BAB II TINJAUAN TEORI
A.Pengertian
Pengertian tentang Harga diri rendah disampaikan oleh beberapa sumber. Harga diri rendah menurut Keliat (2006) digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan harga diri merasa gagal mencapai keinginan. Selain itu juga Harga diri rendah adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (Nanda, 2005 dalam Direja, 2011).
Menurut Keliat (2010), Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang terpikir adalah hal negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu, dan tidak berprestasi.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga diri merasa gagal mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang negatif dan merasa dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain.
B.Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial
2. Faktor presipitasi
Faktor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal
Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kesehatan
Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
• Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri. • Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
• Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh : - Kehilangan bagian tubuh
- Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal
- Prosedur medis dan keperawatan
(Stuart, 2007) C.Tanda dan Gejala
Tanda
Tidak menerima pujian Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah Gejala
Mengkritik diri sendiri
Pandangan hidup yang pesimis
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi, selera makan berkurang, tidak berani menatap
lawan bicara
Perasaan tidak mampu
(Fitria, 2009 dalam Direja. 2011) D.Proses terjadinya masalah
klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan atau yang selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada situasi yang pernah dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
Rentang respon konsep diri
Respon Adaptif Respon maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi Diri positif rendah identitas
E.Psikopatologi
Gambar 1. Psikopatologi gangguan konsep diri harga diri rendah Menurut Stuart dan Laraia, (1998).
• Ketidak percayaan orang tua tekanan dari kelompok sebaya, perubahan struktur sosial • Penolakan orang tua,
• Harapan orang tua yang tidak realsitis,
• Kegagalan yang berulang,
• Kurang mempunyai tanggung jawab personal, • Ketergantungan pada
orang lain,
Aktualisasi diri : pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses.
Konsep diri positif : klien yang mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya mengindikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai sesuatu.
Harga diri rendah : transisi antara respon adaptif dan maladaptif sehingga individu cenderung berfikir kearah negatif.
Kerancauan identitas : keadaan individu mengintegrasikan aspek–aspek masa kanak–kanak ke dalam mematangkan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara alami dan humoris.
Depersonalisasi : perasaan tidak realistic dan asing terhadap diri yang berhubungan dengan kecemasan, dan tidak dapat membedakan dirinya sendiri orang lain sehingga mereka tidak mengenal dirinya sendiri.
F. Psikofarmaka
Terapi medis Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa. Menurut Rasmun (2001) jenis obat psikofarmaka adalah
1 . CLORPROMAZINE (CPZ) a . Indikasi
waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. b. Mekanisme Kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap diotak khususnya system ekstra pyramidal.
c. Efek Samping • Sedasi
• Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik/parasimpatik, mulut
kering, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).
• Gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindroma
parkinsontremor, bradikinesia rigiditas).
• Gangguan endocrine (amenorhoe, ginekomasti). • Metabolik (jaundice)
• Hematologi, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka
panjang. d. Kontra Indikasi
2. HALOPERIDOL (HLP) a. Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
b. Mekanisme Obat
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska sinaptik neuron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal.
c. Efek Samping
• Sedasi dan inhibisi psikomotor
• Gangguan otonomik (hypoytensi, anti kolinergik/parasimpatik,
mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung). d. Kontra Indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran.
3. TRIHEXYPHENIDYL (THP) a. Indikasi
b. Mekanisme Kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresan trisiklik dan anti kolinergik lainnya.
c. Efek Samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, tachikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine.
d. Kontra Indikasi
Hypersensitif terhadap trihexyperidyl, glaucoma sudut sempit, psikosis berat, psikoneurosis, hypertropi prostat, dan obstruksi saluran cerna.
G.Terapi Somatik
Menurut Riyadi, & Purwanto, (2009) Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik. Terapi somatik telah banyak dilakukan pada klien dengan gangguan jiwa seperti terapi somatik restrain, seklusi, elekrokonvulsi, dan foto terapi.
1. Restrain
a. Perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri dan lingkungannya.
b. Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. c. Klien yang mengalami gangguan kesadaran.
d. Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan pengendalian diri.
e. Ancaman terhadap integritas tubuh berhubungan dengan penolakan klien untuk istirahat, makan, dan minum.
2. Seklusi
Bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan khusus. Indikasi seklusi yaitu klien dengan perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Kontra indikasi dari terapi ini antara lain :
a. Resiko tinggi bunuh diri. b. Klien dengan gangguan sosial.
c. Kebutuhan untuk observasi masalah medis. d. Hukuman.
3. ECT (Electro Convulsif Therapie)
Suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Indikasi ECT yaitu :
b. Klien dengan penyakit depresi mayor yang tidak berespon terhadap antidepresan atau yang tidak dapat minum obat.
c. Klien dengan gangguan bipolar yang tidak berespon terhadap obat. d. Klien bunuh diri akut yang cukup lama tidak menerima pengobatan
untuk mencapai efek terapeutik.
Sedangkan kontra indikasi terapi ECT yaitu :
a. Peningkatan tekanan intra cranial (karena tumor otak, infeksi SSP). b. Keguguran pada kehamilan gangguan sistem muskuloskeletal,
osteoartritis berat, osteoporosis, fraktur Karena kejang grandma.
c. Gangguan kardiovaskuler, infark miokardium, angina, hipertensi, aritmia, dan aneurisma.
d. Gangguan sistem pernafasan, asma bronkial. e. Keadaan lemah.
