i
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS
PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Fransiscus Rinto Abriantoro
NIM: 141334060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skrispsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas semua kasih, penyertaan,
berkat yang tak pernah habis dan selalu mengalir dihidupku, serta selalu
membimbing dan menguatkanku.
2. Kedua Orang Tuaku (Agustinus Budi Purwanto dan Florentina Endang
Murwani), kakakku (Yohanes Candra A.P), terima kasih atas segala doa,
dukungan dan perhatiannya.
3. Keluarga besar di Kulon Progo, Yogyakarta dan Gunung Kidul.
4. Elisabhet Retno Iryani, terimakasih atas perhatian, bimbingan, cinta,
dukungan dan doanya.
5. Teman-teman angkatan 2014 Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma yang telah mendukung serta memberikan semangat selama kuliah.
6. Teman-teman KOS TUTUL 23A terima kasih atas kebersamaan,
pengalaman dan dukungannya.
v MOTTO
Segala Perkara dapat ku tanggung dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku
(Filipi 3:14)
“Lebih baik kamu dibenci karena menjadi dirimu sendiri, daripada kamu
disukai karena menjadi orang lain”
(Kurt Cobain 1967-1994)
“Jangan Pernah Merasa Tersusah Di Dunia, Karena Masih Ada Yang Lebih
Susah, Bersyukurlah Dan Tetap Berikan Usaha Yang Maksimal Walau Dunia Tak
Berpihak Kepadamu”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2019 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fransiscus Rinto Abriantoro
NIM : 141334060
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah berjudul:
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS PADA
KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal : 30 Januari 2019
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS
PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK
Fransiscus Rinto Abriantoro Universitas Sanata Dharma
141334060
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK; (2) mengetahui kualitas pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS
pada kompetensi dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK.
Jenis penelitian ini adalah Research & Development. Langkah-langkah yang digunakan dalam Research & Development menggunakan pengembangan instrumen penilaian dari Suryabrata yaitu: (1) pengembangan spesifikasi tes, (2) penulisan soal, (3) penelaahan soal, (4) perakitan soal, (5) uji coba tes, (6) analisis butir soal, (7) seleksi dan perakitan soal, (8) pencetakan tes. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2018. Data dikumpulkan dari hasil uji coba soal sebanyak 277 peserta didik dan dianalisis menggunakan analisis Quest.
Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata skor validasi uji coba soal dari ahli bahasa sebesar 54 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan total rata-rata skor dari ahli materi sebesar 67,225 dengan kategori
“Sangat Baik”. Hasil analisis dari program Quest diperoleh mean INFIT MNSQ
0,99 dan SD 0,8. Soal yang paling sukar yaitu item nomor 8, 9, 12, 15, 18, 20, 26 dan 33 sedangkan, yang paling mudah item nomor 35 dan 37. Berdasarkan analisis, 40 item tersebut dinyatakan fit atau cocok dengan model Rasch dengan
batas penerimaan ≥0,77 sampai ≤1,33. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa soal pada kompetensi dasar Menerapkan Buku Jurnal layak menjadi instrumen penilaian bagi guru dalam pembelajaran.
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF HOTS-BASED ASSESSMENT ON BASIC COMPETENCIES IN APPLYING THE JOURNAL BOOK FOR THE
TENTH GRADE STUNDENTS OF THE ACCOUNTING DEPARTEMENT VOCATIONAL HIGH SCHOOLS
Fransiscus Rinto Abriantoro
Universitas Sanata Dharma
141334060
This research aims to (1) develop HOTS-based assessment instruments on basic competencies in applying accounting journal books for the tenth grade students of Vocational High Schools; (2) find out the quality of HOTS-based assessment development instruments on basic competencies in applying the accounting journal book for the tenth grade students of Vocational High School.
This type research is a Research & Development, that used development assessment on basic from Suryabrata which steps are : (1) developing test specifications, (2) writing test items, (3) analiyzing test items, (4) assembling test items, (5) Trying out test items, (6) analyzing test items, (7) selecting and assembling test items, (8) printing out test items. The research was conducted from April - May 2018. The data were collected from the trial result of 277 students and analyzed by using Quest analysis.
The results of the research and development show that the average validation score of the questions test from linguists is 54, it is in the "very good
category”, while the total average score of the material experts is 67,225 with the "very good category”. The analysis result from Quest program obtained the mean INFIT MNSQ 0.99 and SD 0.8. The most difficult questions are 8, 9, 12, 15, 18, 20, 26 and 33 while the easiest items are 35 and 37. Based on the analysis, 40 items are fit or match with Rasch model which acceptance limits > 0,77 to < 1,33. Therefore, it can be concluded that the basic competencies question of applying a journal book is worthy of being an instrument of assessment for teachers in learning.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS pada
Kompetensi Dasar Menerapkan Buku Jurnal Kelas X Akuntansi SMK”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus sumber pengharapan dan cinta kasih sejati.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran
dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.
6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. yang telah berkenan menjadi ahli
bahasa.
7. Cicilia Ika Puspitasari, S.Pd. yang telah berkenan menjadi ahli materi.
8. Kepala sekolah, guru, dan peserta didik-peserta didik SMK Negeri 1
Yogyakarta, SMK Negeri 7 Yogyakarta, dan SMK Negeri 1 Bantul yang telah
xi
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Agustinus Budi Purwanto dan Ibu
Florentina Endang Murwani, yang tidak pernah lelah memberikan kasih
sayang, doa, dan dukungan moril maupun material, serta semangat kepada
penulis. Berkat Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus Menyertai Bapak dan Ibu
tercinta, serta kakakku Yohanes Candra Ari Purwanto terima kasih atas
dukungan, doanya. Yesus Kristus memberkati langkahmu.
