• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2004-2013

JURNAL PUBLIKASI

Disusun dalam rangka menulis skripsi

Oleh:

Nama : Rizqi Noor Fauziah

NIM : 12313169

Jurusan : Ilmu Ekonomi

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI

ILMU EKONOMI

(2)
(3)

iii

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Periode 2004-2013 Rizqi Noor Fauziah

Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia rizqinoorfauziah@gmail.com

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui permintaan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan data masing-masing kabupaten yang diperoleh dari data PDAM Provinsi DIY, BPS DIY, dan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi. Dalam penelitian ini menulis menggunakan metode Panel Data.

Pada penelitian ini diketahui bahwa harga air PDAM memiliki korelasi positif terhadap permintaan air pada PDAM, artinya ketika harga air naik maka permintaan air pada PDAM ikut meningkat. Kemudian PDRB perkapita DIY dan jumlah penduduk DIY berpegaruh positif terhadap permintaan air bersih pada PDAM, artinya ketika PDRB perkapita meningkat maka permintaan air bersih pada PDAM ikut meningkat, begitu pula dengan jumlah penduduk yang juga berpengaruh positif. Sedangkan jumlah rumah tangga dan jumlah industry di DIY tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih pada PDAM.

Kata Kunci: Permintaan Air, PDAM, PDRB perkapita, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan industri

(4)

1 A. Pendahuluan

Air merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, hingga manusia tidak bisa hidup tanpa air, sehingga permintaan air jumlahnya tidak terbatas. Air merupakan sumber daya alam yang tidak terbatas pula karena air merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui melalui suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Akan tetapi manusia tidak hanya membutuhkan air dari segi kuantitas atau jumlahnya saja,akan tetapi manusia juga membutuhkan air dari segi kualitasnya, sedangkan semakin lama kualitas air bersih semakin menurun akibat kurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan. Hal itulah yang menyebabkan persediaan air bersih kini jumlahnya semakin berkurang sehingga jumlah air bersih menjadi terbatas.

Pada tahun 2003, Kementrian Pekerjaan Umum memperhitungkan kebutuhan air bersih untuk Pulau Jawa yang diperkirakan mencapai 38miliar meter kubik per tahun. Namun, ketersediaan air bersih hanya sekitar 25miliar meter kubik. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah permintaan air bersih lebih banyak dari jumlah persediaan air bersih itu sendiri. Masayarakat seharusnya dapat lebih bijak dalam merawat dan menggunakan air agar dapat dioptimalkan untuk kebutuhan bersama.

Salah satu penyedia sumber air bersih di Indonesia yang menyediakan pelayanan pendistribusian air yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berada di hampir seluruh daerah di Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah penyelenggara utama pelayanan air milik pemerintah Kota/Kabupaten yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004 bahwa tanggung jawab perencanaan, konstruksi, dan operasi serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum berada ditangan pemerintah Kota/Kabupaten.Saat ini terdapat kurang lebih 360 PDAM yang telah melayani 39% penduduk perkotaan.Perusahaan

(5)

2

Daerah Air Minum mempunyai fungsi pokok memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, disamping harus dapat membiayai perusahaan itu sendiri serta mengembangkan tingkat pelayanan dan juga memberikan sumbangan pembangunan kepada pemerintah daerah.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dimana sebagian besar suplay air bersihnya berasal dari PDAM. Provinsi DIY sendiri terdiri atas 5 (lima) kabupaten yang meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Kota Yogyakarta sendiri. Dari 410 PDAM di Indonesia lima diantaranya yaitu berada di Provinsi DIY, yang tersebar di masing-masing lima kabupaten tersebut.

