• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS DAERAH BPS KABUPATEN PASER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS DAERAH BPS KABUPATEN PASER"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RENCANA STRATEGIS DAERAH

BPS KABUPATEN PASER 2015-2019

No. Publikasi : 64.011.1501

Katalog BPS : 1201005.6401

Ukuran Buku : 17 cm x 24 cm

Jumlah Halaman : 61 Halaman

Naskah/ Penyunting/ Gambar Kulit : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

Gambar Kulit :

Subbagian Tata Usaha

Ketua : Bahramsyah Anggota : Supriyanto Anis Setiyorini Achmad Hambali Elok Nugrahaeni YH Maulana Malik Herdianto

Diterbitkan Oleh :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

(3)

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 9 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Menimbang : bahwa dalam rangka menyeragamkan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Perjanjian Kinerja (PK), dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) oleh seluruh pimpinan unit kerja dan satuan kerja di lingkungan Badan Pusat Statistik perlu menetapkan Pedoman Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Badan Pusat Statistik dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1997, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);

2.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);

4.Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran

(4)

- 2 -

Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

5.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

6.Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan

Pusat Statistik;

7.Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);

8.Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019;

9.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

10.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/15/M/PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum

Reformasi Birokrasi;

11.Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 101 Tahun

1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Ilmu Statistik;

12.Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun

2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah;

13.Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 116 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 643);

(5)

- 3 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya

disingkat SAKIP, adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

2. Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disebut IKU adalah ukuran

keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.

3. Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra adalah suatu proses

yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama periode 5 (lima) tahun.

4. Rencana Kinerja Tahunan yang selanjutnya disebut RKT adalah

penjabaran dari Renstra yang memuat target kinerja dalam kurun waktu satu tahun yang disusun oleh setiap unit kerja dan satuan kerja.

5. Dokumen Perjanjian Kinerja yang selanjutnya disebut Dokumen PK

adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja

/perjanjian kinerja antara pejabat dan atasan langsungnya dalam mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.

6. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah Laporan Kinerja tahunan

yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

7. Eselon II yang dimaksud termasuk Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) dan Sekolah Tinggi Imu Statistik (STIS).

8. Unit kerja adalah eselon II di BPS Pusat.

(6)

- 4 -

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Pedoman penyusunan SAKIP disusun sebagai standar tahapan yang

harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja dalam melaksanakan SAKIP, guna mendorong terwujudnya hasil pelaksanaan tugas yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel) sehingga tercapai penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam upaya mewujudkan Good Governance.

(2) Tujuan disusunnya pedoman penyusunan SAKIP meliputi:

a. terwujudnya pedoman dan standar dalam pengukuran kinerja;

b. terwujudnya persamaan persepsi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi;

c. terwujudnya alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

pelaksanaaan tugas;

d. sebagai pedoman dalam pelaksanan kegiatan yang berkaitan

dengan pengukuran kinerja; dan

e. sebagai sarana pengendalian dan evaluasi atas kualitas pelaksanaan.

BAB III

RUANG LINGKUP PENGATURAN Pasal 3

Ruang lingkup pedoman penyusunan SAKIP meliputi:

a. Indikator Kinerja Utama (IKU);

b. Rencana Strategis (Renstra);

c. Rencana Kinerja Tahunan (RKT);

d. Perjanjian Kinerja (PK);

e. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

BAB IV

TATA URUTAN PENYUSUNAN SAKIP Pasal 4

Tata urutan dalam penyusunan SAKIP meliputi:

a. Indikator Kinerja Utama (IKU);

b. Rencana Strategis (Renstra);

(7)

- 5 -

d. Perjanjian Kinerja (PK); dan

e. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

Bagian Pertama

Indikator Kinerja Utama (IKU) Pasal 5

Kepala Badan Pusat Statistik wajib menetapkan IKU untuk:

a. Badan Pusat Statistik;

b. Eselon I;

c. Eselon II;

d. BPS Provinsi; dan

e. BPS Kabupaten/Kota.

Pasal 6 Penetapan IKU bertujuan untuk:

a. Memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam

menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik dan

b. Memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan

sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

Pasal 7 Penyusunan IKU meliputi:

a. IKU Badan Pusat Statistik sekurang-kurangnya merupakan indikator

hasil (outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi.

b. IKU Eselon I merupakan indikator hasil (outcome) dan atau keluaran

(output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (output) unit kerja di bawahnya.

c. IKU Eselon II sekurang-kurangnya merupakan indikator keluaran

(output).

d. IKU BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan indikator hasil

(outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi dan atau indikator keluaran (output).

Pasal 8

(1) Untuk meningkatkan efektifitas terhadap IKU yang telah disusun, masing-masing unit kerja dan satuan kerja melakukan reviu secara berkala.

(8)

- 6 -

(2) Reviu dilakukan secara berkala paling sedikit 1 tahun sekali.

(3) Reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk melengkapi informasi yang dihasilkan dalam pengukuran kinerja.

(4) Reviu digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan, dengan meneliti fakta yang ada berupa kendala, hambatan maupun informasi lainnya.

Pasal 9

Kompilasi reviu IKU sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dilakukan oleh Biro Bina Program, mencakup:

a. Badan Pusat Statistik;

b. Eselon I;

c. Eselon II;

d. BPS Provinsi; dan

e. BPS Kabupaten/Kota.

Pasal 10

Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Bagian Kedua

Rencana Strategis (RENSTRA) Pasal 11

Renstra wajib disusun oleh:

a. Badan Pusat Statistik;

b. Eselon I;

c. Eselon II;

d. BPS Provinsi; dan

e. BPS Kabupaten/Kota.

Pasal 12

Tujuan penyusunan Renstra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 digunakan sebagai bahan rujukan dalam menyusun rencana kegiatan tahunan, melaksanakan, memantau, mengendalikan, dan mengevaluasi atas seluruh tugas dan fungsi unit kerja dan satuan kerja.

(9)

- 7 -

Pasal 13

(1) Renstra disusun sesuai dengan tugas, pokok, fungsi, dan kewenangan.

(2) Renstra BPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a disusun

dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

(3) Renstra Eselon I dan II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b

dan c disusun dengan berpedoman pada Renstra BPS.

