1
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemilik perusahaan. Mencapai tujuan perusahaan dapat melakukan fungsi manajemen keuangan. Ada beberapa tujuan dari manajemen keuangan yaitu pertama, memaksimumkan nilai perusahaan. Kedua, menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali, dan Ketiga, memperkecil resiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang. Dari ketiga tujuan ini yang paling utama adalah yang pertama yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Pemahaman memkasimumkan nilai perusahaan adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan mampu memberikan nilai yang maksimum pada saat perusahaan tersebut masuk ke
pasar saham.1 Nilai perusahaan berperan penting dalam menunjukkan
kemakmuran pemegang saham dalam berinvestasi di perusahaan. Jika nilai perusahaan tinggi berarti menunjukkan kemakmuran para megang saham dan juga nilai perusahaan akan naik.
Nilai perusahaan terealisasi dari nilai pasar saham yang merupakan patokan harga saham bagi para investor dan kreditor terhadap kondisi
perusahaan. Menurut Farah Margaretha Nilai perusahaan yang sudah go
public di pasar modal tercermin dalam harga saham perusahaan sedangkan
pengertian nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi apabila
1 Irham Fahmi. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, Bandung:
perusahaan akan dijual (total aktiva) dan prospek perusahaan, resiko usaha,
lingkungan usaha dan lain-lain.2
Nilai perusahaan juga dapat mengidentifikasikan seberapa besar para investor bersedia membayar untuk setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan, dapat dijadikan salah satu alat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Untuk mengetahui nilai perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan rumus rasio Price to Book Value (PBV), merupakan rasio yang
menunjukan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
harga saham apakah Overvalued atau Undervalued.3 Jika nilai pasar suatu
saham lebih tinggi dari nilai saham berarti nilai tersebut tergolong mahal (Overvalued ). Dalam keadaan ini investor dapat mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham dibawah nilai
saham berarti nilai saham tergolong murah (Undervalued), dalam keadaan ini
investor sebaiknya membeli saham. Berdasarkan berbandingan tersebut, harga saham dapat diketahui berada diatas atau dibawah nilai bukunya. Oleh karena itu keberadaan PBV sangat penting bagi para investor untuk menentukan strateginya dalam berinvestasi.
Besarnya PBV tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Salah satu indikator kebijakan yang mempengaruhi PBV adalah kebijakan utang. Perusahaan yang sangat bergantung pada pendanaan utang guna memperlancar kegiatan operasional perusahaan akan menggunakan
2 Farah Margaretha, Teori Dan Aolikasi Manajemen Keuangan Investasi Dan Sumber
Dana Jangka Pendek, Jakarta: Pt Grasindo, 2004. h.1
3
kebijakan utang sebagai keputusan dalam menentukan besarnya penggunaan dana yang tersedia. Kebijakan utang dilakukan oleh manajer yaitu untuk menambah dana perusahaan. Manajer diberikan kepercayaan oleh pemegang saham untuk mengelola kegiatan perusahaan. Menentukan kebijakan utang merupakan solusi bagi perusahaan untuk mempercepat kegiatan produksi dan juga mempertahankan posisi perusahaan agar tetap beroperasi.
Kebijakan utang merupakan tindakan pendanaan yang dilakukan untuk menentukan besarnya utang yang akan digunakan oleh perusahaan. Keputusan pendanaan berkaitan dengan penentuan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Dalam perspektif manajerial, inti dari fungsi pendanaan adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.4 Apabila pengembalian atas
utang menenujukkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada resiko yang diterima maka perusahaan belum optimal dalam menentukan kebijakan utang.
Setiap keputusan pengambilan dan penambahan utang dalam perspektif manajemen perusahaan utang sebagai sumber dana alternatif yang mampu memberikan solusi bersifat konstruktif, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam hal ini manajemen perusahaan harus bijak dalam mengambil keputusan dan mampu memberikan kenaikan perolehan kuntungan
4 Pancawati Hardiningsih (2011), Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan
setiap waktunya. Selain itu tujuan manajemen yaitu mampu memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang saham.
