i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
SUPRIADI
NIM : A01401981
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
ii
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN THYPOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI
DIRUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
SUPRIADI
NIM : A01401981
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
vi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ..ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... .... ..iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... .... ..iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .1
B. Rumusan Masalah ... .4
C. Tujuan Penulisan ... .4
D. Manfaat Penulisan ... .5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan Keperawatan... .6
1. Pengkajian ... .6
BAB III METODE STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 31
B. Subyek Studi Kasus ... 31
C. Fokus Studi Kasus ... 32
D. Definisi Operasional ... 32
E. Instrumen Studi Kasus ... 32
F. Metode Pengumpulan Data ... 33
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 33
vii
I. Etika Studi Kasus ... 33
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Studi Kasus ...36
1. Asuhan Keperawatan An. P ...36
2. Asuhan Keperawatan An. A ...46
B. Pembahasan ...56
C. Keterbatasan Studi Kasus ...65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...67
B. Saran ...68 DAFTAR PUSTAKA
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Thypoid Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar. 2. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan
3. Nurlaila, S.Kep. Ns.M. Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong
4. Wuri Utami, M.Kep. Ns. selaku pembimbing penulisan karya tulis
komprehensif yang telah mendidik penulis
5. Kedua Orang tua serta kakak dan adik tersayang yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang, bimbingan, nasihat, semangat, dan do’a yang tiada putus-putusnya serta pelajaran-pelajaran berharga bagi penulis.
6. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a untuk kelancaran tugas akhir ini.
ix
dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan. Terimakasih.
Gombong, Juli 2017
x Program Studi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017
Supriadi1, Wuri Utami2
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN: HIPERTERMI
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang. Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Tanda dan gejala typhoid adalah meningkatnya suhu tubuh atau demam.
Tujuan penulisan. Menggambarkan asuhan keperawatan pasien typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman: hipertermi menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.
Metode penulisan. Karya tulis ilmiah ini dengan metode deskriptif analisis dalam bentuk studi kasus dengan pendektan asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan. Saat pengkajian didapatkan data suhu pada subyek studi kasus 37,8oC dan 38,1C, warna kulit kemerahan, dan kulit teraba hangat. Penulis mendapatkan masalah keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Selanjutnya rencana keperawatan disusun, yaitu tepid water sponge, kompres air hangat, monitor suhu tubuh, monitor warna kulit, ajarkan kompres tepid water sponge dan kompres hangat, berikan terapi sesuai intruksi. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan selama 3 x 24 jam dengan hasil evaluasimasalah hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada pasien pertama teratasi dan pasien kedua tidak teratasi.
Kesimpulan. Tindakan tepid water sponge dan kompres hangat terbukti dapat menurunkan demam.
xi D III Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017
Supriadi1, Wuri Utami2
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR TYPHOID PATIENT HAVING PROBLEMS IN FULFILLING SENSE OF COMFORT: HYPERTEMI IN MELATI WARD OF
DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background. Typhoid is an acute infection illnes of small intestines caused by
salmonella typhi. The signs and symptoms of typhoid are the increasing body temperature or fever.
Objective. To describe the nursing care of typhoid patients who have problem in fulfilling their sense of comfort need: hypertermi using a comprehensively nursing process approach.
Method. This study is an analytical descriptive in the form of a case study with nursing care approach.
Nursing Care. During conducting research, the data collected were the temperature of the patients (37.8 ° C and 38.1 ° C), reddish skin, and warm skin. Hypertermic nursing problems related to infection process were then found. Then nursing care plans were made, such as applying tepid water sponge, warm water compress on head, monitoring body temperature and skin color change, guiding how to compress tepid water sponge and warm water, and giving theraphy in accordance with the instructions. Treatment of the plans were conducted in 3 x 24 hours’ time. The evaluation result was hypertermic problem related to infection process of which the first subject was solvable and the second one was not solvable.
Conclusion. Treatment of tepid water sponge and warm water compress can decrease fever.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. INFORMED CONSENT
2. ASUHAN KEPERAWATAN AN. P 3. ASUHAN KEPERAWATAN AN. A 4. JURNAL KEPERAWATAN TYPHOID
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEPPID WATER SPONGE PADA BAYI DAN ANAK
6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KOMPRES HANGAT 7. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) TYPHOID
8. LEMBAR BALIK TYPHOID 9. LEAFLET TYPHOID
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella
paratyphi B, salmonella paratyphi C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat berlangsung kurang lebih 3 minggu
disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering dijumpai di Asia termasuk di Indonesia (Widodo, 2009).
Typhoid di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Data World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus thypoid di seluruh dunia mencapai 17 juta kasus. Data surveilans saat ini memperkirakan di Indonesia ada 600 ribu - 1,3 juta kasus dan tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata-rata di Indonesia orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap kasus typhoid (Aden, 2010).
Beberapa dekade terakhir demam typhoid sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian wilayah dunia. Kejadian demam typhoid didunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam thypoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis
termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun, dan angka kematian sampai 10,4% (Diana, 2009).
2
termasuk urutan ketiga setelah diare, sedangkan pada tahun 2011 jumlah penderita demam typhoid meningkat menjadi 46.142 penderita. Di rumah sakit besar di Indonesia kasus typhoid menunjukkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi Typhoid di Jawa Tengah tahun 2011 adalah 0,10% lebih tinggi dibandingkan angka tahun 2009 sebesar 0,08%. Prevalensi tertinggi tahun 2010 adalah di Kabupaten Kebumen sebesar
0,30%. Hal ini meunjukkan bahwa kejadian demam typhoid di Jawa Tengah termasuk tinggi (Dinkes Prov Jateng, 2011).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 bahwa prevalensi demam typhoid klinis nasional adalah 1,6%, tersebar di seluruh kelompok umur dan merata pada umur dewasa. Prevalensi typhoid klinis banyak di ditemukan pada kelompok umur anak sekolah (5-14 tahun) yaitu 1,9%, terendah pada bayi (0,8%) dan relatif lebih tinggi di wilayah pedesaan (1,8%) dibandingkan perkotaan (1,2%). Prevalensi typhoid cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan rendah (6,6%) dibandingkan kelompok berpendidikan tinggi (2,1) (Balitbangkes, 2008).
Menurut Raflizar (2010), Penyakit typhoid merupakan penyakit infeksi bakteri yang ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi. Penyakit Typhoid di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit typhoid. Angka kesakitan typhoid adalah sebesar 500 per 100.000 penduduk, dan angka kematiannya yaitu 0,65%.
3
Menurut Maryunani (2010), Salah satu tanda dan gejala dari typhoid adalah meningkatnya suhu tubuh pasien atau demam yang tinggi. Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya disebabkan oleh infeksi ( bakteri, virus, jamur atau parasit) dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Sedangkan menurut Widoyono (2012), Gejala yang paling menonjol pada demam typhoid adalah demam
lebih dari tujuh hari. Demam ini biasanya diikuti oleh gejala tidak khas lainnya seperti diare, anoreksia, atau batuk. Keadaan yang parah biasa
disertai gangguan kesadaran.