(4) Renstra BPS Provinsi dan Renstra BPS Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 huruf d dan e disusun dengan berpedoman pada Renstra BPS dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Pasal 14

(1) Untuk meningkatkan efektifitas terhadap Renstra yang telah disusun,

masing-masing unit kerja melakukan reviu secara berkala.

(2) Reviu dilakukan secara berkala paling sedikit 1 tahun sekali.

(3) Reviu digunakan untuk perbaikan kinerja yang disesuaikan dengan

perkembangan lingkungan, dengan meneliti fakta yang ada berupa kendala hambatan maupun informasi lainnya.

(4) Reviu Renstra BPS dilakukan melalui Keputusan Kepala BPS.

Pasal 15

Pedoman Penyusunan Rencana Strategis (Renstra), tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Bagian Ketiga

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pasal 16

RKT wajib disusun oleh:

a. Badan Pusat Statistik;

b. Eselon I;

c. Eselon II;

d. BPS Provinsi; dan

(10)

- 8 -

Pasal 17

Tujuan penyusunan RKT oleh unit kerja dan satuan kerja untuk menjabarkan Renstra ke dalam rencana kerja periode tahunan.

Pasal 18

Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Bagian Ketiga

Penyusunan Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Pasal 19

Dokumen Perjanjian Kinerja wajib disusun oleh:

a. Badan Pusat Statistik;

b. Eselon I;

c. Eselon II;

d. BPS Provinsi; dan

e. BPS Kabupaten/Kota.

Pasal 20 Tujuan disusunnya dokumen PK untuk:

a. menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

b. sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan

sasaran unit kerja dan satuan kerja;

c. sebagai wujud komitmen antara pejabat dengan atasan langsungnya.

Pasal 21

Penyusunan Dokumen PK harus memperhatikan:

a. kontrak kinerja antara pejabat dengan atasan langsungnya;

b. dokumen perencanaan jangka menengah;

c. dokumen perencanaan kinerja tahunan;

d. dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran.

Pasal 22

(1)Badan Pusat Statistik menyusun perjanjian kinerja dan ditandatangani

(11)

- 9 -

(2)Eselon I menyusun perjanjian kinerja setelah menerima dokumen

pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh Kepala Badan Pusat Statistik dan pejabat Eselon I.

(3)Eselon II menyusun perjanjian kinerja setelah menerima dokumen

pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh pejabat Eselon I dan pejabat Eselon II.

(4)Badan Pusat Statistik Provinsi menyusun perjanjian kinerja setelah

menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh Sekretaris Utama dan Kepala BPS Provinsi.

(5)Badan Pusat Statistik Kabupaten/kota menyusun perjanjian kinerja setelah

menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota.

(6)Kepala Badan Pusat Statistik menyampaikan dokumen perjanjian kinerja

kepada Presiden melalui MenPAN dan RB selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berjalan.

(7)Kepala BPS Provinsi menyampaikan dokumen perjanjian kinerja kepada

Sekretaris Utama melalui Biro Bina Program selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berjalan.

(8)Kepala BPS Kabupaten/Kota menyampaikan dokumen perjanjian kinerja

kepada Kepala BPS Provinsi melalui Bagian Tata Usaha. BPS Provinsi mengkompilasi dan mengirimkan kepada Sekretaris Utama melalui Biro Bina Program selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berjalan.

Pasal 23

(1)Setiap triwulan BPS, Eselon I, Eselon II, BPS Provinsi dan BPS

Kabupaten/Kota melakukan pengukuran terhadap kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja.

(2)Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja. Pasal 24

(1)Pengelolaan data kinerja dilakukan dengan cara mencatat, mengolah, dan

(12)

- 10 -

(2)Pengelolaan data kinerja yang dimaksud mempertimbangkan kebutuhan

organisasi, kebutuhan manajerial, data/laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi.

(3)Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)

disampaikan dalam bentuk laporan monitoring kinerja triwulanan dan disampaikan bersamaan dengan laporan keuangan triwulanan.

(4)Dalam laporan tersebut ditambahkan analisis terhadap program dan

kegiatan.

Pasal 25

Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK), tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Bagian Keempat

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKIP) Pasal 26

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah wajib disusun oleh:

a. Badan Pusat Statistik;

b. Eselon I;

c. Eselon II;

d. BPS Provinsi; dan

e. BPS Kabupaten/Kota.

Pasal 27

Penyusunan LKIP tahunan bertujuan sebagai pertanggungjawaban atas hasil pelaksanaan tugas dan fungsi kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Pasal 28

(1)Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik disampaikan kepada Presiden

melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi selambat-lambatnya tanggal 15 Maret tahun anggaran

berikutnya.

(2)Laporan Kinerja tingkat unit organisasi Eselon I, Eselon II dan BPS

Provinsi/Kabupaten/Kota disampaikan kepada Kepala Badan Pusat Statistik melalui Biro Bina Program dan Inspektorat Wilayah selambat-lambatnya tanggal 1 Maret tahun anggaran berikutnya.

(13)

- 11 -

Pasal 29

(1) LKIP tahunan berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang

ditetapkan dalam dokumen PK dan dokumen perencanaan.

(2) Pencapaian sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekurang-kurangnya menyajikan informasi tentang:

a. pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

b. realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi;

c. penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan

d. perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan

dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. Pasal 30

Fokus pelaporan dalam Laporan Kinerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 meliputi:

a. Badan Pusat Statistik melaporkan pencapaian tujuan/sasaran strategis

yang bersifat hasil (outcome);

b. Eselon I melaporkan pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat

hasil (outcome) dan atau keluaran (output) penting;

c. Eselon II dan BPS Provinsi melaporkan pencapaian sasaran strategis yang

bersifat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output) lainnya;

d. BPS Provinsi melaporkan pencapaian sasaran strategis yang bersifat

keluaran (output) penting dan atau keluaran (output) lainnya; dan

e. BPS Kabupaten/Kota melaporkan pencapaian sasaran strategis yang

bersifat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output) lainnya. Pasal 31

LKIP tahunan dimanfaatkan untuk:

a. bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan;

b. penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang;

c. penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang; dan

d. penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Pasal 32

(1)Pimpinan unit kerja melakukan pemantauan terhadap pencapaian target

(14)

- 12 -

(2)Inspektorat melakukan reviu terhadap Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

yang telah disusun oleh Badan Pusat Statistik sebelum diserahkan kepada Menpan dan RB;

(3)Inspektorat melakukan evaluasi terhadap LKIP tahunan yang telah disusun

oleh unit kerja dan satuan kerja di lingkungan Badan Pusat Statistik.

