan kompetensi menulis siswa pada pembelajaran
menulis teks recount. Untuk mengatasi rendahnya kemampuan pada kompetensi menulis teks recount maka dipilih pemetaan pikiran (mind mapping). Mind mapping menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua
atau lebih konsep yang dihubungkan. Mind mapping bisa disusun seperti cabang pohon, aliran sungai atau bentuk lain yang menggambarkan
bagian-bagian dan cabang-cabangnya yang membentuk satu konsep secara
keseluruhan. Mind mapping membantu siswa memahami konsep dari materi yang dipelajari (Dhahar, 1998). Dalam menulis teks recount dengan peta konsep/mind mapping membantu siswa mengingat kembali rangkaian cerita
dengan jelas dan membantu siswa menyusun gagasan cerita untuk
direproduksi menjadi cerita dengan kalimat siswa sendiri.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
B. Perumusan masalah
Berdasar latar belakang yang digambarkan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian adalah masih rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi
menulis teks recount.
C. Pertanyaan Penelitian
Adapun menjadi pertanyaan penelitian ini, berdasarkan rumusan masalah
yang dikemukakan di atas adalah:
Apakah mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teksrecount ?
D. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis teks
recount dengan menggunakan mind mapping.
E. M anfaat Penelitian
M anfaat Akademis
1. Mind mapping merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya
ingat belajarnya.
2. M eningkatkan kemampuan belajar menulis teks recount siswa.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
M anfaat Praktis
1. M emberikan sumbangan pemikiran yang penting mengenai pembelajaran
menulis teks recount bahasa Inggris dengan mind mapping.
2. M emberikan referensi bagi guru yang akan melaksanakan pembelajaran
bahasa Inggris yang komunikatif untuk meningkatkan hasil belajar menulis
siswa.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Landasan teori pada penelitian ini membahas teori dari (1) Teori belajar (2)
Kompetensi menulis, (3) Genre Based Writing, (4) Teks recount, (5) Mind Mapping. (6) Hasil belajar.
1.1. Teori Belajar
M enurut Gagne (sebagaimana dikutip dalam Suprijono,
2010:2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseouang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut
bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah.
Teori merupakan perangkat prinsip-prinsip terorganisasi
mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan (Suprijono,
2010: 15). Adapun fungsi teori dalam konteks belajar adalah sebagai
berikut (1) memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu
informasi belajar, (2) memberi rujuan untuk menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran, (3) mendiagnosa masalah-maslah dalam
kegiatan belajar mengajar, (4) mengkaji kejadian belajar dalam diri
seseorang, dan (5) mengkaji faktor eksternal yang menfasilitasi proses
belajar.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Berdasarkan sifat keilmuan, Bruner (sebagaiamana dikutip
dalam Suprijono, 2010:15) teori pembelajaran menjadi preskriptif dan
deskriptif. Teori belajar preskriptif beraksentuasi pada sebagaimana
proses belajar diselenggarakan. Teori belajar deskriptif menekankan
pada bagaimana proses belajar terjadi diri peserta didik. Teori belajar
preskriptif lebih banyak bicara the learning, sedangkan teori belajar deskriptif menjabarkan the learner. Teori belajar preskriptif bertujuan menetapkan metode yang pembelajaran yang optimal. Teori belajar
deskriptif menjelaskan proses belajar. Teori belajar preskriptif adalah
goal oriented, sedangkan teori belajar deskriptif adalah goal free. Artinya teori belajar preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan,
sedangkan teori belajar deskriptif dimaksukan memberikan hasil.
Singkatnya, teori belajar preskriptif berisi seperangkat preskripsi guna
mengoptimalkan hasil belajar yang diinginkan. Teori belajar deskriptif
berisi deskripsi mengenai hasil belajar yang muncul sebagai akibat dari
digunakan metode tertentu.
1.2. Kompetensi M enulis
M enurut Jago Tarigan (sebagaimana dikutip dalam Sumarmo,
2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide,
pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah
bahasa . Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau
pembaca bila dituangkan dalam dalam bahasa yang teratur, sistematis,
sederhana dan mudah dimengerti.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
M enurut Donn Byrne (sebagaimana dikutip dalam Sumarmo,
2009:5), M enulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi
memerlukan usaha sadar menuliskan kalimat dan mempertimbangkan
cara mengkomunikasikan dan mengatur.
Sejalan itu menurut Lado (sebagaimana dikutip dalam
Sumarmo, 2009:5), menulis adalah meletakkan simbol grafis yang
mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat
membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu bagian dari
ekspresi. Sedangkan Semi (sebagaimana dikutip dalam Sumarmo,
2009:5), juga mengatakan bahwa menulis pada hakekatnya merupakan
pemindahan pemikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang
bahasa.