Komplikasi yang bisa terjadi adalah perforasi usus, perdarahan usus, dan koma. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya salmonella dalam darah melalui kultur. Karena isolasi salmonella relatif sulit dan lama, maka pemeriksaan serologi widal untuk mendeteksi antigen O dan H sering digunakan sebagai alternatif. Titer > 1/40 dianggap positif demam typhoid.
Upaya penyembuhan hipertermi agar tidak menjadi parah yaitu dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis yaitu dengan memberikan obat antipiretik, sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan panas seperti memberikan minum yang banyak, menggunakan pakaian yang tidak tebal, memberikan kompres (Kania, 2007). Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan
menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011).
4
atasi atau berkepanjangan akan menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi bahkan terjadi syok, dan gangguan tumbuh kembang pada anak
Menurut Widoyono (2012), Upaya penyembuhan bisa dengan istirahat, menjaga kebersihan pakaian, diri dan lingkungan. Untuk upaya pencegahan, peran pelaksana kesehatan sangatlah penting. Yaitu dengan penyediaan air minum yang memenuhi syarat, perbaikan sanitasi,
imunisasi, pengobatan karier, dan juga pendidikan kesehatan masyarakat. Penulis berharap peran keluarga dan lingkungan juga tak kalah penting
untuk mendorong penurunan terjadinya typhoid yaitu dengan cara berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan studi kasus dalam bentuk karya ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian asuhan keperawatan pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.
5
c. Menggambarkan rencana keperawatan pada pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.
d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.
e. Menggambarkan evaluasi pada pasien Typhoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : Hipertermi.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman masyarakat dalam menangani
masalah kebutuhan rasa aman dan nyaman : Hipertermi pada pasien
anak dengan Typhoid.
2. Bagi Pengembangan ilmu teknologi keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman : Hipertermi pada
pasien anak dengan Typhoid.
3. Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komperhensif dalam pemenuhan kebutuhan rasa
DAFTAR PUSTAKA
Aden, R. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. SIKLUS, Jogjakarta.
Alves, A. Almeida, R. (2008). Tepid Sponge Plus Dipyrone Versus Dipyrone Alone for Reducing Body Temperatur In Febrile Children. Sau Paulo Medical Journal., 26 (2), 107-111.
Ardiansyah, Muhamad. (2012). Medikal Bedah: Untuk Mahasiswa. Jakarta: Diva Press.
Asmadi (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). (2008) Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Bardu, T. Y. (2014). Perbandingan Efektifitas Tepid Sponging dan Plester Kompres dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak Usia Balita yang Mengalami Demam di Puskesmas Salaman 1 Kabupaten Magelang. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 3. No 2.
Bulechek M. Gloria, et al. (2015). Nursing Interventions Classification (NIC),
Nurjanah Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa), Yogyakarta: Mocomedia.
Carpenito, L. J. (2012). Diagnosis Keperawatan: Buku Saku/Lynda Juall Carpenito. mayet; (alih bahasa Indonesia), Eka annisa Mardela... [et al]. Edisi 13- Jakarta: EGC.
Dewan, Ashraf M, etc. (2013). Typhoid Fever and Its Association with Environmental Factors in the Dhaka Metropolitan Area of Bangladesh: A Spatial and Time-Series Approach. Dalam PLOS Neglected Tropical Diseases January 2013 Volume 7 Issue 1. Diakses pada tanggal 16 Juli 2017.
Dinarti, Ariyani R, Heni N, Reni C. (2009). Dokumentasi Keperawatan: Trans Info Media.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2011). Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2011. Dinkes Jateng.
Djuwariyah, Shodikin, & Yulistiani, M. (2011). Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Air Hangat dan Kompres Plester pada Anak dengan Demam di Ruang Kanthil RSUD Banyumas. Jurnal Penelitian Kesahatan. Vol 3. No 1.
Gussastrawan, M. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media.
Herdman T. Heather. (2012). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Herdman T. Heather. (2015). NANDA International Inc. Nursing diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. Budi Anna Keliat ... [et al] (2015) (Alih Bahasa), Jakarta: EGC.
Hutahaean, Serri. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Kania, Nia. (2007). Penatalaksanaan Demam pada Anak. Bandung: Pustaka.
Kolcaba, K, T. D. (2012). Comfort Theory a Unifying Framework to enhance practice environment. The Journal of Nursing Administration, 36, 11.
Kozier. (2010). Fundalmental of Nursing Concepts and Process and Pratice 7. Jakarta: EGC.
Librianty. (2014). Hipertermia. Artikel Kesehatan diakses di https://www.kerjanya.net/taq/6243-Hipertermia.html
Maharani, Lindya. 2011. Perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh balita yang mengalami demam di Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Rumbai Pesisir, Skripsi, Universitas Riau.
Malling, B., Haryani, S., & Arif, S. (2012). Pengaruh Kompres Tepid Sponge Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun dengan Hipertermia. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 7. No 2.
Moorhead, Sue. et al. (2015)Nursing Outcomes Classification (NOC), Nurjanah Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa), Yogyakarta: Mocomedia.
Murtriningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Hipertermia pada An.R dengan Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi prijonegoro Sragen. Karya Tulis Ilmiah Program Studi DII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Soekarta.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta: Media Action.
Nurlaili, Susanti, (2012). Efektifitas Kompres Dingin dan Hangat pada penatalaksanaan Demam. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malik Malang.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Pohan, HT. (2011). Management of Resistant Salmonella Infection. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P. A, & Perry, A. G., (2010). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Pramitasari, Okky Purnia. (2013). Faktor Resiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid pada penderita yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. FKM UNDIP. http://ejournalsl.undip.ac.id/index.php/jkm. Diakses pada tanggal: 22 Mei 2017.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Hipertermi. Yogyakarta: Graba Ilmu
Purwanti, Sri dan Winarsih, N.A.(2008). Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu pada pasien anak hipertermia di ruang rawat inap RSUD dr. Moewardi. Surakarta.
Raflizar dan Herawati M.H. (2010). Hubungan Faktor Determinan dengan Kejadian Demam Tifoid. Jurnal Ekologi kesehatan, 9(4); Desember 2010.
Riandita, Amarilla. (2012). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Santoso, Hery. 2008. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Siklus Demam Thypoid. Fakultas Kedokteran UNDIP.
Sarasvati, 2010. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan atau Perlindungan: Termoregulasi (Hipertermia) pada An. A dengan Obs. Febris di Ruang Flamboyan RSUD Soekarjo. Karya Tulis Ilmiah Program Studi DII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Soekarta.
Setiawati, Tia. (2009). Pengaruh Tepid Sponge. Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta: EGC.
Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.
Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R, Moses, P.D., & Antonisamy, B. (2009).
Comprative Effectiveness of Tepid Sponging and Antipyretic Drug Versus Only Antypiretic Drug in the Management of Fever Among Children: A Randomized Controlled Trial. Indian Pediatrics Volume 46 (2), 133-136
Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan Anak. Dalam jurnal ilmiah WIDYA Vol 2,No 2, Mei-Jui 2014. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2017.
Wardiyah, Aryanti, Setiawati dan Umi Romayati. (2015). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami Demam di Ruangan Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampun. Dalam Jurnal Kesehatan Holistik Vol 10, No 1, Januari 2016: 36-44. Diakses pada tanggal 16 Juli 2017.
Widodo, Joko. (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Widoyono, (2012). Penyakit Kronis: Epidemologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya. Semarang: Erlangga.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN TYPHOID DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
SUPRIADI
NIM : A01401981
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2107
Nama Pengkaji : Supriadi
Ruang : Bangsal Melati
Waktu Pengkajian : 15.15 wib
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. A
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 10 Juni 2014 Umur : 3 tahun 1 bulan 2 hari Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : -
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Alian, Kebumen
Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2017 Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017
No. RM : 869966
Diagnosa Medik : Typhoid
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Alian, Kebumen
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hubungan Dengan Klien : Ibu
B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama
Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
An. A usia 3 tahun dibawa ke IGD RSUD Dr.Soedirman pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 12.13 dengan keluhan demam naik turun 4HSMRS, batuk dan pilek. Selama di IGD anak diberikan tindakan pasang infuse IVFD D5 ¼ NS 12 tpm dan injeksi pamol 100 mg. Saat dilakukan pengkajian di bangsal Melati pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 15.15 WIB ibu klien mengatakan anak sedang demam, demam
naik turun 4HSMRS, 2 HSMRS BAB lembek, pusing, dan nyeri perut, anak rewel. Ibu klien mengatakan sebelumnya klien sudah dibawa ke dokter anak dan diberi obat penurun panas, obat batuk pilek, dan antibiotik tetapi tidak ada perubahan. Setelah 4 jam anak minum obat penurun panas, demamnya naik lagi. Tanda-tanda vital
menunjukkan S: 38,1 , N: 100 x/mnt, RR: 28x/mnt. Hasil laboratorium menunjukkan Hb: 9.3 mg/dl, leukosit : 18.4 uL, hematokrit : 28%, dan hasil widal S.Thypi O positif 1/200 dan S.Thypi H negatif.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan An.A sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit selama 1minggu dengan sakit yang sama yaitu thypoid pada bulan Februari 2017.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
5. Riwayat Kehamilan
Anak perempuan dari ibu G3 P3 A0. Ibu klien mengatakan saat hamil ibu klien mengalami mual muntah tetapi hanya pada trimester I dan biasanya hanya pada pagi hari. Pada Trimester ke III ibu mengalami nyeri punggung dan tulang belakang. Ibu klien tidak pernah jatuh saat hamil klien mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter
kandungan yang dekat dari rumahnya dan melakukan imunisasi TT di dokter tersebut. Selama hamil ibu klien mengatakan hanya
mengkonsumsi obat obatan dan vitamin yang diberikan oleh dokter dan tidak pernah mengkonsumsi jamu tradisional.
6. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan dibantu oleh bidan di RSUD Kebumen, tidak ada kelainan bawaan dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir pada usia kehamilan 39 minggu, presentasi bawah bokong (presbo), ketuban berwarna jernih, setelah lahir klien langsung menangis, BBL : 2600 gram, PB:49 cm.
7. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap hingga 3 tahun ini yaitu hepatitis, campak, BCG, polio I, II, III. IV dan DPT I, II, III, IV.
8. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang.
a. Perkembangan motorik kasar : klien mampu berlari b. Motorik halus : menyusun menara kubus, mencoret-coret c. Bahasa : meniru 3 kata dan mengenal orang lain
9. Genogram
Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
10.Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan klien = 100 cc/ kgBB/ hari + 50 (BB-10) = (100 x 10 kg) + 50(10,5-10) = 1000 ml + 50(0,5)
= 1025 ml
Kenaikan suhu IWL = 200 x ( suhu badan sekarang – 36,8 ) = 200 x ( 38,1 -36,8)
= 200 x 1,3 = 360
Jadi kebutuhan cairan = 1025 + 360 = 1385 ml / hari
11.Kebutuhan Kalori Kebutuha kalori klien
Usia 1-3 tahun = 75-90 kkal/ kgBB/ hari = 75 x 10,5 kg
= 90 x 10,5 kg = 945 kkal
Jadi, kebutuhan kalori An.A yaitu 787,5-945 kkal/hari C. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Gordon
1. Pola persepsi kesehatan/ penanganan kesehatan
Sebelum sakit : Ibu klien megatakan kesehatan memang penting dan jika ada salah satu anggota keluarganya termasuk anaknya sakit maka
langsung membawanya ke puskesmas untuk berobat sebagai penyembuhannya misalnya teratur minum obat, dan hindari pantangan yang dapat menyebabkan sakit.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan khawatir akan kesehatan anaknya, untuk kesembuhannya yang demam tinggi naik turun padahal sudah di bawa ke dokter maka membawanya ke RS.
2. Pola nutrisi/ metabolik
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan pasien makan dengan lahap makan 3x sehari porsi sedang lengkap sayur, dan lauk, minum 5 gelas air putih per hari. BB : 10,5 kg.
Saat dikaji : klien susah makan, rewel 3. Pola eliminasi
Sebelum sakit: BAB 1x sehari warna kuning konsistensi padat berbau khas, BAK 6-7x perhari warna kuning jernih berbau khas.
Saat dikaji : Klien belum BAB, BAB lembek 2 HSMRS, BAK 5x/ hari, warna kuning berbau khas.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Klien tidur ± 9-10 jam sehari, tidur siang ± 2 jam. Saat dikaji : Klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari karena demam. Lama tidur 8 jam sehari dan tidur siang ±30 menit 5. Pola aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit : Klien dapat melakukan aktivitas sesuai
Saat dikaji : Klien lebih sering di gendong karena memang kondisi anaknya rewel.
6. Pola persepsi kognitif
Sebelum sakit : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas, menengok bila dipanggil, dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan
dengan baik.
Saat dikaji : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa
mendengarkan dengan jelas, dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
7. Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan An.A mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Menangis apabila ibunya pergi, menangis jika meminta sesuatu tidak diberikan
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan rewel sehingga ibu menggendongnya dan ketika di RS tidak mau ditinggal .
8. Pola reproduksi dan seksual
Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak mempunyai masalah dengan alat reproduksinya.
