• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan

Perkembangan dunia kesehatan terus meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Peningkatan ini didukung oleh ilmu dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini membuat pihak yang berkaitan dengan dunia kesehatan yaitu salah satunya rumah sakit tumbuh dengan pesat. Rumah sakit adalah sebuah instansi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di Indonesia terdapat dua jenis rumah sakit, yaitu rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 159/ B/ Menkes/ PER/ II/ 1998, Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan dan penelitian.

Rumah Sakit Al-Islam merupakan salah satu rumah sakit swasta penyedia sarana kesehatan di Bandung. Pendirian RS Al Islam Bandung adalah buah pemikiran ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Badan Kerjasama Wanita Islam (BKSWI) Jawa Barat yang terdiri atas Ormas Kewanitaan Islam yang ada di Jawa Barat. Suatu keinginan yang luhur dari ibu-ibu BKSWI untuk dapat memiliki rumah sakit yang bernuansakan Islam sebagai salah satu bentuk perwujudan dari ajaran Al Islam yang begitu luhur, maka untuk merealisasikan keinginan tersebut dilakukan usaha yang tekun (mendirikan Yayasan RSI BKSWI Jabar) dan akhirnya dapat membuahkan hasil dengan berdirinya Rumah Sakit Bersalin Al Islam yang terletak di Jl. Awabitung, Cicadas Bandung yang terbatas hanya melayani perawatan bersalin dan klinik umum.

(2)

2 Untuk lebih dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat khususnya ummat Islam maka dengan usaha yang gigih dari yayasan dan bantuan dari berbagai pihak, pada tanggal 01 Agustus 1990 berdirilah RS Al Islam Bandung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 644 Bandung yang dalam perjalanannya terus mengalami perkembangan yang cukup pesat atas Ridho Allah SWT dan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan RS Al Islam Bandung.

Rumah sakit yang mulai dioperasionalkan pada 01 Agustus 1990 ini, pada saat diresmikan luas bangunan masih sekitar 1.200 m2 dengan hanya memiliki 28 tempat tidur. Namun seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat, donatur dan pasien sampai saat ini Rumah Sakit Al-Islam telah mengoperasionalkan tempat tidur sebanyak 275 tempat tidur dengan luas gedung 15.000 m2 dan menempati tanah seluas 2,1 Ha yang dilengkapi dengan fasilitas medis dan penunjang medis yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan harapan dapat memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggan RSAI. Saat ini Rumah Sakit Al Islam masu ke dalam rumah sakit tipe B.

Pada umumnya sebuah rumah sakit didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang diantaranya adalah dalam bentuk perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis dan diagnostik lainnya yang dibutuhkan oleh pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang disediakan oleh rumah sakit.

Rumah Sakit Al Islam Bandung dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang medis yang lengkap dan berteknologi tinggi. Fasilitas yang RSAI miliki antara lain meliputi instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap, peralatan-peralatan operasi, diagnosis penyakit, juga beberapa laboratorium dimana dokter RSAI dapat melakukan riset demi meningkatkan kualitas pelayan terhadap masyarakat.

Rumah Sakit Al Islam memiliki enam unit pelayanan pasien Intensive Care Unit untuk menangani pasien yang membutuhkan tindakan segera dan krusial.

(3)

3 Dalam melayani pasien yang memerlukan dilakukan tindakan operasi (baik besar maupun kecil), RSAI dilengkapi dengan empat ruang operasi Bedah Sentral.

Untuk keperluan diagnosis, Rumah Sakit Al Islam termasuk memiliki fasilitas yang terlengkap. Rumah Sakit Al Islam memiliki peralatan Radiologi Diagnoostic yang meliputi Plain and Contras Radiography, Computed Tomography Scanning (CT-Scan), Ultrasonography (USG) and Color Doppler, Mammography, panoramic, Treadmill, Endoscope, Laparoscope, dan Colonoscope.

Laboratorium yang Rumah Sakit Al Islam miliki untuk peningkatan kualitas pelayanan meliputi Klinik Rutin (Analisa Urin dan Feses), Hematologi, Imunologi-Serologi, Kimia Darah, Mikrobiologi, dan Patologi Anatomi.

