• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI

DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

SUPRIADI

NIM : A01401981

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)

ii

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN THYPOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI

DIRUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

SUPRIADI

NIM : A01401981

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ..ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... .... ..iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... .... ..iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .1

B. Rumusan Masalah ... .4

C. Tujuan Penulisan ... .4

D. Manfaat Penulisan ... .5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan Keperawatan... .6

1. Pengkajian ... .6

BAB III METODE STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 31

B. Subyek Studi Kasus ... 31

C. Fokus Studi Kasus ... 32

D. Definisi Operasional ... 32

E. Instrumen Studi Kasus ... 32

F. Metode Pengumpulan Data ... 33

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 33

(7)

vii

I. Etika Studi Kasus ... 33

BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Studi Kasus ...36

1. Asuhan Keperawatan An. P ...36

2. Asuhan Keperawatan An. A ...46

B. Pembahasan ...56

C. Keterbatasan Studi Kasus ...65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...67

B. Saran ...68 DAFTAR PUSTAKA

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Thypoid Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar. 2. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan

3. Nurlaila, S.Kep. Ns.M. Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

4. Wuri Utami, M.Kep. Ns. selaku pembimbing penulisan karya tulis

komprehensif yang telah mendidik penulis

5. Kedua Orang tua serta kakak dan adik tersayang yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang, bimbingan, nasihat, semangat, dan do’a yang tiada putus-putusnya serta pelajaran-pelajaran berharga bagi penulis.

6. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a untuk kelancaran tugas akhir ini.

(9)

ix

dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan. Terimakasih.

Gombong, Juli 2017

(10)

x Program Studi D III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017

Supriadi1, Wuri Utami2

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN: HIPERTERMI

DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar belakang. Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Tanda dan gejala typhoid adalah meningkatnya suhu tubuh atau demam.

Tujuan penulisan. Menggambarkan asuhan keperawatan pasien typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman: hipertermi menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.

Metode penulisan. Karya tulis ilmiah ini dengan metode deskriptif analisis dalam bentuk studi kasus dengan pendektan asuhan keperawatan.

Asuhan keperawatan. Saat pengkajian didapatkan data suhu pada subyek studi kasus 37,8oC dan 38,1C, warna kulit kemerahan, dan kulit teraba hangat. Penulis mendapatkan masalah keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Selanjutnya rencana keperawatan disusun, yaitu tepid water sponge, kompres air hangat, monitor suhu tubuh, monitor warna kulit, ajarkan kompres tepid water sponge dan kompres hangat, berikan terapi sesuai intruksi. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan selama 3 x 24 jam dengan hasil evaluasimasalah hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada pasien pertama teratasi dan pasien kedua tidak teratasi.

Kesimpulan. Tindakan tepid water sponge dan kompres hangat terbukti dapat menurunkan demam.

(11)

xi D III Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Supriadi1, Wuri Utami2

ABSTRACT

THE NURSING CARE FOR TYPHOID PATIENT HAVING PROBLEMS IN FULFILLING SENSE OF COMFORT: HYPERTEMI IN MELATI WARD OF

DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN

Background. Typhoid is an acute infection illnes of small intestines caused by

salmonella typhi. The signs and symptoms of typhoid are the increasing body temperature or fever.

Objective. To describe the nursing care of typhoid patients who have problem in fulfilling their sense of comfort need: hypertermi using a comprehensively nursing process approach.

Method. This study is an analytical descriptive in the form of a case study with nursing care approach.

Nursing Care. During conducting research, the data collected were the temperature of the patients (37.8 ° C and 38.1 ° C), reddish skin, and warm skin. Hypertermic nursing problems related to infection process were then found. Then nursing care plans were made, such as applying tepid water sponge, warm water compress on head, monitoring body temperature and skin color change, guiding how to compress tepid water sponge and warm water, and giving theraphy in accordance with the instructions. Treatment of the plans were conducted in 3 x 24 hours’ time. The evaluation result was hypertermic problem related to infection process of which the first subject was solvable and the second one was not solvable.

Conclusion. Treatment of tepid water sponge and warm water compress can decrease fever.

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. INFORMED CONSENT

2. ASUHAN KEPERAWATAN AN. P 3. ASUHAN KEPERAWATAN AN. A 4. JURNAL KEPERAWATAN TYPHOID

5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEPPID WATER SPONGE PADA BAYI DAN ANAK

6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KOMPRES HANGAT 7. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) TYPHOID

8. LEMBAR BALIK TYPHOID 9. LEAFLET TYPHOID

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

paratyphi B, salmonella paratyphi C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat berlangsung kurang lebih 3 minggu

disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering dijumpai di Asia termasuk di Indonesia (Widodo, 2009).

Typhoid di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Data World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus thypoid di seluruh dunia mencapai 17 juta kasus. Data surveilans saat ini memperkirakan di Indonesia ada 600 ribu - 1,3 juta kasus dan tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata-rata di Indonesia orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap kasus typhoid (Aden, 2010).

Beberapa dekade terakhir demam typhoid sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian wilayah dunia. Kejadian demam typhoid didunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam thypoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis

termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun, dan angka kematian sampai 10,4% (Diana, 2009).

(14)

2

termasuk urutan ketiga setelah diare, sedangkan pada tahun 2011 jumlah penderita demam typhoid meningkat menjadi 46.142 penderita. Di rumah sakit besar di Indonesia kasus typhoid menunjukkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi Typhoid di Jawa Tengah tahun 2011 adalah 0,10% lebih tinggi dibandingkan angka tahun 2009 sebesar 0,08%. Prevalensi tertinggi tahun 2010 adalah di Kabupaten Kebumen sebesar

0,30%. Hal ini meunjukkan bahwa kejadian demam typhoid di Jawa Tengah termasuk tinggi (Dinkes Prov Jateng, 2011).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 bahwa prevalensi demam typhoid klinis nasional adalah 1,6%, tersebar di seluruh kelompok umur dan merata pada umur dewasa. Prevalensi typhoid klinis banyak di ditemukan pada kelompok umur anak sekolah (5-14 tahun) yaitu 1,9%, terendah pada bayi (0,8%) dan relatif lebih tinggi di wilayah pedesaan (1,8%) dibandingkan perkotaan (1,2%). Prevalensi typhoid cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan rendah (6,6%) dibandingkan kelompok berpendidikan tinggi (2,1) (Balitbangkes, 2008).

Menurut Raflizar (2010), Penyakit typhoid merupakan penyakit infeksi bakteri yang ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi. Penyakit Typhoid di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit typhoid. Angka kesakitan typhoid adalah sebesar 500 per 100.000 penduduk, dan angka kematiannya yaitu 0,65%.

(15)

3

Menurut Maryunani (2010), Salah satu tanda dan gejala dari typhoid adalah meningkatnya suhu tubuh pasien atau demam yang tinggi. Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya disebabkan oleh infeksi ( bakteri, virus, jamur atau parasit) dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Sedangkan menurut Widoyono (2012), Gejala yang paling menonjol pada demam typhoid adalah demam

lebih dari tujuh hari. Demam ini biasanya diikuti oleh gejala tidak khas lainnya seperti diare, anoreksia, atau batuk. Keadaan yang parah biasa

disertai gangguan kesadaran.