10.Sahabatku Kos tutul 23A dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu terima kasih atas kebersamaanya, cerita, canda dan dukungannya
selama ini. Sangat bangga bisa mengenal kalian semua.
11.Elisabhet Retno Iryani, S.Pd. terima kasih atas perhatian, kasih, pengertian,
doa, dan dukunganya selama ini.
12.Seluruh teman-teman khususnya semua angkatan 2014 yang telah banyak
memberikan pengalaman, kasih, dan perhatiannya.
13.Seluruh teman-teman Agenda Pendhoza, Adri, Adeng, Agata, Daniel, Gadang,
Ucup, Retno, Ricky dan Vani, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
Bangga berkumpul dengan kalian.
Penulis berharap semoga segala kebaikan, dan dukungan semua pihak
tersebut di atas mendapatkan berkat yang melimpah dari Tuhan Yesus Kristus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akhir kata
semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan
dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 30 Januari 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8
A. Kurikulum ... 8
1. Pengertian Kurikulum ... 8
2. Struktur Kurikulum ... 9
3. Isi Kurikulum ... 10
4. Perubahan Kurikulum ... 11
B. Penilaian ... 13
1. Pengertian Penilaian ... 13
xiii
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 18
C. Taksonomi Bloom ... 21
1. Pengertian ... 21
2. Taksonomi Bloom Sebelum Revisi ... 21
3. Taksonomi Bloom Sesudah Revisi ... 26
D. Validitas dan Reliabilitas ... 30
E. CTT (Classical Test Theory) ... 36
F. IRT (Item Respons Theory) ... 40
G. Program Quest ... 47
H. Pencatatan Transaksi ... 48
I. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 61
1. Pengembangan Spesifikasi Tes ... 61
2. Penulisan Soal ... 61
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 75
D. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 77
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 84
A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 84
1. Pengembangan Spesifikasi Tes ... 84
2. Penulisan Soal ... 88
3. Penelaahan Soal ... 88
xiv
5. Uji Coba Soal ... 96
6. Analisis Quest ... 97
7. Seleksi dan Perakitan Soal ... 106
8. Pencetakan Tes ... 109
B. Pembahasan ... 110
BAB V PENUTUP ... 114
A. Kesimpulan ... 114
B. Keterbatasan Pengembangan ... 115
C. Saran ... 115
Daftar Pustaka ... 117
LAMPIRAN ... 120
xv
DAFTAR TABEL
4.10 Rata-Rata Skor Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda
Oleh Peserta Didik Kelas X ………. 108
4.11 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian Oleh Peserta Didik ... 108
2.1 Kompetensi Dasar ………... 20
2.2 Taksonomi Bloom Ranah Kognitif ………. 23
2.3 Saldo Normal Kelompok Akun ……….. 50
2.4 Saldo Normal Akun Aset ……… 51
2.5 Saldo Normal Akun Liabilitas ……… 51
2.6 Saldo Normal Akun Ekuitas ………... 52
2.7 Saldo Normal Akun Pendapatan ………. 52
2.8 Saldo Normal Akun Beban ………. 53
2.9 Kode Akun Huruf ………... 54
2.10 Kode Akun Huruf dan Angka ………. 54
2.11 Kode Angka Berurutan ………... 55
2.12 Kode Blok ………... 56
2.13 Kode Kelompok ……….. 56
2.14 Jurnal Umum ……….. 59
2.15 Jurnal Penerimaan Kas ………... 59
2.16 Jurnal Pengeluaran Kas ……….. 60
3.1 Pengambilan Sampel ……….…………. 77
3.2 Sampel Uji Coba ……….……… 79
3.3 Kriteria Kecocokan Butir dengan Pendekatan IRT ……… 82
3.4 Kriteria Indek Kesukaran Item ... 82
4.1 Kisi-Kisi Soal Jenis Pilihan Ganda KD 3.8 ……… 87
4.2 Rata-Rata Skor Dari Penilaian Ahli Bahasa ………... 91
4.3 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian Ahli Bahasa ……… 91
4.4 Rata-Rata Skor Dari Penilaian Ahli Materi ……… 94
4.5 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian Ahli Materi ….…... 94
4.6 Perbaikan Soal Hasil Validasi Oleh Ahli Bahasa .….….… 95 4.7 Perbaikan Soal Hasil Validasi Oleh Ahli Materi ………… 96
4.8 Tabel Peserta Didik ………. 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR GRAFIK
4.1 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda
Oleh Ahli Bahasa ……… 90 4.2 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda
Oleh Ahli Materi ……… 93 4.3 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Validasi Penilaian Oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa
Validasi Penilaian Oleh Guru Mata Pelajaran Akuntansi Dasar
Lampiran 3 Silabus Akuntansi Dasar Kelas X
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 5 Soal berbasis HOTS
Lampiran 6 Surat permohonan ijin penelitian SMK N 7 Yogyakarta
Lampiran 7 Surat permohonan ijin penelitian SMK N 1 Yogyakarta
Lampiran 8
Lampiran 9
Surat permohonan ijin penelitian SMK N 1 Bantul
Surat permohonan ijin penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Lampiran 10 Surat rekomendasi penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Lampiran 11 Surat rekomendasi penelitian DISDIKPORA
Lampiran 12 Surat permohonan menjadi validator ahli bahasa
Lampiran 13 Surat permohonan menjadi validator ahli materi
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Angket respon peserta didik pengembangan instrumen tes kemampuan berfikir tingkat tinggi
Foto kegiatan penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting untuk
kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan serta perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala
bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan
meliputi berbagai komponen yaitu tentang kompetensi pendidik atau
kualitas pendidik, mutu pendidikan dan perubahan dalam metode atau
strategi pembelajaran yang inovatif. Dalam melakukan perubahan dan
perkembangan tersebut perlu adanya pedoman dan panduan yang disebut
dengan kurikulum. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional memaparkan:
“Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Sedangkan Nurgiyantoro, (1988:5) menyatakan bahwa kurikulum
adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan
yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar
kelas.