Pengertian menulis adalah (1) Proses mengabadikan bahasa
dengan tanda-tanda grafis, (2) Representasi dari kegiatan-kegiatan
ekspresi bahasa, (3) Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan
tulisan (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009:292)
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis
merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan
pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga
dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
Kompetensi menulis atau writing skill adalah satu dari 4 ketrampilan berbahasa Inggris selain listening, speaking dan reading. Writing
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
termasuk productive skill atau ketrampilan memproduksi selain
speaking. Carderonello dan Edwards (1986:5) menjelaskan dalam buku mereka Raugh Draf sebagai berikut:
Writing is not simply a matter of putting words together, it is a recursive process. It is a process of revision and rewriting. Teaching writing means we create a pedagogy that helps students see writing as continuous process of revising and rewriting as they invent, plan, draft their text.
M enurut Carderonello dan Edward, menulis bukanlah hanya
kegiatan menggabungkan kata-kata, menulis adalah proses yang
berulang-ulang, yaitu proses merevisi dan menulis kembali. M engajar
writing berarti kita menciptakan ilmu pendidikan yang membantu
siswa melihat bahwa menulis kembali mereka akan menemukan,
merencanakan dan membuat draf teks. Lebih jauh Cardenello merinci
bahwa ada lima komponen dalam proses writing yaitu: (1) inventing
atau menemukan, (2) planning atau merencanakan, (3) drafing atau membuat draf, (4) revising atau merevisi dan (5) editing atau mengedit. Dengan lima tahap ini siswa diharapkan mendapatkan
pengalaman pembelajaran yang benar, dimulai dari menemukan dan
membangkitkan ide/gagasan dari siswa, apa yang akan siswa tulis atau
siswa sampaikan.
Langkah menemukan ide bisa dengan sebanyak cara seperti
membaca, berbicara, curah gagasan, pertanyaan, peta konsep,
kemudian menentukan langkah-langkah bagaimana menyampaikan
gagasan temasuk mengemukakan masalah, tujuan, pembaca, struktur
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
teks dan tone dari teks yang akan ditulis. Siswa juga membentuk
materi atau bahan menjadi teks. Draf ditulis berkelanjutan, dari draf 1,
draf 2 dan draf 3 sampai menjadi hasil akhir, setelah itu merevisi
termasuk menambah ide baru, gagasan lain, menghilangkan sebagian
kata atau gagasan yang tidak perlu atau menyusun kembali apa yang
telah ditulis dalam draf. Langkah terakhir adalah mengedit yang
berarti memoles sebuah karya tulisan dari berbagai segi seperti,
spelling, tenses, dan pilihan kata.
M erujuk pada teori menulis, menurut Brandvik dan M cKnight
(2013:118), pendekatan proses untuk mengajar menulis, melihat
kegiatan menulis sebagai sebuah proses yang membutuhkan
pengulangan dengan dengan banyak langkah yaitu prewriting,
drafting, revising, dan editing, dan berbagai hasil kerja.
1.3. Genre Based Writing
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, siswa dituntut untuk
memiliki keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Empat keterampilan tersebut harus dikuasai secara integrated
sehingga menghasilkan siswa yang mampu dalam penguasaan
akademik. Keterampilan tersebut bisa dilakukan salah satunya melalui
teks lisan dan tulis. Teks adalah rentetan kalimat yang berkaitan dan
menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya. Teks merupakan
satu kesatuan ide sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
rentetan kalimat tersebut. Teks lisan adalah teks yang diperdengarkan
sedangkan teks tulis adalah teks sebagai bahan bacaan. Ada banyak
jenis teks yang dibedakan berdasarkan fungsi sosial dari
masing-masing teks (Nugroho et al, 2016:10).
Berdasarkan definisi genre atau teks dari M artin (sebagaimana
dikutip dalam Rohim, et al2016), tujuan pendidikan bahasa berbasis
genre adalah membentuk kompetensi melaksanakan fungsi sosial
dengan menggunakan teks yang memiliki struktur dan unsur
kebahsaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks
komunikatifnya.
Di dalam kurikulum 2013 (sebagaimana dikutip dalam
Nugroho et al, 2016:10-17) siswa diharapkan menguasai fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan .
a. Fungsi sosial sebuah teks adalah untuk menyampaikan tujuan
komunikatifnya kepada pendenga ratau pembaca.Jika dilihat dari
sudut tujuan komunikatif, setiap bentuk penggunaan bahasa, baik
lisan maupun tulis, memiliki tujuan untuk meminta dan memberi
informasi dan aksi. Fungsi sosial teks berbeda antara satu dengan
lainnya.
b. Struktur teks
Jenis teks atau genre dalam konteks komunikasi lisan dan tulis
memiliki bagian-bagian yang terstruktur. Genre diibaratkan suatu
budaya, adab, atau sopan santun dalam komunikasi. Tanpa
bagian-STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
bagian tersebut dapat dipastikan bahwa informasi yang diterima
pendengar tidak efektif. Komunikasi lisan dan tulis mencakup
dialog dan monolog. Dalam konteks dialog, terdapat tata cara atau
budaya setempat yang berlaku. Setiap konteks perbincangan lisan
(dialog) dalam berbagai macam topik selalu memiliki rhetorical element, yaitu: opening, talk discussion, dan ending.
Konteks monolog berbeda dengan konteks dialog. Target untuk
setiap bentuk monolog adalah efektivitas, yaitu penyampaian
informasi atau pesan secara efektif oleh pembicara atau penulis
sehingga dapat diinterpretasikan oleh pendengar atau pembaca.