9. Pola konsep diri
Ibu klien mengatakan sangat khawatir dan cemas, terutama saat anaknya rewel dan demamnya naik. Ibu klien juga mengatakan khawatir kalau anaknya menjadi kejang.
10.Pola peran/hubungan
Sebelum sakit : Klien mampu berkomunikasi dengan kata-kata sederhana dan masih belum jelas pengucapannya. Hubungan klien dengan orangtua dan keluarga sangat baik.
Saat dikaji : Klien lebih nyaman ditemani oleh ibunya. 11.Pola tata nilai dan kepercayaan
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien belum melakukan ibadah dan untuk kesembuhan anaknya ibu klien melakukan sholat 5 waktu . D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah 2. Kesadaran : Compos Mentis 3. Tanda – tanda vital :
a. Nadi : 100 x/menit b. RR : 28 x/menit
c. Suhu : 38,1oC 4. Antropometri
a. Tinggi Badan : 80 cm b. Berat Badan : 10,5 kg c. Lingkar kepala : 42 cm d. Lingkar lengan atas : 17 cm e. Lingkar dada : 50 cm 5. Kepala
a. Kebersihan Rambut : Rambut tampak bersih b. Warna : rambut klien berwarna hitam c. Kuat/ mudah rontok : tidak rontok
d. Benjolan : kepala klien tidak terdapat benjolan e. Nyeri Tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada kepala 6. Mata
a. Sklera : tidak ikterik b. Konjungtiva : tidak anemis
c. Pupil : reaksi pupil terhadap cahaya baik 7. Telinga
a. Simetris : telinga tampak simetris b. Kebersihan : sedikit ada serumen
9. Mulut
a. Lidah : lidah tampak sedikit kotor
b. Gigi dan gusi : gigi berjumlah 4 tidak ada pembengkakkan pada gusi
c. Bibir : mukosa bibir kering tampak pucat, tidak sianosis 10.Leher : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada kesulitan untuk menelan 11.Thorax
a. Paru – paru
1) Inspeksi : dada simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada 2) Palpasi : vocal fremitus teraba dengan seimbang
3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : tidak terdengar adanya suara tambahan b. Jantung
1) Inspeksi : tidak tampak ictus cordis 2) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan 3) Perkusi : pekak
4) Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler,tidak ada suara tambahan 12.Abdomen
a. Inspeksi : simetris, tidak asites b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : bising usus 14x/menit
13.Genetalia dan Anus : tidak ada kelainan, tidak terpasang DC
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium, Tanggal 12 Juli 2017 Pukul 13.07 wib
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 9.3 10.7-14.7
Leukosit 18.4 5.5-15.5
Hematokrit 28 31-33
Eritrosit 4.2 3.70-5.70
Trombosit 457 229-553
MCH 22 23-31
MCHC 33 32-36
MCV 66 72-88
Eosinofil 0.30 1-5
Basofil 0.20 0-1
Netrofil 55.70 50-70
Limfosit 30.10 25-50
Monosit 13.70 1-6
GDS 87 80-110
S. Typhi O Positif 1/200 Negatif
S. Typhi H Negatif Negatif
S. Paratyphi O-A Negatif Negatif
S. Paratyphi O-B Negatif Negatif
F. Terapi obat
Nama obat Dosis Rute pemberian Waktu
IUFD DS ¼ NS 12 Tpm IV
Colcancetin 4x250 mg IV 18.00, 00.00, 06.00, 12.00
Paracetamol 3x100mg IV 18.00, 00.00, 06.00
G. Analisa Data
No. Dx Data Fokus Problem Etiologi
1. DS :
Ibu klien mengatakan klien demam naik turun sejak 4HSMRS hingga sekarang.
Ibu klien mengatakan kebiasaan anak mulai demam di sore dan malam hari.
Ibu klien mengatakan, sebelum di bawa ke RS klien diperiksakan ke dokter dan mendapatkan obat penurun panas tetapi tidak ada perubahan. Demam anak naik setelah 4 jam minum obat penurun panas.
DO :
Terjadi peningkatan suhu tubuh , S: 38,1˚C
Kulitnya teraba hangat
Kulitnya tampak kemerahan
Hipertermi Proses infeksi
DS :
Ibu mengatakan khawatir akan kesehatan anaknya yang sudah 4 HSMRS demam naik turun
hingga sekarang.
Ibu klien mengatakan pada
bulan Februari anak juga baru saja di rawat di rumah sakit selama 1 minggu dengan sakit yang sama yaitu thypoid. Ibu klien mengatakan masih belum tahu bagaimana cara merawat anaknya dirumah agar tidak terjadi sakit yang sama. Ibu klien mengatakan masih
belum tahu kenapa anak dirawat di rumah sakit kembali
dengan keluhan yang sama dan sakit yang sama padahal kata dokter sudah dikatakan sembuh.
Ibu klien mengatakan perawatan anak dirumah ketika demam hanya memberikan obat penurun panas saja
DO :
Ibu klien tampak khawatir, cemas.
Sering bertanya-tanya kepada perawat kenapa anak dirawat kembali dengan sakit yang
sama.
Ibu menanyakan makanan
Ibu tampak gelisah .
Ibu tampak bingung ketika anaknya rewel.
Ibu klien tidak mengerti saat ditanya oleh perawat mengenai demam thypoid.
H. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermi b.d Proses infeksi 2. Ansietas b.d Defisit pengetahuan
I. Intervensi Keperawatan
Waktu Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NIC
12 Juli 2017 15.25 wib
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Hipertermi teratasi dengan kriteria hasil :
Indikator Saat
dikaji Tujuan
Suhu dalam
1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat
1. Berikan kompres dengan teknik TWS 2. Ukur suhu setiap 2
jam sekali
3. Kompres klien pada ubun-ubun, lipat paha, ketiak, perut dan leher 4. Ajarkan kepada
keluarga kompres dengan teknik TWS
3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan
untuk banyak istirahat
8. Kolaborasi
pemberian obat antipiretik
9. Anjurkan klien untuk memakai pakaian tipis yang dapat menyerap
keringat
10. Anjurkan untuk
tidak memakai selimut
12 Juli 2017
15.30 wib
2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah ansietas teratasi
dengan kriteria hasil :
Indikator Saat
dikaji Tujuan
Menunjukkan
promkes tentang demam thypoid 2. Gunakan pendekatan
yang menenangkan
3. Berikan edukasi kepada ibu klien seputar
penyakit yang diderita
anaknya dan cara
mengatasinya
4. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan ibu klien tentang demam thypoid
kembali apa yang
dijelaskan perawat
Keterangan :
1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan
terjadi demam 6. Berikan motivasi dan
dukungan pada ibu agar tetap ada bersama anak
7. Motivasi ibu untuk benar-benar merawat anaknya agar tidak terjadi demam
thypoid kembali 8. Berikan motivasi
kepada ibu untuk memperhatikan hygiene anak
9. Dorong ibu klien mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
J. Implementasi Hari /
Tanggal Dx. Implementasi Respon
Rabu
Memeriksa suhu tubuh klien
Memberikan kompres dengan teknik TWS
Memberikan pendekatan yang menenangkan dan memberitahu ibu klien untuk menenangkan
S : 38oC
Klien tidak kooperatif, klien tampak rewel
17.15 wib
klien dan menganjurkan banyak minum
Memotivasi ibu untuk selalu mendampingi klien
Mengukur TTV klien
Memberikan obat colcancetin, paracetamol dan dexametason
Mengajarkan ibu klien cara kompres hangat dengan teknik TWS
Mengukur TTV klien
Menanyakan/mengevaluasi ibu klien terkait pengetahuan tentang penyakit klien
Memberikan obat colcancetin
dan paracetamol
Ibu klien mengerti dan mengikuti saran perawat
S : 37,8oC
Kulit klien teraba
hangat
Obat masuk dan pasien tampak sedang tertidur
Ibu klien mengatakan belum mengerti tentang
penyebab,tanda gejala, komplikasi sakit yang
dialami klien
Obat colcancetin
06.20 wib 1 Memberikan obat colcancetin dan paracetamol
Mengevaluasi kondisi klien
100mg
Obat colcancetin masuk 250mg, obat paracetamol masuk 100mg , klien tampak rewel
Ibu klien mengatakan klien sudah tidak
Mengevaluasi keadaan klien dan mengukur TTV klien
Menganjurkan ibu klien untuk memotivasi klien supaya banyak makan dan minum
Memberikan obat colcancetin dan dexametason
Mengukur suhu dan Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien
Ibu klien mengatakan semalam klien bisa tidur dan tidak demam
S :37,6oC
Kulit tidak tampak
kemerahan dan masih teraba hangat
14.45 wib menjaga kebersihan selama dirumah
Memotivasi ibu dan memberi dukungan pada ibu untuk tetap ada bersama anak
Mengukur TTV klien
Memberikan obat dexametason
Memberikan obat colcancetin, paracetamol dan dexametason
Memotivasi ibu untuk tetap tenang dan menganjurkan untuk melakukan kompres TWS jika klien demam
Menganjurkan klien untuk
istirahat
Memberikan obat colcancetin dan paracetamol
Ibu klien kooperatif
Klien tampak rewel
Obat dexametason masuk 1gr, klien rewel
Obat masuk, dan klien tampak tidak kooperatif
Ibu klien bersedia mengikuti saran perawat
Klien tampak tidur
digendong ibunya
06.10 wib 1 Memberikan obat colcancetin dan paracetamol
Mengukur suhu klien
Obat masuk, Suhu
Menanyakan kepada ibu terkait keluhan klien dan Mengukur suhu klien
Memotivasi ibu klien supaya klien makan dan minum banyak
Memberikan terapi obat colcancetin dan obat dexametason
Mengevaluasi ibu klien terkait kecemasan terhadap klien
Mengukur TTV klien dan memberi tahu ibu klien supaya klien menggunakan pakaian
Ibu klien mengatakan klien semalam bisa tidur tidak rewel, tidak pusing dan BAB 1x konsistensi sedikit cair Suhu : 37,3oC
Ibu klien mengatakan klien sudah mau
makan banyak dan minum
Obat masuk dan klien tampak kooperatif
Ibu klien mengatakan sudah tidak cemas karena demam klien sudah berangsur turun
13.20 wib
tipis yang menyerap keringat
Menanyakan BAB klien
Memberikan obat dexametason
Mengobservasi kondisi klien
Memotivasi ibu untuk selalu menerapkan kebersihan dirumah
Memberikan obat colcancetin dan paracetamol
Mengukur suhu klien
teraba hangat. Ibu klien tampak mengikuti saran perawat
Ibu klien mengatakan klien belum BAB lagi
Obat dexa masuk 1mg
Klien sudah tidak
demam
Ibu klien kooperatif
Obat colcancetin masuk 250 mg dan obat paracetamol masuk 100 mg
K. Evaluasi
Hari/ Tanggal Dx. Evaluasi/ SOAP
Rabu, 12 Juli 2017
21.05 wib
1
2
S : Ibu klien mengatakan klien masih demam
O : Suhu klien 37,2oC, kulit klien teraba hangat dan tampak kemerahan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan kompres air hangat dengan teknik TWS jika demam, dan motivasi ibu klien untuk selalu mendampingi klien
S : Ibu klien mengatakan belum mengerti tentang penyebab,tanda gejala, komplikasi sakit yang dialami klien
O : Klien tampak cemas dan bertanya-tanya tentang
demam yang dialami oleh klien A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu klien
Kamis, 13 Juli 2017
14.25 wib
1
2
S : Ibu klien mengatakan klien sudah tidak demam O : Suhu : 37,3oC, kulit tidak teraba hangat dan tidak
kemerahan, klien tampak rewel dan digendong ibu A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan observasi suhu dan anjurkan kepada keluarga untuk kompres TWS jika klien demam
O : Keluarga klien mampu menjelaskan dengan baik tentang materi yang diberikan oleh perawat
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan selama dirumah dan berikan pendekatan, motivasi ibu untuk tidak cemas
Jumat, 14 Juli 2017
14.30 wib
1
2
S : Ibu klien mengatakan klien semalam bisa tidur tidak rewel, tidak pusing.
O : Suhu 37,3oC, kulit tidak teraba hangat dan tidak kemerahan
A : masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan observasi suhu klien dan tingkatkan istirahat
S : Ibu klien mengatakan sudah tidak cemas karena klien demamnya sudah berangsur turun
O : Ibu klien tampak sudah tidak cemas dan tidak gelisah
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi ibu untuk selalu menemani klien dan selalu menjaga kebersihan selama dirumah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P DENGAN TYPHOID DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
SUPRIADI
NIM : A01401981
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2107
Nama Pengkaji : Supriadi
Ruang : Bangsal Melati
Waktu Pengkajian : 14.30 wib
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. P
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 20 Juli 2004
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Ialam
Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Bojong sari, Kebumen Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2017
Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017
No. RM : 351062
Diagnosa Medik : Typhoid
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Bojong sari, Kebumen
Pekerjaan : Buruh Hubungan Dengan Klien : Ayah B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama Pusing
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD RSUD Kebumen pada tanggal 12 juli 2017 jam 07.00 wib dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, mual, muntah 1x, nyeri pada perut, pusing dan BAB 3x dalam sehari dengan konsistensi cair. Selama di IGD klien diberikan tindakan pemasangan infus RL 18 Tpm, inj ranitidin 25mg, ondansetron 4mg, infus pamol 400 g, TTV di IGD menunjukkan S : 39,3o C, RR : 23x/menit, Nadi 103x/ menit.