Tabel 1.Perkembangan permintaan air pada rumah tangga di Kabupaten Sleman

Tahun Jumlah Permintaan Air (m3)

2004 1,688,455 2005 3,003,342 2006 3,184,586 2007 3,221,920 2008 3,270,147 2009 3,491,197 2010 3,705,677 2011 3,505,082 2012 3,872,056 2013 3,872,056 2014 1,688,455

Sumber: PDAM Kabupaten Sleman

Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori permintaan dan factor-faktor yang memoengaruhi permintaan. Permintaan adalah keinginan konsumen dalam membeli suatu barang pada tingkat harga tertentu. Jika makin tinggi harga suatu barang, maka permintaan akan suatu barang tersebut semakin

(6)

3

berkurang. Namun sebaliknya, jika semakin rendah harga suatu barang maka permintaan akan suatu barang tersebut semakin meningkat. Ini menandakan hubungan yang negatif antara tingkat harga dengan barang yang diminta. Faktor yang mempengaruhi permintaan di antaranya adalah harga barang itu sendiri, harga barang barang lain, pendapatan per kapita/penghasilan konsumen, dan selera.

Selain teori permintaan landasan teori pada penelitian ini menggunakan struktur pasar monopoli, monopoli air perusahaan daerah air minum, dampak perubahan harga terhadap permintaan air bersih, hubungan PDRB perkapita dengan permintaan air bersih, hubungan jumlah penduduk dengan permintaan air bersih, hubungan jumlah rumah tangga dengan permintaan air bersih, hubungan jumlah industri dengan permintaan air bersih, serta kebutuhan dan ketersediaan air bersih.

B. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini berisi tentang berbagai hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lain, baik itu peneliti pada umumnya maupun penelitian pada skripsi atau thesis. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain:

Prastiyowati (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan air di Kabupaten Sleman adalah harga air, PDRB perkapita, jumlah penduduk, dan jumlah sumur terhadap permintaan air di PDAM Kabupaten Sleman. Didapatkan hasil sebagai berikut. Harga air, harga air tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah permintaan air, hal ini disebabkan karena air merupakan kebutuhan primer yang digunakan untuk hidup manusia sehingga harga air tidak mempengaruhi jumlah permintaan air. PDRB perkapita, ketika PDRB perkapita mengalami kenaikan maka jumlah permintaan air juga akan mengalami

(7)

4

kenaikan, atau sebaliknya, ketika PDRB per kapita mengalami penurunan maka jumlah permintaan air juga akan mengalami penurunan. Sehingga PDRB perkapita memiliki hubungan positif atau berbanding lurus dengan jumlah permintaan air. Jumlah penduduk, jumlah penduduk juga tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan air. Jumlah sumur, kepemilikan sumber air di luar PDAM tidak mengurangi tingkat permintaan air pada PDAM, hal itu dapat terjadi karena air sumur belum tentu memiliki kualitas yang baik. Sehingga jumlah sumur berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan jumlah permintaan air di PDAM.

Jember (2008) meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi permintaan air di PDAM Kota Denpasar, variabel utama yang digunakan adalah kuantitas air yang digunakan oleh rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (m3/bulan), harga yang dibayar rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (Rp/m3), jumlah anggota keluarga rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (orang), pengeluaran total rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (Rp/bulan), harga air non-PDAM sebagai substitusi air dari PDAM (Rp/galon), dan penggunaan air untuk minum dan lain-lain dari rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar. Didpatkan hasil sebagai berikut: Harga air, kenaikan harga air berpengaruh mengurangi penggunaan air oleh pelanggan air di PDAM. Sehingga ketika harga air mengalami kenaikan maka penggunaan air akan berkurang, begitu pula sebaliknya, ketika harga air mengalami penurunan maka penggunaan air akan meningkat. Sehingga harga air berpengaruh negative atau berbanding terbalik dengan penggunaan air oleh pelanggan air di PDAM. Pengeluaran total, ketika pengeluaran total mengalami peningkatan maka jumlah penggunaan air juga akan mengalami kenaikan dan juga sebaliknya jika pengeluaran total menurun maka jumlah penggunaan air di PDAM akan ikut turun. Sehingga dapat dikatakan pengeluaran total berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan jumlah penggunaan air di PDAM. Anggota