Agar lebih efektif sebuah teks harus dikemas dengan genre tertentu
berdasarkan fungsi sosial yang sudah ditentukan.
c. Unsur kebahasaan
Dalam setiap lisan dan tulis bahasa Inggris memiliki gambaran
unsur kebahasaan. Unsur kebahasaan teks berbeda antara satu
dengan lainnya.
Adapun jenis teks yang diajarkan di SM A sebagai common genre yaitu: (1) Recount untuk menceritakan peristiwa di waktu lampau, (2) Narrative untuk menghibur pembaca, berupa cerita, dngeng dll, (3) Procedure untuk menceritakan langkah mengerjakan sesuatu, (4) News Items untuk menceriterakan peristiwa yang pantas diberitakan, (5) Deskripsi untuk menceritakan seseorang, sesuatu atau suatu tempat, (6) Report untuk menceritakan gejala alam dan gejala
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
soisal, (7) Eksposisianalitis untuk membujuk atau beragumentasi, (8)
Eksposisi hortatory untuk membujuk dan merekomendasikan, (9)
Diskusi untuk menampilkan pendapat yang berbeda dari beberapa sumber, dan (10) Review untuk mengkritik/mengevaluasi karya sastra.
1.4. Teks Recount
M enurut Education Department of Western Australia
(sebagaimana dikutip dalam Nugroho, 2016) teks recount adalah jenis teks yang menceritakan kembali kejadian atau pengalaman yang
sudah lampau. Recount pada umumnya berdasarkan pengalaman langsung seseorang, tetapi juga bersifat imajinatif atau di luar
pengalaman seseorang.
a. Jenis Recount
Ada 3 jenis teks recount, yaitu: (1) Personal Recount, yaitu menceritakan kembali pengalaman seseorang telah terlibat secara
langsung atau peristiwa orang lain seperti biographi, (2) Factual Recount, yaitu mencertakan kembali kejadian atau insiden seperti berita koran, laporan kecelakaan, (3) Imaginative Recount, yaitu mencertakan peran yang bersifat imajinatif dan menghubungkan
kejadian khayalan.
b. Fungsi sosial
Adapun fungsi sosial dari teks recount adalah untuk menceritakan
kembali pengalaman atau peristiwa seseorang yang telah terjadi.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. Struktur teks recount
Adapun struktur teks recount yaitu: (1) Orientation, yaitu berisi informasi mengenai latar belakang untuk membantu pembaca
memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan,
di mana, dan mengapa. Setting orientasi ini biasanya ditulis dalam
paragaraph pertama, (2) Events, yaitu kejadian penting yang dielaborasi dan biasnya disusun dalam urutan waktu, dari kejadian
pertama sampai kejadian terakhir. Kejadian-kejadian itu dipaparkan
dengan cara yang menarik dan bisa memasukkan unsur komentar
pribadi, (3) Reorientation, yaitu komentar atau pernyataan kesimpulan yang mungkin berupa komentar mengenai kejadian
yang telah dijelaskan sebelumnya. Kesimpulan ini ditulis dalam
pragraph terakhir.
d. Unsur Kebahasaan
Gambaran unsur kebahsaan dalam teks recount adalah: (1)
M enggunakan partisipan spesifik, (2) Biasanya ditulis dalam simple past, (3) M enggunakan kata kerja action, (4) M enggunakan kata sambung yang berkenaan dengan waktu.
1.5. Mind Mapping
M enurut Buzan (2011) a mind map is a powerful graphic technique which provides a universal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it gives you the freedom to roam the infinite expanses of your brain. The Mind Map can be
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
applied to every aspect of life where improved learning and clearer thinking will enhance human performance.
Gambar 2.1
Contoh Mind Mapping
Sumber: Buzan, 2011
Tujuh langkah membuat mind mapping menurut Buzan (2011)
1. Start in the CENTRE of a blank page turned sideways. Why? Because starting in the centre gives your Brain freedom to spread out in all directions and to express itself more freely and naturally.
2. Use an IMAGE or PICTURE for your central idea. Why? Because an image is worth a thousand words and helps you use your Imagination. A central image is more interesting, keeps you focussed, helps you concentrate, and gives your Brain more of a buzz!
3. Use COLOURS throughout. Why? Because colours are as exciting to your Brain as are images. Colour adds extra vibrancy and life to your Mind Map, adds tremendous energy to your Creative Thinking, and is fun!
4. CONNECT your MAIN BRANCHES to the central image and connect your second- and third-level branches to the first and second levels, etc. Why? Because your Brain works by association. It likes to link two (or three, or four) things together. If you connect the branches, you will understand and remember a lot more easily. 5. Make your branches CURVED rather than straight-lined.
6. Use ONE KEY WORD PER LINE. Why Because single key words give your Mind Map more power and flexibility.
7. Use IMAGES throughout. Why Because each image, like the central image, is also worth a thousand words. So if you have only 10 images in your Mind Map, it’s already the equal of 10,000 words of notes!