Dengan adanya alasan tujuan manajemen ini menyebabkan manajemen perusahaan melakukan tindakan yang berlawanan dengan melakukan kecurangan dalam data-data laporan keuangan, dengan maksud menaikkan keuntungan sehingga para investor tertarik untuk menanamkan uangnya di emiten tersebut. Namun sebaliknya, jika pihak manajemen perusahaan menurunkan keuntungan maka akan menurunkan pembagian deviden yang semakin kecil. Adapun tujuan lain untuk menghindari pajak karena semakin besar keuntungan atau pendapatan yang diperoleh maka semakin besar pajak yang harus dikeluarkan. Bagi investor hutang merupakan sumber pendanaan eksternal yang disukai Karena adanya pendapatan bunga tetap atas modal yang di tanamkan. Bunga dalam hal ini dapat mengurangi pajak.
Untuk mengukur kebijakan utang dapat menggunakan rumus Debt to
Equity Ratio, Rasio ini digunakan untuk menunjukkan persentase perusahaan
dalam membayar utang-utang yang dimiliki perusahaan tersebut. Debt to
Equity Ratio (DER) menunjukkan perbandingan antara utang dan ekuitas
perusahaan.5 DER merupakan penilaian besarnya penggunaan hutang oleh
perusahaan untuk mendanai pembelanjaan perusahaannya. Semakin tinggi rasio DER menunjukkan total utang perusahaan yang semakin besar, akibatnya semakin rendah pendanaan yang di berikan pemegang saham. Sebaliknya, semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan
5 Werner Murhadi, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham, Jakarta:
perusahaan dalam membayar utang-utangnya, kondisi ini dapat menarik investor untuk berinvestasi sehingga harga saham naik dan mengakibatkan nilai perusahaan juga akan naik.
Kebijakan deviden memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang.6
Murni dan Andriana dalam Yulius Kurnia Susanto, “Kebijakan deviden yang stabil menyebabkan adanya keharusan perusahaan untuk menyediakan
sejumlah dana guna membayar jumlah deviden yang ditetapkan tersebut”.7
Selain itu perusahaan dapat membagikan deviden apabila telah melakukan kewajiban pembayaran bunga dan pembayaran cicilan utang telah dipenuhi. Deviden sebagai indikator dalam prospek perusahaan. dalam hal ini, deviden dianggap mempunyai isi informasi maka mereka menggunakan kebijakan deviden sebagai alat untuk melihat kemajuan perusahaan.
Setiap perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan bagi
perusahaannya namun disuatu pihak lain juga dapat membayarkan deviden kepada para pemegang saham. Namun tujuan tersebut selalu bertentangan, hal ini disebabkan karena Kebijakan deviden merupakan kebijakan dari manajemen perusahaan dalam menentukan laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Jika manajemen memutuskan untuk membagikan deviden maka konsekuensinya adalah jumlah laba ditahan akan berkurang. Sehingga jumlah pendanaan dari internal akan berkurang. Namun jika manajemen
6 Denny Surya, Deasy Ariyanti Rahayuningsih (2012), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Dalam Bursa
Indonesia, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, No. 3, Vol.14, pp 215
7 Yulius Kurnia Susanto, Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Karakteristik
Perusahaan, Resiko Sistematik, Set Peluang Investasi Dan Kebijakan Hutang, Jurnal Bisnis Dan
perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan pembayaran deviden, maka akan meningkatkan ekuitas.
Kebijakan deviden merupakan suatu keputusan yang paling penting tentang kekhawatiran yang dihadapi oleh perusahaan. Kita ketahui bahwa setiap kepemilikan saham maka ada hak bagi investor untuk menerima deviden. Selain itu kebijakan deviden dihubungkan dengan nilai perusahaan menjadi hal yang penting karena dengan membayar deviden dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan meningkatnya pembayaran deviden maka dapat memakmurkan pemegang saham. Apabila perusahaan menginginkan pertumbuhan ekuitas maka perusahaan akan menahan laba yang tersedia bagi para pemegang saham menjadi laba ditahan, dan digunakan untuk melakukan investasi.