Saat dilakukan pengkajian di ruang melati Rsud Kebumen pada pukul 14.30 wib klien tampak lemas, tidak demam, dengan suhu 37,8oC, klien mengatakan BAB masih cair dan berlendir, Nadi : 92x/menit, RR : 22x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium menjunjukkan Hb 14,9 g/dl, Leukosit 15,4 10^3/uL, Hematokrit 44%, Hasil uji widal positif S.Thypi O 1/200, S.Thypi H 1/200.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan An. P belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Sakitnya hanya batuk pilek dan belum pernah dioperasi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit menular seperti TBC dan HIV dan tidak ada yang memiliki penyakit menurun seperti asma, hipertensi maupun jantung. 5. Riwayat Kehamilan
6. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan anak P lahir secara normal dirumah dibantu oleh bidan dan sudah memasuki bulannya. Tidak ada gangguan selama proses persalinan, setelah lahir klien langsung menangis.
7. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap
yaitu hepatitis, campak, BCG, polio I, II, III. IV dan DPT I, II, III, IV. 8. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang.
9. Genogram
Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
10.Kebutuhan Cairan
Berdasarkan BB klien (39kg) maka kebutuhan cairannya adalah 100cc x 39 = 3900 cc/24 jam. Karena klien mengalami kenaikan suhu
11.Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori anak P adalah 4100 kkal C. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Gordon
1. Pola persepsi kesehatan/ penanganan kesehatan
Ibu klien mengatakan jika salah satu anggota keluarganya sakit maka langsung dibawa ke bidan atau puskesmas.
Saat anak P sakit, sebelum dibawa ke rumah sakit ibu P mengatakan penanganannya ketika dirumah membawa An. P berobat dirumah
bidan. Kemudian karena panas tidak kunjung turun lalu untuk kesembuhannya ibu klien membawanya ke RS.
2. Pola nutrisi/ metabolik
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan An. P makan dan minum seperti biasa tidak ada alergi dengan makanan ataupun pantangan terhadap makanan.
Saat sakit : ibu klien mengatakan An. P makan hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang diberikan oleh rumah sakit dan minum hanya sedikit. Ibu klien mengatakan sebelum dibawa ke RS An. P mual dan muntah 1x.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 kali tiap hari dengan konsistensi padat dan BAK 6 – 7 kali tiap hari
Saat sakit : klien mengatakan sebelum di RS sudah BAB 3x dengan konsistensi cair tidak berlendir dan tidak berdarah, selama di RS klien mengatakan BAB 1x dengan konsistensi cair dan sedikit lendir.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit biasa tidur selama 8 jam pada malam hari dan jarang tidur siang.
5. Pola aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit : klien mengatakan aktifitas sehari hari yaitu sekolah dan sepulang sekolah biasanya bermain dengan teman atau dirumah dengan adiknya.
Saat sakit : klien mengatakan hanya tiduran saja karena badan terasa lemas dan kepala pusing.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Ibu klien mengatakan cemas ketika anaknya demam tinggi dan tidak
kunjung turun
7. Pola sensori dan kognitif
Klien dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik, tidak mempunyai masalah pada pendengaran maupun penglihatan.
8. Pola reproduksi dan seksual
An. P berjenis kelamin laki-laki dan tidak mempunyai masalah dengan alat reproduksinya.
9. Pola hubungan peran
Ibu klien mengatakan hubungan antara ibu dan anak ayah serta saudaranya sangat harmonis, saat sakit dan sebelum sakit klien dirawat dengan penuh perhatian.
10.Pola koping/ toleransi stress
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan jika ada masalah didiskusikan bersama dengan suami
Saat sakit : ibu klien mengatakan ketika anaknya sakit ia merasa sedih dan cemas.
11.Pola tata nilai dan kepercayaan
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah 2. Kesadaran : Compos Mentis 3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : b. Nadi : 109 x/menit
c. RR : 23 x/menit d. Suhu : 37,8oC
4. Tinggi Badan : 143 cm 5. Berat Badan : 39 kg 6. Kepala
a. Lingkar kepala : 47 cm
b. Kebersihan Rambut : Rambut tampak bersih c. Warna : rambut klien berwarna hitam d. Kuat/ mudah rontok : tidak rontok
e. Benjolan : kepala klien tidak terdapat benjolan f. Nyeri Tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada kepala 7. Mata
a. Sklera : tidak ikterik b. Konjungtiva : tidak anemis
c. Pupil : reaksi pupil terhadap cahaya baik 8. Telinga
a. Simetris : telinga tampak simetris b. Kebersihan : tidak ada serumen
c. Pendengaran : tidak ada gangguan dalam pendengaran d. Penggunaan alat bantu dengar : tidak menggunakan alat bantu 9. Hidung : simetris tidak ada sumbatan pada jalan nafas, dan tidak
terdapat sekresi sputum 10.Mulut
b. Gigi dan gusi : gigi putih rapi tidak ada pembengkakkan pada gusi
c. Bibir : mukosa bibir kering tampak pucat, tidak sianosis 11.Leher : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid 12.Thorax
a. Paru – paru
1) Inspeksi : dada simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada
2) Palpasi : vocal fremitus teraba dengan seimbang 3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : tidak terdengar adanya suara tambahan b. Jantung
1) Inspeksi : tidak tampak ictus cordis 2) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
3) Perkusi : terdapat bunyi redup pada region costa 2 sampai 5 4) Auskultasi : tidak terdapat bunyi tambahan
13.Abdomen
a. Inspeksi : simetris
b. Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut bagian kiri bawah c. Perkusi : hipertimpani
d. Auskultasi : bising usus 17x/menit 14.Genetalia dan Anus : tidak ada kelainan 15.Ekstremitas : kekuatan dan tonus otot
a. Atas : kekuatan otot 5
b. Bawah : kekuatan otot 5
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium, Tanggal 12 Juli 2017 Pukul 07.15 wib
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 14.9 10.7-14.7
Leukosit 15.4 5.5-15.5
Hematokrit 44 31-33
Eritrosit 6.0 3.70-5.70
Trombosit 141 229-553
MCH 25 23-31
MCHC 34 32-36
MCV 73 72-88
Eosinofil 0.00 1-5
Basofil 0.40 0-1
Netrofil 45.40 50-70
Limfosit 40.40 25-50
Monosit 13.80 1-6
GDS 79 80-110
S. Typhi O Positif 1/200 Negatif
S. Typhi H Positif 1/200 Negatif
S. Paratyphi O-A Negatif Negatif
S. Paratyphi O-B Negatif Negatif
F. Terapi obat
Nama obat Dosis Rute pemberian Waktu
IUFD RL 18 Tpm IV
Colcancetin 4x1gr IV 18.00, 00.00,
06.00, 12.00
Paracetamol 3x500mg Oral Jika Perlu
Diaform 3x1 Oral 12.00, 20.00,
G. Analisa Data
No. Dx Data Fokus Problem Etiologi
1. DS :
Ibu klien mengatakan An. P demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demamnya naik turun sejak 3 hari SMRS Ibu klien mengatakan An. P mulai demam disore dan malam hari
DO :
Kulit An. P tampak kemerahan dan kulit teraba hangat
Suhu : 37,8oC
Hipertermi Proses infeksi
DS :
Ibu klien mengatakan An. P minum hanya sedikit, sebelum
masuk RS klien muntah 1x. Ibu klien mengatakan sebelum
masuk rumah sakit An. P BAB 3x dengan konsistensi cair dan selama di RS An. P BAB 1x dengan konsistensi masih cair dan berlendir.
