• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Sosial Ekonomi

Karakteristik sosial ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik individu dan karakteristik keluarga. Karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, dan daerah tempat tinggal sampel, sedangkan karakteristik keluarga terdiri dari pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, serta status ekonomi keluarga dalam bentuk kuintil. Daerah tempat tinggal sampel atau pemukiman dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu perdesaan dan perkotaan. Sampel adalah anak dengan rentang usia 0-9 tahun (WHO 2011).

Sampel penelitian ini dibagi berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dan kelompok usia. Sampel dikelompokkan menjadi enam kelompok usia, yaitu 0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-23 bulan, 2-3 tahun, 4-6 tahun, dan usia 7-9 tahun. Pengelompokan ini didasarkan pada WNPG (2004). Jumlah total sampel dari penelitian ini adalah 41655, dengan sampel laki-laki berjumlah 21136 orang (50.7%) dan sampel perempuan berjumlah 20519 orang (49.3%). Sebaran sampel laki-laki dan perempuan menurut karakteristik individu dan jenis kelamin dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.

Daerah tempat tinggal dapat menentukan kemudahan akses terhadap asupan pangan. Lebih dari setengah sampel bertempat tinggal di daerah perdesaan dengan besar persentase masing-masing sampel laki-laki dan perempuan secara berurut, yaitu 51.7% dan 51.2%. Berdasarkan kelompok usia, lebih dari setengah sampel bertempat tinggal di daerah perdesaan. Hanya saja, pada sampel laki-laki dengan kelompok usia 6-11 bulan dan 12-23 bulan lebih banyak tinggal di daerah perkotaan.

Pendidikan orangtua merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pemilihan jenis pangan yang dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Penggolongan pendidikan orangtua sampel didasarkan pada kategori yang telah ditentukan oleh Riskesdas 2010. Kategori pendidikan orangtua dikelompokkan menjadi tidak tamat SD/MI, tamat SD/MI, tamat SMP/MTS, tamat SMA/MA, tamat D1/D2/D3, dan tamat perguruan tinggi. Persentase tertinggi untuk pendidikan terakhir ayah dan ibu baik pada sampel laki-laki maupun perempuan adalah tamat SD/MI.

Jenis pekerjaan merupakan faktor yang dapat menentukan kuantitas dan kualitas pangan yang dibeli karena jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan

(2)

pendapatan yang diterima. Kategori pekerjaan ditentukan oleh Riskesdas 2010, yaitu tidak bekerja, TNI/Polri/PNS/Pegawai, wiraswasta/layan jasa/dagang, petani/nelayan, buruh, dan lainnya. Sebagian besar pekerjaan ayah sebagai wiraswasta pada daerah perkotaan dan sebagai petani/nelayan di daerah perdesaan. Ibu sampel sebagian besar tidak bekerja baik pada sampel yang di daerah perkotaan maupun perdesaan.

Status ekonomi sampel berdasarkan data Riskesdas 2010 diperoleh dalam bentuk kuintil, yaitu kuintil 1, kuintil 2, kuintil 3, kuintil 4, dan kuintil 5. Kuintil 1 sampai 5 mengidentifikasi keadaan ekonomi suatu rumah tangga. Semakin tinggi kuintil maka semakin baik keadaan ekonomi suatu rumah tangga, sebaliknya semakin rendah kuintil semakin rendah pendapatan keluarga per kapita setiap bulannya. Secara keseluruhan, sampel penelitian berada pada kuintil 1 dengan persentase untuk sampel laki-laki sebesar 27.4% dan sampel perempuan 27.3%. Keadaan ini juga terjadi pada seluruh kelompok usia sampel laki-laki dan perempuan.

Status Gizi

Indikator antropometri yang digunakan untuk mengukur status gizi pada penelitian ini adalah usia, berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap sampel dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO (2007). Pengolahan status gizi menghasilkan nilai z-score berupa WAZ (weight- for-age z-score), HAZ (length or height-for-age z-score), dan BAZ (BMI-for-age z-score). Nilai z-score yang digunakan dalam penilaian status gizi anak adalah BAZ (BMI-for-age z-score), karena lebih menggambarkan status gizi terkini. Cut off points dari indikator tersebut adalah sampel dikatakan kurus apabila z-score < -2.0, normal pada range z-score ≥ -2,0 s/d z-score ≤ 2,0, dan tergolong gizi lebih apabila z-score > 2.0.

Berdasarkan Tabel 10, sebagian besar sampel memiliki status gizi normal. Persentase status gizi normal pada sampel laki-laki dan perempuan masing-masing, yaitu 69.4% dan 73.2%. Status gizi normal lebih tinggi pada sampel perempuan dibandingkan dengan sampel laki-laki. Mayoritas sampel, yaitu sebanyak 71.3% memiliki status gizi normal, sebanyak 17.1% sampel status gizi lebih, dan sampel dengan status gizi kurus sebanyak 11.6%. Sampel yang memiliki status gizi kurus lebih sedikit daripada sampel dengan status gizi

(3)

lebih. Hasil perolehan status gizi ini sama dengan status gizi anak usia 0-9 tahun yang dihitung dan diperoleh Riskesdas 2010 (Balitbangkes 2010).

Berikut tabel status gizi berdasarkan nilai z-score BAZ menurut jenis kelamin dan kelompok usia:

Tabel 10 Sebaran responden menurut status gizi (BAZ) dan kelompok usia Status Gizi (BAZ) Kelompok Usia Total n (%) 0-5bln n (%) 6-11bln n (%) 12-23bln n (%) 2-3thn n (%) 4-6thn n (%) 7-9thn n (%) Laki-laki 162 (100.0) 847 (100.0) 1835 (100.0) 4205 (100.0) 6779 (100.0) 7308 (100.0) 21136 (100.0) Kurus 22 (13.6) 133 (15.7) 287 (15.7) 502 (12.0) 732 (10.8) 884 (12.1) 2560 (12.1) Normal 88 (54.3) 508 (60.0) 1096 (59.7) 2823 (67.1) 4831 (71.3) 5319 (72.8) 14665 (69.4) Lebih 52 (32.1) 206 (24.3) 452 (24.6) 880 (20.9) 1216 (17.9) 1105 (15.1) 3911 (18.5) Perempuan 137 (100.0) 796 (100.0) 1806 (100.0) 4018 (100.0) 6556 (100.0) 7206 (100.0) 20519 (100.0) Kurus 16 (11.7) 117 (14.7) 249 (13.8) 472 (11.7) 709 (10.8) 711 (9.9) 2274 (11.1) Normal 88 (64.2) 482 (60.6) 1125 (62.3) 2732 (68.0) 4890 (74.6) 5710 (79.2) 15027 (73.2) Lebih 33 (24.1) 197 (24.7) 432 (23.9) 814 (20.3) 957 (14.6) 785 (10.9) 3218 (15.7) Laki-laki dan Perempuan 299 (100.0) 1643 (100.0) 3641 (100.0) 8223 (100.0) 13335 (100.0) 14514 (100.0) 41655 (100.0) Kurus 38 (12.7) 250 (15.2) 536 (14.7) 974 (11.8) 1441 (10.8) 1595 (11.0) 4834 (11.6) Normal 176 (58.9) 990 (60.3) 2221 (61.0) 5555 (67.6) 9721 (72.9) 11029 (76.0) 29692 (71.3) Lebih 85 (28.4) 403 (24.5) 884 (24.3) 1694 (20.6) 2173 (16.3) 1890 (13.0) 7129 (17.1) Tingginya persentase status gizi lebih pada anak laki-laki dan perempuan dapat menjadi beban tambahan bagi pemerintah, karena selain harus menanggulangi anak dengan status gizi kurang, pemerintah dituntut pula untuk memperhatikan anak dengan status gizi lebih. Menurut Riyadi (2003), gizi lebih atau overweight pada masa anak-anak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pada masa dewasa. Baker et al. (2004) dalam penelitiannya menyimpulakan bahwa pemberian makanan tambahan sebelum bayi berusia 4 bulan dan ibu yang obesitas menyebabkan pertambahan berat badan bayi yang lebih banyak dibandingkan bayi yang mendapat ASI saja sampai usia 5 bulan.

Persentase sampel yang paling banyak memiliki status gizi lebih adalah sampel laki-laki pada kelompok usia 0-5 bulan sebanyak 32.1%, dengan rata-rata berat badan dan tinggi badan adalah 7.5 ± 1.4 kg dan 55.7 ± 5.5 cm. Demikian pula, untuk status gizi kurus persentase paling banyak pada sampel laki-laki sebanyak 15.7%, namun pada kelompok usia 6-11 bulan, dengan rata-rata berat badan dan tinggi badan adalah 7.6 ± 1.1 kg dan 76.4 ± 6.5 cm (Lampiran 5).

(4)

Asupan Air Menurut Sumber Air dari Minuman

Air dari minuman, air dari makanan, dan hasil metabolisme (air metabolik) merupakan sumber air dalam tubuh. Asupan air dalam jumlah terbesar yang diperoleh tubuh merupakan air dari minuman, yaitu sekitar dua pertiga (65-70%) (Santoso et al. 2011). Air dari minuman dibedakan menjadi air putih dan bukan air putih.

Rata-rata asupan air putih pada sampel laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sampel perempuan. Asupan air putih pada sampel laki-laki dan perempuan secara berurut sebesar 616.2 ± 373.6 mL/hari dan 613.0 ± 369.0 mL/hari. Asupan air putih pada sampel usia 0-5 bulan sebanyak 456.1 ± 652.2 mL/hari, usia 6-11 bulan sebanyak 508.2 ± 531.0 mL/hari, usia 12-23 bulan sebanyak 510.2 ± 369.2 mL/hari, usia 2-3 tahun sebanyak 581.8 ± 372.3 mL/hari, usia 4-6 tahun sebanyak 631.8 ± 345.2 mL/hari, dan pada sampel yang berusia 7-9 tahun sebesar 614.6 ± 371.4 mL/hari (Lampiran 6).