Menurut Myron dan John Lintner, mengungkapkan bahwa kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. “jika deviden yang dibagikan perusahaan semakin besar, harga pasar saham perusahaan tersebut
semakin tinggi.”8
Namun deviden juga dapat berpengaruh negatif pada investor, disebabkan tarif pajak untuk deviden lebih tinggi dibandingkan pajak capital again, hal ini memberatkan investor akan lebih baik jika keuntungan
diterima dalam bentuk capital again. Kebijakan deviden dapat mempengaruhi
nilai saham. Deviden kecil, nilai saham rendah karena investor tidak tertarik membeli saham, sebaliknya deviden besar, nilai saham tinggi karena investor tertarik membeli saham. Pola pikir yang demikian ini didasarkan bahwa nilai
8 I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori Dan Praktik, Jakarta:
saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran.9 Kebijakan deviden perusahaan meliputi dua komponen dasar. Pertama, rasio pembayaran deviden menunjukkan jumlah deviden yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan
perusahaan. Komponen kedua adalah stabilitas deviden sepanjang waktu. 10
Pemabayaran deviden kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan perusahaan. Dimana manajemen perusahaan harus memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan kepentingan perusahaan. Besar dan
kecil kebijakan deviden yang dibagikan dapat ditentukan dengan Dividend
Peyout Ratio (DPR).
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk mencapai produksi tertentu. Tujuan Perusahaan menurut perspektif Islam yaitu keadilan dan kebajikan bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam sistem ekonomi Islam, dalam sistem ini ada beberapa nilai yang membuat sistem produksi sedikit berbeda, dimana barang yang diinginkan diproduksi dan proses produksi serta proses distribusi
harus seusai dengan nilai-nilai syariah.11
Pada saat sekarang metode syariah memang sudah banyak digunakan. Berawal dari adanya bank-bank yang berkonsep syariah. Tabungan syariah, asuransi syariah, koperasi syariah, hingga obligasi syariah dan saham syariah juga berkembang di masyarakat. Pesatnya konsep syariah ini berawal adanya
9 Dewi Utari, et.al, Manajemen Keuangan: Edisi Revisi, Jakarta: Mitra Wacana Media,
2014, h.253
10 Arthur J. Keown, David F. Scott dkk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 2,
Jakarta: Salemba Empat, 2000, h.606
11 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Global, Jakarta: Zikrul
anggapan tentang larangan riba dalam bentuk bunga tabungan yang dapat diperoleh dari pihak bank. Tentang saham, banyak orang beranggapan bahwa bermain saham merupakan judi. Selain permasalahan itu juga adanya jaminan halal dan haram dalam Islam juga dijadikan sebagai dasar dalam melakukan investasi. Tapi yang takut akan masalah tersebut, ada satu yang bisa dilakukan yaitu melakukan investasi pada saham syariah.
Perkembangan saham syariah yang terus meningkat membuat banyak orang untuk tertarik mendapatkan emitennya. Terutama bagi para muslim, dimana saham syariah dapat mengakomodasi keinginan untuk memiliki saham yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianuntnya. Namun tidak sedikit orang mengetahui perbedaan saham syariah dengan saham konvensional.
Pada 14 Maret 2003 yang lalu, pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan Boediono, Bapepam dan MUI secara resmi meluncurkan indeks syariah. Hal ini dilakukan bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN–MUI) yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin
menanamkan dananya secara syariah.12 Dengan hadirnya indeks tersebut,
maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berivestasi dengan penerapan prinsip syariah. Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran islam. Pengertian saham itu sendiri merupakan surat berharga yang mempresentasikan penyertaan modal
12 https://acankende.wordpress.com/2010/11/28/pasar-modal-syariah/ di akses 13 agustus
kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip syariah.
