1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu laboratorium merupakan tempat yang aman bagi pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya di dalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien. (Khasani, 1990)
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang dibutuhkan dalam proses penelitian atau praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. (Anonim, 2013)
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik. (Setiawati, 2002)
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap pakai, tetapi dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan. (Imamkhasani, 2002)
diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan penelitian (Lubis, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui gambaran secara umum tentang alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan analisis zat gizi pangan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui nama dari peralatan praktikum analisis zat gizi pangan. b. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari peralatan praktikum analisis zat
gizi pangan. C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam pengenalan alat-alat laboratorium. 2. Mahasiswa mengetahui dan mengerti nama dan kegunaan dari alat praktikum
3 BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu & Tempat
Praktikum tentang pengenalan Alat-Alat Laboratorium dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2015 di ruang Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
B. Alat & Bahan Alat
1. Alat-alat praktikum laboratorium 2. Alat tulis
Bahan
C. Skema Kerja
Gambar 2.1 Skema Kerja Alat-Alat Laboratorium Menempatkan tas pada rak yang tersedia
Mencuci tangan sebelum praktikum
Mengikuti intruksi dari dosen, PLP, asisten praktikum baik tertulis maupun tidak tertulis mengenai alat-alat laboratorium yang berhubungan dengan penimbangan, penyaringan, pengukur
volume cairan, melarutkan zat padat, pemijaran dan pengabuan, serta pengeringan
Buat gambaran alat-alat laboratorium
Catat fungsi, jenis, cara kerja, dan hal penting tentang hot-plate magnetic stirrer, refractometer, moisture analyzer, spectrophometers UV-VIS, soxhlet
apparatus, timbangan analitik, timbangan manual, timbangan digital, oven, tanur, desikator, baker glass, labu erlenmayer, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, corong, mortar, pipa tetes, pipa volume, bulp, cawan porselen, gegep,
spatula kaca, spatula besi, bunsen, buret, statip Mulai
5 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 3.1 Alat-Alat Laboratorium
No. Nama Gambar Fungsi
1. Hot-plate Magnetic Stirrer
3. Moisture Analyzer
6. Timbangan Analitik
Gambar 3.6 Timbangan Analitik
Untuk menimbang zat dalam skala kecil dengan ketelitian 0,00001 g.
7. Timbangan Manual
Gambar 3.7 Timbangan Manual
Untuk menimbang makanan.
8. Timbangan Digital
Gambar 3.8 Timbangan Digital
Untuk menimbang bahan dengan ketelitian 1 g.
9. Oven harus bebas kadar air. 12. Beaker Glass
Gambar 3.12 Beaker Glass
7
13. Labu Erlenmayer
Gambar 3.13 Labu Erlenmayer
Untuk wadah cairan, tempat titrasi.
14. Gelas Ukur
Gambar 3.14 Gelas Ukur
Untuk mengukur volume suatu cairan
15. Labu Takar
Gambar 3.15 Labu Takar
Untuk mengukur volume cairan hingga 100 ml, untuk pengenceran suatu dari satu tempat ke tempat lain, sebagai penyaring.
Gambar 3.19 Pipa Tetes
20. Pipet Volume
22. Cawan Porselen
9
28. Statip
Gambar 3.28 Statip
Untuk menyangga/menjepit pipet.
B. Pembahasan
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Pada 8 Mei 2015, kelompok 10 melakukan praktikum tentang alat-alat laboratorium. Praktikum ini bertujuan agar mahasiwa mengetahui gambaran umum tentang alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam melakukan analisis zat pangan. Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu alat tuli dan alat-alat laboratorium yang meliputi Hot-plate magnetic stirrer, refractometer, moisture analyzer, spectrophotometers UV-VIS, soxhlet apparatus, timbangan analitik, timbangan manual, timbangan digital, oven, tanur, desikator, beaker glass, labu erlenmayer, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, corong, mortar, pipet tetes, pipet volume, bulp, cawan porselen, gegep, spatula kaca, spatula besi, bunsen, buret dan statip. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu buku panduan praktikum dan buku tulis.
cairan, pelarutan zat padat, pengabuan, pengeringan, berdasarkan fungsi dan bersifat khusus. (Marham, 2012)
Pengelompokkan alat penimbangan meliputi timbangan analitik, timbangan manual, dan timbangan digital. Timbangan analitik memiliki fungsi untuk menimbang makanan dalam skala kecil. Timbangan ini mempunyai ketelitian 0,0001 gram. Biasanya timbangan ini digunakan untuk menimbang bahan sampel analisis kadar air, abu, vitamin E atau menimbang alat seperti cawan petri. Timbangan manual berfungsi untuk menimbang makanan. Ketelitian timbangan ini sebesar 1 kg. Timbangan ini dapat digunakan untuk menimbang bahan-bahan makanan dalam rumah tangga. Timbangan digital berfungsi untuk menimbang makanan dengan ketelitian 1 gram. Timbangan ini dapat digunakan untuk menimbang makanan ukuran rumah tangga (URT) untuk mengetahui survey konsumsi gizi pada masyarakat.
