BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Tinjauan Agronomis
Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat
dibudidayakan secara organik. Pembudidayaan organik terlahir dari revolusi hijau
yang merupakan upaya meningkatkan produksi pangan melalui usaha
pengembangan teknologi pertanian yang meliputi penggunaan bibit unggul,
penggunaan pupuk kimia, penggunaan pestisida kimia, mekanisasi pertanian, dan
penyuluhan pertanian secara massal. Revolusi hijau berkembang pesat dan
mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk dunia pada awal dekade
perkembangannya. Indonesia juga mengadopsi teknologi revolusi hijau dunia.
Hasilnya pada tahun 1984 Indonesia berhasil sebagai negara yang berswasembada
pangan. Namun revolusi hijau justru berdampak negatif, yaitu meningkatnya
penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang dapat mencemari lingkungan dan
menyebabkan keracunan pada manusia (Sriyanto, 2010).
Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi
pertanaman yang berasaskan daur ulang-hara secara hayati. Daur ulang hara dapat
melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu
memperbaiki status kesuburan tanah dan struktur tanah (Sutanto, 2002).
Prinsip-prinsip dasar dipilihnya pertanian padi organik :
(1) Dapat memutuskan ketergantungan terhadap produk sintetis
(3) Menjaga mutu dan kualitas yang bebas dari bahan-bahan kimia.
Tujuan utama dari pertanian organik adalah memperbaiki dan
menyuburkan kondisi lahan serta menjaga keseimbangan ekosistem. Sumber daya
lahan dan kesuburannya dipertahankan dan ditingkatkan melalui aktivitas biologi
dari lahan itu sendiri, yaitu dengan memanfaatkan residu hasil panen, kotoran
ternak, dan pupuk hijau (green manure crops). Produk pertanian dikatakan
organik jika produk tersebut berasal dari sistem pertanian organik yang
menerapkan praktik manajemen yang berupaya untuk memelihara ekosistem
melalui beberapa cara, seperti pendaurulangan residu tanaman dan hewan, rotasi
dan seleksi pertanaman (Sriyanto, 2010).
Tidak semua varietas padi cocok dibudidayakan secara organik. Varietas
padi yang cocok ditanam secara organik hanyalah jenis atau varietas alami.
Adapun 2 jenis varietas padi organik tersebut adalah :
1. Cintanur merupakan beras/padi varietas lokal yang dikembangkan lewat
perkawinan silang secara alami yang melibatkan benih varietas lokal.
Persilangan tersebut yaitu antara varietas pandan wangi dan lusi. Pandan
wangi dengan wanginya yang sangat khas dan lusi dengan sifat pulennya yang
kentara. Oleh karena itu beras organik (organic rice) Cintanur jika dimasak
rasanya sangat enak. Wangi sekaligus sangat pulen. Beras organik cintanur
bahkan lebih pulen daripada beras organik pandan wangi, dengan tingkat
aroma wangi yang hampir dikatakan sama
2. Ciherang merupakan beras organik yang berbeda dengan varietas lain.
Karakter khususnya yaitu butir beras ciherang berbentuk panjang. Untuk
organik pandan wangi. Dalam budidayanya, beras organik ciherang dikenal
karena mempunyai daya tahan yang kuat terhadap hama daripada beras
organik varietas lain. Dalam produktifitasnya pun, beras organik ciherang
dikenal lebih produktif dari beras organik varietas lain
(Mulyawan, 2011).
Pupuk organik yang sering digunakan untuk memupuk tanaman adalah
kompos. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman,
hewan,dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi. Pemupukan
lahan konversi secara total sudah tidak menggunakan pupuk anorganik seperti
urea, TSP, atau KCl sama sekali. Padi organik membutuhkan pupuk kandang dan
pupuk kompos legume sebanyak 4 ton/ha (Parnata, 2010).
Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi organik dapat dilakukan
secara: (1) pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menangkap hama
secara langsung atau menggunakan perangkap, (2) pengendalian secara kultur
teknis dilakukan dengan menanam tanaman inang di sekitar lahan tanaman padi
organik, (3) pengendalian menggunakan pestisida organik urinsa yang dapat
mengendalikan hama walang sangit, penggerek batang, wereng cokelat, dan
wereng hijau (Sriyanto, 2010).
2.1.2 Tinjauan Ekonomi
Tujuan dari kegiatan atau aktifitas ekonomi seperti yang dilakukan oleh
setiap orang adalah bagaimana memadukan faktor ekonomi yang dimiliki (dengan
jumlah yang terbatas) agar memperoleh hasil berupa keuntungan, selanjutnya
akan dapat meningkatkan pendapatan dari kegiatan ekonomi tersebut
Peningkatan pendapatan petani atau pengusaha pertanian ditentukan oleh
jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani atau perusahaan
pertanian, harga penjualan produksi dan biaya produksi/ usahatani atau
perusahaan pertanian. Jumlah produksi dari satu usahatani atau satu perusahaan
pertanian, ditentukan oleh skala usaha dan produktivitas yang dapat diperoleh satu
unit usahatani atau perusahaan pertanian. Besarnya skala usahatani dapat
ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk yang hidup/ berusaha dalam sektor
pertanian (Simanjuntak, 2004).
Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung sejauh mana usaha yang
telah dijalankan dapat memberikan keuntungan. Pendapatan usahatani tersebut
hanya akan diperoleh apabila semua biaya yang telah dikeluarkan dapat ditutupi
oleh hasil penjualan oleh kegiatan produksi yang telah dilakukan
(Soekarwati,1998).
