• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Islami Dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nilai Islami Dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI ISLAMI DALAM NOVEL

SANG PENCERAH

KARYA AKMAL NASERY BASRAL

Rida Yatun, Chairil Effendy, Sesilia Seli

Program Studi Pendidikan Bahasa Indoensia, PBS FKIP Untan e-mail:ridaajah@ymail.com

Abstrack: The study is titled “Islamic Values In The Novel Sang Pencerah by Akmal Nasery Basral. The purpose of this research is describing clearly about Islamic values in Sang Pencerah. The method in this research is descriptive method with a qualitative research, and also using literature sociology approach. The source of data in this research is novel Sang Pencerah; and the data are all the quotations that illustrate the value contained in the novelSang Pencerah.

The research findings are: 1) Islamic values observed from faith value are faith to Allah, faith to prophet, faith to destiny (qada and qadar). 2) Islamic values are praying, fasting, tithe, pilgrim, and religious proselytizing. 3) Moral values including relation with Allah Swt., relation with ourselves, relation with family, and relation with society.

Keywords: islami value, novel

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Nilai Islami dalam Novel Sang PencerahKarya Akmal Nasery Basral. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara jelas nilai islami yang tedapat dalam Sang Pencerah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, berbentuk kualitatif. Sumber data adalah novel

Sang Pencerah;sedangkan datanya adalah semua kutipan yang menggambarkan nilai islami yang terdapat dalam novel Sang Pencerah. Hasil penelitian menunjukkan: 1) nilai keimanan (akidah), meliputi iman kepada Allah Swt., iman kepada rasul, dan iman kepada takdir (qada dan qadar). 2) Nilai keislaman, meliputi shalat, zakat, puasa, haji, dakwah. 3) Nilai keikhsanan (akhlak), meliputi hubungan dengan Allah Swt., hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan keluarga, dan hubungan dengan masyarakat.

Kata kunci: nilai islami, novel

arya sastra besar adalah karya seni, indah, dan memenuhi kebutuhan manusia terhadap naluri keindahan. Zulfahnur dkk. (1996:2) mengatakan bahwa sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia, baik dari aspek manusia yang memanfaatkannya bagi pengalaman hidup maupun dari aspek penciptanya yang mengekspresikan pengalaman batinnya ke dalam karya sastra. Sastra sebagai cermin masyarakat menggambarkan kehidupan masyarakat yang lekat dengan media bahasa. Kandungan nilai dalam novel juga merupakan unsur esensial dalam karya sastra itu secara keseluruhan. Pengungkapan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra bukan saja akan memberi pengertian tentang latar sosial budaya pengarangnya, melainkan juga dapat mengungkapkan ide-ide dan gagasan pengarang dalam menanggapi situasi-situasi yang terjadi di sekelilingnya.

K

(2)

Novel merupakan satu di antara bentuk prosa yang menceritakan suatu peristiwa dan fenomena sosial secara panjang. Novel banyak digunakan pengarang untuk merefleksikan berbagai gejala sosial dan kehidupan secara padat dan lengkap. Dengan demikian kehadiran novel di masyarakat dirasakan sangat bermanfaat khususnya sebagai sarana informasi dan hiburan. Melalui novel, pembaca juga dapat menemukan dan mengetahui berbagai problematika kehidupan suatu masyarakat atau golongan tertentu, pandangan dan sikap hidup masyarakat yang diceritakan, serta menawarkan beberapa alternatif nilai-nilai baru bagi pemecahan persoalan dalam novel itu sendiri.

Karya sastra berupa novel menarik untuk diteliti karena di dalam novel menyuguhkan kehidupan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Sumarjo dan Saini (1997:29) mengatakan bahwa novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan alur atau

plot yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Hal ini membuat novel mampu mengungkapkan aspek-aspek kehidupan tokoh lebih mendalam sehingga pesan-pesan yang terkandung dalam novel lebih kompleks. Melalui novel juga diharapkan dapat menjadi jembatan untuk menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali kepada jalan yang benar. Hal ini dikarenakan di dalam novel menyuguhkan gambaran tokoh-tokoh yang dapat dijadikan contoh dalam berbuat baik. Cerita yang disajikan pun begitu menarik sehingga mampu menggungah dan menjadi inspirasi bagi pembaca untuk mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar pemikiran di atas, novel menarik untuk diteliti. Novel yang dipilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah novel yang berjudul Sang Pencerah. Alasannya, (1) berdasakan prariset yang dilakukan, dalam novel ini terkandung nilai-nilai islami, (2) Sang Pencerahjuga merupakan novel best seller. Terbukti dalam sebulan tiga ribu eksemplar cetakan pertama novel ini habis terjual. Tidak hanya itu, pada awal Agustus 2010, Public Relation Hikmah Publishing House Mizan juga melakukan cetakan kedua sebanyak lima ribu eksemplar dan ternyata antusias pencinta novel ini sangat tinggi. (3) novel ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan) dan semangat perubahan yang kurang.