Komplikasi yang bisa terjadi adalah perforasi usus, perdarahan usus, dan koma. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya salmonella dalam darah melalui kultur. Karena isolasi salmonella relatif sulit dan lama, maka pemeriksaan serologi widal untuk mendeteksi antigen O dan H sering digunakan sebagai alternatif. Titer > 1/40 dianggap positif demam typhoid.

Upaya penyembuhan hipertermi agar tidak menjadi parah yaitu dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis yaitu dengan memberikan obat antipiretik, sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan panas seperti memberikan minum yang banyak, menggunakan pakaian yang tidak tebal, memberikan kompres (Kania, 2007). Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan

menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011).

(16)

4

atasi atau berkepanjangan akan menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi bahkan terjadi syok, dan gangguan tumbuh kembang pada anak

Menurut Widoyono (2012), Upaya penyembuhan bisa dengan istirahat, menjaga kebersihan pakaian, diri dan lingkungan. Untuk upaya pencegahan, peran pelaksana kesehatan sangatlah penting. Yaitu dengan penyediaan air minum yang memenuhi syarat, perbaikan sanitasi,

imunisasi, pengobatan karier, dan juga pendidikan kesehatan masyarakat. Penulis berharap peran keluarga dan lingkungan juga tak kalah penting

untuk mendorong penurunan terjadinya typhoid yaitu dengan cara berperilaku hidup sehat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan studi kasus dalam bentuk karya ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan pengkajian asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.

(17)

5

c. Menggambarkan rencana keperawatan pada pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.

d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.

e. Menggambarkan evaluasi pada pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.

D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman masyarakat dalam menangani

masalah kebutuhan rasa aman dan nyaman : Hipertermi pada pasien

anak dengan Typhoid.

2. Bagi Pengembangan ilmu teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman : Hipertermi pada

pasien anak dengan Typhoid.

3. Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan

keperawatan yang komperhensif dalam pemenuhan kebutuhan rasa

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Aden, R. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. SIKLUS, Jogjakarta.

Alves, A. Almeida, R. (2008). Tepid Sponge Plus Dipyrone Versus Dipyrone Alone for Reducing Body Temperatur In Febrile Children. Sau Paulo Medical Journal., 26 (2), 107-111.

Ardiansyah, Muhamad. (2012). Medikal Bedah: Untuk Mahasiswa. Jakarta: Diva Press.

Asmadi (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). (2008) Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Bardu, T. Y. (2014). Perbandingan Efektifitas Tepid Sponging dan Plester Kompres dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak Usia Balita yang Mengalami Demam di Puskesmas Salaman 1 Kabupaten Magelang. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 3. No 2.

Bulechek M. Gloria, et al. (2015). Nursing Interventions Classification (NIC),

Nurjanah Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa), Yogyakarta: Mocomedia.

Carpenito, L. J. (2012). Diagnosis Keperawatan: Buku Saku/Lynda Juall Carpenito. mayet; (alih bahasa Indonesia), Eka annisa Mardela... [et al]. Edisi 13- Jakarta: EGC.

Dewan, Ashraf M, etc. (2013). Typhoid Fever and Its Association with Environmental Factors in the Dhaka Metropolitan Area of Bangladesh: A Spatial and Time-Series Approach. Dalam PLOS Neglected Tropical Diseases January 2013 Volume 7 Issue 1. Diakses pada tanggal 16 Juli 2017.

(19)

Dinarti, Ariyani R, Heni N, Reni C. (2009). Dokumentasi Keperawatan: Trans Info Media.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2011). Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2011. Dinkes Jateng.

Djuwariyah, Shodikin, & Yulistiani, M. (2011). Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Air Hangat dan Kompres Plester pada Anak dengan Demam di Ruang Kanthil RSUD Banyumas. Jurnal Penelitian Kesahatan. Vol 3. No 1.

Gussastrawan, M. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media.

Herdman T. Heather. (2012). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Herdman T. Heather. (2015). NANDA International Inc. Nursing diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. Budi Anna Keliat ... [et al] (2015) (Alih Bahasa), Jakarta: EGC.

Hutahaean, Serri. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Kania, Nia. (2007). Penatalaksanaan Demam pada Anak. Bandung: Pustaka.

Kolcaba, K, T. D. (2012). Comfort Theory a Unifying Framework to enhance practice environment. The Journal of Nursing Administration, 36, 11.

Kozier. (2010). Fundalmental of Nursing Concepts and Process and Pratice 7. Jakarta: EGC.

Librianty. (2014). Hipertermia. Artikel Kesehatan diakses di https://www.kerjanya.net/taq/6243-Hipertermia.html

Maharani, Lindya. 2011. Perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh balita yang mengalami demam di Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Rumbai Pesisir, Skripsi, Universitas Riau.

Malling, B., Haryani, S., & Arif, S. (2012). Pengaruh Kompres Tepid Sponge Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun dengan Hipertermia. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 7. No 2.

(20)

Moorhead, Sue. et al. (2015)Nursing Outcomes Classification (NOC), Nurjanah Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa), Yogyakarta: Mocomedia.

Murtriningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Hipertermia pada An.R dengan Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi prijonegoro Sragen. Karya Tulis Ilmiah Program Studi DII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Soekarta.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta: Media Action.

Nurlaili, Susanti, (2012). Efektifitas Kompres Dingin dan Hangat pada penatalaksanaan Demam. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malik Malang.

Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

Pohan, HT. (2011). Management of Resistant Salmonella Infection. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P. A, & Perry, A. G., (2010). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.

Pramitasari, Okky Purnia. (2013). Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid pada penderita yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. FKM UNDIP. http://ejournalsl.undip.ac.id/index.php/jkm. Diakses pada tanggal: 22 Mei 2017.

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Hipertermi. Yogyakarta: Graba Ilmu

Purwanti, Sri dan Winarsih, N.A.(2008). Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu pada pasien anak hipertermia di ruang rawat inap RSUD dr. Moewardi. Surakarta.

Raflizar dan Herawati M.H. (2010). Hubungan Faktor Determinan dengan Kejadian Demam Tifoid. Jurnal Ekologi kesehatan, 9(4); Desember 2010.

Riandita, Amarilla. (2012). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

(21)

Santoso, Hery. 2008. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Siklus Demam Thypoid. Fakultas Kedokteran UNDIP.

Sarasvati, 2010. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan atau Perlindungan: Termoregulasi (Hipertermia) pada An. A dengan Obs. Febris di Ruang Flamboyan RSUD Soekarjo. Karya Tulis Ilmiah Program Studi DII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Soekarta.

Setiawati, Tia. (2009). Pengaruh Tepid Sponge. Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.

Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta: EGC.

Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R, Moses, P.D., & Antonisamy, B. (2009).

Comprative Effectiveness of Tepid Sponging and Antipyretic Drug Versus Only Antypiretic Drug in the Management of Fever Among Children: A Randomized Controlled Trial. Indian Pediatrics Volume 46 (2), 133-136

Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan Anak. Dalam jurnal ilmiah WIDYA Vol 2,No 2, Mei-Jui 2014. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2017.