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pendapatan
Pendapatan adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular
dan diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi setelah
mengeluarkan atau memisahkan sejumlah bagian yang menjadi biaya yang
ditanggung untuk memeperoleh penghasilan. Sumber – sumber utama pendapatan
adalah gaji dan upah serta lain-lain seperti balas jasa dari majikan, pendapatan
bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang
yang dipelihara, hasil investasi seperti bunga modal, tanah, uang pension, jaminan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual,
biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu
usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua
biaya (Soekartawi, 1995).
Pendapatan dari usahatani adalah total penerimaan dari nilai penjualan
hasil ditambah dari nilai hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan total
nilai pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk,
pestisida dan alat-alat) pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga,
pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993).
Peningkatan prndapatan petani atau pengusaha pertanian ditentukan oleh :
1. Jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani atau
perusahaan pertanian.
2. Harga penjualan produk
3. Biaya produksi/usahatani atau usaha pertanian
(Simanjuntak, 2004).
Pendapatan adalah suatu ukuran balas jasa terhadap faktor-faktor produksi
yang ikut dalam proses produksi. Pengukuran pendapatan untuk tiap-tiap jenis
factor produksi yang ikut dalam usahatani tergantung pada tujuannya. Pada
akhirnya para petani dari setiap usahataninta mengharapkan pendapatan yang
disebut dengan pendapatan usahatani. Pendapatan usaha tani adalah selisih antara
total penerimaan (TR) dengan total biaya (TC) atau dapat dituliskan dengan rumus
I = TR-TC
Dimana :
I = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
(Soekartawi, 1995).
Stragtegi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran dan
rencana yang komperhensif yang mengintegrasikan segala resource dan
capabilities yang mempunyai tujuan jangka pendek untuk meningkatkan
kompetisi. Jadi strategi adalah rencana yang mengandung cara komperhensif dan
integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat
untuk memenangjan kompetisi. Untuk menentukan mana yang terbaik tersebut
akan tergantung pada criteria yang digunakan (Anonimous d,2011).
Proses penyusunan rencana strategi melalui tiga tahap yaitu:
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap analisis
3. Tahap pengambilan keputusan
Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis.
Data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data external dan data internal yang
diperoleh dari dalam perusahaan, model yang digunakan dalam tahap ini yaitu :
1. Matriks faktor strategi eksternal
2. Matriks faktor stratrgi internal
2.2.2 Analisis Swot
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini
(Rangkuti, 2009).
Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang
terdiri atas tiga model yaitu :
a. Matrik Faktor Strategi Internal
Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, perlu diketahui terlebih dahulu
cara-cara penentuan dalam membuat tabel IFAS.
- Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan).
- Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya
pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat
baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap
kekuatan nilai “rating” terhadap kelemahan bersifat negatif, kebalikannya.
- Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot (kolom
3). Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor
- Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh
skoring pada kolom 4.
- Jumlah skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan,
pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi Internal
(IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian di perbandingkan antara total skor
kekuatan dan kelemahan.
b. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih
dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS.
- Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternalnya (peluang dan ancaman).
- Beri rating dalam masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya
pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 (sangat
baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap
kekuatan nilai “rating” terhadap kelemahan bersifat negatif, kebalikannya.
- Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot (kolom
3). Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
- Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh
- Jumlah skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan,
pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi Eksternal
(EFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian di perbandingkan antara total skor
kekuatan dan kelemahan.
c. Matriks Posisi
Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi
eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut :
a) Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan
sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :
- Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y > 0 dan
sebaliknya kalau ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilainya y < 0
- Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan
sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya
3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi turn-around agresif
4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi defensive diversifikasi
Gambar 1. Matriks Posisi SWOT
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan yang datang dari segi internal. Strategi yang
harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di
lain pihak, menghadapi kendala/kelemahan internal. Fokus strategi
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik. BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
(Situmorang dan Dilham, 2007).
Alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternative stretegis seperti yang dijelaskan dalam Tabel 2
Tabel 2. Matrik SWOT
IFAS
Sumber: Rangkuti, F. 2009
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Stretagi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
(Rangkuti, 2009).
Stragtegi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran dan
rencana yang komperhensif yang mengintegrasikan segala resource dan
capabilities yang mempunyai tujuan jangka pendek untuk meningkatkan
kompetisi. Jadi strategi adalah rencana yang mengandung cara komperhensif dan
integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat
untuk memenangjan kompetisi. Untuk menentukan mana yang terbaik tersebut
akan tergantung pada criteria yang digunakan (Anonimous d, 2011).
Proses penyusunan rencana strategi melalui tiga tahap yaitu:
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap analisis
3. Tahap pengambilan keputusan
2.3 Kerangka Pemikiran
Padi merupakan salah satu komoditas pangan yang dapat dibudidayakan
secara pertanian organik. Proyek perkembangan pertanian padi organik yang
dikelola sedemikian belum disertai dengan peningkatan prodktivitas dan
pendapatan petani. Padahal jika dilihat dari produktivitasnya yang tinggi dan
Usaha tani yang dijalankan ternyata memiliki faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi pendapatan petani. Diperlukan penentuan
alternative strategi dalam peningkatan pendapatan dengan mengunakan analisis
SWOT. Setelah dilakukan analisi faktor SWOT, maka kita dapat menentukan
strategi peningkatan apa yang cocok dan bias diterapkan untuk meningkatkan
pendapatan petani padi organik didaerah penelitian, secara sistematis kerangka
pemikiran dapat dilihat pada skema gambar berikut :
Keterangan :
: Ada hubungan
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran PETANI
Usahatani padi organik
Pendapatan petani
internal eksternal
( T ) Ancaman ( O )
Peluang ( S )
Kekuatan
( W ) Kelemahan
Strategi Peningkatan