Di Indonesia pada saat ini menggunakan kurikulum yang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Dalam
kurikulum 2013 aspek penilaian tidak hanya penilaian yang berbasis
pengetahuan dan ketrampilan saja, namun mempertimbangkan penilaian
sikap termasuk nilai-nilai spriritual dan sosial dalam diri peserta didik.
Untuk dapat mencapai penilaian tersebut, peserta didik dituntut untuk dapat
meningkatkan kompetensinya dengan menggunakan pendekatan Saintifik.
Dalam pendekatan Saintifik tersebut terdapat beberapa aspek yaitu (1)
mengamati, (2) menanya, (3) menalar, (4) mencoba, (5) mengolah, (6)
menyajikan, (7) menyimpulkan, dan (8) mengkomunikasikan.
Dalam Permendikbud No 66 Tahun 2013 memaparkan bahwa
penilaian adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk mewujudkan
keberhasilan dalam mencapai penilaian yang baik perlu adanya standar yang
sesuai dengan standar penilaian kurikulum 2013 yang baru diterapkan
dalam pendidikan di Indonesia. Dalam penilaian hasil belajar meliputi
beberapa aspek yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan, penilaian hasil
belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian
Acuan Kriteria (PAK), yaitu penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Maka seorang pendidik harus memberikan penilaian kepada peserta
didik secara menyeluruh, sehingga dapat menghasilkan evaluasi yang baik
yaitu evaluasi yang dilaksanakan secara utuh dan tidak terpisah. Untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran akuntansi dalam hal ini mengembangkan
instrumen penilaian ketrampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thingking Skill) HOTS untuk mengukur prestasi belajar peserta didik
dengan bentuk soal tes pilihan ganda dengan materi menerapkan pencatatan
transaksi bisnis (buku jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal,
sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal). Pembuatan instrumen yang
berbasis HOTS memang masih tergolong baru dan belum semua pendidik
menerapkan atau mengembangkan instrumen yang berbasis HOTS tersebut.
Pendidik terkadang masih menggunakan soal yang berbasis LOTS (Lower
Order Thingking Skill) dan belum mengembangkan pemikiran yang kritis
pada suatu masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan di SMK Negeri 7 Yogyakarta dengan guru
akuntansi yang bernama Ibu Lembah Srigati S.Pd, peneliti menemukan
bahwa pendidik belum mengembangkan instrumen penilaian yang berbasis
HOTS dan belum mengukur kemampuan peserta didiknya untuk berpikir
tingkat tinggi, hal tersebut terlihat pada Kompetensi Dasar 3.8 yaitu
menerapkan pencatatan transaksi bisnis (buku jurnal, konsep debet dan
kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal) yang masih
dalam tingkat C2 dan C3 yaitu pada taraf memahami dan menerapkan.
yang di sampaikan, dan pendidik kurang mampu memberikan instrumen
berbasis HOTS yang mengukur pemahaman atau dapat memecahkan
masalah peserta didik pada materi. Pendidik juga masih sulit untuk
mengembangkan instrumen penilaian yang dapat mengukur kemampuan
berpikir peserta didik secara tingkat tinggi dan kritis. Oleh karena itu,
seorang pendidik harus dituntut untuk dapat mengembangkan instrumen
penilaian yang mencakup kisi-kisi soal, kumpulan butir soal, kunci jawaban,
pedoman penilaian dan rubik penilaian. Sehingga dapat mengukur tingkat
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan mampu berpikir kritis
dalam memecahkan suatu masalah dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian
Berbasis HOTS Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Buku Jurnal Kelas X
Akuntansi SMK”. Dengan pengembangan instrumen ini diharapkan
bermanfaat bagi pendidik dan sekolah untuk mengembangkan penilaian
yang berbasis HOTS.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah
untuk penelitian tersebut sehingga dapat lebih fokus dan terperinci, maka
penulis perlu membatasi hanya berkaitan dengan pengembangan instrumen
penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar menerapkan buku jurnal
kelas X akuntansi SMK dengan bentuk tes pilihan ganda berbasis HOTS
bagian C4, C5, dan C6 yang terdiri dari menganalisis, menilai, dan
menciptakan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada
kompetensi dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK?
2. Bagaimana kualitas intrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi
dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi
dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK.
2. Mengetahui kualitas instrumen penilaian berbasis HOTS pada
kompetensi dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan
praktis. Manfaat teoritis dan praktis akan dijelaskan dengan rincian di
bawah ini.
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan
menerapkan pencatatan transaksi bisnis (buku jurnal, konsep debet
dan kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal),
serta mengembangkan produk instrumen penilaian berbasis HOTS.
b. Dapat menjadi sumber referensi dan informasi bagi penelitian
selanjutnya agar lebih baik.
2. Secara Praktis
a. Bagi pendidik
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian
tentang pengembangan instrumen penilaian yang valid dan reliabel
untuk diterapkan dalam pembelajaran akuntansi dasar, khususnya
untuk penilaian kompetensi dasar menerapkan buku jurnal.
b. Bagi peserta didik
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sejauh mana
siswa dapat menyerap ilmu yang diberikan pendidik selama
pembelajaran berlangsung. Selain itu, penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dapat dijadikan umpan balik dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
c. Bagi peneliti lain
Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap penelitiannya agar
dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
masalah pengembangan instrumen penilaian kompetensi dasar
F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan
1. Instrumen penilaian ini dibuat berdasarkan soal-soal yang dapat memacu
kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi.
2. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan Kompentensi Dasar (KD) 3.8
Menerapkan pencatatan transaksi bisnis (buku jurnal, konsep debet dan
kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal).
3. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan kurikulum 2013 dengan
menggunakan Taksonomi Anderson (perbaikan taksonomi Bloom) pada
bagian C4, C5, dan C6 yang terdiri dari menganalisis, menilai, dan
menciptakan.
4. Instrumen penilaian ini disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda yang
berjumlah 40 butir dengan 5 jawaban alternatif.
5. Instrumen penilaian ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi soal yang
berbasis HOTS.
6. Instrumen penilaian ini memiliki durasi waktu dalam mengerjakan soal
serta terdapat petunjuk pengerjaan soal yang dapat membantu peserta
8 BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Arifin (2011:4) kurikulum adalah semua kegiatan pengalaman
potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi
di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah atas
tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. S. Nasution
(2006:8) menjelaskan bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang
direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan.
Sanjaya (dalam buku Fadlillah, 2014:14) menyatakan bahwa
kurikulum adalah segala pengalaman tentang pendidikan yang diberikan
sekolah untuk seluruh peserta didik, baik dilakukan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
Berdasarkan pendapat-pendapat tentang kurikulum di atas,
kurikulum disimpukan sebagai seperangkat alat, isi, bahan pelajaran
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
mencapai tujuan dari pendidikan. Kurikulum tidak bisa terlepas dari
pendidikan karena kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling
berkaitan.
2. Struktur Kurikulum
Dalam Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dibedakan dalam beberapa
kelompok yaitu :
a. Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B.
b. Kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan kelompok peminatan terdri
atas Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-Ilmu
Bahasa dan Budaya.
c. Khusus untuk MA, selain pilihan ketiga kelompok peminatan
tersebut, dapat ditambah dengan peminatan lainnya yang diatur lebih
lanjut oleh Kementerian Agama.
Untuk kelompok mata pelajaran SMK maka merujuk pada
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yang dibedakan tiga kelompok mata
pelajaran yaitu :
a. Kelompok normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan
b. Kelompok adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang terdiri atas
mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan.
c. Kelompok produktif adalah kelompok mata pelajaran terdiri atas
sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi. Sekolah Menengah
Kejuruan mempunyai kekhususan terletak pada mata pelajaran
produktif. Seperti halnya mata pelajaran lain, Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran produktif juga
perlu dikaji.
Dari penjelasan diatas, struktur kurikulum disimpulkan sebagai
pengorganisasian dari kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan
pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan
pendidikan dan program pendidikan. Untuk mata pelajaran khususnya
akuntansi termasuk dalam muatan peminatan kejuruan dalam
kompetensi keahlian akuntansi dan keuangan serta termasuk dalam
kelompok produktif.
3. Isi Kurikulum
Nurgiyantoro (1998:10) menjelaskan bahwa isi kurikulum
adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan
belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Isi
program masing-masing bidang studi tersebut, jenis-jenis bidang studi
ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan.
Arifin (2011:88) isi kurikulum adalah semua kegiatan yang
dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Isi kurikulum dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Logika yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan prosedur
keilmuan.
b. Etika yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral.
c. Estetika yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni.
Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum tersebut maka
disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) mengandung
bahan kajian atau topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses
pembelajaraan dan (b) berorientasi pada standar kompetensi lulusan,
standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa, isi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dengan
berorientasi pada standar kompetensi lulusan, kompetensi mata
pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
4. Perubahan Kurikulum
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis
dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Maka dari itu,
perubahan dan pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan
terarah. Kurikulum harus memiliki visi dan arah yang jelas sehingga
sistem pendidikan nasional jelas arahnya dengan adanya kurikulum
tersebut.
Soetopo dan Soemanto (1991: 38), mengatakan bahwa suatu
kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan
dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu,
yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.
Menurut Nasution (2009:252), menjelaskan bahwa perubahan
kurikulum ini mengenai tujuan maupun alat atau cara-cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Mengubah kurikulum berarti mengubah
manusia yaitu, guru, pembina pendidikan, dan mereka yang terlibat
dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu, perubahan kurikulum juga
dianggap sebagai perubahan sosial juga. Lebih lanjut, Nasution
menyebutkan bahwa perubahan kurikulum mencakup diantaranya :
a. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan
Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan
pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang
pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan
pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan) menjadi
b. Perubahan Standar Isi
Perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang
mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus
pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran
melalui pendekatan tematik-integratif.
c. Perubahan Standar Proses
Perubahan pada standar proses berarti perubahan strategi
pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses
pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi
untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
dan mencipta.
d. Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi
sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses.
Sebelumnya ini penilaian hanya mengukur hasil kompetensi.
B. Penilaian
1. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat ditempuh dengan
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.
yang baik akan menghasilkan kualitas yang baik dilihat dari hasil
penilaiannya.
Berikut ini beberapa pengertian tentang penilaian menurut para
ahli: (1) penilaian merupakan proses yang dilakukan seorang guru untuk
mendapatkan informasi tentang kinerja siswa. Hasil penilaian ini
digunakan sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan dari proses
belajar mengajar. (Ida Farida, 2017:2), (2) penilaian adalah penerapan
berbagai cara dan pengguanan beragam alat. Penilaian untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau informasi tentang kecapaian kompetensi peserta didik.
Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik (Haryati, 2006:16),
(3) penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. (Sunarti, Rahmawati, 2014: 7).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penilaian disimpulkan
sebagai proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran
informasi untuk menentukan proses dan hasil belajar peserta didik,
dengan penilaian juga bertujuan untuk bahan pertimbangan bagi guru
untuk pengambilan keputusan terhadap kinerja peserta didik dalam
Sunarti & Rahmawati, (2014:15), menjelaskan ranah
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai berikut:
a. Penilaian Ranah Pengetahuan
Penilaian ranah sikap dalam pembelajaran di kelas meliputi
(1) tingkat menghafal bentuk paragraf dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia seperti paragraf deskripsi, paragraf induktif dan paragraf
campuran, (2) memahami bentuk-bentuk paragraf dengan
menentukan karakteristik dan memberi kesimpulan dari suatu
paragraf, (3) peserta didik dibimbing untuk mampu mendeskripsikan
suatu paragraf, (4) peserta didik dianggap mampu menggolongkan
bentuk-bentuk paragraf dari suatu teks, (5) peserta didik dinilai
dapat mensitensis seperti dengan keahlian yang dimiliki, peserta
didik mampu mengklasifikasikan dan menggolongkan suatu
paragraf, (6) dengan kemampuan peserta didik untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk paragraf, maka dapat melihat hasil
akhir atau ulangan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai. Penilaian ranah pengetahuan dapat dilakukan melalui teknik
tes tertulis, tes lisan, penugasan dan portofolio.
b. Penilaian Ranah Sikap
Penilaian ranah sikap peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai peran yang penting dalam menentukan
keberhasilan suatu proses belajar. Sikap menunjukan reaksi
hal yang dinilai, yaitu (1) kompetensi afektif, (2) sikap dan minat
siswa terhadap materi pelajaran serta proses belajar. Kemampuan
peserta didik yang dinilai antara lain: (a) peserta didik memberi
respon terhadap situasi yang dialami, (b) peserta didik menerima
nilai dan norma yang mempunyai etika dan estetika, (c) menilai dari
segi baik-buruk dan adil tidak adil dari suatu fenomena, (d) peserta
didik mempraktikkan nilai, norma, etika dan estetika dalam hidup
sehari-hari, dan (e) menilai peserta didik dari segi daya tarik,
motivasi, minat, ketekunan dalam belajar, dan sikap terhadap mata
pelajaran dan proses pembelajaran. Untuk menilai ranah sikap
dilakukan melalui observasi, yang diperkuat dengan penilaian diri
dan penilaian antarteman yang dicatat dalam bentuk jurnal.
c. Penilaian Ranah Keterampilan
Penilaian ranah keterampilan berarti kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengalaman belajar dalam dunia
nyata. Kemampuan keterampilan misalnya dalam pembelajaran
akuntansi, seperti (1) seorang peserta didik bisa membedakan
akun-akun bernominal debet dan akun-akun-akun-akun bernominal kredit, (2)
kemampuan untuk menjelaskan posisi normal akun-akun, seperti
akun kas posisi normal berada di sebelah debet, secara mandiri,
mencontohkan seperti penjelasan pendidik maupun bisa melakukan
setelah proses belajar yang berulang, (3) peserta didik dengan
berkesulitan, (4) memiliki sikap cepat melakukan penyesuaian
terhadap hal baru, (5) peserta didik berperilaku sesuai sikap yang
dimiliki diri sendiri. Teknik penilaian ranah sikap bisa dilakukan
dengan kinerja, produk, proyek dan portofolio.
Berdasarkan penjelasan di atas suatu penilaian harus memiliki
beberapa keahlian dan mencakup aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
2. Higher Order Thinking Skill (HOTS) & Lower Order Thinking Skill
(LOTS)
Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Menurut Taksonomi
Bloom yang telah direvisi, proses kognitif dibedakan menjadi dua, yaitu
HOTS dan kemampuan berpikir tingkat rendah atau disebut dengan
LOTS (Lower Order Thingking Skill). Dalam LOTS ini melibatkan
kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),
sedangkan untuk HOTS mencakup analisis (C4), mengevaluasi (C5),
mengkreasikan (C6), (Krathworl and Anderson, 2001).
Untuk menguji ketarampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik
maka, soal-soal yang diberikan untuk menilai hasil belajar harus
dirancang dan dibuat sedemekian rupa sesuai dengan kata kerja
operasional dalam taksonomi Bloom baik dari soal pengetahuan, sikap,
hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan saja yang berupa
fakta-fakta, konsep, dan prinsip saja melainkan peserta didik juga di tuntut
untuk dapat melakukan suatu proses menemukan dan menganalisis dari
konsep-konsep dan prinsip-prinsip tersebut.
Di dalam kenyataan di lapangan atau di sekolah, soal-soal yang
diberikan kepada peserta didik masih cenderung menguji aspek ingatan
dan sering kali diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih kemampuan
peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi. Untuk melatih kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik dapat dilakukan oleh pendidik atau
guru mata pelajaran dengan memberikan soal-soal yang dapat membuat
peserta didik berpikir tinggi, biasanya dalam level analisis (C4), evaluasi
(C5), dan mengkreasikan (C6).
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti adalah suatu tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan ( SKL) yang harus dimiliki oleh
peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program. Kompetensi Inti
merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas.
Permendikbud No. 330 Tahun 2017, menetapkan kompetensi inti
sebagai berikut :
KI 1:
KI2:
Menghayati dan mengamalkan perilaku perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3:
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja perbankan dan keuangan mikro
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI 4:
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang perbankan dan keuangan mikro.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti.