Kemudian, (4) Sang Pencerah juga sudah diangkat ke layar lebar dan berhasil meraih penghargaan sebagai Novel Fiksi Dewasa Terbaik di IBF 2011. (5) mampu menggugah spiritual pembaca karena begitu banyak pemikiran yang bisa diselami serta begitu luas hamparan ilmu yang patut direnungi bersama mengenai makna Islam yang sebenarnya. (6) Mampu menggugah spiritual pembaca karena begitu banyak pemikiran yang bisa diselami serta begitu luas hamparan ilmu yang patut direnungi bersama mengenai makna Islam yang sebenarnya, dan (7) banyak tanggapan positif oleh pembaca mengenai novel ini, antara lain sebagai berikut.

(3)

1. Hanung Bramantyo (sutradara film sang pencerah)

“Novel ini mengungkap sisi manusiawi seorang Ahmad Dahlan. Tidak mudah dan butuh keberanian seorang penulis. Siapa pun dia, seoran g tokoh sebaiknya dikisahkan secara apa adanya.”

2. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

“Dengan melihat warisan yang ditinggalkan, sesungguhnya udah lebih dari cukup untuk mengenal kebesaran sosok Ahmad Dahlan dalam sejarah Indonesia. Lewat novel ini sisi-sisi manusiawinya digambarkan dengan sangat indah dan menggugah. Siapa pun yang membaca novel ini pasti akan terinspirasi dan tercerahkan.”

3. Abdul Mu’ti (Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

“Novel ini mampu menghadirkan sosok K. H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, seorang yang sedikit bicara tetapi kaya gagasan, teguh hidup sederhana tetapi mampu mengembangkan amal yang mengubah dunia, suka berdebat tetapi hangat bersahabat. Dengan gaya bahasa yang mengalir, novel ini menuntun pembaca menapaki jalan terang kehidupan tanpa harus menggurui. Layak dibaca bagi para pendidik, orang tua, tokoh agama dan siapa saja yang ingin menimba kearifan.”

4. Abd. Rohim Ghazali (Anggota Dewan Pembina MAARIF Institute)

“Banyak tokoh lahir menjadi cermin bagi yang lain, dalam berpikir, berucap, dan bertindak. K. H. Ahmad Dahlan adalah salah satu dari cermin yang dimiliki negeri ini, bagi generasinya dan bagi kita para penerusnya. Pada saat kita kesulitan mencari teladan, kehadiran buku Sang Pencerah bagaikan oae di tengah padang tandus....”

5. Faozan Amar (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Periode 2006-2010)

“Kiai Dahlan adalah orang yang mampu memadukan antara kata dengan laku. Sehingga betul-betul Iman itu tidak hanya diyakini, tetapi juga diamalkan dalam bentuk nyata. Hasilnya bisa dirasakan sampai sekarang. Buku ini menginspirasi kita untuk selalu berpikir dan berkarya nyata melalui keikhlasan, agar memberi manfaat untuk semua, seperti layaknya matahari yang takkan lelah menyinari.”

Sang Pencerah ditulis berdasarkan skenario film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo. Sang Pencerah adalah novel yang menggambarkan perjuangan seorang pahlawan nasional sekaligus tokoh muslim yang bernama Ahmad Dahlan. Novel ini menggambarkan perjuangan beliau dalam menegakkan Islam di tengah kultur budaya Jawa yang banyak sekali perbedaannya dengan ajaran Islam. Budaya Jawa terutama di sekitar menara gading kekuasaan Kraton Yogyakarta banyak sekali terjadi akulturasi budaya Hindu dengan Islam yang terkenal dengan kejawen. Acara-acara yang bersifat keagamaan dari Islam tetapi kontennya tidak lain adalah keyakinan-keyakinan dari agama lain termasuk

kejawen. Kondisi ini yang coba dilawan oleh Ahmad Dahlan dengan mengembalikan Islam yang sesungguhnya. Islam yang tidak tercampur dengan pemahaman yang lain, yang dikenal dengan perjuangan melawan TBK (Tahayul, Bid’ah, Khurafat).