DO :
Klien tampak lemas hanya berbaring di tempat tidur,
Resiko kekurangan volume cairan
tampak pucat dengan mukosa bibir tampak kering.
DS :
Ibu klien mengatakan bingung An. P demamnya tidak kunjung turun, dan bertanya bagaimana cara penanganan demam.
Ibu klien mengatakan belum mengerti penyebab sakit yang dialami klien
DO :
Ibu klien tampak cemas dengan kondisi An. P, selalu bertanya – tanya tentang sakit yang dialami anak, dan bertanya
tentang bagimana
penatalaksanaan demam
Defisit pengetahuan
Kurang Informasi
H. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermi b.d Proses infeksi
I. Intervensi Keperawatan
Waktu Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NIC
12 Juli 2017 14.40 wib
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Hipertermi teratasi dengan kriteria hasil :
Indikator Saat
dikaji Tujuan
Suhu dalam
1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan
1. Berikan kompres hangat
2. Ukur suhu setiap 2 jam sekali
3. Berikan kompres TWS
4. Ajarkan kepada keluarga kompres dengan teknik TWS 5. Monitor TTV dan
pemberian obat antipiretik
9. Ketika anak demam anjurkan tidak memakai pakaian yang tebal
12 Juli 2017 14.45 wib
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Resiko kekurangan volume cairan teratasi
1. Anjurkan klien untuk banyak minum
dengan kriteria hasil :
Indikator Saat
dikaji Tujuan
Mukosa bibir
1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan
cairan
3. Monitor asupan dan pengeluaran
4. Monitor turgor kulit dan membran mukosa
5. Beritahu keluarga untuk tidak memberikan
makanan yang pedas, asam
6. Beritahu keluarga untuk memotivasi klien makan sedikit tapi rutin
7. Berikan makanan yang halus dan sediakan dalam keadaan masih hangat
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah Defisit pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil :
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit klien 2. Berikan pendidikan
Indikator Saat
dikaji Tujuan Keluarga diajarkan oleh perawat
1 5
Keterangan :
1 : Keluhan Ekstrim 2 : Keluhan Berat 3 : Keluhan Sedang 4 : Keluhan Ringan 5: Tidak Ada Keluhan
pengertian,
penyebab, tanda gejala, komplikasi dan
penatalaksanaan 3. Ajarkan tentang
penatalaksanan demam dengan cara kompres
4. Berikan pendekatan kepada keluarga
yang meyakinkan dan menenangkan 5. Jelaskan semua
prosedur yang akan dilakukan kepada klien
6. Berikan informasi faktual terkait diagnosis dan perawatan
7. Dukung
penggunaan koping yang sesuai
8. Motivasi klien dan keluarga untuk menjaga kebersihan
J. Implementasi Hari /
Tanggal Dx. Implementasi Respon
Rabu
Memeriksa suhu tubuh klien Dan menganjurkan untuk meningkatkan istirahat
Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi rutin serta menganjurkan untuk banyak minum
Menanyakan kepada keluarga terkait penyakit yang dialami
klien
Mengevaluasi makan klien
Menganjurkan keluarga untuk kompres hangat pada klien ketika suhu badan naik
Memberikan obat colcentan
Memberikan obat diaform Mengukur suhu klien
S : 37,5oC
Klien mengikuti saran dari perawat
Klien kooperatif dan mengikuti saran perawat
Ibu klien mengatakan belum mengerti
penyebab, tanda gejala, komplikasi
sakit yang dialami klien
Ibu klien mengatakan klien belum mau makan
00.10 wib
06.15 wib 1
1
Memberikan kompres hangat
Memberikan obat colcancetin
Memberikan obat diaform,
menanyakan kepada ibu klien minum klien
S: 38,1oC
Klien menolak dilakukan kompres oleh perawat dan meminta ibunya yang mengompres
Obat masuk 1gr /IV
Obat masuk per oral
Ibu klien mengatakan minum klien sedikit
Kamis
Mengevaluasi keadaan klien
Mengukur suhu klien
Mengevaluasi makan dan minum klien
Menganjurkan klien untuk banyak makan, minum dan menjaga kebersihan mulut
Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat
Ibu klien mengatakan semalam An. P masih panas dan susah tidur
S: 37,7oC, kulit klien teraba hangat dan tampak kemerahan
Ibu klien mengatakan An.P masih belum optimal untuk makan dan minumnya
Klien tampak kooperatif
12.10 wib
Memberikan obat concalcetin dan diaform kepada klien
Mengukur suhu klien dan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien
Mengajarkan cara kompres hangat pada keluarga klien
Mengajarkan klien dan keluarga cara cuci tangan yang baik dan benar
Mengevaluasi BAB klien
Mengukur suhu klien
Menganjurkan klien untuk banyak makan dan minum
Memberitahu ibu klien jika
klien demam berikan kompres
Memberikan obat colcancetin
Obat concalcetin dan diaform masuk
S: 37,4oC, Klien dan keluarga tampak antusias
Keluarga klien tampak kooperatif dan
antusias
Klien dan keluarga tampak kooperatif
Klien mnegatakan belum BAB
Suhu 37,7oC
Kulit klien teraba hangat
Ibu klien mengatakan klien makan dan minumnya sedikit
Ibu klien paham
20.05 wib
Memberikan obat diaform Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tingkatkan minum
Memberikan obat colcancetin
Mengukur suhu klien dan mengevaluasi kondisi klien
Obat masuk per oral
Klien hanya
mengangguk
Obat masuk 1gr
Suhu 37,6oC, kulit tidak tampak kemerahan dan tidak
teraba hangat Klien tampak lemas
Jumat
Menanyakan kepada keluarga terkait keluhan klien dan mengukur TTV klien
Mengevaluasi makan dan minum klien
Memberikan terapi obat Memberikan obat concalcetin dan diaform kepada klien
Keluarga mengatakan klien semalam belum bisa tidur dengan
nyenyak dan sudah tidak demam. Suhu
37,5oC ,kulit teraba hangat dan kemerahan
Ibu klien mengatakan klien masih susah makan, menghabiskan ½ porsi makan yang disediakan rumah sakit.
