• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Uji toksisitas akut ekstrak air Mimosa pudica L. pada Mencit Swiss Webster Betina dengan parameter perubahan aktivitas dan indeks organ - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Uji toksisitas akut ekstrak air Mimosa pudica L. pada Mencit Swiss Webster Betina dengan parameter perubahan aktivitas dan indeks organ - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era ini, masyarakat Indonesia mulai memanfaatkan berbagai tanaman sebagai ramuan obat seperti zaman dahulu yang dilakukan oleh nenek moyang kita. Munculnya kembali penggunaan tanaman sebagai ramuan obat disebabkan ramuan obat tidak memerlukan resep dokter dan aman (Thomas, 1992). Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk obat tradisional adalah putri malu.

Tanaman putri malu adalah tanaman liar yang tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan pekarangan rumah. Tanaman putri malu sering diabaikan atau bahkan dibuang karena tumbuh liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu. Tetapi faktanya tanaman putri malu memiliki banyak khasiat yang tidak dapat diremehkan. Beberapa khasiat tanaman putri malu pada bagian herba yaitu insomia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada anak-anak dan cacingan (Dalimartha, 2000). Bagian akar tanaman putri malu dapat dimanfaatkan sebagai rematik, bronkitis (radang saluran nafas), asma, batuk berdahak, dan malaria (Dalimartha, 2000). Kandungan senyawa kimia dalam tanaman putri malu terpenoid, flavonoid, glikosida, alkaloid, quinion, fenol, tanin, saponin, dan kumarin (Joseph, Jency dan Jeevitha, 2013).

(2)

dapat ditimbulkan setelah pemberian senyawa uji (Sarkar, 2009). Pada tanaman putri malu disebutkan memiliki kandungan senyawa alkaloid yang kemungkinan menyebabkan keracunan yaitu mimosin (Syamsudin, Rizkiyan dan Darmono, 2006). Toksisitas yang disebabkan oleh mimosin disebabkan karena mimosin bertindak sebagai analog tirosin atau tirosin antagonis yang menghambat biosintesis protein dalam tubuh (National Academy of Sciences, 1997). Salah satu contoh terjadinya kerontokan akibat mimosin adalah pada penelitian sebelumnnya yang dilakukan oleh Yurmiaty dan Suradi (2007). Hasil pada penelitian ini menunjukkan kelinci yang diberi pakan daun lamtoro yang mengandung mimosin, bulunya mengalami kerontokan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kuda, babi, kambing, tikus dan unggas yang memakan bagian tanaman

Leucaena sp. sebagai campuran pakan, mengakibatkan kerontokan bulu dan rambut (Brook and Marshall, 1996). Selain menyebabkan kerontokan bulu pada hewan efek toksik yang ditimbulkan oleh mimosin yaitu teratogenik

(3)

aktif melakukan detoksifikasi (metabolisme) dari bahan-bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh. Dalam hal ini, mimosin sebagai zat kimia beracun merangsang sel-sel hati untuk melakukan detoksifikasi zat tersebut, sehingga mengakibatkan kerusakan pada sel-sel hati itu sendiri. Demikian juga ginjal, merupakan organ yang seringkali membantu kerja hati dalam mengeliminasi beberapa zat racun. Di samping itu juga ginjal merupakan organ yang berfungsi mengekskresikan zat-zat racun (sisa-sisa metabolisme tubuh) bersama-sama urine, sehingga memungkinkan ginjal menjadi rusak (Bahri, 1994). Selain berpengaruh terhadap organ hati dan ginjal pada penelitian sebelumnya ditemukan bahwa mimosin juga menyebabkan penurunan berat organ ovarium. Hasil dari penelitian terdahulu Priastini (1999) pada mencit Swiss Webster betina yang diberi pakan daun lamtoro selama 3 minggu terjadi penurunan berat organ ovarium. Hal ini mungkin dapat terjadi karena mimosin diduga mengambat produksi hormon FSH, sehingga menyebabkan penurunan berat organ ovarium.

Pada siklus reproduksi mencit betina terdapat siklus estrus. Siklus estrus terdiri dari empat fase yaitu fase proesrtrus, fase estrus, fase metestrus, dan fase diestrus (Akbar, 2010). Mencit yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina karena pada umumnya dalam uji toksisitas akut yang direkomendasikan adalah jenis kelamin betina. Betina memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap ketoksikan daripada jantan sehingga dengan dosis yang sama memungkinkan gejala – gejala toksik secara fisik sudah tampak pada hewan betina, tetapi belum tampak pada hewan jantan (OECD 423, 2001).

(4)

Webster yang dilakukan oleh Kardiono (2014). Penelitian tersebut hanya sebatas mengetahui khasiat dan kegunaannya, sehingga perlu dilakukan serangkaian pengujian lainnya, seperti uji toksisitas sampai dengan uji klinis untuk menjamin keamanan obat tradisional dan didukung dengan pengembangan bentuk sediaan yang lebih baik agar khasiat obat dapat dioptimalkan (Depkes RI, 1992). Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Jenova (2009) pada uji toksisitas akut yang diukur dengan penentuan LD50 ekstrak herba putri malu terhadap mencit balb/c

membuktikan bahwa pemberian ekstrak putri malu dengan dosis 2000 mg/kg BB, tidak menimbulkan efek toksik. Melanjutkan dari penelitian tersebut akan dilakukan penelitian uji toksisitas akut dengan paramater perubahan aktivitas, indeks organ, dan LD50 serta menggunakan dosis yang