(4)Pengaturan mengenai evaluasi terhadap LKIP tahunan diatur dalam

peraturan Kepala Badan Pusat Statistik. Pasal 33

Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

BAB V SANKSI Pasal 34

Setiap unit kerja yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 11 , 16, 19 dan Pasal 26 dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dari Sekretaris Utama yang melaksanakannya sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI PENGAWASAN

Pasal 35

Pimpinan Badan Pusat Statistik dan masing-masing unit kerja dan satuan kerja melaksanakan pengawasan terhadap Peraturan ini.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 36

Semua peraturan yang terkait dengan SAKIP yang telah ada sebelum dikeluarkannya peraturan ini dinyatakan tetap berlaku dan paling lambat awal tahun anggaran 2015 telah menyesuaikan dengan Peraturan ini.

(15)

- 13 -

BAB VIII PENUTUP

Pasal 37

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 12 Januari 2015

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

(16)

KATA PENGANTAR

Perencanaan merupakan suatu pondasi dalam menentukan arah kebijakan yang strategis melalui penetapan program dan kegiatan yang tepat. Salah satu kebutuhan mendasar dalam perencanaan adalah tersedianya data dan informasi yang akurat dan terpercaya. Data dan informasi tersebut diformulasikan dalam bentuk kebijakan, pemantauan, dan evaluasi program kegiatan yang telah ditetapkan untuk dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Rencana strategis (Renstra) BPS Kabupaten Paser periode tahun 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan BPS Kabupaten Paser yang akan menjadi pedoman dan arahan dalam upaya mencapai visi dan misi BPS dalam membangun perstatistikan secara nasional maupun internasional.

Bagi semua pihak yang telah berpartisipasi mewujudkan dalam penyusunan Renstra BPS Kabupaten Paser periode Tahun 2015-2019, disampaikan terima kasih atas segala masukan dan pemikiran hingga tersusunnya Renstra ini. Semoga dokumen perencanaan ini bemanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Tana Paser, Mei 2015 Kepala BPS Kabupaten Paser,

(17)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 iii

Ringkasan Eksekutif

Perencanaan merupakan titik awal untuk menentukan arah kebijakan dan strategi melalui penetapan program dan kegiatan yang tepat. Data dan informasi yang andal, dapat dipercaya akan menjadi acuan yang berguna bagi semua kepentingan dalam merumuskan kebijakan, monitoring, dan evaluasi program dalam rangka mencapai rencana yang efektif dan efisien.

Untuk membangun perstatistikan di Indonesia maupun secara internasional BPS menetapkan visi “Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua”. Upaya untuk mencapai dan merealisasikan visi tersebut maka ditetapkan misi sebagai berikut : 1). Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional, 2).Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik, 3).Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas, dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.

Melalui pernyataan visi dan misi tersebut, BPS memiliki aspirasi untuk mencapai sejumlah tujuan strategis di tahun 2019, yaitu: (1) peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas; (2) peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik; (3) penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik; dan (4) peningkatan birokrasi yang akuntabel. Tujuan strategis ini mencerminkan fokus perubahan yang akan dilakukan oleh BPS dalam periode Renstra 2015–2019, yakni bahwa BPS berupaya terus-menerus untuk meningkatkan: (1) kualitas dari produk yang dihasilkannya (data stastistik); (2) kualitas dari pelayanan untuk mendiseminasi data statistik kepada penggunanya; (3) efektifitas di dalam melakukan pembinaan dan koordinasi kegiatan statistik; dan (4) kualitas dari proses tata kelola (governance) di dalam organisasinya. Keseluruhan tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam 9 sasaran strategis, yang masing-masing memiliki target indikator untuk mengukur keberhasilan dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.

(18)

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis diwadahi dalam sejumlah program, yakni: (1) Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (PPIS); (2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS (DMPTTL); dan (3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS (PSPA).

Pada akhirnya, seluruh penjabaran tujuan serta sasaran strategis dalam Renstra BPS Kabupaten Paser 2015–2019 tersebut akan menjadi pedoman bagi BPS untuk mewujudkan visinya sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

(19)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 v

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar... Ringkasan Eksekutif... Daftar Isi... Daftar Tabel... Ii Iii v vi Bab I Pendahuluan 1.1 1.2 Kondisi Umum... Potensi dan Permasalahan...

1 3

Bab II Visi dan Misi BPS

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 Visi... Misi... Tujuan... Keterkaitan Tujuan dan Misi... Sasaran Strategis... Nilai-Nilai Inti... 7 8 13 13 16 18

Bab III Arah Kebijakan Strategis, Kerangka Regulasi dan Kelembagaan

3.1 3.2 3.3 3.4

Arah Kebijakan dan Strategis Daerah... Arah Kebijakan dan Strategis BPS Kabupaten Paser... Program dan Kegiatan... Kerangka Regulasi dan Kelembagaan...

21 25 27 30

Bab IV Target Kinerja dan Pendanaan

4.1 4.2 Target Kinerja... Kerangka Pendanaan... 34 37 Bab V Penutup... 39 Daftar Pustaka... 41

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Visi dan Misi . . . ... . . . 14 Tabel 2. Tujuan yang akan dicapai . . . ... . . . 20 Tabel 3. Tujuan dan Sasaran Strategis . . . ... . . . 24 Tabel 4. Keterkaitan Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis,

arah kebijakan dan Strategi. . . . ... . . . 43 Tabel 5. Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja . ... . . . 52 Tabel 6. Matriks Kerangka Pendanaan program/kegiatan BPS ... . . . 57

(21)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Perencanaan merupakan titik awal untuk menentukan arah kebijakan dan strategi melalui penetapan program dan kegiatan yang tepat. Data dan informasi yang andal, dapat dipercaya akan menjadi acuan yang berguna bagi semua kepentingan dalam merumuskan kebijakan, monitoring, dan evaluasi program dalam rangka mencapai rencana yang efektif dan efisien. Dengan, adanya rencana strategis yang jelas, relevan, dan terukur, ukuran kinerja dalam bentuk output dan outcome, hal ini merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan Penganggaran Berbasis Kinerja (performance based budgeting).