13.10 wib
Memotivasi klien untuk makan dan minum
Mengukur suhu klien
Memberi tau ibu untuk kompres hangat jika mulai demam
Memberikan obat diaform Memotivasi klien untuk minum banyak dan mengevaluasi BAB klien
Menganjurkan klien istirahat
Mengukur suhu klien
Mengevaluasi keadaan klien
melalui oral. dengan konsistensi cair
Klien mengikuti saran perawat
Suhu 37,6oC
Ibu klien mengatakan klien semalam tidak demam
Klien tampak lemas,
mukosa bibir kering, klien mengatakan
K. Evaluasi
Hari/ Tanggal Dx. Evaluasi/ SOAP
Rabu, 12 Juli 2017
21.15 wib
1
2
S : Ibu klien mengatakan An. P masih demam
O : Suhu klien 38oC, kulit klien teraba hangat dan tampak kemerahan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan kompres air hangat jika demam, anjurkan klien banyak minum air putih dan tingkatkan istirahat
S : Ibu klien mengatakan klien masih belum mau makan dan minum nya sedikit
O : Klien tampak lemas dan hanya berbaring ditempat tidur, Mukosa bibir tampak kering
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi klien untuk
banyak minum dan makan sedikit tapi rutin
Kamis, 13 Juli
tidak demam dan demam jika sore hari
O : Suhu 37,4oC, kulit klien teraba hangat tapi tidak
kemerahan, klien tampak istirahat ditempat tidur A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan kepada keluarga untuk kompres air hangat jika klien demam serta tingkatkan istirahat
3
O : Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi klien untuk meningkatkan makan dan minum
S : Keluarga klien mengatakan senang setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialami klien dan cara kompres hangat
O : Keluarga klien mampu menjelaskan dengan baik
tentang materi yang diberikan oleh perawat dan cara cuci tangan dengan baik dan benar
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan
Jumat, 14 Juli 2017
14.20 wib
1
2
S : Keluarga mengatakan anak P sudah tidak demam lagi, dan semalam juga sudah tidak demam
O : Suhu 37,6oC, kulit klien teraba hangat, tidak kemerahan
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan ibu klien untuk melakukan kompres jika klien demam
S : Ibu klien mengatakan klien sudah mulai mau minum banyak namun makan masih sedikit hanya menghabiskan 1/2 porsi
O : Pasien tampak lemas, sudah tidak BAB cair A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan motivasi klien untuk meningkatkan makan dan minum
Typhoid / Tifus
DISUSUN OLEH : SUPRIADI / A01401981
STIKES Muhammadiyah Gombong 2017
bakteri salmonella typhi.
Penyebab typhoid adalah kuman salmonella typhi memasuki saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui
berbagai cara yaitu melalui makanan dan
minuman yang
terkontaminasi bakteri salmonell typhi, makanan mentah atau belum dimasak, kurangnya kebersihan lingkungan, daya tahan tubuh menurun.
Beberapa gejala yang ditemukan pada pasien typhoid yaitu seperti perasaan tidak enak badan,
lesu, nyeri kepala, pusing, nafsu makan menurun. Gambaran klinis yang biasa ditemukan yaitu
Demam, gangguan saluran
pencernaan, gangguan kesadaran.
Beberapa komplikasi yang muncul jika demam pada typhus tidak segera ditangani dengan baik
yaitu :
a. Dehiderasi akibat penguapan air dari metabolisme tubuh yang berlebihan karena demam
b. Kejang karena loncatan muatan listrik otak c. Kehilangan kesadaran akibat peningkatan
oksigen tambahan dan kelelahan kerja fungsi jantung untuk memenuhi nutrisi tubuh anak saat demam
Tanda dan Gejala dari Typhoid
Komplikasi
Apa itu Typhoid ???
d. Gangguan tumbuh kembang akibat kerusakan otak jika terus menerus mengalami kejang
e. Menyebabkan kematian apabila suhu sangat tinggi karena otak sudah tidak bisa mentoleransi
a.Klien diistirahatkan sampai demam turun dan keadaan membaik
b. Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein, makanan yang halus
c. Antimikroba merupakan obat untuk mengatasi typus seperti klorampenikol,
tiampenikol, kotrimoxazol, amoxilin dan ampicilin. Obat diberikan sesuai anjuran dari dokter
Bagaimana penanganan demamnya?
Demam pada anak harus diatasi dengan cepat secara baik dan benar. Penanganan demam pada pasien typus yaitu :
a. Pemberian obat penurun panas sesuai dengan anjuran dokter
b. Atur suhu lingkungan lebih rendah dibandingkan suhu tubuh anak
c. Berikan minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi
d. Tingkatkan istirahat untuk mengurangi produksi panas seminimal mungkin
e. Gunakan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat tidak dianjurkan menggunakan selimut
f. Berikan kompres hangat tepid water sponge
dengan teknik seka. Menyeka pada daerah yang menjadi tempat pembuluh darah paling
g.
besar yang memiliki produksi panas tubuh paling besar yaitu daerah ubun- ubun, lipat ketiak, lipat paha dengan alat yaitu waslap atau handuk kecil dengan air hangat.
Cara pencegahan atau cara untuk meminimalkan penularan bakteri salmonella thypi antara lain :
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari wc
2. Hindari makanan yang tidak higienis dan jajanan di pinggir jalan
3. Istirahat yang cukup supaya antibodi tidak melemah.
Penatalaksanaan
SUPRIADI / A01401981
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
Apa penyebab dari Typhoid ???
1.
Bakteri Salmonella Typhi
2.
Kebersihan lingkungan kurang memadai
Tanda dan Gejala typhoid
1.
Pusing
2. Nafsu makan menurun
KOMPLIKASI
Dehiderasi
Kejang
Penatalaksanaan
Istirahat
Diet makanan yang halus
Penanganan demam
Pemberian obat penurun panas
Berikan minum yang banyak
Pencegahan typhoid
Cuci tangan sebelum makan
Hindari makanan yang tidak higienis
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( S A P )
DEMAM TYPHOID
Disusun Oleh:
SUPRIADI/ A01401981
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik : Sistem Pencernaan 2. Sub topik : Typhoid
3. Pertemuan : 4. Tujuan :
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui tentang typhoid.
Tujuan Khusus :
a. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tentang typhoid meliputi :
1) Pengertian Typhoid 2) Penyebab dari typhoid
3) Tanda dan gejala dari typhoid 4) Komplikasi typhoid
5) Penatalaksanaan typhoid 6) Pencegahan typhoid
5. Waktu : Selasa, 11 Juli 2017 Pukul 09.00-09.30 WIB 6. Tempat : Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen 7. Sasaran : Pasien typhoid dan keluarga
8. Metode : Ceramah dan tanya jawab 9. Media : Leaflet dan Lembar balik 10.Pelaksana : Supriadi