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip syariah. Saham menjadi halal jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi (judi). Pasar modal yang menerapkan sistem syariah Islam dalam operasionalnya sementara ini masih dalam bentuk indeks, yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII) pada PT. Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan yang telah masuk kedalam kriteria tertentu dari BEI dan telah dipublikasikan. Salah satunya ialah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan industri besar yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.
Perusahaan manufaktur (manufacturing business) perusahaan jenis ini terlebih
dahulu mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw material) menjadi
output atau barang jadi (finished goods/final goods), baru kemudian di jual
kepada para pelanggan (distributor).13 Industri manufaktur dikelompokkan
menjadi tiga sektor yaitu, sektor aneka industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang dan komsumsi dan dikelompokkan menjadi beberapa sub kategori industri. Dalam hal ini Perusahaan manufaktur
13 Hery, Akuntansi Dasar 1 & 2 (Edisi National Best Seller), Jakarta: PT. Grasindo, 2016,
merupakan perusahaan yang lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang guna membiayai operasional perusahaan mereka. Salah satunya dengan investasi saham, tentunya berhubungan dengan tujuan perusahaan.
Berdasarkan tujuan perusahaan untuk memakmurkan pemegang saham yang di tunjukkan dengan meningkatnya nilai perusahaan. dengan adanya kebijakan manajemen perusahaan terkait dengan kebijakan utang dan kebijakan deviden sebagai faktor yang dapat menaikkan nilai perusahaan, dan perekembangan syariah pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang berbasis syariah dan termasuk saham syariah saat ini menjadi menarik bagi peneliti sebagai objek untuk melakukan penelitian. Dimana dalam penelitian ini permasalahan yang dianalisis adalah pengaruh kebijakan utang dengan
mengukur debt to equity ratio (DER), dan kebijakan deviden yang di ukur
dengan dividend payout ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan PBV (Price to Book Value). Nilai perusahaan yang diteliti ialah
perusahaan manufaktur yang juga tergolong kedalam saham syariah yang terdaftar di BEI. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kebijakan Utang Dan Kebijakan Deviden Terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 20012-2016”).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh kebijakan utang terhadap nilai perusahaan manufaktur syariah di Bursa Efek Indonesia?
2. Seberapa besar pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan
manufaktur syariah di Bursa Efek Indonesia?
3. Seberapa besar pengaruh kebijakan utang dan kebijakan deviden terhadap
nilai perusahaan manufaktur syariah di Bursa Efek Indonesia?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis memberikan
batasan masalah yang akan diteliti, agar penulisan dan pembahasan penelitian
ini lebih terarah kepada sasaran yang hendak dicapai. Adapun masalah yang akan diteliti adalah Kebijakan atau keputusan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu kebijakan utang dan kebijakan deviden. Untuk periode tahun penelitian dibatasi dari tahun 2012-2016, pada
perusahaan manufaktur yang termasuk saham syariah yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan yang membagikan dividen tahunan berturut-turut selama masa periode penelitian.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan utang terhadap nilai
perusahaan manufaktur syariah di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kebijakan deviden terhadap nilai
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan utang dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan terkait dengan pengaruh kebijakan deviden dan kebijakan utang terhadap nilai perusahaan.
2. Bagi investor
Penelitian ini sebagai informasi terkait dengan pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
3. Bagi akademik
Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membaca dan dapat menjadi bahan tambahan referensi penelitian di masa yang akan datang.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistem penulisan guna mempermudah dalam pembahasan dan dapat memeberikan gambaran secara singkat mengenai penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai beriukut:
BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Bab ini terdiri dari landasan teori, Penelitian Sebelumnya, Kerangka pemikiran, Hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri Populasi Dan Sampel, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Analisis Data, Definisi Operasional Variabel.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi variabel penelitian, pengujian, dan hasil analisis data serta pembahasan.
BAB V : PENUTUP