(4)

Perjuangan ini digambarkan secara sebagian dengan konflik pelurusan saf masjid Agung Kauman Yogyakarta yang notabenenya di bawah kekuasaan kraton menghadap lurus ke barat. Namum berdasarkan ilmu dan pemahaman Ahmad Dahlan, saf shalat untuk masjid di Yogyakarta secara umum dan khususnya masjid Agung Kauman adalah agak melenceng ke Barat Laut. Akhirnya, konflik ini mencapai klimaksnya dengan penuduhan terhadap Ahmad Dahlan yang membawa ajaran Islam yang nyleneh dan langgar di tempat tinggalnya dibakar oleh orang yang tidak setuju terhadap pelurusan saf masjid Agung Kauman.Novel ini juga menceritakan kontroversi sosok K. H. Ahmad Dahlan, dari seorang kiai, pendidik, hingga bermain musik. Beliau merupakan sosok anak muda pendobrak tradisi, yang tidak lain berniat agar Islam kembali menjadi rahmat bagi semesta alam, bukan Islam yang menyulitkan pemeluknya sendiri. Pada masanya, beliau bahkan dianggap kafir, tetapi beberapa orang berpikiran terbuka dan banyak anak-anak muda yang kritis menyukai caranya.

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan bukan sebagai organisasi politik tetapi sebagai organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan. Beliau mendirikan Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di nusantara. Beliau ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir, beramal, dan kembali hidup menurut tuntunan Alquran dan hadits.

Pada saat K.H. Ahmad Dahlan melontarkan gagasan pendirian Muhammadiyah, beliau mendapat tantangan bahkan fitnah, tuduhan dan hasutan baik dari keluarga dekat maupun dari masyarakat sekitarnya. Beliau pun juga sempat dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Fokus penelitian ini adalah nilai-nilai islami dengan pertimbangan bahwa nilai islami merupakan sesuatu yang penting bagi manusia dalam mengatur kehidupan agar bisa memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Hal ini didasari karena akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Selanjutnya, dengan mengetahui nilai-nilai islami pembaca dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pengkajian karya sastra dapat dilakukan dengan banyak cara. Satu di antaranya adalah melalui pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya. Pendekatan ini dianggap paling tepat karena objek yang diteliti adalah novel yang di dalamnya terdapat nilai-nilai yang berhubungan dengan masalah sosial yang biasa terjadi di masyarakat. Sedangkan metode yang digunakan sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sana.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, artinya data yang diperoleh dianalisis dan diuraikan menggunakan

(5)

kata-kata atau pun kalimat dan bukan dalam bentuk angka-angka atau mengadakan perhitungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Syamsuddin dan Vermania (2006:21) bahwa penelitian kualitatif menyajikan data yang dinarasikan dengan kata-kata, skema, dan gambar. Jadi penelitian yang bersifat deskriptif artinya data yang terurai dalam bentuk kata-kata atau gambaran-gambaran, bukan dalam bentuk angka-angka. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berisi kutipan-kutipan data yang mendeskripsikan nilai-nilai Islami.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Kualitatif digunakan karena data dianalisis satu persatu, apa adanya sesuai dengan sifat data yang alamiah. Realisasi dari bentuk kualitatif data yang diuraikan dengan pernyataan atau kata-kata bukan berupa norma matematis. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (1991:5) bahwa penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan ini dianggap paling tepat digunakan untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra karena pendekatan sosiologi sastra didasarkan asumsi bahwa karya sastra berisikan berbagai peristiwa sosial dan dalam masyarakat (Wellek dan Waren dalam Damono, 1997:3). Pendekatan ini digunakan untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan nilai islami yang terdapat dalam novel ini sesuai dengan permasalahan yang ada.

Sumber data terkait dengan subjek penelitian dari mana data diperoleh (Siswantoro, 2010:72). Sumber data dalam penelitian ini adalah novel yang diterbitkan oleh PT. Mizan Pustaka pada tahun 2010, setebal 461 halaman.