Dalam rangka menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional, Pemerintah menetapkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Visi dalam RPJPN 2005-2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur, yang salah satunya ditandai dengan terwujudnya bangsa Indonesia yang memiliki daya saing yang tinggi.

Rencana Strategis Badan Pusat Statistik (Renstra BPS) Kabupaten Paser Tahun 2015-2019 disusun berlandasarkan Renstra BPS RI Tahun 2015-2015-2019 dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Paser Tahun 2010-2015.

Renstra BPS Kabupaten Paser Tahun 2015-2019 menjadi acuan umum bagi seluruh jajaran BPS Kabupaten Paser dan para pemangku kepentingan, khususnya penyelenggara kegiatan statistik dalam melaksanakan pembangunan daerah/ nasional di bidang statistik selama lima tahun ke depan. Renstra juga sebagai dasar bagi BPS Kabupaten Paser dalam melaksanakan kewajiban sebagai penyedia data dan informasi statistik. Untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan, maka dalam Renstra perlu dijabarkan secara lebih rinci ke dalam dokumen rencana tahunan melalui Rencana Kerja Tahunan.

(22)

Pembangunan daerah Kabupaten Paser di bidang ekonomi selama empat tahun terakhir mengalami perbaikan. Pertumbuhan ekonomi dari 17,31 persen pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 7,53 persen pada tahun 2012, akan tetapi meningkat kembali menjadi 8,79 persen pada tahun 2013. Pendapatan regional per kapita (Produk Domestik Regional Bruto per kapita) meningkat dari Rp. 57,34 juta menjadi Rp. 75,30 juta selama periode tahun 2010 sampai 2013. Tingkat pengangguran terbuka dari 6,82 persen menjadi 9,25 persen, demikian pula dengan tingkat kemiskinan dari 9,49 persen menjadi 7,94 persen. Sedangkan indikator di bidang kesejahteraan rakyat juga mengalami perbaikan, yaitu Indeks Pembanguan Manusia pada tahun 2010 sebesar 74,66 menjadi 76,56 pada tahun 2013. Berdasarkan indikator tersebut di atas, Kabupaten Paser telah mengalami perbaikan di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan selama periode 2010-2013.

Pencapaian selama perode di atas merupakan modal berharga bagi upaya perbaikan dan peningkatan daya saing Kabupaten Paser untuk periode berikutnya. Pembangunan Indonesia dalam RPJMN periode ketiga 2015-2019 diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasiskan sumber daya alam, sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode ketiga diperlukan perencanaan dan evaluasi yang tepat berdasarkan data dan informasi statistik yang berkualitas.

Upaya yang telah dilakukan BPS Kabupaten Paser dalam kurun waktu 2010-2013 telah menghasilkan data di bidang sosial dan ekonomi, serta desiminasinya, yaitu:

1. Di Bidang Sosial

Data kependudukan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, data kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, data pengangguran hasil Survei Angkatan Kerja Nasional.

(23)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 3

2. Di Bidang Ekonomi

Data pertanian hasil Sensus Pertanian (ST) tahun 2013, Data Produksi Padi dan Palawija, Data Perusahaan Perkebunan, Data Perusahaan Peternakan dan Rumah Potong Hewan. Data harga konsumen, harga pedagangan pedesaan, dan harga bahan konstruksi. Selain itu, data produk domestik regional bruto tahunan baik menurut sektoral maupun penggunaan, dan beberapa survei peruntukan wilayah provinsi dan nasional.

3. Diseminasi data, untuk kepentingan pengguna data BPS

Kabupaten Paser memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat, antara lain:

a) Penyempurnaan dan Pengembangan Website,

b) Penyebaran data berupa hardcopy dan softcopy gratis, c) Pelayanan Statistik Terpadu/ Perpustakaan.

4. Dalam mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa dilakukan pengawasan terhadap penggunaan anggaran yang menjadi tanggungjawab BPS secara intensif guna mencegah pemborosan sumber daya. Pengawasan dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan administrasi keuangan dan barang dalam rangka menuju tertib administrasi dan tetap memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan.

1.2 Potensi dan Permasalahan

BPS Kabupaten Paser adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian, yang merupakan perwakilan BPS RI di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada BPS Provinsi Kalimantan Timur. BPS Kabupaten Paser mempunyai tugas, fungsi dan wewenang yang diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2007 tentang BPS. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, menempatkan BPS pada posisi strategis dalam mengembangkan Sistem Statistik Nasional.

(24)

BPS menjadi Badan yang bertanggungjawab dalam penyediaan data dan informasi statistik dasar, serta menjalankan fungsi koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan statistik sektoral di Pemerintah Kabupaten/Kota. Untuk itu, BPS mengeluarkan Peraturan Kepala BPS Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Statistik Sektoral oleh Pemerintah Daerah. Selain itu, untuk meningkatkan ketersediaan data dan informasi kebutuhan perencanaan pemerintah daerah, BPS telah menerbitkan peraturan kepala BPS Nomor 37 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan kerja sama dalam rangka kegiatan statistik, teknologi informasi, dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan BPS. Selanjutnya, peraturan kepala BPS Nomor 51 tahun 2013 tentang harga satuan pokok kegiatan BPS untuk tahun anggaran 2014.

Sumber daya manusia yang ada pada BPS Kabupaten Paser memiliki jabatan fungsional statistisi terampil. Disamping itu, Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang potensial untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Peralatan dan perlengkapan tersebut untuk keperluan pengumpulan data, pengolahan, maupun diseminasi yang berbasis TIK.

1.2.1 Potensi

Data dan informasi statistik berkualitas sangat dibutuhkan baik oleh Pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan. Sektor swasta juga memerlukan data untuk perencanaan makro dalam bisnis. Demikian pula, dengan lembaga internasional menggunakan data untuk memperoleh kondisi ekonomi dan sosial.

Uraian berikut menjabarkan potensi BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik berkualitas periode 2015–2019;

 Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik, merupakan payung hukum bagi BPS untuk menyelenggarakan kegiatan statistik yang diatur lebih lanjut dalam PP No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaran Statistik. Sesuai dengan undang-undang tersebut, BPS menjadi lembaga yang bertanggung jawab dalam penyediaan data dan informasi statistik dasar. BPS juga menjalankan fungsi koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan statistik sektoral di Indonesia.