berbeda. Dosis terpilih yaitu 5000 mg/kg BB yang berdasarkan OECD 425 (2006). Pengujian toksisitas ini merupakan salah satu syarat untuk dilakukan pengujian klinik untuk dapat membuat sediaan fitofarmaka (Depkes RI, 1992). Tujuan dilakukannya uji toksisitas yaitu untuk mengukur efek toksik yang mungkin ditimbulkan akibat pemberian senyawa. Uji toksisitas dapat dibagi menjadi 4 yaitu: Uji toksisitas sub akut, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas kronik (Casarett and Doull's, 2008). Uji toksisitas akut yaitu memberikan zat kimia yang sedang di uji kepada hewan coba sebanyak 1 kali selama 24 jam dan dilanjutkan dengan pengamatan 7 sampai 14 hari. Tujuan uji toksisitas akut untuk menilai berbagai gejala klinis, spektrum efek toksik, mekanisme kematian, dan menentukan dosis lethal (LD50). LD50 adalah dosis tunggal

(5)

Ekstrak air herba putri malu dibuat dari simplisia yang telah di standarisasi sebelumnya. Larutan uji dibuat dengan metode infus. Hewan coba yang biasa digunakan dalam uji toksisitas akut yaitu tikus dan mencit yang sebelumnya telah diadaptasikan terlebih dahulu. Hewan uji yang akan digunakan pada penelitian ini adalah mencit Swiss Webster betina, dengan berat badan 20-40 gram. Mencit diadaptasikan dengan lingkungan sekitarnya selama kurang lebih satu minggu, setelah satu minggu dilakukan penimbangan dan penandaan pada ekor mencit sebelum hewan mendapatkan perlakuan. Mencit yang dipakai adalah yang sehat, tidak menunjukkan gejala sakit dilihat dari aktivitasnya dan kondisi fisiknya. Selain itu juga dilihat dari bobot tubuhnya yang tidak berkurang lebih dari 10 % dari berat awal (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Jumlah mencit yang akan digunakan 8 ekor, yang dibagi menjadi 4 ekor tiap kelompoknya. Pengujian toksisitas akut dilakukan selama 2 minggu. Sebelumnya hewan uji diadaptasikan selama 1 minggu, kemudian mencit diberikan perlakuan dengan ekstrak air herba putri malu yang dilarutkan dengan akuadest dengan dosis 5000 mg/kg BB. Pada setiap 0’, 30’, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 24 jam, 1 minggu, dan 2 minggu setelah pemberian ekstrak dilakukan pengujian aktivitas. Pada pengujian aktivitas atau uji skrining farmakologi terdiri dari uji gelantung, uji katalepsi, uji panggung, uji haffner, uji reflek dan uji efek lain (defekasi, urinasi, midriasis (mata melebar), lakrimasi

(6)

ovarium. Pengaruh toksisitas akut terhadap organ yaitu terjadi kenaikan atau penurunan berat organ dan kerusakan organ.

Data yang diperoleh selama penelitian di analisis dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Independent sampel t test

untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara mencit kontrol negatif dengan mencit dengan perlakuan dosis 5000 mg/ kg BB.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak air herba putri malu dosis 5000 mg/kg BB menimbulkan

perubahan aktivitas pada mencit Swiss Webster betina?

2. Berapakah LD50 ekstrak air herba putri malu yang diberikan secara per

oral terhadap mencit Swiss Webster betina?

3. Bagaimana pengaruh ekstrak air herba putri malu terhadap indeks organ mencit Swiss Webster betina?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada perubahan aktivitas pada mencit Swiss Webster betina akibat pemberian ekstrak air herba putri malu dosis 5000 mg/kg BB.

2. Menentukan nilai LD50 ekstrak air herba putri yang diberika secara per

oral terhadap mencit Swiss Webster betina.

(7)

1.4. Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak air herba putri malu yang diberikan secara oral dengsn 5000 mg/kg BB tidak menyebabkan perubahan aktivitas pada mencit Swiss Webster betina.

2. LD50 pada pemberian ekstrak air herba putri malu yang diberikan secara

oral adalah >5000 mg/kg BB.

3. Ekstrak air herba putri malu tidak menyebabkan perubahan indeks organ pada mencit Swiss Webster betina.

1.5. Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat- Nya, dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas

Obat generik adalah obat jadi terdaftar yang menggunakan nama generik.. yaitu nama obat internasional atau nama lazim yang sering

Berkaitan dengan hal tersebut Yudistira, Aji & Sutriono (2015) mengemukakan bahwa cahaya berpengaruh nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih gaharu

Sehingga dalam susunan frasa awet muda dalam teks di atas bermakna sebenarnya atau denotatif mengacu pada referen atau acuan di luar bahasa yang bermakna „selalu awet tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi, hambatan, dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pemanfaatan laboratorium IPA di SMP Negeri

P : Lanjutkan intervensi dengan kompres air hangat dengan teknik TWS jika demam, dan motivasi ibu klien untuk selalu mendampingi kliend. S : Ibu klien mengatakan

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penambahan bubuk umbi akar 5 g pada nira aren segar menghasilkan minuman fungsional dengan mutu terbaik dari rasa dan aroma yang

Mac Hammond is founder and Pastor of Living Word Christian Center, a large growing church in Minneapolis, Minnesota. He also hosts a weekly television broadcast entitled, The