Menurut Siswantoro (2010:70), data adalah sumber informasi yang akan diseleksi sebagai bahan analisis. Data dalam penelitian ini adalah semua kutipan yang menggambarkan nilai islami yang terdapat dalam novel Sang Pencerah.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumenter. Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 1991:161), dokumen adalah setiap bahan tertulis atau pun film. Dokumen digunakan untuk keperluan penelitian karena alasan-alasan sebagai berikut.

a) Dokumen digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong;

b) Berguna sebagai ‘bukti’ untuk semua pengujian;

c) Berguna karena sesuai dengan penelitian kualitatif, karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks; d) Hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas

tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut: (1)Membaca berkali-kali novel, (2) Menandai dan memberi kode pada bagian kalimat atau kutipan yang akan dianalis sesuai dengan masalah yang diteliti, (3) Mencatat data sesuai

(6)

kriteria masing-masing dengan menggunakan kartu pencatat data, dan (4) Membuat klasifikasi sesuai masalah yang diteliti.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dengan demikian, peneliti disebut sebagai alat pengumpul data yang utama atau

instrument. Siswantoro (2010:73) yang mengatakan instrumen berarti alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Alat bantu yang digunakan adalah kartu pencatat data dan peralatan tulis yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan khusus yang dihimpun menurut klasifikasi permasalahan penelitian atau berdasarkan nilai-nilai islami yang telah dirumuskan. Menurut Moleong (1991:173), untuk menetapkan keabsahan data, diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibily), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Kriteria Teknik Pemeriksaan

Kredibilitas (1) Perpanjangan keikutsertaan (2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi

(4) Pengecekan sejawat (5) Kecukupan referensi (6) Kajian kasus negatif (7) Pengecekan anggota Keterangan (8) Uraian rinci

Kebargantungan (9) Audit kebergantungan Kepastian (10) Audit kepastian

Berkaitan dengan keempat kriteria di atas, pada kriteria pertama, yaitu pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun Teknik yang digunakan terdapat pada butir 3, 4, dan 5.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis atau mendeskripsikan data yang sudah diklasifikasikan, yang meliputi nilai iman, islam, dan ikhsan dan (2) Menyimpulkan hasil analisis data sesuai masalah dalam penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. 1 Analisis Nilai Akidah (Keimanan)

Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari segala sifat kekurangan, dan suci pula dari menyerupai segala yang baru (makhluk). Adapun kutipan yang mendreskripsikan akidah dapat dilihat pada tokoh Ahmad Dahlan (SP, 2010:11), (SP, 2010:26), (SP, 2010:29), (SP, 2010:45), (SP, 2010:64), (SP, 2010:79), (SP, 2010:82), (SP, 2010:91), dan (SP, 2010:106).

Selanjutnya, akidah juga digambarkan pada tokoh lain diantaranya, Mas Muhsin (SP, 2010:82), Kiai Fadlil (SP, 2010:112), Nyai Fadlil (SP, 2010:110),

Kiai Siraj Pakualaman (SP, 2010:191), Kiai Kamaludiningra (SP, 2010:221), dan Siti Walidah(SP, 2010:365-366).

(7)

1. 2 Iman kepada Rasul

Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya.

Kutipan yang menguraikan nilai keimanan kepada rasul terdapat dalam (SP, 2010:151), (SP, 2010:156), (SP, 2010:157), (SP, 2010:158), (SP, 2010:159) dan (SP,2010:241).

1. 3 Iman kepada Takdir Allah (Qada dan Qadar)

Iman kepada takdir Allah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah dan merupakan bagian dari kesempurnaan hamba dalam perwujudan peribadatan kepada Rabnya. Setiap bertambahnya iman seorang hamba terhadap takdir Allah maka bertambah dan semakin sempurna pula perwujudan peribadatannya kepada Allah. Maka setiap hal yang ia alami baik merupakan hal yang ia benci sesungguhnya akan menjadi kebaikan baginya dan ia akan mendapatkan pahala yang sangat atasnya.

Iman kepada takdir dapat dilihat pada (SP, 2010:29), (SP, 2010:169), (SP, 2010:161) dan (SP, 2010:161).

2. Analisis Nilai Keislaman 2. 1 Shalat

Menurut Ali (1998:253), shalat adalah doa yang dihadapkan dengan sepenuh hati, satu kewajiban agama yang harus dilakukan. Dengan demikian shalat berarti wajib bagi setiap kaum muslimin.