Selain air putih, air dari minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh sampel adalah susu, dengan besar asupan pada sampel laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak 78.1 ± 175.6 mL/hari dan 73.3 ± 167.6 mL/hari. Asupan susu lebih rendah pada kelompok usia yang lebih tua. Asupan susu paling tinggi berada pada kelompok usia 0-5 bulan, yaitu sebanyak 349.3 ± 325.9 mL/hari. Secara keseluruhan, rata-rata asupan susu pada sampel adalah 75.7 ± 171.7 mL/hari.

Asupan minuman teh semakin meningkat pada kelompok usia yang lebih tua. Rata-rata asupan minuman teh secara keseluruhan pada sampel sebesar 49.5 ± 124.4 mL/hari. Susu kental manis banyak dikonsumsi oleh kelompok sampel yang berusia 2-3 tahun sebanyak 53.9 ± 164.0 mL/hari. Secara berurut kontribusi air dari minuman yang paling banyak dikonsumsi adalah air putih, susu, teh, susu kental manis, sirup, minuman lainnya (seperti es dawet, jamu, es cincau, dan lainnya), jus, minuman berkarbonasi, dan yang paling sedikit dikonsumsi sampel adalah kopi.

Rata-rata total asupan air dari minuman pada sampel laki-laki (800.9 ± 398.3 mL/hari) lebih tinggi daripada sampel perempuan (790.1 ± 390.8 mL/hari). Berdasarkan kelompok usia, rata-rata total asupan air mengalami fluktuasi dengan total asupan air yang paling tinggi pada kelompok usia 6-11 bulan sebanyak 830.1 ± 576.2 mL/hari. Rata-rata total asupan air pada seluruh sampel

(5)

adalah 795.6 ± 394.6 mL/hari. Tabel asupan air dari minuman pada anak menurut sumber, jenis kelamin, dan kelompok usia lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa air dari minuman yang paling banyak dikonsumsi adalah air putih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa sumber air tubuh yang paling utama adalah air putih (74%) (AFIC 1998). Rata-rata asupan air putih lebih tinggi pada kelompok usia 4-6 tahun dan 7-9 tahun dibandingkan dengan kelompok usia lain yang lebih muda. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada kelompok usia 4-18 tahun oleh Fulgoni (2007) bahwa semakin bertambahnya usia, asupan air putih semakin banyak.

Air dari Makanan

Pangan yang dikonsumsi seseorang berasal dari makanan dan minuman. Kontribusi air bagi tubuh dapat diperoleh dari asupan air dari makanan. Asupan air dari makanan dikelompokkan ke dalam 11 kelompok, yaitu (1) serealia, umbi, dan olahannya; (2) kacang-kacangan, biji-bijian, dan olahannya; (3) daging dan olahannya; (4) telur dan olahannya; (5) ikan, hasil perikanan, dan olahannya; (6) sayuran dan olahannya; (7) buah-buahan; (8) olahan susu; (9) minyak dan lemak; (10) serba serbi; dan (11) makanan jajanan.

Asupan air dari makanan pada sampel laki-laki maupun sampel perempuan paling banyak berasal dari golongan serealia, umbi, dan olahannya. Rata-rata asupan air dari serealia, umbi, dan olahannya pada sampel laki-laki sebesar 201.6 ± 114.3 mL/hari dan pada sampel perempuan sebesar 196.6 ± 112.7 mL/hari. Rata-rata asupan air dari serealia, umbi, dan olahannya mengalami peningkatan pada kelompok usia yang lebih tua.

Menurut Hardinsyah et al. (2010), sebagian besar sumber air dari makanan adalah makanan pokok (46%), serta buah dan sayur (30%). Makanan pokok orang Indonesia pada umumnya adalah nasi yang mengandung kadar air 25-35%, sementara buah dikonsumsi dalam jumlah yang relatif sedikit meskipun banyak kadar airnya.

Asupan air dari makanan yang dikonsumsi terbanyak kedua oleh sampel adalah golongan sayuran dan olahannya. Rata-rata mayoritas asupan air dari sayuran dan olahannya adalah 52.2 ± 73.8 mL/hari, pada sampel laki-laki sebanyak 52.0 ± 73.5 mL/hari dan pada sampel perempuan sebanyak 52.5 ± 74.1 mL/hari (Lampiran 7). Asupan air dari makanan yang sedikit memberikan

(6)

kontribusi berasal dari golongan olahan susu, serta lemak dan minyak. Secara keseluruhan, rata-rata asupan air dari makanan pada sampel adalah 334.8 ± 171.6 mL/hari.

Jumlah air dari makanan tergantung kepada pola konsumsi makan berupa jenis asupan makanan sampel. Apabila seseorang banyak mengonsumsi makanan lembek atau cair, sayur dan buah termasuk salad, maka sumber air tubuh dari makanan akan lebih tinggi. Akan terjadi sebaliknya bila seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan dari produk serealia, tepung, dan daging yang kering (Santoso et al. 2011).

Air Metabolik

Air metabolik adalah air yang diperoleh dari hasil oksidasi dalam reaksi kimia, yaitu metabolisme (Makfoeld et al. 2002). Air metabolik berasal dari oksidasi substrat zat gizi makro, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak di dalam tubuh. Total asupan air juga berasal dari air hasil metabolisme (air metabolik). Rata-rata asupan air metabolik lebih tinggi pada sampel laki-laki (130.6 ± 61.6 mL/hari) daripada sampel perempuan (128.0 ± 61.0 mL/hari). Rata-rata asupan air metabolik lebih tinggi pada sampel dengan kelompok usia yang lebih tua. Rata-rata total asupan air metabolik pada seluruh sampel sebesar 129.3 ± 61.3 mL/hari. Berikut adalah tabel asupan air metabolik pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia:

Tabel 11 Asupan air metabolik pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia Air Metabolik Kelompok Usia Total 0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki 57.0 ± 37.6 72.3 ± 44.5 96.9 ± 45.9 120.9 ± 52.5 134.9 ± 58.5 149.1 ± 65.0 130.6 ± 61.6 Perempuan 57.4 ± 38.4 72.3 ± 43.4 94.9 ± 48.3 116.8 ± 51.1 132.6 ± 58.6 145.8 ± 63.7 128.0 ± 61.0 Total 57.1 ± 37.9 72.3 ± 43.9 95.9 ± 47.1 118.9 ± 51.8 133.8 ± 58.6 147.5 ± 64.4 129.3 ± 61.3 Total asupan air metabolik pada penelitian ini masih rendah dibandingkan anjuran yang semestinya. Menurut Hoyt and Honig (1996) dalam Institute of Medicine of the National Academies (2004) bahwa perkiraan yang wajar dari produksi rata-rata air metabolik untuk orang dengan aktivitas ringan sekitar 250-350 mL/hari dan dapat meningkat menjadi 500-600 mL/hari untuk orang yang aktif secara fisik. Rendahnya air metabolik pada sampel dapat disebabkan oleh kurangnya asupan pangan yang mengandung karbohidrat. Menurut Santoso et al. (2011), semakin banyak produksi energi dari makanan berkarbohidrat akan semakin banyak air metabolik yang dihasilkan oleh tubuh.

(7)

Total Asupan Air

Rata-rata total asupan air pada anak laki-laki maupun perempuan lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua. Rata-rata total asupan air pada anak usia 0-5 bulan sebanyak 951 ± 664 mL/hari, usia 6-11 bulan sebanyak 1044 ± 598 mL/hari, usia 12-23 bulan sebanyak 1103 ± 476 mL/hari, usia 2-3 tahun sebanyak 1221 ± 474 mL/hari, usia 4-6 tahun sebanyak 1274 ± 451 mL/hari, dan usia 7-9 tahun sebanyak 1338 ± 460 mL/hari (Tabel 12). Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata asupan air anak laki-laki (1269 ± 481 mL/hari) yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan (1250 ± 472 mL/hari) (p<0.01).