Untuk pasien yang membutuhkan Rehabilitasi Medis, Rumah Sakit Al Islam menyediakan berbagai macam terapi, antara lain Fisioterapi, Okupasi Terapi, Terapi Wicara, Ortesa Protesa, Rehabilitasi Jantung, Senam Ibu Hamil, Senam Bayi Sehat, Hemoroid, Asma dan Stroke.

Fasilitas non medis yang dimiliki Rumah Sakit Al Islam antara lain: pembangkit listrik darurat tenaga diesel (Stand By Generator Set), Central Steril Supply Departement (CSSD), pelayanan gizi yang representatif, mushola di ruang perawatan, operator telepon 24 jam, serta laundy and dry cleaning. Selain itu Rumah Sakit Al Islam juga menyediakan fasilitas Masjid utama, kafetaria, makar jenazah, sentral oksigen, santunan kerohanian, sarana parkir yang luas, sistem pengelolaan air limbah dan incenerator untuk sampah medis. Sampai saat ini Rumah Sakit Al Islam telah memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 227 dari mulai kelas III hingga VIP. (www.rsalislam.com)

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Berkembangnya masalah-masalah dalam dunia kesehatan maka kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan akan semakin tinggi, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan artinya kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Kepmenkes RI No.129/ Menkes/ SK/ II/2008).

Rumah sakit Al Islam merupakan salah satu rumah sakit yang mengalami perkembangan yang pesat. Rumah sakit yang pada awalnya hanya merupakan rumah sakit yang hanya melayani perawatan bersalin dan klinik umum kini sudah berkembang menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan lain yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan rawat jalan. Pelayanan kesehatan rawat jalan ini merupakan pelayanan medis kepada pasien untuk diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan tanpa mengharuskan pasiennya untuk menginap di rumah sakit.

Pada umumnya sebuah rumah sakit didirikan dengan tujuan untuk memberikan suatu pelayanan kesehatan, diantaranya adalah dalam bentuk perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis, dan diagnostik lainnya yang dibutuhkan pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang disediakan oleh rumah sakit. Pelayanan yang diberikan rumah sakit tentunya harus berkualitas baik, artinya pelayanan yang diberikan ini harus efektif dan efisien. Efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan-kebijakan organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya, sedangkan efisiensi digunakan untuk menilai sebaik apa pemanfaatan sumber daya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas dan efisiensi saling berkaitan satu sama lain. Efektivitas dan efisiensi berperan penting dalam peningkatan kinerja dan mutu organisasi.

Rumah sakit yang merupakan suatu organisasi nirlaba dimana dalam pelaksanaan kegiatannya tidak berorientasi pada laba melainkan memberikan

(5)

5 pelayanan jasa yang optimal. Dalam memenuhi tujuan dari manajemen, pemeliharaan dan juga kestabilan organisasi harus diatur dan diawasi sedemikian rupa agar dalam pelaksanaannya dapat menjamin kualitas pelayanan kesehatan serta kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa tercapai. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengisyaratkan bahwa rumah sakit harus memiliki standar pelayanan yang harus dicapai dalam aspek kegiatannya. Untuk mencapai standar ini rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif dan efisien. Organisasi rumah sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi dari rumah sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan dan tata kelola klinis yang baik.

Fenomena yang sekarang terjadi di masyarakat menyangkut rumah sakit adalah banyaknya keluhan-keluhan yang dirasakan oleh masyarakat mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Rumah Sakit Al Islam sebagai penyedia layanan kesehatan juga tak luput dari keluhan yang diberikan masyarakat mengenai pelayanan yang diberikan. Keluhan yang dirasakan oleh masyarakat atas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit Al Islam kebanyakan adalah mengenai sistem antri yang cukup dominan, waktu tunggu dokter yang lama dan sikap dokter terhadap pasien. Hal ini salah satunya disebabkan oleh semakin bertambahnya kunjungan pasien ke rumah sakit terlebih dengan adanya program pemerintah atau BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) sehingga kunjungan pasien semakin membludak. Kunjungan pasien yang semakin banyak ini tidak hanya menyebabkan antrian yang semakin dominan dan memakan waktu yang lama, tapi juga membuat jam buka rumah sakit menjadi panjang. Hal tersebut membuat rumah sakit menjadi sangat sibuk dan beban kerja petugas rumah sakit menjadi semakin tinggi sehingga menyebabkan sering terjadi prosedur-prosedur yang seharusnya dilakukan menjadi tidak dilakukan dan kepala unit turun tangan untuk melakukan pekerjaan staffnya. Prosedur-prosedur yang tidak dilakukan dapat berdampak pada penurunan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan,