Tabel 2. 1 Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.1 Memahami pengertian, tujuan, peran akuntansi dan informasi akuntansi sesuai perannya
3.2 Memahami jenis-jenis profesi akuntansi (bidang-bidang spesialisasi akuntansi, pentingnya etika profesi)
4.2 Mengelompokkan profesi akuntansi (bidang-bidang spesialisasi akuntansi, pentingnya etika profesi)
3.3 Memahami jenis dan bentuk badan usaha
4.3 Mengelompokkan jenis dan bentuk badan usaha
3.4 Memahami asumsi, prinsip-prinsip dan konsep dasar akutansi.
4.4 Mengelompokkan asumsi, prinsip-prinsip dan konsep dasar akutansi.
3.5 Memahami tahapan siklus akuntansi
4.5 Mengelompokkan tahapan siklus akuntansi
3.6 Menerapkan persamaan dasar akuntansi
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 3.7 Memahami transaksi bisnis
perusahaan baik perusahaan jasa, dagang dan
manufacture
4.7 Mengelompokkan transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang dan
manufacture
3.8 Menerapkan pencatatan transaksi bisnis (buku jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal)
4.8 Melakukan pencatatan buku jurnal, konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal
3.9 Menerapkan posting 4.9 Melakukan posting
3.10Menganalisistransaksi jurnal penyesuaian
4.10 Membuat jurnal penyesuaian
3.11Menganalisis perkiraan untuk menyusun laporan keuangan
4.11 Menyusun laporan keuangan
C. Taksonomi Bloom 1. Pengertian
Taksonomi Bloom ini merujuk pada taksonomi yang dibuat
untuk tujuan dari pendidikan. Taksonomi ini pertama kali diciptakan
atau di buat oleh Benyamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam
taksonomi tersebut memuat tujuan pendidikan yaitu pada ranah kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (keterampilan).
2. Taksonomi Bloom Sebelum Revisi
Dalam Taksonomi Bloom yang dikemukan oleh B. S Bloom
membagi ke dalam 3 ranah pengetahuan yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik
a. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif
Taksonomi Bloom mengklasifikasikan perilaku menjadi enam
lebih kompleks (mengevaluasi). Ranah kognitif terdiri atas
(berturut-turut dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks),
yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge ) / C – 1
Pengetahuan adalah suatu proses mengingat kembali hal-hal
yang spesifik dan universal, dan mengingat kembali metode dan
proses, atau mengingat kembali apa yang didapatkan atau yang
diperoleh sebelumnya.
2) Pemahaman (Comprehension) / C – 2
Pemahaman merupakan tingkatan yang paling rendah dalam
aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau
mengerti tentang sesuatu.
3) Penerapan (Application) / C – 3
Kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu
mendemonstrasikan pemahaman yang didapatkan. Untuk
menunjukan kemampuan tersebut, seorang peserta didik harus
dapat memilih dan menggunakan apa yang telah mereka miliki
secara tepat sesuai dengan situasi yang ada dihadapannya.
4) Analisis (Analysis) / C – 4
Kemampuan untuk memilih sebuah struktur informasi ke dalam
komponen-komponen sehingga hirarki dan keterkaitan antar ide
dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Kategori
analisis elemen-elemen dari suatu komunikasi; (2) analisis
hubungan dan (3) analisis prinsip pengorganisasian.
Analisis berkaitan dengan pemilahan materi ke dalam
bagian-bagian, menemukan hubungan antar bagian-bagian, dan mengamati
pengorganisasian bagian-bagian.
5) Sintesis (Synthesis) / C – 5
Kemampuan untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan
mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
6) Evaluasi (Evaluation) / C – 6
Kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide,
kreasi, cara, atau metode. Evaluasi adalah tipe yang tertinggi di
antara ranah-ranah kognitif yang lain, mulai dari pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, hingga sintesis.
Taksonomi Bloom ranah kognitif berturut-turut dari yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks diilustrasikan seperti
berikut ini :
Tabel 2.2 Taksonomi Bloom Ranah Kognitif
EVALUASI
SINTESIS
ANALISIS Mengkritik
PENERAPAN
Memilah
Merangkai Menilai
PEMAHAMAN Merancang Menafsirkan
Menghitung Membedakan Mengatur
PENGETAHUAN Menerangkan Membagi
Membuktikan Menjelaskan
Mengingat Merangkum Melengkapi
Menghafal
b. Taksonomi Bloom Ranah Afektif
Ranah Afektif ini adalah yang berhubungan dengan sikap dan nilai
peserta didik. Dalam ranah Afektif ini ada beberapa kategori sebagai
hasil belajar :
1) Receiviring/ attending/ menerima
Semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang
datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
lain-lain. Receiving juga diartikan sebagai kemauan untuk
memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini
peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai
yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan
menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri
dengan nilai itu.
2) Responding/ menanggapi
Suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif atau
kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam
menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Valuing/ penilaian
Memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu
dikerjakan dan memberikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran peserta didik tidak hanya mau
menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan
untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk.
4) Organization/ organisasi
Pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi,
termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain,
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang
termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai,
organisasi sistem nilai dan lain-lain.
5) Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai
atau internalisasi nilai.
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses
internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam
hierarki nilai.
c. Taksonomi Bloom Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau keterampilan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar. Dalam ranah psikomotorik ini
terdapat beberapa kategori: Peniruan, Manipulasi, Pengalamiahan,
3. Taksonomi Bloom Sesudah Revisi
Taksonomi Bloom setelah dilakukan revisi oleh Anderson dan
Kratwohl, (2001 : 66-88), terdapat perbedaan yang tidak banyak pada
dimensi Kognitif. Pada Revisi Taksonomi Bloom ini, dibagi atas dua
dimensi yaitu:
a. Struktur dari dimensi proses kognitif
1) Mengingat
Peserta didik dapat mengingat kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam jangka waktu yang lama.