Wardiyah, Aryanti, Setiawati dan Umi Romayati. (2015). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami Demam di Ruangan Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampun. Dalam Jurnal Kesehatan Holistik Vol 10, No 1, Januari 2016: 36-44. Diakses pada tanggal 16 Juli 2017.

Widodo, Joko. (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Widoyono, (2012). Penyakit Kronis: Epidemologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya. Semarang: Erlangga.

(22)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN TYPHOID DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

SUPRIADI

NIM : A01401981

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(23)

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2107

Nama Pengkaji : Supriadi

Ruang : Bangsal Melati

Waktu Pengkajian : 15.15 wib

A. Identitas

1. Identitas Klien

Nama : An. A

Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 10 Juni 2014 Umur : 3 tahun 1 bulan 2 hari Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : -

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Alian, Kebumen

Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2017 Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017

No. RM : 869966

Diagnosa Medik : Typhoid

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. T

Umur : 29 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Alian, Kebumen

(24)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hubungan Dengan Klien : Ibu

B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama

Demam

2. Riwayat Penyakit Sekarang

An. A usia 3 tahun dibawa ke IGD RSUD Dr.Soedirman pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 12.13 dengan keluhan demam naik turun 4HSMRS, batuk dan pilek. Selama di IGD anak diberikan tindakan pasang infuse IVFD D5 ¼ NS 12 tpm dan injeksi pamol 100 mg. Saat dilakukan pengkajian di bangsal Melati pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 15.15 WIB ibu klien mengatakan anak sedang demam, demam

naik turun 4HSMRS, 2 HSMRS BAB lembek, pusing, dan nyeri perut, anak rewel. Ibu klien mengatakan sebelumnya klien sudah dibawa ke dokter anak dan diberi obat penurun panas, obat batuk pilek, dan antibiotik tetapi tidak ada perubahan. Setelah 4 jam anak minum obat penurun panas, demamnya naik lagi. Tanda-tanda vital

menunjukkan S: 38,1 , N: 100 x/mnt, RR: 28x/mnt. Hasil laboratorium menunjukkan Hb: 9.3 mg/dl, leukosit : 18.4 uL, hematokrit : 28%, dan hasil widal S.Thypi O positif 1/200 dan S.Thypi H negatif.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu klien mengatakan An.A sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit selama 1minggu dengan sakit yang sama yaitu thypoid pada bulan Februari 2017.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit

(25)

5. Riwayat Kehamilan

Anak perempuan dari ibu G3 P3 A0. Ibu klien mengatakan saat hamil ibu klien mengalami mual muntah tetapi hanya pada trimester I dan biasanya hanya pada pagi hari. Pada Trimester ke III ibu mengalami nyeri punggung dan tulang belakang. Ibu klien tidak pernah jatuh saat hamil klien mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter

kandungan yang dekat dari rumahnya dan melakukan imunisasi TT di dokter tersebut. Selama hamil ibu klien mengatakan hanya

mengkonsumsi obat obatan dan vitamin yang diberikan oleh dokter dan tidak pernah mengkonsumsi jamu tradisional.

6. Riwayat Persalinan

Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan dibantu oleh bidan di RSUD Kebumen, tidak ada kelainan bawaan dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir pada usia kehamilan 39 minggu, presentasi bawah bokong (presbo), ketuban berwarna jernih, setelah lahir klien langsung menangis, BBL : 2600 gram, PB:49 cm.

7. Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap hingga 3 tahun ini yaitu hepatitis, campak, BCG, polio I, II, III. IV dan DPT I, II, III, IV.

8. Riwayat Tumbuh Kembang

Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang.

a. Perkembangan motorik kasar : klien mampu berlari b. Motorik halus : menyusun menara kubus, mencoret-coret c. Bahasa : meniru 3 kata dan mengenal orang lain

(26)

9. Genogram

Keterangan:

: Laki laki

: Perempuan

: Pasien

10.Kebutuhan Cairan

Kebutuhan cairan klien = 100 cc/ kgBB/ hari + 50 (BB-10) = (100 x 10 kg) + 50(10,5-10) = 1000 ml + 50(0,5)

= 1025 ml

Kenaikan suhu IWL = 200 x ( suhu badan sekarang – 36,8 ) = 200 x ( 38,1 -36,8)

= 200 x 1,3 = 360

Jadi kebutuhan cairan = 1025 + 360 = 1385 ml / hari

11.Kebutuhan Kalori Kebutuha kalori klien

Usia 1-3 tahun = 75-90 kkal/ kgBB/ hari = 75 x 10,5 kg

(27)

= 90 x 10,5 kg = 945 kkal

Jadi, kebutuhan kalori An.A yaitu 787,5-945 kkal/hari C. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Gordon

1. Pola persepsi kesehatan/ penanganan kesehatan

Sebelum sakit : Ibu klien megatakan kesehatan memang penting dan jika ada salah satu anggota keluarganya termasuk anaknya sakit maka

langsung membawanya ke puskesmas untuk berobat sebagai penyembuhannya misalnya teratur minum obat, dan hindari pantangan yang dapat menyebabkan sakit.

Saat sakit : Ibu klien mengatakan khawatir akan kesehatan anaknya, untuk kesembuhannya yang demam tinggi naik turun padahal sudah di bawa ke dokter maka membawanya ke RS.

2. Pola nutrisi/ metabolik

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan pasien makan dengan lahap makan 3x sehari porsi sedang lengkap sayur, dan lauk, minum 5 gelas air putih per hari. BB : 10,5 kg.

Saat dikaji : klien susah makan, rewel 3. Pola eliminasi

Sebelum sakit: BAB 1x sehari warna kuning konsistensi padat berbau khas, BAK 6-7x perhari warna kuning jernih berbau khas.

Saat dikaji : Klien belum BAB, BAB lembek 2 HSMRS, BAK 5x/ hari, warna kuning berbau khas.

4. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : Klien tidur ± 9-10 jam sehari, tidur siang ± 2 jam. Saat dikaji : Klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari karena demam. Lama tidur 8 jam sehari dan tidur siang ±30 menit 5. Pola aktifitas dan Latihan

Sebelum sakit : Klien dapat melakukan aktivitas sesuai

(28)

Saat dikaji : Klien lebih sering di gendong karena memang kondisi anaknya rewel.

6. Pola persepsi kognitif

Sebelum sakit : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas, menengok bila dipanggil, dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan

dengan baik.

Saat dikaji : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa

mendengarkan dengan jelas, dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.

7. Pola koping/toleransi stres

Sebelum sakit : ibu klien mengatakan An.A mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Menangis apabila ibunya pergi, menangis jika meminta sesuatu tidak diberikan

Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan rewel sehingga ibu menggendongnya dan ketika di RS tidak mau ditinggal .

8. Pola reproduksi dan seksual

Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak mempunyai masalah dengan alat reproduksinya.

9. Pola konsep diri

Ibu klien mengatakan sangat khawatir dan cemas, terutama saat anaknya rewel dan demamnya naik. Ibu klien juga mengatakan khawatir kalau anaknya menjadi kejang.

10.Pola peran/hubungan

Sebelum sakit : Klien mampu berkomunikasi dengan kata-kata sederhana dan masih belum jelas pengucapannya. Hubungan klien dengan orangtua dan keluarga sangat baik.