Kutipan yang menggambarkan shalat dapat dirujuk dalam (SP, 2010:174), (SP, 2010:24), (SP, 2010:25), (SP, 2010:55-56), (SP, 2010:191), (SP, 2010:212), (SP, 2010:312), (SP, 2010:35), (SP, 2010:59), (SP, 2010:61), (SP, 2010:155), (SP, 2010:418), (SP, 2010:450), dan (SP, 2010:174). Selain kutipan-kutipan tersebut, nilai shalat juga dapat dilihat pada K.H. Ahmad Dahlan (SP, 2010:169), (SP, 2010:450), dan (SP, 2010:451).

2.2 Puasa

Berpuasa diwajibkan bagi semua umat muslim, sebagaimana perintah Allah sebagai berikut. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah:183).

Sejauh data yang terjangkau, hanya terdapat satu kutipan yang mendeskripsikan puasa, yaitu (SP, 2010:96).

2.3 Haji

Ibadah haji ditekankan kepada muslim yang mampu dan tidak merupakan paksaan bagi seseorang yang kurang mampu untuk naik haji. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. yang berbunyi:

(8)

“... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu: (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka bahwasanya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali Imran:97). Adapun kutipan yang menjelaskan haji dapat dilihat pada kutipan (SP, 2010:146), (SP, 2010:120),(SP, 2010:450) dan (SP, 2010:302).

2. 4 Berdakwah

Kewajiban berdakwah bagi setiap muslim terdapat dalam Q.S. Ali Imran ayat 104, yang artinya sebagai berikut “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran:104)

Adapun kutipan yang menguraikan dakwah terdapat dalam (SP, 2010:29),

(SP, 2010:44), (SP,2010:60), (SP, 2010:64), (SP, 2010:81), (SP, 2010:153). (SP, 2010:175), (SP, 2010:182-183), (SP, 2010:233), (SP, 2010:226), (SP, 2010:307), (SP, 2010:322), (SP, 2010:349), (SP, 2010:383), (SP, 2010:385), (SP,2010:396), (SP, 2010:411), dan (SP, 2010:415). Nilai dakwah juga terdapat pada tokoh Ibu

(SP, 2010:158) dan Nyai Saleh (SP, 2010:260).

3. Analisis Nilai Keikhsanan (Akhlak) 3.2 Hubungan Manusia dengan Allah 3.1.1 Berdoa

Berdoa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah Swt. seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah Swt. setiap saat karena akan selalu didengar oleh-Nya.

Kutipan yang mendeskrisikan doa dapat dilihat pada (SP,2010:31), (SP,2010:46-47), (SP, 2010:191), (SP, 2010:104), (SP,2010:105), (SP,2010:109), (SP, 2010:111), (SP, 2010:113), (SP, 2010:118), (SP, 2010:119), (SP,2010:120), (SP.2010:155), (SP,:2010:158), (SP,2010:161), (SP, 2010:206), (SP, 2010:264), (SP,2010:438), dan (SP, 2010:450).

Doa juga dipanjatkan oleh Kiai Abu Bakarpada (SP, 2010:146), Pono (SP, 2010:120), Budiharjo (SP,2010:354), Ibu (pengemis) (SP,2010:400), Sudja

(SP,2010:413), Sri Sultan(SP,2010:424), dan Masyarakat (SP, 2010:169).

3.1.2 Zikir

Zikir berati ucapan tahmid (pujian), takbir (pengagungan dengan mengucapkan Allahu Akbar), talbiayah (ucapan khas orang naik haji), ibtihal (pemikiran mendalam), pengangungan asma Allah.

Sejauh data yang terjangkau, terdapat beberapa kutipan mengenai nilai zikir, yaitu (SP,2010:107), (SP, 2010:264), (SP, 2010:109), (SP, 2010:284), (SP, 2010:117), (SP, 2010:137) dan (SP, 2010:146).

(9)

3.1.3 Syukur

Syukur merupakan pengakuan hati terhadap sesuatu ganjaran, nikmat yang dianugerahkan yang diberikan oleh Allah. Syukur juga bukan hanya meliputi terhadap perkara-perkara nikmat, tetapi juga meliputi syukur kerana terlepas dari malapetaka dan bencana yang menimpa.

