• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N Pungai Tahun Ajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N Pungai Tahun Ajaran 2013/2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238) 233

Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N 050578 Pungai Tahun Ajaran 2013/2014

Jasmanius, S.Pd SDN 050578 Pungai

Jasmaniusspd@gmail.com

Abstrak

Salah satu upaya untuk menumbuhkan kondisi belajar siswa yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika adalah menggunakan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri 050578 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2013 / 2014. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana hasil belajar matematika pada pokok bahasan perkalian dan pembagian bilangan cacah dengan hasil sampai dengan 50 menggunakan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri 050578 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2013/2014. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan perkalian dan pembagian bilangancacah dengan hasil sampai dengan 50 menggunakan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri 050578 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2013/2014.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan melakukan proses pengkajian siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus.Tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan dan diakhir siklus diberi tes secara individu. Pada tes akhir siklus I rata-rata nilai tes 72,7. Siswa yang mendapat nilai ≥ 7,5 ada 77,7 % sebanyak 21 anak dari 27 anak, kemudian siklus II rata-rata nilai tes 80. Siswa yang mendapat nilai ≥7,5 ada 88,8 % sebanyak 24 dari 27 siswa

Kata Kunci: Hasil Belajar, Alat Peraga Kelereng Abstract

One of the efforts to foster student learning conditions were pleasant so that it can improve learning outcomes of mathematics is to use props marbles and group discussions for students of classes II SD Negeri 050578 PungaiDistrict of Binjai Langkat year 2013/2014. Problems in this class action research is how the mathematics learning on the subject of a valid whole number multiplication and division with the results up to 50 using props marbles and group discussions for students of classes II SD Negeri 050578 Pungai District of Binjai Langkat year 2013/2014. Goals to be achieved in this research is to improve the learning outcomes of students in the subject of math multiplication and division bilangancacah with results up to 50 using props marbles and group discussions for students of classes II SD Negeri 050578 PungaiDistrict of Binjai Langkat year 2013/2014. This classroom action research conducted by the assessment process cycle consists of four phases: planning, action, observation and reflection. In this classroom action research consisted of two cycles. Each cycle consisted of three meetings and at the end of the cycle given the test individually. At the end of the first cycle test average test score of 72.7. Students who score ≥ 7.5 No 77.7% were 21 children from 27 children,

then the second cycle average test scores 80 students who scored 88.8% ≥7,5 there were

24 children from 27 students

(2)

Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238) 234

A. Pendahuluan

Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang dengan amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Matematika mempunyai peran yang cukup besar, bukan hanya memberikan kemampuan perhitungan kuantitatif tetapi juga dalam hal penataan cara berfikir terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisa, melakukan evaluasi hingga memecahkan masalah. Matematika sebagai ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber ilmu dari yang lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembanganya bergantung dari matematika.

Seorang guru matematika harus pandai-pandai mensiasati untuk memaksimalkan usahanya untuk membawa para peserta didik untuk memahami dan menerapkan keilmuan mereka dalam kehidupan sehari hari. Sesungguhnya matematika itu merupakan ilmu abstrak yang butuh ketelitian, kesabaran, keuletan dan kesungguhan guru dalam menerapkan konsep dan mengetahui kondisi murid. Cara meminimalisir turunya motivasi anak dalam belajar matematika.Pada gilirannya siswa dapat menangkap makna pengajaran dari guru dan pada akhirnya siswa dapat menjadi manusia yang handal di daerahnya. “Semakin profisional guru dalam melaksanakan tugasnya semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai tunas bangsa.”

Kondisi riil di SD Negeri 050578 Pungaitahun 2013/2014 yang tergolong low motivation, sehingga hasil belajar matematika mereka rendah.Akan tetapi hal ini memungkinkan untuk ditingkatkan dengan melalui penanganan yang baik.

Berdasarkan diskripsi di atas penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Pengerjaan Hitung Perkalian Dan Pembagian Bilangan Cacah Dengan Alat Peraga Kelereng Dan Diskusi Kelompok Bagi Siswa Kelas II SD Negeri 050578 PungaiKecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun Pelajaran 2013/2014.

Hakikat belajar matematika

Matematika sebagai sistem yang deduktif formal mengandung arti bahwa matematika harus dikembangkan berdasarkan pola pikir atau penalaran edukatif dan setiap prinsip, teori, sifat, dalil dalam matematika harus dibuktikan kebenaranya secara formal berdasarkan konsistensi kebenarannya.Sprinsip dalam matematika perlu dibuktikan dengan pola pikir deduktif hal ini dimaksudkan agar matematika yang dibangun terhindar dari kontradiksi.

Tujuan pembelajaran matematika

Secara umum tujuan pembelajaran matematika meliputi :

a. Mempersiapkan siswa dalam menghadapi masalah sehingga mampu menyelesaikan secara logis, rasional, kritis, cemat dan jujur.

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari – hari serta dalam mempelajari bebagai ilmu pengetahuan.

Secara khusus tujuan pembelajaran matematika meliputi :

a. Siswa memiliki ketrampilan matematika untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif, terbuka, kreatif serta inovatif.

(3)

Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238) 235

Hasil Belajar Matematika

Nana Sudjana (1989 ) mengatakan bahwa tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), psikomotor (kemampuan / ketrampilan bertindak / berprilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pengajaran. Hasil belajar tesebut nampak dalam perubahan tingkah laku. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2 ) pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata, (4 ) analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi keseluruhan yang berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal yang berdasarkan kriteria interen atau kelompok atau kriteria eksteren ataupun yang ditetapkan lebih dahulu.

Berdasarkan pandangan diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil dari seseorang siswa dalam mengikuti proses pengajaran matematika pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar yang diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika

B. Metode

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD Negeri 050578 PungaiKecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun ajaran 2013/2014.Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 27 siswa, terdiri dari laki-laki 14 siswa dan perempuan 13 siswa.