Saat dikaji : Klien lebih nyaman ditemani oleh ibunya. 11.Pola tata nilai dan kepercayaan

(29)

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien belum melakukan ibadah dan untuk kesembuhan anaknya ibu klien melakukan sholat 5 waktu . D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Lemah 2. Kesadaran : Compos Mentis 3. Tanda – tanda vital :

a. Nadi : 100 x/menit b. RR : 28 x/menit

c. Suhu : 38,1oC 4. Antropometri

a. Tinggi Badan : 80 cm b. Berat Badan : 10,5 kg c. Lingkar kepala : 42 cm d. Lingkar lengan atas : 17 cm e. Lingkar dada : 50 cm 5. Kepala

a. Kebersihan Rambut : Rambut tampak bersih b. Warna : rambut klien berwarna hitam c. Kuat/ mudah rontok : tidak rontok

d. Benjolan : kepala klien tidak terdapat benjolan e. Nyeri Tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada kepala 6. Mata

a. Sklera : tidak ikterik b. Konjungtiva : tidak anemis

c. Pupil : reaksi pupil terhadap cahaya baik 7. Telinga

a. Simetris : telinga tampak simetris b. Kebersihan : sedikit ada serumen

(30)

9. Mulut

a. Lidah : lidah tampak sedikit kotor

b. Gigi dan gusi : gigi berjumlah 4 tidak ada pembengkakkan pada gusi

c. Bibir : mukosa bibir kering tampak pucat, tidak sianosis 10.Leher : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, tidak ada kesulitan untuk menelan 11.Thorax

a. Paru – paru

1) Inspeksi : dada simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada 2) Palpasi : vocal fremitus teraba dengan seimbang

3) Perkusi : sonor

4) Auskultasi : tidak terdengar adanya suara tambahan b. Jantung

1) Inspeksi : tidak tampak ictus cordis 2) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan 3) Perkusi : pekak

4) Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler,tidak ada suara tambahan 12.Abdomen

a. Inspeksi : simetris, tidak asites b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan c. Perkusi : timpani

d. Auskultasi : bising usus 14x/menit

13.Genetalia dan Anus : tidak ada kelainan, tidak terpasang DC

(31)

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium, Tanggal 12 Juli 2017 Pukul 13.07 wib

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 9.3 10.7-14.7

Leukosit 18.4 5.5-15.5

Hematokrit 28 31-33

Eritrosit 4.2 3.70-5.70

Trombosit 457 229-553

MCH 22 23-31

MCHC 33 32-36

MCV 66 72-88

Eosinofil 0.30 1-5

Basofil 0.20 0-1

Netrofil 55.70 50-70

Limfosit 30.10 25-50

Monosit 13.70 1-6

GDS 87 80-110

S. Typhi O Positif 1/200 Negatif

S. Typhi H Negatif Negatif

S. Paratyphi O-A Negatif Negatif

S. Paratyphi O-B Negatif Negatif

F. Terapi obat

Nama obat Dosis Rute pemberian Waktu

IUFD DS ¼ NS 12 Tpm IV

Colcancetin 4x250 mg IV 18.00, 00.00, 06.00, 12.00

Paracetamol 3x100mg IV 18.00, 00.00, 06.00

(32)

G. Analisa Data

No. Dx Data Fokus Problem Etiologi

1. DS :

Ibu klien mengatakan klien demam naik turun sejak 4HSMRS hingga sekarang.

Ibu klien mengatakan kebiasaan anak mulai demam di sore dan malam hari.

Ibu klien mengatakan, sebelum di bawa ke RS klien diperiksakan ke dokter dan mendapatkan obat penurun panas tetapi tidak ada perubahan. Demam anak naik setelah 4 jam minum obat penurun panas.

DO :

Terjadi peningkatan suhu tubuh , S: 38,1˚C

Kulitnya teraba hangat

Kulitnya tampak kemerahan

Hipertermi Proses infeksi

DS :

Ibu mengatakan khawatir akan kesehatan anaknya yang sudah 4 HSMRS demam naik turun

hingga sekarang.

Ibu klien mengatakan pada

(33)

bulan Februari anak juga baru saja di rawat di rumah sakit selama 1 minggu dengan sakit yang sama yaitu thypoid. Ibu klien mengatakan masih belum tahu bagaimana cara merawat anaknya dirumah agar tidak terjadi sakit yang sama. Ibu klien mengatakan masih

belum tahu kenapa anak dirawat di rumah sakit kembali

dengan keluhan yang sama dan sakit yang sama padahal kata dokter sudah dikatakan sembuh.

Ibu klien mengatakan perawatan anak dirumah ketika demam hanya memberikan obat penurun panas saja

DO :

Ibu klien tampak khawatir, cemas.

Sering bertanya-tanya kepada perawat kenapa anak dirawat kembali dengan sakit yang

sama.

Ibu menanyakan makanan

(34)

Ibu tampak gelisah .

Ibu tampak bingung ketika anaknya rewel.

Ibu klien tidak mengerti saat ditanya oleh perawat mengenai demam thypoid.

H. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermi b.d Proses infeksi 2. Ansietas b.d Defisit pengetahuan

I. Intervensi Keperawatan

Waktu Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NIC

12 Juli 2017 15.25 wib

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Hipertermi teratasi dengan kriteria hasil :

Indikator Saat

dikaji Tujuan

Suhu dalam

1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat

1. Berikan kompres dengan teknik TWS 2. Ukur suhu setiap 2

jam sekali

3. Kompres klien pada ubun-ubun, lipat paha, ketiak, perut dan leher 4. Ajarkan kepada

keluarga kompres dengan teknik TWS

(35)

3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan

untuk banyak istirahat

8. Kolaborasi

pemberian obat antipiretik

9. Anjurkan klien untuk memakai pakaian tipis yang dapat menyerap

keringat

10. Anjurkan untuk

tidak memakai selimut

12 Juli 2017

15.30 wib

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah ansietas teratasi

dengan kriteria hasil :

Indikator Saat

dikaji Tujuan

Menunjukkan

promkes tentang demam thypoid 2. Gunakan pendekatan

yang menenangkan

3. Berikan edukasi kepada ibu klien seputar

penyakit yang diderita

anaknya dan cara

mengatasinya

4. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan ibu klien tentang demam thypoid

(36)

kembali apa yang

dijelaskan perawat

Keterangan :

1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan

terjadi demam 6. Berikan motivasi dan

dukungan pada ibu agar tetap ada bersama anak

7. Motivasi ibu untuk benar-benar merawat anaknya agar tidak terjadi demam

thypoid kembali 8. Berikan motivasi

kepada ibu untuk memperhatikan hygiene anak

9. Dorong ibu klien mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

J. Implementasi Hari /

Tanggal Dx. Implementasi Respon

Rabu

Memeriksa suhu tubuh klien

Memberikan kompres dengan teknik TWS

Memberikan pendekatan yang menenangkan dan memberitahu ibu klien untuk menenangkan

S : 38oC

Klien tidak kooperatif, klien tampak rewel

(37)