(6)

6 sedangkan jika kepala unit melakukan pekerjaan staffnya maka fungsi pengendalian tidak berjalan dengan baik. Tabel 1.1 berikut ini merupakan pertumbuhan kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2012 dan 2013.

Tabel 1.1

Kunjungan Rawat Jalan

No Instalasi Rawat Jalan

Realisasi s/d Desember Naik/ Turun Target 2013 Varians (%) 2012 2013

1. Instalasi rawat jalan & hemodialisa

181.314 205.932 14% 199.398 103,28%

2. Instalasi gawat darurat

38.293 35.708 (7%) 40.243 88,73%

3. Instalasi gigi & mulut

19.675 21.324 8% 21.156 100,79%

Jumlah 239.282 262.964 10% 260.797 100,83% Sumber: Rumah Sakit Al Islam Bandung

Kunjungan pasien yang meningkat menimbulkan keluhan-keluhan terhadap rumah sakit. Keluhan-keluhan tersebut kebanyakan adalah keluhan mengenai sistem antrian yang cukup dominan serta waktu tunggu dokter dan sikap dokter terhadap pasien. Tabel 1.2 berikut ini merinci keluhan yang diberikan oleh pasien atau pengunjung terhadap rumah sakit melalui kotak saran:

(7)

7 Tabel 1.2

Item Kotak Saran No Item

Keluhan

Jumlah

Surat Persentase Keterangan 1. Manajemen 2 9,5 % Pengaturan lokasi klinik 2. Sistem 7 33,33 % Sistem antrian cukup dominan 3. Dokter 10 47,6 % Waktu tunggu dokter dan sikap

dokter terhadap pasien 4. Fasilitas 2 9,5 % Kelengkapan

Sejatinya, rumah sakit sebagai instansi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas membuat ekspektasi masyarakat terhadap rumah sakit sangat tinggi, dimana masyarakat berharap dengan mendapat pelayanan dari rumah sakit akan menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan hidup mereka. Kinerja rumah sakit merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk menghadapi tuntutan tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, rumah sakit juga tentunya rawan akan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan pelayanan yang diberikan menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk mencegah atau meminimalisir ketidakefektifan dan ketidakefisienan yang mungkin terjadi dalam pengelolaan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit perlu melakukan audit operasional yang dilakukan oleh auditor yang independen dan kompeten serta pengendalian internal. Pengendalian internal ditegakkan dan dijaga oleh manajemen sedangkan auditor bertanggung jawab untuk memahami dan menguji pengendalian internal tersebut.

(8)

8 Audit operasional secara umum merupakan suatu kegiatan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi (Arens et al, 2008:16). Audit operasional dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Audit operasional sangat penting untuk dilaksanakan karena hasil dari audit tersebut merupakan rekomendasi dari temuan mengenai masalah operasi dan membantu memecahkan berbagai masalah yang ditemukan. Audit operasional berfokus pada evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi. Dengan diterapkannya audit operasional maka auditor dapat melihat sejauh mana tujuan organisasi telah dicapai dan apakah kegiatan operasi perusahaan telah dilakukan secara efektif dan efisien.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit operasional rumah sakit adalah penelitian Divianto (2012) dengan judul peranan audit operasional terhadap efektivitas terhadap efektivitas pelayanan kesehatan instalasi rawat inap pada Rumah Sakit Bunda Palembang. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa audit operasional memiliki peranan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pelayanan rawat jalan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bangun (2013) dengan judul Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap pada Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara audit operasional dengan efektivitas pelayanan rawat inap namun sangat rendah, pengujian signifikan antara kedua variabel mendapatkan hasil bahwa tidak ada peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin Bandung.