(25)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 5  Sumber daya manusia (SDM) berkualitas, BPS mengelola Perguruan Tinggi yang

menghasilkan tenaga statistik profesional, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). BPS juga memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Statistik, yang berfungsi mengembangkan kompetensi SDM aparatur baik di lingkungan internal BPS maupun instansi pemerintah lainnya.

 Sebagai instansi pembina bagi jabatan fungsional statistisi dan jabatan fungsional pranata komputer.

 Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kualitas kegiatan statistik, baik dari sisi pengumpulan, pengolahan maupun diseminasi. Penggunaan mobile applications akan menjadikan proses pengumpulan data survei berlangsung dengan lebih cepat dan efisien. Dalam hal diseminasi data, akan memudahkan pengguna data untuk mengakses data BPS dari mana pun.

 Sebagai penyedia data untuk Sustainable Development Goals (SDG’s); seperti pengentasan kemiskinan (poverty eradication); pertanian, ketahanan pangan dan nutrisi yang berkelanjutan (sustainable agriculture, food security and nutrition); kesehatan; pendidikan; air dan sanitasi; energi; pertumbuhan ekonomi, lowongan kerja dan infrastruktur.

1.2.2 Permasalahan

BPS Kabupaten Paser telah mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang perlu diatasi dalam periode 2015–2019, baik permasalahan internal maupun eksternal;

a) Internal,

 Sumber Daya Manusia, belum optimalnya dalam jumlah dan kapabilitas yang kompeten,

One Man One PC, belum optimalnya sarana dan prasarana kerja, terutama jumlah sarana teknologi informasi,

Respon Rate yang masih rendah, disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran responden dalam memberikan jawaban terutama untuk responden usaha/perusahaan,

Small Area Statistic, belum terpenuhinya data berskala mikro,

Timeliness, belum optimalnya penyajian dan desiminasi data tepat waktu; hal ini terkait dengan masih terjadinya kegiatan yang tumpang tindih,

(26)

 Sistem Aplikasi Pengolahan, masih dijumpai sistem aplikasi yang belum terintegrasi antar kegiatan.

b) Eksternal,

 Kebutuhan Data Meningkat, belum optimalnya pemenuhan akan kebutuhan

data masyarakat, disebabkan semakin padatnya kegiatan baik rutin maupun ad

hoc.

 Koordinasi Antar Instansi, belum optimalnya koordinasi antar instansi tentang statistik.

 Undang Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, tidak

(27)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 7

BAB 2

VISI dan MISI BPS

2.1 Visi

Visi adalah kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh organisasi. Perumusan visi dimaksudkan untuk;

a) mencerminkan apa yang ingin dicapai organisasi pada suatu periode waktu tertentu di masa datang,

b) memberikan arah dan fokus strategis yang jelas,

c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam sebuah organisasi,

d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga seluruh elemen organisasi memiliki penyikapan yang sama tentang masa depan organisasi,

e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi; dan f) mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Visi BPS Kabupaten Paser periode 2015-2019 dibangun dengan memperhatikan pencapaian BPS Provinsi Kalimantan Timur dan BPS RI pada Pembangunan Jangka Menengah Daerah/Nasional periode kedua 2010–2014 melalui telaah dan analisis yang mendalam dan komprehensif. Pembangunan di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil, perkembangan teknologi informasi yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi statistik, serta memperhatikan kesiapan Sumber Daya Manusia dalam penyelenggara statistik. Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, maka Visi BPS 2015-2019 disepakati tetap sama dengan Visi BPS periode 2010–2014, yaitu sebagai berikut:

Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua” (“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)

BPS Kabupaten Paser mempunyai tugas pokok menyediakan dan melakukan koordinasi ketersediaan data dan informasi statistik pada lingkup daerah maupun

(28)

nasional bahkan internasional. Kata “pelopor” mempunyai makna sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak

mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data

nasional maupun internasional.

Dengan visi tersebut, eksistensi BPS Kabupaten Paser sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya oleh semua pihak. BPS bukan hanya bagian dari pemerintah, akan tetapi juga bagian dari keseluruhan masyarakat dan aspek kehidupan. Di samping itu, visi ini memberikan ruang yang cukup bagi peran serta berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.

Penyebarluasan data dan informasi statistik melalui berbagai saluran agar pemanfaatannya dapat menjangkau secara luas, baik pengguna data di dalam negeri maupun di luar negeri.

Visi Badan Pusat Statistik tahun 2015-2019 ini tidak terlepas dari upaya mewujudkan Visi Pembangunan 2005-2025 yaitu; “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan melaksanakan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu; “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.

2.2 Misi

Misi dimaksudkan adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi organisasi menjelaskan alasan keberadaan suatu organisasi (the reason of being). Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Misi instansi pemerintah dirumuskan dengan jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki instansi pemerintah sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perumusan misi instansi pemerintah dilakukan dengan memperhatikan masukan

(29)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 9

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.

Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu:

a) mencakup semua maksud yang terkandung dalam pernyataan visi,

b)memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai,

c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh instansi pemerintah, dan

d)memperhitungkan berbagai masukan dan stakeholders.

Pernyataan misi BPS yang dikaitkan dengan Visi BPS djabarkan sebagai berikut. Tabel. 1. Visi dan Misi

Misi Badan Pusat Statistik tahun 2015-2019 mengandung arti:

1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional.

Menyediakan data statistik …

“Badan Pusat Statistik merupakan penyelenggara statistik dasar,

yaitu statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat” (Perpres No.86 tahun 2007)”.

(30)

… berkualitas …

“Berkualitas berarti data statistik yang dihasilkan BPS memenuhi dimensi kualitas yakni relevan, akurat, disajikan tepat waktu, koheren, dapat diakses, dan dapat diinterpretasikan”.

… melalui kegiatan statistik yang terintegrasi …

“Kata terintegrasi bermakna bahwa penyelenggarakan kegiatan statistik perlu lebih mengedepankan pendekatan fungsional, serta mengurangi pelaksanaan yang tersekat (silo thinking). Pendekatan fungsional berarti alur proses dari pengumpulan data, pengolahan data hingga diseminasi data dilakukan secara terintegrasi antar subject matter.