17.15 wib

klien dan menganjurkan banyak minum

Memotivasi ibu untuk selalu mendampingi klien

Mengukur TTV klien

Memberikan obat colcancetin, paracetamol dan dexametason

Mengajarkan ibu klien cara kompres hangat dengan teknik TWS

Mengukur TTV klien

Menanyakan/mengevaluasi ibu klien terkait pengetahuan tentang penyakit klien

Memberikan obat colcancetin

dan paracetamol

Ibu klien mengerti dan mengikuti saran perawat

S : 37,8oC

Kulit klien teraba

hangat

Obat masuk dan pasien tampak sedang tertidur

Ibu klien mengatakan belum mengerti tentang

penyebab,tanda gejala, komplikasi sakit yang

dialami klien

Obat colcancetin

(38)

06.20 wib 1 Memberikan obat colcancetin dan paracetamol

Mengevaluasi kondisi klien

100mg

Obat colcancetin masuk 250mg, obat paracetamol masuk 100mg , klien tampak rewel

Ibu klien mengatakan klien sudah tidak

Mengevaluasi keadaan klien dan mengukur TTV klien

Menganjurkan ibu klien untuk memotivasi klien supaya banyak makan dan minum

Memberikan obat colcancetin dan dexametason

Mengukur suhu dan Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien

Ibu klien mengatakan semalam klien bisa tidur dan tidak demam

S :37,6oC

Kulit tidak tampak

kemerahan dan masih teraba hangat

(39)

14.45 wib menjaga kebersihan selama dirumah

Memotivasi ibu dan memberi dukungan pada ibu untuk tetap ada bersama anak

Mengukur TTV klien

Memberikan obat dexametason

Memberikan obat colcancetin, paracetamol dan dexametason

Memotivasi ibu untuk tetap tenang dan menganjurkan untuk melakukan kompres TWS jika klien demam

Menganjurkan klien untuk

istirahat

Memberikan obat colcancetin dan paracetamol

Ibu klien kooperatif

Klien tampak rewel

Obat dexametason masuk 1gr, klien rewel

Obat masuk, dan klien tampak tidak kooperatif

Ibu klien bersedia mengikuti saran perawat

Klien tampak tidur

digendong ibunya

(40)

06.10 wib 1 Memberikan obat colcancetin dan paracetamol

Mengukur suhu klien

Obat masuk, Suhu

Menanyakan kepada ibu terkait keluhan klien dan Mengukur suhu klien

Memotivasi ibu klien supaya klien makan dan minum banyak

Memberikan terapi obat colcancetin dan obat dexametason

Mengevaluasi ibu klien terkait kecemasan terhadap klien

Mengukur TTV klien dan memberi tahu ibu klien supaya klien menggunakan pakaian

Ibu klien mengatakan klien semalam bisa tidur tidak rewel, tidak pusing dan BAB 1x konsistensi sedikit cair Suhu : 37,3oC

Ibu klien mengatakan klien sudah mau

makan banyak dan minum

Obat masuk dan klien tampak kooperatif

Ibu klien mengatakan sudah tidak cemas karena demam klien sudah berangsur turun

(41)

13.20 wib

tipis yang menyerap keringat

Menanyakan BAB klien

Memberikan obat dexametason

Mengobservasi kondisi klien

Memotivasi ibu untuk selalu menerapkan kebersihan dirumah

Memberikan obat colcancetin dan paracetamol

Mengukur suhu klien

teraba hangat. Ibu klien tampak mengikuti saran perawat

Ibu klien mengatakan klien belum BAB lagi

Obat dexa masuk 1mg

Klien sudah tidak

demam

Ibu klien kooperatif

Obat colcancetin masuk 250 mg dan obat paracetamol masuk 100 mg

(42)

K. Evaluasi

Hari/ Tanggal Dx. Evaluasi/ SOAP

Rabu, 12 Juli 2017

21.05 wib

1

2

S : Ibu klien mengatakan klien masih demam

O : Suhu klien 37,2oC, kulit klien teraba hangat dan tampak kemerahan

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan kompres air hangat dengan teknik TWS jika demam, dan motivasi ibu klien untuk selalu mendampingi klien

S : Ibu klien mengatakan belum mengerti tentang penyebab,tanda gejala, komplikasi sakit yang dialami klien

O : Klien tampak cemas dan bertanya-tanya tentang

demam yang dialami oleh klien A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu klien

Kamis, 13 Juli 2017

14.25 wib

1

2

S : Ibu klien mengatakan klien sudah tidak demam O : Suhu : 37,3oC, kulit tidak teraba hangat dan tidak

kemerahan, klien tampak rewel dan digendong ibu A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan observasi suhu dan anjurkan kepada keluarga untuk kompres TWS jika klien demam

(43)

O : Keluarga klien mampu menjelaskan dengan baik tentang materi yang diberikan oleh perawat

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan selama dirumah dan berikan pendekatan, motivasi ibu untuk tidak cemas

Jumat, 14 Juli 2017

14.30 wib

1

2

S : Ibu klien mengatakan klien semalam bisa tidur tidak rewel, tidak pusing.

O : Suhu 37,3oC, kulit tidak teraba hangat dan tidak kemerahan

A : masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan observasi suhu klien dan tingkatkan istirahat

S : Ibu klien mengatakan sudah tidak cemas karena klien demamnya sudah berangsur turun

O : Ibu klien tampak sudah tidak cemas dan tidak gelisah

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi ibu untuk selalu menemani klien dan selalu menjaga kebersihan selama dirumah

(44)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P DENGAN TYPHOID DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

SUPRIADI

NIM : A01401981

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(45)

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2107

Nama Pengkaji : Supriadi

Ruang : Bangsal Melati

Waktu Pengkajian : 14.30 wib

A. Identitas

1. Identitas Klien

Nama : An. P

Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 20 Juli 2004

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Ialam

Pendidikan : SMP

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Bojong sari, Kebumen Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2017

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017

No. RM : 351062

Diagnosa Medik : Typhoid

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Alamat : Bojong sari, Kebumen

(46)

Pekerjaan : Buruh Hubungan Dengan Klien : Ayah B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama Pusing

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke IGD RSUD Kebumen pada tanggal 12 juli 2017 jam 07.00 wib dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit, mual, muntah 1x, nyeri pada perut, pusing dan BAB 3x dalam sehari dengan konsistensi cair. Selama di IGD klien diberikan tindakan pemasangan infus RL 18 Tpm, inj ranitidin 25mg, ondansetron 4mg, infus pamol 400 g, TTV di IGD menunjukkan S : 39,3o C, RR : 23x/menit, Nadi 103x/ menit.

Saat dilakukan pengkajian di ruang melati Rsud Kebumen pada pukul 14.30 wib klien tampak lemas, tidak demam, dengan suhu 37,8oC, klien mengatakan BAB masih cair dan berlendir, Nadi : 92x/menit, RR : 22x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium menjunjukkan Hb 14,9 g/dl, Leukosit 15,4 10^3/uL, Hematokrit 44%, Hasil uji widal positif S.Thypi O 1/200, S.Thypi H 1/200.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu klien mengatakan An. P belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Sakitnya hanya batuk pilek dan belum pernah dioperasi.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang

memiliki penyakit menular seperti TBC dan HIV dan tidak ada yang memiliki penyakit menurun seperti asma, hipertensi maupun jantung. 5. Riwayat Kehamilan

(47)

6. Riwayat Persalinan

Ibu klien mengatakan anak P lahir secara normal dirumah dibantu oleh bidan dan sudah memasuki bulannya. Tidak ada gangguan selama proses persalinan, setelah lahir klien langsung menangis.

7. Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap

yaitu hepatitis, campak, BCG, polio I, II, III. IV dan DPT I, II, III, IV. 8. Riwayat Tumbuh Kembang

Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang.

9. Genogram

Keterangan:

: Laki laki

: Perempuan

: Pasien

10.Kebutuhan Cairan

Berdasarkan BB klien (39kg) maka kebutuhan cairannya adalah 100cc x 39 = 3900 cc/24 jam. Karena klien mengalami kenaikan suhu

(48)

11.Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori anak P adalah 4100 kkal C. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Gordon

1. Pola persepsi kesehatan/ penanganan kesehatan

Ibu klien mengatakan jika salah satu anggota keluarganya sakit maka langsung dibawa ke bidan atau puskesmas.

Saat anak P sakit, sebelum dibawa ke rumah sakit ibu P mengatakan penanganannya ketika dirumah membawa An. P berobat dirumah

bidan. Kemudian karena panas tidak kunjung turun lalu untuk kesembuhannya ibu klien membawanya ke RS.

2. Pola nutrisi/ metabolik

Sebelum sakit : ibu klien mengatakan An. P makan dan minum seperti biasa tidak ada alergi dengan makanan ataupun pantangan terhadap makanan.

Saat sakit : ibu klien mengatakan An. P makan hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang diberikan oleh rumah sakit dan minum hanya sedikit. Ibu klien mengatakan sebelum dibawa ke RS An. P mual dan muntah 1x.

3. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 kali tiap hari dengan konsistensi padat dan BAK 6 – 7 kali tiap hari

Saat sakit : klien mengatakan sebelum di RS sudah BAB 3x dengan konsistensi cair tidak berlendir dan tidak berdarah, selama di RS klien mengatakan BAB 1x dengan konsistensi cair dan sedikit lendir.

4. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit biasa tidur selama 8 jam pada malam hari dan jarang tidur siang.

(49)

5. Pola aktifitas dan Latihan

Sebelum sakit : klien mengatakan aktifitas sehari hari yaitu sekolah dan sepulang sekolah biasanya bermain dengan teman atau dirumah dengan adiknya.

Saat sakit : klien mengatakan hanya tiduran saja karena badan terasa lemas dan kepala pusing.

6. Pola persepsi dan konsep diri

Ibu klien mengatakan cemas ketika anaknya demam tinggi dan tidak

kunjung turun

7. Pola sensori dan kognitif

Klien dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik, tidak mempunyai masalah pada pendengaran maupun penglihatan.

8. Pola reproduksi dan seksual

An. P berjenis kelamin laki-laki dan tidak mempunyai masalah dengan alat reproduksinya.

9. Pola hubungan peran

Ibu klien mengatakan hubungan antara ibu dan anak ayah serta saudaranya sangat harmonis, saat sakit dan sebelum sakit klien dirawat dengan penuh perhatian.

10.Pola koping/ toleransi stress

Sebelum sakit : ibu klien mengatakan jika ada masalah didiskusikan bersama dengan suami

Saat sakit : ibu klien mengatakan ketika anaknya sakit ia merasa sedih dan cemas.

11.Pola tata nilai dan kepercayaan

(50)

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Lemah 2. Kesadaran : Compos Mentis 3. Tanda – tanda vital :

a. Tekanan darah : b. Nadi : 109 x/menit

c. RR : 23 x/menit d. Suhu : 37,8oC

4. Tinggi Badan : 143 cm 5. Berat Badan : 39 kg 6. Kepala

a. Lingkar kepala : 47 cm

b. Kebersihan Rambut : Rambut tampak bersih c. Warna : rambut klien berwarna hitam d. Kuat/ mudah rontok : tidak rontok

e. Benjolan : kepala klien tidak terdapat benjolan f. Nyeri Tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada kepala 7. Mata

a. Sklera : tidak ikterik b. Konjungtiva : tidak anemis

c. Pupil : reaksi pupil terhadap cahaya baik 8. Telinga

a. Simetris : telinga tampak simetris b. Kebersihan : tidak ada serumen

c. Pendengaran : tidak ada gangguan dalam pendengaran d. Penggunaan alat bantu dengar : tidak menggunakan alat bantu 9. Hidung : simetris tidak ada sumbatan pada jalan nafas, dan tidak

terdapat sekresi sputum 10.Mulut

(51)

b. Gigi dan gusi : gigi putih rapi tidak ada pembengkakkan pada gusi

c. Bibir : mukosa bibir kering tampak pucat, tidak sianosis 11.Leher : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid 12.Thorax

a. Paru – paru

1) Inspeksi : dada simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada

2) Palpasi : vocal fremitus teraba dengan seimbang 3) Perkusi : sonor

4) Auskultasi : tidak terdengar adanya suara tambahan b. Jantung

1) Inspeksi : tidak tampak ictus cordis 2) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

3) Perkusi : terdapat bunyi redup pada region costa 2 sampai 5 4) Auskultasi : tidak terdapat bunyi tambahan

13.Abdomen

a. Inspeksi : simetris

b. Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut bagian kiri bawah c. Perkusi : hipertimpani

d. Auskultasi : bising usus 17x/menit 14.Genetalia dan Anus : tidak ada kelainan 15.Ekstremitas : kekuatan dan tonus otot

a. Atas : kekuatan otot 5

b. Bawah : kekuatan otot 5

(52)

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium, Tanggal 12 Juli 2017 Pukul 07.15 wib

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 14.9 10.7-14.7

Leukosit 15.4 5.5-15.5

Hematokrit 44 31-33

Eritrosit 6.0 3.70-5.70

Trombosit 141 229-553

MCH 25 23-31

MCHC 34 32-36

MCV 73 72-88

Eosinofil 0.00 1-5

Basofil 0.40 0-1

Netrofil 45.40 50-70

Limfosit 40.40 25-50

Monosit 13.80 1-6

GDS 79 80-110

S. Typhi O Positif 1/200 Negatif

S. Typhi H Positif 1/200 Negatif

S. Paratyphi O-A Negatif Negatif

S. Paratyphi O-B Negatif Negatif

F. Terapi obat

Nama obat Dosis Rute pemberian Waktu

IUFD RL 18 Tpm IV

Colcancetin 4x1gr IV 18.00, 00.00,

06.00, 12.00

Paracetamol 3x500mg Oral Jika Perlu

Diaform 3x1 Oral 12.00, 20.00,

(53)

G. Analisa Data

No. Dx Data Fokus Problem Etiologi

1. DS :

Ibu klien mengatakan An. P demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demamnya naik turun sejak 3 hari SMRS Ibu klien mengatakan An. P mulai demam disore dan malam hari

DO :

Kulit An. P tampak kemerahan dan kulit teraba hangat

Suhu : 37,8oC

Hipertermi Proses infeksi

DS :

Ibu klien mengatakan An. P minum hanya sedikit, sebelum

masuk RS klien muntah 1x. Ibu klien mengatakan sebelum

masuk rumah sakit An. P BAB 3x dengan konsistensi cair dan selama di RS An. P BAB 1x dengan konsistensi masih cair dan berlendir.