Tabel 12 Asupan air pada anak menurut sumber, jenis kelamin, dan kelompok usia mL/kap/hari (%) Asupan Air Kelompok Usia Total 0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki Air dari minuman 837.2± 694.7 (84.2%) 826.3 ± 548.9 (76.8%) 796.1 ± 430.6 (69.2%) 823.9 ± 425.7 (64.8%) 791.8 ± 367.7 (60.7%) 793.5 ± 369.5 (57.7%) 800.9 ± 398.3 (62.1%) Air dari makanan 65.3± 84.3 (8.2%) 140.9± 133.6 (15.2%) 230.1 ± 147.1 (21.6%) 295.5 ± 149.3 (25.0%) 352.3 ± 153.0 (28.5%) 405.8 ± 171.0 (31.0%) 338.2 ± 172.8 (27.3%) Air metabolik 56.9± 37.5 (7.6%) 72.2± 44.4 (8.0%) 96.6± 45.8 (9.3%) 120.6± 52.4 (10.2%) 134.6± 58.4 (10.8%) 148.7± 64.9 (11.3%) 130.3± 61.5 (10.6%) Total 959± 703 (100.0%) 1039± 574 (100.0%) 1123± 480 (100.0%) 1240± 489 (100.0%) 1279± 450 (100.0%) 1348± 465 (100.0%) 1269± 481 (100.0%)a Perempuan Air dari minuman 807.0 ± 599.9 (83.3%) 834.1 ± 604.2 (76.4%) 764.8 ± 418.2 (68.8%) 801.3 ± 400.6 (65.0%) 790.2 ± 371.3 (61.1%) 785.0 ± 358.7 (58.0%) 790.1 ± 390.8 (62.2%) Air dari makanan 75.8 ± 98.8 (9.1%) 141.5 ± 137.6 (15.5%) 223.4 ± 145.3 (21.8%) 284.3 ± 135.3 (24.9%) 348.0 ± 158.2 (28.2%) 397.8 ± 168.8 (30.8%) 332.2 ± 170.8 (27.3%) Air metabolik 57.3± 38.3 (7.6%) 72.2± 43.3 (8.1%) 94.7± 48.2 (9.4%) 116.5± 51.0 (10.2%) 132.2± 58.5 (10.7%) 145.4± 63.6 (11.2%) 127.6± 60.8 (10.5%) Total 940± 618 (100.0%) 1048± 623 (100.0%) 1083± 471 (100.0%) 1202± 458 (100.0%) 1270± 451 (100.0%) 1328± 455 (100.0%) 1250± 472 (100.0%)b Laki-laki dan Perempuan

Air dari minuman 823.4 ± 652.1 (83.8%) 830.1 ± 576.2 (76.6%) 780.6 ± 424.7 (69.0%) 812.9 ± 413.8 (64.9%) 791.0 ± 369.5 (60.9%) 789.3 ± 364.2 (57.9%) 795.6 ± 394.6 (62.1%) Air dari makanan 70.1 ± 91.2 (8.6%) 141.2 ± 135.5 (15.3%) 226.8 ± 146.3 (21.7%) 290.0 ± 142.8 (24.9%) 350.2 ± 155.6 (28.3%) 401.8 ± 169.9 (30.8%) 335.3 ± 171.8 (27.3%) Air metabolik 57.0± 37.8 (7.6%) 72.2± 43.8 (8.1%) 95.7± 47.0 (9.3%) 118.6± 51.7 (10.2%) 133.4± 58.5 (10.8%) 147.1± 64.3 (11.3%) 129.0± 61.2 (10.6%) Total 951± 664 (100.0%)a 1044± 598 (100.0%b 1103± 476 (100.0%)c 1221± 474 (100.0%)d 1275± 451 (100.0%)e 1338± 460 (100.0%)f 1260± 477 (100.0%)

(8)

Asupan air berdasarkan karakteristik daerah tempat tinggal sampel juga perlu untuk diketahui. Untuk mengetahui asupan air di daerah perkotaan dengan perdesaan dilakukan uji beda. Asupan air untuk daerah perdesaan berbeda nyata dengan daerah perkotaan (p<0.01), dimana lebih tinggi di daerah perkotaan sebesar 1308 ± 498 mL/hari dibandingkan dengan daerah perdesaan sebesar 1214 ± 451 mL/hari. Tingginya asupan air di daerah perkotaan menunjukkan bahwa tingginya asupan pangan yang berkaitan dengan status ekonomi keluarga di daerah perkotaan, sehingga menghasilkan total asupan air yang tinggi pula.

Persentase air dari minuman, makanan, dan air metabolik terhadap total asupan air berbeda untuk tiap kelompok usia. Persentase asupan air juga lebih tinggi pada sample dengan kelompok usia yang lebih tua pada ketiga sumber asupan air tersebut (Gambar 3). Rata-rata persentase air dari minuman, makanan, dan air metabolik pada sampel secara berurut adalah 62.1%, 27.3%, dan 10.6%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase sumber asupan air paling besar berasal dari minuman. Berikut grafik yang menggambarkan asupan air menurut sumber berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia.

Gambar 3 Asupan air pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia (mL/kap/hari)

y = -6,0242x + 841,03 R² = 0,7031 y = 31,456x + 142,51 R² = 0,8572 y = 8,9915x + 73,207 R² = 0,8607 y = 34,472x + 1056,6 R² = 0,8527 y = 3,9127x + 760,12 R² = 0,272 y = 8,8091x + 71,6 R² = 0,8891 y = 31,119x + 134,89 R² = 0,8972 y = 43,859x + 966,57 R² = 0,8476 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 6 12 24 36 48 60 72 84 96 108

Laki-laki Air dari Minuman Laki-laki Air dari Makanan Laki-laki Air metabolik Laki-laki Total Asupan Air Perempuan Air dari Minuman

Perempuan Air metabolik Perempuan Air dari Makanan

Perempuan Total Asupan Air

(9)

Setelah diperoleh total asupan air masing-masing sampel, maka dapat ditetapkan nilai Adequate Intake (AI) untuk asupan air pada median asupan air dari sampel dengan status gizi normal. AI adalah perkirain asupan dan penyerapan pangan yang cukup akan zat gizi yang penting untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga kesehatan. Berdasarkan rasio perbandingan AI untuk asupan air dengan kebutuhan energi sampel dapat diperoleh nilai kebutuhan air bagi sampel. Nilai kebutuhan air bagi anak yang diperoleh berdasarkan penelitian ini sebesar 0.95 mL/Kal lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan air berdasarkan penelitian Manz dan Wentz (2005) sebesar 1.11 mL/Kal dan penelitian Popkin et al. (2010) sebesar 1 mL/Kal. Kebutuhan air menurut Manz dan Wentz (2005) menyesuaikan dengan data penelitian NHANES III, sedangkan kebutuhan air menurut Popkin et al. (2010) menyesuaikan dengan data kebutuhan air menurut IOM.

Rasio perbandingan AI untuk asupan air dengan kebutuhan energi sampel pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai kebutuhan air dari penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini diduga disebabkan karena food recall 1x24 jam yang dilakukan oleh tim pengumpul data Riskesdas 2010 hanya fokus kepada makanan yang dikonsumsi oleh sampel. Recall terhadap asupan air putih dan air dari minuman lainnya tidak dilakukan dengan wawancara secara mendalam. Rendahnya asupan air dari minuman pada kelompok usia 0-5 bulan diperkirakan karena adanya kontribusi air dari makanan dan air metabolik, yang seharusnya hanya berasal dari ASI saja.

Kebutuhan dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Air

Rata-rata kebutuhan air anak laki-laki adalah 1431

±

345 mL/hari dan anak perempuan adalah 1360

±

285 mL/hari dengan rata-rata kebutuhan air secara keseluruhan adalah 1396

±

319 mL/hari (Tabel 13). Rata-rata kebutuhan air pada anak meningkat seiring dengan peningkatan usia. Kebutuhan air sampel laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan sampel perempuan (p<0.01). Hasil uji beda dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tingginya kebutuhan air pada sampel laki-laki sesuai dengan studi yang dilakukan Asian Food Information Centre (2000), bahwa laki-laki memiliki lebih banyak air dalam tubuhnya dibandingkan perempuan karena laki-laki memiliki otot tanpa lemak (lean muscle) lebih besar dari perempuan. Otot menahan lebih banyak air dibandingkan jaringan lemak. Hal tersebut juga dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki biasanya lebih banyak daripada perempuan,

(10)

sehingga dibutuhkan asupan air yang lebih banyak untuk menggantikan asupan air yang hilang akibat aktivitas tersebut. Berikut adalah tabel tingkat pemenuhan kebutuhan air pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia:

Tabel 13 Tingkat pemenuhan kebutuhan air pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia mL/kap/hari (%)

Asupan Air Kelompok Usia Total

0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki Asupan 959 ± 703 1039 ± 574 1123 ± 480 1240 ± 489 1279 ± 450 1348 ± 465 1269 ± 481 Kebutuhan 762 ± 157 827 ± 164 1011 ± 213 1287 ± 236 1494 ± 245 1646 ± 288 1431 ± 345a Tingkat pemenuhan kebutuhan air 131.8 ± 103.9 128.9 ± 73.8 114.5 ± 52.4 98.6 ± 41.2 87.1 ± 32.0 83.7 ± 30.6 92.6 ± 41.0a Perempuan Asupan 940 ± 618 1048 ± 623 1083 ± 471 1202 ± 458 1270 ± 451 1328 ± 455 1250 ± 472 Kebutuhan 699 ± 133 789 ± 167 968 ± 239 1238 ± 220 1407 ± 159 1557 ± 177 1360 ± 285b Tingkat pemenuhan kebutuhan air 140.4 ± 101.3 138.4 ± 91.3 116.7 ± 55.8 99.5 ± 40.8 91.0 ± 32.8 86.1 ± 30.4 95.4 ± 42.7b

Laki-laki dan Perempuan

Asupan 951 ± 664 1044 ± 598 1103 ± 476 1221 ± 474 1275 ± 451 1338 ± 460 1260 ± 477 Kebutuhan 733 ± 149a 809 ± 167b 990 ± 227c 1264 ± 230d 1452 ± 211e 1602 ± 244f 1396 ± 319 Tingkat pemenuhan kebutuhan air 135.7 ± 102.7a 133.5 ± 82.8b 115.6 ± 54.1c 99.0 ± 41.0d 89.0 ± 32.5e 84.9 ± 30.6f 94.0 ± 41.9 Tingkat pemenuhan kebutuhan air yang dihitung berdasarkan data asupan Riskesdas 2010 untuk anak laki-laki adalah 92.6 ± 41.0 % lebih rendah dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu 95.4 ± 42.7 % (p<0.01). Hal ini dikarenakan, kebutuhan pada anak perempuan lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki, sedangkan selisih nilai asupan air pada anak perempuan hanya sedikit berbeda dibandingkan dengan anak laki-laki.