Kutipan berikut ini merupakan nilai islami, yaitu syukur kepada Allah Swt. (SP, 2010:30), (SP, 2010:60), (SP, 2010:64), (SP, 2010:71), (SP, 2010:82), (SP, 2010:97), (SP,2010:100), (SP,2010:109), (SP, 2020:112), (SP, 2010:115), (SP, 2010:146), (SP, 2010:147), (SP, 2010:159), (SP, 2010:206), (SP, 2010:227), dan (SP, 2010: 365-366).

Kutipan yang menguraikan nilai syukur juga terdapat pada tokoh Kiai Abu Bakar (SP, 2010:167), (SP, 2010:146), (SP, 2010:118), Syeikh Abdul Kahar(SP, 2010:136), Syaikh Abdul Ghaniy (SP, 2010:138), Saudara-saudara K.H. Ahmad Dahlan(SP, 2010:163)

3.1.4 Tawakal

Yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Sikap tawakal merupakan gambaran dari sabar dan menggambarkan kerja keras dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu rencana. Apabila rencana tersebut menghasilkan keinginan yang diharapkan atau gagal dari harapan yang semestinya, ia akan mampu menerimanya tanpa penyesalan.

Sejauh data yang terjangkau, hanya terdapat satu kutipan yang menunjukkan nilai tawakal, yaitu (SP, 2010:326).

3.1.5 Tawaduk

Sifat tawaduk sangat erat hubungannya dengan sifat ikhlas. Rangkuman keikhlasan seorang hamba ada pada ketawadukannya. Tawaduk dideskripsikan pada (SP, 2010:236).

3.2 Hubungan dengan Diri Sendiri 3.2.1 Sabar

Sabar adalah menahan jiwa dari mendongkol, menahan lisan dari berkeluh kesah dan marah serta menahan anggota badan dari melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan.

Beberapa kutipan yang menggambarkan sabar dapat dilihat pada (SP,2010:231), (SP,2010:236), (SP,2010:284)dan (SP, 2010:286).

3.2.2 Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu adalah wajib dan penting bagi setiap orang. Allah Swt. berfirman: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.(Q.S. Al Mujadalah:11)

Sejauh data yang terjangkau, kutipan yang mendeskripsikan menuntut ilmu adalah sebagai berikut(SP, 2010:104).

(10)

3.3 Hubungan dengan Keluarga 3.3.1 Berbakti Kepada Orang Tua

Menurut ajaran Islam, orang tua adalah manusia-manusia pertama yang harus dimuliakan oleh seorang muslim, sebab dengan perantara merekalah Allah menghadirkan manusia ke muka bumi. Oleh karena itu, di dalam semua kitab suci, perintah berbakti kepada orang tua tidak pernah berbeda dalam satu simpulan: mengabdi kepada mereka adalah mulia, durhaka kepada mereka adalah hina.

Berbakti kepada orang tua dapat dilihat pada (SP, 2010:24), (SP,2010:59), (SP, 2010:93), (SP,2010:111), (SP, 2010:113), (SP, 2010:163)dan (SP, 2010:118).

3.3.2 Menyayangi Keluarga

Kasih sayang tidak selalu dilahirkan dalam bentuk pemberian materi, tetapi lebih penting adalah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh, sehingga kasih sayang dapat dirasakan oleh keluarga (Suryana, 1997:203). Menyayangi keluarga dimulai dengan pengenalan terhadap seluruh anggota keluarga serta menerima mereka apa adanya. Pemahaman terhadap keluarga melahirkan komunikasi yang akrab antara anggota keluarga, sehingga kasih sayang yang tercurah dari masing-masing pihak dapat sampai dirasakan oleh pihak lainnya.

Adapun kutipan yang mendeskripsikan menyayangi keluarga dapat dilihat dalam (SP,2010:32), (SP,2010:363), (SP,2010:364), (SP,2010:365-366) dan (SP, 2010:320-321).

3.4 Hubungan dengan Masyarakat 3.4.1 Tolong Menolong (Ta’awun)

Islam mewajibkan umatnya untuk saling menolong satu dengan yang lain. Segala bentuk perbedaan yang mewarnai keidupan manusia merupakan satu isyarat kepada umat manusia agar saling membantu satu sama lain sesuai dengan ketetapan Islam.

Taawun dideskripsikan dalam (SP, 2010:33), (SP, 2010:399), (SP, 2010:383) dan (SP, 2010:192).