DO :

Klien tampak lemas hanya berbaring di tempat tidur,

Resiko kekurangan volume cairan

(54)

tampak pucat dengan mukosa bibir tampak kering.

DS :

Ibu klien mengatakan bingung An. P demamnya tidak kunjung turun, dan bertanya bagaimana cara penanganan demam.

Ibu klien mengatakan belum mengerti penyebab sakit yang dialami klien

DO :

Ibu klien tampak cemas dengan kondisi An. P, selalu bertanya – tanya tentang sakit yang dialami anak, dan bertanya

tentang bagimana

penatalaksanaan demam

Defisit pengetahuan

Kurang Informasi

H. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermi b.d Proses infeksi

(55)

I. Intervensi Keperawatan

Waktu Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NIC

12 Juli 2017 14.40 wib

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Hipertermi teratasi dengan kriteria hasil :

Indikator Saat

dikaji Tujuan

Suhu dalam

1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan

1. Berikan kompres hangat

2. Ukur suhu setiap 2 jam sekali

3. Berikan kompres TWS

4. Ajarkan kepada keluarga kompres dengan teknik TWS 5. Monitor TTV dan

pemberian obat antipiretik

9. Ketika anak demam anjurkan tidak memakai pakaian yang tebal

12 Juli 2017 14.45 wib

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Resiko kekurangan volume cairan teratasi

1. Anjurkan klien untuk banyak minum

(56)

dengan kriteria hasil :

Indikator Saat

dikaji Tujuan

Mukosa bibir

1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan

cairan

3. Monitor asupan dan pengeluaran

4. Monitor turgor kulit dan membran mukosa

5. Beritahu keluarga untuk tidak memberikan

makanan yang pedas, asam

6. Beritahu keluarga untuk memotivasi klien makan sedikit tapi rutin

7. Berikan makanan yang halus dan sediakan dalam keadaan masih hangat

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah Defisit pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil :

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit klien 2. Berikan pendidikan

(57)

Indikator Saat

dikaji Tujuan Keluarga diajarkan oleh perawat

1 5

Keterangan :

1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan

pengertian,

penyebab, tanda gejala, komplikasi dan

penatalaksanaan 3. Ajarkan tentang

penatalaksanan demam dengan cara kompres

4. Berikan pendekatan kepada keluarga

yang meyakinkan dan menenangkan 5. Jelaskan semua

prosedur yang akan dilakukan kepada klien

6. Berikan informasi faktual terkait diagnosis dan perawatan

7. Dukung

penggunaan koping yang sesuai

8. Motivasi klien dan keluarga untuk menjaga kebersihan

(58)

J. Implementasi Hari /

Tanggal Dx. Implementasi Respon

Rabu

Memeriksa suhu tubuh klien Dan menganjurkan untuk meningkatkan istirahat

Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi rutin serta menganjurkan untuk banyak minum

Menanyakan kepada keluarga terkait penyakit yang dialami

klien

Mengevaluasi makan klien

Menganjurkan keluarga untuk kompres hangat pada klien ketika suhu badan naik

Memberikan obat colcentan

Memberikan obat diaform Mengukur suhu klien

S : 37,5oC

Klien mengikuti saran dari perawat

Klien kooperatif dan mengikuti saran perawat

Ibu klien mengatakan belum mengerti

penyebab, tanda gejala, komplikasi

sakit yang dialami klien

Ibu klien mengatakan klien belum mau makan

(59)

00.10 wib

06.15 wib 1

1

Memberikan kompres hangat

Memberikan obat colcancetin

Memberikan obat diaform,

menanyakan kepada ibu klien minum klien

S: 38,1oC

Klien menolak dilakukan kompres oleh perawat dan meminta ibunya yang mengompres

Obat masuk 1gr /IV

Obat masuk per oral

Ibu klien mengatakan minum klien sedikit

Kamis

Mengevaluasi keadaan klien

Mengukur suhu klien

Mengevaluasi makan dan minum klien

Menganjurkan klien untuk banyak makan, minum dan menjaga kebersihan mulut

Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

Ibu klien mengatakan semalam An. P masih panas dan susah tidur

S: 37,7oC, kulit klien teraba hangat dan tampak kemerahan

Ibu klien mengatakan An.P masih belum optimal untuk makan dan minumnya

Klien tampak kooperatif

(60)

12.10 wib

Memberikan obat concalcetin dan diaform kepada klien

Mengukur suhu klien dan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien

Mengajarkan cara kompres hangat pada keluarga klien

Mengajarkan klien dan keluarga cara cuci tangan yang baik dan benar

Mengevaluasi BAB klien

Mengukur suhu klien

Menganjurkan klien untuk banyak makan dan minum

Memberitahu ibu klien jika

klien demam berikan kompres

Memberikan obat colcancetin

Obat concalcetin dan diaform masuk

S: 37,4oC, Klien dan keluarga tampak antusias

Keluarga klien tampak kooperatif dan

antusias

Klien dan keluarga tampak kooperatif

Klien mnegatakan belum BAB

Suhu 37,7oC

Kulit klien teraba hangat

Ibu klien mengatakan klien makan dan minumnya sedikit

Ibu klien paham

(61)

20.05 wib

Memberikan obat diaform Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tingkatkan minum

Memberikan obat colcancetin

Mengukur suhu klien dan mengevaluasi kondisi klien

Obat masuk per oral

Klien hanya

mengangguk

Obat masuk 1gr

Suhu 37,6oC, kulit tidak tampak kemerahan dan tidak

teraba hangat Klien tampak lemas

Jumat

Menanyakan kepada keluarga terkait keluhan klien dan mengukur TTV klien

Mengevaluasi makan dan minum klien

Memberikan terapi obat Memberikan obat concalcetin dan diaform kepada klien

Keluarga mengatakan klien semalam belum bisa tidur dengan

nyenyak dan sudah tidak demam. Suhu

37,5oC ,kulit teraba hangat dan kemerahan

Ibu klien mengatakan klien masih susah makan, menghabiskan ½ porsi makan yang disediakan rumah sakit.