(8)

5

keluarga, ketika jumlah anggota keluarga semakin banyak atau meningkat maka jumlah penggunaan air di PDAM akan ikut meningkat, begitu pula sebaliknya ketika jumlah anggota keluarga sedikit maka jumlah penggunaan air di PDAM juga sedikit. Sehingga anggota keluarga juga memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan air oleh pelanggan air di PDAM. Kualitas air, kualitas air yang semakin baik juga berpengaruh menaikkan permintaan air. Begitu pula sebaliknya jika kualitas air buruk berpengaruh menurunkan permintaan air. Sehingga kualitas air berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan permintaan air oleh pelanggan air di PDAM.

C. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan model regresi data panel dengan menggunakan Software Eviews 8. Sedangkan estimasi model yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan OLS (Ordinary Least Squares) dan evaluasi regresinya meliputi kebaikan garis regresi, uji kelayakan model, dan uji signifikansi variabel independen. Dengan variabel dependennya yaitu jumlah permintaan air di PDAM Tirtamarta, dan variabel dependennya yaitu harga air di PDAM Tirtamarta, PDRB perkapita, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan jumlah industri.

Evaluasi kebaikan gari regresi yang dilihat dari R-square akan menunjukkan seberapa besar (dalam bentuk prosentase) variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Evaluasi kelayakan model akan menunjukkan apakah model tersebut signifikan dan layak. Sedangkan uji signifikansi variabel independen akan menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

(9)

6

Persamaan model Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + e Y = jumlah permintaan air di PDAM

X1 = harga air di PDAM X2 = PDRB perkapita DIY X3 = jumlah penduduk DIY X4 = jumlah rumah tangga di DIY X5 = jumlah industri di DIY

Adapun tiga model pendekatan atau langkah-langkah dalam melakukan regresi adalah sebagai berikut :

Commond Effects Models (CEM)

Sistematika model commond effects adalah menggabungkan antara data time series dan data cross-section kedalam data panel (pool data). Dari data tersebut kemudian diregresi dengan metode OLS.Dengan melakukan regresi semacam ini maka hasilnya tidak dapat diketahui perbedaan baik antar individu maupun antar waktu disebabkan oleh pendekatan yang digunakan mengabaikan dimensi individu maupun waktu yang mungkin saja memiliki pengaruh.

Regresi model commond effects ini berasumsi bahwa intersep dan slope adalah tetap sepanjang waktu dan individu, adanya perbedaan intersep dan slope diasumsikan akan dijelaskan oleh variabel gangguan (error atau residual). Dalam persamaan matematis asumsi tersebut dapat dituliskan β0 (slope) dan βk (intersep) akan sama (konstan) untuk setiap data time series dan cross section. Persamaan matematis untuk model commond effects akan mengestimasi β0 dan βk dengan model berikut:

Yit = β0 + ∑ βk Xkit + εit

Dimana: i = banyaknya observasi (1,2,…,n) t = banyaknya waktu (1,2,…,t) n x t = banyaknya data panel ε = residual

(10)

7 Fixed Effects Models (FEM)

Kondisi data-data ekonomi pada tiap obyek yang dianalisis sangat mungkin saling berbeda, bahkan satu obyek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi obyek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu hasil suatu regresi diperlukan model yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar obyek, meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Model ini dikenal dengan model regresi efek tetap (fixed effects). Efek tetap di sini maksudnya adalah bahwa satu obyek observasi memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya akan tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant). Persamaan matematis untuk model fixed effectsakan mengestimasi β0 dan βk dengan model berikut:

Yit = β0i + ∑ βk Xkit + εit

Dimana: i = banyaknya individu/unit observasi (1,2,…,n) t = banyaknya waktu (1,2,…,t)

n = banyaknya variabel bebas n x t = banyaknya data panel ε = residual

Random Effects Models (REM)