Adapun manfaat mind mapping menurut Dhahar adalah: (1) menyelediki apa yang telah diketahui siswa, (2) mempelajari cara
belajar, (3) mengungkapkan miskonsepsi, (4) alat evaluasi.
Langkah-langkah membuat peta pikiran menurut Dhahar adalah sebagai
berikut:
Langkah 1 Piliihlah suatu bacaan
Langkah 2 Tentukan konsep-konsep yang relevan
Langkah 3 Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke
yang paling tidak inklusif
Langkah 4 Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan
konsep yang paling inklusif dipuncak/tengah ke konsep
yang tidak inklusif.
Langkah 5 Hubungkanlah konsep itu dengan kata atau kat-kata
penghubung.
Jadi, dalam menyusun mind mapping dimulai dari ide utama atau ide pokok dan meletakkannya di pusat peta yaitu di tengah atau di
atas tergantung bentuk peta pikirannya. Mind mapping bisa digambarkan dalam bentuk pohon dengan cabang cabangnya atau
aliran sungai, atau bentuk apapun yang bisa menggambarkan secara
visual hubungan antar konsep.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Berikut contoh latihan membuat mind mapping menurut menurut Kurniawan dalam blognya:
Gambar 2.2
Contoh Mind mapping
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Sumber: Kurniawan, 2013
M enurut Kurniawan (2013) dalam blognya, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menerapkan mind mapping, di antaranya:
1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah.
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih
berkaitan dengan tema utama.
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna
atau simbol.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4. Gunakan huruf besar.
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit.
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema.
Dalam penelitian ini, untuk menulis teks recount, mind mapping digunakan untuk menyusun gagasan atau ide pokok cerita
recount, meletakkannya dipusat peta pikiran, kemudian membuat gagasan-gagasan sekunder dan diletakkan di sekeliling ide utama
cerita. Mind mapping ini dibuat dalam berbagai bentuk yang menggambarkan hirarki atau hubungan antar ide pokok cerita dan
ide-ide sekunder yang mendukung ide-ide pokoknya. Dari mind mapping
siswa menulis teks recount menggunakan kalimat sendiri dengan tetap memperhatikan fungsi sosial, struktur teksnya, yaitu orientasi, events
dan reorientasi serta unsur kebahasaan.
1.6 Hasil Belajar
M enurut Gagne (sebagaimana dikutip dalam Suprijono, 2010:5)
hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan yang berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapbilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baiklisan maupun tertulis. Kemampuan
merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan aktivitas kognitif
yang bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujudnya
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
M enurut Bloom (sebagaimana dikutip dalam Suprijono) hasil
belajar mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menetukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
baru), dan evaluastion (menilai). Domain afektif adalah receiving
(sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakteristik). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.
B. Kerangka Penelitian
Kelas X IPS 3 adalah kelas dengan pembelajaran bahasa Inggris wajib
yaitu 2 jam per minggu. Dengan pembelajaran bahasa Inggris yang cukup
sedikit diharapkan siswa mampu memiliki kompetensi bahasa Inggris yang
tinggi baik di kompetensi listening, speaking, reading maupun writing.
Kenyataannya di kelas X IPS 3, siswa belum memiliki kompetensi menulis
yang baik, hal ini dibuktikan dari hasil belajar menulis siswa pada pra
penelitian yang belum mencapai KKM yaitu 70. Untuk itu perlu dilaksanakan
alternative pembelajaran menulis yang tepat yang mampu meningkatkan
kompetensi menulis siswa.
Oleh karena itu, dirancang pembelajaran yang menarik untuk
meningkatkan kompetensi siswa menulis teks recount di kelas X IPS 3 dengan mind mapping.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Kerangka penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kerangka Penilitian
Pra
Penelitian
Guru belum menggunakan
metode untuk pembelajaran
menulis di kelas
Hasil belajar menulis
siswa masih rendah
Tindakan
Guru menggunakan metode
untuk pembelajaran menulis
di kelas
Hasil belajar menulis
siswa meningkat
Guru menggunakan metode
untuk pembelajaran menulis
di kelas dengan
perbaikan-perbaikan
Hasil belajar menulis
siswa meningkat
Paska
Penelitian
Dipercaya bahwa dengan menggunakan mind mapping
hasil belajar menulis teks recount siswa meningkat.
Sumber: Arikunto, 2008
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB III
M ETODE PENELITIAN
A. Rancangan/Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017 yaitu dimulai bulan M aret sampai dengan bulan M ei tahun 2017
(selama 7 pertemuan).
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Siklus I akan dilaksanakan pada
minggu ke-3 bulan M aret dan minggu ke-1, 2 pada bulan April, dan siklus II
akan dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan April dan minggu ke-1 bulan M ei
2017.
Tabel 3.1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian TindakanKelas S iklus I dan S iklus II
S IKLUS I
Sumber: Jadwal M engajar
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu planning, implementing,
evaluating dan reflecting atau perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
refleksi.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.1. Perencanaan
1) M enganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
diajarkan di kelas X semester genap, dan menentukan indikator
pembelajaran,
2) M embuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap siklus,
3) M enyiapkan lembar pedoman penilaian menulis untuk masing
masing siklus,
4) M embuat lembar kerja siswa,
5) M embuat test menulis untuk penilaian hasil belajar.