Terintegrasi juga berarti penyelenggaraan statistik yang dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat harus saling mengisi dan saling memperkuat dalam memenuhi kebutuhan statistik, serta menghindari terjadinya duplikasi kegiatan (UU no. 16 tahun 1997).

… dan berstandar nasional maupun internasional …

“Setiap penyelenggaraan kegiatan statistik, BPS akan selalu berpedoman kepada konsep, standar dan metode yang berlaku secara universal dan berstandar internasional, mengikuti kaidah yang digariskan dalam Fundamental Principle of Official Statistics”.

2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui

pembinaan dan koordinasI di bidang statistik

Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan…

“Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan statistik. Sistem Statistik Nasional perlu diwujudkan secara terus menerus dan berkelanjutan. (UU no. 16 tahun 1997)”.

(31)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 11 … melalui pembinaan dan koordinasi …

“Bahwa dalam rangka perencanaan pembangunan nasional pada umumnya, dan pembangunan sistem rujukan informasi statistik nasional pada khususnya, penyelenggaraan kegiatan statistik perlu didukung upaya-upaya koordinasi dan kerjasama serta upaya pembinaan terhadap seluruh komponen masyarakat statistik (PP No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik)”.

Koordinasi dan kerjasama penyelengaraan statistik meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:

 Pelaksanaan kegiatan statistik;

 Pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran.

Koordinasi dan atau kerjasama penyelenggaraan statistik antara BPS, instansi pemerintah, dan masyarakat dilaksanakan atas dasar prinsip kemitraan. Koordinasi dan atau kerjasama pelaksanaan kegiatan statistik dilakukan dalam rangka membangun satu pusat rujukan informasi statistik nasional.

Koordinasi dan atau kerjasama pelaksanaan kegiatan statistik mencakup perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan atau analisis statistik”. “BPS memiliki mandat untuk melakukan pembinaan terhadap instansi lain terkait dengan pelaksanaan kegiatan statistik sektoral. BPS juga memiliki mandat untuk melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan instansi pemerintah untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran. (UU no. 16 tahun 1997).

Dalam melakukan pembinaan statistik, BPS dapat bekerja sama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swasta, dan atau unsur masyarakat lainnya. Upaya pembinaan statistik yang dilakukan BPS sesuai PP No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik, meliputi:

a) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan

statistik;

b) Pengembangan statistik sebagai ilmu;

c) Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat

(32)

d) Perwujudan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam kerangka semangat kerjasama dengan para penyelenggara kegiatan statistik lainnya; e) Pengembangan sistem informasi statistik;

f) Peningkatan penyebarluasan informasi statistik;

g) Peningkatan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik untuk mendukung pembangunan nasional;

h) Peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.

3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas, dan amanah untuk kemajuan perstatistikan

Membangun insan statistik …

“Pembangunan insan statistik dilakukan untuk mewujudkan pengejawantahan nilai-nilai organisasi Badan Pusat Statistik, yakni profesional, berintegritas dan amanah”.

… yang profesional…

“Dalam menyelenggarakan kegiatan statistik, insan statistik yang harus memiliki kapasitas dan kapabilitas yang diperlukan untuk menghasilkan data statistik yang berkualitas”.

… berintegritas …

“Insan statistik yang menyelenggarakan kegiatan statistik harus memiliki integritas yaitu memiliki sikap dan perilaku dalam melaksanakan profesi/tugasnya seperti dedikasi (pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban), disiplin (melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan), konsisten (satunya kata dengan perbuatan), terbuka (menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik-kritik dari berbagai pihak), dan akuntabel (bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur)”.

…amanah…

“Amanah merujuk kepada sikap yang selalu mengedepankan kejujuran di dalam melaksanakan kegiatan statistik”.

(33)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 13 2.3 Tujuan

Tujuan diartikan sebagai kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Tabel. 2. Tujuan Yang Akan Dicapai

2.4 Keterkaitan Tujuan dan Misi

Keterkaitan tujuan dan misi BPS Kabupaten Paser, sebagai berikut;

Tujuan 1: Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas terkait dengan :

1.1Misi ke-1 : Menyediakan data statitik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional,

1.2Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang professional, berintegrasi dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.

(34)

Tujuan 2: Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan:

2.1 Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang

statistik,

2.2 Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.

21

Tujuan 3: Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan:

3.1 Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,

3.2Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.

Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:

4.1 Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.

Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building – Change and Reform for Development of Statistics in Indonesia), kerangka penjaminan kualitas.

Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.

Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam terselenggaranya

(35)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 15

Sistem Statistik Nasional, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan. Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.

22

Keberhasilan BPS dalam hal penerapan pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) diukur dengan cara melihat keberhasilan tujuan, sehingga perlu ditetapkan secara spesifik indikator dan target dari setiap tujuan BPS. Indikator dan target dari tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

(36)

2.5 Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh BPS yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari satu atau beberapa program BPS. Program BPS terdiri dari program teknis yang merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada masyarakat (pelayanan eksternal) dan program generik merupakan program-program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung dan atau administrasi BPS (pelayanan internal). Adapun tujuan dan sasaran strategis teknis BPS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 3. Tujuan dan Sasaran Strategis Teknis

Secara ringkas rumusan indikator pada sasaran strategis pembangunan statistik dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut.

1. Sasaran strategis dari tujuan pertama: ”Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas”, adalah:

1.1. Meningkatnya kepercayaan pengguna terhadap kualitas data BPS Dengan indikator sasaran:

(37)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 17

1.1.2. Persentase konsumen yang selalu menjadikan data dan informasi statistik BPS sebagai rujukan utama

1.1.3. Persentase pemutakhiran data MFD dan MBS

1.1.4. Jumlah aktivitas statistik yang mempublikasikan nilai akurasi 1.1.5. Jumlah publikasi/laporan statistik yang terbit tepat waktu 1.1.6. Jumlah release data statistik yang tepat waktu

1.1.7. Jumlah publikasi/laporan sensus yang terbit tepat waktu

1.2. Meningkatnya kualitas hubungan dengan sumber data (respondent

engagement)

Dengan indikator sasaran:

1.2.1. Persentase pemasukan dokumen (response rate) survei dengan

pendekatan rumah tangga

1.2.2. Persentase pemasukan dokumen (response rate) survei dengan

pendekatan usaha

1.2.3. Persentase pemasukan dokumen (response rate) survei dengan

pendekatan non rumah tangga dan non usaha

1.3. Memastikan pengendalian mutu yang ekonomis, efektif, dan efisien Dengan indikator sasaran:

1.3.1. Jumlah self assement aktivitas statistik mandiri yang dihimpun

2. Sasaran strategis dari tujuan kedua: ”Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik”, adalah:

2.1. Meningkatnya kualitas hubungan dengan pengguna data (user engagement) Dengan indikator sasaran:

2.1.1. Persentase konsumen yang puas akan layanan data BPS

2.1.2. Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi statistik melalui website

2.1.3. Persentase konsumen yang puas terhadap akses data BPS

2.1.4. Persentase pengguna layanan yang merasa puas terhadap pemenuhan sarana dan prasarana BPS

3. Sasaran strategis dari tujuan ketiga: ”Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik”, adalah:

(38)

3.1. Meningkatnya koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan SSN Dengan indikator sasaran:

3.1.1. Jumlah metadata kegiatan statistik sektoral dan khusus yang dihimpun 3.2. Meningkatnya kualitas pembinaan dalam penyelenggaraan SSN

3.2.1. Jumlah fungsional statistisi dan pranata komputer pada

kementerian/lembaga

4. Sasaran strategis dari tujuan keempat: ”Peningkatan birokrasi yang akuntabel”, adalah:

4.1. Meningkatnya kualitas manajemen sumber daya manusia BPS Dengan indikator sasaran:

4.1.1. Persentase Pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu

4.1.2. Persentase pegawai yang berpendidikan minimal Diploma IV atau Strata I

4.2. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur Dengan indikator sasaran:

4.2.1. Hasil Penilaian SAKIP oleh Kementerian PAN & RB

4.2.2. Hasil Penilaian Reformasi Birokrasi oleh Kementerian PAN & RB

4.2.3. Persentase satker yang mendapatkan nilai evaluasi SAKIP kategori Baik 4.3. Meningkatnya tata kelola penggunaan anggaran dan pelaksanaan kegiatan Dengan indikator sasaran:

4.3.1. Opini terhadap Laporan Keuangan BPS oleh BPK 2.6 Nilai-Nilai Inti

Nilai inti merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh setiap pegawai dan yang memandu pegawai dalam memilih berbagai alternatif yang diperlukan untuk menuju masa depan. BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS.

Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah:

 Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik),

(39)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 19  Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil).

Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut:

1. Profesional

Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur unsur sebagai berikut:

 Kompeten; mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban,

 Efektif; memberikan hasil maksimal,

 Efisien; mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya minimal,

 Inovatif; selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan

 melalui proses pembelajaran diri secara terus-menerus,

 Sistemik; meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses

sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.

2. Integritas

Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut:

 Dedikasi; memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban dan institusi,

 Disiplin; melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,

 Konsisten; selarasnya kata dengan perbuatan,

 Terbuka; menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak,

 Akuntabel; bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.

3. Amanah

Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsur-unsur sebagai berikut:

(40)

 Terpercaya; melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual,

 Jujur; melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas,

 Tulus; melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan

(pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa,

(41)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 21

BAB 3

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,

DAN KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Daerah

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Paser, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah meliputi:

a. Mengoptimalkan keunggulan daerah Kabupaten Paser di sektor pertanian melalui peningkatan produksi dan produktivitas serta pengembangan lembaga pendukung pra dan pasca panen. Berdasarkan strategi tersebut di atas, maka kebijakan pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Paser yang terkait dengan biang ekonomi diarahkan pada;

 Revitalisasi pertanian secara luas (pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan) melalui pendekatan system agribisnis dan penerapan teknologi tepat guna,

 Meningkatkan ketersediaan pangan aerah secara berkelanjutan,

 meningkatkan kualitas SDM petani dan nelayan, serta penguatan kelembagaan

pendukung baik pra panen maupun pasca panen seperti lembaga keuangan, pemasaran dan penyuluhan,

b. mengembangkan industry besar dan menengah berbasis pertanian dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kebocoran wilayah melalui peningkatan nilai tambah,

diarahkan pada;

 meningkatkan promosi dan pengembangan iklim investasi yang kondusif untuk

mendukung pengembangan industry agro,

 meningkatkan status kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan, sarana transportasi, irigasi, telekomunikasi dengan melibatkan peran aktif swasta dan masyarakat dalam rangka mendukung pembangunan wilayah serta pengembangan industri berbasis pertanian,

 meningkatkan profesionalisme dan ketrampilan pencari kerja serta

(42)

c. Mengembangkan usaha kecil dan mikro serta koperasi di wilayah perdesaan dalam rangka pengentasan kemiskinan, peningkatan pendapatan masyarakat dan mengatasi kesenjangan wilayah, diarahkan pada;

 Mengembangkan usaha kecil mikro yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah perdesaan,,

 meningkatkan daya saing produk usaha kecil dan mikro melalui pengembangan

koperasi, jaringan pemasaran dan pola kemitraan,

 meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan pelaku usaha kecil dan mikro,

d. Mensinergikan fasilitasi pemerintah, komitmen swasta, dan kekuatan kelembagaan

masyarakat dalam pengembangan kelembagaan dan system pelayanan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan strategi tersebut di atas, maka kebijakan pembangunan jangka menengah daerah yang terkait dengan sosial, budaya, kelembagaan diarahkan pada;

 Peningkatan akses masyarakat di berbagai pelapisan sosial terhadap

kelembagaan dan system pelayanan kesehatan,

 pengembangan Lembaga kesehatan Desa/ Kelurahan (LKD) berbasis

community development dan corporate social responsibility (CSR),

 pengembangan jaringan (network) pelayanan kesehatan yang berpusat pada rumah sakit pemerintah dan swasta,

e. Perluasan dan pemerataan kesempatan warga masyarakat memperoleh

pendidikan, masih terkait dengan sosial, budaya, kelembagaan diarahkan pada;

 Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di

kawasan perdesaan,

 Pengembangan kapasitas kelembagaan pendidikan pra sekolah dasar, dan

menengah serta pendidikan non formal,

 Penyediaan dan pemertaan kebutuhan serta peningkatan kualitas tenaga

pendidik.