2. Rencana Penelitian

Penelitian tndakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus.Tiap siklus direncanakan 3 pertemuan. Tiap-tiap siklus direncanakan berkesinambungan artinya proses dan hasil siklus I akan ditindaklanjuti dalam siklus yang ke 2. Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi : (1) Perencanaan (planning). (2) Tindakan (acting ). (3) Observasi (observing).(4) Refleksi (reflecting).

3. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi yang valid dan reliabel dari pelaksanaan penelitian tndakan ini, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat pengumpul data dan ketepatan alat analisanya.

a. Jenis data

1) Data hasil belajar siswa.

(4)

Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238) 236 b.Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : 1) Melalui hasil tes

2) Hasil pengamatan dari observer. 3) Hasil pengamatan dari peneliti.

C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

a. Siklus I

Siklus I merupakan proses pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan cacah dengan hasil sampai dengan 50, dengan materi: perkalian sebagai penjumlahan berulang, mengalikan dua bilangan satu angka dan menemukan sifat perkalian dengan bilangan 1 dan 0. Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember 2013, 30 Nopember 2013 pada tiap pertemuan selama 60 menit dan pembagian waktu untuk pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan penutup berupa tes individu dan tugas rumah.

1)Pertemuan I

Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan I diperoleh data sebagai berikut: Siswa sudah cukup siap untuk mengikuti pelajaran dengan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok.Siswa kelihatan tertarik dan senang menggunakan alat peraga kelereng meskipun pada awalnya kebingungan dalam penggunanya. Hal ini membuat susana kelas gaduh. Keberanian bertanya siswa kepada guru masih kurang.

2) Pertemuan II

Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan II diperoleh data sebagai berikut: Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng untuk menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah lebih baik, mereka saling bekerja sama bantu membantu dalam pengerjaan soal dengan alat peraga kelereng. Siswa yang kurang, dibantu teman dalam lingkup kelompok masing-masing dan mendapat bimbingan dari guru.

3) Hasil tes akhir siklus I

Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam tabel berikut: NIlai Rata-rata 72,7

Ketuntasan 77,7 % b. Siklus II

Siklus II merupakan proses pembelajaran operasi hitung pembagian bilangan cacah, dengan materi pembagian sebagai pengurangan berulang dan membagi bilangan dengan bilangan lain tanpa sisa. Siklus II ini dilakukan pada tanggal 5 Desember 2013, 6 Desember 2013 pada tiap pertemuan selama 60 menit dan pembagian waktu untuk pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan penutup berupa tes individu dan tugas rumah.

(5)

Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238) 237 1). Pertemuan I

Dari hasil penelitian pada siklus II pertemuan I diperoleh data sebagai berikut: Hasil observasi terhadap siswa

Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng untuk menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah baik, mereka saling bekerja sama bantu membantu dalam pengerjaan soal dengan alat peraga kelereng. Siswa yang kurang paham dengan bantuan teman, diajari oleh guru dalam lingkup kelompok masing-masing.

2) Pertemuan II

Jika siswa kurang jelas, siswa sudah berani bertanya dan meminta bimbingan guru atau teman sekelompoknya.Siswa bersemangat menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal-soal dipapan tulis.

c. Hasil tes akhir siklus II

Hasil tes akhir siklus II disajikan dalam tabel berikut: Tabel Hasil Tes Siswa

Nilai rata-rata 80 Ketuntasan 88,8%

2. Pembahasan

Pembahasan yang akan diuraikan disini berdaskan hasil pengamatan penelitian terhadap siswa kelas II SDN 050578 Pungai Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat dan hasil refleksinya pada setiap siklusnya. Pada siklus I sub pokok bahasan opersi hitung perkalian bilangan cacah dengan materi perkalian 1) perkalian sebagai penjumlahan berulang, 2) mengalikan dua bilangan satu angka, 3) menemukan sifat perkalian dengan bilangan 1 dan 0. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Beberapa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok.Hal ini diasumsikan oleh peneliti karena siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Beberapa siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga dan diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal, dimana 3 x 4 bukan 3 + 3 + 3 + 3 melainkan 4 + 4 + 4 dengan mengelompokan 4 kelereng sebanyak 3 kelompok diperoleh 12 kelereng.

D. Simpulan

Dari hasil keseluruhan kegiatan PTK di kelas II SDN 050578 PungaiKecamatan Binjai Kabupaten Langkat dapat disimpulkan bahwa dengan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dengan 50. Hal ini terbukti pada siklus I rata-rata nilai tes 72,7. Siswa yang mendapat nilai ≥75 sebanyak 21 atau77,7% dan pada siklus II rata-rata nilai tes 80. Siswa yang mendapat nilai ≥75 sebanyak 24 atau 88,8%.

Setelah dilaksanakan PTK di kelas II SDN 050578 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat pada Tahun Pelajaran 2013/2014 bahwa salah satu cara untuk

(6)

Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238) 238 meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dengan 50 dapat digunakan pembelajaran menggunakan alat peraga kelereng dan metode diskusi kelompok

E. Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Purwanto, M.Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jogjakarta: Kanisus.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer. Universitas

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kredit Modal Kerja terhadap Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus Bank. BRI KCP

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model pembelajaran investigasi kelompok dalam materi sifat koligatif larutan yang mampu mengembangkan kemampuan

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disahkan oleh guru pembimbing. RPP sebagai pedoman dan perencanaan dalam penyampaian materi yang akan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah KPS yang muncul dalam RPP sudah menunjukkan metode ilmiah yang baik, mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan

[r]

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yang et al (2011) yang didapati bahwa tekanan darah pada kelompok vegetarian yang telah melakukan diet vegetarian