1.2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan siswa dikenalkan mind mapping dalam pembelajaran menulis teks recount kemudian berlatih menulis berdasarkan mind mapping yang sudah dibuat, membuat refleksi kemudian berlatih lagi menulis berdasarkan mind mapping yang sudah akan diperbaiki pada siklus I, test menulis berdasarkan mind mapping
dan membuat refleksi.
Secara detail penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan 7
pertemuan, di mana pertemuan ke-4 dan 7 digunakan untuk test
menulis.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Berikut langkah-langkah pembelajaran dalam tiap pertemuan.
Siklus I
1) Pertemuan 1
a) Pembukaan
(a) M emperkenalkan mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.
(b) M emperkenalkan tahapan-tahapan dalam menulis dari
mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai
mengedit dan menghasilkan tulisan.
(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur
dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan
makna, hubungan antar gagasan.
(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang
berbentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidupan sehari hari (teks recount di pertemuan 1 adalah tentang biography )
(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari hari.
b) Kegiatan Inti
(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, unsur kebahasaan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(b) M embuat kelompok kecil terdiri dari 3 atau 4 siswa yang
pengelompokannya diatur terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.
(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.
(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing
kelompok.
(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta konsep
berdasarkan teks biography secara kelompok.
(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan
peta pikirannya dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan dan pertanyaan.
c) Penutup
(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan
mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.
(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.
2) Pertemuan 2
a) Pembukaan
(a) M engingatkan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(b) M engingatkan tahapan-tahapan dalam menulis dari
mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai
mengedit dan menghasilkan tulisan.
(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur
dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks
fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan
makna, hubungan antar gagasan.
(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang
bebentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima
dalam konteks kehidupan sehari-hari (teks recount di
pertemuan ke-2 adalah tentang biography)
(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran
dengan kehidupan siswa sehari hari.
b) Kegiatan inti
(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, grammar, dan kosa kata,
(b) M embuat kelompok kecil terdiri 3 atau 4 siswa yang
pengelompokannya diatur terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.
(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing
kelompok.
(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta pikiran
berdasarkan biography teks secara kelompok.
(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan
peta konsepnya dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan dan pertanyaan.
(h) M eminta masing-siswa secara individu berlatih menulis
teks recount dari peta konsep yang sudah dibuat, dengan menggunakan kata-kata sendiri.
c) Penutup
(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan
mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.
(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.
3) Pertemuan 3
a) Pembukaan
(a) M enguatkan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.
(b) M enguatkan kembali tahapan- tahapan dalam menulis dari
mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai
mengedit dan menghasilkan tulisan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur
dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan
makna, hubungan antar gagasan.
(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang
bebentuk recount, secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidpan sehari hari (teks recount di pertemuan ke-3 yaitu tentang biography)
(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran
dengan kehidupan siswa sehari hari.
b) Kegiatan Inti
(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, grammar, dan kosa kata.
(b) M embuat kelompok kecil terdiri 3 atau 4 siswa yang
pengelompokannya diatur terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.
(d) M emberikan siswa contoh peta pikiran.
(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing
kelompok.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta pikiran
berdasarkan mind mapping, secara kelompok.
(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan
peta pikirannya dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan dan pertanyaan.
(h) M eminta masing-masing siswa secara individu berlatih
menulis teks recount dari peta pikiran yang sudah dibuat, dengan menggunakan kata kata sendiri.
c) Penutup
(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan
mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.
(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.
1.3. Evaluasi Siklus I
Evaluasi dilaksanakan oleh guru dengan memberikan tes menulis yang
dilaksanakan pada akhir siklus I. Scoring dilaksanakan berdasar
pedoman yang sudah dibuat menurut Brown.
1.4. Refleksi dan Tindak Lanjut Siklus I
Guru dan siswa membuat refleksi untuk melihat kembali pelaksanaan
proses belajar mengajar menggunakan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Refleksi ini akan mengungkapkan kekuatan dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
kelemahan mind mapping sebagai metode pembelajaran menulis. Refleksi ini juga akan digunakan untuk mengecek data hasil nilai
evaluasi. Hasil refleksi ini juga akan digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan siklus II.
Siklus II
1) Pertemuan 1
a) Pembukaan
(a) M enjelaskankan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.
(b) M emperkenalkan tahapan-tahapan dalam menulis dari
mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai
mengedit dan menghasilkan tulisan.
(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur
dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan
makna, hubungan antar gagasan.
(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang
berbentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidupan sehari hari (teks recount di pertemuan 1 siklus II adalah tentang biography')
(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari hari.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b) Kegiatan Inti
(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi, struktur teks, grammar, dan kosa kata.
(b) M embuat kelompok kecil terdiri dari 2 atau 3 siswa,
(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi menulis.
(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.
(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing masing
kelompok.
(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat peta pikiran
berdasarkan teks biograpahy secara kelompok.
(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan
peta pikirannya dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan dan pertanyaan.