Pengelompokkan alat selanjutnya yaitu berdasarkan penyaringan. Alat yang masuk dalam kelompok ini antara lain kertas saring dan corong. Jenis bahan saring bermacam-macam seperti, krus Gooch, fiber-glass, dan sintered glass. Kertas saring berfungsi untuk memisahkan cairan dari bahan padat yang terdapat pada cairan.
Pengelompokkan berdasarkan pengukur volume cairan terdiri dari beaker glass, labu erlenmayer, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, pipet tetes, pipet
11
dalam skala besar. Bulp berfungsi untuk memompa cairan dari pipet volume. Cawan porselen berfungsi untuk tempat bahan sampel.
Pengelompokkan alat-alat laboratorium berdasarkan pelarutan zat padat terdiri dari mortar dan hot-plate stirrer. Mortar berfungsi untuk menghaluskan bahan yang kasar dan hot-plate stirrer berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Mortar merupakan alat pelarut manual sedangkan hot-plate magnetic strirrer menggunakan listrik. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan digiling, digerus, ditumbuk, atau dipanaskan. (Sutrisno, 2012)
Pengelompokkan alat berdasarkan pengabuan terdiri dari tanur. Tanur berfungsi mengabukan bahan hingga mencapai suhu 1000oC.
Pengelompokkan alat berdasarkan pengeringan yaitu oven dan desikator. Oven berfungsi untuk mengeringkan bahan dan suhunya dapat mencapai 500-600oC. Desikator berfungsi untuk mengeringkan bahan dan dapat menyimpan sampel yang harus bebas dari kadar air. Pada bagian bawah desikator, terdapat bahan yang bernama silica gel. Silica gel berfungsi untuk menyerap uap air. Prinsip kerja pada alat ini yaitu bahan diletaakn di bagian atas, dan silica gel diletakkan di bagian bawah. Bahan-bahan tersebut tidak akan bisa menyerap uap air dari lingkungan. (Wiryawan, 2008)
Pengelompokkan alat berdasarkan fungsi yaitu gegep, spatula kaca, spatula besi, bunsen dan buret. Gegep berfungsi untuk menjepit cawan atau alat yang lainnya. Spatula kaca berfungsi untuk mengaduk larutan. Spatula besi berfungsi untuk mengaduk larutan dan mengambil bahan yang panas. Bunsen berfungsi untuk memanaskan dan dapat digunakan sebagai bahan aseptik. Buret digunakan untuk titrasi. Pada buret terdapat alat yang bernama statip yang berfungsi untuk menyangga atau menjepit pipet.
Pengelompokkan berdasarkan sifatnya yang khusus terdiri dari refractometer, moisture analyzer, spectrophotometers UV-VIS, dan soxhlet apparatus.
Refractometer berfungsi untuk mengatur kadar gula. Alat ini dapat digunakan
13 BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Alat-alat laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu pengelompokkan berdasarkan penimbangan, penyaringan, pengukur volume cairan, pelarutan zat padat, pengabuan, pengeringan, berdasarkan fungsi dan bersifat khusus.
2. Pengelompokkan berdasarkan penimbangan meliputi timbangan analitik, timbangan manual, dan timbangan digital.
3. Pengelompokkan berdasarkan penyaringan meliputi kertas saring.
4. Pengelompokkan berdasarkan pengukur volume cairan meliputi beaker glass, labu erlenmayer, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, bulp, dan cawan porselen.
5. Pengelompokkan berdasarkan pelarutan zat meliputi mortar dan hot-plate magnetic stirrer.
6. Pengelompokkan berdasarkan pengabuan meliputi tanur.
7. Pengelompokkan berdasarkan pengeringan meliputi oven dan desikator. 8. Pengelompokkan berdasarkan fungsi meliputi gegep, spatula kaca, spatula
besi, bunsen dan buret.
B. Saran
14
Khasani. 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty: Yogyakarta.
Setiawati. 2002. Keamanan Kerja Laboratorium. Semarang: Cahaya Pustaka Imamkhasani. 2002. Dasar-Dasar Praktikum Laboratorium. Jakarta: Rineka Cipta Kristianingrum, Susila. 2006. Penanganan Peralatan Laboratorium dan Bahan
Praktek Kimia. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Laksmi Widajanti. 2011. Analisis Zat Gizi. Kuliah Analisis Zat Gizi. FKM Undip, Semarang.
Lubis Muhsin, H. (2013). Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdibud. Dirjen Dikdasmen.
Marham. S, Ani. S. (2012). Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Day, R.A. Jr. and Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif edisi revisi, terjemahan R. Soendoro, dkk. Erlangga: Jakarta
Sutrisno, E. T dan Ina S. N. 2012. Penuntun Pratikum Kimia Dasar, UNPAS:Bandung.