Asupan Zat Gizi Makro dan Mineral

Selain total asupan air, jumlah asupan zat gizi makro dan mineral juga diteliti dalam penelitian ini. Zat gizi makro terdiri dari energi, protein, lemak, dan karbohidrat, sedangkan mineral terdiri dari kalsium, fosfor, dan besi. Asupan zat gizi makro dan mineral diolah berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas 2010. Rata-rata asupan zat gizi makro dan mineral pada sampel laki-laki lebih tinggi daripada sampel perempuan. Rata-rata asupan energi pada sampel laki-laki sebesar 1028 ± 481 Kal per kapita/hari, sedangkan pada sampel perempuan sebesar 1008 ± 476 Kal per kapita/hari. Rata-rata asupan protein pada sampel laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 33.8 ± 17.9 g dan 33.1 ± 17.7 g. Rata-rata asupan karbohidrat pada sampel laki-laki sebanyak 151.9 ± 77.9 g dan

(11)

pada sampel perempuan sebanyak 148.2 ± 76.4 g. Rata-rata asupan lemak pada penelitian ini relatif sama pada seluruh sampel sebesar 30.9 ± 22.7 g. Berikut adalah tabel asupan zat gizi makro dan mineral per kapita/hari:

Tabel 14 Asupan zat gizi makro dan mineral per kapita/hari pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia

Asupan Zat Gizi Kelompok Usia Total 0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki Energi (Kal) 444 ± 294 566 ± 349 761 ± 361 953 ± 410 1062 ± 456 1174 ± 505 1028 ± 481 Protein (g) 11.1 ± 8.5 16.1 ± 12.3 23.7 ± 13.4 31.7 ± 15.4 35.0 ± 16.9 38.9 ± 19.0 33.8 ± 17.9 Lemak (g) 17.3 ± 15.3 18.5 ± 15.4 23.9 ± 16.6 29.2 ± 19.4 31.8 ± 22.5 35.1 ± 25.0 31.1 ± 22.5 Karbohidrat (g) 61.6 ± 39.4 83.5 ± 51.2 112.1 ± 56.4 139.5 ± 66.3 157.4 ± 74.6 173.8 ± 83.6 151.9 ± 77.9 Air (mL) 959.5 ± 702.6 1039.5 ± 574.4 1123.0 ± 479.8 1239.9 ± 488.7 1278.6 ± 450.2 1347.9 ± 464.6 1269.3 ± 480.8 Kalsium (mg) 296.9 ± 281.4 328.8 ± 347.3 323.5 ± 332.9 312.5 ± 346.2 251.7 ± 299.5 238.1 ± 306.6 268.8 ± 318.4 Fosfor (mg) 262.2 ± 215.3 331.3 ± 278.5 425.0 ± 271.6 525.3 ± 306.3 541.4 ± 290.6 577.8 ± 301.8 530.1 ± 301.7 Besi (mg) 3.8 ± 8.3 4.5 ± 7.4 5.0 ± 6.4 5.6 ± 7.8 5.5 ± 8.1 5.9 ± 8.8 5.6 ± 8.1 Perempuan Energi (Kal) 448 ± 300 565 ± 339 745 ± 378 921 ± 400 1044 ± 457 1148 ± 496 1008 ± 476 Protein (g) 10.1 ± 7.5 15.5 ± 11.9 23.2 ± 13.8 31.0 ± 15.1 34.2 ± 16.6 38.1 ± 18.7 33.1 ± 17.7 Lemak (g) 18.6 ± 15.2 17.9 ± 14.5 23.3 ± 16.8 28.4 ± 19.5 31.4 ± 22.9 35.0 ± 25.5 30.7 ± 22.9 Karbohidrat (g) 60.6 ± 39.5 85.1 ± 53.2 109.9 ± 59.7 134.0 ± 62.8 154.5 ± 74.0 168.6 ± 81.8 148.2 ± 76.4 Air (mL) 940.2 ± 618.3 1047.9 ± 623.1 1082.8 ± 470.9 1202.0 ± 457.8 1270.3 ± 450.9 1327.9 ± 1327.9 1249.8 ± 472.3 Kalsium (mg) 272.5 ± 242.9 311.8 ± 334.1 292.4 ± 308.9 309.6 ± 346.0 243.7 ± 295.9 235.2 ± 299.7 260.7 ± 311.5 Fosfor (mg) 229.9 ± 188.9 320.5 ± 269.3 403.7 ± 262.7 519.1 ± 305.4 525.7 ± 284.9 565.5 ± 295.3 517.7 ± 296.6 Besi (mg) 2.8 ± 3.3 4.0 ± 6.3 5.0 ± 7.9 5.6 ± 7.9 5.4 ± 8.0 5.9 ± 8.3 5.5 ± 8.0 Laki-laki dan Perempuan

Energi (Kal) 446 ± 296 565 ± 344 753 ± 369 937 ± 406 1053 ± 456 1161 ± 501 1018 ± 479 Protein (g) 10.6 ± 8.1 15.8 ± 12.1 23.4 ± 13.6 31.4 ± 15.3 34.6 ± 16.8 38.5 ± 18.9 33.4 ± 17.8 Lemak (g) 17.9 ± 15.2 18.2 ± 15.0 23.6 ± 16.7 28.8 ± 19.5 31.6 ± 22.7 35.1 ± 25.3 30.9 ± 22.7 Karbohidrat (g) 61.2 ± 39.4 84.3 ± 52.2 111.0 ± 58.1 136.8 ± 64.7 156.0 ± 74.4 171.2 ± 82.7 150.1 ± 77.2 Air (mL) 950.6 ± 664.3 1043.6 ± 598.3 1103.1 ± 475.8 1221.4 ± 474.2 1274.5 ± 450.5 1338.0 ± 459.9 1259.7 ± 476.7 Kalsium (mg) 285.8 ± 264.3 320.6 ± 341.0 308.1 ± 321.6 311.1 ± 346.1 247.8 ± 297.7 236.7 ± 303.2 264.8 ± 315.0 Fosfor (mg) 247.4 ± 203.9 326.1 ± 274.0 414.5 ± 267.4 522.2 ± 305.9 533.7 ± 287.9 571.7 ± 298.6 524.0 ± 299.2 Besi (mg) 3.3 ± 6.5 4.3 ± 6.9 5.0 ± 7.2 5.6 ± 7.8 5.5 ± 8.0 5.9 ± 8.5 5.5 ± 8.1

(12)

Asupan mineral yang paling tinggi pada seluruh sampel berasal dari zat gizi fosfor dengan besar asupan 524.0 ± 299.2 mg. Asupan mineral kalsium mengalami fluktuasi yang cenderung menurun pada sampel dengan kelompok usia yang lebih tua. Rata-rata asupan kalsium pada seluruh sampel adalah 264.8 ± 315.0 mg. Besi merupakan zat gizi dengan asupan yang paling rendah dibandingkan dengan asupan zat gizi makro dan mineral lainnya. Rata-rata total asupan besi pada seluruh sampel sebanyak 5.5 ± 8.1 mg.

Secara keseluruhan asupan zat gizi makro dan mineral (Tabel 14) meningkat pada sampel dengan kelompok usia yang lebih tua. Semakin tua kelompok usia, maka asupan pangan seseorang akan semakin meningkat sesuai dengan kebutuhannya. Asupan energi sampel lebih tinggi pada sampel laki-laki dibandingkan dengan sampel perempuan. Tingginya asupan energi pada sampel laki-laki, dikarenakan aktivitasnya lebih banyak daripada perempuan, sehingga dibutuhkan asupan energi yang lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan tubuhnya.

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mineral

Tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi makro dan mineral sampel diperoleh dari asupan zat gizi makro dan mineral dibandingkan dengan kebutuhan (Lampiran 8) masing-masing sampel. Secara berurut tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi makro dan mineral dari nilai yang paling tinggi hingga yang paling rendah, yaitu berasal dari protein, fosfor, air, energi, karbohidrat, lemak, besi, dan kalsium.

Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi makro pada sampel laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan sampel perempuan. Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan energi pada sampel laki-laki adalah 81.2 ± 36.8 % dan pada sampel perempuan adalah 83.3 ± 38.0 %. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan energi sampel adalah 82.2 ± 37.4 % (Tabel 15).