(h) M eminta masing-masing siswa secara individu berlatih
menulis teks recount dari mind mapping yang sudah dibuat, dengan menggunakan kata kata sendiri.
c) Penutup
(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan
mind mapping sebagai metode pembelajaran. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.
(c) M emberikan siswa tugas mandiri terstruktur.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2) Pertemuan 2
a) Pembukaan
(a) M enguatkan kembali mind mapping sebagai metode pembelajaran kepada siswa.
(b) M enguatkan kembali tahapan-tahapan dalam menulis dari
mencari gagasan, membuat draf, merevisi sampai
mengedit dan menghasilkan tulisan.
(c) M emperkenalkan penilaian tulisan siswa dengan 5 unsur
dari grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan
makna, hubungan antar gagasan.
(d) M enyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
mengungkapkan makna dalam teks tulis monolog yang
berbentuk recount secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks kehidupan sehari hari (teks recount di pertemuan 2 siklus II adalah teks recount tentang
biography).
(e) M emotivasi siswa dengan menghubungkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari hari.
b) Kegiatan Inti
(a) M enjelaskan kembali teks recount dari tujuan komunikasi,
struktur teks, grammar, dan kosa kata.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(b) M embuat kelompok kecil terdiri dari 3 atau 4 siswa yang
pengelompokannya diatur terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi, rendah dan sedang,
(c) M emberikan siswa teks recount untuk dibuat materi
menulis.
(d) M emberikan siswa contoh mind mapping.
(e) M emberikan siswa lembar kerja di masing-masing
kelompok.
(f) M emberikan latihan siswa untuk membuat mind mapping
berdasarkan teks biography secara kelompok.
(g) M eminta masing-masing kelompok mempresentasikan
mind mapping dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan dan pertanyaan.
(h) M eminta masing-masing siswa secara individu berlatih
menulis teks recount dari peta pikiran yang sudah dibuat,
dengan menggunakan kata-kata sendiri.
c) Penutup
(a) M eminta siswa membuat refleksi pembelajaran dengan
mind mapping sebagai metode pembelajaran. (b) M embuat kesimpulan bersama siswa.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1.6 Evaluasi Siklus II
Evaluasi dilaksanakan oleh guru dengan memberikan tes menulis
yang dilaksanakan pada akhir siklus I. Scoring dilaksanakan
berdasar pedoman yang sudah dibuat menurut Brown.
1.7. Refleksi Siklus II
Guru dan siswa membuat refleksi untuk melihat kembali
pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan mind mapping
sebagai metode pembelajaran. Refleksi ini akan mengungkapkan
kekuatan dan kelemahan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Refleksi ini juga akan digunakan untuk mengecek
data hasil nilai evaluasi.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SM A Negeri 8 Purworejo.
Sedangkan sampel dalam penelitian adalah 32 siswa kelas X IPS 3 terdiri dari
9 siswa putra dan 23 siswa putri.
C. Instrumen Penelitian
M enurut Widoyoko (2015) istilah instrumen dalam penelitian tidak
terlepas dari metode pengumpulan data. Artinya instrumen penelitian
berkaitan dengan metode pengumpulan data. M etode pengumpulan data
adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, sedangkan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen
penelitiian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam atau sosial yang dialami (Sugiyono, 2015:148)
Dalam hal ini instrumen yang yang digunakan adalah tes tertulis
dengan lembar pedoman penskoran menulis menurut Brown.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilaksanakan untuk penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif di mana data diperoleh melalui tes menulis teks recount.
Adapun kriteria penilaian diadopsi dari penilaian Brown.
Data ini diambil dari nilai hasil tes menulis, yang akan dilaksanakan 2
kali yaitu 1 kali di masing masing siklus. Tes menulis untuk pra siklus
dilaksanakan hari Selasa tanggal 14 M aret 2017. Tes menulis 1 pada siklus I
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April 2017 sedangkan tes menulis II
pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 M ei 2017.
Tes menulis siswa dinilai dengan kreteria analitis yang meliputi 5 unsur yaitu
grammar dan vocabulary, manajemen wacana teks fungsional pendek, manajemen wacana genre, kejelasan makna, hubungan antar gagasan.