4. Foto Terapi atau Sinar
Terapi sinar berlangsung dalam waktu yang tidak lama namun cepat menimbulkan efek terapi. Kebanyakan klien merasa sembuh setelah 3-5 hari tetapi klien dapat kembali kambuh jika terapi dihentikan. Terapi ini dapat menurunkan 75 % gejala depresi yang dialami klien depresi musim dingin atau gangguan afektif musiman.
Efek samping yang terjadi setelah dilakukan terapi dapat berupa nyeri kepala, insomnia, kelelahan, mual, mata kering, keluar sekresi dari hidung atau sinus dan rasa lelah pada mata.
H.Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Rasmun (2001) suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
Tujuan terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku defensive dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
2. Tujuan khusus
3. Tujuan rehabilitasi
Meningkatkan ketrampilan ekspresi diri, sosial, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemecahan.
Karakteristik pasien terapi aktivitas kelompok yaitu :
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan diri, isolasi sosial, dan perubahan persepsi sensori.
I. Pohon Masalah
Isolasi sosial (akibat)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah (core problem)
Koping individu inefektif (penyebab)
Gambar 2.Pohon masalah Harga diri rendah
J. DiagnosaKeperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 2. Koping individu inefektif
K.Rencana Tindakan Keperawatan
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah TUM : Harga diri klien optimal
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi :
• Klien mau membalas salam
• Klien mau berabat tangan • Klien mau menyebutkan nama
• Klien mau mengetahui nama perawat
Intervensi :
• Bersalaman, panggil nama
• Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
• Jelaskan maksud hubungan interaksi • Elaskan kontrak yang akan dibahas
• Lakukan kontrak singkat tapi sering
TUK 2 :
Klien dapat mengindikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Kriteria Evaluasi :
• Klien mampu memilih aspek positif
Intervensi :
• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
• Utamakan memberi pujian realitas
TUK 3 :
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Kriteria Evaluasi :
• Klien mampu memilih kemampuan yang dapat dilakukan selama
sakit
• Contoh : - Menyapu
- Membersihkan tempat tidur
- Membersihkan kemeja
- Mencuci piring - Melipat baju Intervensi :
• Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dimiliki dapat
digunakan sebelum sakit
• Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
TUK 4 :
Klien dapat menetapkan, merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Kriteria Evaluasi :
• Klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimiliki • Contoh : - Menyapu
- Membersihkan tempat tidur
- Mencuci piring
- Melipat baju Intervensi :
• Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai dengan kemampuan
• Ingatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien • Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
TUK 5 :
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi klien dan kemampuannya Kriteria Evaluasi :
• Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi klien
Intervensi :
• Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai dengan kemampuannya
• Beri kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan yang
direncanakan
• Beri pujian atas keberhasilan klien
• Diskusikan atas keberhasilan klien
• Beri reinforcement positif
TUK 6 :
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Kriteria Evaluasi :
Merasa tidak berguna Merasa tidak mampu Pesimis
Menarik dari realita Intervensi :
• Diskusikan mengenai tanda-tanda harga diri rendah
• Anjurkan keluarga klien mengenal tanda-tanda dan cara
menghargai klien
• Keluarga tidak membedakan dengan anggota keluarga yang lain
2. Koping individu tidak efektif TUM :
Klien mampu menyelesaikan masalah individu dalam memenuhi tuntutan Tuk 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi
• Klien dapat mengungkapkan perasaannya
Intervensi
• Klien menunjukkan kepatuhan terhadap terapi medis dan
pengobatan
• Tidak ada keluhan lain yang dirasakan klien
3. Isolasi Sosial TUM :
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi
• Klien mampu menceritakan masalah yang dihadapi
Intervensi
• Beri kesempatan kepada klien untuk menceritakan masalahnya
• Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien • Beri reinforcement positif
TUK 2 :
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Kriteria Evaluasi
• Klien menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri
sendiri, orang lain dan lingkungan Intervensi :
• Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan
tandanya
• Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
penyebab menarik diri
• Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri dan
TUK 3 :
Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain
Klien menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
tidak berhubungan dengan orang lain. Keuntungannya : - Tidak Kesepian
- Banyak teman
- Ada yang diajak ngobrol Kerugiannya : - Tidak punya teman
- Kesepian
- Tidak ada yang diajak ngobrol Intervensi
• Kaji pengetahuan tentang manfaat dan keuntungan serta kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
• Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain • Beri reinforcemment positif
TUK 4 :
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap antara klien dengan perawat, keluarga klien
Kriteria Evaluasi
• Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap
K-P
K-P-K lain K-P-Keluarga Intervensi
• Kaji kemampuan membina hubungan dengan orang lain
• Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
melalui tahap K-P
K-P-K lain K-P-Kel
TUK 5 :
Klien dapat mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
Kriteria Evaluasi :
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
Diri sendiri Orang lain Intervensi :
• Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain
TUK 6 :
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Kriteria Evaluasi
Keluarga klien dapat :
Menjelaskan perasaannya
Menjelaskan cara merawat klien menarik diri
Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri Berpartisipasi dalam perawatan diri
Intervensi
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga cara merawat klien
menarik diri