Dalam menganalisis regresi data panel dapat juga dilakukan dengan efek random. Bahkan dapat dikatakan bahwa model random effects ini merupakan alternatif solusi jika fixed effects tidak tepat. Persamaan matematis untuk model random effectsakan mengestimasi β0 dan βk dengan model berikut:

Yit = β0i + ∑ ∑ βki Xkit + εit Dimana: m = banyaknya observasi (1,2,…,m)

t = banyaknya waktu (1,2,…,t) n = banyaknya variabel bebas n x t = banyaknya data panel ε = residual

(11)

8 Pengujian Pemilihan Model

Ada dua tahap untuk mendapatkan model yang terbaik. Pertama, uji dengan membandingkan antara metode fixed effects dengan commond effects yang biasa disebut uji signifikansi fixed effects. Kedua, uji dengan membandingkan antara metode fixed effects dengan random effects yang biasa disebut dengan uji Hausman. Secara umum terdapat dua pengujian yang sering digunakan untuk memilih model regresi data panel mana yang terbaik diantara model commond effects, model fixed effects, dan model random effects, yaitu uji F yang digunakan untuk memilih antara model commond effects atau model fixed effects, dan uji Hausman untuk memilih antara model fixed effects dan model random effects. Adapun penjelasan mengenai kedua pengujian tersebut yaitu sebagai berikut: (Sriyana,2014)

D. Hasil dan Analisis

Dari hasil estimasi didapatkan hasil besarnya R-squared yaitu 0,990133. Artinya variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 99% sedangkan sisanya sebesar 1% dijelaskan variabel lain diluar model. Dari hasil estimasi juga didapatkan hasil Probabilitas (F-statistic) sebesar 0,000000. Sehingga Probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari alfa (0,00000 < 0,01) maka model signifikan 10% dan menolak Ho maka model layak sehingga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk pengujian signifikansi variabel independen didapatkan hasil sebagai berikut: Besar probabilitas variabel X1 yaitu 0,0092. Sehingga probabilitas variabel X1 lebih kecil dari alfa (0,0092 < 0,01) maka variabel X1 signifikan 1% dan variabel X1 (harga air) berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Besar probabilitas variabel X2 yaitu 0,0284. Sehingga probabilitas variabel X2 lebih kecil dari alfa (0,0284 < 0,05) maka variabel X2 signifikan 5% dan variabel X2 (PDRB perkapita) berpengaruh terhadap Y

(12)

9

(jumlah permintaan air). Besar probabilitas variabel X3 yaitu 0,0000. Sehingga probabilitas variabel X3 lebih kecil dari alfa (0,0000 < 0,01) maka variabel X3 signifikan 1% dan variabel X3 (jumlah penduduk) berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Besar probabilitas variabel X4 yaitu 0,9750. Sehingga probabilitas variabel X4 lebih besar dari alfa (0,9750 > 0,10) maka variabel X4 tidak signifikan dan variabel X4 (jumlah rumah tangga) tidak berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Dan besar probabilitas variabel X5 yaitu 0,6379. Sehingga probabilitas variabel X5 lebih besar dari alfa (0,6379 > 0,10) maka variabel X5 tidak signifikan dan variabel X5 (jumlah industri) tidak berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air).

Hasil intepretasi menunjukkan bahwa: Harga air berkorelasi positif, artinya ketika harga air naik Rp 1 maka jumlah permintaan air bersih di PDAM juga ikut meningkat 188m3. PDRB perkapita berpengaruh positif, artinya ketika PDRB naik Rp 1 maka jumlah permintaan air akan meningkat 0,117m3. Jumlah penduduk berpengaruh positif, artinya ketika jumlah penduduk naik 1 orang maka jumlah permintaan air naik 0,135 m3. Jumlah rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih di PDAM. Dan jumlah industri juga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih di PDAM.