(Brown, 2004:244). Penilaian menulis ini diadopsi dari penilaian menurut
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Brown di mana besaran penskoran yaitu dari 0-4 kemudian didapatkan nilai
akhir dengan rumus:
NA = S X 5 NA = Nilai Akhir
S = Jumlah Skor unsur yang dinilai
Berikut penskoran masing-masing unsur:
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Writing
Unsur Yang Dinilai
Nilai Grammar dan Vocabulary
4 M enggunakan tata bahasa yang benar dan kosa kata yang tepat
3 M engggunakan tata bahasa dan kosakata yang terkadang kata yang tepat, tetapi tidak mempengaruhi makna
2 M enggunakan tata bahasa dan kosa kata yang kurang tepat dan mempengaruhi makna
1 Tata bahasa dan kosa kota yang sulit/ tidak dapat dimengerti
0 Tulisan tidak berkembang
Nilai M anajemen wacana teks fungsional pendek
4 M erealisasikan langkah retorika dengan tepat dalam ragam bahasa tulis sehingga tujuan komunikatif teks jelas
3 M erealisasikan langkah retorika dengan tujuan komunikatif yang jelas meskipun terdapat kesalahan
2 M enulis kata-kata, tetapi tujuan komunikatifnya sulit dimengerti
0 Hanya memproduksi kata-kata yang tidak membentuk teks
Nilai M anajemen wacana: genre
4 M emilih genre yang tepat untuk judul yang dipilih dengan struktur teks maksimal
3 M emilih genre yang kurang jelas untuk judul yang dipilih dengan struktur teks minimal
2 Pilihan genre (tujuan komunikatif) tidak jelas
1 Tulisan tidak berstruktur
0 M enulis kata-kata secara acak, hampir tidak bermakna
Nilai Kejelasan makna
4 M engungkapkan berbagai makna secara jelas dan efektif
3 M engungkapkan berbagai makna secara jelas
2 M engungkapkan makna, tetapi sesekali kurang jelas
1 M engungkapkan makna, tetapi sulit dipahami
0 M enulis secara acak, makna hilang
Nilai Hubungan antar gagasan
4 M enunjukkan kelancaran hubungan antar gagasan
3 M enunjukkan transisi hubungan antar gagasan
2 Hubungan antar gagasan kurang jelas
1 Hubungan antar gagasan kacau
0 Gagal merealisasikan gagasan
Sumber: Pedoman Penskoran Writing dalam Agustien, 2011
Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan menggunakan rumus:
P: persentase ketuntasan yang dicapai
B: banyaknya siswa yang tuntas
J: jumlah seluruh siswa
Setelah diperoleh persentase ketuntasan yang dicapai dengan rumus di
atas, kemudian menafsirkan hasil persentase tersebut ditafsirkan ke dalam
kreteria penilaian untuk seberapa berapa siswa yang mendapat nilai minimal
KKM atau lebih dari KKM yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Kreteria Ketuntasan Hasil Belajar
Inte rval Skor Ke te rangan
80-100% Sangat Baik
66-79% Baik
56-65% Cukup
40-55% Kurang
<40% Kurang Sekali
Sumber: Arikunto, 2008
E. M etoda Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif komparatif di
mana hasil tes menulis dianalisis dengan membandingkan hasil nilai tes
menulis di antara pra siklus, siklus I, siklus II dan Kretieria Ketuntasan
M inimal (KKM ). Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis
prosentase.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
F. Indikator Keberhasilan/ Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil hasil tes menulis siswa meningkat dari 64,53
menjadi 75,50 dan persentase ketuntasan meningkat dari 40,63% menjadi
79%.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN
A. Kondisi Sebelum Tindakan
Pembelajaran menulis di kelas X IPS 3 sebelum menggunakan
mind mapping sebagai metode pembelajaran, belum menggunakan metode pembelajaran tertentu, pembelajaran menulis masih
menggunakan teknik penugasan saja di mana siswa diberi tugas menulis
ulang dengan kata-kata atau kalimat mereka sendiri setelah dikenalkan
pada teks recount tentang biografi. Teknik penugasan menulis kurang maksimal hasilnya walaupun sebelum penugasan, siswa sudah
dikenalkan pada jenis teks recount yaitu dari fungsi komunikasi teks
recount struktur umum teks recount tata bahasa dan kosa kata yang sering dipakai.
Dalam pembelajaran menulis bahasa Inggris, ada 4 (empat)
tahapan yang perlu dilakukan, (1) building knowledge of the field di mana siswa dikenalkan teks, (2) modelling di mana siswa diberi contoh lebih banyak tentang teks, (3) joint construction di mana siswa secara berkelompok membentuk teks, dan (4) individual construction di mana siswa memproduksi teks recount secara mandiri, ditahap ke-4 inilah penugasan menulis dilaksanakan.
Berdasarkan hasil belajar menulis sebelum atau pra siklus, belum
maksimal karena baru 13 siswa dari jumlah siswa yang mencapai KKM
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
yaitu mencapai nilai 70, sedangkan 19 siswa lainnya belum mencapai
nilai KKM walaupun nilai sudah mendekati KKM . Berikut tabel hasil
analisis nilai tes pra siklus I.
Tabel 4.1.
Hasil Analisis Tes Pra S iklus
Nilai tertinggi 75
Nilai terendah 55
Nilai rata-rata 64,53
Banyak siswa yang tuntas 19
Banyak yang tidak tuntas 13
Persentase yang tuntas 40,63%
Persentase yang tidak tuntas 59,37%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mencapai KKM atau tuntas
sejumlah 19 siswa atau 59,37%. Siswa yang belum mencapai KKM atau
belum tuntas sejumlah 13 siswa atau 40,63%. Persentase ketuntasan pada
pra penelitian dapat disajikan seperti gambar 4.1. diagram batang sebagai
berikut:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Gambar 4.1.
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar S iswa Pra S iklus
Sumber: Data diolah
Berdasarkan persentase di atas diketahui bahwa masih belum
mencapai ketuntasan minimal karena siswa yang tuntas baru sejumlah 13
atau (40,63%) dengan kreteria C (Cukup).