(62)

13.10 wib

Memotivasi klien untuk makan dan minum

Mengukur suhu klien

Memberi tau ibu untuk kompres hangat jika mulai demam

Memberikan obat diaform Memotivasi klien untuk minum banyak dan mengevaluasi BAB klien

Menganjurkan klien istirahat

Mengukur suhu klien

Mengevaluasi keadaan klien

melalui oral. dengan konsistensi cair

Klien mengikuti saran perawat

Suhu 37,6oC

Ibu klien mengatakan klien semalam tidak demam

Klien tampak lemas,

mukosa bibir kering, klien mengatakan

(63)

K. Evaluasi

Hari/ Tanggal Dx. Evaluasi/ SOAP

Rabu, 12 Juli 2017

21.15 wib

1

2

S : Ibu klien mengatakan An. P masih demam

O : Suhu klien 38oC, kulit klien teraba hangat dan tampak kemerahan

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan kompres air hangat jika demam, anjurkan klien banyak minum air putih dan tingkatkan istirahat

S : Ibu klien mengatakan klien masih belum mau makan dan minum nya sedikit

O : Klien tampak lemas dan hanya berbaring ditempat tidur, Mukosa bibir tampak kering

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi klien untuk

banyak minum dan makan sedikit tapi rutin

Kamis, 13 Juli

tidak demam dan demam jika sore hari

O : Suhu 37,4oC, kulit klien teraba hangat tapi tidak

kemerahan, klien tampak istirahat ditempat tidur A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan kepada keluarga untuk kompres air hangat jika klien demam serta tingkatkan istirahat

(64)

3

O : Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi klien untuk meningkatkan makan dan minum

S : Keluarga klien mengatakan senang setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialami klien dan cara kompres hangat

O : Keluarga klien mampu menjelaskan dengan baik

tentang materi yang diberikan oleh perawat dan cara cuci tangan dengan baik dan benar

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan

Jumat, 14 Juli 2017

14.20 wib

1

2

S : Keluarga mengatakan anak P sudah tidak demam lagi, dan semalam juga sudah tidak demam

O : Suhu 37,6oC, kulit klien teraba hangat, tidak kemerahan

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan ibu klien untuk melakukan kompres jika klien demam

S : Ibu klien mengatakan klien sudah mulai mau minum banyak namun makan masih sedikit hanya menghabiskan 1/2 porsi

O : Pasien tampak lemas, sudah tidak BAB cair A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi klien untuk meningkatkan makan dan minum

(65)

Typhoid / Tifus

DISUSUN OLEH : SUPRIADI / A01401981

STIKES Muhammadiyah Gombong 2017

bakteri salmonella typhi.

Penyebab typhoid adalah kuman salmonella typhi memasuki saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui

berbagai cara yaitu melalui makanan dan

minuman yang

terkontaminasi bakteri salmonell typhi, makanan mentah atau belum dimasak, kurangnya kebersihan lingkungan, daya tahan tubuh menurun.

Beberapa gejala yang ditemukan pada pasien typhoid yaitu seperti perasaan tidak enak badan,

lesu, nyeri kepala, pusing, nafsu makan menurun. Gambaran klinis yang biasa ditemukan yaitu

Demam, gangguan saluran

pencernaan, gangguan kesadaran.

Beberapa komplikasi yang muncul jika demam pada typhus tidak segera ditangani dengan baik

yaitu :

a. Dehiderasi akibat penguapan air dari metabolisme tubuh yang berlebihan karena demam

b. Kejang karena loncatan muatan listrik otak c. Kehilangan kesadaran akibat peningkatan

oksigen tambahan dan kelelahan kerja fungsi jantung untuk memenuhi nutrisi tubuh anak saat demam

Tanda dan Gejala dari Typhoid

Komplikasi

Apa itu Typhoid ???

(66)

d. Gangguan tumbuh kembang akibat kerusakan otak jika terus menerus mengalami kejang

e. Menyebabkan kematian apabila suhu sangat tinggi karena otak sudah tidak bisa mentoleransi

a.Klien diistirahatkan sampai demam turun dan keadaan membaik

b. Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein, makanan yang halus

c. Antimikroba merupakan obat untuk mengatasi typus seperti klorampenikol,

tiampenikol, kotrimoxazol, amoxilin dan ampicilin. Obat diberikan sesuai anjuran dari dokter

Bagaimana penanganan demamnya?

Demam pada anak harus diatasi dengan cepat secara baik dan benar. Penanganan demam pada pasien typus yaitu :

a. Pemberian obat penurun panas sesuai dengan anjuran dokter

b. Atur suhu lingkungan lebih rendah dibandingkan suhu tubuh anak

c. Berikan minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi

d. Tingkatkan istirahat untuk mengurangi produksi panas seminimal mungkin

e. Gunakan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat tidak dianjurkan menggunakan selimut

f. Berikan kompres hangat tepid water sponge

dengan teknik seka. Menyeka pada daerah yang menjadi tempat pembuluh darah paling

g.

besar yang memiliki produksi panas tubuh paling besar yaitu daerah ubun- ubun, lipat ketiak, lipat paha dengan alat yaitu waslap atau handuk kecil dengan air hangat.

Cara pencegahan atau cara untuk meminimalkan penularan bakteri salmonella thypi antara lain :

1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari wc

2. Hindari makanan yang tidak higienis dan jajanan di pinggir jalan

3. Istirahat yang cukup supaya antibodi tidak melemah.

Penatalaksanaan

(67)

SUPRIADI / A01401981

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(68)
(69)

Apa penyebab dari Typhoid ???

1.

Bakteri Salmonella Typhi

2.

Kebersihan lingkungan kurang memadai

(70)

Tanda dan Gejala typhoid

1.

Pusing

2. Nafsu makan menurun

(71)

KOMPLIKASI

Dehiderasi

Kejang

(72)

Penatalaksanaan

Istirahat

Diet makanan yang halus

(73)

Penanganan demam

Pemberian obat penurun panas

Berikan minum yang banyak

(74)

Pencegahan typhoid

Cuci tangan sebelum makan

Hindari makanan yang tidak higienis

(75)
(76)
(77)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( S A P )

DEMAM TYPHOID

Disusun Oleh:

SUPRIADI/ A01401981

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(78)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Sistem Pencernaan 2. Sub topik : Typhoid

3. Pertemuan : 4. Tujuan :

Tujuan Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui tentang typhoid.

Tujuan Khusus :

a. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tentang typhoid meliputi :

1) Pengertian Typhoid 2) Penyebab dari typhoid

3) Tanda dan gejala dari typhoid 4) Komplikasi typhoid

5) Penatalaksanaan typhoid 6) Pencegahan typhoid

5. Waktu : Selasa, 11 Juli 2017 Pukul 09.00-09.30 WIB 6. Tempat : Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen 7. Sasaran : Pasien typhoid dan keluarga

8. Metode : Ceramah dan tanya jawab 9. Media : Leaflet dan Lembar balik 10.Pelaksana : Supriadi

Referensi

Dokumen terkait

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Tabel 3.8 Daftar Barang Seni di Ruang Display Pasar Seni Tradisional di Jepara. Tabel 3.9 Daftar Kebutuhan Luas Ruang Pasar Seni Tradisional

Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa upaya yang dilakukan guru PAI dalam membina akhlak siswa di SMPN 1 Plosoklaten sudah baik dan dapat mendorong siswa

Tujuan penelitian ini adalah untuk upaya penjualan kamar melalui media promosi di loji hotel solo, Kendala yang terjadi didalam lingkup hotel. Solusi mengatasi

Prinsip konstruksi komponen, prinsip kerja berdasarkan teori medan tukar ganda dengan hukum Faraday dan Gaya Lorentz, model rangkaian ekivalen motor induksi

Jika jumlah tersebut lebih kecil dari nilai wajar atas aset bersih teridentifikasi entitas anak yang diakuisisi dan pengukuran atas seluruh jumlah tersebut telah ditelaah, dalam

1) Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan akan dicapai oleh peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan menyadari

Sedangkan sumber data tertulis dalam penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis yang diperoleh dari sumber buku, arsip, dan dokumen sekolah baik yang berupa