3.4.2 Amal Makruf Nahyi Munkar

Amal makruf nahyi munkar merupakan bentuk aktualisasi ajaran Islam di tengah mesyarakat dengan cara menegakkan kebenaran dan membenci keburukan dan kemungkaran yang ada di tengah masyarakat (Suryana dkk, 1997:205). Amal makruf adalah keberpihakan seorang muslim terhadap kebenaran, kendatipun kebenaran itu dapat merugikan dirinya. Demikian pula nahyi munkar atau melarang dan membenci kemungkaran harus selalu ditampilakan kendatipun keburukan itu akan menguntungkan dirinya.

Sejauh data yang didapat, kutipan yang mendeskripsikan amal makruf nahyi munkar hanya terdapat pada (SP, 2010:308-309)

(11)

4.4.3 Pemaaf

Suka memberi maaf kepada orang yang berbuat salah merupakan ciri orang bertakwa. Orang yang demikian akan memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya, meskipun yang bersalah tidak pernah minta maaf kepadanya. Kutipan yang menjelaskan nilai pemaaf dapat dilihat pada (SP, 2010:285)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Pada bagian pendahuluan telah diungkapan bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan nilai-nilai islami yang terkandung dalam novel Sang Pencerah sekaligus untuk dijadikan sebagai materi ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Nilai-nilai islami yang dimaksud sebagai berikut ini. (1) Nilai keimanan, yaitu, iman kepada Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada takdir Allah (qada dan qodar). (2) Nilai keislaman, yaitu, mendirikan shalat, menunakan zakat, puasa, haji, dan berdakwah. (3) Nilai keikhsanan, yaitu, hubungan dengan Allah Swt. (berdoa, syukur, berzikir, rawakal, dan tawaduk), hubungan dengan diri sendiri (sabar, menuntut ilmu, benar atau jujur), hubungan dengan keluarga (berbakti kepada orangtua dan menyayangi keluarga), dan hubungan dengan masyarakat (taawun, amal makruf nahyi munkar, dan pemaaf).

Saran

Berdasarkan hasil analisis data, ada beberapa saran yang disampaikan dalam penelitian ini, yakni (1) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam mengajarkan apresiasi sastra pada jenjang SMA/MA kelas XI semester satu, khususnya pada materi menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia. Dalam mengajar pokok bahasan tersebut, hendaknya guru bidang studi Bahasa Indonesia dapat memilih karya sastra yang tepat. Satu di antara karya sastra yang baik adalah novel Sang Pencerah. Hal ini dikarenakan di dalam novel tersebut mengandung nilai-nilai Islami yang mengajarkan bagaimana Islam yang sesungguhnya. (2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya untuk meneliti novel ini dari segi yang berbeda, seperti nilai budaya, moral, dan pendidikan yang terdapat dalam novel ini untuk memperkaya pengetahuan peneliti dan pembaca. Hal ini bertujuan agar pembaca mendapat pengetahuan yang mendalam mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra khususnya novel.

DAFTAR RUJUKAN

Ali, Daud Mohammad. 1998. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Bersada.

Basral, Akmal Nasery. 2010. Sang Pencerah. Cilandak Barat: PT. Mizan Publika. Damono, Supardi. 1978. Pengantar Sosiologi Sastra: sebuah Pengantar Ringkas.

(12)

Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumarjo dan Saini. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suryana, Toto dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara. Syamsuddin dan Vismaia S. Damianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zulfahnur, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pastura campuran memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar.. Pemberian sluri gas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur kadar senyawa fenol dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia) mentah, mengkal, dan matang, membandingkan daya

sosial-ekonomi yang terjadi pada Petani Nanas Madu di Desa Belik. Kabupaten

Berbagai contoh lain pun dapat kita sajikan berkenaan dengan aktivitas kreatif masyarakat kita dalam “memodifikasi” permainan olahraga standar menjadi sebuah

harzianum , serta penambahan dan pengayaan kompos dengan PGPR dan perlakuan benih dengan PGPR, merupakan kombinasi perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan ketahanan

54 Tahun 2010; Penerapan Standar SNI ISO/IEC 17024:2012 dalam Pengembangan Kompetensi Penilai/Reviewer Penelitian; Audit Keuangan Kegiatan Penelitian; Analisis

Dalam ayat ini masih menjelaskan tentang kisah iblis yang diperintah untuk bersujud kepada Nabi Adam. Kemudian dilanjutkan dengan kejadian pengusiran iblis dari

This bachelor thesis is presented to fulfill one of the requirements in accomplishing the S-1 Degree at English Department of Teacher Training and