Selain itu hasil belajar menulis pada pra penelitian/ pra siklus
sebagian besar siswa mendapat kesulitan dalam mengungkapkan makna
yang jelas dan menghubungkan antar gagasan untuk menulis teks
recount. Siswa juga mengalami kesulitan dalam menggunakan grammar atau tata bahasa dan mengalami kesulitan dalam memilih kosa kata.
Untuk melihat detail hasil rata-rata nilai menulis siswa pada pra siklus
dalam tabel berikut:
0
Tuntas Belum Tuntas
Tabel 4.2
Hasil Rata-rata Nilai Menulis Teks Recount Pra S iklus
Unsur Penilaian Pra Siklus
Grammar dan Vocabulary 63,28
Manajemen Wacana T eks Fungsional Pendek 64,84
M anajemen Wacana: Genre 72,66
Kejelasan Makna 60,16
Hubungan Antar Gagasan 61,72
Rata-rata 64,53
Sumber: Data diolah
Berdasar tabel di atas bahwa nilai rata-rata dari jumlah
keseluruhan unsur yang dinilai belum mencapai atau masih dibawah
kreteria ketuntasan minimal yang diterapkan karena rata rata nilai
menulis 64,53.
M enyadari kenyataan tersebut di atas diperlukan metode
pembelajaran menulis yang mampu membantu siswa mengorganisasikan
dan menghubungkan gagasan dalam menulis teks recount sehingga siswa mampu meningkatkan hasil belajar menulis teks recount. Mind mapping sebagai metode pembelajaran dilaksanakan di kelas X IPS 3 untuk tujuan meningkatkan hasil belajar siswa menulis teks recount.
B. Hasil Penelitian
Pembelajaran menulis recount di kelas X IPS 3 dilaksanakan dengan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Mind Mapping
memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih bermakna dalam
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
menulis teks recount. Siswa dikenalkan teks recount terlebih dahulu, siswa diberi lebih banyak contoh teks recount, siswa dikenalkan dengan peta konsep dilanjutkan latihan membuat peta konsep berdasar biografi
yang dibaca, siswa diberi kesempatan untuk berlatih menulis teks recount
dengan bantuan guru dan akhirnya siswa diberi kesempatan untuk
berlatih menulis teks recount berdasarkan peta konsep tanpa bantuan guru. Mind mapping sebagai metode pembelajaran ini terbukti telah meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teks recount di kelas X IPS 3 SM A Negeri 8 Purworejo.
Analisis data membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada kompetensi menulis teks recount. Dengan menggunakan mind mapping siswa menggali gagasan utama, mencari gagasan-gagasan yang mendukung gagasan utama, menulis teks recount
dengan kata-kata atau kalimat siswa sendiri dengan bantuan guru atau
tanpa bantuan guru. Sebelum menulis teks recount siswa membuat peta konsep yaitu dengan meletakkan gagasan utama di tengah-tengah atau di
atas dan meletakkan gagasan-gagasan yang mendukung gagasan utama di
sekeliling atau dibawah gagasan utama.
Analisis data diambilkan dari hasil test menulis siswa. Dengan
mind mapping sebagai metode pembelajaran terjadi peningkatan rata-rata hasil tes menulis siswa dari rata-rata 64,53pada pra penelitian/pra siklus
menjadi 72,19 pada siklus I dan 77,50 pada siklus II. Untuk melihat
detail peningkatan rata-rata menulis siswa bisa dilihat pada tabel berikut:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tabel 4.3.
Perbandingan Rata-rata Nilai Menulis Teks Recount Pra S iklus,
S iklus I, dan S iklus II
Unsur Penilaian Pra Siklus Siklus I Siklus II
Grammar dan Vocabulary 63,28 70,31 71,88
Manajemen Wacana T eks Fungsional
Pendek 64,84 72,66 75,78
M anajemen Wacana: Genre 72,66 73,44 76,56
Kejelasan Makna 60,16 72,66 82,03
Hubungan Antar Gagasan 61,72 71,88 81,25
Rata-rata 64,53 72,19 77,50
Sumber: Data diolah
Dari data tersebut diketahui bahwa kompetensi menulis teks
recount siswa meningkat setelah menggunakan mind mapping sebagai metode pembelajaran. Kenaikan paling tinggi didapat pada
mengungkapkan berbagai makna pada unsur kejelasan makna dari
rata-rata 60,16 menjadi 72,66 pada siklus I, dan menjadi 82,03 pada siklus II.
Selain itu peningkatan terjadi pada menunjukkan kelancaran hubungan
antar gagasan pada unsur hubungan antar gagasan dari rata-rata 61,72
pada pra siklus menjadi 71,88 pada siklus I dan menjadi 81,25 pada
siklus II. Dengan peta konsep siswa dapat (1) mengingat dan menuliskan
sebuah teks recount, dan (2) menghubungkan antar gagasan isi cerita dengan lebih baik.
Peningkatan kompetensi menulis lainnya terdapat pada unsur
manajemen wacana teks fungsional pendek dari rata rata 64,84 pada pra