2) Memahami
Membangun makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk
lisan, tulisan, dan grafik komunikasi, termasuk di dalamnya:
a) Interpreting (Menerjemahkan)
b) Exemplifying (Mencontohkan)
c) Classifying (Mengklasifikasikan)
d) Summarizing (Meringkas)
e) Inferring (Menyimpulkan)
f) Comparing Membandingkan)
g) Explaining (Menjelaskan)
h) Mengaplikasikan
i) Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam suatu
3) Mengaplikasikan
Kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb.
4) Menganalisis
Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu
dengan yang lainnya.
5) Mengevaluasi
Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap
situasi, nilai atau ide atau mampu melakukan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar
6) Mengkreasi
Meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang
menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang
koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu berkreasi jika
dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen
atau bagian ke dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah
diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses kreasi umumnya
berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang
b. Struktur dari dimensi isi/ jenis/ pengetahuan
Jika isi adalah subjek-materi yang spesifik maka akan
memerlukan banyak taksonomi karena ada materi (misalnya, satu
untuk ilmu pengetahuan, satu untuk sejarah, dll). Kemudian, jika isi
dianggap ada di luar siswa, maka timbul permasalahan bagaimana
untuk mendapatkan isi dalam siswa. Ketika isi di dalam siswa, itu
menjadi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Transformasi ini
pengetahuan diperoleh melalui proses-proses kognitif yang
digunakan oleh siswa. Sehingga dibedakan atas 4 jenis pengetahuan
1) Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge)
Yaitu elemen dasar dimana siswa harus tahu akan berkenalan
dengan disiplin atau memecahkan masalah di dalamnya.
Termasuk di dalamnya pengetahuan terminologi dan
pengetahuan tentang rincian spesifik dan unsur.
2) Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge)
Yaitu hubungan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang
lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi
bersama-sama. Di antaranya: Pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan
generalisasi, Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
3) Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)
Yaitu bagaimana melakukan sesuatu atau penyelidikan, dan
Di antaranya: Pengetahuan tentang subjek-keterampilan khusus,
pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan
kriteria untuk menentukan ketika untuk menggunakan prosedur
yang tepat.
4) Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge)
Yaitu pengetahuan kognisi secara umum serta kesadaran dan
pengetahuan tentang kognisi sendiri. Diantaranya: pengetahuan
strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk
sesuai kontekstual dan kondisi pengetahuan diri.
D. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
a. Pengertian Validitas
Surapranata, (2009:50) Validitas adalah suatu konsep yang
berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas juga sebagai suatu tingkatan yang
menyatakan bahwa suatu alat ukur sesuai dengan apa yang diukur.
Linn dan Gronlund dalam (Surapranata 2009:50)
menjelaskan validitas berkaitan dengan hasil suatu alat ukur,
menunjukan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai dengan tujuan
pengukuran yang akan dilakukan.
Azwar (2011:5) menjelaskan bahwa validitas mempunyai
arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat
dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tes
tersebut. Sisi lain yang sangat penting dalam konsep validitas adalah
kecermatan pengukuran, yakni kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil sekalipun yang ada pada atribut yang
b. Macam-MacamValiditas
1) Validitas Isi (Content Validity)
Sugiyono (2004:113) menyatakan bahwa instrumen yang
mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes
yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan
mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan.
Instrumen yang mempunyai validitas isi harus disusun
berdasarkan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
Surapranata (2009:51) menjelaskan validitas isi mengandung arti
bahwa suatu alat ukur di pandang valid apabila sesuai dengan isi
kurikulum yang hendak di ukur.
Widoyoko (2015:143) menjelaskan bahwa instrumen
yang mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk
tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes dikatakan
mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi
yang dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajaran.
Jadi menguji validitas isi instrumen dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah dipelajari.
2) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Surapranata (2009:53) menjelaskan bahwa validitas
konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid
dibuat. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi
apabila soal-soal mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
diuraikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun
indikator yang terdapat dalam kurikulum.
Widoyoko 2015:146 menjelaskan bahwa untuk menguji
validitas konstruk dapat menggunakan pendapat dari para ahli
(expert judgment). Dalam hal ini setelah instrumen di kontruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
maka, instrumen tersebut dikonsultasikan dengan para ahli. Para
ahli akan memberikan keputusan apakah instrumen tersebut
dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin
dirombak total.
3) Validitas Berdasarkan Kriteria
a) Validitas Prediktif(Predictive Validity)
Azwar, (2011:50) validitas prediktif sangat penting
artinya bila tes dimaksudkan untuk fungsi sebagai prediktor
bagi performasi di waktu yang akan datang. Prosedur
validitas prediktif pada umumnya memerlukan waktu yang
lama dan mungkin biaya yang tidak sedikit karena presedur
ini bukan hanya melakukan prosedur analisis, melainkan
lebih merupakan kontinuitas dalam proses pengembangan
tes. Surapranata (2009:54) menyatakan bahwa sebuah tes
untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang.
b) Validitas Kesejajaran atau Konkuren(Concurrent Validity)
Azwar, (2011:52) validitas konkuren merupakan
indikasi validitas yang layak ditegakkan apabila tes tidak
digunakan sebagai suatu prediktor dan validitas sangat
penting dalam situasi diagnotik. Surapranata (2009:55)
validitas konkuren menunjukan pada hubungan antara tes
skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang.
Widoyoko (2015:150) menjelaskan bahwa sebuah
instrumen dikatakan validitas kesejajaran apabila hasilnya
sesuai dengan kriteria yang sudah ada, artinya memiliki
kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada. Kriteria yang
sudah ada dapat berupa instrumen lain yang mengukur hal
sama tetapi sudah diakui validitasnya. Validitas ini dapat
digunakan untuk menguji validitas instrumen baik bentuk tes
maupun non tes.