Persentase tingkat pemenuhan zat gizi makro dan mineral yang paling tinggi diperoleh sampel dari zat gizi protein. Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan protein sampel sebesar 158.7 ± 82.1 %, pada sampel laki-laki adalah 158.5 ± 81.5 % dan pada sampel perempuan adalah 158.9 ± 82.7 %. Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan karbohidrat dan lemak secara keseluruhan pada sampel adalah 79.5 ± 40.4 % dan 70.8 ± 51.2 %. Kebutuhan sampel akan zat gizi mineral kalsium, fosfor, dan besi berbeda untuk tiap kelompok usia sesuai dengan kebutuhan menurut WNPG (2004). Secara keseluruhan rata-rata tingkat

(13)

pemenuhan kebutuhan kalsium, fosfor, dan besi secara berturut-turut adalah 51.8 ± 63.4 %, 135.6 ± 80.7 %, dan 62.3 ± 90.7 %. Berikut tabel tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi makro dan mineral per kapita/hari pada anak: Tabel 15 Tingkat pemenuhan zat gizi makro dan mineral per kapita/hari pada anak

menurut jenis kelamin dan kelompok usia

Asupan Zat Gizi Kelompok Usia Total

0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki Energi (Kal) 66.3 ± 46.5 77.1 ± 47.5 85.5 ± 41.7 83.6 ± 36.4 80.0 ± 34.7 80.6 ± 35.7 81.2 ± 36.8 Protein (g) 110.9 ± 85.0 110.6 ± 82.2 162.7 ± 90.8 171.6 ± 82.8 167.8 ± 80.9 147.9 ± 74.6 158.5 ± 81.5 Lemak (g) 58.3 ± 54.0 56.9 ± 47.8 68.9 ± 49.2 65.4 ± 44.0 71.4 ± 50.4 72.0 ± 51.8 69.5 ± 49.7 Karbohidrat (g) 68.8 ± 46.9 87.5 ± 53.5 86.2 ± 45.0 83.9 ± 40.8 74.7 ± 36.3 76.3 ± 37.8 78.6 ± 39.7 Air (mL) 131.8 ± 104.0 128.9 ± 73.8 114.5 ± 52.4 98.6 ± 41.2 87.0 ± 32.0 83.7 ± 30.6 92.6 ± 41.0 Kalsium (mg) 148.5 ± 140.7 91.7 ± 99.0 64.7 ± 66.6 62.5 ± 69.2 50.3 ± 59.9 39.7 ± 51.1 52.7 ± 64.5 Fosfor (mg) 262.2 ± 215.3 167.8 ± 150.0 106.3 ± 67.9 131.3 ± 76.6 135.5 ± 72.7 144.5 ± 75.4 137.4 ± 82.1 Besi (mg) 76.2 ± 165.9 67.0 ± 109.2 63.1 ± 80.0 70.4 ± 97.5 61.6 ± 89.5 59.4 ± 87.5 63.0 ± 91.5 Perempuan Energi (Kal) 73.6 ± 50.8 82.3 ± 51.7 88.0 ± 45.4 84.0 ± 37.3 82.7 ± 35.9 82.5 ± 35.9 83.3 ± 38.0 Protein (g) 101.0 ± 74.9 111.5 ± 83.6 166.4 ± 95.7 172.6 ± 84.1 168.7 ± 82.4 146.7 ± 74.4 158.9 ± 82.7 Lemak (g) 69.1 ± 58.2 59.0 ± 49.9 70.7 ± 51.5 66.3 ± 45.8 74.3 ± 54.1 75.1 ± 55.0 72.1 ± 52.7 Karbohidrat (g) 74.5 ± 49.9 95.6 ± 62.5 89.0 ± 50.0 84.1 ± 40.9 77.3 ± 37.1 77.8 ± 38.3 80.5 ± 41.1 Air (mL) 140.4 ± 101.3 138.4 ± 91.3 116.7 ± 55.8 99.5 ± 40.8 91.0 ± 32.8 86.1 ± 30.4 95.4 ± 42.7 Kalsium (mg) 136.6 ± 121.5 86.6 ± 93.8 58.5 ± 61.8 61.9 ± 69.2 48.7 ± 59.2 39.2 ± 49.9 50.9 ± 62.3 Fosfor (mg) 229.9 ± 188.9 160.5 ± 140.8 100.9 ± 65.7 129.8 ± 76.3 131.4 ± 71.2 141.4 ± 73.8 133.7 ± 79.2 Besi (mg) 55.2 ± 66.4 59.8 ± 91.9 62.6 ± 99.4 69.4 ± 98.2 59.8 ± 89.0 58.9 ± 82.7 61.6 ± 89.8 Laki-laki dan Perempuan

Energi (Kal) 69.7 ± 48.6 79.6 ± 49.6 86.7 ± 43.6 83.8 ± 36.8 81.3 ± 35.3 81.5 ± 35.8 82.2 ± 37.4 Protein (g) 106.4 ± 80.5 111.0 ± 82.9 164.5 ± 93.3 172.1 ± 83.4 168.2 ± 81.6 147.3 ± 74.5 158.7 ± 82.1 Lemak (g) 63.3 ± 56.2 57.9 ± 48.9 69.8 ± 50.4 65.8 ± 44.9 72.8 ± 52.3 73.6 ± 53.4 70.8 ± 51.2 Karbohidrat (g) 71.4 ± 48.3 91.5 ± 58.2 87.6 ± 47.6 84.0 ± 40.8 76.0 ± 36.7 77.1 ± 38.1 79.5 ± 40.4 Air (mL) 135.7 ± 102.7 133.5 ± 82.9 115.6 ± 54.1 99.0 ± 41.0 89.0 ± 32.5 89.4 ± 30.5 93.9 ± 41.9 Kalsium (mg) 142.9 ± 132.2 89.3 ± 96.6 61.6 ± 64.3 62.2 ± 69.2 49.6 ± 59.5 39.4 ± 50.5 51.8 ± 63.4 Fosfor (mg) 247.4 ± 203.9 164.3 ± 145.6 103.6 ± 66.8 130.6 ± 76.5 133.4 ± 72.0 142.9 ± 74.7 135.6 ± 80.7 Besi (mg) 66.6 ± 130.3 63.5 ± 101.2 62.9 ± 90.1 69.9 ± 97.9 60.7 ± 89.3 59.2 ± 85.2 62.3 ± 90.7

(14)

Secara keseluruhan rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan lemak tergolong defisit tingkat sedang (70-79% kebutuhan). Tingkat pemenuhan kebutuhan lemak pada sampel laki-laki defisit berat (< 70% kebutuhan) dan pada perempuan defisit sedang (70-79% kebutuhan). Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan pangan sumber lemak, seperti pangan yang berasal dari daging dan unggas dan telur. Hanya sebanyak 3.1% sampel yang mengonsumsi pangan dari daging dan unggas dan sebanyak 5.7% sampel yang mengonsumsi pangan dari telur.

Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan protein menurut depkes (1996) dalam Sukandar (2007) adalah : (1) defisit tingkat berat (< 70% AKG); (2) defisit tingkat sedang (70-79% AKG); (3) defisit tingkat ringan (80-89% AKG); (4) normal (90-119% AKG); (5) kelebihan (≥ 120% AKG). Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan protein tergolong berlebih (≥ 120% AKG) untuk seluruh sampel. Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan karbohidrat defisit sedang (70-79% AKG) pada semua sampel. Kebutuhan energi tergolong defisit ringan (80-89% kebutuhan) pada semua sampel.

Klasifikasi tingkat kecukupan mineral menurut Gibson (2005), yaitu (1) kurang (< 77% AKG); (2) cukup (≥ 77% AKG). Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan mineral, yaitu kalsium dan besi, tergolong kurang (< 77% AKG). Protein dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urin yang menyebabkan berkurangnya retensi kalsium dalam tubuh (WNPG 2004). Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan fosfor tergolong cukup (≥ 77% AKG). Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kerusakan tulang (Almatsier 2003). Pangan sumber fosfor adalah daging, ikan, unggas, dan serealia. Namun sumber fosfor yang berasal dari pangan hewani mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan pangan nabati (WNPG 2004).

Asupan Vitamin

Selain asupan zat gizi mikro berupa mineral (kalsium, fosfor, dan besi) juga terdapat asupan vitamin, yaitu vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C. Rata-rata asupan vitamin A sampel secara keseluruhan adalah 410.8 ± 757.5 RE, tiamin 0.3 ± 0.2 mg, riboflavin 0.5 ± 0.4 mg, niasin 5.5 ± 4.0 mg, vitamin B6 0.6 ± 0.4 mg, asam folat 90.7 ± 97.0 µg, vitamin B12 1.8 ± 3.3 µg, dan vitamin C sebesar 19.5 ± 29.5 mg (Tabel 16).

(15)

Tabel 16 Asupan vitamin per kapita/hari pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia

Asupan Zat Gizi Kelompok Usia Total

0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki Vitamin A (RE) 297.6 ± 305.0 416.5 ± 565.6 477.7 ± 742.1 414.4 ± 793.1 386.0 ± 644.4 424.1 ± 902.9 413.3 ± 776.0 Tiamin (mg) 0.2 ± 0.1 0.2 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.2 0.3 ± 0.2 Riboflavin (mg) 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.3 0.5 ± 0.3 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 Niasin (mg) 1.9 ± 1.5 2.6 ± 2.0 3.7 ± 2.4 5.0 ± 3.4 5.8 ± 3.8 6.7 ± 4.6 5.6 ± 4.0 Vitamin B6 (mg) 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.3 0.4 ± 0.3 0.5 ± 0.4 0.6 ± 0.4 0.7 ± 0.4 0.6 ± 0.4 Folate (µg) 34.0 ± 51.7 53.3 ± 60.1 73.3 ± 79.7 88.2 ± 99.7 92.7 ± 93.4 102.0 ± 105.9 91.3 ± 97.6 Vitamin B12 (µg) 0.6 ± 0.8 1.0 ± 2.3 1.4 ± 3.2 1.7 ± 3.4 1.9 ± 2.8 2.1 ± 4.1 1.9 ± 3.5 Vitamin C (mg) 29.4 ± 31.8 25.9 ± 28.0 22.8 ± 24.5 19.4 ± 26.4 18.6 ± 31.7 19.1 ± 29.7 19.7 ± 29.3 Perempuan Vitamin A (RE) 310.4 ± 269.9 408.1 ± 710.9 444.2 ± 763.6 397.0 ± 656.0 386.9 ± 693.5 426.9 ± 818.1 408.3 ± 738.1 Thiamin (mg) 0.2 ± 0.1 0.2 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.2 0.3 ± 0.2 Riboflavin (mg) 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.3 0.4 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 Niasin (mg) 1.8 ± 1.3 2.5 ± 1.9 3.6 ± 2.6 5.0 ± 3.3 5.6 ± 3.6 6.5 ± 4.4 5.5 ± 3.9 Vitamin B6 (mg) 0.2 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.3 0.5 ± 0.3 0.6 ± 0.3 0.7 ± 0.4 0.6 ± 0.4 Folate (µg) 33.2 ± 29.7 50.3 ± 60.8 70.5 ± 75.0 83.9 ± 82.3 92.7 ± 99.0 101.7 ± 106.9 90.2 ± 96.3 Vitamin B12 (µg) 0.5 ± 0.5 1.0 ± 3.1 1.3 ± 3.3 1.7 ± 2.8 1.8 ± 2.8 2.1 ± 3.7 1.8 ± 3.2 Vitamin C (mg) 25.7 ± 25.2 24.0 ± 26.6 22.2 ± 26.2 18.7 ± 24.6 18.0 ± 27.2 19.5 ± 35.0 19.3 ± 29.7 Laki-laki dan Perempuan