 Pengembangan kapasitas kelembagaan pendidikan kejuruan dan teknologi.

f. Pengembangan pusat-pusat penyuluhan pertanian dan pengembangan masyarakat,

(43)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 23

 Revitalisasi penyuluhan pertanian dan pengembangan masyarakat berbasis

aktifitas on-farm, off-farm, dan non-farm,

 Peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia penyuluh pertanian dan pengembangan masyarakat,

 Peningkatan kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian dan pengembangan

masyarakat.

g. Pengembangan system perlindungan sosial. Masih terkait dengan sosial, budaya, kelembagan diarahkan pada;

 Pengembangan system informasi dan manajemen perlindungan sosial,

 Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan sosial dan sumberdaya

manusia perkerja sosial,

 Penguatan modal sosial dan kelembagaan masyarakat dalam rangka

perlindungan sosial,

h. Peningkatan kesejahteraan keluarga. Masih terkait dengan bidang sosial, budaya, kelembagan diarahkan pada;

 Pemberian insentif pengembangan income generating rumahtangga,

 Pemenuhan kebutuhan pangan keluarga dan gizi anak,

 Pemberdayaan perempuan dan lansia.

i. Membangun dan mengembangkan ketahanan sosial. Masih terkait dengan bidang sosial, budaya, kelembagan diarahkan pada:

 Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

 Pengembangan kedisiplinan dan ketaatan pada hukum,

 Penumbuhan tenggang rasa dan kesetiakawanan sosial,

 Pengembangan nilai-nilai dan sikap demokratis ,

 Penumbuhan dan peningkatan etos kerja keras.

 Peningkatan gemar IPTEK.

j. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan strategi tersebut di atas, maka kebijakan pembangunan jangka menengah daerah yang terkait dengan bidang lingkungan diarahkan pada:

 meningkatkan penataan lingkungan berdasarkan daya dukung dan daya

(44)

 memenuhi sarana dan prasarana dalam mendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.

 Meningkatkan kualitas data dan akses informasi lingkungan.

k. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk

mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan. Masih terkait dengan bidang lingkungan diarahkan pada;

 meningkatkan pemberdayaan dan partisifasi masyarakat.

l. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran, sumber daya alam dan lingkungan hidup dalamrangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Masih terkait dengan bidang lingkungan diarahkan pada;

 meningkatkan upaya penegakan hokum lingkungan secara konsisten.

 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran dan perusakan

lingkungan pada air, udara, lahan, pesisir dan keanekaragaman hayati.

m.Mengembangkan kapasita kelembagan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi. Masih terkait dengan bidang lingkungan diarahkan pada;

 meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan institusi

pengelola lingkungan hidup,

n.Mengalokasikan SDM yang efisien dan meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintahan agar dapat memberikan pelayanan yang optimum pada masyarakat. Berdasarkan strategi tersebut di atas, maka kebijakan pembangunan jangka menengah daerah yang terkait dengan bidang pemerintahan dan pelayanan umum diarahkan pada:

 meningkatkan kinerja SDM aparatur pemerintahan

o. Menyediakan dan memeratakan sarana dan prasarana public dengan pola perawatan terencana serta meningkatkan kemampuan teknis aparatur pelayanan publik. Masih terkait dengan bidang pemerintahan dan pelayanan umum diarahkan pada;

 meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang berkelanjutan,

(45)

Rencana Startegis Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2015-2019 25  mengembangkan system administrasi pertanahan yang terintegrasi penataan

ruang,

 meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam pembangunan politik,

 meningkatkan kualitas pelayanan perizinan,

 meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan,

 mengembangkan system hukum yang mendukung pembangunan daerah,

 meningkatkan kinerja pengelolaan kearsipan daerah,

 mengembangkan perpustakaan sebagai pusat keilmuan pembangunan.

p. Menyusun system perencanaan pembangunan yang didukung dengan data yang akurat berdasarkan kebutuhan masyarakat dan prioritas pembangunan. Masih terkait dengan bidang pemerintahan dan pelayanan umum diarahkan pada;

 mengembangkan basis data dan informasi pembangunan daerah,

 meningkatkan kinerja SDM aparatur pemerintahan,

 meningkatkan kondisi infrastruktur transportasi untuk meningkatkan

aksesbilitas wilayah,

 meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air dalam rangka

pembangunan pertanian,

 meningkatkan kualitas infrastruktur dasar pemukiman,

 meningkatkan kualitas penataan ruang.

(sumber:RPJMD Kabupaten Paser, 2011-2015) 3.2 Arah Kebijakan dan Strategi BPS Kabupaten Paser

Prioritas pembangunan jangka menengah di bidang statistik adalah meningkatkan kualitas statistik nasional yaitu data yang dihasilkan memenuhi berbagai kriteria, yaitu

akurat, relevan, tepat waktu/timeliness, mudah diakses/accessibility,

koheren/coherence. Arah kebijakan pembangunan nasional/daerah yang terkait

dengan pembangunan statistik, merupakan dasar pertimbangan BPS dalam menetapkan kerangka pikir dan arah kebijakan pembangunan statistik tahun 2015-2019. maka BPS Kabupaten Paser menetapkan arah kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran strategisnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat didapatkan bahwa dari 45 orang masyarakat yang memanfaatkan layanan konsultasi online diantaranya 65% masyarakat

BAGUS SALIS

Berdasarkan dari jumlah debit air, tinggi terjun air, dan efisiensi turbin dan generator, didapatkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Desa Batu

Iklan merupakan bagian dari promosi, oleh karena itu sebagai salah satu media promosi dalam mencapai sasarannya memengaruhi konsumen harus mampu memberikan kesan yang

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor :289/ Pid.Sus/ 2016/ PT.Mdn Halaman 6 dari 8 hal Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam tanggal 25 April 2016 Nomor

Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV

Liver 80% asam glukoronik 10% sulfat 10% bahan lain Conjugated Bilirubin (CB) =Soluble Bilirubin (SB) dilepas Albumin Urobilinogen v.Sentralis v.Kava inf

Dengan mode power dari luar maka setelah perintah pengkonversian temperatur DS18B20 akan merespon dengan mengirim bit 0 saat pengkonversian masih dalam proses dan