Selain audit operasional, suatu organisasi juga membutuhkan suatu pengendalian yang dapat mengendalikan dan mengawasi berbagai kegiatan operasi organisasi tersebut. Pengendalian itu dapat berupa kebijakan, prosedur, alat-alat dan tindakan untuk mencegah secara dini tindakan yang akan menyimpang dari jalur pencapaian tujuan organisasi, lembaga, atau perusahaan.

(9)

9 Pengendalian internal menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) yang dikutip oleh YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit) (2008:4), terdiri atas rencana organisasi dan keseluruhan metode atau cara serta ukuran yang dikoordinasikan dengan tujuan untuk mengamankan harta kekayaan, meneliti keakuratan dan dapat dipercayanya data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Penelitian mengenai pengendalian internal dilakukan oleh Dewi (2012) yang berjudul Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan SPBU menyimpulkan bahwa pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Audit Operasional dan Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit (Studi Kasus pada Rumah Sakit Al Islam Bandung)”

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana audit operasional, pengendalian internal dan efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung?

2. Bagaimana pengaruh audit operasional dan pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung secara simultan?

3. Bagaimana pengaruh audit operasional dan pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung secara parsial?

(10)

10 1.4 Tujuan Penelitian

Dengan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui audit operasional, pengendalian internal dan efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Al Islam.

2. Untuk mengetahui pengaruh audit operasional dan pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Al-Islam Bandung secara simultan.

3. Untuk mengetahui pengaruh audit operasional dan pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Al-Islam Bandung secara parsial.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1Aspek Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian berikutnya yang berkenaan dengan audit operasional, pengendalian internal dan efektivitas pelayanan kesehatan serta dapat pula menjadi sumber informasi untuk memperluas ilmu pengetahuan. 1.5.2Aspek Praktis

a. Bagi SPI agar selalu melakukan audit operasional dan mengawasi serta mengevaluasi pengendalian internal untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan

b. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk perkembangan yang lebih lanjut berkaitan dengan efektivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut serta mengambil tindakan-tindakan koreksi yang dibutuhkan terutama pada pelayanan kesehatan rawat jalan sehingga dapat meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan yang optimal.

(11)

11 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi ke dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab-sub bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang mengangkat fenomena-fenomena yang terjadi yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian ini bagi Peneliti, perusahaan dan para akademisi serta sistematika penulisan secara umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan audit kinerja dan audit medis. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identiikasi variabel dependen dan variabel independen, definisi operasional variabel, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel) serta teknik analisis data.

(12)

12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan beberapa kesimpulan dari hasil analisisi penelitian dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

mg/kgBB. Pada kontrol positif, ekstrak dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB menunjukkan perbedaan yang signifikan pada rata-rata volume kumulatif urin. Perbedaan yang

Perumusan masalah yang ada di SMK Pembangunan Kikil Arjosari Pacitan adalah sebagai berikut: ”SMK Pembangunan Kikil Arjosari belum mempunyai media pembelajaran online (e-learning)

pelayanannya baik jumlah pengunjung akan semakin bertambah. c) Dalam penempatan perabot seperti meja, kursi, rak buku, lemari, dan lainnya hendaknya disusun dalam bentuk garis

Dari fakta empirik yang ditemui pada awal penelitian, dapat disimpulkan adanya persoalan utama berupa ketidak-jelasan praktek Subak dan P3A dharma Tirta sebagai organisasi

Ia adalah sebuah mimpi, dambaan atau preferensi apa yang ingin dicapai di masa depan (what do they want to have). Visi harus mampu membangkitkan inspirasi. Visi dinyatakan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mempelajari teknik pembesaran, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan hambatan yang muncul dalam proses pembesaran abalon

Publikasi Kecamatan Tenggarang Dalam Angka Tahun 2015 diterbitkan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan data statistik yang lengkap, akurat dan

Dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan)yang mana rata-rata usia siswa kelas A PAUD Baitul Izzah adalah usia 4 sampai 5 tahun,