Vitamin A (RE) 303.4 ± 289.1 412.4 ± 640.0 461.1 ± 752.9 405.9 ± 729.4 386.4 ± 669.0 425.5 ± 861.8 410.8 ± 757.5 Thiamin (mg) 0.2 ± 0.1 0.2 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.2 0.3 ± 0.2 Riboflavin (mg) 0.3 ± 0.2 0.4 ± 0.3 0.5 ± 0.3 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 0.5 ± 0.4 Niasin (mg) 1.8 ± 1.4 2.5 ± 2.0 3.7 ± 2.5 5.0 ± 3.4 5.7 ± 3.8 6.6 ± 4.5 5.5 ± 4.0 Vitamin B6 (mg) 0.3 ± 0.2 0.3 ± 0.3 0.4 ± 0.3 0.5 ± 0.3 0.6 ± 0.4 0.7 ± 0.4 0.6 ± 0.4 Folate (µg) 33.6 ± 43.0 51.8 ± 60.5 71.9 ± 77.4 86.1 ± 91.6 92.7 ± 96.2 101.9 ± 106.4 90.7 ± 97.0 Vitamin B12 (µg) 0.6 ± 0.7 1.0 ± 2.7 1.4 ± 3.3 1.7 ± 3.2 1.9 ± 2.8 2.1 ± 3.9 1.8 ± 3.3 Vitamin C (mg) 27.7 ± 29.0 25.0 ± 27.3 22.5 ± 25.4 19.0 ± 25.5 18.3 ± 29.6 19.3 ± 32.5 19.5 ± 29.5 Secara keseluruhan, rata-rata asupan vitamin sampel semakin meningkat pada sampel dengan kelompok usia yang lebih tua. Asupan vitamin tersebut sangat berguna untuk proses pertumbuhan selama masa anak-anak, karena sebagian besar vitamin tersebut berfungsi sebagai koenzim yang penting untuk

(16)

metabolisme tubuh, seperti riboflavin dan niasin. Asupan tiamin yang cukup dapat mengoptimalkan metabolisme energi dari karbohidrat. Selain itu, vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh dan vitamin B12 berfungsi sebagai pencegah anemia, terutama anemia perniciousa (WNPG 2004).

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Vitamin

Asupan zat gizi vitamin juga dibandingkan dengan kebutuhannya (Lampiran 9) untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin dari sampel yang diteliti. Persentase tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin dari persentase yang paling tinggi terpenuhi ke persentase terendah secara berurut adalah vitamin B6, vitamin A, riboflavin, niasin, tiamin, asam folate, vitamin C, dan vitamin B12. Secara keseluruhan rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin A sebesar 91.9 ± 168.0 %, tiamin sebesar 52.0 ± 34.1 %, sebesar riboflavin 79.2 ± 65.8 %, niasin sebesar 70.8 ± 49.0 %, vitamin B6 sebesar 92.4 ± 65.9 %, vitamin B12 sebesar 15.9 ± 29.9 %, asam folat sebesar 51.1 ± 54.6, dan vitamin C sebesar 45.2 ± 67.9 %. Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin lebih tinggi pada sampel laki-laki daripada sampel perempuan (Tabel 17). Tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin dikatakan defisit atau kurang apabila nilainya < 77% AKG dan cukup apabila nilainya ≥ 77% AKG. Rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin A, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 tergolong cukup, sedangkan rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan tiamin, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C tergolong defisit. Persentase vitamin B12 dan vitamin C tidak mencapai setengah dari tingkat pemenuhan kebutuhan sampel akan vitamin ini. Pemenuhan vitamin B12 pada anak yang masih dalam masa pertumbuhan penting untuk diperhatikan, karena vitamin B12 bersama asam folat merupakan substansi yang sangat penting pada regenerasi sel dan pertumbuhan jaringan (WNPG 2004).

Persentase tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin mengalami fluktuasi yang cenderung menurun sampai kelompok usia 12-23 bulan, dan meningkat kembali pada kelompok usia 2-3 tahun, kemudian mengalami penurunan pada kelompok usia yang lebih tua. Namun, hal ini berbeda pada tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin A yang cenderung meningkat dari kelompok usia 0-5 bulan sampai pada kelompok usia 12-23 bulan, dan kemudian mengalami penurunan pada kelompok usia yang lebih tua, yaitu 4- 6 tahun dan 7-9 tahun.

Pangan sumber vitamin sebagian besar adalah daging dan unggas yang sedikit dikonsumsi oleh sampel. Selain daging dan unggas, sayuran dan buah

(17)

juga merupakan sumber vitamin yang baik, namun memiliki daya cerna yang lebih rendah dibandingkan dengan pangan hewani (WNPG 2004). Berikut adalah tabel tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin per kapita/hari pada anak:

Tabel 17 Tingkat pemenuhan kebutuhan vitamin per kapita/hari pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia

Asupan Zat Gizi Kelompok Usia Total

0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn Laki-laki Vitamin A (RE) 74.4 ± 81.3 104.9 ± 142.0 119.4 ± 185.5 103.6 ± 198.3 85.5 ± 143.2 84.8 ± 180.6 92.6 ± 172.2 Thiamin (mg) 56.4 ± 46.2 54.4 ± 41.0 52.8 ± 32.4 65.0 ± 40.7 57.1 ± 34.0 41.3 ± 25.8 52.7 ± 34.4 Riboflavin (mg) 103.4 ± 80.6 101.8 ± 88.1 92.5 ± 68.7 106.2 ± 83.9 83.6 ± 63.5 56.4 ± 43.8 80.3 ± 67.1 Niasin (mg) 94.4 ± 77.0 71.6 ± 57.6 62.2 ± 40.4 83.9 ± 57.2 71.9 ± 48.1 66.6 ± 45.9 71.8 ± 49.9 Vitamin B6 (mg) 268.3 ± 223.9 134.6 ± 134.8 86.7 ± 52.3 109.8 ± 73.8 102.4 ± 59.4 70.0 ± 41.9 93.9 ± 68.9 Folate (µg) 52.3 ± 79.5 68.4 ± 77.4 48.9 ± 53.1 58.8 ± 66.5 46.3 ± 46.7 51.0 ± 52.9 51.6 ± 55.8 Vitamin B12 (µg) 15.4 ± 20.8 20.0 ± 45.7 15.8 ± 35.7 19.2 ± 38.2 15.7 ± 23.3 14.3 ± 27.6 16.1 ± 30.5 Vitamin C (mg) 73.5 ± 79.5 64.7 ± 69.9 57.1 ± 61.2 48.4 ± 65.9 41.2 ± 70.4 42.5 ± 65.9 45.6 ± 67.6 Perempuan Vitamin A (RE) 82.8 ± 72.0 102.6 ± 177.8 111.1 ± 190.9 99.2 ± 164.0 86.0 ± 154.1 85.4 ± 163.6 91.2 ± 163.7 Tiamin (mg) 50.5 ± 34.1 52.6 ± 41.0 51.2 ± 33.1 63.2 ± 38.6 55.5 ± 32.9 40.9 ± 26.9 51.3 ± 33.7 Riboflavin (mg) 96.5 ± 77.6 97.6 ± 85.4 88.3 ± 70.2 104.2 ± 79.5 81.2 ± 60.9 55.7 ± 43.1 78.1 ± 64.6 Niasin (mg) 88.8 ± 62.5 68.8 ± 54.1 60.7 ± 43.3 82.6 ± 55.8 70.1 ± 45.6 64.7 ± 44.0 69.9 ± 48.1 Vitamin B6 (mg) 233.7 ± 176.6 129.1 ± 121.2 83.3 ± 54.7 105.6 ± 63.2 100.4 ± 58.2 68.8 ± 40.3 90.8 ± 62.6 Folate (µg) 51.1 ± 45.8 64.2 ± 76.3 47.0 ± 50.0 55.9 ± 54.8 46.4 ± 49.5 50.9 ± 53.4 50.6 ± 53.4 Vitamin B12 (µg) 11.9 ± 12.6 21.0 ± 61.6 14.7 ± 36.6 19.3 ± 31.7 15.1 ± 23.5 13.8 ± 24.9 15.7 ± 29.4 Vitamin C (mg) 64.2 ± 62.9 60.1 ± 66.4 55.4 ± 65.6 46.7 ± 61.5 40.0 ± 60.5 43.3 ± 77.9 44.8 ± 68.1 Laki-laki dan Perempuan