Sedangkan berdasarkan hasil analisis perkabupaten diketahui bahwa permintaan air tertinggi yaitu permintaan air di Kota Yogyakarta sebesar 6.477.530 m3. Kemudian permintaan tertinggi setelah Kota Yogyakarta yaitu Kabupaten Gunungkidul sebesar 3.171.424,9. Kemudian Kabupaten Sleman dengan permintaan sebesar 652.135. Lalu Kabupaten Kulonprogo sebesar 491.978. Dan yang terendah permintaan air di Kabupaten Bantul yaitu sebesar 201.266.

(13)

10 E. Simpulan dan Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dari Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode 2004-2013, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.) Harga air yang di gambarkan oleh data harga air dalam satuan m3 (liter) dari tahun 2004-2013 di PDAM masing-masing kabupaten di DIY memiliki korelasi positif terhadap permintaan air di PDAM. Hal tersebut menandakan bahwa harga air yang meningkat tidak menyebabkan permintaan air menurun tetapi justru meningkat sehingga dapat disimpulkan bahwa harga air tidak terlalu tinggi bagi masyarakat dan masyarakat masih mampu untuk membeli dengan harga yang sudah ditentukan.

2.) PDRB perkapita yang digambarkan oleh data PDRB perkapita dalam satuan rupiah pada masing-masing kabupaten di DIY memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap permintaan air di PDAM. Hal tersebut menandakan bahwa kenaikan pendapatan perkapita masyarakat menyebabkan kebutuhan akan air masyarakat juga ikut meningkat.

3.) Jumlah penduduk yang di gambarkan oleh data jumlah penduduk di DIY menurut jenis kelamin tahun 2004-2013 memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap jumlah permintaan air. Hal tersebut menandakan setiap kenaikan jumlah penduduk tentu akan mengakibatkan jumlah permintaan air ikut meningkat.

4.) Jumlah rumah tangga yang digambarkan oleh data jumlah rumah tangga yang ada di masing-masing kabupaten di DIY tahun 2004-2013 tidak signifikan mempengaruhi jumlah permintaan air di PDAM, hal itu karena jumlah permintaan air dipengaruhi oleh jumlah penduduk atau banyaknya penduduk tetapi bukan banyaknya rumah tangga.

(14)

11

5.) Jumlah industri yang digambarkan melalui data jumlah industri di masing-masing kabupaten di DIY tidak signifikan mempengaruhi jumlah permintaan air yang diminta. Hal itu karena sebagian besar industri yang ada di DIY merupakan industri rumah tangga yang sebagian besar tidak membutuhkan air bersih dari PDAM.

6.) Konstanta permintaan air tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu berada di Kota Yogyakarta, kemudian disusul Kabupaten Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Sedangkan yang terendah di Kabupaten Yogyakarta

Implikasi yang dapat diambil yakni, jumlah permintaan air bersih di PDAM setiap tahunnya mengalami kenaikan bahkan ketika harga air di PDAM meningkat. Itu artinya masyarakat masih mampu membeli air dengan pendapatan yang mereka miliki meski harganya terus meningkat. Bagi pemerintah daerah peningkatan permintaan air karena adanya peningkatan PDRB perkapita sangat menguntungkan karena laba yang didapat juga semakin tinggi selain itu data yang menunjukkan peningkatan PDRB perkapita setiap tahunnya juga memberikan keuntungan pemerintah daerah karena itu artinya PDRB riil atau total output yang dihasil di masing-masing kabupaten di DIY terus meningkat. Akan tetapi pemerintah seharusnya berusaha memberikan sosialisasi atau pengetahuan bagi masyarakat bahwa pendapatan dari peningkatan output masyarakat tidak seharusnya tidak digunakan untuk menambah konsumsi air, tetapi digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.