Untuk tes hasil belajar, yang utama adalah validitas isi, yakni
butir-butir soal yang ditanyakan kepada peserta didik sesuai dan
mewakili kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Hal ini
dapat dilihat dari sejauh mana butir-butir soal itu sesuai dengan
2. Reliabilitas
a. Pengertian Reliabilitas
Sudaryono (2016:170) reliabilitas berasal dari kata reliability
berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu
hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama.
Ida Farida (2017:162) menyatakan bahwa reliabilitas
merupakan suatu alat penilaian tingkat ketetapan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya dan reliabilitas
memberikan hasil yang konsisten pada hasil yang diukur.
Widoyoko (2015:157) menjelaskan bahwa kata reliabilitas
dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa
Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya.
Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang
tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali - kali.
b. Macam-Macam Pengujian Reliabilitas
Sugiyono (2004:120) menyatakan bahwa pengujian
reliabilitas dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Reliabilitas dengan tes-retes
Reliabilitas dengan tes-retes ini dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen beberapa kali pada responden.
Reliabilitas di ukur dari koefisien korelasi antara percobaan
dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan
reliabel.
2) Reliabilitas dengan ekuivalen
Reliabilitas dengan ekuivalen ini adalah pengujian
instrumen dengan pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi
mempunyai maksud yang sama. Reliabilitas instrumen dihitung
dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu
dengan data instrumen yang dijadikan ekuivalen, bila korelasi
positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
3) Reliabilitas dengan internal
Reliabilitas internal ini dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memproduksi reliabilitas instrumen.
Berdasarkan uraian di atas, pembuatan alat ukur dalam dunia
pendidikan harus dilakukan secermat mungkin dan disesuaikan dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh ahli-ahli pengukuran di bidang
pendidikan. Untuk melihat reliabilitas suatu alat ukur, yang berupa suatu
indeks reliabilitas, dapat dilakukan penelaahan secara statistik. Nilai ini
E. CTT (Classical Test Theory)
Pendekatan CTT adalah metode pertama yang dikembangkan
untuk pengukuran. Teori-teori CTT mendominasi pengembangan rumus
reliabilitas dan validitas yang dikenal dewasa ini (Suryabrata 2005).
Model dari pendekatan teori tes klasik ini disebut juga sebagai
model skor murni (true score model). Pendekatan ini telah berhasil
meletakkan dasar-dasar konsep dalam analisis karakteristik psikometri
perangkat ukur psikologi (Crocker&Algina,2005).
Pendekatan CTT ini juga telah berkontribusi dalam
pengembangan pengukuran psikometri dan pendekatan ini dianggap
sebagai model yang sederhana dan kuat. Fokus utama dari pendekatan ini
adalah informasi pada level tes dan juga menyediakan informasi
mengenai item-item yang digunakan (Coaley, 2010). Selain itu, teori tes
klasik ini juga praktis dan tidak memerlukan perhitungan yang rumit
(Kaplan & Saccuzo,2005).
Beberapa aspek yang diperhatikan dalam teori uji klasik yaitu
tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, penyebaran pilihan
jawaban, dan reliabilitas skor tes (Safari, 2000).
1. Tingkat Kesukaran Butir (p)
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada
0,00 – 1,00. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan
untuk setiap nomor soal. Rumus di bawah ini dipergunakan untuk
soal pilihan ganda (Nitko, 1996).
𝑝 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠
Semakin besar nilai p yaitu semakin besar proporsi peserta tes
dalam menjawab benar, maka soal tersebut dianggap mudah. Semakin
kecil nilai p maka soal tersebut dianggap sukar. Pada teori uji klasik,
tingkat kesukaran butir soal bergantung kepada kemampuan peserta
ujian. Bagi peserta ujian yang berkemampuan tinggi, butir soal menjadi
mudah. Bagi peserta ujian yang berkemampuan rendah, butir soal
menjadi sukar. Pada butir soal yang mudah, tampak kemampuan peserta
ujian menjadi tinggi. Sedangkan pada butir soal yang sukar, maka
kemampuan peserta ujian menjadi rendah. Oleh karena itu, tingkat
kesukaran butir soal tidak sepenuhnya menggambarkan ukuran
karakteristik butir soal sesungguhnya, akan tetapi lebih merupakan
kemampuan rata-rata kelompok peserta ujian.
Klasifikasi tingkat kesukaran soal dalam Nitko (1996), yaitu
sebagai berikut.
Jika nilai p di antara 0,00 – 0,30 soal tergolong sukar.
Jika nilai p di antara 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang.
2. Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda soal adalah nilai indeks yang menunjukkan
kemampuan butir soal untuk membedakan kelompok peserta ujian yang
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya pembeda suatu
butir soal ini didasarkan pada hasil tes suatu kelompok sehingga daya
pembeda tersebut belum tentu berlaku pada kelompok yang lain. Indeks
daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi
nilai daya pembeda soal, maka semakin baik soal tersebut. Daya
pembeda soal untuk bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
𝐷𝑃 = 2 (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)𝑁
DP = daya pembeda soal
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
N = jumlah siswa yang mengerjakan tes
Crocker & Algina (2005), daya pembeda soal diklasifikasikan
sebagai berikut.
Jika DP ≥ 0,4 maka butir soal baik/diterima.
Jika 0,3 ≤ DP < 0,4 maka butir soal cukup baik.
Jika 0,2 ≤ DP < 0,3 maka butir soalperlu diperbaiki.
Jika DP < 0,2 maka soal ditolak.
Pembagian kelompok diambil 25% dari urutan nilai terbaik