Vitamin A (RE) 80.9 ± 77.1 103.8 ± 160.3 115.3 ± 188.2 101.5 ± 182.3 85.9 ± 148.7 85.1 ± 172.4 91.9 ± 168.0 Thiamin (mg) 53.7 ± 41.1 53.5 ± 41.0 52.0 ± 32.7 64.1 ± 39.7 56.3 ± 33.5 41.1 ± 26.3 52.0 ± 34.1 Riboflavin (mg) 100.2 ± 79.2 99.8 ± 86.8 90.4 ± 69.5 105.2 ± 81.8 82.4 ± 62.3 56.0 ± 43.4 79.2 ± 65.8 Niasin (mg) 91.8 ± 70.7 70.3 ± 55.9 61.4 ± 41.9 83.3 ± 56.5 71.0 ± 46.9 65.6 ± 45.0 70.8 ± 49.0 Vitamin B6 (mg) 252.4 ± 204.0 131.9 ± 128.4 85.0 ± 53.5 107.7 ± 68.8 101.5 ± 58.8 69.4 ± 41.1 92.4 ± 65.9 Folate (µg) 51.7 ± 66.1 66.4 ± 76.9 48.0 ± 51.6 57.4 ± 61.1 46.3 ± 48.1 50.9 ± 53.2 51.1 ± 54.6 Vitamin B12 (µg) 13.8 ± 17.6 20.5 ± 54.0 15.2 ± 36.1 19.3 ± 35.2 15.4 ± 23.4 14.0 ± 26.3 15.9 ± 29.9 Vitamin C (mg) 69.2 ± 72.4 62.5 ± 68.3 56.2 ± 63.4 47.6 ± 63.8 40.6 ± 65.7 42.9 ± 72.1 45.2 ± 67.9

(18)

Mutu Gizi Asupan Pangan

Perhitungan Mutu Gizi Asupan Pangan (MGP) didasarkan pada 16 zat gizi, yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, air, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, tiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, folat, vitamin B12, dan vitamin C. Rata-rata MGP pada anak laki-laki sebesar 58.9 ± 18.0 dan anak perempuan sebesar 58.7 ± 18.0 (Tabel 18). Hasil uji beda menggunakan independent samples t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara MGP laki-laki dengan perempuan (p>0.05). Berikut adalah tabel mutu gizi asupan pangan pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia:

Tabel 18 Rata-rata mutu gizi asupan pangan dan sebaran sampel pada anak menurut kategori MGP, jenis kelamin, dan kelompok usia

Skor Mutu Gizi Asupan Pangan Kelompok Usia Total n (%) 0-5bln 6-11bln 12-23bln 2-3thn 4-6thn 7-9thn n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) Laki-laki 60.2 ± 26.4 59.5 ± 25.4 60.5 ± 21.0 62.9 ± 18.5 59.2 ± 16.8 55.8 ± 16.1 58.9 ± 18.0 < 55 61 (37.7) 346 (40.9) 694 (37.8) 1379 (32.8) 2668 (39.4) 3506 (48.0) 8654 (40.9) 55-70 28 (17.3) 138 (16.3) 455 (24.8) 1202 (28.6) 2235 (33.0) 2334 (31.9) 6392 (30.2) 70-85 37 (22.8) 196 (23.1) 432 (23.5) 1053 (25.0) 1431 (21.1) 1196 (16.4) 4345 (20.6) ≥ 85 36 (22.2) 167 (19.7) 254 (13.8) 571 (13.6) 445 (6.6) 272 (3.7) 1745 (8.3) Total 162 (100.0) 847 (100.0) 1835 (100.0) 4205 (100.0) 6779 (100.0) 7308 (100.0) 21136 (100.0) Perempuan 60.7 ± 26.7 59.2 ± 24.4 59.1 ± 21.5 62.5 ± 18.8 59.1 ± 16.9 55.9 ± 16.1 58.7 ± 18.0 < 55 53 (38.7) 338 (42.5) 735 (40.7) 1375 (34.2) 2628 (40.1) 3445 (47.8) 8574 (41.8) 55-70 19 (13.9) 145 (18.2) 436 (24.1) 1104 (27.5) 2145 (32.7) 2347 (32.6) 6196 (30.2) 70-85 35 (25.5) 160 (20.1) 399 (22.1) 1000 (24.9) 1322 (20.2) 1138 (15.8) 4054 (19.8) ≥ 85 30 (21.9) 153 (19.2) 236 (13.1) 539 (13.4) 461 (7.0) 276 (3.8) 1695 (8.3) Total 137 (100.0) 796 (100.0) 1806 (100.0) 4018 (100.0) 6556 (100.0) 7206 (100.0) 20519 (100.0) Laki-laki dan Perempuan 60.4 ± 26.5 59.3 ± 24.9 59.8 ± 21.3 62.7 ± 18.6 59.2 ± 16.9 55.9 ± 16.1 58.8 ± 18.0 < 55 114 (38.1) 684 (41.6) 1429 (39.2) 2754 (33.5) 5296 (39.7) 6951 (47.9) 17228 (41.4) 55-70 47 (15.7) 283 (17.2) 891 (24.5) 2306 (28.0) 4380 (32.8) 4681 (32.3) 12588 (30.2) 70-85 72 (24.1) 356 (21.7) 831 (22.8) 2053 (25.0) 2753 (20.6) 2334 (16.1) 8399 (20.2) ≥ 85 66 (22.1) 320 (19.5) 490 (13.7) 1110 (13.5) 906 (6.8) 548 (3.8) 3440 (8.3) Total 299 (100.0) 1643 (100.0) 3641 (100.0) 8223 (100.0) 13335 (100.0) 14514 (100.0) 41655 (100.0)

(19)

Mutu gizi asupan pangan untuk daerah perdesaan berbeda nyata dengan daerah perkotaan (p<0.01), dimana nilai MGP untuk sampel yang tinggal di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan. Tingginya nilai MGP di daerah perkotaan kemungkinan dikarenakan asupan pangan di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan. Selain itu, tingkat pendidikan dan status ekonomi di suatu daerah akan mempengaruhi tingkat asupan dan daya beli masyarakat akan pangan.

Sampel memiliki nilai MGP yang tergolong sangat kurang dengan persentase 40.9% untuk sampel laki-laki dan 41.8% untuk sampel perempuan. Secara keseluruhan, sebanyak 41.4% sampel yang memiliki nilai MGP tergolong sangat kurang. Sebanyak 8.3% sampel yang memiliki nilai MGP tergolong baik. Banyaknya sampel yang memiliki nilai MGP tergolong sangat kurang dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi sampel yang lebih lanjut dapat menyebabkan kurangnya tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi sampel yang dapat mempengaruhi nilai MGP. Menurut Hardinsyah (2001), mutu gizi asupan pangan merupakan suatu nilai untuk menentukan apakah makanan tersebut bergizi atau tidak, yang didasarkan pada kandungan zat gizi makanan berkaitan dengan kebutuhan dan tingkat ketersediaan secara biologis bagi tubuh (bioavailability).

Secara keseluruhan, nilai MGP yang paling tinggi berada pada kelompok usia 2-3 tahun sebesar 62.7 ± 18.6. Rata-rata MGP sampel semakin menurun seiring dengan berrtambahnya usia. Berikut grafik yang menggambarkan MGP sampel menurut jenis kelamin dan kelompok usia.

Gambar 4 Mutu gizi asupan pangan pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia (%) y = -0.597x + 62.07 R² = 0.265 y = -0,6812x + 62,547 R² = 0,5037 0 10 20 30 40 50 60 70 6 12 24 36 48 60 72 84 96 108 Laki laki MGP Perempuan MGP

(20)

Hubungan antara Karakteristik dengan Asupan Air dan MGP

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman pada seluruh sampel menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p<0.01) antara asupan air dengan pendidikan ayah (r = 0.090), pendidikan ibu (r = 0.082), dan status ekonomi (r = 0.167) (Tabel 19). Berikut adalah tabel uji korelasi Rank Spearman hubungan antara karakteristik sampel dengan asupan air dan MGP:

Tabel 19 Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara karakteristik dengan asupan air dan MGP

Karakteristik Asupan

air

MGP

Pendidikan Ayah 0.090** 0.186**

(1=Tidak tamat SD/MI, 2=tamat SD/MI, 3=tamat SMP/MTS, 4=tamat SMA/Ma, 5=tamat D1/D2/D3, 6=tamat PT)

0.000 0.000

Pendidikan Ibu 0.082** 0.184**

(1=Tidak tamat SD/MI, 2=tamat SD/MI, 3=tamat SMP/MTS, 4=tamat SMA/Ma, 5=tamat D1/D2/D3, 6=tamat PT)

0.000 0.000

Status ekonomi (Kuintil)

0.167** 0.274**

0.000 0.000

Asupan air meningkat seiring dengan semakin baiknya pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan status ekonomi. Hasil uji korelasi Rank Spearman pada keseluruhan sampel menunjukkan hubungan yang bernilai positif dan signifikan (p<0.01) antara mutu gizi asupan pangan dengan pendidikan ayah (r = 0.186), pendidikan ibu (r = 0.184), dan status ekonomi (r = 0.274). Hal ini berarti, semakin tinggi status pendidikan orangtua dan semakin baiknya status ekonomi rumah tangga maka mutu gizi asupan pangan semakin meningkat. Berdasarkan nilai correlation coefficient, karakteristik status ekonomi memiliki hubungan korelasi yang lebih kuat terhadap asupan air dan MGP dibandingkan karakteristik yang lain.

Implikasi Data Riskesdas dan Program Mendatang

Data Riskesdas 2010 merupakan data pertama yang dikumpulkan oleh tim Riskesdas berupa data asupan pangan per individu pada setiap anggota rumah tangga dalam skala nasional. Kekuatan dari data Riskesdas 2010 adalah 1) data pertama yang representatif; 2) variabel luas karena mencangkup nasional; 3) adanya data kandungan zat gizi pangan hasil Recall 1x24 jam; sehingga 4) dapat digunakan untuk berbagai keperluan terkait informasi asupan pangan dan kandungan gizinya; serta 5) dapat dijadikan acuan bagi pemerintah dalam rangka pembuatan kebijakan.