Jumlah penduduk yang terus meningkat juga menyebabkan permintaan air bersih akan terus mengalami peningkatan sehingga saat ini sudah seharusnya pemerintah lebih berusaha keras dalam pengendalian pertumbuhan penduduk, karena tidak hanya di provinsi DIY saja yang terus mengalami peningkatan jumlah penduduk tetapi di Indonesia sendiri peningkatan jumlah penduduk masih sangat tinggi.

(15)

12

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), Statistical Yearbook of DIY, beberapa edisi.

Mandasari, Ita. 2010. “Hukum Permintaan dan Penawaran”. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs:

http://www.academia.edu/6838659/HUKUM_PERMINTAAN_DAN_PENA WARAN

Jember, I Made. 2010. “Dampak Kualitas Air Terhadap Permintaan dan Biaya Sosial Pada Rumah Tangga Pelanggan PDAM Kota Denpasar”. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs: http://www.fe.unud.ac.id/ep/?page_id=276 Prastiyowati, Santi (2011). “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air Pada PDAM Kabupaten Sleman Periode 1991-2010”. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.

Rumahorbo, Willy S. J. 2009. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan Air Bersih di Kecamatan Medan Timur”. Diakses pada tanggal 30 September 2015 dari situs:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10432/1/09E02783.pdf Saleh, Dachron. 2008. “PDAM Tirtamarta Rayakan Hari Bhakti ke-39”. Diakses

pada tanggal 25 Mei 2015 dari situs: http://www.jogjakota.go.id/news/pdam-tirtamarta-rayakan-hari-bhakti-ke-39

Siregar, Sa’ari. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih PDAM Mual Na Tio di Kabupaten Tapanuli Utara”. Diakses pada tanggal 30 September 2015 dari situs:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19121/7/Cover.pdf

Sriyana, Jaka. 2014. “Metode Regresi Data Panel”. Yogyakarta: Ekonisia. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Suyuti, Haryadi. 2013. “PDAM Tirtamarta Raih Penghargaan PDAM Kota Terbaik”. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs:

(16)

13

http://www.jogjakota.go.id/news/PDAM-TIRTAMARTA-RAIH-PENGHARGAAN-PDAM-KOTA-TERBAIK

Wardoyo, Hasto. “Kebutuhan Air Bersih Untuk Masyarakat Kabupaten Kulonprogo”. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 dari situs: http://www.kulonprogokab.go.id/v21/index.php?pilih=hal&id=71

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia. Fakultas Ekonomi Universita Islam Indonesia

Wikipedia. “Penduduk”. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2015 dari situs: https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk#Penduduk_dunia

Wikipedia. “Permintaan”. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs: http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan

Wikipedia. “Perusahaan Daerah Air Minum”. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 dari situs: http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/PDAM

Wikipedia. “Produk Domestik Regional Bruto”. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2015 dari situs: https://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_regional_bruto

Gambar

Tabel 1.Perkembangan permintaan air pada rumah tangga di Kabupaten Sleman  Tahun  Jumlah Permintaan Air (m 3 )

Referensi

Dokumen terkait

Menyusun lembar jawaban anak-anak.. Ketua Jutasan

Pungutan liar (pungli) adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau Pegawai Negeri atau Pejabat Negara dengan meminta pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai atau

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekata n manajemen kebidanan pada Ny

Dari variabel modal, tenaga kerja, dan lama usaha yang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produksi kerajinan manik-manik kaca Desa Plumbon Gambang, telah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat mahasiswa Terhadap Celana Jeans Model Skinny Fit di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.. Penelitian ini

Berdasarkan yang dikemukakannya beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa beban kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu pekerja dibutuhkan dalam

MCHC dan hitung retikulosit pada 15 orang subjek kusta dimulai dari bulan April. hingga Desember

Akan tetapi bulan September - Nopember 2014 pada saat konsentrasi klorofil-a di perairan Bangka tinggi volume produksi ikan tenggiri menunjukkan nilai yang berbeda..