Kendala-kendala yang dihadapi Riskesdas dalam pengumpulan data asupan pangan berupa 1) kesulitan memperoleh tenaga profesional (tenaga ahli

(21)

gizi) untuk kabupaten/kota yang aksesnya sulit dijangkau seperti kabupaten/kota yang berada di provinsi papua; 2) sampel tidak seluruhnya dapat diwawancara karena tidak berada di tempat; 3) blok sensus yang tidak terjangkau karena keterbatasan akses transportasi; serta 4) kabupaten/kota yang tidak memenuhi syarat, yaitu jumlah rumah tangga yang kurang dari 25 RT. Kendala-kendala yang dihadapi oleh tim Riskesdas dalam upaya pengumpulan data asupan pangan, berimplikasi menjadi kelemahan dari data Riskesdas 2010.

Di samping kekuatan dari data Riskesdas 2010, terdapat juga kelemahan dari pengumpulan data asupan pangan oleh tim Riskesdas 2010 berupa 1) data yang tidak lengkap pada beberapa sampel, seperti: data berat badan, tinggi badan, dan asupan pangan; 2) tidak adanya pemisahan kuesioner makanan dan minuman; 3) beberapa data berat bahan pangan (gram atau mL) yang tidak logis, sehingga berimplikasi pada kandungan zat gizi dari bahan pangan yang cenderung terlalu tinggi atau terlalu rendah; 4) tenaga pengumpul data asupan pangan tidak seluruhnya dilakukan oleh tenaga profesional dalam bidang gizi; 5) tidak adanya data mengenai faktor aktivitas sampel; dan 6) beberapa data total berat (mL) asupan ASI per hari yang tidak logis.

Penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder yang telah dikumpulkan oleh tim Riskesdas 2010. Kelemahan pada data Riskesdas berimplikasi menjadi kelemahan pada penelitian ini, yaitu 1) kandungan zat gizi dari bahan pangan yang cenderung terlalu tinggi atau terlalu rendah karena beberapa data asupan pangan yang tidak logis; 2) terdapat beberapa pangan yang tidak ada data kandungan air pada DKBM; 3) tidak adanya data kandungan zat gizi ASI pada DKBM; 4) karena ada beberapa data yang tidak lengkap dan tidak logis, sehingga beberapa sampel harus dibuang melalui cleaning data.

Sebelum data diterima oleh peneliti, Riskesdas telah melakukan proses manajemen data berupa receiving batching, edit, entri, penggabungan data, cleaning, dan imputasi. Meskipun imputasi telah dilakukan guna penanganan data-data missing dan outlier, namun masih terdapat data yang tidak lengkap seperti pada berat badan, tinggi badan, dan asupan pangan. Riskesdas 2010 tidak memisahkan kuesioner recall 1x24 jam antara makanan dan minuman, sehingga wawancara terhadap minuman yang dikonsumsi sampel menjadi kurang mendalam. Kurang mendalamnya wawancara terhadap asupan minuman sampel berimplikasi pada data minuman yang missing, seperti beberapa sampel tidak memiliki data asupan minuman.

(22)

Penggunaan tenaga yang tidak professional dalam pengambilan data recall makanan dan minuman, berimplikasi pada data berat bahan pangan (gram atau mL) yang tidak logis, sehingga mempengaruhi hasil perhitungan kandungan zat gizi dari bahan pangan tersebut.Kandungan zat gizi ASI tidak diperhitungkan pada sampel yang masih mengonsumsi ASI, sehingga peneliti menghitung sendiri secara terpisah untuk sampel yang masih mengonsumsi ASI. Berdasarkan kelemahan-kelemahan dari penggunaan data Riskesdas 2010, sehingga diperlukan saran-saran yang membangun agar perolehan data Riskesdas kedepannya dapat lebih baik lagi.

Saran untuk pengumpulan data Riskesdas selanjutnya adalah 1) apabila Riskesdas ingin meningkatkan kualitas data kedepannya, maka perlu disediakan tenaga profesional di bidang gizi yang lebih luas dan di daerah yang kesulitan akses untuk mengumpulkan data asupan pangan; 2) tenaga pengumpul data seharusnya lebih teliti dalam proses entry data, sehingga tidak ada data yang missing; 3) kuesioner Riskesdas dipisahkan berdasarkan asupan makanan dan minuman; serta 4) pada penelitian yang akan datang disarankan untuk mengumpulkan tidak hanya data recall 1x24 jam, namun juga disertakan dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ).

Gambar

Tabel 10  Sebaran responden menurut status gizi (BAZ) dan kelompok usia  Status Gizi  (BAZ)  Kelompok Usia  Total  n (%) 0-5bln  n (%)   6-11bln  n (%)  12-23bln  n (%)  2-3thn  n (%)  4-6thn  n (%)  7-9thn  n (%)  Laki-laki  162  (100.0)  847  (100.0)  18
Tabel  12    Asupan  air  pada  anak  menurut  sumber,  jenis  kelamin,  dan  kelompok  usia  mL/kap/hari (%)  Asupan  Air  Kelompok Usia  Total  0-5bln  6-11bln  12-23bln  2-3thn  4-6thn  7-9thn  Laki-laki  Air dari  minuman  837.2± 694.7  (84.2%)  826.3 ± 548.9 (76.8%)  796.1 ± 430.6 (69.2%)  823.9 ± 425.7 (64.8%)  791.8 ±  367.7 (60.7%)  793.5 ± 369.5 (57.7%)  800.9 ± 398.3 (62.1%)  Air dari  makanan  65.3±  84.3  (8.2%)  140.9± 133.6 (15.2%)  230.1 ± 147.1 (21.6%)  295.5 ± 149.3 (25.0%)  352.3 ±  153.0 (28.5%)  405.8 ± 171.0 (31.0%)  338.2 ± 172.8 (27.3%)  Air  metabolik  56.9±  37.5  (7.6%)  72.2±  44.4 (8.0%)  96.6± 45.8 (9.3%)  120.6± 52.4 (10.2%)  134.6± 58.4 (10.8%)  148.7± 64.9 (11.3%)  130.3± 61.5 (10.6%)  Total  959± 703  (100.0%)  1039± 574 (100.0%)  1123± 480 (100.0%)  1240± 489 (100.0%)  1279± 450 (100.0%)  1348± 465  (100.0%)  1269± 481 (100.0%)a Perempuan  Air dari  minuman  807.0 ± 599.9  (83.3%)  834.1 ± 604.2 (76.4%)  764.8 ± 418.2 (68.8%)  801.3 ± 400.6 (65.0%)  790.2 ±  371.3 (61.1%)  785.0 ± 358.7 (58.0%)  790.1 ± 390.8 (62.2%)  Air dari  makanan  75.8 ± 98.8  (9.1%)  141.5 ± 137.6 (15.5%)  223.4 ± 145.3 (21.8%)  284.3 ± 135.3 (24.9%)  348.0 ±  158.2 (28.2%)  397.8 ± 168.8 (30.8%)  332.2 ± 170.8 (27.3%)  Air  metabolik  57.3±  38.3  (7.6%)  72.2±  43.3 (8.1%)  94.7± 48.2 (9.4%)  116.5± 51.0 (10.2%)  132.2± 58.5 (10.7%)  145.4± 63.6 (11.2%)  127.6± 60.8 (10.5%)  Total  940± 618  (100.0%)  1048± 623 (100.0%)  1083± 471 (100.0%)  1202± 458 (100.0%)  1270± 451 (100.0%)  1328± 455  (100.0%)  1250± 472 (100.0%)b
Gambar 3  Asupan air pada anak menurut jenis kelamin dan kelompok usia (mL/kap/hari) y = -6,0242x + 841,03 R² = 0,7031 y = 31,456x + 142,51 R² = 0,8572 y = 8,9915x + 73,207 R² = 0,8607 y = 34,472x + 1056,6 R² = 0,8527 y = 3,9127x + 760,12 R² = 0,272 y = 8,8091x + 71,6 R² = 0,8891 y = 31,119x + 134,89 R² = 0,8972 y = 43,859x + 966,57 R² = 0,8476 0200400600800100012001400160061224364860728496108
Tabel  13    Tingkat  pemenuhan  kebutuhan  air  pada  anak  menurut  jenis  kelamin  dan  kelompok usia mL/kap/hari (%)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian

1- Eğer sana bir kez “hayır” dediyse ve sen üzerine ısrar etmeyip bunun yerine onunla “ona aşık olan bir dost olmak” yoluna gittiysen, ona “Ben de fark ettim ki ben

Metode pencarian yang digunakan pada mesin pencari string ini adalah menggunakan metode pencarian fuzzy string matching dengan menggunakan algoritma

1) Sifat basa zeolit disebabkan oleh adanya kation-kation dalam pori dimana kekuatan basa meningkat dengan meningkatnya sifat elektropositif kation yang dapat dipertukarkan.

Wisata Alam Ngunut dan Bayanan, Obyek wisata Ngunut dan Bayanan adalah obyek wisata alam dengan mata air panas yang mengandung sulfur dan sangat baik untuk mengobati berbagai

Answer : Bila kalian sudah bisa membuat dashboard seperti itu maka saya rasa sudah cukup bagi saya untuk membantu reporting callisto ini.. Interview was done at

Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca

Miang tina éta kaayaan, nu nalungtik ngarasa perlu pikeun ngumpulkeun carita-carita rayat nu sumebar di Kacamatan Talaga pikeun didokuméntasikeun jeung dijieun